• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALIKOTA SURAKARTA PERATURANWALIKOTASURAKARTA NOMOR 3 TAHUN2012 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WALIKOTA SURAKARTA PERATURANWALIKOTASURAKARTA NOMOR 3 TAHUN2012 TENTANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

WALIKOTA SURAKARTA

PERATURANWALIKOTASURAKARTA

NOMOR 3 TAHUN2012 TENTANG

PETUNJUKPELAKSANAANPERATURANDAERAHNOMOR 11 TAHUN2011 TENTANGLEMBAGAKEMASYARAKATANKELURAHAN

DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA WALIKOTASURAKARTA,

Menimbang a. bahwa dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 11 tahun 2011 Tentang Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan, maka perlu membentuk petunjuk pelaksanaan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Walikota tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5234);

(2)

Memperhatikan

Menetapkan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah KabupatenjKota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

9. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Urusan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah (Lembaran daerah Kota Surakarta Tahun 2008 Nomor 4);

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2008 Nomor 7);

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2009 ten tang Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2009 Nomor 5);

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 11 Tahun 2011 tentang Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2011 Nomor 9);

10.

11.

12.

13

,.

.

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 ten tang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan;

2. Peraturan Menteri Sosial Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna;

MEMUTUSKAN:

PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA

NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

KEMASYARAKATANKELURAHAN.

PETUNJUK SURAKARTA

(3)

BABI

KETENTUANUMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Surakarta;

2. Walikota adalah Walikota Surakarta;

3. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

4. Pemerintah daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

5. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud • dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah

lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

7. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai Perangkat daerah Kota Surakarta;

8. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari walikota untuk menanggani sebagian urusan otonomi daerah, menyelenggarakan tugas umum pemerintahan;

9. 'Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kota Surakarta dalam wilayah kerja,Kecamatan;

10. Lurah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah di Lingkup Kelurahan;

11. Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan, yang selanjutnya disebut LKK adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Lurah dalam memberdayakan masyarakat.

12. Partisipasi adalah keikutsertaan, dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan, pembangunan.

13. Pembangunan adalah upaya untuk melakukan proses perubahan sosial ke arah yang lebih baik bagi kepentingan masyarakat di segala bidang di kelurahan.

14. Rukun Warga, yang selanjutnya disebut RW adalah bagian dari wilayah kerja lurah dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Lurah.

15. Rukun Tetangga, yang selanjutnya disebut RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Lurah.

16. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan, yang selanjutnya disebut TP PKK Kelurahan adalah lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK.

(4)

17.-Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, yang selanjutnya disebut LPMK adalah Lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Lurah dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.

18. Karang Taruna adalah Lembaga Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial darl, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di. wilayah kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.

19. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, 'perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan

pelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum, dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaran Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Maksud Petunjuk Pelaksanaan ini adalah :

a. sebagai upaya untuk mewujudkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas kelembagaan dalam penyelenggaraan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan;

b. sebagai pedoman bagi pengurus Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan. Pasal3

Tujuan Pedoman Pelaksanaan ini adalah terwujudnya LKK yang lebih terencana, terpadu, dan terkendali dalam pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan.

BAS III RUANG LINGKUP

Pasal4

Ruang lingkup Peraturan Walikota ini adalah mengatur tentang : a. susunan pengurus dan keanggotaan;

b.masa bakti dan pemberhentian; c. hubungan kerja;

d.pembinaan pengawasan; e. pendanaan.

(5)

BABIV LPMK Bagian Kesatu

Susunan Pengurus dan Keanggotaan Pasal5

(1) Susunan Pengurus LPMKterdi!"idari : a. 1(satu) orang Ketua;

b. 1(satu) orang Sekretaris; c. 1 (satu) orang Bendahara; dan d. Bidang-bidang yang terdiri dari :

1) Bidang Agama;

2) Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; 3) Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga;

4) Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup; 5) Bidang Perekonomian dan Kcperasi;

6) Bidang Kesenian dan BUdaya; 7) Bidang Keamanan dan Ketertiban;

8) Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat; 9) Bidang Informasi dan Komunikasi.

