• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Sari Mutiara Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Sari Mutiara Indonesia."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 525 ojs-unita.com

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TALKING STICKDIKELAS III B SD NEGERI 066652

BAKTI LUHUR MEDAN

Yustanti Tiprayanda Siahaan 1), Taruli Marito Silalahi 2) 1

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Sari Mutiara Indonesia

Email : yustantisiahaan28@gmail.com

2Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Sari Mutiara Indonesia

Email : taruli766hi@gmail.com

Abstract - This research is a classroom action research (Classroom Action Reseach), using the talking stick

cooperative learning model can improve student learning outcomes in Mathematics subject matter in class IIIB Elementary School 066652 Bakti Luhur T.A 2018/2019.Every cycle there are two meetings. Before applying the research action, pre-cycle activities were carried out with the value of student learning outcomes completeness level is 0% with an average value of 40.5%. Student learning outcomes in the first cycle, the level of disability becomes 55% with an average value of 60.5%. Then the results of student learning cycle II, the level of completeness to 100% with an average value of 86.5%. Percentage of student cycle I participation was 77.50%, Cycle II was 86.25%. In the percentage of activities of teachers of Siklius I was 76.92% and Cycle II was 82.69%.

Keywords: Learning Outcomes, Cooperative Learning Type Talking Stick. Fraction Material.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama didalam pelaksanaan pembangunan nasional, terutama dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh. Untuk memenuhi pelaksanaan pembangunan tersebut dibutuhkan manusia yang mempunyai pemikiran maju dan berkembang. Dalam upaya melaksanakan program pembangunan, bangsa Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha pengembangan sumber daya manusia. Dalam konteks inilah pendidikan akan semakin dituntut peranananya untuk dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan tentu tidak terlepas dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar ini merupakan inti dari kegiatan pendidikan, sebab didalamnya terdapat kegiatan transfer ilmu pengetahuan dari guru ke peserta didik. Dalam proses belajar mengajar terdapat mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi manusia, salah satunya adalah matematika. Menurut Hans Frudental dalam Exva Listiana Putri (2017), matematika merupakan aktivitas insan dan harus dikaitkan dengan realita

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari guru di SD Negeri 066652 Bakti Luhur jumlah peserta didik ada 20 orang, laki-laki ada 11 orang, perempuan ada 9 orang. Bahwa nilai yang diperoleh pada mata pelajaran matematika, nilai harian rata –

(2)

Page | 526 ojs-unita.com

rata dari 20 siswa adalah nilai 60. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa Kelas III SD Negeri 066652 Bakti Luhur masih rendah.

Tabel 1.1 Nilai mata pelajaran Matematika kelas III

No Nilai Matematika Jumlah Siswa

1 < 49 9 2 50-69 3 3 70-79 4 4 80-89 2 5 90-100 2 Jumlah 20 siswa

Hasil belajar Matematika siswa kelas III masih belum maksimal, dapat diuraikan dari jumlah 20 orang peserta didik, jumlah siswa yang mendapatkan nilai matematika dibawah 70 adalah 70% (14 siswa), dan mendapat nilai diatas 70 adalah 30% (6 siswa). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa lebih banyak siswa yang tidak tuntas nilai matematikanya dibandingkan yang tuntas.

Dalam penelitian Rizkia Devi,dkk menyatakan dengan penerapan Model Kooperatif Tipe Talking

Stick dapat meningkatkan pembelajaran matematika

rata-rata siklus I sebesar 69, siklus II 77, siklus III 89.

Pembelajaran dengan talking stick (tongkat

berbicara) ini memungkinkan peserta didik yang tadinya pasif akan tedorong untuk ikut berpartisipasi dalam kelompoknya, sehingga meminimalisir terjadi monopoli kelas oleh peserta didik yang pintar. Dengan bantuan model Talking Stick juga mendorong peserta didik untuk memiliki tanggung jawab dalam mengusai materi yang akan diberikan. Anggota kelompok yang lain juga ikut mengusahakan agar semua temannya dapat memahami materi agar nantinya dapat menjawab pertaanyaan sehingga mendapaat penambahan skor.

Dalam hal ini setiap individu ikut berpartisipasi dalam penambahan skor dalam nilai kelompoknya. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi pecahan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dikelas IIIB SD Negeri 066652 Bakti Luhur”.

