KODE ETIK ARSITEK
dan
KAIDAH TATA LAKU PROFESI ARSITEK
IKATAN ARSITEK INDONESIA
KODE ETIK?
Webster dictionary
1. The study of standards of conduct and moral judgment 2. The system or code of morals of a particular profession
Oxford dictionary
1. The moral principles by which a person is guided
2. The rules of conduct recognized in certain associations or departments of human life
Kesepakatan tentang prinsip ahlak dan tata laku
Mengacu pada sistem nilai atau moral tertentu
PERANCANGAN
KODE ETIK vs ARSITEK
PELAKSANAAN PEMANFAATAN PEMBONGKARAN
Pada setiap tahap pekerjaan arsitek memberi perhatian tentang apa yang harus dilakukan, mana yang lebih baik, apa manfaatnya bagi pemberi tugas, bagaimana dampaknya bagi lingkungan . . .
Arsitek harus memutuskan pilihan-pilihan, bagaimana melakukan
pemilihan dengan baik, bagaimana mengkomunikasikan pilihan-pilihan secara adil dan terbuka . . .
Profesi arsitek penuh dengan etika, dan bekerja dengan baik sebagai
Pendidikan arsitektur
Magang / praktik kerja
Arsitek
1. Kemampuan untuk menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran estetika dan persyaratan teknis, dan yang bertujuan melestarikan lingkungan. (Ability to create architectural designs that satisfy both aesthetic and technical requirements, and
which aim to be environmentally sustainable.)
2. Pengetahuan yang memadai tentang sejarah dan teori arsitektur termasuk seni, teknologi dan ilmu-ilmu pengetahuan manusia.
(Adequate knowledge of the history and theories of architecture and related arts, technologies, and human sciences.)
3. Pengetahuan tentang seni dan pengaruhnya terhadap kualitas rancangan arsitektur. (Knowledge of the fine arts as an influence on
the quality of architectural design.)
4. Pengetahuan yang memadai tentang perancanaan dan perancangan kota serta ketrampilan yang dibutuhkan dalam proses perancanaan itu. (Adequate knowledge on urban design, planning, and the skills involved in the planning process)
5. Mengerti hubungan antara manusia dan bangunan, dan antara bangunan dan lingkungannya, serta hubungan bangunan-bangunan dengan ruang di antaranya untuk kepentingan manusia. (Understanding of the relationship between people and
buildings and between buildings and their environments, and of the need to relate spaces between them to human needs and scale.
6. Pengetahuan yang memadai tentang cara mencapai perancangan yang dapat [mendukung] lingkungan yang berkelanjutan. (An
adequate knowledge of the means of achieving environmentally sustainable design.)
7. Mengerti makna profesi dan peran arsitek dalam masyarakat terutama pada hal-hal yang menyangkut kepentingan masalah-masalah sosial. (Understanding of the profession of architecture and the role of architects in society, in particular in preparing briefs
that account for social factors.)
8. Mengerti persiapan untuk sebuah pekerjaan perancangan dan cara-cara pengumpulan data. (Understanding of the methods of
investigation and preparation of the brief for a design project.)
9. Mengerti masalah-masalah perancangan struktur, konstruksi dan enjinering yang berhubungan dengan rancangan bangunan.
(Understanding of the structural design, construction, and engineering problems associated with building design.)
10. Pengetahuan yang memadai tentang masalah fisika bangunan, teknologi dan fungsi bangunan dalam kaitannya dengan kenyamanan bangunan dan perlindungan terhadap iklim. (Adequate knowledge of physical problems and technologies and of the
function of buildings so as to provide them with internal conditions of comfort and protection against climate.)
11. Memiliki ketrampilan merancang yang memenuhi kebutuhan bangunan dalam batas-batas yang diberikan oleh anggaran biaya dan peraturan bangunan. (Necessary design skills to meet building users requirements within the constraints imposed by cost factors
and buildign regulations.)
