• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang berarti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang berarti"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Komunikasi

2.1.1. Definisi Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata cummonio yang dalam bahasa inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan usaha dan kerja, dari kata itu dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, tukar-menukar. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda communication, atau bahasa inggris communication dan dalam bahasa indonesia diserap menjadi komunikasi.6

Manusia merupakan salah satu makhluk yang tidak bisa terlepas dari komunikasi. Di dalam satu kehidupan, kita sebagai manusia ditakdirkan berhubungan dengan tiga hal penting, yaitu Tuhan, diri sendiri, dan orang lain. Berhubungan dengan Tuhan, seperti misalnya ketika beribadah dan berdo’a itulah yang dapat dikatakan kita sedang berkomunikasi dengan Tuhan. Berbeda dengan komunikasi dengan diri sendiri, hal tersebut dapat digambarkan secara sederhana ketika kita mencoba bertanya pada diri sendiri saat menyikapi suatu hal.

6

(2)

Komunikasi adalah suatu proses saling memberikan tafsiran kepada atau dari perilaku pihak lain. Seseorang mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap maksud atau peran yang ingin disampaikan pihak lain itu. Komunikasi dapat diwujudkan dengan pembicaraan,gerak-gerik fisik atau pun perasaan. Selanjutnya, dari sini timbul sikap dan ungkapkan perasaan, seperti senang, ragu-ragu, takut atau menolak, bersahabat, dan sebagainya yang merupakan reaksi atas pesan (message) yang diterima saat ada reaksi dan aksi itulah terjadi komunikasi.7

Komunikasi berawal dari sebuah interaksi antar dua manusia atau lebih yang sama-sama menginginkan sebuah pengertian makna sehingga mencapai tujuan yang satu dengan yang lainnya secara bersamaan. Komunikasi merupakan suatu kesatuan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena tanpa adanya komunikasi, manusia tidak akan bisa bersosialisasi dengan masyarakat sekitar dan suli dalam mencapai sebuah tujuan. Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Kita sadar bahwa kita manusia karena orang-orang disekeliling kita menunjukan lewat perilaku verbal dan nonverbal mereka bahwa kita manusia.

Proses komunikasi verbal merupakan bentuk paling umum yang digunakan oleh manusia, kemampuan menggunakan kemampuan komunikasi verbal yang efektif bisa berdampak pada pengembangan strategi dan penyampaian gagasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Komunikasi non verbal juga tidak kalah pentingnya dengan komunikasi verbal, karena keduanya saling

7

(3)

melengkapi dalam proses komunikasi. Selain itu dengan komunikasi non verbal dapat memberikan penekanan, pengulangan dan pengganti komunikasi verbal, sehingga lebih mudah ditafsirkan maknanya dan memberikan efek yang diharapkan.8

Jadi komunikasi merupakan suatu kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan, mulai komunikasi diantara keluarga, teman, kelompok, organisasi atau massa. Apabila kita meneliti lebih jauh lagi tentang komunikasi, banyak terjadi kegagalan komunikasi yang kita lakukan sehingga tujuan komunikasi yang kita inginkan tidak tercapai. Hal seperti ini biasanya terjadi karena tidak adanya kesepahaman, belum bertambahanya informasi, serta ada usaha perubahan tingkah laku seseorang.

2.1.2. Komunikasi Kelompok

2.1.2.1 Definisi Komunikasi Kelompok

Komunikasi tidak hanya terjadi antara seseorang dengan seseorang yang lainnya, komunikasi juga di lakukan dengan sekelompok orang yang disebut dengan komunikasi kelompok. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. 9

8 Ibid. 25 9

(4)

Komunikasi kelompok merupakan salah satu bentuk komunikasi yang terjadi di dalam sebuah kelompok. Komunikasi merupakan cara kita untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Kita selalu berkomunikasi dengan orang setiap saat, karena kita tidak bisa untuk tidak berkomunikasi. Melalui komunikasi, seseorang bisa saling bertukar pesan.10

Dengan adanya komunikasi kelompok maka tentu saja adanya komunikasi tatap muka yang dilakukan lebih dari dua orang serta memiliki rencana kerja untuk mencapai tujuan kelompok. Dalam komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Komunikasi kelompok bisa memudahkan kita untuk memecahkan masalah. Dalam sebuah kelompok terdiri dari beberapa orang yang memiliki gagasan yang berbeda dengan kita dan gagasan dalam sekelompok orang akan lebih baik jika dibandingkan dengan gagasan kita sendiri. Oleh karena itu, komunikasi dalam kelompok berpengaruh sangat penting terutama dalam mempengaruhi anggota kelompoknya.11

Dapat disimpulkan bahwa, komunikasi kelompok merupakan bagian yang tidak lepaskan dari aktivitas kita sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi semua informasi dalam hampir semua aspek kehidupan. Ia bisa merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan

10 Ibid. 11

(5)

pribadi, ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya dan bisa pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang di hadapi seluruh anggota.

