• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI KALIMAT THAYYIBAH (TA’AWUD) MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS III MI AL ISLAM PANTENAN PANCENG GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI KALIMAT THAYYIBAH (TA’AWUD) MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS III MI AL ISLAM PANTENAN PANCENG GRESIK."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI KALIMAT THAYYIBAH (TA’AWUD) MELALUI METODE

COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS III MI AL-ISLAM

PANTENAN PANCENG GRESIK SKRIPSI

Oleh:

WIWIN QOMARIYAH NIM. D07212040

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Wiwin Qomariyah, 2016. Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah

Akhlak Materi Kalimat Thayyibah (Ta’awud) Melalui Metode Course Review

Horay Pada Siswa Kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik.

Penelitian ini dilatar-belakangi oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat thayyibah (ta’awud). Pemahaman yang rendah memberikan dampak pada nilai hasil belajar peserta didik yang masih di bawah nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Hal ini disebabkan karena guru kurang maksimal ketika menyampaikan materi kepada peserta didik. Guru hanya menggunakan metode yang monoton sehingga siswa merasa bosan saat pembelajaran berlangsung. Untuk itu peneliti mengambil tindakan pembelajaran melalui metode Course Review Horay.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan metode Course Review Horay dalam peningkatan pemahaman mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat thayyibah (ta’awud) pada siswa Kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik? (2) Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat thayyibah (ta’awud) melalui metode

Course Review Horay pada siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng

Gresik?

Metode penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bentuk kolaboratif. Dalam pelaksanaanya, PTK ini menggunakan model Kurt lewwin yang dalam siklusnya dimulai dari perencaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan observasi, wawancara, tes pemahaman dan dokumentasi.

Dalam pelaksanaannya menunjukkan bahwa penerapan metode Course

Review Horay pada mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat thayyibah

(ta’awud) dilaksanakan dengan baik pada siklus I maupun siklus II. Dimana dalam penerapannya yakni peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil kemudian membuat kartu atau kotak. Guru membacakan soal dan peserta didik menulis jawaban pada kotak tersebut. Jika jawaban benar maka peserta didik berteriak hore. Dalam penerapan metode Course Review Horay diperoleh hasil skor observasi aktivitas guru pada siklus I sebesar 72,9 sedangkan pada siklus II menjadi 87,5. Skor pada hasil observasi siswa siklus I sebesar 70 pada siklus II menjadi 90,7. Nilai rata-rata kelas yakni sebesar 70,5 dengan prosentase ketuntasan belajarnya 55,1% sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan dengan rata-rata 81 dengan prosentase ketuntasannya mencapai 89%. Hal ini menunjukkan peningkatan yang besar dan dapat dikategorikan sangat baik karena sudah mencapai target yang diharapkan yakni 80%.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vi

LEMBAR PENGESAHAN TIM UJI SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR DIAGRAM ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tindakan Yang Dipilih ... 6

D. Tujuan Penenlitian ... 7

E. Lingkup Penelitian ... 7

(8)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Pemahaman ... 11

1. Definisi Pemahaman ... 11

2. Indikator Pemahaman... 14

3. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman ... 16

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 17

5. Cara Meningkatkan Pemahaman ... 22

B. Metode Course Review Horay ... 26

1. Pengertian Metode ... 26

2. Pengertian Course Review Horay ... 27

C. Hakikat Aqidah Akhlak ... 29

1. Pengertian Aqidah Akhlak ... 29

2. Fungsi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ... 32

3. Tujuan Mempelajari Aqidah Akhlak ... 33

4. Ruang Lingkup ... 34

5. Materi Kalimat Ta’awud ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 40

B. Setting Penelitian ... 43

C. Variabel yang Diselidiki ... 43

D. Rencana Tindakan ... 44

E. Sumber Data ... 52

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 52

G. Analisis Data ... 55

H. Indikator Kinerja ... 60

I. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Hasil Penelitian ... 62

(9)

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 74

3. Pengumpulan Data Hasil Wawancara ... 82

B. Pembahasan ... 87

1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I Tentang Pelaksanaan Metode Course Review Horay Mata Pelajaran Aqidah Akhlak pada Materi Kalimat Ta’awud Siswa Kelas III ... 87

2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II Tentang Pelaksanaan Metode Course Review Horay pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Kalimat Ta’awud pada Siswa Kelas III ... 90

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

PERNYATAAN KEASLIAN ... 105

RIWAYAT HIDUP ... 106

(10)

DAFTAR TABEL

1.1 SK,KD dan Indikator aqidah akhlak kelas III semester II ... 8

2.1 Kategori hubungan dan dimensi proses kogniif ... 15

2.2 SK,KD aqidah akhlak kelas III semester II ... 31

4.1 Rekapitulasi penilaian tes pemahaman kelompok siklus I ... 68

4.2 Rekapitulasi penilaian tes pemahaman individu siklus I ... 68

4.3 Rekapitulasi penilaian tes pemahaman kelompok siklus II ... 77

(11)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Prsedur PTK model Kurt Lewin ... 41

4.1 Siswa melakukan ice breaking ... 64

4.2 Guru melakukan tanya jawab kepada siswa ... 65

4.3 Siswa mengerjakan tugas kelompok ... 66

4.4 Siswa Mendiskusikan hasil kelompok ... 66

4.5 Siswa mengerjakan evaluasi ... 67

4.6 Guru menjelaskan materi ... 75

4.7 Siswa antusias mendengarkan penjelasan guru ... 76

4.8 Guru membaca soal kelompok ... 77

(12)

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Hasil obsevasi aktivitas guru ... 91

4.2 Hasil obsevasi aktivitas siswa ... 92

4.3 Prosentase penilaian tes pemahaman kelompok ... 94

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 profil sekolah ... 1

Lampiran 2 visi misi sekolah ... 4

Lampiran 3 pedoman wawancara sebelum PTK ... 7

Lampiran 4 pedoman wawancara setelah siklus I ... 8

Lampiran 5 rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ... 10

Lampiran 6 lembar observasi aktifitas guru siklus I ... 24

Lampiran 7 lembar observasi aktivitas siswa siklus I ... 28

Lampiran 8 hasil penilaian tes pemahaman kelompok siklus I ... 33

Lampiran 9 hasil penilaian tes pemahaman individu siklus 1 ... 35

Lampiran 10 pedoman wawancara setelah siklus II ... 38

Lampiran 11 rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ... 40

Lampiran 12 lembar observasi aktifitas guru siklus II ... 54

Lampiran 13 lembar observasi aktivitas siswa siklus II ... 59

Lampiran 14 hasil penilaian tes pemahaman kelompok siklus II ... 63

Lampiran 15 hasil penilaian tes pemahaman individu siklus 1I ... 65

Lampiran 16 hasil evaluasi siswa individu siklus I ... 68

Lampiran 17 hasil evaluasi kelompok siklus I ... 71

Lampiran 18 lembar validasi RPP ... 73

Lampiran 19 hasil evaluasi siswa individu siklus II ... 76

Lampiran 20 hasil evaluasi siswa kelompok siklus II ... 79

Lampiran 21 surat izin penelitian ... 81

Lampiran 22 surat keterangan selesai penelitian ... 82

Lampiran 23 surat tugas ... 83

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya proses transfer informasi guru kepada siswa, tetapi juga melibatkan berbagai tindakan dan kegiatan yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajarnya menjadi lebih baik. Salah satu proses pembelajaran yang menekankan berbagai tindakan dan kegiatan adalah dengan menggunakan pendekatan tertentu. Pendekatan dalam pembelajaran pada hakekatnya merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat mengembangkan dan meningkatkan aktivitas belajar yang dilakukan guru dan siswa.1

Dalam proses pembelajaran, seharusnya terjadi interaksi yang positif antar pihak-pihak yang terlibat di dalamya dalam hal pencapaian tujuan. Dalam pendidikan formal, proses ketika pembelajaran di dalam kelas ini sangat menentukan keberhasilan pendidikan yang dilakukan seorang guru kepada siswanya. Sehingga guru disini memiliki peran yang sangat penting.

Proses pembelajaran yang diberlakukan di sekolah kurang mendorong siswa untuk berfikir. Proses pembelajaran mengutamakan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak siswa lebih sering dibebani dengan

1

(15)

2

hafalan konsep-konsep materi pelajaran tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Seperti dalam kurikulum sekolah dasar, kurikulum sekolah dasar selalu dilakukan suatu penyempurnaan salah satunya aqidah akhlak yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan aqidah akhlak dan meningkatkan kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, pada umumnya. Hal ini seperti yang telah diutarakan dalam sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 yaitu :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah adalah aqidah akhlak. Pendidikan aqidah akhlak di tingkat Madrasah Ibtidaiyah memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 3

1.Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi manusia

2

UU RI No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara). 3

(16)

3

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.

Berdasarkan tujuan tersebut, maka semestinya pelajaran aqidah akhlak merupakan mata pelajaran yang sangat bermanfaat bagi peserta didik dan seharusnya menjadi mata pelajaran yang penting. Sehingga siswa menunggu-nunggu jam pelajaran aqidah akhlak. Proses pembelajaran aqidah yang menyenangkan karena membahas adab kehidupan sehari-hari, yang melibatkan siswa secara aktif dengan pemakaian strategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan materi. Tapi kenyataannya, pembelajaran aqidah akhlak cenderung membosankan, karena banyak materi yang harus dihafalkan.

(17)

4

sehingga pemahaman siswa dalam pembelajaran sangat kurang dan nilai peserta didik dalam pembelajaran tidak akan sesuai harapan.

Berdasarkan fakta di lapangan, peneliti menemukan bahwa pembelajaran aqidah akhlak di MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik guru hanya menggunakan pembelajaran yang klasikal yaitu hanya ceramah, tanya jawab, hafalan dan mencatat. Pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga siswa cenderung tidak aktif dalam pembelajaran di kelas dan pembelajaran juga kurang menarik untuk siswa jadi siswa kurang fokus ketika pembelajaran berlangsung. Akibat dari permasalahan tersebut dari 29 siswa yang ada di kelas III, hanya kurang dari 50% jumlah siswa yang dapat mencapai mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan nilai KKM nya adalah 70.

(18)

5

Metode Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran ini merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya.4

Melalui penggunaan metode ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran aqidah akhlak sehingga siswa mampu memperoleh nilai sesuai kriteria ketuntasan minimal, karena selama ini nilai ketuntasan minimal (KKM) sangat perlu ditingkatkan karena pemerolehan nilai kurang maksimal yaitu kurang dari 70 sedangkan kriteria ketuntasan minimal(KKM) adalah 70, oleh karena itu perlu adanya peningkatan yang dilakukan pada mata pelajaran aqidah akhlak pada materi kalimat thayyibah (ta’awud).

Berdasarkan latar belakang dan beberapa alasan tersebut maka dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini peneliti mengambil judul ‘‘Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Kalimat Thayyibah

(Ta’awud) Melalui Metode Course Review Horay pada Siswa Kelas III

MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik”.

4

(19)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan

masalah seperti berikut :

1. Bagaimana penerapan metode Course Review Horay dalam meningkatkan

pemahaman mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat thayyibah

(ta’awud) pada siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat thayyibah (ta’awud) melalui metode Course Review Horay pada siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah tentang rendahnya pemahaman siswa dalam pelajaran aqidah akhlak materi kalimat thayyibah

(ta’awud) adalah dengan menerapkan metode Course Review Horay pada

siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 siklus. Satu siklusnya terdiri dari 2x35 menit. Dalam setiap siklusnya terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi

(20)

7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dilihat tujuan penelitian adalah

1. Untuk mengetahui penerapan metode Course Review Horay dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat thayyibah (ta’awud) pada siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat thayyibah (ta’awud) melalui metode Course

Review Horay pada siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng

Gresik.

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini dapat fokus dan tuntas, maka permasalahan di atas akan dibatasi pada hal–hal sebagai berikut :

1. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik tahun ajaran 2015/2016 semester genap mata pelajaran

aqidah akhlak materi kalimat thayyibah (ta’awud).

2. Pelaksanaan dalam penelitian ini menggunakan Metode Course Review

Horay untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran aqidah akhlak

(21)

8

Tabel 1.1

SK, KD dan Indikator Aqidah Akhlak

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Mampu menghayati kalimat

thayyibah dan sifat-sifat Allah

yang terkandung dalam Asma’ul

(22)

9

2. Praktis

Secara praktis, hasil penelitian tindakan kelas dapat memberikan manfaat pada beberapa pihak, yaitu:

a. Bagi peneliti

Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti dalam menentukan strategi yang cocok untuk materi pembelajaran tertentu. Dengan melaksanakan PTK peneliti sedikit demi sedikit mengetahui model pembelajaran apa saja yang cocok untuk pembelajaran aqidah akhlak, serta merupakan usaha untuk melatih diri dalam memecahkan permasalahan yang ada secara kritis, obyektif, dan ilmiah.

b. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan oleh para guru untuk menerapkan model pembelajaran Course Review Horay pada materi yang sesuai. Supaya para guru termotivasi untuk lebih kreatif dalam mengolah pembelajaran dan yang terpenting tidak hanya mengedepankan kemampuan kognitif siswa yang diukur dengan hafalan saja. Namun juga memperhatikan kemampuan afektif dan psikomotorik.

c. Bagi Siswa

Adanya model pembelajaran Course Review Horay dalam pembelajaran aqidah akhlak khususnya materi kalimat thayyibah

(ta’awud) diharapkan dapat membantu siswa yang bermasalah atau

(23)

10

berfikir lebih kreatif, aktif dan pembelajaran bisa bermakna untuk siswa.

d. Bagi sekolah

(24)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Pemahaman 1. Definisi Pemahaman

Beberapa definisi tentang pemahaman telah diungkapkan oleh para ahli. Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.5 Menurut Winkel dan Mukhtar pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Sementara Benjamin S.Bloom (Anas Sudijono) mengatakan bahwa pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. 6

Dalam hal ini, siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan untuk menghubungkan dengan

5

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995). Hal:24

6

(25)

12

hal yang lain, karena kemampuan siswa pada usia SD masih terbatas, tidak harus dituntut dapat mensintesis apa yang dia pelajari.

Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Penilaian pada proses menjadi hal yang seyogyanya diprioritaskan oleh seorang guru. Agar penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu:7

a. Cognitive Domain (Ranah kognitif), berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

b. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi perilaku yang

menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan keterampilan intelektual. Menurut

7

(26)

13

Taksonomi Bloom (penggolongan) ranah konitif ada enam tingkatan, yaitu: 8

a. Pengetahuan, merupakan tingkat terendah dari ranah kognitif. Menekankan pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud berkaitan dengan simbol-simbol, terminology dan peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan prinsip-prinsip.

b. Pemahaman (Comprehension), berisikan kemampuan untuk memaknai dengan tepat apa yang telah dipelajari tanpa harus menerapkannya.

c. Aplikasi (Application), pada tingkat ini seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori sesuai dengan situasi konkrit.

d. Analisis (Analysis), seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstruktur informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah kondisi yang rumit.

e. Sintesis (Synthesis), seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah kondisi yang sebelumnya

8

(27)

14

tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.

f. Evaluasi (Evaluation), kemampuan untuk memberikan penilaian berupa solusi, gagasan, metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.

Dengan urutan yang ada memang menunjukkan usaha yang makin ke bawah makin berat. Sebagai contoh, untuk melakukan pemahaman, siswa harus dapat mengingat dan mengenal kembali. Dan untuk pemahaman, memang dibutuhkan unsur mengenal atau mengingat kembali.9

Ranah afektif berkenaan dengan sikap, terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, ada enam aspek yakni gerakan reflek, keterampilan gerakan dasa, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

2. Indikator Pemahaman

Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu secara mendalam,

9

(28)

15

hanya bisa mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga memahami konsep dari pelajaran tersebut.

Tabel 2.1

Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif.10

No. dari kejadian yang ditayangkan video

2.5 Menduga

Contoh, mengambil kesimpulan dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing

10

(29)

16

2.6 Membandingkan

Contoh, membandingkan peristiwa-peristiwa sejarah dengan situasi sekarang

2.7 Menjelaskan

Contoh, menjelaskan penyebab

peristiwa penting di prancis abad ke 18

3. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman

Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran, setiap individu siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa yang dia pelajari. Ada yang mampu memahami materi secara menyeluruh dan ada pula yang sama sekali tidak dapat mengambil makna dari apa yang telah dipelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Untuk itulah terdapat tingkatan-tingkatan dalam memahami.

Menurut Daryanto kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat pemahaman dan derajat penyerapan materi dapat dijabarkan ke dalam tiga tingkatan, yaitu: 11

11

(30)

17

a. Menerjemahkan (translation)

Pengertian menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Contohnya dalam menerjemahkan Bhineka

Tunggal Ika menjadi berbeda-beda tapi tetap satu.

b. Menafsirkan (interpretation)

Kemampuan ini lebih luas dari pada menerjemahkan, ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, serta membedakan yang pokok dan tidak pokok dalam pembahasan.

c. Mengekstrapolasi (extrapolation)

Ekstrapolasi menutut kemampuan intelektual yang lebih tinggi karena seseorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu dibilik yang tertulis. Membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

(31)

18

prosedural, siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar ketika mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan, baik melalui tes-tes yang diberikan guru secara langsung dengan tanya jawab atau melalui tes sumatif dan tes formatif yang diadakan oleh lembaga pendidikan dengan baik. Kategori baik ini dilihat dengan tingkat ketercapaian KKM. Untuk itu pasti terdapat hal-hal yang melatarbelakangi keberhasilan belajar siswa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan adalah sebagai berikut:12

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sarana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru sekaligus mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini tujuan yang dimaksud adalah pembuatan. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) oleh guru yang berpedoman pada Tujuan Instruksional Umum. Penulisan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini dinilai sangat penting dalam proses belajar mengajar, dengan alasan :13

12

Zuchdi Darmiyati, Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta), 25

13

(32)

19

1) Membatasi tugas dan menghilangkan segala kekaburan dan keslitan di dalam pembelajaran.

2) Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang tepat dalam menetapkan kualitas dan efektifitas pengalaman belajar siswa.

3) Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal untuk keberhasilan belajar.

4) Berfungsi sebagai rangkuman pelajaran yang akan diberikan sekaligus pedoman awal dalam belajar.

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan pada peserta didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Di dalam satu kelas peserta didik satu berbeda dengan lainnya, untuk itu setiap individu berbeda tingkat keberhasilan belajarnya.

Dalam keadaan yang demikian itu seorang guru dituntut untuk memberikan suatu pendekatan atau belajar yang sesuai dengan keadaan peserta didik akan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.14

14

(33)

20

c. Peserta Didik

Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah untuk belajar bersama guru dan teman sebayanya. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda, bakat, minat dan potensi yang berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas pasti terdiri dari peserta didik yang bervariasi karakteristik dan kepribadiannya.

Hal ini berakibat pada berbeda pula cara penyerapan materi atas tingkat pemahaman setiap peserta didik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa peserta didik adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sekaligus hasil belajar atas pemahaman peserta didik.15

d. Kegiatan Pengajaran

Kegiatan Pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dengan pesera didik dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran ini merujuk pada proses pembelajaran yang diciptakan guru dan sangat dipengaruhi oleh bagaimana keterampilan guru dalam mengolah kelas. Komponen-komponen tersebut meliputi: pemilihan strategi pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar, pengajaran guru, sarana prasarana pendukung. Kesemuanya itu akan sangat menentukan kualitas belajar siswa. Dimana hal-hal tersebut jika dipilih dan digunakan secara tepat, maka akan menciptakan

15

(34)

21

suasana belajar yang PAKEMI (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Inovatif).

e. Suasana Evaluasi

Keadaan kelas yang tenang, aman dan disiplin juga berpengaruh terhadap tingkat pemahaman peserta didik pada materi (soal) ujian yang sedang mereka kerjakan. Hal itu berkaitan dengan konsentrasi dan kenyamanan siswa. Mempengaruhi bagaimana siswa memahami soal berarti pula mempengaruhi jawaban yang diberikan siswa. Jika hasil belajar siswa tinggi, maka tingkat keberhasilan proses belajar mengajar akan tinggi pula.

f. Bahan dan Alat Evaluasi

Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu komponen yang terdapat dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa. Alat evaluasi memiliki cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi, misalnya dengan memberikan butir soal bentuk benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple-choice), menjodohkan (matchig), melengkapi (completation), dan essay. Dalam penggunaannya, guru tidak harus memilih satu alat evaluasi tetapi bisa menggunakan lebih dari satu alat evaluasi.

(35)

22

telah mampu mengerjakan atau bahan evaluasi dengan baik, maka siswa dapat dikatakan paham terhadap materi yang telah diberikan.

Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman atau keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut:

a) Faktor internal (dari diri sendiri)

 Faktor jasmaniah (Fisiologi) meliputi keadaan panca indera

yang sehat tidak mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak sempurna.

 Faktor psikologis, meliputi keintelektualan (kecerdasan),

minat, bakat, dan potensi prestasi yang dimiliki.

 Faktor pematangan fisik atau psikis.

b) Faktor eksternal (dari luar diri)

 Faktor sosial meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, lingkungan kelompok, dan lingkungan masyarakat.

 Faktor budaya meliputi: adat istiadat, ilmu pengetahuan,

teknologi dan kesenian.

 Faktor lingkungan fisik meliputi: fasilitas rumah dan sekolah

 Faktor lingkungan spiritual (keagamaan)

5. Cara untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

(36)

23

fleksibel, sehingga pasti ada cara untuk meningkatkannya. Berdasarkan keterangan para ahli, dapat diketahui bahwa cara tersebut merupakan segala upaya perbaikan terhadap keterlaksanaan faktor di atas yang belum berjalan secara maksimal.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa:16

a. Memperbaiki Proses Pengajaran

Langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan proses pemahaman siswa dalam belajar. Proses pengajaran tersebut meliputi : memperbaiki tujuan pembelajaran, bahan (materi) pembelajaran, strategi, metode dan media yang tepat serta pengadaan evaluasi belajar. Yang mana evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Tes ini bisa berupa tes formatif, tes subsumatif dan sumatif.17

b. Adanya Kegiatan Bimbingan Belajar

Kegiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan kepada individu tertentu agar mencapai taraf perkembangan

16 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar….. , 129. 17

(37)

24

dan kebahagiaan secara optimal. Adapun tujuan dari kegiatan bimingan belajar adalah:18

1) Mencarikan cara-cara belajar yang efektif dan efesien bagi siswa 2) Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan

buku-buku pelajaran.

3) Memberikan informasi dan memilih bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatannya.

4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan atau ujian.

5) Menunjukkan cara-cara mengatasi kesulitan belajar. c. Menumbuhkan Waktu Belajar

Berdasarkan penemuan John Aharoil (1963) dalam observasinya mengatakan bahwa bakat untuk suatu bidang studi tertentu ditentukan oleh tingkat belajar siswa menurut waktu yang disediakan pada tingkat tertentu.19

Ini mengandung arti bahwa waktu yang tepat untuk mempelajari suatu hal akan memudahkan seseorang dalam mengerti hal tersebut dengan cepat dan tepat.

18

Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 105. 19

(38)

25

d. Pengadaan Umpan Balik (Feedback) dalam Belajar

Umpan balik merupakan respon terhadap akibat perbuatan dari tindakan kita dalam belajar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa guru harus sering mengadakan umpan balik sebagai pemahaman belajar. Hal ini dapat memberikan kepastian kepada siswa terhadap hal-hal yang masih dibingungkan terkait materi yang dibahas dalam pembelajaran. Juga dapat dijadikan tolak ukur guru atau kekurangan-kekurangan dalam penyampaian materi. Yang paling penting adalah dengan adanya umpan balik, jika terjadi kesalah pahaman pada siswa, siswa akan memperbaiki kesalahannya.20

e. Ketrampilan Mengadakan Variasi

Ketrampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran merupakan suatu kegiatan dalam proses interaksi belajar mengajar yang menyenangkan. Ditunjukkan untuk mengatasi kebosanan siswa pada strategi pembelajaran yang monoton. Sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa aktif dan berfokus pada materi pelajaran yang disampaikan.21

20 Mustaqin dan Abdul Wahid. Psikologi Pendidikan……, 117. 21

(39)

26

B. Metode Course Review Horay 1. Pengertian Metode

Ditinjau dari segi bahasa, metode berasal dari Yunani, yaitu

methods. Dalam Bahasa Inggris dikenal dengan term method dan way yang

mempunyai arti metode atau cara. Dalam bahasa arab , kata metode diungkapkan dalam berbagai kata, seperti al-thariqah (jalan), al-manhaj ( sistem), dan al-wasilah (mediator atau perantara). Selain itu menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai satu tujuan.22

Di Indonesia, metode diartikan sebagai pendekatan, strategi, model, atau teknik pembelajaran, sehingga penggunaanya juga sering bergantian. Pada intinya, metode merupakan suatu cara yang tepat dan cepat untuk meraih tujuan pendidikan, sesuai dengan kebutuhan siswa.

Kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian dari keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Berikut adalah penjelasannya : 23

a. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

Ketika tujuan pembelajaran dirumuskan agar peserta didik memiliki ketrampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan. Artinya, bahwa metode harus menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

22

Faizi Mastur, Ragam Metode Mengajarkan Eksata pada Murid, ( Yogyakarta, Deva Pers, 2013), 23

(40)

27

b. Metode sebagai strategi pembelajaran

Salah satu langkah untuk memiliki strategi adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau bisa disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah sebagai strategi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Course Review Horay

Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran

kooperatif, yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.24Course

Review Horay merupakan metode pembelajaran yang dapat menciptakan

suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak “horee!!” atau yel-yel lainnya yang disukai. Metode ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, dimana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Siswa atau kelompok yang memberi jawaban benar harus langsung berteriak ‘horee!!’ atau menyanyikan yel-yel kelompoknya.. metode ini juga membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok.25

Sintak langkah-langkah metode pembelajaran Course Review

Horay adalah sebagai berikut:26

24

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2014), 54.

25

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, ( yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2013), 229-230.

26

(41)

28

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topic dengan Tanya jawab

c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil.

d. Untuk menguji pemahaman, siswa siminta membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru.

e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

f. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

g. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check list (√)dan langsung berteriak ‘horee!!’ atau menyanyikan yel -yelnya.

h. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan banyak berteriak

‘horee!!’

i. Guru memberikan Reward pada kelompok yang memperoleh nilai

(42)

29

Kelebihan metode Course Review Horay antara lain27 :

a. Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya.

b. Metode yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan.

c. Semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan.

d. Skill kerja sama antarsiswa yang semakin terlatih.

Kekurangan metode Course Review Horay antara lain28 : a. Adanya peluang untuk curang

b. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan

c. Beresiko mengganggu suasana belajar kelas lain.

C. Hakikat Pelajaran Aqidah Akhlak 1. Pengertian Aqidah Akhlak

Aqidah secara etimologis berasal dari lafad ‘aqada-ya’qidu dari

wazan fa’ala yaf’ilu yang berarti menyimpulkan atau mengadakan perjanjian. Kemudian kata ini diubah menjadi wazan ifta’ala-yafta’ilu menjadi I’taqada-ya’taqidu yang memiliki arti meyakini atau mempercayai.29

27

Miftahul Huda, Model-model pengajaran dan pembelajaran, ( yogyakata, Pustaka Pelajar, 2013), 231.

28

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2014),55.

29

(43)

30

Menurut istilah aqidah berarti keimanan seorang hamba kepada Allah. Terdapat tiga aspek pokok dalam agama Islam yakni aqidah,

syari’at dan akhlak. Diantara ketiga aspek tersebut, aqidah merupakan

aspek yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh seorang hamba disbanding dua aspek lainnya. Aqidah harus mantap dan tanpa keraguan, karena

merupakan pondasi syari’at dan akhlak. Aqidah yang benar adalah aqidah

yang terdapat pada Al-Qur’an dan Al-Hadits.30

Akhlak menurut bahasa adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti tabiat, budi pekerti atau kebiasaan.31 Imam Ghozali dalam Tualeka

mendifinisikan akhlak: ”Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam diri

manusia yang melahirkan tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran ataupun pertimbangan.32

Akhlak merupakan tindakan yang dilakukan manusia secara spontan tanpa perlu pemikiran dan merupakan suatu kebiasaan. Akhlak adalah sifat yang sudah melekat dalam jiwa seseorang untuk melakukan perbuatan secara langsung tanpa dipaksa dan dibuat-buat.33 Akhlak sendiri terdiri dari dua macam yaitu akhlak terpuji (akhlak mahmudah) dan akhlak tercela (akhlak madzmumah).

Jadi aqidah akhlak adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang pokok-pokok keimanan dan juga pengenalan dan pembiasaan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

30

Azyumardi Azra , Enklopedia Islam (Jakarta, Intermasa, 2005), 133. 31

Ahmad Warson Munawwir, Kamus , 364. 32

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 1996), 3. 33

(44)

31

Aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma’ al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran aqidah akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlaqul karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir, serta Qadla dan Qadar.34

Berikut ini adalah Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran aqidah akhlak Kelas III Semester 1 dan 2, dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2

SK KD Aqidah Akhlak Kelas III Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mampu menghayati kalimat

(45)

2.4 Membiasakan sikap rukun dan

tolong menolong

2.5 Menghindari sifat khianat, iri, dan dengki melalui kisah kelicikan saudara-saudaraNabi yusuf AS.

2. Fungsi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

a. Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar mau menghayati dan meyakini dengan keyakinan yang benar terhadap Allah, malaikat-malaikatnya, rosul-rosulnya, hari akhir, qodho dan qadar.

(46)

33

Di dalam Al-qur’an telah dijelaskan fungsi dari aqidah akhlak yaitu:

1) Sebagai dasar bertingkah laku umat manusia, sebagaimana tercantum dalam Q.s. An Najm ayat 3-4. “

2) Membimbing seseorang dalam bertingkah laku. Disini Rosulullah merupakan suri tauladan yang harus dicontoh sikap dan akhlaknya. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS Al-Ahzaab, 21).

Dengan demikian maka jelaslah bahwa tujuan pendidikan atau pengajaran aqidah akhlak merupakan penjabaran tujuan agama Islam.35

3. Tujuan Mempelajari Aqidah Akhlak

Pendidikan aqidah akhlak ditingkat Madrasah Ibtidaiyah memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 36

a. Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi

35

http://www.wawasan pendidikan.com/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-aqidah-akhlak di akses pada tanggal 30 oktober 2015

36

(47)

34

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.37

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:38

a. Aspek Aqidah (keimanan) meliputi:.

1) Kalimat thoyyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa ilaaha illallah, basmalah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Akbar,

ta’awwud, Masya Allah, Assalamu’alaikum, shalawat, Tarji’, Laa

haula wala quwwata illa billah dan istighfar

2) Al-Asma al-Husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad,

al-Khaliq, ar-Rahman, ar-Rahiim, as- Sami’, ar-Razak, al-Mughny,

Hamid, asy-Syakur, Quddus, ash-Shomad, Muhaimin,

al-‘Adhim, al- Karim, Kabir, Malik, Bathin, Waly,

al-Mujib, al-Wahhab, al-’Alim, adh-Dhahir, ar-Rasyid, al-Hadi,

as-Salam, al-Mu’min, al-Latif, Baqi, Bashir, Muhyi,

37

Peraturan Mentri Agama RI nomor 2 tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar isi Pendidikan Agama Islam.

38

(48)

35

Mumit, al-Qowy, al-Hakim, al-Jabbar, al-Mushawwir, al-Qadir,

al-Ghafur, al-Afuww, ash-Shabur dan al-Halim.

3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat thoyyibah, Al-Asma al-Husna dan pengenalan terhadap sholat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.

4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rosul dan Hari akhir serta Qadla dan Qadar Allah)

b. Aspek Akhlak melliputi:

1) Pembiasaan Akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: Disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, siddiq, amanah, tabligh, Fathonah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qonaah dan tawakal.

(49)

36

c. Aspek Adab Islami, meliputi:

1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar dan bermain.

2) Adab terhadap Allah, yaitu: Adab di Masjid, mengaji dan beribadah.

3) Adab kepada sesama, yaitu: Kepada orang tua, saudara, guru, teman dan tetangga

4) Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum dan di jalan.

d. Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad

s.a.w., masa remaja Nabi Muhammad s.a.w., Nabi Ismail, Kan’an,

kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s., Tsa’labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu aqidah dan Akhlak, sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tapi ditampilkan dalam Kompetensi dasar dan indikator.39

39

(50)

37

5. Materi Kalimat Thayyibah (Ta’awud) a. Kalimat Ta’awud

Salah satu kalimat thayyibah yang sangat dianjurkan untuk

dilafalkan adalah ta’awud. Ta’awud artinya meminta perlindungan

Allah.Tujuan mengucapkan ta’awud adalah untuk menghindari diri dari setan dalam setiap amal perbuatan yang dilakukan. Untuk itu mengapa kita harus meminta pertolongan Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk40

Untuk itu kita harus selalu memohon pertolongan dan

perlindungan Allah SWT. Melafalkan kalimat ta’awud ini agar kita

selamat dari rasa ketakutan tersebut.

Ta’awud biasa dibaca ketika kita sedang mengalami ketakutan.

Karena setan selalu menggoda manusia, sehingga kita diperintahkan untuk selalu memohon perlindungan Allah dari godaan setan.

Apakah kamu masih ingat kisah nabi Adam AS yang dikeluarkan dari Surga oleh Allah SWT? Allah SWT mengeluarkan nabi Adam AS dan Hawa karena mereka melanggar larangan Allah SWT. Allah SwT melarang mereka memakan buah khuldi. Tetapi karena godaan setan begitu kuat, keimanan mereka goyah. Mereka berdua memakan buah khuldi. Akibatnya Allah SWT menurunkan

40

(51)

38

mereka dari surga ke Bumi dalam keadaan terpisah satu sama lain. Itulah akibat dari godaan setan yangg terkutuk.

Setan mulai mengganggu manusia sejak Allah SWT mengusirnya dari surga. Allah SWT mengusir setan dari surga karena setan menolak untuk menyembah Nabi Adam AS. Dengan kesombongannya, ia merasa lebih terhormat dan mulia dari pada Nabi Adam AS. Setan sakit hati karena Allah mengusirnya dari surga. Karena itulah ia meminta kepada Allah SWT agar umurnya diperpanjang sampai hari kiamat nanti. Setan bersumpah akan menggoda adam dan keturunannya.41

Karena itulah, kita harus senantiasa memohon perlindungan Allah SWT dari godaan setan.

Lafal kalimat ta’awud adalah:

مْيجَرلا نطْيَشلا نم هابذْوعا

Artinya:

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk

b. Waktu membaca Ta’awud

Waktu yang tepat untuk membaca ta’awud adalah42

1) Ketika memulai membaca Al-qur’an 2) Sebelum mendirikan salat.

41

Tim Bina Karya Guru, Aqidah Akhlak. (Jakarta: Erlangga,2009), 64. 42

(52)

39

3) Ketikan melewati tempat-tempat yang menyeramkan, misalnya hutan, gua, atau kuburan.

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah Inggrisnya disebut dengan Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas. Dari kata tersebut terkandung tiga kata yaitu:43

1. Penelitian: menunjukkan pada suatu kegiatan mengamati objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data yang manfaat untuk meningkatkan ketertarikan minat siswa.

2. Tindakan: menunjuk pada suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penilaian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas dalam hal ini tidak terkait pada ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok siswa yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula

Disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan

43

(54)

41

tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan secara bersama dikelas secara profesional.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari 4 langkah pokok. Langkah-langkah tersebut meliputi perencanaan (planning), tindakan

(acting), observasi (observing), refleksi (Reflecting).44 Langkah pada siklus

berikutnya perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk ke siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa indentifikasi permasalahan.

Siklus – siklus spiral dari tahap – tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1

Prosedur PTK model Kurt Lewin

44

(55)

42

Penelitian direncanakan dengan mengimplementasikan penelitian tindakan kelas yang meliputi komponen-komponen:

a. Perencanaan

Menyusun rancangan tindakan (planning) dalam tahap ini peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi yang

akan disampaikan yaitu kalimat ta’awud, lembar kerja siswa,

instrumen observasi aktivitas guru, instrumen observasi aktivitas siswa.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan (action), pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.

c. Observasi

Pelaksanaan observasi (observasi), pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan memantau aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

d. Refleksi

(56)

43

rancangan dan secara cermat mengenali hal – hal yang masih perlu diperbaiki.45

B. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015 / 2016.

2. Tempat Penelitian.

Lokasi penelitian tindakan kelas dilakukan di MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik, untuk mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat

thayyibah (ta’awud) kelas III.

3. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik, dengan jumlah murid 29 (dua puluh sembilan) anak. Jumlah laki – laki 17 anak, dan perempuan 12 anak.

C. Variabel yang diselidiki

Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel-variabel yang akan diselidiki untuk menjawab permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Variabel input : Siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik

45

(57)

44

2. Variabel proses : Metode Course Review Horay

3. Variabel output : Peningkatan pemahaman mata pelajaran aqidah akhlak pada materi kalimat ta’awud.

D. Rencana Tindakan

Adapun penerapan model dalam penelitian tindakan kelas dilakukan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan dengan satu kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan tindakan (acting )

3. Tahap observasi (observing)

4. Refleksi (reflecting)

Siklus ini dimulai dengan:

Siklus I

1. Perencanaan (Planing)

Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap

perencanaan ini yaitu merefleksikan dan menganalisis masalah yang

terjadi dalam proses pembelajaran serta mencari alternatif pemecahan

masalahnya. Sehingga dari hasil kegiatan tersebut peneliti akan dapat

melakukan kegiatan selanjutnya.

Kegiatan utama yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan ini

(58)

45

a. Menetapkan indikator ketercapaian pemahaman mata pelajaran

aqidah akhlak materi kalimat thayyibah (ta’awud) dengan mengacu

pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Membuat Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan metode Course Review Horay.

c. Menyiapkan lembar kerja kelompok, sebagai penerapan dari metede Course Review Horay.

d. Menyiapkan soal lembar evaluasi siswa sebagai penilaian dari pemahaman siswa .

e. Membuat format penilaian.

f. Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian tindakan kelas, sebagai berikut:

1) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola proses

pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan di

dalam RPP dengan metode Course Review Horay pada mata

pelajaran aqidah akhlak materi kalimat ta’awud.

2) Lembar Observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

(59)

46

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting )

Pada tahap ini peneliti menerapkan kegiatan penelitian dengan menerapkan metode Course Review Horay mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

a. Guru membuka pelajaran

b. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca materi

tentang kalimat ta’awud yang ada di buku masing-masing.

d. Siswa mendengarkan guru menjelaskan materi ta’awud

e. Siswa membagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa.

f. Untuk menguji pemahaman, siswa membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru.

g. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

h. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

(60)

47

j. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan banyak berteriak

‘horee!!’

k. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai

tertinggi atau yang paling sering memperoleh ‘horee!!’.

l. Guru merefleksi pelajaran.

3. Observasi (Observing)

Dalam kegiatan pengamatan peneliti dan guru mengumpulkan

serta menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. Fokus

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

a. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran

Kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah

proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan metode

Course Review Horay pada mata pelajaran aqidah akhlak materi

kalimat ta’awud dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disusun dalam proses pembelajaran berlangsung. (Lampiran No. 6 hlm. 24)

b. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran

(61)

48

4. Refleksi (Reflecting)

Hasil observasi yang telah dilaksanakan kemudian dianalisis

dan direfleksikan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang

telah dilaksanakan pada siklus pertama dengan menggunakan metode

Course Review Horay pada mata pelajaran aqidah akhlak materi

kalimat ta’awud pada siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap refleksi yaitu,

menganalisis data yang diperoleh dari proses pembelajaran dengan

menggunakan metode Course Review Horay seperti data tes hasil belajar, hasil observasi aktivitas guru dan hasil observasi aktivitas peserta didik serta hasil wawancara guru dan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung.

Jika pada siklus I belum menunjukkan peningkatan pemahaman,

maka perlu adanya suatu tindakan lagi sehingga peneliti akan

melanjutkan pada siklus II dengan membuat proses belajar mengajar

lebih menarik.

Siklus II

1. Perencanaan ( Planning )

Kegiatan utama yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap

perencanaan pada siklus II ini yaitu membuat rencana pembelajaran

berdasarkan refleksi dan hasil analisis yang telah dilaksanakan pada

(62)

49

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II dengan memperhatikan kekurangan dan kendala-kendala yang

terjadi pada siklus I.

b. Menyiapkan lembar kerja produk, sebagai penerapan dari metode Course Review Horay

c. Menyiapkan soal lembar evaluasi siswa sebagai penilaian dari hasil belajar.

d. Membuat format penilaian.

e. Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas.

f. Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelolah proses pembelajaran di dalam kelas sesuai yang telah direncanakan di

dalam RPP dengan menggunakan metode Course Review Horay

pada mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat ta’awud.

g. Lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Course Review Horay.

h. Menentukan kriteria keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini peserta didik dikatakan berhasil apabila mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai 70

2. Pelaksanaan Tindakan (action)

Guru melaksanakan RPP sesuai dengan pendekatan pembiasaan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yaitu:

(63)

50

b. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca materi

tentang kalimat ta’awud yang ada di buku masing-masing.

d. Guru mendemonstrasikan materi kalimat ta’awud dengan tanya jawab

e. Siswa membagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa.

f. Untuk menguji pemahaman, siswa membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan siswa. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru.

g. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

h. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

i. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa member tanda check list (√ ) dan langsung berteriak ‘horee!!’ atau menyanyikan yel-yelnya.

j. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan banyak

berteriak ‘horee!!’

k. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai

(64)

51

l. Guru merefleksikan pelajaran. 3. Observasi

Dalam kegiatan pengamatan peneliti dan guru mengumpulkan

serta menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. Fokus

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

a. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran

Kegiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah

proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan metode

Course Review Horay pada mata pelajaran aqidah akhlak materi

kalimat ta’awud dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disusun dalam proses pembelajaran berlangsung. (Lampiran No. 12 hlm. 53).

b. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran

Pengamatan aktivitas peserta didik dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang telah disusun oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung. (Lampiran No. 13 hlm. 58)

4. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan

siklus II serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas

(65)

52

pemahaman pada mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat ta’awudpada siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik.

E. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Siswa

Dalam hal ini, untuk mendapatkan data tentang pemahaman siswa mata pelajaran aqidah akhlak materi kalimat thayyibah (ta’awud) yakni selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode Course Review Horay.

c. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan metode Course Review

Horay dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran aqidah akhlak

materi kalimat thayyibah (ta’awud) pada siswa kelas III.

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

(66)

53

1. Observasi (observing)

Observasi dalam penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.46Observasi atau pengamatan merupakan upaya yang dilakukan oleh pelaksana PTK untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan menggunakan alat bantu atu tidak.47

Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran sebelum diberi tindakan metode Course Review

Roray maupun sesudah diberi tindakan metode Course Review Horay.

Adapun instrument yang digunakan adalah pedoman observasi aktivitas peserta didik dan observasi aktivitas guru.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu bentuk alat evaluasi jenis non tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan siswa. 48Wawancara (Interview) merupakan sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

46

Trianto.Model Pembelajaran Terpadu, ( Jakarta: PT Bumi Aksara), 266. 47

Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 139.

48

(67)

54

dengan responden (orang yang diwawancarai), dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.49

Peneliti mengadakan wawancara dengan beberapa individu yang dijadikan sebagai subjek peneliti yakni: guru mata pelajaran aqidah akhlak di MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik.

Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman siswa dan penerapan metode Course Review Horay siswa kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik mata pelajaran aqidah akhlak sebelum dan sesudah penelitian ini dilaksanakan. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara.

3. Tes

Tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu testum, mengandung arti piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain, seperti batu, pasir, tanah, dan sebagainya50. Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik.

Teknik tes yang digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta didik kelas III MI Al-Islam Pantenan Panceng Gresik dalam mata

49

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), 126.

50

Gambar

Tabel 1.1
  Tabel 2.1
 Tabel 2.2
  Gambar 3.1 Prosedur PTK model Kurt Lewin
+7

Referensi

Dokumen terkait