12. Pengetahuan yang memadai tentang industri , organisasi, dan prosedur dalam penerjemahan konsep rancangan menjadi wujud bangunan serta menyatukan rencana ke dalam suatu perencanaan menyeluruh. (Adequate knowledge of the industries,
organizations, regulations, and procedures involved in translating design concepts into buildings and integrating plans into overall planning.)
13. Pengetahuan yang memadai mengenai pandangan manajemen proyek dan pengendalian biaya. (Adequate knowledge of project
finacing, project management and cost control.)
Pengalaman praktik arsitektur (The Practice of Architecture):
Wawasan tentang profesi arsitek dalam masyarakat Pengetahuan tentang standar etika profesi
Pengetahuan tentang asosiasi profesi
Wawasan tentang industri konstruksi dan hukum-hukum konstruksi Koordinasi multi disiplin
Sistem dan manajemen kantor/perusahaan Legalitas yang diperlukan untuk berpraktik Pertanggungjawaban profesi
Manajemen proyek (Project Management):
Membuat jadwal proyek
Menyusun dan mengatur kontrak kerja dengan pemberi tugas Pengetahuan tentang perijinan tanah dan bangunan
Rancangan anggaran biaya proyek dan kontrol biaya Proses pengadaan dan pelelangan
Administrasi proyek and sistem pelaporan
Pra Rancangan/Rancangan Skematik (Preliminary Design):
Menyusun dan atau membaca kerangka acuan kerja
Mengumpulkan data dan menganalisa kondisi tapak dan lingkungannya Koordinasi perancangan dengan tenaga ahli lain
Membuat konsep perancangan
Menyiapkan alternatif rancangan secara grafis
Presentasi rancangan dan membuat persetujuan dengan pemberi tugas
Pengembangan Rancangan (Design Development):
Meneliti dan menyiapkan program ruang, organisasi ruang dan kebutuhan sirkulasi secara menyeluruh dan terpadu
Mengusulkan dan memutuskan sistem pendukung bangunan dan penggunaan material Menyiapkan gambar dan dokumen teknis lainnya untuk persetujuan pemberi tugas
Gambar Konstruksi/Gambar Kerja (Construction Documentation):
Analisa menyeluruh dan memutuskan penggunaan seluruh material bangunan serta sistem pendukung bangunan
Menyiapkan dokumen lengkap perancangan meliputi gambar, spesifikasi teknis dan rancangan anggaran biaya
Administrasi kontrak (Contract Administration):
Menyiapkan dokumen pelelangan
Evaluasi dan erkomendasi hasil pelelangan
Membantu menyiapkan dokumen teknis lainnya yang dibutuhkan, misalnya untuk pengurusan ijin bangunan, laporan kepada pemberi tugas dan dokumentasi proyek
1. Ketrampilan verbal (Verbal Skills) 2. Ketrampilan grafis (Graphic Skills) 3. Ketrampilan riset (Research Skills)
4. Ketrampilan berpikir kritis (Critical Thinking Skills)
5. Ketrampilan dasar merancang (Fundamental Design Skills) 6. Ketrampilan bekerjasama (Collaborative Skills)
7. Perilaku manusia (Human Behavior) 8. Keragaman manusia (Human Diversity)
9. Sejarah dan preseden (History and Precedent)
10. Tradisi nasional dan lokal (National and Local Traditions) 11. Tradisi Timur (Eastern Traditions)
12. Tradisi Barat (Western Traditions)
13. Pelestarian lingkungan (Environmental Conservation) 14. Aksesibilitas (Accessibility)
15. Kondisi tapak (Site Conditions)
16. Sistim tata bentuk (Formal Ordering Systems) 17. Sistim struktur (Structural Systems)
18. Sistim penyelamatan pada bangunan (Building Life Safety Systems) 19. Sistim sampul bangunan (Building Envelope Systems)
20. Sistim lingkungan ruang bangunan (Building Environmental Systems) 21. Sistim pelayanan bangunan (Building Service Systems)
