• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK ARSITEK dan KAIDAH TATA LAKU PROFESI ARSITEK IKATAN ARSITEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KODE ETIK ARSITEK dan KAIDAH TATA LAKU PROFESI ARSITEK IKATAN ARSITEK INDONESIA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

KODE ETIK ARSITEK

dan

KAIDAH TATA LAKU PROFESI ARSITEK

IKATAN ARSITEK INDONESIA

(2)

KODE ETIK?

Webster dictionary

1. The study of standards of conduct and moral judgment 2. The system or code of morals of a particular profession

Oxford dictionary

1. The moral principles by which a person is guided

2. The rules of conduct recognized in certain associations or departments of human life

Kesepakatan tentang prinsip ahlak dan tata laku

Mengacu pada sistem nilai atau moral tertentu

(3)

PERANCANGAN

KODE ETIK vs ARSITEK

PELAKSANAAN PEMANFAATAN PEMBONGKARAN

Pada setiap tahap pekerjaan arsitek memberi perhatian tentang apa yang harus dilakukan, mana yang lebih baik, apa manfaatnya bagi pemberi tugas, bagaimana dampaknya bagi lingkungan . . .

Arsitek harus memutuskan pilihan-pilihan, bagaimana melakukan

pemilihan dengan baik, bagaimana mengkomunikasikan pilihan-pilihan secara adil dan terbuka . . .

Profesi arsitek penuh dengan etika, dan bekerja dengan baik sebagai

(4)

Pendidikan arsitektur

Magang / praktik kerja

Arsitek

1. Kemampuan untuk menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran estetika dan persyaratan teknis, dan yang bertujuan melestarikan lingkungan. (Ability to create architectural designs that satisfy both aesthetic and technical requirements, and

which aim to be environmentally sustainable.)

2. Pengetahuan yang memadai tentang sejarah dan teori arsitektur termasuk seni, teknologi dan ilmu-ilmu pengetahuan manusia.

(Adequate knowledge of the history and theories of architecture and related arts, technologies, and human sciences.)

3. Pengetahuan tentang seni dan pengaruhnya terhadap kualitas rancangan arsitektur. (Knowledge of the fine arts as an influence on

the quality of architectural design.)

4. Pengetahuan yang memadai tentang perancanaan dan perancangan kota serta ketrampilan yang dibutuhkan dalam proses perancanaan itu. (Adequate knowledge on urban design, planning, and the skills involved in the planning process)

5. Mengerti hubungan antara manusia dan bangunan, dan antara bangunan dan lingkungannya, serta hubungan bangunan-bangunan dengan ruang di antaranya untuk kepentingan manusia. (Understanding of the relationship between people and

buildings and between buildings and their environments, and of the need to relate spaces between them to human needs and scale.

6. Pengetahuan yang memadai tentang cara mencapai perancangan yang dapat [mendukung] lingkungan yang berkelanjutan. (An

adequate knowledge of the means of achieving environmentally sustainable design.)

7. Mengerti makna profesi dan peran arsitek dalam masyarakat terutama pada hal-hal yang menyangkut kepentingan masalah-masalah sosial. (Understanding of the profession of architecture and the role of architects in society, in particular in preparing briefs

that account for social factors.)

8. Mengerti persiapan untuk sebuah pekerjaan perancangan dan cara-cara pengumpulan data. (Understanding of the methods of

investigation and preparation of the brief for a design project.)

9. Mengerti masalah-masalah perancangan struktur, konstruksi dan enjinering yang berhubungan dengan rancangan bangunan.

(Understanding of the structural design, construction, and engineering problems associated with building design.)

10. Pengetahuan yang memadai tentang masalah fisika bangunan, teknologi dan fungsi bangunan dalam kaitannya dengan kenyamanan bangunan dan perlindungan terhadap iklim. (Adequate knowledge of physical problems and technologies and of the

function of buildings so as to provide them with internal conditions of comfort and protection against climate.)

11. Memiliki ketrampilan merancang yang memenuhi kebutuhan bangunan dalam batas-batas yang diberikan oleh anggaran biaya dan peraturan bangunan. (Necessary design skills to meet building users requirements within the constraints imposed by cost factors

and buildign regulations.)

