• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DALAM ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DALAM ORGANISASI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DALAM ORGANISASI”

Oleh:

SYAHFITRI SURYANINGSI WELKOM NIM.P056122011.50E

Kelas E-48

Dosen:

Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (Cs)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

i KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan akal dan pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem Informasi dalam Organisasi”. Tugas makalah ini dibuat sebagai ujian tengah triwulan untuk mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor.

Penyusunan makalah ini dilakukan dengan tujuan mengetahui dan mempelajari bagaimana penerapan sistem informasi dalam organisasi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan tersebut.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun terbuka bagi para pembaca. Dan diharapkan hasil pembahasan dalam makalah ini menjadi informasi yang berguna bagi rekan-rekan pembaca.

Jakarta, Desember 2013

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 1

BAB II LANDASAN TEORI ... 2

2.1 Sistem ... 2

2.2 Informasi ... 2

2.3 Sistem Informasi ... 3

2.4 Organisasi... 8

BAB III PEMBAHASAN ... 10

3.1 Penerapan Sistem Infomasi dalam Organisasi ... 10

3.2 Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem Informasi dalam Organisasi ... 11

BAB IV PENUTUP ... 12

4.1 Kesimpulan ... 12

4.2 Saran ... 12

(4)

iii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen-komponen Sistem Informasi ... 5

Gambar 2.2 Peranan Pokok Sistem Informasi ... 5

Gambar 2.3 Klasifikasi Sistem Informasi ... 6

Gambar 2.4 Pengembangan Sistem Informasi ... 7

(5)

iv DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 The Characteristics of Good Information ... 3 Tabel 2.2 Definisi Sistem Informasi ... 4 Tabel 2.3 Organizational Structure ... 9

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan dan kelangsungan hidup dari suatu organisasi adalah mustahil tanpa adanya sistem informasi, karena sistem informasi adalah merupakan bagian yang utuh dari organisasi. Globalisasi yang menuntut kecepatan dan ketepatan informasi pun menjadi tantangan besar bagi organisasi untuk menyesuaikan sistem informasi yang digunakan untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan bisnisnya. Saat ini, organisasi-organisasi telah memadukan/ mengintegrasikan sistem-sistem mereka dengan mengikuti perkembangan informasi yang terus mengalir sehingga sistem-sitem tersebut lebih fleksibel dalam mendukung kegiatan bisnis mereka.

Kroenke (1992 dalam Kadir 2003: 5) mengatakan bahwa sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis. O‟Brien (2011: 4) juga mengatakan bahwa “Information systems have become as integrated into our daily business activities as accounting, finance, operations management, marketing, human resource management, or any other major business function. Information systems and technologies are vital components of successful businesses and organizations—some would say they are business imperatives”.

Pembuatan dan penggunaan sistem informasi haruslah sesuai dengan organisasi. Tanpa adanya pemahaman yang jelas tentang organisasi itu sendiri, sistem informasi yang diterapkan akan menjadi tidak berguna dalam pencapaian tujuan organisasi, bahkan dapat menyebabkan kegagalan dalam proses bisnis organisasi. Pemahaman organisasi yang perlu dipertimbangkan adalah menyangkut tipe kegiatan bisnisnya, proses bisnis, struktur organisasi, politik dan budaya organisasi, serta lingkungan sekitar organisasi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan sistem informasi dalam organisasi?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan sistem informasi dalam organisasi?

1.3 Tujuan

Sesuai latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi dalam organisasi.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan sistem informasi dalam organisasi.

(7)

2 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem

O‟Brien (2011: 4) mendefinisikan sistem dalam bentuk sederhana yaitu “a system is a set of interrelated components, with a clearly defined boundary, working together to achieve a common set of objectives”. Sedangkan definisi sistem menurut Stair (1992: 5) adalah “a set of elements or components that are formed and interact to accomplish goals or objectives”. Dan dalam Kroenke (1992: 20) dikatakan bahwa “a system is a set of interrelated elements”. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah seperangkat komponen/ elemen yang saling terhubung dalam melakukan suatu tujuan, namun memiliki batasan.

Kadir (2003: 54) menguraikan elemen-elemen pembentuk sebuah sistem, yaitu: 1. Tujuan

Setiap sistem meiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau mungkin lebih banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud (contohnya bahan mentah) maupun yang tidak tampak (contohnya informasi berupa permintaan jasa dari pelanggan).

