Rencana Strategis Sekretariat Daerah
2014-2018
Visi
MEWUJUDKAN BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH YANG PROFESIONAL,RESPONSIF DAN BERORIENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM RANGKA MENDUKUNG PERWUJUDAN KOTA BANDUNG YANG UNGGUL,NYAMAN DAN SEJAHTERA
Misi
1. Mewujudkan (Keunggulan) Tata Kelola Pemerintahan Daerah Yang Baik;
2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan manusia yang berdaya saing, perekonomian yang kokoh, infrastruktur berkelanjutan, serta kokohnya interaksi sosial, budaya dan kemasyarakatan;
3. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan dalam memberikan pelayanan yang baik pada perangkat daerah. Strategi
Kebijakan
No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Per Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
1 Tertatanya produk hukum daerah dan
meningkatkan budaya taat hukum 1.1 Terwujudnya harmonisasi dan sinkronisasi Rancangan Produk Hukum daerah yang sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan, kebutuhan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan daerah 1.1.1 Prosentase produk hukum daerah yang harmonis dan sinkron dengan Peraturan Perundang-undangan dan kebutuhan masyarakat % 27.99 43.28 58.96 82.46 100 1.1.2 Prosentase rancangan
produk hukum daerah yang sesuai dengan mekanisme
pembentukan produk hukum daerah
Analisis Pencapaian Sasaran 2
Terwujudnya harmonisasi dan sinkronisasi Rancangan Produk Hukum daerah yang sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan, kebutuhan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan daerah
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2014 %
Tahun 2015 % Target Reali sasi Target Reali sasi 1 Prosentase produk hukum daerah yang harmonis dan sinkron dengan Peraturan Perundang-undangan dan
kebutuhan masyarakat % 27.99 27.99 100 43.28 43.28 100
2 Prosentase rancangan produk hukum daerah yang sesuai dengan mekanisme pembentukan produk hukum daerah % 100 100.00 100 100 100 100
Sasaran Terwujudnya harmonisasi dan sinkronisasi Rancangan Produk Hukum daerah yang sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan, kebutuhan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, ditunjukan dengan 2 (dua) indicator yaitu indikator Prosentase produk hukum daerah yang harmonis dan sinkron dengan Peraturan Perundang-undangan dan kebutuhan masyarakat serta indikator Prosentase rancangan produk hukum daerah yang sesuai dengan mekanisme pembentukan produk hukum daerah. Berdasarkan hasil pengukuran diketahui rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100%.
Pada indicator pertama produk hukum daerah yang harmonis dan sinkron dengan Peraturan Perundang-undangan dan kebutuhan masyarakat diukur berdasarkan kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan yang baru dan lebih tinggi, serta dibatasi pada produk hukum Perda yang diterbitkan sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2014. Adapun Jumlah dan rencana kegiatan evaluasi produk hukum daerah direncanakan sebagaimana table berikut :
Jumlah Produk Hukum Daerah tahun 2000 s/d 2014
dan Rencana Evaluasi Produk Hukum Tahun 2014 s/d 2018
NO Tahun Jumlah Perda Keterangan
1 2000 12
Evaluasi Produk Hukum Tahun 2014
2 2001 32
3 2002 31
4 2003 9
Evaluasi Produk Hukum Tahun 2015
5 2004 21
6 2005 11
7 2006 8
Evaluasi Produk Hukum Tahun 2016
8 2007 18
9 2008 16
10 2009 30
Evaluasi Produk Hukum Tahun 2017
11 2010 14
12 2011 19
13 2012 27
Evaluasi Produk Hukum Tahun 2018
14 2013 12
15 2014 8
Jumlah Seluruhnya 268
Sumber : Bagian Hukum dan HAM Setda Kota Bandung tahun 2014
Harmonisasi dan sinkronisasi rancangan produk hukum perlu memperhatikan harmonisasi materi muatan dan harmonisasi dengan teknik penyusunan perundang-undangan untuk memastikan materi muatan rancangan produk hukum sudah selaras/harmonis dengan peraturan undangan yang lebih tinggi dan peraturan perundang-undangan yang baru.
Harmonisasi dan sinkronisasi dimaksudkan agar substansi yang diatur dalam produk hukum daerah tidak tumpang tindih, saling melengkapi, saling terkait dan semakin rendah jenis pengaturannya maka semakin detail materi muatannya.
Capaian Kinerja Nyata harmonisasi dan sinkronisasi rancangan produk hukum pada Tahun 2015 melalui kegiatan evaluasi produk hukum daerah (Perda) yang diterbitkan pada Tahun2003 sampai dengan 2005 sebagaimana direncanakan, meliputi sebanyak 41 buah Perda atau 15,30% dari 268 Perda yang akan dilakukan evaluasi.
Jumlah Perda yang harus dicabut berdasarkan hasil tersebut sebagai berikut : a. Perda yang harus dicabut dari Perda Tahun 2003 sebanyak 4 buah;
b. Perda yang harus dicabut dari Perda Tahun 2004 sebanyak 13 buah; c. Perda yang harus dicabut dari Perda 2005 sebanyak 4 buah.
Sehingga capaian kinerja pada Tahun 2015 pada indikator harmonisasi dan sinkronisasi rancangan produk hukum sebanyak 43.28%.