2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Kelompok

Didalam komunikasi kelompok terdapat karakteristik berdasarkan jenis kelompoknya. Berikut beberapa karakteristik komunikasi kelompok yaitu12 :

1. Komunikasi kelompok bersifat formal, dalam arti pelaksanaannya direncanakan terlebih dahulu, sesuai dengan komponen-komponennya. 2. Komunikasi Kelompok terorganisir yaitu orang-orang yang tergabung

dalam kelompok mempunyai peranan dan tanggung jawab masing-masing dalam mencapai tujuan

3. Komunikasi kelompok terlembaga dalam arti ada aturan mainnya sesuai dengan kelompok lembaga tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi didalam kelompok bisa dikelompokan menjadi beberapa bagian sesuai dengan jenis karakteristik dari kelompok tersebut. Namun di dalam penelitian ini karakteristik komunikasi kelompok dari komunitas yang diteliti oleh peneliti lebih kepada komunikasi jenis karakteristik komunikasi kelompok yang terorganisir.

12

(6)

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Kelompok

Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminakan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kelompok dan para anggota itu sendiri. Terdapat 5 fungsi komunikasi kelompok yaitu:13

1. Fungsi Sosial, untuk memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggota kelompok,

2. Fungsi Pendidikan, untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan semua anggota kelompok, baik pengetahuan yang bersifat umum maupun khusus, pengetahuan berkaitan dengan kepentingan kelompok ataupun anggotanya,

3. Fungsi Persuasi, sebagai upaya untuk mempersuasi atau mempengaruhi maupun mengendalikan anggota kelompok,

4. Fungsi Pemecah Masalah, sebagai upaya untuk mencari alternatif bagi pemecahan masalah kelompok mulai dari penemuan alternatif atau solusi, pembuatan keputusan sampai penerapan solusi.

5. Fungsi Integratif, setiap organisasi atau kelompok berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan anggota dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Pelaksanaan fungsi ini akan menumbuhkan keinginan anggota untuk lebih berpartisipasi di dalam kelompok.

13

(7)

Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi dari komunikasi kelompok ini sangat penting untuk di pahami karena untuk tumbuh dan perkembangan pada anggota kelompok itu sendiri dan komunikasi kelompok di pakai di dalam penelitian ini untuk membantu peneliti melihat bagaimana komunikasi kelompok yang terjadi di dalam komunitas dangdut Marsel bulak-buteng sehingga akan membentuk citra bagi komunitasnya.

2.2 Citra

2.2.1 Definisi Citra

Citra adalah suatu gambaran tentang mental, ide yang di hasilkan oleh imajinasi atau kepribadian yang di tujukan kepada publik oleh seseorang, organisasi, dan sebagainya14. Citra tidak hanya terdiri dari realitas tunggal yang di pegang oleh individu tetapi juga mereka memegang serangkaian gambaran yang saling terhubung yang terdiri dari bnayak unsure atau objek yang menyatu dan yang di interpretasikan melalui bahasa.15

Citra adalah tujuan utama sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau public relations. Jadi citra merupakan kesan, perasaan, nilai, dan keyakinan mengenai suatu organisasi atau individu yang perlu di ciptakan agar bernilai positif dan bisa di pertahankan dalam jangka waktu yang lama.

14

Sandra Oliver. Strategi Public Relations. Ciracas: PT Gelora Aksara Pratama. 2006. hal 50 15

(8)

2.2.2 Jenis-jenis Citra

Jenis citra yang berkaitan pada penelitian adalah citra yang berlaku (current image). Untuk itu, peneliti juga akan membahas mengenai jenis-jenis citra terdapat beberapa jenis yaitu16:

1. Citra bayangan ( Mirror Image )

Citra ini melekat pada anggota-anggota organisasi mengenai pihak luar tentang organisasi. Citra bayangan merupakan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasi.