(2) Jumlah pengurus masing-masing bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d ditentukan melalui musyawarah antara Lurah dengan tokoh masyarakat sesuai dengan kebutuhan Kelurahan.

(3) Mekanisme pemilihan anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap sebagai berikut :

a. pemilihan Bakal Cwon Anggota LPMK dilaksanakan me1alui Musyawarah RT yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) Kepala Keluarga yang terdaftar sebagai warga pada RT yang bersangkutan untuk II"emilih bakal calon dari anggota RT tersebut; b. hasil musyawarah RT sebagaimana dimaksud pada huruf a,

dituangkan dalam Berita Acara, selanjutnya diajukan Ketua RT kepada Ketua RW;

c. pemilihan Calon Anggota LPMK dilakukan di tingkat RW, sesuai ketentuan Pemilihan Calon Anggota LPMK.

d. calon Anggota yang terpilih di seluruh RW diajukan kepada Lurah untuk ditetapkan sebagai anggota LPMK.

(4) Jumlah Bakal Calon Anggota LPMKditingkat RT dan Calon Anggota LPMK di tingkat RW disesuaikan dengan kebutuhan Kelurahan.

Pasal6 (1) Pengurus LPMKharus memenuhi syarat :

a. merupakan anggota LPMK;

b. sekurang-kurangnya berusia 21 (duapuluh satu) tahun dan/atau sudah kawin;

c. sehat Jasmani dan Rohani;

d. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap; . e. tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan

Pengadilan yang te1ah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana;

(6)

f. mempunyai kemauan, kemampuan, dan kepedulian dalam pemberdayaan masyarakat;

g. tidak sedang menjadi Pengurus Lembaga Kemasyarakatan lainnya dan bukan merupakan pengurus salah satu partai politik; dan

h. pengurus LPMKdipilih dari masyarakat yang berdomisili dan ber-KTP dilingkungan Kelurahan setempat sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun terakhir secara terus menerus;

(2) Tatacara pembentukan pengurus LPMKsebagaimana dimaksud pada ayat

•(1) adalah :

a. pemilihan pengurus LPMKdilakukan secara musyawarah dalam rapat yang diselenggarakan dan difasilitasi oleh Lurah;

b. rapat sebagaimana dimaksud pada huruf a dihadiri oleh RW yang bersangkutan.

c. semua anggota LPMK mengisi semua formasi kepengurusan yang ditentukan dengan musyawarah mufakat oleh seluruh anggota LPMK;

d. pengurus LPMK terpilih wajib mengundurkan diri dari kepengurusan Lembaga kemasyarakatan Kelurahan lainnya dan/atau pengurus Partai Politik yang dijabatnya.

e. nama-nama pengurus yang terpilih dalam rapat sebagaimana

dimaksud pada huruf c dituangkan dalam Berita Acara untuk kemudian ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

(3) Pengurus LPMK terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e dilantik paling lama 7 (tujuh) hari keIja sejak ditetapkan.

Bagian Kedua

Masa Bhakti dan Pemberhentian Pasal 7

Masa Bhakti Pengurus LPMKadalah 3 (tiga) tahun serta dapat dipilih kembali

untuk kedua kalinya serta memenuhi persyaratan yang berlaku.

Pasal8 Pengurus LPMKberhenti disebabkan :

a. Berakhirnya masa bhakti pengurus LPMK; b. Meninggal dunia;

c. Mengajukan berhenti atas permintaan sendiri;

d. Bertempat tinggal di luar wilayah kelurahan dimana dia dipilih;

e. Melanggar sumpah/janji dan melakukan perbuatan tercela sebagai

pengurus LPMK;

f. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai pengurus LPMK.

Pasal9

(I) Dalam hal terdapat pengurus LPMK yang berhenti / diberhentikan dengan sebab-sebab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, c, d,

e, dan f, dilakukan pemilihan penggantinya.

(2) Pengganti pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih dari anggota masyarakat kelurahan yang memenuhi persyaratan sebagai pengurus LPMKmelalui musyawarah pengurus LPMKbersangkutan yang difasilitasi oleh Lurah.