22. Integrasi sistim-sistim bangunan (Building Systems Integration) 23. Tanggung jawab hukum (Legal Responsibilities)
24. Kepatuhan terhadap peraturan bangunan (Building Code Compliance) 25. Bahan bangunan dan pemasangannya (Building Materials and Assemblies)
26. Ekonomi bangunan dan pengendalian biaya (Building Economics and Cost Control) 27. Pengembangan detail rancangan (Detailed Design Development)
28. Dokumentasi grafis (Graphic Documentation)
29. Perancangan menyeluruh (Comprehensive Design) 30. Penyiapan program (Program Preparation)
31. Konteks hukum praktek arsitektur (The Legal Context of Architecture Practice) 32. Organisasi dan manajemen praktek (Practice Organization and Management) 33. Dokumentasi dan kontrak (Contracts and Documentation)
34. Pemagangan (Professional Internship)
35. Penghayatan peran arsitek (Breadth of the Architect’s Role)
36. Kondisi masa lalu dan akan datang (Past and Present Conditions for Architecture) 37. Etika dan penilaian profesional (Ethics and Professional Judgement)
KODE ETIK vs ARSITEK
Perkembangan jaman
Pedoman berpraktek sebagai arsitek
Menjaga keselamatan dan kepentingan masyarakat sebagai ultimate client
Karya arsitektur adalah proses kolaborasi yang
CITIGROUP CENTER - was CITICORP CENTER 1972 – 1977
Design Architects: Hugh Stubbins & Associates Architects: Emery Roth & Sons
Structure Engineer: LeMessurier Consultants M/E Engineers: Joseph R. Loring & Associates General Contractor: HRH Constuction
KODE ETIK ARSITEK IAI
Sejarah
Dewan Kehormatan IAI
Pelanggaran dan Sanksi
Kaliurang, 1992 UUJK, 1999
UIA Accord, Beijing, 1999 UUBG, 2002 Jakarta, 2005 Nasional Daerah Peringatan tertulis Pembatasan hak Pembekuan keanggotaan Pencabutan keanggotaan
Arsitek Profesional
Latar Belakang Pendidikan Formal
ULTIMATE GOAL
Good Governance In Architecture Practice
International Recognition & Reciprocity
Kerjasama dengan Otoritas Setempat Kompetensi Arsitek Sebagai Pelaku Pengakuan Legal - Formal Ujian / Assessment Untuk Sertifikat Profesional Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pemagangan / Praktek Kerja / Pengalaman Kerja Penataran Keprofesian Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Registrasi LPJK-N Anggota IAI UUJK 18/1999 UUBG 28/2002 UU Perlindungan Konsumen Professional Indemnity Insurance UU Arsitek PP 28/2000 29/2000 30/2000 PP UU Hak Atas Kekayaan Intelektual 4 th + 1 th Pend. Keprofesian 4 th + 2 th Pend. Magister Pend. Jalur D3 4 th 5 th Jalur Khusus: Otodidak / tanpa pendidikan formal
KODE ETIK ARSITEK IAI
1992 – 2005 Mukadimah
Kode Etik ( 7 pasal)
Kaidah Tata Laku (31 pasal)
2005 ~ Mukadimah
Kaidah Dasar ( 5 pasal)
Standar Etika (21 pasal)
Kode Etik Arsitek IAI 1992
1. Tanggung jawab kepada Tuhan, profesi dan ilmu pengetahuan, masyarakat, negara, diri sendiri dan mitra
2. Berbakti kepada umat manusia secara mandiri 3. Berkarya dengan hemat sumber daya
4. Mendahulukan tanggung jawab dan kewajiban daripada kepentingan diri sendiri
5. Mendahulukan kepentingan umum 6. Mengangkat nilai-nilai sosial budaya 7. Bertugas dengan bijak dan konsisten
KAIDAH DASAR SATU
KEWAJIBAN UMUM
KAIDAH DASAR DUA
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
KAIDAH DASAR TIGA
KEWAJIBAN KEPADA PENGGUNA JASA
KAIDAH DASAR EMPAT
KEWAJIBAN KEPADA PROFESI
KAIDAH DASAR LIMA
KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT
Para arsitek menguasai pengetahuan dan teori mengenai seni-budaya, ilmu, cakupan kegiatan, dan keterampilan arsitektur, yang diperoleh dan
dikembangkan baik melalui pendidikan formal, informal, maupun non-formal.
