• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

56

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN

KEPERAWATAN

Wahyuningsih Safitri

STIKes Kusuma Husada Surakarta, wahyuningsihsafitri@gmail.com

ABSTRAK

Pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang akan diterima oleh pasien. Motivasi perawat yang rendah akan berdampak langsung pada kinerja perawat, sehingga akan menghasilkan mutu pelayanan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif noneksperimental dengan desain cross sectional. Uji statistik dengan product moment. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di RSUD Kota Surakarta sebanyak 70 perawat. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan 41 responden. Pengumpulan data mengunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan (p value 0,000). Berdasarkan hasil penelitian, motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat berhubungan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan.

Kata kunci: motivasi, perawat, asuhan keperawatan

ABSTRACT

Nursing services greatly affect the quality of nursing care received by patients. The motivation of nurses is low will have a direct impact on the performance of nurses, so it will produce a lower quality of service. This study aims to determine the relationship of intrinsic and extrinsic motivation nurse with the implementation of nursing care. This study uses a quantitative non-experimental method with cross sectional design. Statistical test with product moment. The population in this study were nurses working in hospitals Surakarta many as 70 nurses. The sampling technique is purposive sampling with 41 respondents. Data collection using the questionnaire. The results showed no relationship intrinsic and extrinsic motivation nurse with the implementation of nursing care (p value of 0.000). Based on the results of research, intrinsic and extrinsic motivation of nurses associated with the implementation of nursing care.

Keywords: motivation, nurses, nursing care

PENDAHULUAN

Perwujudan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dimulai pada akhir Tahun 2015 merupakan momentum yang penting bagi perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Perawat sebagai salah satu sektor jasa yang diakui oleh Mutual Recognition Arrangements (MRA) dituntut untuk meningkatkan kesejajaran mutu pelayanan keperawatan di Indonesia dengan negara ASEAN lainnya. Pelayanan keperawatan yang professional merupakan salah satu upaya perawat bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (BPPSDMK, 2013). Perawat mempunyai tanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai masalah kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan (Effendi, 1995). Pelayanan keperawatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan dan sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang akan diterima oleh pasien (Kuntjoro, 2005).

Salah satu faktor yang mendukung adalah kenyataan yang dapat kita cermati di unit-unit pelayanan kesehatan seperti halnya di rumah sakit, dimana tenaga yang selama 24 jam berada di sisi pasien adalah tenaga keperawatan (Nursalam,2011). Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang telah dijabarkan oleh PPNI yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

(2)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

57

Informasi mengenai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan asuhan keperawatan yang ditemukan oleh beberapa peneliti dihubungkan dengan faktor individu, psikologi dan organisasi. Motivasi merupakan salah satu komponen variabel psikologi yang dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan demografis. Penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan kinerja menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi dan kinerja (Samsualam, 2008).

Berdasarkan Munas Asosiasi Rumah Sakit daerah seluruh Indonesia ke-4 di Jakarta tahun 2010 disampaikan bahwa kinerja pelayanan kesehatan masih rendah terutama didaerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan pulau-pulau terluar. Kualitas pelayanan kesehatan yang rendah disebabkan standar kualitas pelayanan di sebagian Rumah Sakit daerah masih dibawah standar dan keterbatasan tenaga kesehatan (Munas, 2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja pelayanan kesehatan khususnya perawat di Indonesia belum optimal. Survei yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Nopember 2014 mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan, didapatkan data bahwa 30% responden tidak termotivasi dalam bekerja antara lain disebabkan pembagian jasa pelayanan tidak transparan, kurangnya fasilitas dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan manajemen rumah sakit kurang bagus. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan di RSUD Kota Surakarta. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan.

TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan (Handoko, 2003). Stanford mengemukakan ada 3 hal penting dalam pengertian motivasi yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan merupakan sesuatu yang dirasakan kurang oleh seseorang baik fisik maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi (Nursalam, 2011). Motivasi kerja perawat merupakan segala sesuatu yang mendorong perawat untuk mau meningkatkan kinerjanya yaitu melaksanakan kegiatan dalam proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan karena seseorang terdorong melakukan sesuatu apabila merasa ada suatu kebutuhan (Farida, 2011).

Menurut Landy dan Becker, motivasi dikelompokkan berdasarkan pendekatan modern pada teori dan praktik menjadi 4 kategori yaitu teori kebutuhan, teori keadilan, teori harapan dan teori penguatan (Azwar, 2010). Teori motivasi dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang yaitu faktor penyebab kepuasan kerja(satisfier) atau intrinsic motivation dan faktor ketidakpuasan kerja atau exstrinsic motivation yang juga disebut faktor pemeliharaan (hygienic factors) Faktor penyebab kepuasan (faktor yang memotivasi) adalah daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang meliputi prestasi, pekerjaan, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan dan peningkatan dalam pekerjaan. Faktor yang memotivasi mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja. Faktor ketidakpuasan kerja atau faktor pemeliharaan (hygienic factors) adalah daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja meliputi kondisi kerja, hubungan antar pribadi dengan atasan, bawahan dan rekan sejawat, supervisi, gaji, keamanan kerja, kebijakan perusahaan dan administrasi. Faktor ketidakpuasan untuk mencegah merosotnya semangat kerja, meskipun tidak dapat memotivasi tetapi dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja atau menurunkan produktifitas (Nursalam, 2011).

Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang diberikan secara langsung pada pasien di berbagai tatanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan berdasarkan kaidah – kaidah keperawatan sebagai profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berdasarkan kebutuhan obyektif untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien (Zaidin, 2012). Proses keperawatan adalah merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama pasien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dan berfokus pada pasien, berorientasi pada tujuan, dimana setiap tahap saling ketergantungan dan kesinambungan. Tujuan proses keperawatan adalah agar diperoleh hasil asuhan keperawatan yang bermutu, efektif sesuai dengan kebutuhan dan agar pelaksanaannya dilakukan secara sistimatik, dinamis, dan berkelanjutan (Praptiningsih, 2006).Tahapan proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan mengacu pada standar praktik keperawatan yang telah dijabarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia

(3)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

58

tahun 2010 yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif noneksperimental dengan studi korelasional untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan. Pendekatan yang digunakan adalah desain cross sectional dimana peneliti melakukan pengukuran atau pengamatan variabel-variabel penelitian hanya satu kali, pada satu saat dan tidak ada follow up (Nursalam, 2003).

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di RSUD Kota Surakarta sebanyak 70 orang perawat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Besar sampel dalam penelitian

ini adalah sebanyak 41 orang perawat.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner motivasi terdiri dari 26 item pertanyaan dan kuesioner pelaksanaan asuhan keperawatan terdiri atas 18 item peryataan. Uji coba kuesioner dilakukan ntuk mengetahui validitas butir soal dalam penelitian ini, peneliti menghitung koefisien validitas dengan

product moment. Uji reliabilitas kuesioner dengan menggunakan teknik belah dua Alpha Cronbach

(Najmah, 2011). Hasil uji validitas kuesioner tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat, ada 26 pernyataan valid, nilai r hitung 0,485- 0,887 dengan r tabel 0,361. Kuesioner pelaksanaan asuhan keperawatan ada 18 pernyataan valid, nilai r hitung 0,440 - 0,809 dengan r tabel 0,361. Hasil uji reliabilitas kuesioner motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat didapatkan nilai alpha cronbach yaitu 0,951, dan nilai alpha cronbach pada kuesioner pelaksanaan asuhan keperawatan adalah 0,913.