12. Pengetahuan yang memadai tentang industri , organisasi, dan prosedur dalam penerjemahan konsep rancangan menjadi wujud bangunan serta menyatukan rencana ke dalam suatu perencanaan menyeluruh. (Adequate knowledge of the industries,

organizations, regulations, and procedures involved in translating design concepts into buildings and integrating plans into overall planning.)

13. Pengetahuan yang memadai mengenai pandangan manajemen proyek dan pengendalian biaya. (Adequate knowledge of project

finacing, project management and cost control.)

Pengalaman praktik arsitektur (The Practice of Architecture):

 Wawasan tentang profesi arsitek dalam masyarakat  Pengetahuan tentang standar etika profesi

 Pengetahuan tentang asosiasi profesi

 Wawasan tentang industri konstruksi dan hukum-hukum konstruksi  Koordinasi multi disiplin

 Sistem dan manajemen kantor/perusahaan  Legalitas yang diperlukan untuk berpraktik  Pertanggungjawaban profesi

Manajemen proyek (Project Management):

 Membuat jadwal proyek

 Menyusun dan mengatur kontrak kerja dengan pemberi tugas  Pengetahuan tentang perijinan tanah dan bangunan

 Rancangan anggaran biaya proyek dan kontrol biaya  Proses pengadaan dan pelelangan

 Administrasi proyek and sistem pelaporan

Pra Rancangan/Rancangan Skematik (Preliminary Design):

 Menyusun dan atau membaca kerangka acuan kerja

 Mengumpulkan data dan menganalisa kondisi tapak dan lingkungannya  Koordinasi perancangan dengan tenaga ahli lain

 Membuat konsep perancangan

 Menyiapkan alternatif rancangan secara grafis

 Presentasi rancangan dan membuat persetujuan dengan pemberi tugas

Pengembangan Rancangan (Design Development):

 Meneliti dan menyiapkan program ruang, organisasi ruang dan kebutuhan sirkulasi secara menyeluruh dan terpadu

 Mengusulkan dan memutuskan sistem pendukung bangunan dan penggunaan material  Menyiapkan gambar dan dokumen teknis lainnya untuk persetujuan pemberi tugas

Gambar Konstruksi/Gambar Kerja (Construction Documentation):

 Analisa menyeluruh dan memutuskan penggunaan seluruh material bangunan serta sistem pendukung bangunan

 Menyiapkan dokumen lengkap perancangan meliputi gambar, spesifikasi teknis dan rancangan anggaran biaya

Administrasi kontrak (Contract Administration):

 Menyiapkan dokumen pelelangan

 Evaluasi dan erkomendasi hasil pelelangan

 Membantu menyiapkan dokumen teknis lainnya yang dibutuhkan, misalnya untuk pengurusan ijin bangunan, laporan kepada pemberi tugas dan dokumentasi proyek

1. Ketrampilan verbal (Verbal Skills) 2. Ketrampilan grafis (Graphic Skills) 3. Ketrampilan riset (Research Skills)

4. Ketrampilan berpikir kritis (Critical Thinking Skills)

5. Ketrampilan dasar merancang (Fundamental Design Skills) 6. Ketrampilan bekerjasama (Collaborative Skills)

7. Perilaku manusia (Human Behavior) 8. Keragaman manusia (Human Diversity)

9. Sejarah dan preseden (History and Precedent)

10. Tradisi nasional dan lokal (National and Local Traditions) 11. Tradisi Timur (Eastern Traditions)

12. Tradisi Barat (Western Traditions)

13. Pelestarian lingkungan (Environmental Conservation) 14. Aksesibilitas (Accessibility)

15. Kondisi tapak (Site Conditions)

16. Sistim tata bentuk (Formal Ordering Systems) 17. Sistim struktur (Structural Systems)

18. Sistim penyelamatan pada bangunan (Building Life Safety Systems) 19. Sistim sampul bangunan (Building Envelope Systems)

20. Sistim lingkungan ruang bangunan (Building Environmental Systems) 21. Sistim pelayanan bangunan (Building Service Systems)

22. Integrasi sistim-sistim bangunan (Building Systems Integration) 23. Tanggung jawab hukum (Legal Responsibilities)

24. Kepatuhan terhadap peraturan bangunan (Building Code Compliance) 25. Bahan bangunan dan pemasangannya (Building Materials and Assemblies)