Proses pendidikan, pengalaman, dan peningkatan ketrampilan yang
membentuk kecakapan dan kepakaran itu dinilai melalui pengujian
keprofesian di bidang arsitektur. Hal itu dapat memberikan penegasan kepada
masyarakat bahwa seseorang bersertifikat keprofesian arsitek dianggap telah
memenuhi standar kemampuan memberikan pelayanan penugasan profesionalnya di bidang arsitektur dengan sebaik-baiknya.
Secara umum, para arsitek memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk
selalu menjunjung tinggi dan meningkatkan nilai-nilai budaya dan arsitektur, serta menghargai dan ikut berperan serta dalam mempertimbangkan segala aspek sosial dan lingkungan untuk setiap kegiatan profesionalnya, dan
menolak hal-hal yang tidak profesional. KAIDAH DASAR SATU
KAIDAH DASAR SATU
KEWAJIBAN UMUM
Standar Etika 1.1 Pengabdian Diri
Standar Etika 1.2 Pengetahuan dan Keahlian
Standar Etika 1.3 Standar Keunggulan
Standar Etika 1.4 Warisan Alam, Budaya dan
Lingkungan
Standar Etika 1.5 Nilai Hak Asasi Manusia
Standar Etika 1.6 Arsitektur, Seni dan Industri
KAIDAH DASAR DUA
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Para arsitek memiliki kewajiban kemasyarakatan untuk mendalami semangat
dan inti hukum–hukum serta peraturan terkait, dan bersikap mendahulukan
kepentingan masyarakat luas.
Standar Etika 2.1 Tata Laku
Standar Etika 2.2 Pelayanan untuk
Kepentingan Masyarakat Umum
KAIDAH DASAR TIGA
KEWAJIBAN KEPADA PENGGUNA JASA
Arsitek selalu menunaikan penugasan dari pengguna jasa dengan seluruh
kecakapan dan kepakaran yang dimilikinya dan secara profesional menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap.
Standar Etika 3.1 Kompetensi
Standar Etika 3.2 Kerahasiaan
Standar Etika 3.3 Kejujuran dan Kebenaran
KAIDAH DASAR EMPAT
KEWAJIBAN KEPADA PROFESI
Arsitek berkewajiban menjaga dan menjunjung tinggi integritas dan martabat
profesinya dan dalam setiap keadaan bersikap menghargai dan menghormati hak serta kepentingan orang lain.
Standar Etika 4.1 Kejujuran dan Keadilan
Standar Etika 4.2 Citra dan Integritas
Standar Etika 4.3 Pengembangan Diri
KAIDAH DASAR LIMA
KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT
Arsitek berkewajiban mengakui hak-hak dan menghargai aspirasi profesional
serta kontribusi dari rekan-rekan sesama arsitek dan atau pihak lain selama
proses pekerjaan maupun pada hasil-akhir karyanya.
Standar Etika 5.1 Semangat Kesejawatan
Standar Etika 5.2 Pengakuan Kesejawatan
Standar Etika 5.3 Imbalan Jasa Sepadan
Standar Etika 5.4 Partisipasi dalam
Sayembara
KAP gap
KNOWLEDGE
ATTITUDE
Kepentingan Pribadi Etika Profesi
Survey P/A + AIA
> 30 % berpendapat bahwa arsitek lain berbuat tidak etis
Leading causes: - Conflict of interest
- Fail to give credit to partner/associates - Altering credentials
- Padding on expenses
STANDAR ETIKA 1.1 Pengabdian Diri
STANDAR ETIKA 1.2 Pengetahuan dan Keahlian
Kaidah Tata Laku 1.201
STANDAR ETIKA 1.3 Standar Keunggulan
STANDAR ETIKA 1.4 Warisan Alam, Budaya dan
Lingkungan
Kaidah Tata Laku 1.401 Kaidah Tata Laku 1.402 Kaidah Tata Laku 1.403 Kaidah Tata Laku 1.404 KAIDAH DASAR SATU
KEWAJIBAN UMUM
Arsitek berkewajiban meneliti secara cermat sebelum melakukan rencana peremajaan, pembongkaran
bangunan/kawasan yang dinilai memiliki potensi untuk dilestarikan sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik sebagian maupun seluruhnya
Arsitek berkewajiban berperan aktif dalam pelestarian bangunan/ arsitektur dan atau
kawasan bersejarah yang bernilai tinggi
Arsitek berkewajiban memberitahukan dan
memberikan saran-saran kepada Pengurus IAI
Daerah/Cabang untuk diteruskan kepada yang berwenang, apabila
mengetahui ada rencana perombakan, peremajaan, pembongkaran bangunan dan atau kawasan yang perlu dilestarikan
STANDAR ETIKA 1.5 Nilai Hak Asasi Manusia
Kaidah Tata Laku 1.501
STANDAR ETIKA 1.6 Arsitektur, Seni dan Industri
Konstruksi
KAIDAH DASAR SATU
STANDAR ETIKA 2.2 Pelayanan Untuk Kepentingan Masyarakat Umum
STANDAR ETIKA 2.1 Tata Laku
Kaidah Tata Laku 2.101 Kaidah Tata Laku 2.102 Kaidah Tata Laku 2.103 Kaidah Tata Laku 2.104 Kaidah Tata Laku 2.105 KAIDAH DASAR DUA
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Arsitek tidak akan menyam-paikan maupun mempromo-sikan dirinya atau jasa pro-fesionalnya secara menye-satkan, tidak benar atau menipu. Arsitek tidak dibe-narkan untuk memasang iklan atau sarana promosi yang menyanjung atau me-muji diri sendiri, apalagi bersifat menyesatkan dan mengambil bagian dari ke-giatan publikasi dengan imbal jasa, yang mempro-mosikan/merekomendasikan bahan-bahan bangunan
atau perlengkapan/ peralatan bangunan Apabila dalam proses pengerjaan proyeknya
arsitek mengetahui bahwa keputusan yang diambil pengguna jasa melanggar atau bertentangan dengan hukum serta kaidah yang berlaku, dan mengancam keselamatan masyarakat umum, maka arsitek wajib: - Mengingatkan …
- Menolak …
STANDAR ETIKA 3.1 Kompetensi
Kaidah Tata Laku 3.101 Kaidah Tata Laku 3.102 Kaidah Tata Laku 3.103 Kaidah Tata Laku 3.104 Kaidah Tata Laku 3.105 Kaidah Tata Laku 3.106
STANDAR ETIKA 3.2 Kerahasiaan
Kaidah Tata Laku 3.201 KAIDAH DASAR TIGA
KEWAJIBAN KEPADA PENGGUNA JASA
Arsitek harus melengkapi diri dengan sertifikasi
profesi arsitek dan selalu memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku pada setiap tahap pelaksanaan tugas perencanaan dan
perancangan
Arsitek akan menerima imbalan jasa maupun bentuk imbalan lainnya hanya yang sesuai
dengan kesepakatan yang tertera dalam perjanjian hubungan kerja atau
penugasan, dan tidak dibenarkan menerima
ataupun meminta kepada pihak lain dalam bentuk apapun.
STANDAR ETIKA 3.3 Kejujuran dan Kebenaran
Kaidah Tata Laku 3.301 Kaidah Tata Laku 3.302 Kaidah Tata Laku 3.303 Kaidah Tata Laku 3.304 Kaidah Tata Laku 3.305
STANDAR ETIKA 3.4 Perbedaan kepentingan
Kaidah Tata Laku 3.401 KAIDAH DASAR TIGA
KEWAJIBAN KEPADA PENGGUNA JASAArsitek tidak dibenarkan
menawarkan atau mengarahkan suatu
pemberian kepada calon pengguna jasa atau
pengguna jasa untuk
memperoleh penunjukan pekerjaan
Arsitek wajib menghindari pertentangan atau perbeda-an kepentingperbeda-an dengperbeda-an me-nolak suatu penugasan dan memberi penjelasan secara terbuka kepada pengguna jasa, semua pertentangan kepentingan yang diperkira-kan atau yang tidak dapat dihindarkan akan merugikan pengguna jasa, masyarakat dan lingkungan. Arsitek da-pat mengadakan kerja sama dalam bentuk asosiasi
(partnership) dengan
bi-dang jasa konstruksi lainnya selama tidak terdapat per-tentangan kepentingan
STANDAR ETIKA 4.1 Kejujuran dan Keadilan
Kaidah Tata Laku 4.101 Kaidah Tata Laku 4.102 Kaidah Tata Laku 4.103
STANDAR ETIKA 4.2 Citra dan Integritas
Kaidah Tata Laku 4.201 Kaidah Tata Laku 4.202
STANDAR ETIKA 4.3 Pengembangan Diri
Kaidah Tata Laku 4.301 Kaidah Tata Laku 4.302 KAIDAH DASAR EMPAT
KEWAJIBAN KEPADA PROFESI
Arsitek tidak dibenarkan menandatangani atau mensahkan gambar, spesifikasi, laporan
ataupun dokumen kerja lainnya yang tidak berada dibawah tanggung jawab yang terkendali
Arsitek yang mengetahui adanya kelalaian ataupun pelanggaran kode etik
yang dilakukan oleh rekan arsitek lain yang
bertentangan dengan
prinsip-prinsip kejujuran, kebenaran, atau
kemampuan arsitek, wajib menyampaikan/melapor-kannya kepada Dewan Kehormatan IAI
Arsitek tidak dibenarkan membuat pernyataan
yang menyesatkan, keliru atau palsu mengenai
kualifikasi keprofesian, pengalaman kerja atau penampilan kerjanya,
serta mampu menyampai-kan secara cermat lingkup dan tanggung jawab yang terkait dengan pekerjaan yang diakui sebagai
STANDAR ETIKA 4.4 Kemitraan
Kaidah Tata Laku 4.401 KAIDAH DASAR EMPAT
KEWAJIBAN KEPADA PROFESI
Arsitek tidak dibenarkan bermitra dengan
seseorang yang sudah tidak terdaftar di asosiasi profesinya atau tidak
memenuhi syarat sebagai anggota organisasi profesi arsitek yang diakui.
STANDAR ETIKA 5.1 Semangat Kesejawatan
Kaidah Tata Laku 5.101 Kaidah Tata Laku 5.102 Kaidah Tata Laku 5.103 Kaidah Tata Laku 5.104
STANDAR ETIKA 5.2 Pengakuan Kesejawatan
Kaidah Tata Laku 5.201 Kaidah Tata Laku 5.202 Kaidah Tata Laku 5.203 Kaidah Tata Laku 5.204 KAIDAH DASAR LIMA
KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT
Arsitek menyampaikan pengaduan pelanggaran kode etik IAI hanya
kepada Dewan
Kehormatan IAI dengan itikad baik dan bukan untuk merugikan/
mencemarkan nama baik sesama rekan arsitek
Arsitek apabila didekati dan ditawari oleh seorang pemberi tugas untuk me-laksanakan suatu proyek atau jasa profesional yang diketahuinya masih dalam penunjukan arsitek lain, wajib memberi tahu
arsitek yang bersangkutan
Arsitek dapat/boleh
melanjutkan atau meng-gantikan pekerjaan sesa-ma arsitek setelah ada penyelesaian hubungan kerja antara pengguna jasa dan arsitek yang digantikannya
STANDAR ETIKA 5.3 Imbalan Jasa Sepadan
Kaidah Tata Laku 5.301 Kaidah Tata Laku 5.302
STANDAR ETIKA 5.4 Partisipasi dalam Sayembara
Kaidah Tata Laku 5.401 Kaidah Tata Laku 5.402
STANDAR ETIKA 5.5 Penilaian atas Arsitek lain
Kaidah Tata Laku 5.501 KAIDAH DASAR LIMA
KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT
Arsitek saat menawarkan jasanya sebagai konsultan bebas tidak akan
mengubah usulan imbalan jasa yang telah
diajukannya demi
mendapatkan keuntungan kompetitif . . .