Tujuan Penelian ini adalah sebagai berikut : (1)Untuk mengetahui apakah model kooperatif tipe

Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada materi pecahan di kelas III SD Negeri 066652 Bakti Luhur. (2)Untuk Mengetahui bagaimana model kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pecahan di kelas III SD Negeri 066652 Bakti Luhur.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Salvin dalam Donni Juni Priansa (2017:292) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model atau acuan pembelajaran dimana dimana dalam proses pembelaajaran yang berlangsung, peserta didik mampu belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen atau dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Adapun model pembelajaran yang digunakan peneliti adalah model pembelajaran kooperatif tipe

talking stick, Suprijono dalam Astuti Ayu Ningsi

(2017) menyatakan bahwa model pembelajaran

Talking stick dapat mendorong siswa untuk berani

mengemukakan pendapatnya dalam

pembelajaran.Ngalimun dalam Rizqi Jamiah (2016) Sintak Pembelajaran ini adalah guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa membaca materi lengkap pada waacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang

(3)

Page | 527 ojs-unita.com

kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepada siswa dan guru memberikan pertaanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.

Menurut Aris Shoimin (2014:199) langkah-langkah penerapan model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:

a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen,

b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok,

c. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana,

d. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan,

e. Guru mengambil tongkat kemudian memberikan kepada peserta didik untuk dijalankan secara estafet ke peserta didik selanjutnya, setelah itu guru memberikan pertanyaan, peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian selanjutnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru.

f. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan,

g. Guru memberikan kesimpulan,

h. Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu, Guru menutup pembelajaran.

Menurut Hengky dalam Suriani Siregar (2015) keunggulan Talking stick adalah “ pertanyaan yang fokus pada materi pelajaran, menguji kesiapan siswa, memotivasi keberanian dan keterampilan siswa, memupuk tanggung jawab dan kerja sama, mengajarkan mengeluarkan pendapat sendiri, agar siswa berpikir sendiri apa jawaban dari pertanyaan tersebut dan mengasah kemampuan dan pengalaman siswa”.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III B SD Negeri 066652 Bakti Luhur. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II (genap) Tahun Ajaran 2018/2019. Objek dalam Penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran matematika. Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan.

Dalam penelitian ini, untuk mengumpulkan data selama pembelajaran peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa : (1) tes, (2) Observasi. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik analisis data cara kualitaatif, teknik analisis data dengan cara kualitatif meliputi hasil belajar siswa, analisis aktivitas siswa dan guru.

Analis data di antaranya adalah: 1. Hasil Belajar Individu HBI = x 100

Keterangan :

HBI = Hasil Belajar Siswa T = Jumlah Skor yang Diperoleh Ti = Jumlah Skor Total

2. Hasil Belajar Klasikal HBK = x 100

HBK = Hasil Belajar Klasikal T = Jumlah Siswa yang Tuntas S = Jumlah Siswa Seluruhnya Sumber : Rendi Lilit Pambudi (2015)

Indikator keberhasilan yang digunakan pada penelitian ini jika nilai KKM mencapai 70, nilai rata-rata menjacapai 70.00, presentase ketuntasan belajar mencapai 75%, keaktifan siswa dalam pembelajaran tinggi.

(4)

Page | 528 ojs-unita.com

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Awal

Berdasarkan hasil pra siklus yang dilaksanakan di kelas III B SD Negeri 066652 Bakti Luhur sebelum dilaksanakan penelitian pada semester II (genap) tahunajaran 2018/2019 banyak siswa yang hasil belajarnya masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dapat terlihat pada hasil belajar 20 siswa tidak tuntas dari 20 siswa yang diperoleh nilai tuntas dengan presentase 100%, dan 0 siswa memperoleh nilai tidak tuntas dengan presentase 0%.

Siklus I

Setelah pembelajaran siklus I berlangsung selama 2 kali pertemuan maka dilakukan tes tertulis mata pelajaran matematika. Hasil tes mata pelajaran maatematika diperoleh hasil sebagai berikut : Nilai tertinggi 100, nilai terendah 10, nilai rata-rata 60,5%. Masih ada 9 siswa (45%) yang mendapat nilai di bawah ketuntansan belajar minimal (KKM). Hasil analisis tes hasil belajar matematika siswa diperoleh nilai rata-rata 60,5%, nilai tertinggi 100, nilai terendah 0, ketuntasan belajar 11 siswa (55%).

Siklus II

Setelah pembelajaran siklus II berlangsung selama 2 kali pertemuan maka dilakukan tes tertulis mata pelajaran Matematika. Hasil tes mata pelajaran Matematika diperoleh hasil sebagai berikut : nilai tertinggi 100, nilai terendah 70, nilai rata-rata 86,5% dengan ketuntasan hasil belajar 20 siswa (100%).