Cara pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dan dibagikan kepada responden sehingga data diperoleh langsung dari responden. Kuesioner dalam penelitian ini merupakan pertanyaan/pernyataan tertutup yaitu pilihan jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih. Proses pengumpulan data dimulai setelah mendapatkan ijin, peneliti berkoordinasi dengan kepala ruang untuk memilih sampel. Dengan dibantu oleh kepala ruang, peneliti menemui responden dan menjelaskan tentang maksud, tujuan dan proses penelitian, dimana untuk pengisian kuesioner membutuhkan waktu 20-30 menit dan dilaksanakan pada waktu istirahat responden. Peneliti menyerahkan lembar permohonan untuk menjadi responden dan responden dipersilahkan untuk membaca dan memahami lembar permohonan. Perawat yang bersedia menjadi responden dimohon menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Kuesioner diberikan kepada responden dan dipersilahkan untuk membaca petunjuk pengisian kuesioner, apabila ada pertanyaan maka dijelaskan. Setelah selesai, peneliti mengumpulkan kuesioner dan memeriksa kembali kelengkapan serta kejelasan isi kuesioner. Apabila ada pernyataan yang belum terisi, maka peneliti meminta responden untuk melengkapi jawaban.

Pengolahan data dengan proses editing, coding, tabulating, entry data dan clearing ( Santjaka, 2011). Analisis univariat dilakukan pada variabel bebas maupun variabel terikat dari hasil penelitian untuk melihat distribusi frekuensi dari tiap variabel ( Istijanto, 2009). Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan analisis korelasi product moment (Najmah, 2011)

HASIL

a. Motivasi

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi

No Motivasi Jumlah Persentase (%)

1 Tinggi 27 65,8

2 Rendah 14 34,2

Jumlah 41 100

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi tinggi yaitu 27 orang (65,8%).

(4)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

59

b. Pelaksanaan asuhan keperawatan

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan asuhan keperawatan

No Pelaksanaan askep Jumlah Persentase (%)

1 Baik 30 73,1

2 Kurang baik 11 26,9

Jumlah 41 100

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pelaksanaan asuhan keperawatan baik yaitu 30 orang (73,1%).

c. Hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan Tabel 3. Analisis hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat dengan pelaksanaan asuhan

keperawatan

Variabel p

value

motivasi dan pelaksanaan askep 0,000

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan p value sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian hipotesa Ho ditolak dan disimpulkan ada hubungan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan

PEMBAHASAN

Motivasi merupakan kekuatan yang berupa keinginan maupun harapan yang pada akhirnya menuntun seseorang untuk berkinerja secara maksimal (Tappen, 2004). Motivasi kerja perawat merupakan segala sesuatu yang mendorong perawat untuk mau meningkatkan kinerjanya yaitu melaksanakan kegiatan dalam proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhannya (Farida,2011). Hal ini dapat terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan perawat memiliki motivasi tinggi sebanyak 27 orang. Motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan karena seseorang terdorong melakukan sesuatu apabila merasa ada suatu kebutuhan (Riyadi,2007).Makin kuat motivasi seseorang maka makin kuat pula usahanya untuk mencapai tujuan tersebut (Hartati,2010).Hal ini sesuai dengan teori hirarki kebutuhan menurut Maslow, bahwa seseorang akan termotivasi karena adanya kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri (Nursalam,2011). Adanya perbaikan faktor-faktor pemeliharaan motivasi misalnya kelengkapan fasilitas dalam pelayanan asuhan keperawatan dan kondisi lingkungan tempat kerja, sangat penting dilakukan untuk meningkatkan motivasi perawat. Keamanan kerja merupakan faktor pemeliharaan motivasi yang penting, meskipun secara langsung tidak dapat memotivasi dan menimbulkan ketidakpuasan kerja tetapi dapat mencegah merosotnya semangat kerja.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 30 perawat melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan teori, bahwa kinerja dan produktifitas berkaitan dengan dengan faktor lingkungan, personal, faktor organisasi dan faktor managemen.Individu dalam bekerja secara umum dapat dilihat dari tiga faktor yang mempengaruhi yaitu motivasi, kemampuan mengerjakan pekerjaaan dan lingkungan kerja (Ilyas, 2002). Dengan demikian kinerja seseorang berproses dengan sangat dinamis dalam diri individu dan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal dimana individu tersebut berada. Variabel yang mempengaruhi ada tiga yaitu variabel individu, variabel psikologi dan variabel organisasi. Variabel individu terdiri dari kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografis. Variabel psikologi terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, supervisi, struktur dan desain pekerjaan serta komunikasi (Gibson, 1996).Menurut peneliti, peranan faktor individu, psikologi dan organisasi cukup besar terhadap optimalisasi kerja perawat karena dengan motivasi yang baik dan didukung adanya sumber daya manusia, kepemimpinan, supervisi, komunikasi dan imbalan yang baik, maka secara langsung akan berpengaruh terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Agung Pribadi di RSUD Kelet tahun 2009 yang mendapatkan data bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat. Motivasi merupakan keadaaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu

(5)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

60

tujuan (Handoko, 2003). Hasil penelitian lain yang mendukung dipaparkan oleh Royani di RSUD Cilegon tahun 2010 yang menunjukkan bahwa faktor non finansial yang terdiri dari pencapaian, pengakuan, pengaruh dan pertumbuhan diri adalah faktor yang paling tinggi mempengaruhi kinerja perawat karena perasaan puas pada pemenuhan kebutuhan non finansial akan jauh lebih lama terpelihara dibandingkan dengan faktor finansial.Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja individu adalah dengan mendorong individu tersebut untuk berprestasi, mempengaruhi, berkuasa dan kebutuhan berafiliasi misalnya hubungan persahabatan. Hal ini merupakan daya penggerak untuk memotivasi karyawan dalam mengerahkan semua potensi yang dimilikinya (Amstrong, 2003).

Adanya faktor yang memotivasi mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja, sedangkan faktor ketidakpuasan dapat mencegah merosotnya semangat kerja (Nursalam, 2011). Dalam rangka ikut serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, setiap perawat harus mempunyai motivasi yang tinggi agar dapat menangani pasien dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan rumah sakit dan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit terhadap masyarakat. Apabila motivasi perawat rendah, maka akan berdampak langsung pada kinerja perawat, sehingga akan menghasilkan mutu pelayanan yang rendah (Ba’diah, 2009). Salah salah satu upaya mendorong motivasi perawat dengan memberikan support agar mau berprestasi. Prestasi dengan kinerja menunjukkan hubungan yang positif, artinya perawat yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki kinerja tinggi dan sebaliknya mereka yang memiliki kinerja rendah karena motivasi berprestasi juga rendah (Juliani, 2009).

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perawat yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 27 orang (65,8%), pelaksanaan asuhan keperawatan baik sebanyak 30 orang (73,1%) dan ada hubungan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik perawat dengan pelaksanakan asuhan keperawatan dengan p value 0,000.

DAFTAR PUSTAKA

Agung Pribadi. Analisis faktor pengetahuan, motivasi, dan persepsi perawat tentang supervisi kepala ruang terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah di Jepara. Tesis. Semarang: MIKM Undip. 2009

BPPSDMK Depkes, Resume MRA ASEAN sampai April 2013, diakses dari http://bppsdmk.depkes.go.id/tkki/data/uploads/docs/mra/resume-mra-pdf.pdf, pada tanggal 10 Februari 2016

Azwar, Azrul. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ketiga. Jakarta: Binarupa aksara. 2010 Amstrong and Murlis. Reward management. 1st edition. Jakarta: Gramedia. 2003

Ba'diah, Atik dkk. Hubungan motivasi perawat dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit daerah Panembahan Senopati Bantul tahun 2008. Jurnal manajemen pelayanan kesehatan. Volume 12 nomor 2. 2009. 74-82

Effendy, Nasrul. Pengantar Proses Keperawatan. Editor: Ni Luh Gede Yasmin Asih. Jakarta : EGC. 1995

Farida. Kepemimpinan efektif dan motivasi kerja dalam penerapan komunikasi terapeutik perawat. Jurnal Ners. Volume 6 Nomor 1. 2011. 31-41

Gibson J.L, Lumcevieh J.M dan Donnelly J.H. Organisasi, perilaku, struktur dan proses. Jilid I edisi ke-8. Jakarta: Bina rupa aksara. 1996

Handoko, Hani T. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. 2003.

