• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. pemangku kepentingan yang berkaitan dengan neraca perdagangan maupun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. pemangku kepentingan yang berkaitan dengan neraca perdagangan maupun"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

i

KATA PENGANTAR

Data pertanian yang akurat dan tepat waktu dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan yang berkaitan dengan neraca perdagangan maupun perencanaan pengembangan. Secara umum ada 3 pendekatan dalam statistik pertanian, yaitu sensus, survei sampel, dan sistem pelaporan. Pendekatan tersebut merupakan hasil pengembangan teknologi seperti remote sensing,

Geographic Information System (GIS), dan telekomunikasi yang memacu

perkembangan spasial statistik dalam wujud kerangka sampel area (KSA) untuk bidang pertanian.

Buku Pedoman Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) ini memuat penjelasan teknis tentang: (1) materi/bahan survei; (2) kerangka sampel survei; (3) pengamatan fase pertumbuhan padi; dan (4) survei dan pengiriman data. Pendekatan KSA saat ini dibatasi pada statistik tanaman padi dan akan dikembangkan untuk statistik tanaman pangan lainnya pada waktu mendatang.

Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan kepada berbagai pihak sehingga buku ini dapat terwujud dengan harapan semoga bermanfaat bagi perbaikan statistik tanaman pangan.

Jakarta, Februari 2015 Kepala Badan Pusat Statistik

Republik Indonesia

(4)
(5)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 1 1.3. Landasan Hukum ... 2 1.4. Cakupan ... 3 1.5. Jenis Dokumen ... 3 1.6. Jadwal Kegiatan ... 4

1.7. Jadwal dan Materi Workshop INNAS ... 5

1.8. Jadwal dan Materi Pelatihan Petugas ... 6

ORGANISASI LAPANGAN ... 7

2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah ... 7

2.2 Petugas Pelaksanaan Pencacahan ... 7

(6)

iv |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

3.1 Tahapan Pembangunan Kerangka Sampel Area ...11

3.2 Pembangunan Kerangka Sampel Area Jawa Barat ...12

3.2.1 Pengumpulan Data dan Stratifikasi Lahan Sawah ...14

3.2.2 Pembuatan Model Random Sampling dan Ekstraksi Sampel Segmen ...19

3.2.3 Seleksi Sampel segmen dan Identifikasi Segmen ...23

3.2.4 Formulasi Matematis untuk ‘Stratified Sampling’ dan Presisinya ...28

TATA CARA PELAKSANAAN ... 33

4.1. Tahap Pelaksanaan Pencacahan ...33

4.2. Tata Tertib Pengisian Daftar ...35

DEFINISI DAN PENGENALAN ISTILAH ... 37

PENGISIAN DAFTAR V2015-KSA ... 47

(7)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Diagram Alir Pembangunan Kerangka Sampel Area (KSA) ... 13

Gambar 3.2. Peta Stratifikasi Sawah Provinsi Jawa Barat ... 18

Gambar 3.3 Ilustrasi Pembagian Wilayah dalam Blok dan Sub Blok ... 19

Gambar 3.4. Model Random Sampling 5% ... 21

Gambar 3.5. Model Random Sampling dan Grid 6 km x 6 km ... 22

Gambar 3.6. Stratified Systematic Random Sampling di Jawa Barat ... 22

Gambar 3.7. Tumpang Susun Stratified Random Sampling dan ... 23

Gambar 3.8. Segmen Terpilih Hasil Seleksi di Jawa Barat ... 25

Gambar 3.9. Foto Segmen dan 9 (Sembilan) Titik Pengamatan ... 26

Gambar 5.1. Ilustrasi Kerangka Sampel Area dan Penyebaran... 38

Gambar 5.4. Contoh Foto Segmen dan Titik-Titik Pengamatan ... 42

(8)

vi |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Sistem KSA 2015 ...4 Tabel 1.2. Jadwal dan Materi Workshop INNAS ...5 Tabel 1.3. Jadwal dan Materi Pelatihan Petugas ...6 Tabel 3.1. Perhitungan Luas Poligon dan Jumlah Segmen yang Mewakili Setiap Strata ... 24 Tabel 5.1. Kode dan Fase Pertumbuhan Padi ... 43

(9)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jumlah Sampel Segmen Per Kecamatan menurut Strata Poligon Sawah ... 55 Lampiran 2. Kuesioner Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) 2015 ... 57