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. 5. Mekanisme pengendalian dan umpan balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

2.2 Informasi

McFadden, dkk (1999 dalam Kadir, 2003: 31) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Dan menurut Davis (1999 dalam Kadir, 2003: 31) juga mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat

(8)

3 mendatang. Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang memiliki manfaat bagi pengguna/ penerima.

Informasi sebaiknya memiliki nilai kualitas yang baik dalam penggunaanya, dan Stair (1992: 6) menguraikan beberapa karakteristik dari informasi yang baik tersebut dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 The Characteristics of Good Information

Characteristics Definition Accurate Complete Economical Reliable Relevant Simple Timely Verifiable

Accurate information is error free. In some cases, inaccurate information is generated because inaccurate data is fed into the transformation process. This is commonly called garbage in, garbage out (GIGO).

Complete information contains all of the important facts. For example, an investment report that does not include all important costs is not complete.

Information should also be relatively economical to produce. Decision makers must always balance the value of information with the cost of producing it.

Reliable information can be depended on. In many cases, the reliability of the information depends on the reliability of the data collection method. In other instances, reliability depends on the source of the information. A rumor from an unknown source that oil prices might go up may not be reliable.

Relevant information is important to the decision maker. Information that lumber prices may drop may not be relevant to a computer chip manufacturer.

Information should also be simple and not overly complex. Sophisticated and detailed information may not be needed. In fact, too much information can cause information overload, where a decision maker has too much information and is unable to determine what is really important.

Timely information is fresh and new.

Information should be verifiable. This means that you can check it to make sure it is correct, perhaps by checking many sources for the same information.

Sumber: Stair, 1992: 6.

2.3 Sistem Informasi

Menurut O‟Brien (2011: 4), an information system (IS) can be any organized combination of people, hardware, software, communications networks, data resources, and

(9)

4 policies and procedures that stores, retrieves, transforms, and disseminates information in an organization. Sistem informasi juga memiliki beberapa definisi lain yang dijelaskan pada Tabel 2.2, yang pada intinya memiliki pengertian yang sama. Kadir (2003: 10) menyimpulkan bahwa sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

Tabel 2.2 Definisi Sistem Informasi

Sumber Definisi

Alter (1992) Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

Bodnar dan Hopwood (1993)

Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.

Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990)

Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.

Hall (2001) Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.

Turban, McLean, dan Wetherbe (1999)

Sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.

Wilkinson (1992) Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

(10)

5 Gambar 2.1 Komponen-komponen Sistem Informasi

Sumber: O„Brien, 2011: 31.

Sistem informasi memiliki peran pokok yang sangat penting dalam suatu organisasi bisnis, yaitu:

1. Mendukung kegiatan operasional dan proses bisnis.

2. Mendukung proses pengambilan keputusan bagi para manajer dan karyawan. 3. Mendukung strategi-strategi yang memiliki keunggulan daya saing.

Gambar 2.2 Peranan Pokok Sistem Informasi

(11)

6 O‟Brien (2011: 13-14) mengklasifikasikan sistem informasi ke dalam kegiatan operasional dan manajemen bisnis, serta kategori yang lainnya, yaitu:

1. Operations Support Systems; sistem pemrosesan transaksi, sistem pengendali/ kontrol, dan sistem kolaborasi.

2. Management Support Systems; sistem informasi manajemen, sistem pendukung keputusan, dan sistem informasi eksekutif.

3. Lainnya; expert systems, knowledge management systems, strategic information systems, dan functional business systems.

Gambar 2.3 Klasifikasi Sistem Informasi

Sumber: O‟Brien, 2011: 13.

Seiring berjalannya waktu, sistem informasi dalam organisasi bisnis juga semakin berkembang guna memenuhi kebutuhan bisnis yang semakin menuntut keefisienan dan keefektifan dalam kegiatan bisnis secara keseluruhan. Tuntutan dalam pengembangan ini merupakan tantangan besar bagi para manajer dan profesional bisnis. O‟Brien (2011: 19) menjelaskan solusi pengembangan sistem informasi seperti pada Gambar 2.4.

