• Tidak ada hasil yang ditemukan

ziarah ke makam tuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ziarah ke makam tuhan"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi :

1. Konferensi Lintas Dim ensi ... 1

2. Ziarah Ke Mak am Tuhan ... 7

3. Sanggupk ah Tuhan Menerim a Musibah ... 12

4. Ketik a Tuhan Menik ahi Pelacur ... 15

5. Derita Al-Quran ……….. 19

6. Um at-Um at Proselitis ……… 22

7. Lukisan Cinta dari Denm ark ………. 25

8. Dikejar-kejar Surga, Ditolak Nerak a ……… 28

9. Tuhan-Tuhan Yang Mencari Tuhan ……… 32

10 .Perem puan-Perem puan Yang Ingin Diperkosa ……… 36

11 .Mem bebask an Tuhan dari Penjara ………. 39

12 .Liburan Jibril Ke Bum i ……….. 42

13 .Kucit Menggugat ……….. 46

14 .Revolusi Mata Hati ……….. 51

15 .Keluarga Pelangi ……….. 61

16 .Rhapsody Seorang Bidadari ……….. 66

17 .Ketik a Hawa Tidak Mencintai Adam ……… 69

18 .Ist ri Keem pat Seorang Kiai ……… 75

19 .Kem balikan Senyum ku ……… 77

20 .Dejavu All Over Again ………. 79

21 .Kartini, Pelacur Kelas Teri ……….. 83

22 .Anji ng Dan Kucing (bag.1) ………. 86

23 .Anji ng Dan Kucing (bag.2) ……….. 89

24 .Menyerah Pada Sang Cinta ……… 92

(2)

Konferensi Lintas Dim ensi

Butiran2 halus berwarna putih m enyapa ram butku yang tak teratur diterjang angin pergantian m usim , langit sedang gem bira m enurunkan m anik 2 putihnya untuk dinik m ati m akhluk2 bum i. Salju yang telah m em belai bum i sudah m ulai m engeras, m em buatku harus berhati2 karena licinnya jalan. Minus 1 derajat tadi kulihat, dan m alam ini ak an sem ak in dingin nam paknya. Aku sangat lelah setelah seharian bekerja, sehingga jalan setapak m enuju ke rum ah pun rasanya sangat panjang. Masih juga k ulihat tetangga2ku saling m elem par salju sam bil tertawa gem bira, aku pun ingin bergabung, tapi rasanya m alas juga, dingin nam pak nya m erayuku unt uk segera m enyam but hangatnya k am arku.

Kubuka pintu k am arku, k unyalakan lam pu, hhm m m ada surat, dibungk us am plop berwarna biru dengan tulisan di pojoknya "Very Confidential". Tergesa2 kubuka surat itu, tak biasanya ak u m enerim a surat dengan tulisan very confidential, pasti ada sesuatu yang sangat penting di dalam surat itu.

"Anak m uda,

m alam ini jam 12.00 tengah m alam , kutunggu k am u di Meeting Point kita seperti biasanya. Awas k alau tidak datang.

Tertanda,

Tuhan"

tuhan, ah dia lagi. Not in the right tim e, seenaknya saja dia bikin undangan tanpa konfirm asi dulu. Padahal dia pasti tahu k alau ak u hari ini sangat capek, karena habis kuliah aku langsung k erja hingga m alam . Pake intim idasi lagi, pak e awas2an. Kurang ajar m em ang dia, dari dulu selalu begitu. Walaupun aku juga k urang ajar sebenarnya, kalau m au ketem u dia juga seenak perutku, kapanpun ak u m au.

tuhan : "Ehem ...ehem m m m ...anak m uda, m atahari, dan bum i...kalian kuundang dalam pertem uan ini untuk kum intai pendapat tentang konstelasi tata surya kalian saat ini, ak u hanya agak prihatin, koq akhir2 ini aku sering dapat laporan dari Jibril k alau ada sem acam keresahan global. Sem akin banyak yang m enggunakan nam ak u untuk hal2 yang tidak baik. Sem akin banyak yang m em pert anyak an dan m eragukan k eberadaanku, bahk an sem akin banyak pula yang sam a sek ali tak percaya keberadaanku. Mulai ada pula yang m encari "theory of everything". Terus terang aku tersinggung m endengar laporan Jibril, kehebatan dan keagungank u sebagai tuhan terhina, dan ak u lebih tersinggung lagi, k arena yang m enghinakan hanyalah m ak hluk jelek m acam kalian."

(3)

bum i : "Iya...iya...ham ba juga setuju pada pendapat Matahari Paduka Yang Mulia. Hanya m anusia saja yang m erusak tatanan k osm os Paduk a, ham ba pun m erasa m alu sebenarnya dihinggapi tubuh ham ba oleh m anusia. Tapi ya bagaim ana lagi, itu sudah m enjadi t ugas ham ba. Walaupun ham ba jijik , t api ham ba tetap m elakukannya dem i kesetiaan ham ba pada Paduk a Yang Mulia. Lihatlah diri ham ba Paduk a, yang cantik m olek, biru m enarik, indah m enawan. Dalam tata surya ham balah yang tercantik dan terindah Paduka. Manusia2 itu pula yang m au m erusak k eelok an ham ba, tapi ham ba bersabar. Karena apapun yang Paduk a berikan kepada ham ba, ham ba yakin itulah yang terbaik buat ham ba."

Aku tersenyum 2 , m au tertawa tapi gak tega, narsis juga bum i ini, bisa2nya pam er di depan tuhan. Dalam kegelapan pem bicaraan ini, terus terang aku m asih agak kebingungan, aku tak bisa m eli hat apa2. Otakk u berpikir keras dari tadi, ada rasa tak ut juga, gila...yang datang dalam pem bicaraan ini m atahari, wah wah bisa hancur berkeping2 dirik u ini, m ungk in t idak hancur, lenyap tanpa bek as bahkan. Helium dan hydrogen dalam tungk u fusi dan fisi yang m am pu m enggeletarkan ruang dan waktu, aku jadi m erinding m em bayangk annya.

tuhan : "Anak m uda, kam u jangan diam saja. Tenang..tenang...ak u tahu apa yang kam u tak utkan. Dim ensi panas m atahari sudah kuredam , jadi jangan takut. Hayo..gim ana pendapat kam u..?"

aku : " Ak u sebenarnya ngantuk sekali, lagi2 kau undang aku untuk hal2 nggak berm utu kaya gini. Lain kali lihat sikon dong tuhan, jangan m ain sikat aja. Apa badan intelijenm u nggak cukup untuk m em beri laporan kom prehensif tentang konstelasi tata surya..?"

tuhan : " Dasar anak m uda pem alas, aku tidak m inta banyak wak tum u. Kau m ak hlukku, tapi m enyem bahk u hanyalah kewajiban sukarela buatm u. Kuundang k alian sebagai penyeim bang atas laporan badan intelijenku, karena kau tahu sendiri, sum ber prim er lebih k upercayai daripada sum ber sekunder."

Tiba2 k epalaku seperti terbentur sesuatu, atau lebih tepatnya seperti ditam par. Sak it juga...

aku : " Heh, berani2 nya m enam par dalam gelap. Siapa tadi..?"

tuhan : " Aku...anak m uda tolol. Ganjaran atas k em alasanm u."

aku : " Lagi2 kau sering m enghukum tanpa sebab, m engadili tanpa m em buk tik an bersalah. Tapi baiklah, ak u akan m enjawab pertanyaanm u. Kuak ui m em ang ada k eresahan global itu, penyalahgunaan nam am u, keraguan atas ek sistensim u, dan pencarian am bisius akan "blue chip" sem estam u. Tapi kuk ira penyebabnya juga dirim u sendiri k oq, k ejadian2 itu hanyalah "tripple effect" atas k ediktatoran dan keegoanm u. Kalau engkau tidak bersem bunyi dibalik jubah sem esta, m ereka m ungkin akan lebih santun dalam hidup."

(4)

besar dari segala tuhan2 kecil yang kalian ciptak an. Siapapun yang hidup di sem estak u, harus tunduk pada kekuasaanku."

aku : " Tuh..k an..!!!. Kau m em ang Maha Som bong, Maha Keras Kepala, Maha Sok Tahu. Tapi kau m usti m ikir tuhan, trend sek arang sudah berubah. Sem ua m ak hluk m erinduk an k eadilan dan dem okrasi. Sudah jarang yang m au tunduk kepada tirani, sem ua kebenaran harus teruji di hadapan m etode ilm iah. Term asuk percaya keberadaanm u, itupun harus dihadapkan dengan m etode ilm iah. Kam i bukan m akhluk bodoh lagi yang percaya begitu saja akan dongeng2 yang diceritakan oleh nenek m oyang, k am i tidak segoblog yang kau bayangk an m au m eyakini dogm a2 indah yang ternyata kosong isinya."

Bum i : " Maafk an ham ba Paduka Yang Muli a, sekali lagi m aaf. Kayak nya anak m uda ini ada benarnya juga, setidaknya it ulah yang ham ba am ati ak hir2 ini. Trend m em pertanyakan segala hal itu bahkan terakselerasi dengan sem akin pesatnya perkem bangan teknologi, seakan tak ada tabir lagi di dunia."

aku : " tuhan, begini saja...,selam a kau m enikm ati singgasanam u, apak ah kau tidak m elihat bahwa sebenarnya dari keresahanlah ak hirnya tim bul solusi baru, dari pem berontakan atas nilai2 bakulah ak hirnya m uncul ilm u2 baru. Jik a saja kam i diam m em bisu dan tidak m ulai bertanya ak an kejadian2 di sem esta, k am i akan jalan di tem pat dan tidak m enem uk an hal2 baru di dunia. Renaissance, Aufk larung, Englightm ent, Pencerahan, Reform asi, Kelahiran Kem bali, atau apapun m anusia m enyebutnya adalah hasil dari keresahan itu Tuhan. Jadi m engapa k au juga ikut resah, toh bagaim anapun polah tingkah m anusia, tak sam pai m enggoyang arasym u"

tuhan :" Kalian boleh resah dan m enggerutu, tapi jangan sam pai m enyek utukan aku dong. Gim ana sih kalian ini...?. Harga diriku sangat terobek2 karena kalian hanya m enyekutukan aku dengan reform is gagal k ayak Yesus, dengan nabi buta huruf kayak Muham m ad, dengan tua bangka kayak Guru Nanak, dengan tiran som bong k ayak Stalin dan Lenin, dengan diktator narsis k ayak Mao dan Kim , dengan dewa2 tolol, dan juga dengan keterbatasan otak k alian."

m atahari : " Maaf m enyela sebentar, cum an m au nanya Paduk a tuhan Yang Mulia. Sebenarnya batas otak kita itu sam pai dim ana sih..?"

tuhan : " Satu prinsip m atahari, berpikirlah tentang ciptaanku, jangan berpikir tentang dzatk u, karena otak k ali an tak m am pu m enjangkaunya."

aku : " Nggak bisa gitu dong tuhan. Ketika kam i berpikir tentang ciptaanm u, otom atis kam i juga berpikir tentangm u, k arena pencipta dan yang diciptakan itu terikat huk um sebab akibat. Karena itu lebih baik m enganggap otak k am i tak terbatas daripada sebaliknya, karena k au tak pernah jelas m enggariskan batas itu dim ana. Kau bilang k am i tak m am pu m enjangk au dzatm u, lagi2 kau prejudice banget dalam hal ini, sedangk an k au belum pernah m em perlihatkan dzatm u pada siapapun di dunia ini."