(10)
(11)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

1

1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan monitoring untuk estimasi produksi pertanian diperlukan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu. Salah satu cara untuk memperoleh data yang akurat adalah dengan pengukuran langsung di lapangan terhadap obyek. Sedangkan untuk memperoleh informasi tepat waktu dapat dilakukan dengan dua tahapan. Tahapan pertama, adalah pengukuran terhadap sampel untuk mengestimasi populasi. Tahapan kedua, adalah pengiriman data melalui teknologi SMS gateway dari lapangan ke pusat pengolah data. Rangkaian sistem estimasi dan peramalan produksi pertanian di atas disebut sebagai sistem Estimasi dan Peramalan Produksi Padi Secara Cepat melalui Kerangka Sampel Area (KSA). Kegiatan estimasi dan peramalan produksi padi secara cepat ini dilakukan dengan survei lapangan terhadap titik-titik pengamatan dalam sampel segmen. Adapun tujuan dari survei lapangan adalah mengamati dan mencatat fase pertumbuhan padi pada setiap titik pengamatan. Hasil catatan fase pertumbuhan padi dikirim ke pusat pengolahan data melalui SMS, untuk dilakukan pemrosesan secara otomatis oleh SMS server. Hasil pemrosesan luasan sawah, luasan panen, luasan fase pertumbuhan yang lain, dan produksi ditampilkan dalam situs di internet.

1.2. Tujuan

Uji Coba Sistem KSA 2015 bertujuan untuk menguji penerapan metode KSA dalam estimasi luas panen level kecamatan. Hasil uji coba system KSA ini diharapkan dapat memberikan gambaran kelebihan, kekurangan, dan kendala

(12)

2 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

operasional system KSA sebelum dijadikan system resmi pengumpulan data untuk estimasi luas panen padi.

1.3. Landasan Hukum

Pelaksanaan uji coba sistem KSA didasarkan pada sejumlah peraturan perundangan yang meliputi:

1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683);

2) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854);

3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik;

4) Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan 5) Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

Dalam rangka menjalankan amanah undang-undang tersebut, baik diminta maupun tidak, seluruh jajaran BPS di wilayah tempat pelaksanaan kegiatan uji coba sistem KSA ini, dari tingkat tertinggi hingga terendah membantu dan mengambil peran sesuai dengan bidangnya masing-masing demi suksesnya uji coba sistem KSA.

(13)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

3

1.4. Cakupan

Uji coba sistem KSA dilakukan di seluruh kecamatan di kabupaten Indramayu dan Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, dengan jumlah sampel masing-masing sebanyak 186 segmen dan 196 segmen. Uji coba sistem KSA ini hanya mencakup komoditas padi. Setiap segmen terpilih akan diamati dengan Daftar V2015-KSA.

1.5. Jenis Dokumen

Jenis dokumen yang digunakan: 1) Peta Lingkungan Sekitar

2) Foto Lingkungan Sekitar

3) Foto segmen dan titik pengamatan 4) Daftar V2015-KSA

(14)

4 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

1.6. Jadwal Kegiatan

Implementasi kegiatan uji coba sistem KSA 2015 mengikuti jadwal sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Sistem KSA 2015

No. Kegiatan Jadwal

1 Penyusunan kuesioner dan buku pedoman 5 - 23 Januari

2

Penggandaan kuesioner dan buku

pedoman 26 - 30 Januari

3 Pengiriman kuesioner dan buku pedoman 2 - 6 Februari

4 Workshop Innas 10 - 12 Februari

5 Pelatihan petugas 16 - 21 Februari

6 Pengamatan 1 22 - 28 Februari

7 Pengolahan hasil pengamatan 1 2 - 7 Maret

8 Evaluasi hasil pengamatan 1 9 - 14 Maret

9 Pengamatan 2 24 -30 April

10 Pengolahan hasil pengamatan 2 4 - 9 Mei

11 Evaluasi hasil pengamatan 2 11 - 15 Mei

12 Pengamatan 3 24 - 30 Juni

13 Pengolahan hasil pengamatan 3 1 - 7 Juli

14 Evaluasi hasil pengamatan 3 8 - 15 Juli

15 Pengamatan 4 25 - 31 Agustus

16 Pengolahan hasil pengamatan 4 1 - 5 September

17 Evaluasi hasil pengamatan 4 7 - 11 September

18 Pengamatan 5 25 -31 Oktober

19 Pengolahan hasil pengamatan 5 2 - 6 November

20 Evaluasi hasil pengamatan 5 9 - 13 November

21 Pengamatan 6 25 - 31 Desember

22 Pengolahan hasil pengamatan 6 4 - 8 Januari 2016

(15)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

5

1.7. Jadwal dan Materi Workshop INNAS

Tabel 1.2. Jadwal dan Materi Workshop INNAS

Hari 1

No Waktu Materi

1 08.00 – 09.00 Pembukaan

2 09.00 – 10.00 Pendekatan statistik pertanian

3 10.00 – 11.00 Pembangunan Kerangka Sampel Area (KSA) di Indonesia 4 11.00 – 12.00 Survei lapangan - Cara membaca peta dan mengenali

lingkungan sekitar

5 12.00 – 13.00 ISHOMA

6 13.00 – 14.00 Pengisian Daftar V2015-KSA

7 14.00 – 15.00 Sistem pengiriman dan penerimaan data 8 15.00 – 16.00 Diskusi dan penjelasan survei lapang