(12)

7 Gambar 2.4 Pengembangan Sistem Informasi

Sumber: O‟Brien, 2011: 19

Di dalam proses pengembangan sistem informasi ini, end user dan ahli informasi mendesain (design) aplikasi-aplikasi sistem informasi berdasarkan sebuah analisis (analyze) terhadap kebutuhan bisnis organisasi. Mereka juga bisa melakukan penyelidikan (investigate) yang mungkin secara ekonomi atau teknik atas aplikasi yang diusulkan, lalu menemukan dan mempelajari bagaimana menggunakan setiap software yang diperlukan untuk menerapkan (implement) sistem yang baru tersebut, serta membuat perbaikan untuk mempertahankan (maintain) nilai bisnis dari sistem tersebut.

O‟Brien (2011: 24) menjelaskan tentang kegunaan dari sistem informasi, yaitu: 1. A major functional area of business equally as important to business success as the

functions of accounting, finance, operations management, marketing, and human resource management.

2. An important contributor to operational efficiency, employee productivity and morale, and customer service and satisfaction.

3. A recognized source of value to the firm.

4. A major source of information and support needed to promote effective decision making by managers and business professionals.

5. A vital ingredient in developing competitive products and services that give an organization a strategic advantage in the global marketplace.

6. A dynamic, rewarding, and challenging career opportunity for millions of men and women.

7. A key component of the resources, infrastructure, and capabilities of today’s networked business enterprises.

(13)

8 2.4 Organisasi

Menurut Laudon dan Laudon (2012: 112), an organization is a stable, formal social structure that takes resources from the environment and processes them to produce outputs. Organizations are formal legal entities with internal rules and procedures that must abide by laws. Organizations are also social structures because they are a collection of social elements, much as a machine has a structure – a particular arrangement of valves, cams, shafts, and other parts. Selain itu Laudon dan Laudon (2012: 114-118) menjelaskan bahwa organisasi memiliki beberapa fitur yang mempengaruhi jenis sistem informasi yang digunakannya, yaitu:

1. Routines and Business Processes

Routines atau prosedur standar operasi adalah berupa aturan, prosedur, dan praktek yang terus dikembangkan sesuai dengan ekspektasi kondisi di masa depan. Proses bisnis merupakan seperangkat kegiatan dan perilaku yang terorganisasi dan terkoordinasi yang terus dikembangkan perusahaan untuk memproduksi hasil usaha yang spesifik dan unik. 2. Oganizational Politics

Orang-orang dalam organisasi menduduki posisi yang berbeda-beda sesuai dengan keahlian, cakupan, dan pandangan yang berbeda-beda juga. Mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana sebaiknya pendistribusian sumber daya, reward, dan hukuman. Perbedaan ini menjadi permasalahan para manajer dan karyawan, dan mereka mengakibatkan perselisihan politik dalam sumber daya, persaingan, dan konflik dengan setiap organisasi lainnya.

3. Organizational Culture

Semua organisasi memiliki landasan, unassailable, unquestioned assumptions yang menetukan tujuan dan produk mereka. Budaya organisasi meliputi seperangkat asumsi-asumsi tersebut tentang produk apa yang seharusnya diproduksi, bagaimana dan dimana memproduksi, serta untuk siapa.

4. Organizational Environments

Organisasi berada dalam lingkungan dimana mereka mengambil sumber daya dan lingkungan dimana mereka menyalurkan barang dan jasa. Organisasi dan lingkungan memiliki hubungan timbal balik. Di satu sisi, organisasi terbuka dan tergantung pada lingkungan sosial dan fisik disekitarnya. Di sisi yang lain organisasi bisa mempengaruhi lingkungannya.

5. Organizational Structure

Semua organisasi memiliki struktur atau bentuk. Mintzberg (1979 dalam Laudon dan Laudon, 2012) mengklasifikasikan lima jenis dasar dari struktur organisasi yang dapat dilihat dalam Tabel 2.3.

(14)

9 Tabel 2.3 Organizational Structure

Organizational Types Description Examples

Entrepreneurial structure Machine bureaucracy Divisionalized bureaucracy Professional bureaucracy Adhocracy

Young, small firm in a fast-changing environment. It has a simple structure and is managed by an entrepreneur serving as its single chief executive officer.

Large bureaucracy existing in a slowly changing environment, producing standard products. It is dominated by a centralized management team and centralized decision making.

Combination of multiple machine bureaucracies, each producing a different product or service, all topped by one central headquarters.

Knowledge-based organization whre goods and services depend on the expertise and knowledge of professionals. Dominated by department heads with weak centralized authority.

Task force organization that must respond to rapidly changing environments. Consists of large groups of specialists organized into short-lived multidisciplinary teams and has weak central management. Small start-up business Midsize manufacturing firm Fortune 500 firms, such as General Motors Law firms, school systems, hospitals

Consulting firms, such as the Rand Corporation

Sumber: Laudon dan Laudon (2012:118).

6. Other Organizational Features

Semua organisasi memiliki tujuan dan menggunakan cara yang berbeda-beda untuk merealisasikan tujuan tersebut. Ada organisasi yang memiliki tujuan yang bersifat memaksa (contohnya; penjara), utilitarian (contohnya; organisasi bisnis), dan normatif (contohnya; sekolah dan universitas).

(15)

10 BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan Sistem Informasi dalam Organisasi

Sistem informasi dan organisasi saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Sistem informasi dibuat untuk kepentingan organisasi, sehingga organisasi harus menyadari dan terbuka terhadap pengaruh dari sistem informasi dalam penggunaan teknologi yang baru. Penerapan sistem informasi dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh fitur organisasi itu sendiri, yaitu struktur organisasi, proses bisnis, politik organisasi, budaya organisasi, lingkungan sekitarnya, serta keputusan manajerial. Silver, et al. (1995) mengidentifikasi secara umum penerapan sistem informasi dalam empat tahapan, yaitu:

1. Initiation; yaitu mencetuskan sistem informasi yang ingin digunakan, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan/ fitur organisasi.

2. Acquisition (build/ buy); yaitu pengadaan sistem informasi yang yang akan digunakan, baik dengan cara membuat sendiri atau membeli dari pihak lain.

3. Introduction; yaitu berupa pengenalan penggunaaan sistem informasi yang baru saja dijalankan.

4. Adaptation; yaitu proses penyesuaian sistem informasi yang telah digunakan/ dijalankan. Di sini kita melihat efek dari penerapan sistem informasi tersebut terhadap para user, lingkungan sekitar, dan khususnya terhadap keuntungan organisasi. Apabila sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan organisasi atau penerapan tersebut tidak berhasil, maka organisasi bisa kembali merencanakan dan mencetuskan sistem informasi yang baru.

Gambar 3.1 Penerapan Sistem Informasi dalam Organisasi

(16)

11 3.2 Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem Informasi dalam Organisasi

Proses penerapan sistem informasi bisa berhasil dan bisa juga gagal dalam mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan dan kegagalan penerapan sistem informasi sangat dipengaruhi oleh hubungan antara organisasi dan sistem informasi itu sendiri. Penerapan sistem informasi haruslah sesuai dengan kebutuhan organisasi, tingkat kemampuan user, dan didukung oleh manajemen eksekutif. Kebutuhan organisasi terhadap sistem informasi dapat berupa dukungan dalam hal strategi bisnis, proses bisnis, pembuatan keputusan, pengembangan struktur dan budaya organisasi, peningkatan nilai usaha, serta lingkungan sekitarnya. Keberhasilan juga dipengaruhi oleh tingkat kemampuan dan pengetahuan terhadap teknologi para end user yang terkait dengan sistem yang akan dijalankan. Dukungan dari para pihak manajemen eksekutif terhadap sistem informasi yang diterapkan juga sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem informasi sehingga tidak terjadi penyalahgunaan dan kesalahpahaman informasi. Apabila tidak adanya keselarasan dalam hal-hal tersebut, maka penerapan sistem informasi akan mengalami kegagalan.

Silver, et al. (1995) mengatakan bahwa “Central to understanding the interaction of the information system with its organizational context is the concept of ‘fit’. The notion that a system must ‘fit’ its context – the organization, its strategy, its business processes, its environment – is intuitively appealing. Systems that do not fit political dynamics (Markus, 1983), managerial assumptions (Zuboff, 1988), users’ cognitive technology frames (Orlikowski and Gash, 1994) are likely to be resisted (DeLuca, 1993), underused, misused, actively sabotaged, and so forth. This suggests that organizations wishing to introduce new systems should conduct a careful diagnosis of users and their needs prior to systems development to produce a system that fits well enough to promote positive effects and system success.