Hartati, Handoyo. Pengaruh motivasi intrinsik terhadap pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Purbalingga. Jurnal ilmiah kesehatan keperawatan. Volume 6 nomor 1. 2010. 1-11

Ilyas, Yaslis. Kinerja: teori, penilaian dan penelitian. Jakarta: Fekon UI. 2002. Istijanto. Aplikasi praktis riset pemasaran. Jakarta: PT Gramedia pustaka Utama. 2009

Juliani. Pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan. 2009. diakses tanggal 15 April 2013. URL: http://repository.usu.ac.id/bitstream Kuntjoro T. Pengembangan manajemen kinerja perawat dan bidan sebagai strategi dalam peningkatan

mutu klinis. Jurnal manajemen pelayanan kesehatan. Volume 8 nomor 3. 2005

(6)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

61

Najmah. Managemen dan analisa data kesehatan: kombinasi teori dan aplikasi SPSS. Yogyakarta: Nuha medika. 2011

Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Salemba medika. 2003

Nursalam. Manajemen keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba medika. 2011

Praptiningsih, Sri. Hukum perawat. Jakarta: Raja grafindo persada. 2006.

Royani. Hubungan sistem penghargaan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di RSUD Cilegon Banten. 2010. diakses tanggal 21 Januari 2013. http://lontar.ui.ac.id.

Riyadi. Hubungan motivasi kerja dan karakteristik individu dengan kinerja perawat di RSUD Dr. Moh. Anwar Sumenep Madura. Jurnal manajemen Pelayanan Kesehatan.Volume 3 Nomor 7. 2007. 72-79

Samsualam, Indar dan Muh. Syafar. Analisis hubungan karakteristik individu dan motivasi dengan kinerja asuhan perawatan di BP. RSUD. Labuang Baji Makassar. Jurnal kesehatan masyarakat madani. Volume 1 nomor 2. 2008. 88-95

Santjaka, Aris. Statistik untuk penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika. 2011

Tappen. Essentials nursing leadership and management. Philadelphia: F.A Davis company. 2004 Zaidin, Ali. Dasar – dasar keperawatan profesional. Jakarta: Widya medika. 2002.

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang tersebut memiliki jangkauan yurisdiksi tidak semata-mata untuk perbuatan hukum yang berlaku di Indonesia dan/atau dilakukan oleh warga negara Indonesia,

 prasekolah, sekolah dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini, banyak

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa celebrity endorser, persepsi harga, kualitas produk dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda

Sebelum mengikuti pelatihan saya masih bingung karena guru harus mengajar secara menyeluruh, tidak hanya mewakili bidang studi yang diajarkan saja. Setelah ikut

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara studi literature atau penelitian pustaka dengan mengkaji dan menelaah berbagai literatur yang memiliki hubungan atau

Penelitian ini bertujuan untuk meng- identifikasi komposisi jenis hasil tangkap sam- pingan dan mencoba menganalisis hubungan interaksi ikan hasil tangkap sampingan

Kekuatan korelasi antara kedua variabel adalah sangat lemah, hal ini dapat disebabkan karena pada pasien asma perokok aktif didapatkan penyakit lain yang

T.T : cih (angsel) ; pemain cak secara bersama menggerakan kedua tangan ke arah kiri dihentakan pada hitungan sir dengan posisi tangan yang kiri lurus, kanan