Hari 2

1 08.00 – 09.30 Perjalanan ke lokasi survei 2 09.30 – 12.00 Survei Lapangan

3 12.00 – 13.00 ISHOMA

4 13.00 – 14.00 Perjalanan kembali 5 14.00 – 15.30 Diskusi hasil survai 6 15.30 – 16.00 Penutupan

(16)

6 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

1.8. Jadwal dan Materi Pelatihan Petugas

Tabel 1.3. Jadwal dan Materi Pelatihan Petugas

Hari 1

No Waktu Materi

1 08.00 – 08.30 Registrasi peserta

2 08.30 – 09.00 Pembukaan

3 09.00 – 10.00 Pendekatan statistik pertanian

4 10.00 – 11.00 Pembangunan Kerangka Sampel Area (KSA) di Indonesia 5 11.00 – 12.00 Survei lapangan - Cara membaca peta dan mengenali

lingkungan sekitar

6 12.00 – 13.00 ISHOMA

7 13.00 – 14.00 Pengisian Daftar V2015-KSA

8 14.00 – 15.00 Sistem pengiriman dan penerimaan data 9 15.00 – 16.00 Diskusi dan penjelasan Survei lapang

Hari 2

1 08.00 – 09.00 Perjalanan ke lokasi survei 2 09.00 – 11.00 Survei Lapangan

3 09.00 – 12.00 Diskusi hasil survei

4 12.00 – 13.00 ISHOMA

5 13.00 – 14.00 Perjalanan kembali

6 14.00 – 15.30 Diskusi Hasil survei lokasi segmen KSA oleh para petugas lapangan

(17)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

7

2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah

Penanggung jawab pelaksanaan uji coba sistem Kerangka Sampel Area (KSA) secara keseluruhan adalah Kepala BPS. Pengarah untuk kegiatan pelaksanaan pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi sedangkan Pejabat Eselon I lainnya, bertanggung jawab sebagai pengarah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Penanggung jawab bidang teknis adalah Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan sedangkan Pejabat Eselon II terkait bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi Jawa Barat. Penanggung jawab teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Jawa Barat, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya bertanggung jawab sesuai dengan pembagian tugas di daerah masing-masing.

Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah Kepala BPS Kabupaten Indramayu dan Kepala BPS Kabuapten Garut. Penanggung jawab teknis adalah Kepala Seksi Statistik Produksi. Pejabat Eselon IV lainnya bertanggung jawab sesuai dengan penugasan.

2.2 Petugas Pelaksanaan Pencacahan

Pelaksanaan pencacahan uji coba sistem KSA dilakukan oleh 2 (dua) Petugas Pencacah Sampel (PCS) yang terdiri mitra statistik dan petugas lapangan dari dinas pertanian setempat dan 1 (satu) Petugas Pengawas/Pemeriksa Sampel (PMS) yaitu KSK, Kepala Seksi Produksi BPS

(18)

8 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Kabupaten, atau staf BPS Kabupaten yang ditunjuk. Dua orang PCS melakukan pengamatan secara bersama pada sekitar 5 (lima) segmen setiap bulan pengamatan. Pengamatan segmen dilakukan setiap 2 bulan selama tahun 2015. Setiap PMS maksimum membawahi 2 kecamatan. Adapun tugas PCS dan PMS uji coba sistem KSA 2015 adalah sebagai berikut:

1)

PCS

a.

Mengikuti pelatihan petugas uji coba KSA 2015.

b.

Bersama-sama PMS melakukan pengenalan segmen terpilih yang menjadi wilayah tugasnya dengan menggunakan Peta Lingkungan Sekitar, Foto Lingkungan Sekitar, Foto segmen dan titik pengamatan.

c.

Melakukan pencacahan/pengamatan segmen sebanyak 6 kali selama tahun 2015 dengan menggunakan Daftar V2015-KSA.

d.

Mendiskusikan dengan PMS jika ada permasalahan teknis di lapangan.

e.

Mengirim hasil pengamatan melalui SMS dari nomor handphone yang telah terdaftar pada sistem KSA.

f.

Menyerahkan dokumen V2015-KSA segera setelah pencacahan/ pengamatan selesai dilakukan serta diperiksa kelengkapan dan kebenaran isiannya.

g.

Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

2)

PMS

a. Mengikuti pelatihan petugas uji coba sistem KSA 2015.

b. Mendistribusikan Peta Lingkungan Sekitar, Foto Lingkungan Sekitar, Foto segmen dan titik pengamatan, dan Daftar V2015-KSA

(19)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

9

c. Bersama-sama PCS melakukan pengenalan batas segmen terpilih yang menjadi wilayah tugasnya dengan menggunakan Peta Lingkungan Sekitar, Foto Lingkungan Sekitar, Foto segmen dan titik pengamatan. d. Melakukan pengawasan pencacahan/pengamatan segmen dan

pemeriksaan isian Daftar V2015-KSA hasil pencacahan/pengamatan PCS.

e. Bersama-sama PCS mendiskusikan permasalahan teknis yang terjadi di lapangan.

f. Menyerahkan dokumen V2015-KSA yang telah diperiksa ke BPS Kabupaten/kota.