(7)

Pasal10

(3) Perubahan susunan pengurus LPMK ditetapkan dengan Keputusan

Walikota berdasar hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada

ayat (2).

Bagian Ketiga Hubungan KeIja

(1) Hubungan KeIja LPMK dengan Lurah adalah koordinatif dan konsultatif

sebagai mitra keIja;

(2) LPMK bersama Lurah dapat membentuk Panitia penerima Hibah dari

Pemerintah;

(3) LPMK dapat mengadakan keIjasama dengan lembaga di luar Kelurahan

yang diputuskan dalam rapat pleno.

(4) KeIjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diketahui dan

disetujui oleh Lurah.

Bagian Keempat Pembinaan dan Pengawasan

Pasal11

(1) Pembinaan terhadap LPMK dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah

Provinsi, Pemerintah Kota, dan Camat, berdasarkan peratu ran

perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pengawasan terhadap LPMKdilakukan Pemerintah Kota dan Camat.

Pasal12

Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal11 ayat (1) meliputi :

a. memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan LPMK;

b. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;

c. menetapkan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk pembinaan dan

pengembangan LPMK;

d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan serta

pemberdayaan LPMK;

e. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan LPMK;

f. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi LPMK;dan

g. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan LPMK;

Pasal13

Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

meliputi :

a. memfasilitasi penyusunan Keputusan Walikota yang berkaitan dengan

LPMKj

b. memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban LPMK;

c. niemfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;

(8)

Bagian Kelima Pendanaan

e. memfasilitasi keIjasama LPMK dengan Lembaga kemasyarakatan lainnya

dan/atau pihak ketiga;

f. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada LPMK;dan

g. memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan

LPMK.

Pasal14 Pendanaan LPMKbersumber dan :

a. swadaya masyarakat.

b. bantuan dan Anggaran Pemerintah Kelurahan;

c. bantuan dan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota; dan d. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

BABV TPPKK Bagian Kesatu Kepengurusan

Pasal15

Susunan Pengurus TP PKKadalah sebagai berikut :

a. Ketua;

b. PjU"aWakil Ketua;

c. Sekretaris dan para wakil sekretaris;

d. Bendahara dan para wakil bendahara; dan

e. Kelompok KeIja (POKJA)I, II,III, dan IV.

Pasal 16

(1) Ketua TP PKKKelurahan dijabat secara fungsional oleh istri Lurah.

(2)Apabila Lurah tidak memiliki istri atau Lurah adalah seorang perempuan,

maka Lurah sebagai Ketua Dewan Penyantun TP PKK Kelurahan menyetujui istri pejabat yang ditunjuk sebagai Ketua TP PKKkelurahan.

(3) Ketua TP PKK Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan dan dilantik oleh Ketua TP PKK Kecamatan dan dikukuhkan oleh Lurah selaku ketua penyantun TP PKKKelurahan.

(4) Pengurus TP PKK Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf

b, c, d, dan e , ditetapkan dan dilantik oleh Lurah atas usul Ketua TP PKK

Kelurahan.

Pasal 17

Ketentuan mengenai Susunan, Tatacara dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal dengan Keputusan Rapat KeIja Nasional PKK.

Pembentukan Pengurus 16 dapat berubah sesuai

(9)

Bagian Kedua

Masa Bhakti "

Pasal18

Masa Bhakti pengurus TP PKKadalah 3 (tiga) tahun sepanjang tidak diatur

lain oleh Rapat Kerja Nasional PKK.

BABVI

RW DANRT

Bagian Kesatu

Masa Bhakti dan Pergantian Pengurus

Pasal 19

Masa bhakti pengurus RW dan RT se1arna 3 (tiga) tahun serta dapat dipilih

kembali untuk kedua kalinya serta memenuhi persyaratan yang berlaku.

Pasa120

Pengurus RWdan RT diganti sebelum selesai masa bhaktinyu apabila :

a. meninggal dunia;

b. permintaan sendiri;

c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai pengurus RT dan RW;

d. pindah tempat tinggal dari lingkungan RT dan RWyang bersangkutan;

e. melakukan tindakan yang bertentangan dengan ketentuan perundang

-undangan danjatau norma-norma kehidupan masyarakat.

Pasal21

(1) Penggantian pengurus RW sebagaimana dimaksud dalarn Pa3al 21

dilaksanakan melalui musyawarah pengurus RW dengan para pengurus RT yang diketahui Lurah dan ditetapkan dengan Keputusan Walikot.:.t.

(2) Penggantian pengurus RT sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 21

dilaksanakan melalui musyawarah anggota yang diketahui Ketua RW dan

Lurah dan ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

(3) Walikota dapat mendelegasikan penetapan penggantian pengurus

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada Lurah.

Bagian Ketiga

Pendanaan

Pasal22

(1) Sumber dana RT dan RW dapat diperoleh dari :

a. iuran anggota;

b. bantuan pemerintah kota;

c. bantuan pemerintah provinsi;

d. bantuan pemerintah;

e. bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat.

(10)

(2) Pengelolaan sumber dana yang diperoleh sebagimana dimaksud pada ayat

(1) diadministrasikan secara tertib dan teratur serta membuat laporan

tertulis.

BABVII

KARANG TARUNA

Bagian Kesatu

Kepengurusan dan Masa Bhakti

Pasal23

(1) Susunan Pengurus Karang Taruna terdiri dari :

a. Ketua; b.Wakil Ketua c. Sekretaris; d.Wakil Sekretaris; e. Bendahara; f. Wakil Bendahara; dan

g. Seksi-seksi meliputi :

1. Seksi Pendidikan dan Pelatihan;

2. Seksi Usaha Kesejahteraan Sosial;

3. Seksi Kelompok Usaha bersama;

4. Seksi Kerohanian dan Pembinaan Mental;

5. Seksi Olahraga dan Seni Budaya;

6. Seksi Lingkungan Hidup;

7. Seksi Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan; dan

8. Seksi-seksi lain sesuai dengan kebutuhan Ke1urahan.

(2) Masa Bhakti Pengurus Karang Taruna adalah 3 (tiga) tahun serta dap3.t

dipilih kembali untuk kedua kalinya serta memenuhi persyaratan yang

berlaku.

Bagian Kedua Pendanaan

Pasal24

Keuangan Karang Taruna dapat diperoleh dari :

f. luran Warga Karang Taruna;

g. Usaha sendiri yang diperoleh secara sah;

h. Bantuan masyarakat yang tidak mengikat;

1. Bantuan/subsidi dari Pemerinta.l1;

j. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang

-undangan yang berlaku.

(11)

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal25

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Surakarta.

Ditetapkan di Surakarta

.-;::::::'l~~ ggal If)

~ri

aO\~

~~

!-;.

()

,.

,.

.

..

.

,

Diundangkan eliSurakarta

pada tan ~~

~'o~",,~

c?0\'l

~\l.INT I

t-ARI KOTA SU~RTA

Referensi

Dokumen terkait

For Colombia in the last two editions far from that magnificent campaign made by the ˆCafeteros˜ in the 94´ edition in USA and the 98´ edition in France, Colombia did not qualify

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif .Menurut Sugiyono (2015:14) metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme

The purpose of this interface is to load the SRC_ORDERS table of orders and the SRC_ ORDER_LINES table of order lines from the Orders Application - HSQL model into the

MOD EL PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG D ENGAN MED IA CHART UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA PAD A MAHASISWA TINGKAT 1 PEND IDIKAN BAHASA JEPANG Universitas Pendidikan

dan ancaman yang akan menganggu masyarakat sudah mulai nyata (fisik). Hal ini disebut dengan upaya preventif. 3) Pelayan dikonotasikan pada fungsi kepolisian dalam

Arfian (2003) melaporkan bahwa aplikasi bahan organik dosis tinggi 200 ton/ha dalam kondisi segar (dari berbagai jenis bahan organik seperti : onggok segar, extracted cake,

Berdasarkan seluruh penemuan yang diperoleh baik dari analisis deskriptif maupun berdasarkan hasil anaslsis uji-t, maka dapat diambil suatu keputusan bahwa e-modul