Arsitek tidak dibenarkan mengikuti suatu
sayembara arsitektur yang telah dinyatakan oleh IAI sebagai tidak layak diikuti
Arsitek bila ditunjuk untuk memberikan opini
mengenai pekerjaan arsitek lain, akan
memberitahu arsitek yang bersangkutan, kecuali bila hal tersebut jelas atau
kemungkinan akan mempengaruhi hasil tindakan litigasi atau tindakan litigasi yang sedang berjalan
DISKUSI KASUS
1. Meneruskan pekerjaan arsitek lain 2. Menerima hadiah dari kontraktor
3. Mengajukan proposal design
4. Paket pekerjaan Design & Build
5. Menawarkan jasa design gratis
DISKUSI KASUS 1
Seorang pemberi tugas menunjuk Anda untuk meneruskan perancangan gedung kantornya, melelangkan pekerjaan dan mengawasi pembangunannya sampai selesai. Pra-rancangan gedung tersebut sudah diselesaikan oleh arsitek sebelumnya, dan ditetapkan oleh pemberi tugas untuk diteruskan.
1. Apakah Anda akan menerima penunjukan ini?
2. Anda menemukan bahwa beberapa bagian penting dari pra-rancangan tidak dapat diteruskan karena menurut Anda
tidak sesuai dengan peraturan. Tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk menyelesaikan perancangan tersebut? 3. Menurut Anda, siapa yang seharusnya bertanggungjawab
DISKUSI KASUS 2
Anda bekerja keras menyelesaikan sebuah design gedung
tinggi, melelangkan dengan fair, ikut mengawasi pekerjaan di
lapangan secara berkala, dan pada akhirnya menerima pujian dari pemberi tugas bahwa ia sangat puas terhadap
keseluruhan pekerjaan. Segera setelah Serah Terima 1,
kontraktor gedung tersebut menyampaikan terima kasih atas kerjasama tim yang luar biasa, dan memberi Anda hadiah sebagai penghargaan.
Apakah Anda akan menerima hadiah tersebut? Mengapa?
DISKUSI KASUS 3
Anda dan 2 arsitek lain diundang secara terbuka untuk
mengajukan proposal design untuk calon pemberi tugas. Tidak
diberikan imbalan jasa untuk proposal ini, tetapi dinyatakan
bahwa proses pemilihan akan dilakukan dengan fair. Anda
juga diminta melengkapi proposal dengan imbalan jasa yang diminta bila Anda terpilih. Setelah beberapa lama, dikabari bahwa pemberi tugas memilih arsitek ke 4 yang kebetulan Anda kenal. Darinya Anda juga mengetahui bahwa imbalan jasa yang dimintanya lebih kecil daripada yang Anda ajukan. Dia mengetahui besar imbalan jasa yang Anda minta.
Bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini? Apakah ada masalah etika dalam kasus ini?
DISKUSI KASUS 4
Anda sepakat untuk bekerjasama dengan satu Kontraktor
mengajukan sebuah proposal paket pekerjaan Design & Build.
ToR diberikan oleh pemberi tugas. Pada proposal ini Anda
menyiapkan pra-rancangan, dan paket diajukan lump sum
fixed price sebesar 4,5 milyar rupiah. Proposal ini menang dan
Anda+kontraktor mendapatkan paket pekerjaan ini.
Pada saat Anda melanjutkan perancangan, kontraktor minta
Anda menurunkan performance dan spec untuk memperbesar
keuntungan. Anda berpendapat hal ini bertentangan dengan ToR dan akan menurunkan kualitas karya Anda.
DISKUSI KASUS 5
DISKUSI KASUS 6
Dalam kelompok Anda, diskusikan masalah-masalah yang terjadi di lingkungan praktek masing-masing.
Temukan beberapa contoh kasus yang bertentangan dengan Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Arsitek. Usahakan temuan kasus ini tidak sama dengan contoh kasus yang diberikan kepada kelompok lain.