(20)
(21)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

11

3.1 Tahapan Pembangunan Kerangka Sampel Area

Pembangunan Kerangka Sampel Area Jawa Barat untuk statistik pertanian tanaman pangan ini dilakukan menggunakan pendekatan kerangka sampel area dengan pengamatan titik. Tahapan yang akan dilakukan dalam pembangunan kerangka sampel area ini meliputi:

1. Pengumpulan data pendukung, berupa peta administrasi yang berisi batas administrasi sampai level kecamatan untuk seluruh Provinsi Jawa Barat, peta baku sawah, dan peta tutupan lahan

2. Pembuatan kerangka studi dalam hal ini keangka sampel sawah dengan melakukan stratifikasi sawah

3. Pembuatan grid 6 km x 6 km dan grid 300 m x 300 m untuk seluruh daerah penelitian yaitu Jawa Barat

4. Pembuatan model sampling secara random 5. Melakukan ekstraksi sampel segmen

6. Menumpang susunkan hasil stratified random sampling dengan kerangka sampel sawah

7. Seleksi segmen sampai terpilih segmen sesuai dengan kriteria luas 8. Pemberian atribut pada segmen terpilih

9. Pembuatan peta-peta yang menunjukkan keberadaan lokasi segmen terpilih. Alur kerja pembuatan kerangka sampel area secara detail dapat dilihat pada Gambar 3.1.

(22)

12 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

3.2 Pembangunan Kerangka Sampel Area Jawa Barat

Penjabaran kerangka sampel area (area frame sampling) dalam estimasi produksi tanaman pangan (dalam hal ini padi) dalam kegiatan ini diwujudkan dalam suatu pendekatan rancangan kerangka sampel areal berbasis titik pengamatan. Prinsip dasar pendekatan ini adalah estimasi luasan yang didasarkan pada observasi langsung di lapangan terhadap tutupan lahan pada titik – titik pengamatan yang sudah ditentukan di dalam sampel-sampel terpilih. Proporsi tutupan lahan pada sampel segmen tersebut kemudian diekstrapolasikan untuk memperoleh luasan populasi setiap jenis tutupan lahan. Bab ini menjelaskan penentuan kerangka sampel area berbasis titik dengan luas kerangka sampel area sebesar 300 x 300 m. Ukuran ini dipilih untuk dapat mengakomodir banyaknya segmen dan sebarannya untuk memperoleh estimasi hingga level kecamatan.

(23)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

13

(24)

14 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

3.2.1 Pengumpulan Data dan Stratifikasi Lahan Sawah

Data yang dikumpulkan untuk pembangunan kerangka sampel area ini terdiri dari:

1. Data batas wilayah administrasi yang diperoleh dari peta administrasi sampai level kecamatan. Data administrasi ini sangat penting untuk mengetahui sebaran dan pembagian segmen tiap kabupaten sampai level kecamatan. 2. Peta Baku Sawah yang diperoleh dari Kementerian Pertanian.

3. Peta tutupan lahan yang diperoleh dari peta rupa bumi skala 1:25.000.

Langkah berikutnya adalah melakukan stratifikasi dari data sawah yang diperoleh. Stratifikasi bertujuan untuk membagi populasi (Ω) berukuran N ke dalam H sub-populasi yang tidak overlap (Ωh-strata) berukuran Nh. Dengan stratifikasi diharapkan efisiensi baik yang berhubungan dengan keakuratan hasil maupun biaya akan dicapai. Stratifikasi akan efisien apabila karakteristik dari elemen-elemen yang ada dalam setiap strata mempunyai sifat yang berdekatan dan sangat berbeda antar strata. Kesamaan dan ketidaksamaan tersebut berhubungan dengan obyek yang akan diestimasikan. Sebagai contoh, stratifikasi berdasar jenis tanah tidak akan cocok untuk estimasi luasan tanaman biji-bijian, jika petani memutuskan untuk berbudidaya biji-bijian walaupun tanahnya tidak optimal untuk berbudidaya. Secara klasik strata ditentukan agar setiap segmen dari populasi jatuh dalam satu strata, sehingga tidak ada satu elemen yang dimiliki oleh dua atau lebih strata. Dalam kasus kerangka area, tidak ada segmen yang melangkahi batas antar strata. Pada umumnya, stratifikasi yang sama digunakan untuk semua tanaman yang diinginkan, tetapi penstrataan yang berbeda untuk setiap tanaman atau kelompok tanaman dapat memberikan hasil yang lebih baik walaupun hal tersebut lebih sulit untuk

(25)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

15

dikelola. Namun, dalam kegiatan ini stratifikasi dibatasi pada satu jenis tanaman saja, yaitu tanaman padi.

Alat stratifikasi yang umum digunakan adalah peta topografi atau peta tematik, meliputi : penggunaan tanah, geologi, peta tanah. Setiap strata yang diperoleh biasanya berbentuk satu atau beberapa poligon yang mempunyai ukuran relatif luas. Jika data statistik tersedia untuk satuan geografi yang kecil, misalnya kabupaten, prosedur pengelompokan strata dapat dilakukan dengan sejumlah poligon dengan ukuran kecil.

Sistem Informasi Geografis (GIS) merupakan alat untuk mengembangkan pengelolaan dari berbagai layer informasi yang berbeda. Ketika menganalisis antar layer, hal yang perlu diperhatikan adalah untuk menghindari jumlah terlalu besar bagi poligon-poligon kecil berisi informasi yang salah. Visual

interpretation photo satelit beresolusi tinggi dengan dibantu oleh peta topografi

atau peta penggunaan lahan adalah sistem yang paling banyak digunakan untuk stratifikasi.

Stratifikasi dimaksudkan untuk mengetahui informasi secara detail mengenai kenampakan lingkungan, aspek pengelolaan, dan input (pupuk, air, varietas dan lain-lain). Namun, dengan kendala-kendala yang ada, aktivitas tersebut belum dapat dilakukan secara keseluruhan. Diharapkan stratifikasi tersebut akan lebih disempurnakan dengan data dan informasi yang lebih lengkap, misalnya data satelit, potret udara, dan peta-peta yang lebih detail.

Kelas-kelas kesesuaian lahan dan pola penggunaan lahan dapat diinterpretasikan dari peta tersebut. Setiap poligon dalam peta digolongkan kedalam tiga penggunaan utama, yaitu (1) budidaya lahan kering (dry land

arable), (2) budidaya lahan basah (wetland arable), dan (3) budidaya lahan

(26)

16 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Tahap berikutnya adalah melakukan zonasi daerah studi dengan tujuan utama untuk mengklasifikasi daerah padi dan non-padi sehingga dapat mengurangi areal akan diambil sampelnya. Tahap akhir adalah re-stratifikasi daerah studi dari kilas kesesuaian lahan. Dasar dari stratifikasi ini adalah presentasi areal sawah, kondisi geomorfologi, dan homogenitas fase pertumbuhan padi dari setiap poligon yang ada. Pengecekan lapangan juga dilakukan dalam proses stratifikasi ini dengan tujuan untuk memverifikasi hasil.

Dalam kegiatan pembangunan kerangka sampel area di Jawa Barat ini, stratifikasi yang dilakukan untuk Provinsi Jawa Barat menggunakan peta digital peta administrasi, peta rupa bumi skala 1: 25.000, dan peta baku persawahan Skala 1:10.000. Dalam peta tersebut juga terdapat batas administrasi, sehingga untuk mendapatkan strata yang meliputi kecamatan atau seluruh kabupaten, masing-masing peta kelompok penggunaan lahan ditumpangsusunkan dengan peta batas administrasi kecamatan atau kabupaten. Proses stratifikasi tersebut dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak GIS.

Dalam peta tersebut terdapat berbagai poligon penggunaan lahan, tetapi dalam keperluan stratifikasi, poligon-poligon tersebut akan dikelompokkan menjadi empat penggunaan lahan, yaitu (1) poligon bukan persawahan, (2) poligon persawahan irigasi, (3) poligon sawah tadah hujan dan, (3) poligon lahan kering untuk tanaman pangan (tegalan). Berdasar 4 kelompok besar penggunaan lahan tersebut, akan diperoleh strata lahan dengan definisi sebagai berikut:

Strata-0 : adalah poligon-poligon bukan persawahan (perkebunan, hutan, tambak, pemukiman, tubuh air, dan sebagainya. Strata 0 tidak akan dialokasikan

(27)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

17

sampel segmen, karena selain untuk mengurangi jumlah sampel, strata ini dianggap tidak ada unsur penggunaan lahan untuk persawahan

Strata-1 : adalah poligon-poligon persawahan irigasi, baik persawahan yang dibudidayakan sekali maupun dua kali atau lebih musim tanam dalam satu tahun. Sampel segmen akan dialokasikan dalam strata-1.

Strata-2 : adalah persawahan yang tidak diairi dengan jaringan irigasi atau sawah tadah hujan, dimana sawah ini hanya ditanami pada musim hujan. Sampel segmen akan dialokasikan dalam strata-2

Strata-3 : adalah poligon-poligon kemungkinan sawah, dimana dalam praktek adalah poligon tegalan. Asumsi yang dipakai adalah: (1) petani ada kemungkinan menanam padi di tegalan dengan sistem gogo, (2) tegalan pada umumnya berdekatan dengan persawahan sehingga ada kemungkinan ada konversi penggunaan, dan (3) persawahan sempit yang bercampur dengan tegalan ada kemungkinan tidak terpetakan dalam peta baku persawahan dengan skala kecil (1:10.000), dan digeneralisasikan menjadi poligon tegalan. Sampel segmen dialokasikan dalam strata-3.

Proses stratifikasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan sumber utama yang akan digunakan sebagai alat stratifikasi adalah peta baku sawah skala 1:10.000 dan peta rupa bumi skala 1:25.000 dalam format digital. Generalisasi poligon penggunaan lahan dilakukan berdasarkan empat kelompok besar, yaitu bukan persawahan, persawahan irigasi, perwasahan non irigasi dan tegalan. Masing-masing kelompok penggunaan lahan tersebut sebagai representasi strata-1, strata-2, dan strata-3. Hasil

(28)

18 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

stratifikasi untuk wilayah Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2. Peta Stratifikasi Sawah Provinsi Jawa Barat

Dalam peta baku persawahan juga terdapat batas administrasi, sehingga untuk mendapatkan strata yang meliputi seluruh kabupaten, masing-masing peta kelompok penggunaan lahan (strata) ditumpangsusunkan dengan peta batas administrasi kabupaten. Gambar 3.2 di atas merupakan hasil stratifikasi untuk Provinsi Jawa Barat, dimana S-1 (strata-1) adalah wilayah persawahan irigasi, Strata-2 (S-2) adalah strata sawah non-irigasi dan S-3 (strata-3) adalah kemungkinan sawah, dimana poligon-poligon tegalan dan semak-semak masuk dalam strata ini, dan S-0 adalah non-sawah. Strata-1, strata-2 dan Strata-3 dialokasikan sampel dalam proses randomisasi, tetapi Strata-0 tidak

(29)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

19

dialokasikan sampel. Wilayah strata-1, strata-2 dan strata-3 kemudian disebut sebagai wilayah kerangka sampel area.

3.2.2 Pembuatan Model Random Sampling dan Ekstraksi Sampel Segmen Desain sampel segmen yang digunakan dalam kegiatan ini didasarkan pada kerangka areal dengan segmen berbentuk bujur sangkar. Segmen ditentukan dengan menumpang-susunkan grid bujur sangkar di atas areal yang akan diteliti (gridding). Area operasional yang akan diteliti disebut studi area, dibagi ke dalam blok-blok besar berbentuk bujursangkar berukuran 6km x 6km persegi. Masing-masing bujursangkar besar ini kemudian dibagi lagi menjadi 400 bujur sangkar yang lebih kecil (sub-blok) berukuran 300m X 300m.

Masing-masing bujursangkar ini disebut segmen. Batas segmen ditentukan berdasarkan pada koordinat geografi dengan lokasi tetap. Pembagian studi area menjadi blok dan sub-blok ditunjukkan dalam Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Ilustrasi Pembagian Wilayah dalam Blok dan Sub Blok 6 km

6 km

400 bujursangkar berukuran masing-masing 300 m x 300 m. Setiap bujursangkar disebut dengan segmen.

(30)

20 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Metode ‘Aligned Systematic Radom Sampling’ dengan menggunakan ambang jarak (threshold) akan diaplikasikan untuk mengekstraksi sampel segmen. Daerah studi area yang sudah dibagi kedalam blok-blok berukuran 6 km x 6 km kemudian dibagi lagi menjadi 400 sub-blok berukuran 300m x 300m yang menjadi ‘spatial unit’ dalam penentuan sampel segmen.

Dimensi (jumlah) sampel ditentukan dengan mengikuti sampel dimensi minimum yang masih dimungkinkan dalam hubungannya dengan keakuratan data yang dapat diterima dalam estimasi pada level kecamatan. Pertimbangan dalam penentuan dimensi sampel terutama merujuk pada kesulitan pelaksanaan survei serta berhubungan dengan kendala-kendala manajemen kegiatan (koordinasi, jumlah Mantri Tani/PPL), biaya dan kesulitan dalam transfer ‘know-how’ teknik survei. Dalam desain operasional ini, dimensi sampel segmen adalah 5% dari luasan kerangka. Dimensi sampel ini juga mengalami penyesuaian dengan pertimbangan koefisien variasi yang akan dicapai, dimensi sampel per strata dan per Kabupaten, dan pengetahuan yang dikuasai tentang kondisi setempat.

Untuk mendapatkan 5% sampel dari luas populasi, paling sedikit 20 segmen/blok harus dipilih dengan memperhatikan jarak ambang untuk menghidari penumpukan sampel dalam daerah tertentu saja. Apabila dalam pengacakan terdapat 2 segmen atau lebih yang bergandengan (berdekatan) satu dengan yang lain, maka hanya satu saja yang diputuskan menjadi sampel segmen. Ambang jarak yang dikenakan dalam penelitian ini adalah minimal 1 km jarak antara satu sampel segmen dengan segmen yang lainya. Adapun model random sampling 5% dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah. Setelah terbentuk sebaran model random sampling, kemudian ditentukan nomor urut dari random sampling tersebut dengan cara diacak, yang bertujuan untuk

(31)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

21

menghindari adanya segmen yang berdekatan mempunyai nomor urut yang berurutan, sehingga ambang jarak dapat dicapai.

Gambar 3.4. Model Random Sampling 5%

Setelah diperoleh model random sampling pada grid 6 km x 6 km maka dilakukan ulangan (replikasi) 20 sampel segmen tersebut untuk setiap blok 6 km x 6 km lainnya.

(32)

22 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Gambar 3.5. Model Random Sampling dan Grid 6 km x 6 km

Gambar 3.6. Stratified Systematic Random Sampling di Jawa Barat

300 m x 300 m

6 km x 6 6km x 6km

(33)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

23

Sebaran replikasi random samping atau stratified random sampling tersebut kemudian ditumpangsusunkan dengan peta kerangka sampel sawah, hal ini dilakukan untuk melihat segmen mana saja yang bertumpangsusun dengan strata-0, yang kemudian akan dieliminir.

Gambar 3.7. Tumpang Susun Stratified Random Sampling dan Kerangka Sawah

3.2.3 Seleksi Sampel segmen dan Identifikasi Segmen

Dari 20 sampel segmen dalam setiap blok tersebut dipilih 4 sampel segmen (atau sesuai prosentase terhadap luas strata sawah) yang memenuhi syarat sebagai berikut: (1) yang posisinya memenuhi ambang jarak (distance

threshold) 1 km (3 grid) atau lebih, dan (2) jatuh pada strata-1, strata-2 atau

(34)

24 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

dalam suatu strata di kecamatan tertentu jumlahnya sedikit, sebagai akibat dari luas strata yang sempit, maka kerangka areal dalam kecamatan tersebut tidak dilakukan pembedaan antara strata-1, strata-2, dan strata-3.

Karena setiap kecamatan harus ada segmen yang mewakili, maka dilakukan perhitungan keterwakilan segmen pada setiap kecamatan dengan cara menghitung luas poligon pada masing-masing strata sedangkan banyaknya segmen adalah luas strata pada kecamatan tersebut dibagi 9 atau Banyaknya segmen = round up (luas poligon sawah)/9). Luas sawah dalam km2

dan angka 9 adalah banyaknya sub segmen dalam sebuah segmen.

Tabel 3.1. Perhitungan Luas Poligon dan Jumlah Segmen yang Mewakili Setiap Strata

KABKOT KECAMATAN id_kec Polygon Sawah (km2)

S e g m e banyaknya segmen S1 S2 S3 S1 S2 S3 jml BOGOR NANGGUNG 3201010 2.1 13.6 2.7 1 2 1 4 BOGOR LEUWILIANG 3201020 6.0 6.2 5.8 1 1 1 3 BOGOR LEUWISADENG 3201021 5.9 1.1 1.6 1 1 1 3 BOGOR PAMIJAHAN 3201030 0.6 12.4 3.0 1 2 1 4 BOGOR CIBUNGBULANG 3201040 6.3 0.3 0.7 1 1 1 3 BOGOR CIAMPEA 3201050 6.2 0 1.4 1 0 1 2 BOGOR TENJOLAYA 3201051 2.8 3.5 1.8 1 1 1 3 BOGOR DRAMAGA 3201060 1.5 0.1 0.5 1 1 1 3 BOGOR CIOMAS 3201070 1.5 0 3.2 1 0 1 2 BOGOR TAMANSARI 3201071 2.1 0.3 4.5 1 1 1 3 BOGOR CIJERUK 3201080 0.5 4.7 10.7 1 1 2 4 BOGOR CIGOMBONG 3201081 2.2 4.0 10.3 1 1 2 4 BOGOR CARINGIN 3201090 4.1 6.1 9.8 1 1 2 4 BOGOR CIAWI 3201100 0.4 4.0 3.2 1 1 1 3 BOGOR CISARUA 3201110 0 3.5 15.3 0 1 2 3 BOGOR MEGAMENDUNG 3201120 0.1 5.2 10.3 1 1 2 4 BOGOR SUKARAJA 3201130 5.3 0 14.5 1 0 2 3

BOGOR BABAKAN MADANG 3201140 3.9 0.7 25.3 1 1 3 5

BOGOR SUKAMAKMUR 3201150 22.7 9.2 11.0 3 2 2 7

(35)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

25

Gambar 3.8. Segmen Terpilih Hasil Seleksi di Jawa Barat

Jumlah keseluruhan sampel segmen di Jawa Barat adalah 2476 segmen. Komposisi banyaknya segmen untuk masing-masing kabupaten sangat bervariasi tergantung luas sawahnya. Kabupaten Indramayu, Subang, dan karawang merupakan kabupaten dengan jumlah segmen strata-1 dan strata-2 terbanyak yang menunjukkan luas sawah yang sangat luas dan juga lumbung padi Jawa Barat.