26. Ekonomi bangunan dan pengendalian biaya (Building Economics and Cost Control) 27. Pengembangan detail rancangan (Detailed Design Development)

28. Dokumentasi grafis (Graphic Documentation)

29. Perancangan menyeluruh (Comprehensive Design) 30. Penyiapan program (Program Preparation)

31. Konteks hukum praktek arsitektur (The Legal Context of Architecture Practice) 32. Organisasi dan manajemen praktek (Practice Organization and Management) 33. Dokumentasi dan kontrak (Contracts and Documentation)

34. Pemagangan (Professional Internship)

35. Penghayatan peran arsitek (Breadth of the Architect’s Role)

36. Kondisi masa lalu dan akan datang (Past and Present Conditions for Architecture) 37. Etika dan penilaian profesional (Ethics and Professional Judgement)

(5)

KODE ETIK vs ARSITEK

Perkembangan jaman

Pedoman berpraktek sebagai arsitek

Menjaga keselamatan dan kepentingan masyarakat sebagai ultimate client

Karya arsitektur adalah proses kolaborasi yang

(6)

CITIGROUP CENTER - was CITICORP CENTER 1972 – 1977

Design Architects: Hugh Stubbins & Associates Architects: Emery Roth & Sons

Structure Engineer: LeMessurier Consultants M/E Engineers: Joseph R. Loring & Associates General Contractor: HRH Constuction

(7)

KODE ETIK ARSITEK IAI

Sejarah

Dewan Kehormatan IAI

Pelanggaran dan Sanksi

Kaliurang, 1992 UUJK, 1999

UIA Accord, Beijing, 1999 UUBG, 2002 Jakarta, 2005 Nasional Daerah Peringatan tertulis Pembatasan hak Pembekuan keanggotaan Pencabutan keanggotaan

(8)

Arsitek Profesional

Latar Belakang Pendidikan Formal

ULTIMATE GOAL

Good Governance In Architecture Practice

International Recognition & Reciprocity

Kerjasama dengan Otoritas Setempat Kompetensi Arsitek Sebagai Pelaku Pengakuan Legal - Formal Ujian / Assessment Untuk Sertifikat Profesional Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pemagangan / Praktek Kerja / Pengalaman Kerja Penataran Keprofesian Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Registrasi LPJK-N Anggota IAI UUJK 18/1999 UUBG 28/2002 UU Perlindungan Konsumen Professional Indemnity Insurance UU Arsitek PP 28/2000 29/2000 30/2000 PP UU Hak Atas Kekayaan Intelektual 4 th + 1 th Pend. Keprofesian 4 th + 2 th Pend. Magister Pend. Jalur D3 4 th 5 th Jalur Khusus: Otodidak / tanpa pendidikan formal

(9)

KODE ETIK ARSITEK IAI

1992 – 2005 Mukadimah

Kode Etik ( 7 pasal)

Kaidah Tata Laku (31 pasal)

2005 ~ Mukadimah

Kaidah Dasar ( 5 pasal)

Standar Etika (21 pasal)

(10)

Kode Etik Arsitek IAI 1992

1. Tanggung jawab kepada Tuhan, profesi dan ilmu pengetahuan, masyarakat, negara, diri sendiri dan mitra

2. Berbakti kepada umat manusia secara mandiri 3. Berkarya dengan hemat sumber daya

4. Mendahulukan tanggung jawab dan kewajiban daripada kepentingan diri sendiri

5. Mendahulukan kepentingan umum 6. Mengangkat nilai-nilai sosial budaya 7. Bertugas dengan bijak dan konsisten

(11)

KAIDAH DASAR SATU

KEWAJIBAN UMUM

KAIDAH DASAR DUA

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

KAIDAH DASAR TIGA

KEWAJIBAN KEPADA PENGGUNA JASA

KAIDAH DASAR EMPAT

KEWAJIBAN KEPADA PROFESI

KAIDAH DASAR LIMA

KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT

(12)

Para arsitek menguasai pengetahuan dan teori mengenai seni-budaya, ilmu, cakupan kegiatan, dan keterampilan arsitektur, yang diperoleh dan

dikembangkan baik melalui pendidikan formal, informal, maupun non-formal.

Proses pendidikan, pengalaman, dan peningkatan ketrampilan yang

membentuk kecakapan dan kepakaran itu dinilai melalui pengujian

keprofesian di bidang arsitektur. Hal itu dapat memberikan penegasan kepada

masyarakat bahwa seseorang bersertifikat keprofesian arsitek dianggap telah

memenuhi standar kemampuan memberikan pelayanan penugasan profesionalnya di bidang arsitektur dengan sebaik-baiknya.

Secara umum, para arsitek memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk

selalu menjunjung tinggi dan meningkatkan nilai-nilai budaya dan arsitektur, serta menghargai dan ikut berperan serta dalam mempertimbangkan segala aspek sosial dan lingkungan untuk setiap kegiatan profesionalnya, dan

menolak hal-hal yang tidak profesional. KAIDAH DASAR SATU

(13)

KAIDAH DASAR SATU

KEWAJIBAN UMUM

Standar Etika 1.1 Pengabdian Diri

Standar Etika 1.2 Pengetahuan dan Keahlian

Standar Etika 1.3 Standar Keunggulan

Standar Etika 1.4 Warisan Alam, Budaya dan

Lingkungan

Standar Etika 1.5 Nilai Hak Asasi Manusia

Standar Etika 1.6 Arsitektur, Seni dan Industri

(14)

KAIDAH DASAR DUA

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

Para arsitek memiliki kewajiban kemasyarakatan untuk mendalami semangat

dan inti hukum–hukum serta peraturan terkait, dan bersikap mendahulukan

kepentingan masyarakat luas.

Standar Etika 2.1 Tata Laku

Standar Etika 2.2 Pelayanan untuk

Kepentingan Masyarakat Umum

(15)

KAIDAH DASAR TIGA

KEWAJIBAN KEPADA PENGGUNA JASA

Arsitek selalu menunaikan penugasan dari pengguna jasa dengan seluruh

kecakapan dan kepakaran yang dimilikinya dan secara profesional menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap.

Standar Etika 3.1 Kompetensi

Standar Etika 3.2 Kerahasiaan

Standar Etika 3.3 Kejujuran dan Kebenaran

(16)

KAIDAH DASAR EMPAT

KEWAJIBAN KEPADA PROFESI

Arsitek berkewajiban menjaga dan menjunjung tinggi integritas dan martabat

profesinya dan dalam setiap keadaan bersikap menghargai dan menghormati hak serta kepentingan orang lain.

Standar Etika 4.1 Kejujuran dan Keadilan

Standar Etika 4.2 Citra dan Integritas

Standar Etika 4.3 Pengembangan Diri

(17)

KAIDAH DASAR LIMA

KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT

Arsitek berkewajiban mengakui hak-hak dan menghargai aspirasi profesional

serta kontribusi dari rekan-rekan sesama arsitek dan atau pihak lain selama

proses pekerjaan maupun pada hasil-akhir karyanya.

Standar Etika 5.1 Semangat Kesejawatan

Standar Etika 5.2 Pengakuan Kesejawatan

Standar Etika 5.3 Imbalan Jasa Sepadan

Standar Etika 5.4 Partisipasi dalam

Sayembara

(18)

KAP gap

KNOWLEDGE

ATTITUDE

(19)

Kepentingan Pribadi Etika Profesi

Survey P/A + AIA

 > 30 % berpendapat bahwa arsitek lain berbuat tidak etis

 Leading causes: - Conflict of interest

- Fail to give credit to partner/associates - Altering credentials

- Padding on expenses

(20)
(21)

STANDAR ETIKA 1.1 Pengabdian Diri

STANDAR ETIKA 1.2 Pengetahuan dan Keahlian

Kaidah Tata Laku 1.201

STANDAR ETIKA 1.3 Standar Keunggulan

STANDAR ETIKA 1.4 Warisan Alam, Budaya dan

Lingkungan

Kaidah Tata Laku 1.401 Kaidah Tata Laku 1.402 Kaidah Tata Laku 1.403 Kaidah Tata Laku 1.404 KAIDAH DASAR SATU

KEWAJIBAN UMUM

Arsitek berkewajiban meneliti secara cermat sebelum melakukan rencana peremajaan, pembongkaran

bangunan/kawasan yang dinilai memiliki potensi untuk dilestarikan sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik sebagian maupun seluruhnya

Arsitek berkewajiban berperan aktif dalam pelestarian bangunan/ arsitektur dan atau

kawasan bersejarah yang bernilai tinggi

Arsitek berkewajiban memberitahukan dan

memberikan saran-saran kepada Pengurus IAI

Daerah/Cabang untuk diteruskan kepada yang berwenang, apabila

mengetahui ada rencana perombakan, peremajaan, pembongkaran bangunan dan atau kawasan yang perlu dilestarikan

(22)

STANDAR ETIKA 1.5 Nilai Hak Asasi Manusia

Kaidah Tata Laku 1.501

STANDAR ETIKA 1.6 Arsitektur, Seni dan Industri

Konstruksi

KAIDAH DASAR SATU

(23)

STANDAR ETIKA 2.2 Pelayanan Untuk Kepentingan Masyarakat Umum

STANDAR ETIKA 2.1 Tata Laku

Kaidah Tata Laku 2.101 Kaidah Tata Laku 2.102 Kaidah Tata Laku 2.103 Kaidah Tata Laku 2.104 Kaidah Tata Laku 2.105 KAIDAH DASAR DUA

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

Arsitek tidak akan menyam-paikan maupun mempromo-sikan dirinya atau jasa pro-fesionalnya secara menye-satkan, tidak benar atau menipu. Arsitek tidak dibe-narkan untuk memasang iklan atau sarana promosi yang menyanjung atau me-muji diri sendiri, apalagi bersifat menyesatkan dan mengambil bagian dari ke-giatan publikasi dengan imbal jasa, yang mempro-mosikan/merekomendasikan bahan-bahan bangunan

atau perlengkapan/ peralatan bangunan Apabila dalam proses pengerjaan proyeknya

arsitek mengetahui bahwa keputusan yang diambil pengguna jasa melanggar atau bertentangan dengan hukum serta kaidah yang berlaku, dan mengancam keselamatan masyarakat umum, maka arsitek wajib: - Mengingatkan …

- Menolak …

(24)

STANDAR ETIKA 3.1 Kompetensi

Kaidah Tata Laku 3.101 Kaidah Tata Laku 3.102 Kaidah Tata Laku 3.103 Kaidah Tata Laku 3.104 Kaidah Tata Laku 3.105 Kaidah Tata Laku 3.106

STANDAR ETIKA 3.2 Kerahasiaan

Kaidah Tata Laku 3.201 KAIDAH DASAR TIGA

KEWAJIBAN KEPADA PENGGUNA JASA

Arsitek harus melengkapi diri dengan sertifikasi

profesi arsitek dan selalu memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku pada setiap tahap pelaksanaan tugas perencanaan dan

perancangan

Arsitek akan menerima imbalan jasa maupun bentuk imbalan lainnya hanya yang sesuai

dengan kesepakatan yang tertera dalam perjanjian hubungan kerja atau

penugasan, dan tidak dibenarkan menerima

ataupun meminta kepada pihak lain dalam bentuk apapun.

(25)

STANDAR ETIKA 3.3 Kejujuran dan Kebenaran

Kaidah Tata Laku 3.301 Kaidah Tata Laku 3.302 Kaidah Tata Laku 3.303 Kaidah Tata Laku 3.304 Kaidah Tata Laku 3.305

STANDAR ETIKA 3.4 Perbedaan kepentingan

Kaidah Tata Laku 3.401 KAIDAH DASAR TIGA

KEWAJIBAN KEPADA PENGGUNA JASAArsitek tidak dibenarkan

menawarkan atau mengarahkan suatu

pemberian kepada calon pengguna jasa atau

pengguna jasa untuk

memperoleh penunjukan pekerjaan

Arsitek wajib menghindari pertentangan atau perbeda-an kepentingperbeda-an dengperbeda-an me-nolak suatu penugasan dan memberi penjelasan secara terbuka kepada pengguna jasa, semua pertentangan kepentingan yang diperkira-kan atau yang tidak dapat dihindarkan akan merugikan pengguna jasa, masyarakat dan lingkungan. Arsitek da-pat mengadakan kerja sama dalam bentuk asosiasi

(partnership) dengan

bi-dang jasa konstruksi lainnya selama tidak terdapat per-tentangan kepentingan

(26)

STANDAR ETIKA 4.1 Kejujuran dan Keadilan

Kaidah Tata Laku 4.101 Kaidah Tata Laku 4.102 Kaidah Tata Laku 4.103

STANDAR ETIKA 4.2 Citra dan Integritas

Kaidah Tata Laku 4.201 Kaidah Tata Laku 4.202

STANDAR ETIKA 4.3 Pengembangan Diri

Kaidah Tata Laku 4.301 Kaidah Tata Laku 4.302 KAIDAH DASAR EMPAT

KEWAJIBAN KEPADA PROFESI

Arsitek tidak dibenarkan menandatangani atau mensahkan gambar, spesifikasi, laporan

ataupun dokumen kerja lainnya yang tidak berada dibawah tanggung jawab yang terkendali

Arsitek yang mengetahui adanya kelalaian ataupun pelanggaran kode etik

yang dilakukan oleh rekan arsitek lain yang

bertentangan dengan

prinsip-prinsip kejujuran, kebenaran, atau

kemampuan arsitek, wajib menyampaikan/melapor-kannya kepada Dewan Kehormatan IAI

Arsitek tidak dibenarkan membuat pernyataan

yang menyesatkan, keliru atau palsu mengenai

kualifikasi keprofesian, pengalaman kerja atau penampilan kerjanya,

serta mampu menyampai-kan secara cermat lingkup dan tanggung jawab yang terkait dengan pekerjaan yang diakui sebagai

(27)

STANDAR ETIKA 4.4 Kemitraan

Kaidah Tata Laku 4.401 KAIDAH DASAR EMPAT

KEWAJIBAN KEPADA PROFESI

Arsitek tidak dibenarkan bermitra dengan

seseorang yang sudah tidak terdaftar di asosiasi profesinya atau tidak

memenuhi syarat sebagai anggota organisasi profesi arsitek yang diakui.

(28)

STANDAR ETIKA 5.1 Semangat Kesejawatan

Kaidah Tata Laku 5.101 Kaidah Tata Laku 5.102 Kaidah Tata Laku 5.103 Kaidah Tata Laku 5.104

STANDAR ETIKA 5.2 Pengakuan Kesejawatan

Kaidah Tata Laku 5.201 Kaidah Tata Laku 5.202 Kaidah Tata Laku 5.203 Kaidah Tata Laku 5.204 KAIDAH DASAR LIMA

KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT

Arsitek menyampaikan pengaduan pelanggaran kode etik IAI hanya

kepada Dewan

Kehormatan IAI dengan itikad baik dan bukan untuk merugikan/

mencemarkan nama baik sesama rekan arsitek

Arsitek apabila didekati dan ditawari oleh seorang pemberi tugas untuk me-laksanakan suatu proyek atau jasa profesional yang diketahuinya masih dalam penunjukan arsitek lain, wajib memberi tahu

arsitek yang bersangkutan

Arsitek dapat/boleh

melanjutkan atau meng-gantikan pekerjaan sesa-ma arsitek setelah ada penyelesaian hubungan kerja antara pengguna jasa dan arsitek yang digantikannya

(29)

STANDAR ETIKA 5.3 Imbalan Jasa Sepadan

Kaidah Tata Laku 5.301 Kaidah Tata Laku 5.302

STANDAR ETIKA 5.4 Partisipasi dalam Sayembara

Kaidah Tata Laku 5.401 Kaidah Tata Laku 5.402

STANDAR ETIKA 5.5 Penilaian atas Arsitek lain

Kaidah Tata Laku 5.501 KAIDAH DASAR LIMA

KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT

Arsitek saat menawarkan jasanya sebagai konsultan bebas tidak akan

mengubah usulan imbalan jasa yang telah

diajukannya demi

mendapatkan keuntungan kompetitif . . .

Arsitek tidak dibenarkan mengikuti suatu

sayembara arsitektur yang telah dinyatakan oleh IAI sebagai tidak layak diikuti

Arsitek bila ditunjuk untuk memberikan opini

mengenai pekerjaan arsitek lain, akan

memberitahu arsitek yang bersangkutan, kecuali bila hal tersebut jelas atau

kemungkinan akan mempengaruhi hasil tindakan litigasi atau tindakan litigasi yang sedang berjalan

(30)

DISKUSI KASUS

1. Meneruskan pekerjaan arsitek lain 2. Menerima hadiah dari kontraktor

3. Mengajukan proposal design

4. Paket pekerjaan Design & Build

5. Menawarkan jasa design gratis

(31)

DISKUSI KASUS 1

Seorang pemberi tugas menunjuk Anda untuk meneruskan perancangan gedung kantornya, melelangkan pekerjaan dan mengawasi pembangunannya sampai selesai. Pra-rancangan gedung tersebut sudah diselesaikan oleh arsitek sebelumnya, dan ditetapkan oleh pemberi tugas untuk diteruskan.

1. Apakah Anda akan menerima penunjukan ini?

2. Anda menemukan bahwa beberapa bagian penting dari pra-rancangan tidak dapat diteruskan karena menurut Anda

tidak sesuai dengan peraturan. Tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk menyelesaikan perancangan tersebut? 3. Menurut Anda, siapa yang seharusnya bertanggungjawab

(32)

DISKUSI KASUS 2

Anda bekerja keras menyelesaikan sebuah design gedung

tinggi, melelangkan dengan fair, ikut mengawasi pekerjaan di

lapangan secara berkala, dan pada akhirnya menerima pujian dari pemberi tugas bahwa ia sangat puas terhadap

keseluruhan pekerjaan. Segera setelah Serah Terima 1,

kontraktor gedung tersebut menyampaikan terima kasih atas kerjasama tim yang luar biasa, dan memberi Anda hadiah sebagai penghargaan.

Apakah Anda akan menerima hadiah tersebut? Mengapa?

(33)

DISKUSI KASUS 3

Anda dan 2 arsitek lain diundang secara terbuka untuk

mengajukan proposal design untuk calon pemberi tugas. Tidak

diberikan imbalan jasa untuk proposal ini, tetapi dinyatakan

bahwa proses pemilihan akan dilakukan dengan fair. Anda

juga diminta melengkapi proposal dengan imbalan jasa yang diminta bila Anda terpilih. Setelah beberapa lama, dikabari bahwa pemberi tugas memilih arsitek ke 4 yang kebetulan Anda kenal. Darinya Anda juga mengetahui bahwa imbalan jasa yang dimintanya lebih kecil daripada yang Anda ajukan. Dia mengetahui besar imbalan jasa yang Anda minta.

Bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini? Apakah ada masalah etika dalam kasus ini?

(34)

DISKUSI KASUS 4

Anda sepakat untuk bekerjasama dengan satu Kontraktor

mengajukan sebuah proposal paket pekerjaan Design & Build.

ToR diberikan oleh pemberi tugas. Pada proposal ini Anda

menyiapkan pra-rancangan, dan paket diajukan lump sum

fixed price sebesar 4,5 milyar rupiah. Proposal ini menang dan

Anda+kontraktor mendapatkan paket pekerjaan ini.

Pada saat Anda melanjutkan perancangan, kontraktor minta

Anda menurunkan performance dan spec untuk memperbesar

keuntungan. Anda berpendapat hal ini bertentangan dengan ToR dan akan menurunkan kualitas karya Anda.

(35)

DISKUSI KASUS 5

(36)

DISKUSI KASUS 6

Dalam kelompok Anda, diskusikan masalah-masalah yang terjadi di lingkungan praktek masing-masing.

Temukan beberapa contoh kasus yang bertentangan dengan Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Arsitek. Usahakan temuan kasus ini tidak sama dengan contoh kasus yang diberikan kepada kelompok lain.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Apabila telah terjadi suatu hubungan kerja antara arsitek dan pengguna jasa yang dituangkan secara lisan atau tertulis dalam surat penugasan atau surat

bersikap.Kepatuhan terhadap hukum bagi setiap anggota APEII merupakan syarat mutlak untuk melindungi Pemberi Kerja, Pengguna Jasa dan anggota APEII sendiri.Tanggung

1) Pimpinan Sidang pada Musyawarah /Musyawarah Khusus / Musyawarah Luar Biasa, untuk tingkat nasional/daerah/cabang adalah Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal/Ketua

Ikatan Arsitek Indonesia selaku penanggung-jawab program PPArs-IAI memberi kebebasan kepada pihak perguruan tinggi penyelenggara program pendidikan bidang Arsitektur