• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMA N 1 IV NAGARI BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMA N 1 IV NAGARI BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH BERDASARKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

DI SMA N 1 IV NAGARI BAYANG UTARA

KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1)

Disusun Oleh:

Fipil Afrisna

NPM: 12020080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH BERDASARKAN KURIK

ULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMA N 1 IV NAGA

RI BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Fipil Afrisna

Dr. H. Buchari Nurdin, M.Si

Meldawati, M.Pd

Proram Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research was motivated by the demands of the curriculum in an active student learning while the teacher only as a facilitator only and Permendiknas No. 41 of 2007 concerning interactive, inspiring, fun, challenging, and motivating. On the basis of the problem, the research was focused on the implementation of the teaching of history based ULC that can be seen from the preliminary activities, core activities, and closing activity.Based on the problem, the type of research is qualitative with type evaluative study, to test the validity of the data the authors used data triangulation. Then use interactive analysis technique proposed by Huberman Milles, which consists of data collection, data reduction, data presentation and conclusion / verification. From the results of the study concluded that the implementation of the teaching of history based Education Unit Level Curriculum (ULC) in SMA N 1 IV Nagari North Bayang consisting of preliminary activities, core activities, and the closing has not been entirely implemented according to the demands of ULC and Permendiknas No. 41 of 2007

(4)

HISTORY BASED LEARNING IMPLEMENTATION UNIT LEVEL CURRICULUM (UL C) IN SMA N IV NAGARI NORTH BAYANG SOUTH PESISIR DISTRICT

Fipil Afrisna

Dr. H. Buchari Nurdin, M.Si

Meldawati, M.Pd

Proram Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tuntutan KTSP dalam pembelajaran siswa aktif sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja dan Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi. Atas dasar masalah tersebut maka penelitian ini difokuskan tentang pelaksanaan pembelajaran sejarah berdasarkan KTSP yaitu dilihat dari kegiatan pendahuluan,kegiatan inti, dan kegiatan penutup.Berdasarkan masalah tersebut maka jenis penelitian yang digunakan adalahkualitatif dengan tipe studi evaluatif, untuk menguji keabsahan data penulis menggunakan trianggulasi data. Kemudian menggunakan teknik analisis interaktif yang dikemukakan oleh Milles Huberman, yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sejarah berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup belum seluruhnya terlaksana sesuai tuntutan KTSP dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007.

(5)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran yang dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik serta kebutuhan lapangan kerja. Subandiyah (2001:4-6) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum yaitu, komponen tujuan, komponen isi atau materi, komponen media (sarana dan prasarana), komponen strategi, dan komponen proses belajar mengajar.

KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15). Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan kedalam sejumlah peraturan diantaranya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan Standar Nasional Pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaiaan pendidikan.

SMA N 1 1V Nagari Bayang Utara adalah salah satu SMA yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara dalam pengembangannya agar dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karekteristik sekolah/daerah, potensi, dan kebutuhan peserta didik, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah atas persetujuan pengurus

komite sekolah dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan

memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik.

Pelaksanaan Standar Proses diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007, berdasarkan permendiknas tersebut salah satu tugas utama guru adalah guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antara sesama peserta didik maupun peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (Abdul Majid, 2008:48). Selanjutnya dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 dijelaskan bahwa kegitan pembelajaran di setiap satuan pendidikan harus interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk menciptakan kegiatan guru harus mampu mengembangkan 3 langkah kegiatan pembelajaran yang meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007).

Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran. Adapun yang harus dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah menyiapkan peserta didik atau menyiapkan kelas (salam pembuka, berdo’a, dan absensi), apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran (Permendiknas No. 41/2007). Selanjutnya dalam kegiatan inti guru harus menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Begitu juga kegiatan penutup yang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran. Di dalam kegitan penutup pelajaran ada tiga kegiatan

(6)

yang harus dilakukannya yaitu menyimpulkan materi pelajaran, melakukan penilaian atau refleksi, memberi tugas atau pengayaan, dan menjelaskan materi pokok untuk minggu depan (Permendiknas No. 41/2007).

Berdasarkan observasi awal penulis yaitu penulis mengamati guru sejarah yang mengajar di kelas XI IPS 2, pertama kali masuk mengucapkan salam kemudian mengabsensi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai. Setelah disampaikan tujuan pembelajaran guru masuk ke Materi pembelajaran dengan mencatatkan materi tersebut dipapan tulis kemudian baru menjelaskan materi tersebut setelah siswa selesai mencatat. Setelah guru selesai menjelaskan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami,tapi tidak ada siswa yang bertanya maka diakhir pembelajaran guru memberikan kuis kepada siswa untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami materi pada hari tersebut dan sebelum menutup pelajaran guru menyimpulkan materi pelajaran.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kegiatan pendahuluan dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara?

2. Bagaimanakah kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara?

3. Bagaimanakah kegiatan penutup dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA N 1 IV Nagari Bayang

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah:

1. Mendeskripsikan kegiatan pendahuluan dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara.

2. Mendeskripsikan kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara. 3. Mendeskripsikan kegiatan penutup

dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara.

KAJIAN TEORI

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki mata pelajaran sejarah yang telah ditetapkan dan harus dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP

adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 1, ayat 15). KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi.

KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan, dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya kurikulum. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Sedangkan sejarah adalah ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dibuktikan dengan kenyatan (Moh. Yamin). Kemudian sejarah juga berarti satu sistem yang meneliti satu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi pada masa yang sama atau juga peristiwa-perisriwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti yang konkret (Aristoteles). Sedangkan menurut Moh. Hatta sejarah bukan hanya sekadar melahirkan ceritera dari kejadian masa lalu sebagai masalah, sejarah tidak sekadar kejadian masa lampau tetapi pemahaman masa lampau yang didalamnya mengandung dinamika yang problematikapelajaran bagi manusia selanjutnya. Jadi sejarah peristiwa atau kejadian masa lampau yang terjadi dalam ruang dan waktu terjadi hanya satu kali

(7)

serta menjadikan pelajaran untuk kehidupan yang akan datang.

Belajar danpembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan fisik (Depdiknas, 2008:12).

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap kejadian-kejadian internal yang berlangsung didalam peserta didik (Depdiknas, 2008: 34). Pengaturan peristiwa pembelajaran dilakukan secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuat berhasil guna. Oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang, ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan pelaksanaannya (Depdiknas, 2008: 12).

Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi dan sumber daya. Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif. Strategi pelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk membawa pelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan efektif (Abdul Majid, 2008:134). Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan pribadi guru sebagai pengelola kelas. Guru harus dapat melaksanakan proses pembelajaran, oleh sebab itu guru harus memilki persiapan mental, kesesuaian antara tugas dan tanggung jawab, penguasaan bahan, kondisi fisik, dan motivasi kerja (Depdiknas, 2007:12). Faktor eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang dari luar pribadi guru, antara lain kelurga dan pergaulan di masyarakat. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah faktor lingkungan

alam, lingkungan sosial dan lingkungan sekolah.

Kegiatan pembelajaran merupakan bentuk atau pola umum proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai kompetensi dasar. Pengalaman belajar dapat terwujud melalui penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik (kunandar, 2007:254). Kegiatan pembelajaran terdiri atas 3 bagian yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan juga merupakan usaha guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra kondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian terpusat dengan apa yang dipelajari. Dalam Permendiknas Nomor 41/2007 tentang standar proses kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru meliputi: (1)Menyiapkan peserta didik secara fisik dan fsikis untuk mengikuti proses pembelajaran. (2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.(3)Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. (4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Sebagai kegiatan pembelajaran yang langsung berinteraksi dengan peserta didik maka kegiatan inti harus menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif akan menciptakan suasana yang mendorong agar peserta didik merasa saling membutuhkan antar sesama. Implementasi dari pembelajaran kooperatif dapat dilihat

(8)

dalam proses pembelajaran kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Eksplorasi Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Dalam kegiatan eksplorasi menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 meliputi (a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber. (b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain. (c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. (d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. (e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium, studio atau lapangan.

Elaborasi merupakan kegiatan pembelajaran yang mengupayakan terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru untuk menganalisis masalah yang dihadapi. Dalam kegiatan elaborasi menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 meliputi (a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. (b)Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. (c)Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. (d)Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. (e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. (f)Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. (g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. (h) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival serta produk yang dihasilkan. (i) Memfasilitasi peserta

didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

Konfirmasi merupakan peran guru untuk menjelaskan atau meluruskan hasil diskusi peserta didik. Dalam kegiatan konfirmasi menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 meliputi: (a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat. (b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. (c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. (d) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. (e) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. (f) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. (g) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival serta produk yang dihasilkan.

Adapun yang harus dilakukan guru dalam kegiatan penutup menurut Permendiknas N0 41 Tahun 2007 meliputi: (1) Bersama-sama dengan peserta didik/ sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. (2) Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. (3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. (4) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini digolongkan pada

kualitatif dengan tipe evaluatif. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di SMA N 1 1V Nagari Bayang Utara.

(9)

Subjek penelitian adalah orang yang memberikan informasi dan kondisi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk mencapai tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan data dan menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara Koto Kabupaten Pesisir Selatan. Dalam penelitian ini yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan informan adalah adalah (1) informan mempunyai pengetahuan, pengalaman dan pendidikan mengenai materi yang akan diteliti (2) benar-benar menguasai meteri penelitian dengan segala permasalahan. Penelitian menentukan yang dijadikan informan penelitian adalah guru mata pelajaran sejarah, kepala sekolah dan siswa SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara.

Pengumpulan data yang dilaksanakan oleh penelitian dengan cara langsung terjun kelapangan untuk mendapatkan sejumlah data yang dibutuhkan berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran sejarah berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara. Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi, menurut Moleong (2008:330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah berikut: 1)pengumpulan data, 2)reduksi data, 3)penyajian data, 4)verifikasi/penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN

Sekolah SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara terletak di jalan Asam Kumbang Pasar Baru tepatnya Dusun Asam Kumbang, Desa

Puluik-Puluik Selatan kecamatan Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan.

Visi dan Misi yang dimiliki SMA N 1 IV Nagari Bayang adalah Visi SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara yaitu “Menjadi Sekolah Unggul dan Berprestasi Berdasarkan Imtaq dan Ipteks”. Sedangkan Misi nya adalah: (1) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. (2) Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan konseling secara efektif dan efisien, sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal dan memiliki bekal dalam persaingan global. (3) Melaksanakan program ekstrakurikuler dan pembiasaan yang mampu menumbuhkan perilaku santun berlandaskan budaya bangsa, memiliki rasa nasionalisme, memiliki semangat beragama, dan memiliki komitmen dalam pergaulan global. (4) Menumbuh kembangkan semangat keungggulan dan bernalar sehat kepada para peserta didik, guru dan karyawan. (5) Meningkatkan komitmen seluruh tenaga kependidikan terhadap tugas pokok dan fungsinya melaksanakan manajemen partisipatif, terbuka dan akuntabel untuk memfasilitasi pengembangan sekolah. (6) Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dan administrasi sekolah.

Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara cukup baik, hal ini juga mendukung siswa dalam belajar baik secara formal maupun informal.

Temuan khusus dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Sebelum temuan khusus dipaparkan, peneliti melakukan kelapangan untuk mengadakan penelitian dan mengumpulkan data yang dilakukan dengan catatan lapangan dan pedoman wawancara. Berdasarkan catatan lapangan peneliti berusaha untuk menguraikan temuan peneliti sesuai dengan tujuan ini sendiri dengan secermat mungkin dan selengkap mungkin.

Hasil penelitian tentang Peaksanaan Pembelajaran Sejarah Di SMA N 1 IV

(10)

Nagari Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan.

1. Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran Sejarah

Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran. Adapun yang harus dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah menyiapkan peserta didik atau menyiapkan kelas (salam pembuka, berdo’a, dan absensi), apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 bahwa kegiatan pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi. Kegiatan menyiapkan kelas dilakukan guru dimulai dengan mengucapkan salam awal masuk kelas, kemudian berdo’a untuk melatih psikis atau rohani peserta didik sebelum memulai pelajaran, namun berdo’a ini bisa dilakukan pada jam pertama pembelajaran atau jam pagi dan pada jam terakhir atau jam akan pulang. Tapi jika jam pelajaran sejarah berada ditengah, jam pagi dan jam terakhir maka guru tidak melakukan do’a. Selanjutnya absensi dilakukan guru untuk mengetahui daftar hadir peserta didik pada jam proses pembelajaran. Apersepsi dilakukan guru berupa memberi pertanyaan yang mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran sejarah bentuk apersepsi berupa mengaitkan peristiwa sebelumnya dengan peristiwa yang akan dipelajari. Motivasi dilakukan guru berupa arahan atau nasehat untuk memberi semangat kepada siswa saat akan memulai pembelajaran. Dengan memberikan motivasi siswa akan bisa lebih fokus selama pembelajaran berlangsung. Menyampaikan tujuan pembelajaran dilakukan oleh guru agar siswa mengetahui tujuan akhir dari pembelajaran dan materi yang akan dipelajari.

Pada pelaksanaan kegiatan pendahuluan belum seluruhnya dilaksanakan

oleh guru sesuai dengan tuntutan KTSP dan Permendiknas no 41 tahun 2007.

2. Pelaksanaan Kegiatan Inti Pembelajaran Sejarah

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Sebagai kegiatan pembelajaran yang langsung berinteraksi dengan peserta didik maka kegiatan inti harus menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Elaborasi merupakan kegiatan pembelajaran yang mengupayakan terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru untuk menganalisis masalah yang dihadapi. Konfirmasi merupakan peran guru untuk menjelasakan atau meluruskan hasil diskusi peserta didik atau materi yang telah di catat oleh peserta didik.

Pada kegiatan inti guru belum dapat memilih metode, media pendukung yang mendorong siswa lebih aktif baik pada kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, sehingga belum terlaksana secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi yang dituntut didalam KTSP dan Permendiknas no 41 tahun 2007.

3. Pelaksanaan Kegiatan Penutup Pembelajaran Sejarah

Di dalam kegitan penutup pelajaran ada empat kegiatan yang harus dilakukannya yaitu menyimpulkan materi pelajaran, melakukan penilaian atau refleksi, memberi tugas atau pengayaan, dan menjelaskan materi pokok untuk minggu depan (Permendiknas No. 41/2007).

Menyimpulkan materi pelajaran yaitu guru memberi kesimpulan dari materi yang telah dipelajari bersama dengan peserta

(11)

didik. Memberi penilaian dan refleksi yaitu setelah guru menilai siswa dari hasil rangkuman materi siswa diberi kesempatan untuk merenung tentang pengalaman belajar pada hari tersebut serta memberi kesempatan untuk bertanya jawab tentang materi yang masih ragu. Memberikan tugas merupakan kegiatan yang dilakukan guru sebagai salah satu bentuk dalam pengayaan atau remedi terhadap penilaian yang telah dilakukan pada materi yang dipelajari hari tersebut. Menyampaikan materi pertemuan berikutnya dilakukan guru supaya melatih siswa untuk mencari dirumah dan pada hari pelajaran akan berlangsung siswa sudah memahami secara umum.

pada kegiatan penutup dari menyimpulkan materi bersama siswa, memberikan penilaian dan refleksi, memberi pengayaan dan tugas, dan menyampaikan materi pertemuan berikutnya sebagian besar belum terlaksana secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi sesuai dengan tuntutan KTSP dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa guru belum bisa melaksanakan seluruhnya pelaksanan pembelajaran sejarah di SMA N 1 IV Nagari Bayang Utara sesuai dengan tuntutan KTSP dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 disebabkan oleh:Pada kegiatan pendahuluan menyiapkan kelas sebagian besar telah dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang, dan memotivasi oleh guru dan telah dilaksanakan pada semua kelas, namun apersepsi dan motivasi belum sepenuhnya dilaksanakan pada semua kelas. Kemudian pada kegiatan inti guru belum dapat memilih metode, media pendukung yang mendorong siswa lebih aktif baik pada kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, sehingga belum terlaksana secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi. Selanjutnya pada kegiatan penutup dari menyimpulkan materi bersama siswa, memberikan penilaian dan refleksi, memberi pengayaan dan tugas, dan

menyampaikan materi pertemuan berikutnya sebagian besar belum terlaksana secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi sesuai dengan tuntutan KTSP dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2007). Standar Proses. Jakarta: Permendiknas No 41 Tahun 2007 Kunandar, (2007). Guru Profesional

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grapindo Persada Majid, Abdul. (2008). Perencanaan

Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya

Moleong, Lexi J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Pendidikan Nasional. Jakarta: UU Sisdiknas No 22 Tahun 2008

Referensi

Dokumen terkait

mendukung operasi perusahaan, namun sistem akuntansi penjualan ekspor perusahaan masih memerlukan suatu pengembangan, (2) permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan sistem

Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil belajar siswa Kelas V SDN Klangonan Kebomas Kabupaten Gresik pada kompetensi dasar tentang Mengartikan

Kondisi tersebut dapat dipahami karena menulis kisah/dari peristiwa sejarah tidak mudah karena tidak ada sumber yang memuat secara runtut tentang suatu peristiwa.Hal

Apabila dalam "Algemene verordeningen" dahulu atau dalam peraturan lama yang lainnya yang kini masih berlaku bagi daerah otonom Kota Besar, ada

Identifikasi hama dan patogen penyakit dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan menggunakan

Diharapkan kepada Penyedia untuk membawa Dokumen Prakualifikasi, Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis dan Dokumen Penawaran Biaya Asli dan Copy 2 ( Dua ) rangkap

Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran dan Evaluasi Dokumen Kualifikasi Layanan Pengadaan Kabupaten Bangka Tengah mengundang Saudara agar dapat hadir pada. ’at 17

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari variabel inersia konsumen (X1) dan kepuasan pelanggan (X2) berpengaruh positif terhadap niat beli ulang