2. Citra yang berlaku ( Current Image )

Current image atau citra yang berlaku merupakan suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi, komunitas, perusahaan, perseorangan.

3. Citra yang diharapkan ( Wish Image )

Merupakan suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan dari citra yang ada. Namun secara umum, citra harapan suatu yang terkonotasi lebih baik. 4. Citra perusahaan ( Corporate Image )

Kadang dikenal juga dengan citra lembaga. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang.

5. Citra majemuk ( Multiple Image )

16

(9)

Banyaknya juga pegawai (individu), cabang atau perwakilan dari perusahaan dapat dimunculkan citra organisasi secara keseluruhan. Jumlah citra dan dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimiliki.

6. Citra Penampilan ( Performance image )

Citra ini lebih ditujukan kepada subyeknya, yaitu bagaimana kinerja atau penampilan diri para profesional dalam perusahaan yang dilihat dari keseluruhan bentuk dan kualitas pelayanan yang dilakukan.

Seseorang dapat menyandang citra yang baik atau yang buruk. Keduanya bersumber dari adanya citra yang berlaku (current image) yang bersifat negatif atau positif. Dan citra yang berlaku terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang yang biasanya terbatas yang ditentukan oleh banyak atau sedikitnya informasi yang diperoleh. Dari penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian ini berdasarkan pandangan-pandangan masyarakat termasuk kedalam jenis citra yang berlaku (current image) karena merupakan suatu pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai proses terbentuknya citra komunitas tersebut.

Faktor-faktor pendorong komunitas yang akan mempengaruhi proses terbentuknya citra komunitas:

1. Adanya ikatan lokasi atau lokalitas :

Yaitu dimulai dari beberapa remaja yang berdekatan di suatu wilayah yang membentuk sebuah kelompok atau komunitas.

(10)

2. Adanya perasaan komuniti :

Dalam hal ini timbul rasa solidaritas yang tinggi antar anggota komunitas. 3. Seperasaan :

Terdapat ikatan batin yang kuat antar anggota komunitas, karena mengganggap dirinya sebagai “kami” ketimbang dengan “saya”.

4. Sepenanggungan

Munculnya rasa sepenanggungan karena setiap anggota komunitas sadar akan peranannya di dalam kelompok atau komunitas.

5. Saling memerlukan :

Terdapat hubungan antar anggota komunitas, karena setiap anggota tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan anggota lainnya.

Dengan munculnya faktor-faktor pendorong adanya komunitas tersebut maka akan menghasilkan proses terbentuknya citra komunitas.

2.2.3 Proses Pembentukan Citra

Solomon menyatakan, semua sikap bersumber dari organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi

(11)

cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.17

Gambar 2.1

Proses Pembentukan Citra

Sumber : Soemirat dan Aldrianto18

Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri dapat dibentuk, seperti yang dijelaskan oleh John S.Nimpoeno bahwa citra dapat digambarkan melalui empat komponen, yaitu melalui persepsi - kognisi-motivasi-sikap.19

1. Stimulus

Rangsangan (kesan) lembaga yang diterima dari luar untuk membentuk persepsi. Sensasi adalah fungsi alat indra dalam menerima informasi dari langganan.

17

Elvinaro Ardianto dan Soleh Soemirat, Dasar-Dasar Public Relations, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal.114

18

Ibid. 115 19

(12)

2. Persepsi

Adalah hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsangan tersebut berdasarkan pengalamannya mengenai rangasangan. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra.

3. Kognisi

Adalah suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul jika individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

4. Motivasi

Adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

5. Sikap

Adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluative, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap juga dapat diperteguh atau diubah.

(13)

Proses pembentukan citra ini menunjukan bagaimana stimulus yang berasal dari luar di organisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsang ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini menunjukan bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari individu tersebut. Sebaliknya jika rangsang itu diterima oleh individu, berarti terdapat komunikasi dan terdapat perhatian dari organisme, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan.

Tahap selanjutnya yakni melakukan persepsi dimana persepsi ini memberikan makna terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai objek. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu. Selanjutnya akan dilakukan kognisi, dimana ia mengerti akan rangsangan yang diberikan. Sehingga individu harus diberikan informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

Setelah itu muncul dorongan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu atau biasa disebut dengan motif atau motivasi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Terakhir munculah sikap, yang merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan terdapat perasaan mendalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap ini juga dapat diperteguh atau diubah.