(5)

tahu bahwa aku ini eksis."

Kali ini nada bicara tuhan m ulai k eras, kayaknya dia m ulai naik darah. Aku m erasakan hawa panas sekali m eram bat di sekujur tubuhk u. Dalam hati aku m asih harap2 cem as sem oga tuhan tidak seenak udelnya m engelim inasi aku dari pertem uan ini, atau lebih gawat lagi m enegasik an hakk u untuk hidup dan berpendapat.

bum i : " Anak m uda, dari k em esraanku dengan m atahari k au dapat belajar, bagaim ana gabungan antara gravitasi dan anti gravitasi berkolaborasi dengan indah sehingga m enduk ung k ehidupan di perm ukaank u. Dari m atahari kau dapat belajar dan m em buktik an bagaim ana tuhan m enciptakan hal2 besar dari hal2 yang sederhana dan sepele. Dariku sendiri kau dapat pula belajar, bagaim ana perputarank u begitu persisnya sehingga kestabilank u terjaga sedangk an bila satu detik saja perputaran itu berhenti, aku ak an hancur terberai. Dan itu sem ua m em butuhk an superior intelligent yang m engaturnya dalam Lauh Mahfudz atau Grand Design sem esta."

aku : " Maaf saja bum i, bukti2 yang k am u tawark an itu sudah terbukti tidak m anjur lagi. Sem esta ini terbukti chaos, ribut, centang perenang. Tidak ada keteraturan seperti yang kau bilang itu, apalagi desain ek sak atas k ejadian2. Jikapun ada keteraturan, itu tak lebih hanya kebetulan saja. Karena lebih dari 99 ,9% berupa ketidak teraturan. Hukum sebab akibat m em ang selalu terjadi, tetapi hukum sebab akibat yang ada adalah huk um yang harus dalam arti luas diartikan. Satu sebab bisa m enghasilk an ak ibat ribuan bahkan jutaan atau m ilyaran, dan akibat yang satu m ungkin juga dari sebab yang berlainan. Dan sejauh penelitian m anusia atas sem esta, tidak ditem ukan satupun bukti em piris dan m eyakinkan bahwa ada sesuatu dibalik terciptanya bintang, galaksi, planet, black hole, pulsar, nebula, dan apapun itu. Sem ua adalah rangkaian kejadian dem i k ejadian, tidak ada sesuatupun yang ex-nihilo, sesuatu yang datang begitu saja, tanpa perm ulaan dan tanpa sebab. Kun fayakun, abrah kadabrah, hocus pocus..."

Kudengar ada yang tertawa k ecil2 sam bil sepertinya ditahan, tak beberapa lam a juga terdengar suara m engaduh kesakitan.

m atahari : " Maaf, m aaf, beribu m aaf Paduk a Yang Mulia. Ham ba bukan hendak m enertawak an forum ini apalagi Paduka, ham ba hanya m enertawakan gaya dia ngom ong abrah k adabrah, k ayak crita Aladdin saja. Sekali lagi m aaf Paduka."

Ah rupanya m at ahari yang k etiban pulung hukum an kecil dari tuhan. Dalam hatiku ak u nyukurin, bete banget atas penghorm atan hirarkisnya dari awal percak apan tadi.

(6)

tidak juga m enem ukan sesuatu yang m enciptakan big bang, ditam bah lagi m ereka m enem ukan theory of everything, kalau kalkulasiku tidak salah, akan sem akin banyak yang m em unggungim u tuhan. Dan itu berarti pula lengkaplah kegagalanm u, setidak nya kegagalanm u di bum i."

tuhan :" Mem ang m enjengk elk an m ak hlukk u m anusia itu, term asuk k am u anak m uda. Lebih m enjengk elkan kesok-tahuan kalian tentangku, bertem u aja belum pernah sudah berani2nya bilang utusanku, bagian dari dirik u, m enjadi m akhluk yang m engerti pesan2 ku dan m au m elaksanak an pesan2ku, dan juga apa itu aku lupa nam anya, anggapan bahwa wujud m anusia adalah juga perwujudank u...hhm m m aku lupa nam anya..."

bum i : " Im ago Dei..tuhan."

tuhan : " Pinter kam u bum i, nah itu Im ago Dei. Evolusi dari m onyet saja m au m em bandingk an wujudnya denganku, alangkah lancangnya k alian ini. Tetapi dari laporan Jibril, aku kadang m engerti m engapa m anusia begitu narsisnya, karena dengan kenarsisan dan am bisi m erek a itu ternyata m erek a bisa bertahan hidup dan m enjadi pem enang dalam "survival of the fittest". Walau jujur aku bilang, kem enangan bagi m anusia sangat sering m erupakan bentuk penindasan terhadap m ak hluk2 lain. Dari Jibril aku tahu juga, m anusia2 yang m em bawa pesan kebaikan seperti Muham m ad, Yesus, Mani, Zarathustra, Baha'ullah, dan beberapa yang lain kadang2 terpak sa untuk m entransendenkan pesan m ereka, bilang bahwa itu dariku, dari tuhan seru sekalian alam , karena m em ang m anusia pada um um nya terlalu bodoh untuk percaya pada kebaikan dan m elakukannya dengan senang hati tanpa disertai em bel2 bahwa sang pencipta yang m em erintahkan itu. Ditam bah lagi m usti ditam bah diim ingi nikm at surga dan ditakuti dengan siksa neraka."

bum i : " wah tuhan, m aaf m enyela sebentar. Apak ah neraka dan surga itu juga m itos...?"

tuhan : " Hahahaa...tentu saja bum i. Surga k alian adalah ketik a k alian gem bira berbuat baik tanpa pam rih apapun, dan nerak a kalian adalah rasa tersik sa ketika m enyakiti dan berbuat tidak adil t erhadap m akhluk lain. Dan tentu saja kenikm atan terbesar m akhluk buk anlah surga, tetapi m elihat wujudku, bukan dengan m ata, m elainkan dengan nurani. Mendengark an suaraku, bukan dengan telinga, m elainkan dengan k ejernihan hati. Merasakan k eberadaanku, buk an dengan k ulit, tetapi dengan kepek aan jiwa."

aku : " Nah tuhan, k au sek arang telah m asuk neraka buatanm u sendiri, rasa resah dan tersik sa karena ketidakadilanm u."

Tiba2 ada getaran hebat, aku m erasakan pusing yang am at sangat, panas sekali serasa api m em bakar kulitk u, k udengar juga suara teriakan sangat keras yang ak u tahu pasti buk an dariku sendiri, m ungkin m atahari atau m ungkin bum i, aku tak tahu pasti karena gelap m enguasai. Setelah beberapa lam a, akhirnya getaran dan panas berk urang sedik it dem i sedikit.

(7)

m anusia yang telah berani m engatasnam akan ak u dalam ajarannya, apakah m ereka pernah bertem u aku...?"

bum i : " Tidak pernah Paduka Yang Mulia, itu tak lebih hanyalah im ajinasi kreatif m erek a saja. Tapi ngom ong2, ada beberapa yang jujur m inta am pun lho Paduka Yang Mulia. Sidharta Gautam a, Bl aise Pascal, Ghazali, dan beberapa yang lain lagi telah dengan terang2an bilang bahwa kedekatan denganm u itu hanyalah im ajinasi k reatif m erek a saja."

tuhan : " Kau dengar sendiri anak m uda, betapa dirik u dicatut sana sini tanpa sam a sekali ijin dariku. Kenapa aku tak berhak m arah...?, coba k atakan..!!!"

aku : " Sabar dikit napa sih tuhan. Kau berhak m arah, itu m em ang hakm u k oq. Tapi k au juga harus introspeksi diri, jik a saja engk au lebih transparan m engenai dirim u, m erek a tidak akan dengan gam pangnya m enghayal tentangm u dan m enggunakan nam am u seenak udelnya."

m atahari : " Maaf beribu m aaf Paduka Yang Mulia. Jika Paduka sudah tidak tahan lagi dengan m ak hluk Paduka yang bernam a m anusia, ijinkanlah ham ba m em eluk k ekasih ham ba bum i, biark anlah kam i bersatu. Sek ian lam a ham ba berpisah dengannya, rindu ham ba sudah m eluluhlantakkan jiwa Paduka. Ham ba ingin bersatu dengannya, walaupun setelah itu diri k am i hancur bersam a. Biarlah setelah itu awal baru tercipta, dengan m atahari baru, planet2 baru, m akhluk 2 baru, sehingga Paduka lebih puas."

tuhan : " Belum waktunya. Kalian, m atahari dan bum i, selesaik anlah tugas kalian. Aku t ahu k alian saling m encintai, tetapi yakinlah, jarak bukanlah penghalang atas cinta yang tulus nan abadi."

aku : " Wah, begini saja. Boleh atau tidak , bersatulah kalian. Berpelukanlah kalian. tuhan sek alipun tak berhak m elarang dua insan yang sedang jatuh cinta."

Cuh..ciuh...cuh....wah sialan, tega2nya tuhan m eludahiku, berkali2 pula....

aku : " Kunyuk kau tuhan, dik tator tak tahu diri. Oke..ok e..!!!!, kuakui aku m em ang kritis terhadapm u, tetapi sekali lagi itu dem i kebaikanm u. Daripada stem pel nam am u digunak an untuk m engotori tata surya, daripada atas nam am u m anusia m enjadi tiran bagi sesam anya, daripada karena perilak um u sem ua m akhluk sem esta kebingungan m encari jati dirinya. Sudahlah, ak hirilah keegoanm u itu. Bersikaplah dem ok ratis dan transparan."

tuhan : " Kau pulang sana, besok pagi kau m usti k uliah. Dari tadi kau bukan m elaporkan sesuatu m alah protes terus isinya. Tapi jangan lupa anak m uda tolol, berbuat baiklah tanpa pam rih, itu saja pesank u."

aku : " Ya deh...., t api jangan lupa pula pertim bangk an k ritikku. Tapi anyway, untungnya ak u dari dulu tidak pernah m engharapkan surgam u. Aku pergi dulu ya...Bye tuhan, m atahari, bum i..."

(8)

Ziarah ke Makam Tuhan

Minggu lalu ada undangan takziyah, tapi seperti biasanya karena kesibuk anku, aku tidak bisa m em enuhi undangan itu. Allah telah wafat, tapi itu sudah k uduga sebelum nya, k arena dia sudah lam a sakit2 an. Aku sendiri tidak begitu perduli, hidup tidaknya tidak terlalu berpengaruh pada diriku.

Maka hari dem i hari berlalu begitu saja, sam pai hari ini. Dalam rapat redaksi di tem pat aku bekerja, aku m endapatkan tugas untuk m eliput penyebab kem atian tuhan2 itu. Dari m eja redaktur t adi, tugas ini harus selesai secepat m ungkin, karena deadlinenya m inggu ini juga. Dasar nasib, terpaksa m alam 2 aku blusukan ke k uburan k husus tuhan2 . Ya aku anggap sebagai ziarah saja, toh sejak dulu k alau ada undangan tak ziyah aku gak pernah datang. Bagiku kem atian adalah awal dari k ehidupan baru, jadi tidak ada yang perlu dijadikan sebab sedih hati.

Kuburan ini gelap gulita, hanya ada beberapa kunang2 yang kelap kelip di beberapa sudut. Angin dingin m ulai m enusuk kulit dan tulangk u, bulu kudukku berdiri. Buk an karena aku takut hantu, tapi karena ak u hanya pake kaos oblong, sehingga ujung2 angin itu seenak jidatnya m em belai pori2ku. Kubuka pintu gerbang kuburan itu, suara besi yang sudah tua m em ecah keheningan. Tengok k anan k iri, sem ak in serem saja kelihatannya. Kukeluarkan lam pu senter yang tadi kubawa, kunyalakan, oh tapi ternyata tidak nyala. Wah m ati aku pik irku. Ku goyang2 senter itu, sam pai bunyi k lothak klothak . Kunyalakan lagi, tidak nyala juga. Wah tam at sudah riwayatku, sudah tengah m alam lagi. Bagaim ana aku bisa m elakuk an penyelidikan penyebab m atinya tuhan2 itu, kalau senter aja aku tidak punya. Padahal peralatan lain sudah ak u siapkan sem ua sebenarnya, untuk penelit ian forensik.

“Heh, ngapain loe di sini?”

Aku k aget bukan alang kepalang, sam pai terkencing2 di celanaku. Geragapan aku di dalam gelapnya pem ak am an itu. Tiba2 ada suara tanpa rupa dan suaranya berat, seperti orang m arah.

“ Eh hm m , anu, anu, saya m au m elakukan penelitian tentang k em atian tuhan, saya wartawan koran ‘Suara Alam Lain’ . Hhm m , anu kalau boleh tahu, siapa Anda..?”

“ Perkenalkan, ak u penjaga kuburan ini.”

Tiba2 tangank u digenggam benda besar, aku diajak salam an rupanya. Spontan aku goyang2kan tangank u sebagai tanda kenalan juga.

“ Senang bisa berkenalan dengan Anda, jadi Anda m au ketem u tuhan2 itu..?”

“ Lho k oq k etem u, saya m au m elak uk an penyelidikan, saya m au m enyelidiki m ayat2 m ereka. “

(9)

Dia m enggandengk u, aku tidak m elihat wajahnya k arena sangking gelapnya, aku hanya m engikuti saja. Kadang2 kakik u tersandung pathok2 kuburan yang rupanya bertebaran sepanjang jalan yang kulalui. Dari agak kejauhan, aku lihat sam ar2 ada cahaya, dan suara orang yang sedang bercakap2 dan tertawa2.

Pintu dibuk a, wow…m ataku seakan2 tidak percaya apa yang dilihatnya, sebuah café lengkap dengan m eja pool, dart dan bar, di pojok sana ada layar tv sedang m em pert ontonk an pertandingan sepak bola. Kuk edipkan2 m ataku, hanya untuk m em astikan bahwa ak u tidak sedang berm im pi.

“ Hey, jangan bengong. Oh ya tadi kita kenalan belum nyebutin nam a, aku ibli s, ganti profesi akhir2 ini sebagai penjaga kuburan tuhan2. “

Aku m enoleh, m ataku terbelalak , jantungk u seperti copot, selangk ah aku m undur k e belakang. Terasa celanaku agak basah, aku terk encing2 lagi rupanya, sialan bener. Iblis ini sungguh m enyeram kan, grandongnya Mak Lam pir pun m asih kalah serem . Untung saja tidak dari tadi aku m elihat wajahnya, di pelataran kuburan tadi gelap sekali.

Hahahahahahahahaha……….!!!!!!!!!!!!!

Seluruh café rupanya m enertawakan ak u.

“ Hey iblis, siapa pula yang k au bawa ini, jangan pula k au bilang hasil buruanm u ya…hahahhahaha….”

Iblis : “ Selam at m alam tuhan2 sek alian, ini perkenalkan seorang wartawan dari Koran “ Suara Alam Lain” , m au m elakukan penelitian atas k em atian tuhan2. Mas Wartawan, saya perkenalk an juga tuhan2 ini kepada Anda, yang lagi m ain pool itu, Khrisna dan Shang Ti. Yang duduk di bar itu Bapa, Baha’i, dan Cao Dai. Yang di m eja itu, dari yang m erokok itu adalah Allah, kem udian sebelahnya Waheguru, dan yang diujung itu Ahuram azda. Sebenarnya ada beberapa tuhan lain, tapi m erek a sedang nonton sinetron Tersanjung, jadi m alam ini tidak hadir.”

Aku : “ Senang berkenalan dengan Anda2 sem ua. Maaf terus terang saya kaget, saya datang untuk m enem uk an penyebab k em atian Anda2 sekalian, tapi m alah m enem ukan Anda sedang kongk ow di cafe. Jadi, Anda2 ini, para tuhan2, sebenarnya tidak m ati..?”

Cao Dai : “ Oh tidak anak m uda, kam i hanya pura2 m ati. Kam uflase strategis.”

Allah : “Aku m em ilih m ati, biar tidak ada yang m em belaku lagi, wong ak u tidak butuh dibela k oq. Tidak ada i tu perang dem i agam a atau dem i tuhan. Yang ada perang dem i nafsu.”

(10)

Ahuram azda : “Ya, lebih baik m anusia m elupak an tuhan saja, k alau perlu ditaruh di undang2 dasar bahwa tuhan telah m ati, wong dari dulu tidak ada buk ti koq k alau tuhan itu m em bantu m anusia, kalaupun k elihat annya m em bantu, itu lebih k arena sugesti atau k arena k ebetulan saja dapat rejeki, trus dikaitkan begitu saja dengan tuhan. Jadi kupikir, lebih baik agam a2 itu dibubarkan saja. Nah k am u sendiri m as wartawan, k am u percaya tuhan..?”

Aku : “ Aku netral saja, kalau sedetik lagi ada bukti bahwa tuhan itu ada, aku akan percaya tuhan. Tapi bisa juga sebaliknya, jika sedetik lagi ada buk ti bahwa tuhan tidak ada, aku ak an t idak percaya adanya tuhan. Aku tidak m au gegabah percaya atau tidak percaya begitu saja. Yang pasti adalah aku tidak percaya tuhan2 m acam k alian, k arena kalaupun m isalnya tuhan itu ada, ak u yakin tuhan tidak seterbatas seperti kalian2 ini. Yang m enurunkan kitab suci, yang m enurunkan m akhluk terbaik , yang terjebak dalam sui generis, yang tidak bisa ditem patkan dalam kom pleksitas k osm os. Maaf jika m enyinggung k ali an, tapi kalian tidak pantas jadi tuhan.”

Shang Ti : “Jadi kam u jelas bukan theis, tetapi bukan pula atheis, deis juga buk an. Pantheis bukan, panentheis bukan, fideis juga buk an. Pusing deh akika, m au loe apa dong...?”

Khrisna : “ Aliran baru rupanya hahahhaha..., tapi tentang m em bubarkan agam a2 , jangan buru2 gitu dong. Loe2 pade m usti t ahu m en, kalau 90% lebih m anusia it u butuh sim bol, butuh balasan, butuh sandaran vertik al. Nah, m ayoritas m anusia yang goblog ini, yang tidak bisa berpikir m erdeka, yang perlu dogm a dan aturan, yang tidak m au susah2 pusing berfilsafat, ini m asih butuh sam a yang nam anya agam a. Punya agam a itu lebih baik sebagai penuntun m ereka daripada tidak punya sam a sek ali. Tapi juga harus disadari, tidak percaya tuhan alias atheis itu tidak sepenuhnya juga lepas dari penyak it sejarah pengkultusan, gak nyem bah tuhan tapi nyem bah Mao, Lenin, St alin, ato Hitler itu sam a saja bahayanya. Kecenderungan berlebihan itu m em ang sifat m anusia, sehingga m anusia susah kadang m em bedakan antara k em anusiaan dan k etuhanan. Nah m as wartawan, anda sekarang sudah tahu bahwa k am i tidak m ati, anda m au apa...?”

Aku : “Lho saya sekedar m au tabayun, apakah tuhan2 ini bener2 m ati. Nah ternyata kalian ini pada belum m ati, tapi m anusia m em ang berusaha m em bunuh kalian, dan celak anya yang m au m em bunuh itu adalah pengikut2 kalian sendiri. Nietszche, Marx, dan sayap2 kiri Hegelian saja kalah sophisticated, karena m ereka m elawan agam a hanya ketik a agam a itu k orup dan represif, m enjadi legitim ator dalam pertarungan antar kelas. Sedangkan banyak um at2 beragam a m em bunuh tuhan m ereka di saat tiap hari m ereka juga m enyem bah2 tuhan2 it u. Reduksi atas kem ahaanm u adalah pem bunuhan karakter terbesar sepanjang sejarah m anusia.”

Bapa m em egang gelas birnya, m eneguk nya berkali2. Sedangkan Allah tam pak m urung dan berpikir k eras. Khrisna yang dipojok m anggut2 sam bil sesek ali m enyodok bola dengan sticknya. Shang Ti yang jadi lawan ngepool Khrisna tam pak sesekali m elotot kalau nada bicarak u sudah m engganggunya.

(11)

m ati, biar m anusia bisa m encerahkan diri tanpa kam i. Kau jangan pula bilang bahwa keputusan kam i salah, k am i para tuhan2 sudah rapat m engenai hal itu, sudah k am i pertim bangkan baik dan buruknya. Di saat science sudah cukup m aju seperti saat ini, lonceng kem atian untuk t uhan2 tradisional m acam k am i sudah berdentang, sebelum lonceng itu sem akin keras m endayu, k am i m em utusk an untuk ‘m ati’. Tuhan2 pagan sudah m ati sejak dari beratus2 tahun lalu, sekarang giliran kam i. Kam i sadar sesadar-sadarnya, bahwa m ayoritas m anusia m asih butuh sandaran vertik al, tetapi itu tugas m anusia2 tercerahkan untuk t erpanggil m em beri rasionalitas dan m oralitas m urni m akhluk tanpa stem pel tuhan. Sekali lagi karena stem pel tuhan adalah hal yang paling am bigu dan paling sering disalah gunakan.”

Aku :” Jadi, aku harus m enulis apa untuk artik elku ini, apakah aku harus jujur ataukah..”

Waheguru : “ Dem i kem aslahatan um at, saranku, ini hanya saran lho ya. Beritakan apa yang dibilang Allah tadi saja, biarlah kam i m ati di sini. Pers bebas m enulis, sebagai bagian tak terpisahk an dari dem okrasi, dan sebagai tanggung jawab dari k ebebasan itu adalah kewajiban untuk m enebarkan pencerahan2 intelek tual, bukan sebagai agen propaganda kapitalis, fasis dan puritanis.”

Bapa tiba2 berjalan ke arahku, rupanya dia m enawarkan bir ke ak u. Gelas cukup panjang dengan sedikit busa di puncaknya disodorkan ke aku.

Aku : “ Maaf, aku tidak m inum bir Bapa. Pahit banget di lidahku, bukan karena dianggap haram atau apa lho ya. Ntar deh, k alau ada bir rasa duren ak u coba m inum . “

Bapa tersenyum kecut, kem udian dia tertawa, dielusnya kepalak u.

Bapa : “ Dasar wong ndeso k owe...”

Aku :” Sebentar tuhan2 sek alian, kem bali ke m asalah tadi, aku m enghorm ati keputusan kalian, tapi kalian harus tahu, ketim pangan antar m anusia ini sungguh besar. Di saat yang satu sudah bisa m engintip galaksi dan quasar, yang lain m asih hidup pak ai cawat dan hidup berburu. Di saat yang satu sudah bisa k eliling dunia dalam hitungan jam , yang satu k ak inya bengkak kebanyakan jalan. Yang satu hidup m ewah di ist ana2, yang satu di k olong2 jem batan. Jadi m atinya kalian m ungkin m alah m em punyai akibat buruk bagi sebagian m anusia, karena m ereka bisa m enjadi layangan yang tiba2 putus, ini m ungkin lepas dari pengam atan kalian.”

Khrisna : “ Ak selerasi, ak um ulasi, distribusi pengetahuan dan kesejahteraan itu tugas m anusia, bukan tugas tuhan. “

(12)

Iblis : “ Bung Ahuram azda, jangan rasis gitu dong, please deh. Begini2 aku sekarang sudah sadar, m erasa k alah sam a m anusia. Mereka bisa lebih bejat dan psikopat daripada aku, jadi daripada aku k alah pam or, aku juga m em utusk an untuk m enjadi baik.”

Baha’i : “ Sudah2, begini saja Mas wartawan, m alam ini nginep saja di k uburan kam i, ada satu tem pat khusus buat tam u, jadi besok pagi kita bisa disk usi lagi. Sek arang m ari k ita m ak an2 dulu, saya yang trak tir deh. Plat du jour nya k ali ini gudeg jogja, disertai teh anget tanpa gula. Mari2 m akan….”

Aku yang m em ang lapar segera m engham piri kuali besar isi gudeg itu, diikuti oleh tuhan2 . Malam itu kam i m akan bersam a sam bil bercanda tak tentu arah, tentunya dit em ani oleh senyum genit m bak pelayan bar yang juga pak e rok m ini.

(13)

Sanggupkah Tuhan Menerim a Musibah

Sudah lam a ak u tidak bertem u Mbah Maridjan, dikarenakan ak u harus pergi ke luar kota m enuntut ilm u. Setelah gem pa di Jogja yang m em bikin hati m iris itu, pesantren tem pat aku belajar libur, sem ua santri disuruh pulang. Aku segera teringat Mbah Maridjan, bagaim ana k abar orang tua itu yang dulu sering m engajari aku filsafat Jawa.

Tergopoh2 aku m enem ui Mbah Maridjan, kucari tadi di rum ahnya beliau tidak ada. Setengah berlari aku m enyusuri pem atang sawah yang m asih agak basah, sam bil sesekali m enghirup arom a batang padi yang m erasuk . Kata tetangga Mbah Maridjan, beliau sering m enyendiri di gubug di tengah sawah kalau sore2 begini. Dari jauh sudah kulihat gubug k ecil beratapk an daun k elapa dan dam en ( batang padi kering). Setelah dek at, kulihat Mbah Maridjan yang sedang m enyalak an rokok lintingannya. Baunya m enyengat, tetapi segar apalagi ditam bah suasana sore yang sem ilir.

“ Mbah, Mbah, bagaim ana ini Mbah, m usibah datang silih berganti, sepertinya sudah waktunya k ita m elakukan tobat nasional. Mbah Maridjan m alah t enang2 saja”

“ Musibah itu bisa jadi rahm at, sebagaim ana rahm at juga bisa jadi m usibah. Ini hanya kejadian alam biasa Le.”

“ Gim ana sih Mbah, m usibah ini peringatan dari Tuhan Mbah atas dosa2 k ita, sekaligus juga ujian apak ah kita tabah m enghadapi m usibah.”

“ Tuhan pun tak sanggup m enerim a m usibah, Le”

Aku seperti ditam par langsung di otakk u, apa pula m ak sud Mbah Maridjan ini.

“ Hhhm m , m aksud Mbah Maridjan…?”

“ Tuhan itu Le, baru diduak an saja sudah m arah2 , baru perintahnya tidak dilaksanakan saja sudah ngirim bencana, lha piye…Tuhannya saja nggak tabah, ciptaannya bisa lebih gak tabah lagi”

“ Sebentar2 , aku m asih tidak m engerti apa m aksud Mbah Maridjan.”

“ Kam u ini pancen bodho Le, kam u ingat kisah Adam dan Hawa, yang dikeluarkan dari surga hanya k arena m ak an buah Khuldi yang terlarang itu, itu kan kesalahan sepele, tapi Tuhan m arah, terus Adam dan Hawa ditundung dari surga. Terus kam u ingat k isah Iblis dan Adam , Iblis disuruh m enghorm ati Adam , suruh sujud di depan Adam , lha wong Iblis itu pinter, ya dia nggak m au, dia hanya m au sujud dan horm at kepada Tuhan, lagi2 Tuhan m arah, purik, ak hirnya Iblis dilak nat. Ingat pulakah kau tentang Sodom dan Gom ora, hanya karena hom osek sualit as saja seluruh kota dihancurk an. Tuhannya saja k urang dewasa, jangan pula salahkan um atnya kalau kekanak2an. “

(14)

Maridjan ini, berani2nya m enggoyang tahta diktatur Tuhan.

“ Aceh sudah lebur, Jogja sudah hancur, Merapi njeblug, kita harus lebih banyak berdoa Mbah Maridjan, supaya Tuhan m engam puni dosa2 kita.”

“ Hahahahahaha………..”

Mbah Maridjan tertawa terkekeh2, sam pai terbatuk2 , sam bil m elihat dengan pandangan lucu kepadak u.

“ Kam u ini Le, produk jam an m odern koq berpikirnya idiot kaya gitu. Kalau banyak orang berdosa, dosa m ereka kan kepada alam dan sesam a m anusia. Minta am pun lah k epada alam , dengan m erawat m ereka dengan baik , m enjadi bagian dari alam buk an m alah m em perkosanya. Minta am punlah k epada m anusia2 , berhenti k orupsi, bantulah para fakir m iskin, peli haralah yatim piatu, jalank an negara dengan jujur dan bersih. Itu yang nam anya m ohon am pun, kalau m ohon am punnya cum a sam a Tuhan, kam u m alah akan ditertawakan sam a Dia.”

“ Ya, tapi Mbah Maridjan, kita perlu pertolongan Tuhan untuk bisa lepas dari derita ini.”

“ Percayalah Le, Tuhan itu egois. Kita harus m em bantu diri kita sendiri, k am u boleh m inta tolong sam pai air m atam u habis, tapi kalau kam u tidak m em perbaiki dirim u sendiri, ya percum a. Lihat itu orang Jepang, k ena gem pa m ereka itu, tapi terus m erek a belajar, bikin gedung dan rum ah yang tahan gem pa. Lihat orang Belanda, k ena banjir banding m ereka itu, tapi m ereka bangkit, bikin dam 2 rak sasa, sekarang selam atlah m erek a dari petaka banjir. Lihat orang2 Eropa, dik aruniai penyakit pes, sam pai separuh penduduknya m ati, tapi m ereka m em perbaiki diri, dan hidup sehatlah m erek a sek arang. Bencana itu untuk dipelajari, buk an untuk disesali.”

Dongkol hatik u bukan m ain sam a Mbah Maridjan, dari dulu dia selalu bisa m em bolak-balik perpektif. Dan dia sudah berani m em perm ainkan syaraf otak ku sekarang, tapi aku berusaha m enguasai diriku.

“Mbah, kita ini m anusia yang egois. Tuhan telah m enciptakan alam dengan sem purna, dan m enitahkan kita sebagai kalifahnya di dunia ini. Kitalah yang telah tidak sanggup m em egang am anat Tuhan it u.”

Mbah Maridjan kem bali m eringis, seolah m engejek. Mat anya yang kecil bulat itu m enatap jauh ke ham paran sawah di depannya.

“ Oalah Le, kalau m au jujur sih. Karena konsep Tuhan it u diejawantahkan oleh m anusia yang egosentris, akhirnya m anusia tam bah kelihatan egois. Seharusnya kau yang sekolah itu tahu hal kayak gitu, dan itu pandangan antroposentrism u, kuno sekali cara berpikirm u Le. Manusia itu bagian alam Le, buk an penguasa alam .”

(15)

Slam et hahahaha………., kebo koq dianggep kiai.”

“ Lho siapa bilang Mbah percaya sam a Nyi Roro Kidul, Nyi Roro Kidul itu kan cum an m itos Le, para kawulo cilik seperti k ita ini kan sering ditipu sam a para penggede2 istana. Raja2 Mataram jam an dulu m alu k arena di Segoro Lor (Laut Jawa= red) m ereka kalah dengan tentara Kum peni Walanda dan tentara Portugis, jadi m ereka m enghibur diri dengan m enciptakan m itos Nyi Roro Kidul, seolah2 m erek a m asih m enguasai Segoro Kidul (Sam udra Hindia= red), m em peristri penguasa Segoro Kidul. Cilokone, kita sem ua percaya adanya Nyi Roro Kidul, kekuatan pusaka2, kita ini m em ang bodho k oq Le, wis bodho m bodhoni wong m esisan.”

Lagi2 Mbah Maridjan bikin ak u klenger, dia bilang dia tidak percaya Nyi Roro Kidul, ngoyoworo (m engada2) saja Mbah tua satu ini.

“ Mbah, m usibah dem i m usibah ini m enyelim uti k ita, kita harus bergerak Mbah.”

“ Sim bah di sini saja Le, m engabdikan diri untuk penduduk Merapi. Kam u yang m asih m uda yang harus bergerak, sadark an orang dari tidurnya, sadarkan orang dari sik ap fatalis m enghadapi m usibah. Sudah sana, belajar yang bener, santri kalau k erjaannya m ain PS terus ya kayak kam u ini jadinya. Ilm une nggedabus, pangertene m bladhus. Belajar sana bagaim ana m engatur bantuan yang tepat guna dan tepat sasaran, jangan hanya kitab kuning k au pelajari, kitab putih pun harus k au pelajari, dan jangan lupa sekarang banyak kitab digital yang bisa dipelajari.“

Sam bil m enggerakkan tangannya m enyuruh aku pergi, Mbah Maridjan m erogoh sakunya, dikeluarkannya selem bar duit 50 ribu.

“ Ini hanyalah lem baran 50 ribuan Le, k userahkan padam u. Duit ini ak an benar2 jadi m ilikm u k alau kam u m em berikannya kepada yang m em butuhkan, banyak itu sepanjang k aki Merapi.”

(16)

Ketika Tuhan Menikahi Pelacur

Serabut m endung berarak di horizon, sem ilir sang bayu tam pak sem akin keras m enelusuri sang bahana. Tetapi lelaki itu tertawa2 , sem akin lam a sem akin keras dia tertawa. Ram but panjang tak terawat yang dipunyainya juga sem akin awut2an diterjang sang bayu. Sekejap kem udian dia diam , tercenung, m uk anya jauh m em andang ke haribaan bum i, seolah2 ingin m enelanjangi bum i, m enem busnya hingga ke pusat2 syarafnya yang panas penuh m agm a. Sekejap kem udian dia m enangis, m engingat m asa2 itu, m asa k ebodohannya, m asa dim ana dia tidak sanggup m entransform asik an ide2 revolusionernya kedalam strategi yang sistem atik . Dia sem akin sesenggukan, bulir2 air jatuh dari kelopak m atanya.

“ Aku, akulah tuhan itu, aku….aku…aku..iya ak u…”

Dia sem akin t ertunduk , airm atanya sem akin deras. Sungguh dia m enyesali satu ucapannya, yang kelak akan m enjadi boom erang bagi kedewasaan m anusia. “ Pintu k erajaan surga, hanya m el aluiku”, k enapa dulu dia bilang seperti itu. Jengah dia sudah m elihat tingkah laku m anusia yang m engak u m enjadi pengik utnya. Dipandang dari sudut m anapun tidak patut dia m enjadi tuhan, hanya m enam bah m alu saja daftar rentetan kebodohan m anusia sepanjang m asa. Setelah beribu2 tahun m anusia m enyem bah2 petir, m enyem bah m atahari, m enyem bah bintang, m enyem bah api, nah ini sekarang m alah m enyem bah m anusia, m anusia yang m enyem bah m anusia. Kedengaran sangat klise, tetapi itu terjadi. Di saat m anusia sudah tahu bahwa sem esta punya m ilyaran galaksi, trilyunan m atahari, dan m il yaran trilyun planet, m asih saja ada yang percaya bahwa bum i adalah pusat sem est a, tuhan m enurunkan m akhluk terbaiknya di bum i, m anusia adalah kalifah bum i, dan sebagainya dan seterusnya. Serasa ingin m untah, m elihat k em unafikan dan k ebodohan m anusia2 yang ditinggalkannya.

Aku sudah tidak perduli, toh di saat ini, di m asa ini, di jam an k om puter ini, diperbaikinya sikap itu dengan teosofi dan filsafat perennial tetap tak m engubah pandangan m anusia ak an kesuperioran ajaran yang dibawanya. Adak ah keselam atan di luar aku, jawabnya k eras sek ali , tidak tidak….tidaaaak kk dan tidaaaaaaak .

“Sudah k uputuskan, aku ak an m enik ahinya”

dem ikianlah sabda tuhan waktu itu. Tetapi m anusia m em ang pintar m engak ali tuhan, sehingga keputusan tuhan pun dibelokkan oleh m anipulasi sejarah. Aku m aklum walaupun ak u m arah, sejarah m em ang tak lepas dari k em auan yang m em buatnya. Sejarah sering dikorupsi dem i kepentingan politik yang m enulisnya. Sem ua m urid laki2k u tidak m enyetujuinya, bahk an terkesan sinis, tapi aku tak bergem ing dengan keputusank u. Bukan k einginan nafsuk u yang m em buat aku m em utusk an untuk m enik ah, tetapi dari keinginan terdalam ku untuk m elawan stigm a perspektif negatif tentang sex sek aligus m engent askan perem puan dari penindasan yang m ereka alam i.

(17)

karena aku ingin m engguncang alam pem ikiran m anusia, wanita pun berhak m enjadi nabi. Dia bahkan k uangk at sebagai nabi diantara nabi. Walau ak hirnya aku harus m erasa kalah dengan um atku sendiri, bias patriarki dalam hirarki ajarank u akhirnya m em bawa kam panye hitam atas istriku. Istrik u dicap sebagai pelacur, tanpa satu buktipun yang m enduk ung. Tapi peduli am at, m em angnya kenapa kalau aku m enikahi pelacur, pelacur adalah profesi yang perlu dihorm ati. Apalagi jika itu dilakuk an dengan sepenuh hati dan tanpa pak saan, dan ak u percaya pelacur raga m asih punya hati nurani, yang bejat adalah pelacur jiwa, pelacur2 intelektual. Dan aku m erasa k alah lagi, um atk u terlalu m engagungk an m oralism e tradisionalnya, m oralism e konservatif yang tidak berdasar. Moralism e tradisional biasanya m alah justru m elegitim asi represi atas nam a gender. Dan aku sudah m uak dengan m oralism e tradisional dan penjaga2nya yang sok suci. Moralism eku adalah m oralism e substansi, bahwa siapapun berhak m enentukan preferensi esk presi hidupnya dengan koridor tidak m enindas pihak lain.

Mem ang jejak2ku sengaja dihapuskan atau dibelokkan, tapi ak u tidak putus asa karenanya. Karena aku tahu bagaim ana roda dunia perlu berputar, karena aku tahu bagaim ana sejarah itu dibentuk, dan aku tahu bagaim ana kepercayaan itu diciptak an. Ajaranku yang diinstitutisionalkan m enjadi kendaraan politik paling wahid.

Sek arang betapa jauh asap daripada api, dan asap m em bubung m em enuhi angkasa luas. Kadang, aku bangga juga dengan tersebar luasnya ajaranku, ham pir sepertiga penduduk bum i m em eluk ajarank u, tetapi aku tidak bisa m enjam in bahwa aplikasi teologinya akan m enopang teologi intinya.

Kunyalakan sekedar api unggun didepanku untuk m enghangatkan kebek uan hatiku, karena otakku m em ang sudah tidak bisa k ugunakan untuk berpikir lagi. Aku sudah jenuh dan t idak tahu lagi harus berbuat apa, nasi sudah m enjadi bubur, dan m uk jizat apapun belum tentu bisa m em balik kan situasi yang sudah m engk ooptasi alam pem ikiran m anusia saat ini.

“Kisanak, jangan bersedih, ini waktunya m engobarkan revolusi pem ik iran spiritualitas. Jika engkau sudah m erasa kalah sek arang, siapa lagi yang akan m am pu m enang.”

Kuusap m ataku, berkali2 dan k ulihat k anan kiri, dan secepat kilat k um enoleh ke belakang. Bajingan, wanita berbaju putih itu yang bicara tadi, m engaget kan aku saja. Kulihat dia tersenyum , dan m enyalam ik u dengan santun.

“Siapa engkau..?” kuberanik an diri langsung bertanya kepadanya.

“Aku ‘Bum i' anakku, put ih bajuk u adalah kesadaranku akan rentangk u yang m enyem ik an k ebijak sanaank u, aku datang kepadam u hanya untuk m ewartakan bahwa engk au tidak sendiri anakku.”

(18)

“ Anakk u, sem ua yang ada di bum i ini adalah anakk u. Ak ulah yang m enyaksikan sem ua tingkah laku m erek a dari lahir sam pai m ati. Ak ulah ibu segala ibu.”

Aku akhirnya m anggut2 , walaupun bingung kepada wanita tua yang m engaku bernam a Bum i ini.

“ Anakk u, orang2 sepertim u adalah orang2 revolusioner, berani m enent ang status quo, m elawan arus m ayorit as, dan tentunya pecinta2 sejati. Tetapi seringkali sepeninggal orang2 sepertim u, para pengik utm u m elabeli hidupm u dengan m ukjizat dan cerita2 irasional, dan tentunya banyak yang m engk ultusk anm u. Tapi sekali lagi anakku, k am u tidak sendiri. Pem bawa ajaran besar yang pernah kusaksikan selalu diperlakuk an sam a oleh um atnya. Dikorupsi sejarah hidupnya untuk kem udian diagungkan m elebihi yang sem estinya, dan pada ak hirnya digunak an untuk kepentingan politik. Tentu saja, selalu ada hal2 baik dalam ajaran kalian yang m asih digunakan, tetapi sedikit banyak ajaran kalian salah dim engerti.”

“ Sebentar2 Nenek Tua, kalau benar apa yang engkau bilang, aku ingin ketem u dengan m erek a.”

“ Hussss, dasar pem berontak k am u, nam ak u Bum i nak . Jangan panggil nenek, tak jewer kam u ntar. Ikutlah dengank u, ak u ak an pertem uk an k am u dengan pendahulu ataupun penerusm u. Tapi sebelum nya, k am u tak ajak nonton film .”

Digelandanglah ak u sam a nenek tua bernam a Bum i itu, lho nenek tua lagi, sem oga dia tidak bisa m em baca pikiranku. Mem angnya aku anak kecil m au dibego2in, kalau dia gadis cantik ya aku panggil gadis cantik, kalau kenyataannya nenek tua ya m au bagaim ana lagi. Dan cilaka dua belas, dia ngajak nonton film , nonton film sam a nenek tua oh oh oh , is there anything better..?.

Aku diajak m em asuki sebuah tirai yang belakangnya gelap sek ali, berdiri sebentar tangank u dipegang oleh nenek tua itu. Wah jangan2, hhm m jangan2, ….aku sudah agak tak ut2 gitu jangan2 ada sesuatu yang ingin dilakuk an nenek tua ini terhadapk u. Tiba2 cahaya m em ancar terang, kulihat beberapa fragm en film di layar besar. Eit tzz, sepertinya aku kenal dengan wanita itu, oww itu ibuku. Dia sedang berm ain2 dengan tem an sebayanya, di fragm en yang lain aku lihat kelahiran seorang bayi, oh oh oh itu ibuku yang m elahirkan ak u. Ak u lahir di m usim sem i, buk an di m usim dingin seperti yang sebagian besar m anusia percayai. Fragm en yang lain lagi aku sedang berk hotbah di tam an dikelili ngi oleh m urid2 kepercayaanku. Nenek tua itu ternyata m enipuk u, ini bukan film biasa, ini benar2 nyata kehidupanku dulu. Tubuhku bergetar, m engenang m asa2 berat perjuanganku m elawan ketidak adilan dan penindasan. Di saat yang sam a ak u juga bingung, kekuatan apa yang dipunyai nenek tua ini bisa m elihat balik kehidupank u dulu.

(19)

Plaakkk….!!!!

Sesuatu yang keras m endarat di pipik u.

“ Hey pem berontak , bangun. Katanya ingin ketem u saudara2 m u”

“ Eh iya iya Nek eh salah iya Bum i. Habis ini kita kem ana...?”

“ Hayo ikut aku..”

Aku digandeng m enuju tirai yang satunya lagi. Tirai dibuk a, wah gedung film lagi seperti yang tadi, bedanya ini yang nonton lebih banyak.

(20)

Derita Al-Quran

Perk enalkan pem baca, nam aku Al-Quran. Anda pasti sudah kenal saya, secara langsung m aupun tidak langsung. Saya m ewarnai dunia ini sejak abad ke 7 sam pai sekarang ini, dikum andangkan di seluruh pelosok dunia. Dikenal dari kolong jem batan Jakarta sam pai istana raja Arabia di pegunungan Alpen. Dari Bronx di m egapolitan Rio de Janeiro sam pai kantor2 elit di Silicon Valley. Dari syuk uran kelahiran sam pai berkabung atas kem atian. Dari lorong2 sem pit shantytown di Uganda sam pai di laptop2 m ahasiswa m uslim di Eropa. Aku prak tis ada dim ana2 pem baca, setiap detik jutaan orang m em bacak u. Aku adalah salah satu dari jutaan saudaraku yang m enyebar di seluruh dunia.

Minggu yang lalu ak u disum bangkan oleh seorang anggota DPR di perpustak aan daerah. Jadi selam a sem inggu ini aku m endapatk an rum ah baru, aku beruntung sekali, di tem pat baru ini tem ank u jadi banyak. Di tem pat yg lam a, ak u cum a dipajang saja, gak pernah dibaca. Dulu aku dijadik an m ahar perk awinan anggota DPR itu dengan istri pertam anya, setelah dia bercerai karena istrinya pertam anya tidak m au dim adu, aku diserahkan ke perpustak aan daerah.

Aku m erasa gem bira sek ali, serasa lepas dari kubangan gelap, tiap hari dulu aku hanya m elihat m uka2 m asam , hubungan rum ah tangga yg tidak harm onis, penindasan atas hak 2 istri, anak 2 yang tidak terdidik dengan baik. Begitu datang aku langsung disam but oleh penghuni2 lam a disini, yang paling tua di sini dan paling gem uk itu nam anya Veda, yg juga cuk up tua walau tidak setua Veda ada Tipittak a, ada juga Injil, ada Taurat, ada Upanishad, ada Politica, Ada Republic, ada Divina Com edia, ada Das Kapital, ada banyak sekali tem an2k u di sini. Walaupun begitu, aku tidak bisa langsung dekat sam a m ereka sem ua, yang paling dekat selam a ini m asih Injil, yang sedikit lebih tua daripada dari aku. Ak u sering curhat dengannya, dia juga yang selam a ini sering m eli ndungiku dari olok 2an tem an2 dari rak sebelah kiri, terutam a Das Kapital yang suka m enggangguku. Tapi aku senang di tem pat baru ini, aku sem akin dewasa, banyak yang k upelajari dari t em an2 baruku. Aku juga m engangk at adik, nam anya Aqdas, yang terus terang kuakui k adang lebih dewasa daripada aku.

Di tem pat baru ini ak u ditem patkan bersam a tem an2 dari jenisku, yang akhirnya aku m alah sering disk usi dengan m ereka sem ua. Dari diskusi2 itu aku m enjadi terbuk a akan warna-warninya dunia filsafat, itu baru dari filsafat agam a. Lebih beragam lagi k alau aku k adang2 m endengarkan percakapan2 dari tem an2 yang berada di rak sebelah kiri. Dari disk usi itu, aku m enjadi sering m erenung sendiri,

(21)

Tentunya bagi anak itu lebih m em iluk an lagi, aku m elihat air m ata m enetes di pipinya. Aku sangat sedih sekali..

Para pem baca, terus terang saja, aku kadang iri sam a Injil, Veda, Tipittak a, dan yang lain2. Bukannya apa2 , tapi jelas sem ua m engakui bahwa m ereka adalah ciptaan m anusia, jadi k alau salah ya lum rah, lha m em ang ciptaan m anusia. Tapi aku di rum ah besar ini adalah satu2nya yang dianggap produk Tuhan, dianggap sebagai kata2 Tuhan, jadi kalau ak u salah seperti salahnya ak u tidak m engharam kan perbudakan, atau salahnya aku m elakukan perhitungan m atem atika dalam pem bagian warisan, berarti yang salah Tuhan dong, karena aku adalah k ata2nya Dia. Aku buk an k ata2 Muham m ad. Karena Muham m ad hanyalah m edium k u. Injil m em ang banyak k esalahan di dalam nya, apalagi yang edisi Latinnya. Tetapi Injil bisa berkilah bahwa m em ang dia ciptaan m anusia, yang m em buat adalah m urid2 Yesus. Veda juga bisa selam at dari tuduhan, k arena m em ang dia ciptaan resi2 , jadi k alau salah ya yang salah resi yang m em buatnya. Tipittak a juga begitu, Sidharta kan juga m anusia biasa, dia pasti bisa salah. Tapi ak u, sekali lagi aku, aku adalah k ata2 Tuhan, sungguh pedih hatiku m engingat itu. Ak u telah m enghina Tuhan, tuhan segala alam . Aku telah digunak an um at untuk m enghina tuhan, m engapakah tuhan yang segala m aha itu hanya m em punyai k ata2 terbaik seperti ak u. Bahasaku m em ang indah, diksi2k u m em ang m um puni, t api ak u konstekstual, aku ada karena keadaan, ak u ada k arena Muham m ad butuh alat untuk m enyadarkan kejahiliahannya um at. Muham m ad butuh dogm a sebagai alat, karena orang bodoh yang celak anya 99 % m anusia tergolong dalam golongan orang bodoh ini butuh dogm a, butuh sim bol, butuh balasan atas yang dilak ukannya, butuh ancam an dan butuh hadiah. Muham m ad sendiri tidak butuh dogm a dan sim bol, karena dia m anusia sangat pragm atis dan sekaligus futuristik idealis. Muham m ad selalu m engingatkan akan bahaya kebodohan atau kejahiliyahan, karena dia tahu benar akan seperti apa um atnya sepeninggalnya. Wak tu dia m au m ati, aku ingat benar bahwa dia berkata “ Um atku..um atk u…um atku…”, kek hawatiran yang tidak berlebihan jika m elihat apa yang terjadi setelah dia m eninggal. Yang m engantarkan jenazahnya hanya 5 orang, sedangkan yang lain ribut m em bicarakan vacuum of power. Um ar dengan lantang akan m enebas leher siapa saja yang bilang Muham m ad m eninggal, bibit2 kultus yang justru ada di k alangan sahabat2 terdekatnya. Belum kejadian2 m em alukan beberapa lam a setelah dia m eninggal, istrinya Aisyah perang dengan m enant unya Ali bin Abi Thalib, cucunya Hasan dan Husein dipenggal kepalanya oleh orang2 haus k ek uasaan, sem ua sahabat terdek atnya m ati terbunuh karena k ecem buruan karena kekuasaan,

Hidup lebih dari 14 abad m em buatk u m enjadi sak si bisu k enaifan m anusia, terutam a justru k enaifan jutaan pem baca setiaku. Yang sangat m em buatku pedih adalah ucapan Muham m ad Abduh sewak tu kem bali dari perjalanannya ke Eropa, dia lebih m elihat Islam di sana daripada di negeri2 yang selam a ini m engaku sebagai negeri Islam . Nilai2 persam aan hak lebih dihorm ati di negeri yang sedikit sekali orang yang bisa m em bacaku, k esejahteraan rakyat kecil lebih terjam in di negeri2 itu, di saat korupsi dan k om ersialisasi diriku dijadikan propaganda politik oleh orang2 yang m engaku Islam yang sering hanya dem i kepent ingan sesaat sem ata.

(22)

m enjalaninya dengan berat hati. Sebenarnya lebih baik ak u tiada atau m ati saja, daripada hidup m enanggung beban m elecehk an tuhan. Daripada tiap detik dikum andangk an di seluruh dunia, tapi substansi nilaik u dibuang di pojok2 sejarah, sedangk an nilai2 norm atifnya saja yang jadi keributan dim ana2.

(23)

Um at-Um at Proselitis

Hari ini adalah hari bahagia buat Pendeta Markus, dia telah berhasil m engk rist enk an Paijo, hari ini Paijo akan dibaptis. Usahanya untuk m em buat Paijo m enjadi salah satu gem bala Yesus ternyata tidak terlalu susah, Paijo yang tidak berpendidik an dan sangat m iskin itu tertarik untuk m enjadi Kristen hanya dengan im ing2 beberapa bungkus superm i, sedikit k ata2 m anis, dan tentunya janji untuk m enjadi bagian dari kerajaan surga Allah Bapa.

Sem ua telah disiapk an, rejuvenasi m ikvah yang telah dim ahk otakan kepada tuhan Yesus oleh Yohanes, yang harus dialam i oleh set iap gem bala. Dan m enyebarkan kata2 tuhan Yesus kepada bangsa2 adalah kewajiban, sebagaim ana tercantum dalam Injil Mathius. Pendeta Markus telah m enyelam atk an seorang gem bala dari kesesatannya. Diberilah nam a depan Fransiscus di depan nam a Paijo, untuk m engukuhkan secara lahir batin bahwa Paijo adalah orang Kristen. Fransiscus Paijo begitulah nam anya sekarang tam pak m entereng.

Paijo berasal dari kam pung Sum ber Pitu, sangk ing kam pungnya, untuk kesana harus jalan kak i, k arena belum ada jalan layak yang bisa dilewati m obil atau sepeda m otor. Paijo sepatu saja tidak punya, k erjaannya tiap hari cum a ngarit, dan angon sapi. Jari2 kak inya besar dan kasar, begitu pula t angannya. Dulunya Paijo itu penganut aliran kebatinan, yang oleh pem erintah dianggap sesat dan tidak diijink an hidup, tentunya setelah k eluar fatwa dari ulam a2 pusat yang purit an itu.

Pendeta Markus datang ke desa Sum ber Pitu dalam m isi evangeliknya, m enyatuk an dunia di bawah kibar kasih Kristiani. Sum bangannya bagi penduduk desa tidak kecil baik berupa pem bangunan fasilitas desa ataupun bantuan m akanan dan k ebutuhan sehari2 , ditam bah dengan sisi2 keram ahan dan kehalusan budi, dengan cepat desa yang sem ula m enjadi sentra penganut kebatinan itu m enjadi sentra penganut Kristiani. Kontras dengan apa yang ditawarkan oleh pem im pin2 desa m ereka yang k orup, feodalistik , dan tak perduli ak an k ehidupan sehari2 rakyatnya. Ditam bah pula m ereka sudah m uak dipam eri program 2 partai2 Islam yang hanya datang kepada m erek a waktu pem ilu, itu belum ditam bah oleh partai2 nasionalis yang sejatinya tak kalah oportunis dan tak kalah bengis. Kedatangan Pendeta Mark us seak an m enjadi hujan di tengah kem arau panjang.

* * * * * * * * * *

(24)

Paijo diberikannya baju koko, m ilik Kiai Sahal sebenarnya baju kok o it u, tetapi sudah agak kekecilan karena perut Kiai Sahal sudah m ulai buncit. Peci pun dibelik an oleh Kiai Sahal, sarung Paijo sudah punya, dibelinya setahun lalu untuk kem ul, hanya Paijo dipesani benar2 oleh Kiai Sahal untuk belajar berthaharah, selalu dalam k eadaan berwudhu dan m enghindari segala m acam najis, baik yg hakiki m aupun yang dzati. Dan tibalah saat2 yang m endebarkan dan yang dinant i2kan. Paijo m engucapkan syahadat , di m usholla Kiai Sahal yang letaknya juga didepan rum ah Kiai Sahal. Untuk m em buat Paijo lebih Islam i, diletakk an nam a Muham m ad di depan nam anya. Jadi lengkapnya Muham m ad Paijo.

Paijo sekarang juga disarankan oleh Kiai Sahal untuk m engikuti sunnah nabi, m ulai dari puasa senin kam is, m em anjangkan janggut, syiwak gigi sebelum sholat, dan banyak lagi yang lain sam pai2 Paijo pusing m engingatnya. Kesalehan norm atif yang ditanam kan Kiai Sahal k epada Paijo, tentunya kalau Paijo sudah cuk up kuat k e Islam annya, kesalehan norm atif sem acam itu sudah tidak diperluk an lagi.

Paijo di m ata Kiai Sahal m em punyai peran penting, k arena m enurut inform asi yang dia dapat, Paijo adalah salah satu pem im pin aliran k ebatinan di desa Sum ber Pitu. Kalau Kiai Sahal bisa m eng-Islam kan Paijo, itu langk ah awal yang baik untuk m em bendung arus k ristenisasi yang selam a ini m enjadi m im pi buruk siang m alam bagi Kiai Sahal dan juga banyak um at Islam di seluruh dunia.

Sehabis asyar Kiai Sahal pergi ke rum ah Paijo, berjalan k aki satu jam sekedar untuk m enanyakan kepada Paijo perk em bangannya dalam belajar sholat dan belajar m em baca Al-Quran. Dengan m uka berseri2 dia m enduga2 seberapa bagus kem ajuan Paijo selam a dalam didikannya. Paijo walaupun orang kam pung diakuinya cukup pintar, dan cepat dalam m enerim a sesuatu yang baru. Tidak salah lagi, apalagi dengan kem am puan Kiai Sahal yang sering disebut2 orang sekitarnya m em punyai ilm u ladzuni, sem ak in cepatlah Paijo terangk at dari kejahiliyahannya.

“Assalam u alaykum ….Assalam u alaykum Paijooo…”

“Waalaykum salam warahm atullah Pak Kiai, m onggo..m onggo…silahkan m asuk ..”

Dengan sopan Paijo m em persilahkan Kiai Sahal m asuk, tentunya setelah m encium tangan Kiai Sahal. Kiai Sahal agak terkejut, di ruang tam u Paijo ada seorang tam u lain yang diterim a oleh Paijo. Mengenak an pak aian kepasturan, dengan kalung salib m enggantung. Ada sesuatu yang ganjil begitu pikiran Kiai Sahal. Begitu juga Pendeta Markus yang rupanya juga belum begitu lam a di situ. Perasaan aneh dan sedikit k etidak sukaan berkecam uk di dalam hati Pendeta Markus.

Paijo : “ Lho m onggo sil ahk an duduk Pak Kiai, oh ya saya perkenalk an ini Pendeta Markus. Pak Pendeta, ini Kiai Sahal.”

(25)

dengan agak ragu2. Mereka berdua sepertinya agak bingung dengan pikiran m asing2.

Paijo :” Pak Kiai, ingin m inum apa..?”

Kiai Sahal : “ Tidak usah repot2 Jo, air putih saja. Terim a k asih.”

Paijo segera m elesat k ebelakang dan tak lam a kem udian m em bawa segelas air di atas nam pan untuk Kiai Sahal.

Pendeta Mark us : “ Pak Kiai, sam peyan sudah telat, Paijo sekarang sudah m enjadi pengikut Yesus, dan sudah dibaptis oleh saya sem inggu yang lalu.”

Kiai Sahal k aget, m engerutk an kening berkali2. Lalu dia m em andang Paijo, sedangk an Paijo m alah m enunduk.

Kiai Sahal : “ Lho anda m im pi barangkali Pak Pendeta. Saya m ensyahadat kan Paijo 2 m inggu yang lalu di m usholla saya. Jo, gim ana to k am u ini, k am u tahu , kam u tidak akan m asuk surga, kalau k am u m urtad, m elepaskan syahadat, tidak m engak ui Allah sebagai tuhanm u, dan Muham m ad sebagai nabim u.”

Pendeta Markus :“ Kau yang justru tidak m asuk surga Kiai Sahal, karena engkau bukan gem bala Yesus, engk au adalah gem bala sesat.”

Paijo : “ Maafk an saya Pak Kiai dan Pak Pendeta, setahu saya seorang Islam yang baik, akan sam a dengan orang Kristen yang baik, ak an sam a dengan kejawen yang baik, bahkan ak an sam a pula dengan orang ateis yang baik. Bukan agam a yang m em buat seseorang m enjadi baik, tetapi k onsistensi terhadap nilai2 kebaik an. Dan sem ua orang baik m elakukan kebaikan bukan dem i surga, tetapi dem i kecintaan terhadap pencipta dan ciptaannya.“

Kiai Sahal : “ Jo, darim ana kam u dapat kata2 seperti itu..?”

Paijo : “ Nyuwun ngapunten Pak Kiai, walau saya orang k am pung, t api saya m asih m am pu berpikir m erdeka, m engam ati kejadian2 dem i kejadian yang terjadi sepanjang hidup saya, kesim pulan saya, m anusia sering m enciptakan perbedaan2 yang tidak perlu, bukannya m encari persam aan dan m engolahnya dem i k epentingan bersam a. Saya m au m enjadi Islam dan saya juga m au m enjadi Kristen, i tu k arena saya tidak m au m elukai perasaan Pak Kiai dan Pak Pendeta, karena saya m encintai Pak Kiai dan Pak Pendeta, cinta bagi saya adalah inti dari agam a dan ideologi apapun. Begitupun k alau suatu saat ada yang m engajak saya m enjadi ateis, saya akan dengan suk arela m engikutinya, tanpa harus hanyut di dalam nya. Saya dim ana2, tetapi sejatinya saya tidak dim ana2. Mem bahagiak an m akhluk lain itu jauh lebih penting daripada ribut 2 hanya m asalah agam a dan kepercayaan.”

(26)

Lukisan Cinta dari Denm ark

Cuaca cerah sek ali, m atahari dengan gayengnya m em anasi bum i. Yesus m engebut m otor Astrea Supra nya, buru2 ingin m enem ui Muham m ad. Ada hal penting yang ingin disam paik annya pada Muham m ad. Sesam pai di rum ah

Yesus celingak celinguk di depan rum ah Muham m ad, k em ana nih Muham m ad pikirnya. Dipencetnya lagi bel berkali2 , tiba2 terdengar suara dari dalam .

“Wa’alaykum salaaam m m ..”

Pintu terbuka, Muham m ad m engucek2 m ata, rupanya dia tadi tidur. Maklum panas2 begini m em ang enak nya tidur siang.

“ Oh Mas Yesus, m onggo m onggo silahk an m asuk. Shalom …”

“Shalom . Dik Muham m ad, aku gak punya wak tu banyak , sebentar lagi aku ada presentasi bisnis. Tapi aku ingin m enyam paik an sesuatu yang am at penting, Dik Muham m ad sudah tahu belum , ini ada gam bar k arik aturm u di koran, wah ini nam anya tindakan subversif. Pencem aran nam a baik, insult, benar2 tidak bisa diterim a…” m enam bah kedewasaan berpikir dan bertindak, buk ankah itu indah Mas Yesus” “Dik Muham m ad ini gim ana, k oq m alah nyantai2 saja, lha itu diluar sana um atm u pada protes besar2 an sam pai bakar2 bendera segala, siap bunuh2an m alah. Dan lagian kan sudah ada di aturan Islam tidak boleh m em buat gam barm u.”

“Dulu m em ang peraturannya begitu, tidak boleh ada gam bark u supaya tidak ada kultus individu, supaya tidak m engulangi kejadian pengkultusan Mas Yesus dan Mbah Sidharta. Tetapi sekarang sudah bebas k oq, ak u rasa m anusia jam an sekarang seharusnya sudah pinter tidak m enyem bah sim bol. Eh sebentar ya Mas”

Muham m ad beranjak sebentar ke belakang, tak lam a kem udian dat ang lagi m em bawa nam pan berisi kue dan dua gelas k opi Tugu Luwak kesukaan Yesus. “Monggo disam bi Mas Yesus, ini kue buatan istri saya Aisyah. Enak lho, dijam in deh. “

Yesus naik turun jakunnya m em baui kopi kesukaannya m em bentang di hadapan m ata. Tanpa ba bi bu, segera disruputnya k opi itu.

“Mm hhhh, puji Tuhan. Enak tenan Dik Muham m ad, pinter sam peyan m ilih istri m em ang.”

Muka Muham m ad m em erah dipuji oleh Yesus.

(27)

“ Tentu saja tidak Mas Yesus, saya sudah sering m engalam i yang lebih parah dari ini, dilem pari k otoran onta, m asjid di depan rum ah saya dikencingi orang Badui, m enghadapi orang seperti ini harus sabar, bik in karikatur itu m asih beradab m enurut saya. Toh kalau m au jujur, banyak juga um at saya yang bikin karikatur tok oh2 agam a lain, dan buktinya um at agam a lain tidak prot es. Jadi dalam hal ini saya jujur saja, um at saya m em ang k urang dewasa.” baik bersabar m enghadapi hal2 seperti ini. “

“ Nah kan, um at Mas Yesus aja gak ribut2 tentang itu, padahal k alau dipikir lebih parah daripada k arik aturku. Menghadapi seseorang yang belum m engerti itu harus pakai strategi, dengan kepala dingin, tunjukkan cinta kita yang tulus, suatu saat m erek a akan m engerti esensi ajaran2 yang k ita bawa.”

“ Jujur Dik Muham m ad, yang m asih jadi pikiranku sek arang ini adalah statusku sebagai t uhan dalam trinitas, ini sepertinya yang um atku belum dewasa dalam m engartikannya. Padahal di Injil, sudah k ubilang 82 k ali bahwa aku ini anak m anusia, sepertim u juga Dik Muham m ad. Aku sedang m ikir2 untuk m enuntut Paulus, Konstantin II, dan ibunya Konstantin II, Helena yang ak u pikir m enjadi cik al bak al disalah arahkannya ajarank u.”

“Begini Mas Yesus, walaupun m ereka percaya Trinitas, asal m ereka m engam alkan ajaran cinta k asihm u, kalau m enurut saya, m enurut saya lho ya, dibiark an saja. Toh paham ketuhanan itu kan sifatnya pribadi, apalagi sudah ada k eputusan Konsili Vatikan II yang m enurutku sudah inklusif dan toleran, ada keselam atan di luar gereja. Ini bisa dibilang “ great leap forward”.”

“ Yo wis lah, sem entara aku tidak ak an m engungk it2nya, tapi suatu saat pasti akan kutuntut. Trus gim ana Dik Muham m ad, bagaim ana strategi untuk m em ajukan um at ini m enurutm u?” .

“Ada 3 pilar utam a yang harus dibangun dalam civil society , yang pertam a dan yang terpenting adalah pilar iptek (ilm u pengetahuan dan teknologi), kem udian pilar kesejahteraan, dan yang k etiga pilar keam anan. Perang dengan alasan apapun adalah haram saat ini. Pertarungan dunia bukan antara Barat dan Tim ur, atau Utara dan Selatan, ataupun Kristen dan Islam . Tetapi adalah pertarungan antara yang lam bat dan yang cepat, siapapun yang lebih cepat m enguasai tiga pil ar itu, dialah yang lebih banyak m engukir sejarah.”

“Berarti m usuh kita siapa dong Dik Muham m ad..?”.

“Musuh kita adalah k ebodohan dan k em iskinan, yang berderivasi kepada siklus kekerasan. “

“Jadi um at apapun baik yang beragam a atau tidak, harus dibangun supaya pintar, sejahtera, dan cinta dam ai. Bukan begitu..?

“Tepat sekali Mas Yesus, relevansi ajaranm u tentang k asih m enem ukan legitim asinya dalam konstelasi politik yang carut m arut saat ini.”

“Eh tapi ngom ong2 , saya pam itan dulu ya Dik Muham m ad, ada presentasi sebentar lagi.”

Tiba2 dari belak ang datang Aisyah, m em bawa nam pan lagi berisi k ue.

“Lho Mas Yesus, koq buru2, ini baru dim inta m au nyobain kue yang baru saya buat.”

(28)

“Oh silahkan k alau begitu, sem oga sukses dengan presentasinya”

Aisyah tersenyum , senyum yang m anis sekali, gak salah k alau Muham m ad m em anggilnya “Hum aira” yang artinya kem erah2 an. Pipinya m em ang kem erah2an begitu tanpa digincu.

Yesus segera m enenteng tas berisi laptop yang dia bawa, sesam pai di luar, Yesus k aget bukan alang k epalang, sepeda m otornya raib. Lihat kanan k iri tidak ada juga, ak hirnya sadar kalau sepeda m otor itu dicuri orang.

“Puji Tuhan, sem oga sepeda m otor it u lebih berguna buat pencuri itu daripada jadi m ilik ku”

“Mas Yesus, m au dianterin pake sepeda onthel saya…?

Muham m ad dengan perasaan bersalah m encoba m enawarkan sedikit bantuan. “Tidak usah Dik Muham m ad, saya naik angkot saja, terim a k asih ya..Shalom .” “Shalom ..”

Muham m ad dan Aisyah saling m em andang, ada perasaan kasihan di hat i m asing2 terhadap kejadian yang m enim pa Yesus. Sejenak k em udian, Muham m ad m encium kening Aisyah.

“Mas Yesus adalah m anusia berjiwa besar Hum aira, k au sudah dengar sendiri kan apa yang dia bilang ketik a dirundung kesusahan.”

“ Ya suam iku, sem oga bum i sem akin dipenuhi m anusia2 berhati lapang dan jernih sepertinya.”

Am sterdam , 5 Februari 2006

(29)

Dikejar-Kejar Surga, Ditolak Neraka

Surga sedang sedih, dirinya telah m endapat perintah yang sam a sek ali tidak dim engertinya. Karena m enurut juk lak yang t elah dit urunkan itu, dirinya harus m em buk a pintu untuk m anusia2 yang m engakui adanya Tuhan. Siapapun yang tidak m engakui adanya Tuhan ak an dikecualikan dari surga, atau gam pangnya dim asukk an neraka. Bagi yang berbuat jahat tetapi yang m asih beragam a dan bertuhan, tetap saja akhirnya surga harus m em buka pintunya buat orang2 seperti itu, setelah digebukin dan dipanggang habis2 an di nerak a tentunya. Itulah arti dan untungnya sebuah keim anan, begitu bilangnya juklak yang diterim a surga.

Selam a ini surga sering m enganggur, dan dalam m enganggurnya itu dia sering ngobrol sam a salah sat u penjaga set ianya, Ridwan. Ridwan yang sudah beram but putih ini adalah penjaga surga yang dikirim kan oleh orang2 Islam . Ridwan orangnya m urah senyum , penuh art i, dan k alau surga bilang cukup charm ing juga. Ridwan adalah seseorang yang punya em pati tinggi k epada perm asalahan orang lain.

“Mas Ridwan, piye to.., aku bingung iki, m asak to orang2 yang m enurutku sangat baik, begitu dam ai kalau dipandang dan dirasakan, m enurut juklak yang kuterim a ini tidak bisa m asuk surga, sim ply k arena dia tidak beragam a atau agam anya bukan Islam .”

“ Lha yang sam peyan m aksud itu sopo..?”

“ Banyak Mas Ridwan, lha wong kalau didaftar bisa m encapai jutaan bahkan m ilyardan jhe. Aku jadi bingung ini, piye to..?, pok oke aku pusing wis.”

“Gitu aja koq repot, ya tinggal ikutin juklak aja to Jeng. “

“Lha aku juga gak m au repot Mas Ridwan, tet api k alau m elihat track record m ereka selam a m ereka di dunia, banyak dari m ereka ini yang sangat layak jadi penghuni di sini. Masak to gara2 m erek a beda agam a dan ideologi saja harus m enerim a diskrim inasi yang im plikasinya sangat jauh. Karena surga dan neraka itu bedanya jauh sek ali lho, antara kebahagiaan t erus m enerus dan penderit aan terus m enerus. “

“Jeng Surga ini m em ang bandel, kalau juklak nya gitu ya harus dituruti, daripada sam peyan ntar k ehilangan privilege sebagai t em pat yang paling diinginkan oleh m ayoritas m akhluk, lho k an tam bah berabe. Mending nyari am annya saja deh.”

Surga m engerutkan keningnya, ini perm asalahan koq jadi tam bah k om pleks pikirnya. Konsekuensi logis dari pem bangkangan terhadap juklak m em ang jelas, bisa2 dicabutlah sem ua hak 2nya yang selam a ini dinikm atinya. Setelah beberapa saat berpikir, dia m engam bil buku besar data base m anusia. Satu per satu dibuk anya lem baran itu, karena dia m em ang m au m enunjukk an kepada Ridwan apa yang dia m aksud. Data base itu didasark an atas huruf abjad latin, untuk lebih m em udahkan pencarian saja sebenarnya.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait