• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA (HAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA (HAM)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN

PANCASILA

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Disusun Oleh:

Nama

: Bambang Kintoko Murti

Nim

: 11.02.7951

Kelompok

: A

Jurusan

: D3 – MI

Dosen

: Drs. Khalis Purwanto, MM

STMIK “AMIKOM” YOGYAKARTA

2011

(2)

Abstrak

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.

HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.

Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang

lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.

1. Perumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM

2. Perkembangan Pemikiran HAM 3. HAM dalam tinjauan Islam

4. HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional 5. Contoh-contoh pelanggaran HAM

1. Batasan Masalah

Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM.

(4)

BAB II

PENDEKATAN

A. Pendekatan Historis

Sejarah hak asasi manusia di indonesia – Hak-hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati). Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. Meskipun

demikian bukan berarti dengan hak-haknya itu dapat berbuat semau-maunya. Sebab apabila seseorang melakukan sesuatu yang dapat dikategorikan melanggar hak asasi orang lain, maka ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Pada hakikatnya “Hak Asasi Manusia” terdiri atas dua hak dasar yang paling fundamental, ialah hak persamaan dan hak kebebasan. Dari kedua hak dasar inilah lahir hak-hak asasi lainnya atau tanpa kedua hak dasar ini, hak asasi manusia lainnya sulit akan ditegakkan. Mengingat begitu pentingnya proses internalisasi pemahaman Hak Asasi Manusia bagi setiap orang yang hidup bersama dengan orang lainnya, maka suatu pendekatan historis mulai dari dikenalnya Hak Asasi Manusia sampai dengan perkembangan saat ini perlu diketahui oleh setiap orang untuk lebih menegaskan keberadaan hak asasi dirinya dengan hak asasi orang lain.

B.

Pendekatan sosiologis

Sosiologi dan hak asasi manusia memiliki hubungan canggung dan kompleks. Selama Pencerahan, sosiolog awal - filsuf sosial, benar-benar - memeluk kebebasan, kesetaraan, dan kebebasan. "Dengan benar dan dengan konvensi," tulis Jean-Jacques Rousseau pada tahun 1762, "orang akan sama" karena mereka menjalin kontrak sosial dengan satu sama lain.

Para sosiolog awal tidak menganggap diri siswa hanya masyarakat, tetapi digunakan pendidikan dan imajinasi mereka untuk mengabdikan diri untuk memahami bagaimana orang bisa membebaskan diri dari penindasan dan menciptakan masyarakat yang lebih baik.

(5)

Namun, seperti sosiolog semakin selaras diri dengan ilmu-ilmu alam, dimulai dengan Comte Agustus, mereka menganut gagasan mempelajari kehidupan sosial dan masyarakat tanpa emosi dan tidak kritis, menolak gagasan apapun mengenai menyelaraskan diri dengan agen-agen perubahan sosial yang progresif atau bahkan membayangkan kemungkinan untuk masyarakat yang lebih baik. Akibatnya, sosiolog, terutama sosiolog Amerika yang paling bersikeras tentang sosiologi ilmiah, terasing dari agen adat perubahan progresif di negara asal mereka, termasuk serikat buruh, Marxis, dan di Amerika Serikat, Gerakan Hak Sipil. Sosiologi akademis di Amerika Serikat sebagian besar tidak relevan di abad kedua puluh, dan, kemungkinan bahwa gerakan sosial macet karena karena sosiolog dan ilmuwan sosial lainnya bersembunyi di Menara Gading.

C.

Pendekatan Yuridis

Hukum HAM internasional mengacu pada tubuh hukum internasional yang dirancang untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia di tingkat internasional, regional dan domestik. Sebagai bentuk hukum internasional, hukum HAM internasional terutama terdiri dari perjanjian , perjanjian antara negara dimaksudkan untuk memiliki efek hukum yang mengikat antara pihak-pihak yang telah sepakat untuk mereka, dan hukum internasional adat , aturan-aturan hukum yang berasal dari perilaku yang konsisten negara bertindak keluar dari keyakinan bahwa hukum yang diperlukan mereka untuk bertindak seperti itu. Lain-lain instrumen hak asasi manusia internasional , sementara tidak mengikat secara hukum memberikan kontribusi untuk pelaksanaan, pemahaman dan perkembangan hukum hak asasi manusia internasional dan telah diakui sebagai sumber kewajiban politik.

Penegakan hukum hak asasi manusia internasional dapat terjadi di kedua tingkat domestik, regional atau internasional. Menyatakan bahwa meratifikasi perjanjian hak asasi manusia berkomitmen untuk menghormati hak-hak dan memastikan bahwa hukum nasional mereka kompatibel dengan undang-undang internasional. Ketika Hukum Domestik gagal untuk memberikan obat untuk pelanggaran hak asasi manusia pihak mungkin dapat resor untuk mekanisme regional atau internasional untuk menegakkan hak asasi manusia.

Hukum HAM Internasional terkait erat dengan, tetapi berbeda dari hukum humaniter internasional . Serupa, karena mereka mengandung norma-norma substantif seringkali sama atau terkait - misalnya baik memberikan perlindungan dari penyiksaan . Berbeda, karena

(6)

mereka diatur oleh kerangka hukum yang berbeda dan biasanya beroperasi dalam konteks yang berbeda dan mengatur hubungan yang berbeda. Umumnya, hak asasi manusia dipahami untuk mengatur hubungan antara negara dan individu dalam konteks kehidupan biasa, sedangkan hukum humaniter mengatur tindakan negara agresif dan partai-partai datang ke dalam kontak dengan, baik bermusuhan dan netral, dalam konteks konflik bersenjata.

(7)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Metode Pembahasan

Dalam hal ini penulis menggunakan:

1. Metode deskritif, sebagaimana ditunjukan oleh namanya, pembahasan ini

bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih (Atherton dan Klemmack: 1982).

2. Penelitian kepustakaan, yaitu Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang diteliti.

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

1. Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM

a. Pengertian

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya (Kaelan: 2002).

Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.

John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi, 1994).

Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang

(8)

wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”

b. Ciri Pokok Hakikat HAM

Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:

HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.

HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.

HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

2. Perkembangan Pemikiran HAM

Dibagi dalam 4 generasi, yaitu :

o

Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat

pada bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi

pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan

situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan

Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum

yang baru.

o

Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis

melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi

pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian

konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua,

hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi

ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi dan hak

politik.

(9)

o

Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua.

Generasi ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi,

sosial, budaya, politik dan hukum

dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga

menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar.

o Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan

menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut

Declaration of the basic Duties of Asia People and Government

3. HAM Dalam Tinjauan Islam

Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu bersifat permanent, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi (Abu A’la Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak, yakni hak manusia (hak al insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi manusia dan juga sebaliknya. Dalam aplikasinya, tidak ada satupun hak yang terlepas dari kedua hak tersebut, misalnya sholat.

Sementara dalam hal al insan seperti hak kepemilikan, setiap manusia berhak untuk mengelola harta yang dimilikinya.

(10)

Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan syariatnya sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakjat atau warga bangsa. Dengan demikian konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran tauhid. Konsep tauhid mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia. Konsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk yang oleh Harun

Nasution dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa ajaran tentang HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan sumber ajaran normative, juga terdapat praktek kehidupan umat islam.

Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama, Hak Darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup dilanggar maka berarti orang itu mati. Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier (tahsiny) yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F. Mas’udi, 2002)

Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al Maududi menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga negara adalah:

1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan ilegal.

2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa dilanggar kecuali setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan secara hukum dan memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk mengajukan pembelaan

3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan masing-masing 4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa

membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada umat Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok warga negara.

(11)

4. HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional

Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.

Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi seperti dalam

ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan seringnya mengalami perubahan.

5. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM

1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003. 2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu

mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.

3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.

4. Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.

5. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

(12)

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.

HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.

Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM

sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

1. Saran-saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.

Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

(13)

Refrensi

Agus Widjojo, 2000, Pancasila as the paradigm of Defense Development, Jakarta. Astrid S. Susanto Sunario, 1999, Indonesia Society Entering Century Twenty One, Jakarta: Directorate General DiktiDepdikbud. Darmodiharjo, Darji and Shidarta, 1996, Translation of Pancasila values in the Legal System of Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Mubyarto, 2000, Building the Economic System, London: BPFE.Notonagoro, 1974, the State Philosophy Pancasila Basic, Jakarta: CV Pantjuran seven .

Sumber Lain :

http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htm http:// www.google.co.id http://www.goodgovernance-bappenas.go.id/artikel_148.htm http:// www.teoma.com http:// www.kumpulblogger.com

Referensi

Dokumen terkait

Output penelitian berupa sebuah aplikasi Pemilihan Lokasi Pembangunan Perumahan yang dapat digunakan dengan mudah dan dapat diimplementasikan untuk mendukung

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ASERTIF SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

izin dari Pengadilan agama. 2) Perkawinan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga atau keempat. tanpa izin ari pengadilan agama, tidak memiliki

Realizing the importance of reflective practice in professional development of pre-service teachers, all teacher education institutions in Malaysia have put an emphasis

Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi pada kehamilan aterm, kematian yang terjadi karena trias klasik yaitu; perdarahan, infeksi dan gestosis (preeklamsia)

Pelatihan pencatatan dan pelaporan keuangan merupakan salah satu yang ditawarkan dari tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Profesor

PENEGAS SERTA PILIHAN KATA TERTENTU DALAM RAGAM FORMAL, SEMIFORMAL DAN NONFORMAL. Ragam Kata

- Tanya jawab dosen dan mahasiswa - Dosen menyimpulkan materi yang dibahas.. - Deskripsi, silabus dan SAP mata kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis