• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. istri, dan juga anak serta terjadinya proses reproduksi. sebuah keruntuhan yang besar ketika hubungan antara saudara kandung tidak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. istri, dan juga anak serta terjadinya proses reproduksi. sebuah keruntuhan yang besar ketika hubungan antara saudara kandung tidak"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Keluarga adalah suatu kelompok kecil yang mempunyai hubungan darah atau pertalian antara satu sama lain dan tinggal bersama, yang terdiri dari suami, istri, dan juga anak serta terjadinya proses reproduksi.

Hubungan dengan saudara kandung adalah hubungan paling dasar sebelum kita memasuki dunia masyarakat. Hal tersebut akan menjadi pijakan yang kokoh ketika interaksi antara saudara kandung berlangsung baik, dan akan menjadi sebuah keruntuhan yang besar ketika hubungan antara saudara kandung tidak baik. Hal tersebut karena pengaruh dari saudara kandung sendiri sangat kuat. Pada hubungan saudara kandung sebuah konflik lazim terjadi. Konflik ini tidak berarti merupakan konflik yang bersifat membahayakan, misalnya berupa perbedaan pendapat antara mereka. Dalam proses konflik tersebut maka akan menjadikan mereka saling memahami dan mengenal satu sama lain. Selain itu untuk pribadi individu sendiri konflik tersebut akan mendewasakan pribadi masing-masing.

Sibling dapat berupa saudara kandung yang memiliki kesamaan orangtua secara genetis, saudara tiri, maupun adopsi. Pada tahun pertama usia perkembangannya, sibling memiliki hubungan yang menyenangkan karena sering menghabiskan waktu bersama. Namun sering kali muncul pertentangan ketika memasuki usia kedua. Adanya pergeseran hubungan seperti ini tentunya dapat mengganggu konsep diri anak (Hariyanti, 2016:1-2).

(2)

Masalah antar saudara kandung merupakan fenomena yang wajar dialami oleh semua keluarga. Pada dasarnya setiap individu memiliki pribadi yang berbeda antara satu dan lainnya. Orang tua harus dapat mengarahkan anak tanpa ada yang membela satu pihak sehingga salah satu anak tidak ada yang merasa tersisihkan dan merasa iri.

Salah satu masalah anak yang sangat mengganggu dirinya yaitu kehadiran anggota keluarga baru (adik) atau gangguan dari kakaknya yang juga menuntut perhatian ibu karena kesibukan ibu dalam mengurus pekerjaan rumah sehingga perhatiannya menjadi berkurang, hal tersebut menyebabkan anak mencari perhatian dari ibu dengan cara bersaing dan menjadi penyebab pertengkaran antara saudara (Putri, 2013: 2-3).

Sikap orangtua terhadap anak dipengaruhi oleh sejauh mana anak

mendekati keinginan dan harapan orangtua. Sikap orangtua juga dipengaruhi oleh sikap dan perilaku anak terhadap anak yang lain dan terhadap orangtuanya. Bila terdapat rasa persaingan dan permusuhan, sikap orangtua terhadap semua anak kurang menguntungkan dibandingkan bila mereka satu sama lain bergaul cukup baik. Bila hubungan antar saudara kandung baik, suasana rumah menyenangkan dan bebas dari perselisihan. Sebaliknya, bila hubungan antar saudara penuh perselisihan dan ditandai dengan rasa iri, permusuhan, dan gejala ketidakharmonisan lainnya, hubungan ini merusak hubungan keluarga dan suasana rumah (Hurlock : 1996: 206).

(3)

Persaingan antara saudara kandung atau sibling rivalry tidak hanya terjadi akhir-akhir ini saja, bahkan sejak zaman dahulu yaitu zaman Nabi Adam as. Pada zaman tersebut kedua putra Nabi yaitu Habil dan Qabil saling membunuh satu sama lain, yaitu pada Qur’an surat Al-Maidah: 27

ٍْ ِي َمِّبُقُتَف اًَاَب ْرُق اَب َّرَق ْرِإ ِّق َحْناِب َوَدآ ْيَُْبا َأَبََ ْىِْٓيَهَع ُمْتا َٔ

ٍَ ِي ُ َّاللَّ ُمَّبَقَتَي ا ًَََِّإ َلاَق ۖ َكََُّهُتْقَ َلَ َلاَق ِر َخ ْلْا ٍَِي ْمَّبَقَتُي ْىَن َٔ اًَِِْذ َحَأ

ٍَيِقَّتًُْنا

Terjemahan:

Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka kurban salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sungguh Allah hanya menerima amal dari orang yang bertakwa” (Al-Quran dan Terjemahannya, 1971:163)

Allah menjelaskan kefatalan akibat dari dengki, iri hati, dan dzalim melalui kisah kedua anak Adam, bernama Qabil dan Habil. Salah seorang darinya menyerang yang lain hingga membunuhnya karena benci dan dengki terhadapnya karena Allah telah mengkaruniakan nikmat kepadanya dan kurbannya diterima oleh Allah, karena ia lakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Yakni ceritakanlah kepada mereka yang membangkan lagi dengki yaitu saudara babi dan kera dari kalangan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang semisal yang serupa dengan mereka, tentang kisah kedua anak Adam. Keduanya adalah Habil dan Qabil, menurut apa yang telah diceritakan oleh bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf dan Khalaf (Ad-Dimasyqi. 2007: 360).

(4)

Cerita lain juga ada pada kisah Nabi Yusuf as. Cemburu biasanya dirasakan manusia apabila telah merasakan orang yang dicintainya menunjukkan perhatiannya kepada orang lain. Al-Quran telah menggambarkan kecemburuan-kecemburuan diantara saudara ketika menceritakan saudara-saudara Yusuf yang disebabkan kecintaan dan pengutamaan bapak mereka, Ya’qub a.s. kepada Yusuf dan adik bungsunya. Hal tersebut dijealskan dalam Quran surat Yusuf 8-9:

يِفَن اََاَبَأ ٌَِّإ ٌةَبْصُع ٍُْحََ َٔ اَُِّي اَُْيِبَأ ىَنِإ ُّبَّحَأ ُُِْٕخَأَ ُفُسُْٕيَن إُْناَق ْرِإ

ُُِٕحَرْطَِٔأ َفُسُٕي إُْهُتْقا .ٍٍيِبُي ٍل َلََض

ِِِذْعَب ٍِْي ا َُْٕ ُْٕكَتَٔ ْىُكْيِبَأ ُّْجَٔ ْىُكَن ُم ْخَي اًضْرَأ

ٍَْيِحِن اَص اًيَْٕق

Terjemahan:

“Ketika mereka berkata, sungguh Yusuf dan saudaranya lebih dicintai ayah kita dari pada kita, padahal kita adalah satu kelompok (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita berada dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah supaya kerelaan ayah kalian hanya tertumpu pada kalaian, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik” (Najati U, 2005: 148).

Emosi cemburu merupakan emosi yang kompleks. Pada cemburu terdapat beberapa emosi lain, khususnya perasaan benci. Oleh karena itu umumnya cemburu dibarengi benci, dengki, dan keinginan untuk menyakiti orang yang memicu terjadinya cemburu. Keadaan seperti itu digambarkan pula didalam Al-Quran ketika menerangkan keinginan saudara-saudara Yusuf untuk membunuh dan menyingkirkan Yusuf. Kenyataannya, mereka benar-benar menjerumuskan Yusuf kedalam dasar sumur (Najati, 2005: 147-148).

(5)

Mereka bermaksud bahwa ayah mereka keliru karena lebih memperhatikan keduanya (Yusuf dan saudara kandungnya Bunyamin) dari pada mereka, dan kecintaannya kepada keduanya jauh lebih besar daripada kepada mereka. Perlu diketahui bahwa tidak ada suatu dalil pun yang menunjukkan kenabian saudara-saudara Yusuf. Makna lahiriahnya konteks ayat ini menunjukkan tidak adanya kenabian pada mereka. Tetapi sebagian ulama menduga bahwa mereka diberi wahyu sesudah peristiwa tersebut. Mereka mengatakan bahwa orang yang menyaingi kalian dalam memperoleh cinta ayah kalian ini harus kalian pisahkan dari ayah kalian agar perhatian ayah kalain hanya tertuju pada kalain saja. Caranya adalah dengan membunuhnya atau membuangnya kesuatu tempat yang jauh agar kalian bebas darinya, dan kasih sayang ayah kalian hanya tercurah pada kalian. Dan mereka pun akan bertobat, karena mereka yakin Tuhan maha pengampun (Ad-Dimasyqi, 2005:205-207).

Berdasarkan firman Allah sudah terlihat bahwa sibling rivalry (persaingan antar saudara) sudah ada sejak zaman para Nabi. Persaingan antar saudara disebabkan anak merasa orangtua pilih kasih kepada anak-anak mereka,sehingga menimbulkan kecemburuan yang akan berdampak buruk untuk perkembangan anak selanjutnya.

Penelitian yang dilakukan Rofi’ah (2013:155-156) mengatakan bahwa sibling rivalry ini terjadi pada keluarga yang memliki dua orang anak atau lebih, yaitu dominan terjadi pada anak perempuan yang ditandai dengan masih suka mengompol, tidak mau berbagi, berebut mainan, dan lain sebagainya. Anak yang penurut, tidak mengompol, tidak sering bertengkat dengan saudaranya merupakan

(6)

bentuk dari anak yang tidak mengalami sibling rivalry. Sebagian anak yang sudah bisa menerima adiknya, karena orangtua memberi tahu tentang kehamilan yaitu dengan memperkenalkan anak yang lebih tua pada bayi yang masih dalam kandungan, hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan anak yang lebih tua dalam perawatan kehamilan.

Walaupun hubungan saudara sekandung menunjukkan tingkat konflik yang tinggi dibandingkan dengan hubungan remaja dengan agen sosial yang lain, ada bukti bahwa konflik saudara sekandung sebenarnya lebih ringan pada masa remaja daripada masa kanak-kanak. Dalam (Santrock, 2003:197) sebuah studi baru, berkurangnya konflik saudara sekandung selama masa remaja disebabkan karena berkurangnya waktu yang dihabiskan saudara sekandung untuk bermain dan berbicara bersama selama masa remaja.

Hal ini berbeda dengan dengan penelitian yang penulis lakukan, yang mana subjek masih saja benci dan tidak suka kepada adiknya meskipun sudah remaja. Meskipun subjek jarang mengahabiskan waktu dengan saudaranya di rumah, akan tetapi ketika kembali ke rumah subjek selalu bersikap agresif kepada saudaranya.

Dalam masa kanak-kanak, ada ketidakseimbangan kekuatan, di mana saudara sekandung yang lebih tua biasanya berperan sebagai bos atau perawat. Ketidakseimbangan kekuatan ini sering mengakibatkan konflik ketika salah seorang saudara sekandung mencoba memaksa yang lain untuk memenuhi keinginannya.Urutan kelahiran juga memainkan peranan penting dalam hubungan

(7)

antar saudara sekandung. Saudara sekandung yang lebih tua umumnya lebih dominan dalam interaksi saudara sekandung, dan saudara sekandung yang lebih tua lebih merasa kesal karena orangtua mereka pilih kasih kepada anak-anak mereka (Santrock, 2003:197).

Dalam hal ini, berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, kakak yang seharusnya bersikap dominan dan berperan sebagai bos, digantikan oleh adiknya. Selain itu, dari hasil observasi dan wawancara awal penulis menemukan bahwa bukan kakak yang merasa kesal kepada adiknya, akan tetapi sebaliknya yaitu adik yang merasa kesal dan tersaingi oleh kakaknya.

Fenomena yang penulis temukan di Nagari Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat, pada 30 September 2016 ada sebagian anak yang tidak menyukai kelahiran adiknya karena menganggap kasih sayang orang-orang di sekitarnya akan berkurang dan terbagi dengan adiknya. Contohnya terjadi pada G, seorang laki-laki berusia 18 tahun dan adik perempuannya berusia 9 tahun. G tidak menyukai adik perempuannya sejak masih kecil. Jarak umur G dengan adiknya lebih kurang 9 tahun. Sikap sibling rivalry G sangat terlihat ketika penulis melakukan observasi, yaitu penulis sering melihat G memarahi dan mendorong adiknya. Penulis bahkan melihat kejadian yang sama beberapa kali. Ketika penulis melakukan wawancara kepada G, penulis menanyakan kenapa G sering memarahi adiknya, dan G pun menjawab malas aja G menengoknya, (G tidak suka saja melihat dia).

(8)

Fenomena selanjutnya juga terjadi pada S, seorang anak perempuan yang berusia 11 tahun, sementara kakaknya berusia 13 tahun. Jarak umur S dengan kakaknya adalah 2 tahun. S tidak menyukai kakaknya karena S mengatakan kalau dia sering dibandingkan dengan kakaknya. Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan terhadap salah satu tetangga S mengatakan bahwa “N (kakak S) memang ponuruk ti, ndo bak adik nyo (S)”, (N kakaknya S memang penurut anaknya , tidak seperti adiknya S).

Berdasarkan fenomena dan wawancara yang penulis lakukan di atas, anak menyatakan bahwa adanya kecemburuan antara kakak beradik ini disebabkan sang kakak merasa bahwa kasih sayang yang sebelumya diberikan kepadanya menjadi berkurang karena kelahiran adiknya, akan tetapi terlihat disini bahwa tidak hanya kakak yang merasakan demikian. Ada juga adik yang tidak suka dengan kakaknya, bahkan walaupun sudah memasuki usia remaja, anak masih saja merasakan hal demikian. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang fenomena ini dengan judul, “Gambaran Sibling Rivalry di Nagari

Ujung Gading, Kabupaten Pasaman Barat”.

B. Rumusan dan Fokus Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana bentuk sibling rivalry di Nagari Ujung Gading, Pasaman Barat. Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sikap antar saudara yang mengalami sibling rivalry di Nagari Ujung Gading, Pasaman Barat?

(9)

2. Apa yang menyebabkan terjadinya sibling rivalry di Nagari Ujung Gading, Pasaman Barat?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan fokus permasalahan yang telah dipaparkan, maka tujuan dan manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sikap antar saudara yang mengalami sibling rivalry di Nagari Ujung Gading Pasaman Barat

2. Mengetahui penyebab sibling rivalry di Nagari Ujung Gading, Pasaman Barat.

D. Manfaat Penelitian

a. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya psikologi perkembangan. Selain itu juga memberikan informasi baru mengenai bentuk sibling rivalry. Penelitian ini diharapkan juga dapat memperlengkap teori mengenai sibling rivalry.

b. Praktis

1. Untuk orang tua

Dari hasil penelitian ini para orang tua dapat lebih memahami mengenai anak-anak yang mengalami sibling rivalry dan lebih bijaksana dalam mengasuh putra-putri nya supaya dampak dari sibling rivalry yang terjadi tidak akan lebih besar.

(10)

2. Untuk pendidik

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam menghadapi anak dengan masalah sibling rivalry dirumahnya yang berimbas kepada perilaku dan interaksi dengan lingkungan sekolah seperti guru dan teman-temannya.

E. Keunikan dan Signifikansi Penelitian

Pentingnya penelitian ini dilakukan didasarkan dari hasil yang diperoleh dari proses penelitian. Dengan diketahuinya bahwa adanya sibling rivalry ini, dapat menjadi masukan bagi lembaga perkembangan anak.

Adapun keunikan dari subjek yang penulis teliti ini yaitu, anak tidak hanya bahagia ketika memiliki seorang adik, akan tetapi ada sebagian anak yang tidak menyukai hal itu, karena merasa tersaingi.

Pentingnya penelitian ini dilakukan juga didukung oleh metode yang digunakan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif memungkinkan penulis untuk melakukan pengumpulan data secara menyeluruh kepada subjek penelitian, baik terhadap respon verbal maupun non-verbal dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi diharapkan makna yang terkandung dibalik kecemburuan yang dirasakan anak dapat diketahui.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Meidia Sari (2012) yang terjadi pada saudara kandung yang tinggal bersama dalam satu kos, keduanya adalah mahasiswa. Dari hasil penelitiannya, ia mengatakan bahwa sering terjadi pertengkaran antara kedua saudara ini, bahkan pernah tidak saling menyapa selama beberapa minggu. Kejadian ini terjadi karena sang kakak merasa bahwa

(11)

orangtua mereka lebih memperhatikan adiknya karena adiknya lebih berprestasi. Hal tersebut dibuktikannya karena orangtua mereka lebih sering menelfon kepada adiknya daripada kepada dirinya.

Dari fenomena yang terjadi ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian kepada saudara kandung yang mengalami sibling rivalry. Karena ternyata dari penelitian yang terdahulu, adik tidak hanya merasa nyaman ketika berada dekat dengan kakaknya, akan tetapi ada juga adik yang merasa tertekan berada dekat atau tinggal bersama kakaknya ketika berjauhan dengan orangtua.

Jadi, disini penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Nagari Ujunggading, Kabupaten Pasaman Barat dikarenakan penulis menemukan adanya sibling rivalry yang terjadi pada anak dan juga remaja. Keunikan subjek yang penulis temukan yaitu remaja yang tidak menyukai adiknya bahkan hingga sudah berusia 18 tahun, selain itu tidak hanya kakak yang tidak senang dengan adiknya, akan tetapi dari fenomena yang penulis temukan ada juga adik yang tidak menyukai kakaknya, sehingga dari fenomena ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang sibling rivalry.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas beberapa bab. Pada masing-masing bab terdapat sub-sub bab yang terkait antara satu dengan yang lain. Untuk memudahkan penulis, maka penulis membagi beberapa bab yang menjadi sistematika penulisannya sebagai berikut :

(12)

BAB I : Berisikan latar belakang masalah, rumusan dan fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keunikan dan signifikansi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Merupakan landasan teoritis, terdiri dari pengertian sibling rivalry, ciri-ciri sibling rivalry, aspek sibling rivalry, faktor yang mempengaruhi sibling rivalry, penyelesaian sibling rivalry, penelitian yang relevan, dan kerangka berfikir.

BAB III : Metode penelitian, terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, informan penelitian, teknik pemilihan subjek, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan uji keabsahan data.

BAB IV : Merupakan hasil penelitian, terdiri dari gambaran umum

lokasi penelitian, gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Kepala Perangkat Daerah Kabupaten yang melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang perencanaan, melaporkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan Germas

Pemeliharaan induk ikan mas dilakukan di kolam yg terpisah antara induk jantan dan induk betina jumlah induk betina yang ditebar kedalam kolam pemeliharaan 818 ekor dan

Untuk mengetahui keterlaksanaan model latihan inkuiri selama proses pembelajaran dalam penelitian ini, maka dilakukan observasi terhadap tahapan model latihan

Edwards III dalam Widodo (2011:98) mengemukakan bahwa : bagaimanapun jelas dan konsistensinya ketentuan-ketentuan dan aturan- aturan serta bagaimanapun akuratnya

Faktor pendukung peran serta masyarakat dalam implementasi MBS di SDN Pandanwangi 1 Malang dan SDI As Salam Malang meliputi kontribusi wali murid berpartisipasi dalam program

08 02 01 02 003, Mahasiswa Program Studi Muamalah Jurusan Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Qaimuddin Kendari, telah diuji dan dipertahankan dalam ujian

Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) pada signifikansi (α) sebesar 0,05, variabel belanja daerah dan inflasi memiliki pengaruh positi signifikan terhadap

Latar Belakang www.themegallery.com PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN PENUTUP