Prosentase ini didapatkan dari jumlah prosentase capaian kinerja pada Tahun 2014 sebanyak 27,99% ditambah dengan hasil prosentase Tahun 2015 sebanyak 15,30%. Dengan demikian capaian kinerja indikator rancangan produk hukum daerah yang sesuai dengan mekanisme pembentukan produk hukum daerah adalah 100%.
Pada indikator kedua prosentase rancangan produk hukum daerah yang sesuai dengan mekanisme pembentukan produk hukum daerah, mulai Tahun 2015 dilakukan penataan dalam penyusunan produk hukum daerah (Perda) sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.
Pada Tahun 2015 jumlah produk hukum daerah berupa Peraturan Daerah (Perda) yang telah sesuai dengan mekanisme pembentukan produk hukum daerah adalah sebanyak 13 (tiga belas) buah Perda dari 16 (enam belas) Raperda yang diusulkan melalui Prolegda. Dengan semikian capaian kinerja indicator rancangan produk hukum daerah yang sesuai dengan mekanisme pembentukan produk hukum daerah adalah 100%.
Pada Indikator kedua Prosentase rancangan produk hukum daerah yang sesuai dengan mekanisme pembentukan produk hukum daerah, mulai tahun 2015 dilakukan penataan dalam penyusunan produk hukum daerah (Perda) sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan jo Permendagri Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pembentukan produk Hukum Daerah, hal ini dimaksudkan agar memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1. Terwujudnya tertib pembentukan peraturan perundang-undangan dengan telah dilakukan melalui mekanisme Program Legislasi Daerah, sehingga pembentukan Peraturan Daerah dapat dilaksanakan dengan terencana dan terpadu mulai dari tahap perencanaan, persiapan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan dan penyebarluasan sampai dengan saat ini;
2. Dalam perumusan Raperda pasca penetapan Program Legislasi Daerah ditindaklanjuti dengan Instruksi Walikota;
3. Penyusunan dalam penetapan Program Legislasi Daerah dan Instruksi Walikota dilaksanakan setiap tahun sebelum penetapan Peraturan Daerah tentang APBD;
4. Setiap usulan Raperda yang telah ditetapkan dalam Program Legislasi Daerah disampaikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pemrakarsa kepada Walikota sesuai dengan jadwal agenda pembahasan dalam Program Legislasi Daerah secara tepat waktu;
5. Setiap Raperda yang diusulkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pemrakarsa sebelum disampaikan Walikota kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dilakukan pembahasan terlebih dahulu oleh Tim Asistensi pembahasan rancangan Lembaran Kota dan Raperda;
6. Setiap produk hukum daerah yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota Bandung dilakukan pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan konsepsi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Seluruh produk hukum daerah yang telah diterbitkan dilakukan evaluasi secara bertahap oleh Tim Evaluasi produk hukum daerah; 8. Meningkatan kesadaran hukum aparat dan masyarakat melalui pubikasi produk hukum dan penyuluhan hukum terpadu;
9. Seluruh produk hukum daerah yang sudah diterbitkan telah disosialisasikan dan dipublikasikan setiap tahun melalui media JDIH online, website http://jdihbagian hukum.bandung.go.id
Hal-hal yang sedang dan akan dilaksanakan dalam upaya meningkatkan penataan dalam penyusunan produk hukum daerah (Perda) yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif diantaranya melalui:
1. Pelaksanaan pembentukan Peraturan Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
2. Peningkatan evaluasi produk hukum daerah (Perda) yang sudah tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, penyelenggaraan pemerintahan dan kebutuhan masyarakat;
3. Peningkatan pemahaman dan kesadaran hukum dan HAM bagi aparatur dan masyarakat melalui Peningkatan intensitas sosialisasi dan publikasi.
Hal-hal yang menunjang capaian kinerja sasaran terwujudnya harmonisasi dan sinkronisasi rancangan produk hukum daerah yang sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan, kebutuan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan daearh, selain ketersediaan anggaran yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagai berikut : 1. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan; meliputi kegiatan Evaluasi produk hukum daerah dan Kajian Peraturan Perundang-undangan
2. Program Pembangunan Produk Hukum Daerah; meliputi kegiatan Legislasi Rancangan Peraturan Daerah, Penyusunan Rancangan Peraturan dan Keputusan Kepala Daerah, Fasilitasi Pelaksanaan RANHAM, Koordinasi/Konsultasi Penyusunan Produk Hukum Daerah, Sosialisasi/Penyuluhan Peraturan Perundang-undangan. Pemberian Bantuan Hukum dan Publikasi dan Dokumentasi Peraturan Perundang-undangan.
Faktor penghambat yang dialami, antara lain :
1. Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas dan belum sesuai dengan beban kerja; 2. Masih lemahnya pemahaman tupoksi para aparat pemerintah mengakibatkan tidak maksimalnya hasil koordinasi;
3. Terlalu cepat dan sering berubahnya peraturan perundang-undangan oleh pemerintah pusat yang tidak diikuti dengan peraturan pelaksanaanya cenderung menyebabkan persepsi dan implementasi di daerah berbeda-beda.
Solusi/rekomendasi terkait dengan kurang optimalnya koordinasi maka perlu ditingkatkan pemahaman SKPD terhadap mekanisme penyusunan produk hukum daerah terutama Perda sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan jo Permendagri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan produk Hukum Daerah.