Gambar 1. Pengamatan Hasil Belajar

Berdasarkan kegiatan penelitian yang dkukan pada kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II terlihat peningkatan dalam hasil belajar. Pada kegiatan siklus II dinyatakan maksimal dan berhasil.

Perolehan nilai rata-rata pada pra siklus, siklus I dan siklus II meningkat. Pada kegiatan pra siklus 40,5%. pada siklus I meningkaat menjadi 60,5%, dan pada siklus II meningkat menjadi 86,5%.

Gambar 2. Diagram Perbandingan Partisipasi Siswa Siklus I dan Siklus II.

Berdasarkan gambar I, diuraikan partisipasi siswa siklus I 77,50% dan Siklus II 86,25%. Besar presentase partisipasi siswa pada setiap siklus menunjukkan peningkatan.

Gambar 3. Diagram Perbandingan Aktivitas Guru Siklus I dan II

Berdasarkan Gambar 2 diatas, diuraikan aktivitas guru pada siklus I 76,92%, dan Siklus II 82,69%. Besar presentase aktivitas guru pada setiap siklus menunjukkan peningkatan.

(5)

Page | 529 ojs-unita.com

5. PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III B SD Negeri 066652 Bakti Luhur Pada semester II (Genap) Tahun Ajaran 2018/2019.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Astuti, N, A, C. 2017. Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

Berbantuan Media Gambar Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar. e-journal

PGSD Universitas Kristen Satyawacana. Vol. 1, No. 2. [Online]. [29 Januari 2019].

[2] Siregar, Suriani. 2015. Pengaruh Model

Talking Stick Terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Visual Siswa Pada Konsep Sistem Indra. e-journal FIKP Universitas Gunung

Leuser. Vol.3,Vol.2. [Online]. [ 12 Desember 2018].

[3] Shoimin Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta.Ar-Ruzz Media

[4] Pambudi, Rendi Iman Lilit. 2015.

Penerapan model talking stick untuk meningkatkan hasil belajar matematika

pada siswa kelas IV SD Negeri

surodiningratan II tahun ajaran 2015/2016.

e-Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-6 2017. PGSD- Universitas Negeri Yogyakarta.[Online].[12 Desember 2018].

[5] Devi, Rizkia, dkk.2015. Penerapan Model

Kooperatif Tipe Talking Stickdalam

Peningkatan Pembelajaran Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Prembun Tahun Ajaran 2014/2015. e-journal PGSD

FKIP Universitas Sebelas Maret. Vol 4, No 1.1. [Online].[08 Maret 2019].

[6] Putri, Exva Listiana. 2017. Pengaruh

Model Pembelajaran Talking Stick

Didukung Media Origami Terhadap

Kemampuan Menjumlahkan dan

Mengurangkan Bilangan Pecahan Siswa Kelas IV SDN Ngadirejo II Tahun Pelajaran 2017. e-journal FKIP PGSD

Universitas Nusantara PGRI KEDIRI. Vol. 01 No 03. [Online]. [12 Desember 2018].

[7] Priansa, Juni, Donni. 2017. Pengembangan

strategi & Model Pembelajaran. Bandung.

Gambar

Gambar  2.  Diagram  Perbandingan  Partisipasi  Siswa Siklus I dan Siklus II.

Referensi

Dokumen terkait

Satar Mese Barat, maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran saudara yang akan dilaksanakan pada :.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam upaya apa saja yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi ekonomi di

Microsft Excel adalah suatu program aplikasi yang berupa kolom dan lajur elektronik yang di tunjukan untuk mengolah dokumen yang berupa angka, dimana angka

Kita diberi kesempatan mengeluarkan sebagian dari bahan makanan kita untuk saudara-saudara kita yng berhak menerimanya lewat zakat fitrah. Di samping makna solidaritas yang

Metode sintesis sitronelal dapatdilakukan dengan katalis homogen, namun katalis homogen tidak dapat digunakan kembali untuk melakukan reaksi siklisasi yang dilanjutkan dengan

mencipta yang terdapat pada tugas-tugas pada setiap kegiatan dengan kurikulum 2013. Penyesuaian kompetensi pengetahuan dilakukan peneliti dengan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sumber catuan no break system yang digunakan di STO tangerang berasal dari PLN dan Genset. Kapasitas arus pada genset lebih besar

Pada umumnya, analisis transmisi harga vertikal dilakukan terhadap harga- harga komoditas yang sama, namun demikian, analisis transmisi harga vertikal juga dapat dilakukan