When developing new information systems, organizations adopt one of two strategies. They may engage in incremental improvement or in a more radical transformation (reengineering) (Bashein, et al., 1994 dalam Silver, et al., 1995). The key to successful reengineering is to balance the desire to ‘obliterate’ dysfunctional business processes with the need to re-establish a harmonious organizational fit between systems, processes, and such other aspects of organization as structure and culture. Achieving this balance is the goal of effective ‘information systems implementation‟ (Hammer, 1990 dalam Silver, et al., 1995)

O‟Brien (2011: 17) juga mengemukakan bahwa “By now you should be able to see that the success of an information system should not be measured only by its efficiency in terms of minimizing costs, time, and the use of information resources. Success should also be measured by the effectiveness of the information technology in supporting an organization’s business strategies, enabling its business processes, enhancing its organizational structures and culture, and increasing the customer and business value of the enterprise.”

(17)

12 BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem informasi dan organisasi saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Penerapan sistem informasi dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh fitur organisasi itu sendiri, yaitu struktur organisasi, proses bisnis, politik organisasi, budaya organisasi, lingkungan sekitarnya, serta keputusan manajerial. Secara umum, penerapan sistem informasi dapat dibagi dalam empat tahap, yaitu initiation, Acquisition, Introduction, dan Adaptation.

Penerapan sistem informasi dalam organisasi bisa berhasil dan bisa juga mengalami kegagalan, tergantung dari kesesuaian sistem informasi tersebut dengan kebutuhan organisasi yang menyangkut pemahaman secara keseluruhan fitur organisasi, tingkat kemampuan user, dan mendapat dukungan dari manajemen eksekutif.

4.2 Saran

Untuk membuat dan menerapkan sistem informasi, sebaiknya organisasi perlu memahami terlebih dahulu kebutuhannya dan bagaimana keadaan organisasinya yang disesuaikan dengan perkembangan dunia bisnis dan teknologi yang ada, sehingga organisasi dapat bersaing di era globalisasi ini. Selain itu, sistem informasi yang akan diterapkan sebaiknya disetujui oleh manajemen eksekutif dan diperkenalkan kepada end user, sehingga penggunaanya berjalan lancar.

(18)

13 DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Edisi I. Andi. Yogyakarta.

Khanore, Sheetal, Rajendra Patil, dan Hiren Dand. 2011. Management Information Systems. MCA (Sem III) Paper VI, October 2011. University of Mumbai. Mumbai. Kroenke, David. 1992. Management Information Systems. 2nd Edition. McGraw-Hill, Inc.

United States of America.

Laudon, Kenneth C. dan Jane P. Laudon. 2012. Management Information Systems: Managing the Digital Firm. 12th Edition. Pearson Education. London.

McLeod, Raymond dan George Schell. 2001. Management Information Systems. International Edition. Prentice-Hall, Inc. New Jersey.

O‟Brien, James A. dan G. M. Marakas. 2011. Management Information Systems. 10th Edition. McGraw-Hill/ Irwin. New York.

Rainer, R. K., Efraim Turban, dan R. E. Potter. 2007. Introduction to Information Systems: Supporting and Transforming Business. John Wiley & Sons, Inc. United States of America.

Silver, Mark S., M. Lynne Markus, dan Cynthia Mathis Beath. 1995. The Information Technology Interaction Model: A Foundation for the MBA Core Course. Scholarly Journals Volume 19, September 1995: 361-390. University of Minnesota, MIS Research Center. Minneapolis.

Stair, Ralph M. 1992. Principles of Information Systems: A Managerial Approach. Boyd & Fraser. Boston.

Gambar

Gambar 2.2 Peranan Pokok Sistem Informasi
Gambar 2.3 Klasifikasi Sistem Informasi
Gambar 3.1 Penerapan Sistem Informasi dalam Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Konsep kapasitor yang digunakan dalam sensor kapasitif adalah proses menyimpan dan melepas energi listrik daalam bentuk muatan – muatan listrik pada kapasitor

SILA GUNAKAN HARGA SEMAKAN INI BAGI TUJUAN URUSAN TAWARAN KERJA KEPADA

Berdasarkan analisis yang dilakukan atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2016, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan

Dengan tingkat aktiva bersih yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakannya untuk meningkatkan aktiva lancar yang dimilikinya (Yusriwati, 2012). Perusahaan dengan laba

Penelitian Lanjutan, penelitian dilanjutkan melalui penelitian action research, dengan cara memberikan perlakuan pada guru-guru tersebut melalui pelatihan singkat tentang

Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian, penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Pemijahan Ikan Maskoki (Carrasius.. auratus) dengan Menggunakan

Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan  kegiatan atau aktivitas atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyusunan Keputusan Sekretaris Daerah