(14)

Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku umum. Untuk mengetahui bagaimana citra diri seseorang maka dibutuhkan adanya suatu penelitian. Dalam proses pembentukan citra ini peneliti ingin mengetahui dan menganalisa bagaimana citra komunitas marsel bulak-buteng penyuka musik dangdut dalam perspektif remaja di wilayah Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat.

2.3 Komunitas

2.3.1 Definisi Komunitas

Komunitas muncul ketika manusia membutuhkan kehidupan yang layak, untuk menciptakan suatu komunitas yang baik, mereka harus mengetahui untuk apa komunitas tersebut didirikan dan untuk siapa komunitas itu didirikan. Dimana setiap individu saling bertemu, bertukar pendapat, sehingga akan menimbulkan suatu rasa kekeluargaan yang ada disetiap anggota komunitasnya.

Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antara para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values. Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berati “kesamaan”, kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”.20

20

Hermawan Kertajaya. Karakteristik Entrepreneur. Jakarta: PT. Gramedia, Pustaka Utama. 2008. hal 20

(15)

Komunitas merupakan kelompok sosial terdiri atas beberapa orang yang menyatukan diri karena mempunyai kesamaan dalam banyak hal. Komunitas dalam sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang bebagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Misalnya, kebutuhan, kepercayaan, maksud, minat, bakat, hobi dan kesamaan lain, sehingga mereka merasa nyaman ketika menyatukan diri karena merasa ada teman dalam hal yang sama.

Komunitas biasanya terbentuk begitu saja dari beberapa orang yang saling berbagi perhatian, masalah atau kegemaran terhadap suatu topik dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka dengan saling berinteraksi secara terus menerus.

Carol Anne Ogdin menunjukan beberapa alasan yang menyebabkan komunitas berbeda dari kumpulan manusia lain seperti kerumunan atau kelompok manusia. Ada 5 faktor yang disebut Ogdin yang bisa membedakan komunitas dari kelompok-kelompok individu lain yaitu21:

1. Pembatasan dan eksluvitas yang berdasarkan hal ini bisa dirumuskan siapa yang menjadi anggota dan bukan anggota komunitas tersebut. 2. Tujuan yang merupakan landasan keberadaan komunitas

3. Aturan yang memberi pembatasan terhadap perilaku anggota komunitas, termasuk ancaman disingkirkan untuk yang berperilaku melanggar aturan.

21

Yosal Iriantara. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. hal 22

(16)

4. Komitmen terhadap kesejahteraan orang lain, sehingga ada kepedulian terhadap orang lain yang berada dalam komunitas yang sama atau ada tanggung jawab bagi individu terhadap komunitas secara keseluruhan.

5. Kemandirian yakni memiliki kebebasan sendiri untuk menentukan apa yang dilakukan dan cara memasuki komunitas.

Dengan demikian, untuk kepentingan Public Relations kita bisa memandang komunitas berdasarkan lokalitas sebagai sekelompok orang yang berdiam pada lokasi yang sama. Komunitas dapat juga dipandang sebagai interaksi dalam struktur sosial yang berdiam pada lokasi yang berbeda atau mungkin berjauhan namun dipersatukan oleh kepentingan nilai-nilai yang sama.

2.4. Musik Dangdut

2.4.1 Definisi Musik Dangdut

Musik merupakan bunyi yang diterima oleh individu atau kelompok berdasarkan sejaran, budaya, lokasi dan selera. Hampir semua manusia membutuhkan musik karena musik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia sebab musik dapat menjadikan kita merasa senang, gembira dan nyaman.

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka

(17)

masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.22

Maka dapat dikatakan musik dangdut sebagai musik yang universal, karena musik dangdut sendiri terbentuk dari 3 unsur yaitu perpaduan dari musik india, arab dan melayu. Ciri khas musik dangdut sendiri terdengar dari suara pukulan gendang serta seruling dan irama lagu dangdut juga sangat melekat di hati masyarakat dan lirik lagunya pun mudah dicerna bagi siapa saja yang mendengarnya.

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.23

2.5 Kerangka Berpikir

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai hal yang penting. Dengan demikian, kerangka

22

Di akses oleh Nina Kurniawati pada tanggal 6 juli 2014. pukul: 23.00 wib. Dari : http://dangdutx3w.blogspot.com

23 Ibid.

(18)

berpikir yakni sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya. Kerangka berpikir merupakan sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk keseluruhan proses penelitian yang di lakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menyusun kerangka konsep sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Penelitan ini berangkat dari teori citra, dimana citra merupakan kesan, perasaan, nilai, dan keyakinan mengenai suatu organisasi atau individu yang perlu diciptakan agar bernilai positif dan bisa dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Citra tersebut digambarkan melalui empat komponen yaitu persepsi,

Citra  Stimulus  Persepsi  Kognisi  Motivasi  Sikap

Citra Komunitas Marsel Bulak-Buteng Penyuka Musik Dangdut Dalam Perspektif Remaja Di Wilayah Rt.001 Rw.04

(19)

kognisi, motivasi dan sikap. Dalam hal ini yang menjadi tujuan penelitian yang ingin peneliti lakuakan adalah mengetahui dan menganalisa citra komunitas marsel bulak-buteng penyuka musik dangdut melalui perspektif remaja di wilayah Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat. Peneliti dalam hal ini menjelaskan bagaimana proses pembentukan citra yang dilakukan oleh komunitas Marsel Bulak-Buteng.

Komunitas Marsel Bulak-Buteng berusaha memberikan stimulus kepada para remaja di wilayah Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat dengan harapan munculnya respon positif dari mereka terhadap komunitas Marsel Bulak-Buteng. Stimulus tersebut dengan cara memberikan kesan yang sangat baik dalam bersosialisasi dengan para remaja di wilayah Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat. Kegiatan sosial yang di lakukan seperti mengadakan santunan untuk anak-anak yatim piatu dan mengadakan acara event musik dangdut setiap tahunnya saat memperingati acara ulang tahun komunitas Marsel Bulak-Buteng. Komunitas ini juga menunjukan eksistensi komunitasnya yang di peroleh dengan cara mulai dari menghadiri acara dangdut setiap mendapatkan undangan dari komunitas dangdut di wilayah jadebotabek, melakukan kegiatan paguyuban kondangan, melakukan pertandingan futsal agar menjalin persahabatan dengan komunitas dangdut.

Stimulus tersebut mula-mula akan menarik perhatian remaja sebagai komunikan atau organisme setalah menaruh perhatian pada rangsangan tersebut selanjutnya para remaja akan melakukan tahap persepsi dimana para remaja akan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator sehingga dengan

(20)

mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Selanjutnya rangsangan yang diberikan oleh komunikator dapat memenuhi kognisi yaitu keyakinan diri dimana ia akan mengerti rangsangan yang diberikan sehingga munculah dorongan motivasi atau motif untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan yang dinginkan. Setelah itu munculah sikap, pendapat, tanggapan dimana para remaja tersebut sebagai komunikan akan memberikan umpan balik yang nantinya akan berpengaruh terhadap citra komunitas Marsel Bulak-Buteng.

Gambar

Gambar 2.2  Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui karakteristik dari material beton kedap suara dengan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit, semen PC, dan pasir sebagai bahan baku utamanya... 1.3

Pada pembaharuan-pembaharuan, perluasan atau prubahan-perubahan sebagian banguna-bangunan yang telah ada seperti dimaksud ayat (2) Pasal ini yang harus dikerjakan dengan

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (65%) memiliki tingkat loyalitas yang sangat tinggi terhadap susu cair karena mereka tidak pernah mengganti

Teban: Masama, Juana, tila yata itong pagkabuhay namin ay lagi na lamang sa hirap… noong araw kami ay walang inaasahan kundi kaunting suweldo dahil sa kami’y alipin ng mga

Berdasarkan beberapa pendapat tentang komunikasi interpersonal, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian informasi, pikiran

Dengan pemahaman bahwa pasar modal dapat mengalami penurunan dan juga sebaliknya akan mengalami kenaikan, seorang pemodal pemula yang memiliki jangka waktu investasi yang

Pada bab ini penulis lebih banyak menjelaskan latar belakang mengenai kepuasan pelanggan pada NC Tours and Travel , rumusan permasalahan mengenai pengaruh

pekerjaan) perlu dilaksanakan proses analisis jabatan, sedangkan untuk dapat menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perlu dilaksanakan analisis beban kerja