Titik pengamatan dipilih di setiap sampel segmen secara sistematik dengan jarak dari satu titik ke titik berikutnya adalah 100 m. Dalam satu segmen dibuat grid berukuran 100 m x 100 m, titik-titik pusat grid tersebut merupakan titik-titik pengamatan. Jadi total titik pengamatan dalam satu segmen adalah 9 buah. Titik-titik pengamatan ini yang kemudian secara regular disurvei untuk dilakukan pengamatan terhadap fase-fase pertumbuhan padi.

(36)

26 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Gambar 3.9 mengilustrasikan penyebaran titik-titik pengamatan pada sampel segmen terpilih yang berukuran 300 m x 300 m. Sedangkan jarak antar titik pengamantan adalah 100 m. Untuk mempermudah orientasi dalam pelaksanaan survei lapangan, ditumpangsusunkan antara titik-titik pengamatan dengan foto segmen yang telah direktifikasi. Foto segmen merupakan foto udara atau citra satelit resolusi tinggi yang menggambarkan kenampakan-kenampakan fisik pada segmen tersebut. Kemudian hasilnya dicetak dalam sekala 1:1.500, seperti yang terlihat dalam Gambar 3.9. Kenampakan-kenampakan yang terlihat di foto segmen, seperti jalan, saluran irigasi, pemukiman, jembatan dan lain-lain, dicocokkan dengan kenampakan yang ada di lapangan sehingga akan mempermudah pelaksanaan survei lapangan.

Gambar 3.9. Foto Segmen dan 9 (Sembilan) Titik Pengamatan Untuk memudahkan manajemen data, identifikasi setiap segmen terpilih dilakukan dengan penomoran. Penomoran segmen disesuaikan dengan kode

(37)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

27

provinsi, kode kabupaten, kode kecamatan, dan nomor urut segmen hasil seleksi per kecamatan. Kode provinsi, kode Kabupaten dan kode kecamatan mengacu pada kode yang selama ini dipakai oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Misal dilakukan pengacakan pemilihan sampel untuk daerah Provinsi Jawa Barat, dan jatuh pada Kabupaten Bogor, dan Kecamatan Ciawi maka penomoran sampel segmen dilakukan sebagai berikut:

Kode Provinsi : Pulau Jawa terdiri dari 4 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur (DKI Jakarta tidak dimasukkan). Kode dari BPS untuk Jawa Barat adalah 32. Maka nomor sampel segmen tersebut untuk 2 digit pertama adalah 32 karena terletak di Provinsi Jawa Barat

Kode Kabupaten: Kabupaten Bogor termasuk daerah Provinsi Jawa Barat yang mempunyai kode 01, maka dua digit nomor sampel segmen yang ke-3 dan ke-4t adalah 01

Kode Kecamatan: Kecamatan Ciawi yang terdapat di Kabupaten Bogor mempunyai kode 100, maka tiga digit nomor sampel segmen yang ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 100

Nomor Urut : Nomor acak ini didapat dari nomor urut untuk masing-masing kecamatan. Untuk Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, segmen ini mempunyai nomor urut 2. Dua digit terakhir sampel segmen tersebut adalah 02.

(38)

28 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Setiap segmen terpilih tersebut dibuat dalam tiga peta penunjang untuk membantu para petugas lapangan mengenali segmen tersebut yaitu: (1) Peta Lingkungan Sekitar Segmen, (2) Foto Lingkungan Sekitar Segmen, (3) Foto Segmen beserta Titik Pengamatannya.

3.2.4 Formulasi Matematis untuk ‘Stratified Sampling’ dan Presisinya Dalam pembangunan kerangka sampel area (KSA) diterapkan pengacakan berdasarkan strata (stratified radom sampling). Sedangkan pemilihan sampelnya dilakukan melalui dua tahapan (2-stage sampling), yaitu yang pertama adalah memilih sampel segmen sebagai unit sampel primer (psu: primary sampel unit) berukuran 300 m x 300 m, dan yang berikutnya adalah memilih sampel titik sebagai unit sampel sekunder (ssu: secondary sampel unit) berjumlah 9 titik dalam satu sampel segmen terpilih.

Formulasi penduga (estimator) untuk keperluan estimasi luasan dan pengukuran presisinya adalah sebagai berikut. Jika:

adalah proporsi tanaman pada strata h

adalah proporsi tanaman pada sampel segmen ke-i

h

n

adalah jumlah sampel segmen pada strata h ih adalah sampel segmen ke-i pada strata h

H adalah jumlah strata pada wilayah kecamatan Dh adalah luas wilayah pada strata h

D adalah total luasan kerangka sampel area di seluruh kecamatan Ah Adalah luas tanaman pada strata h

A Adalah total luas tanaman pada seluruh kecamatan

Kemudian akan didapatkan formulasi penduga (estimator) sebagai berikut:

p

h

i

(39)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

29

... (1)

... (2) ... (3)

Tingkat presisi hasil estimasi luas tanaman perlu dihitung varian, standar deviasi, standar eror, dan koefisien variasi. Rumus matematikanya adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui tingkat keragaman data statistik, ukuran yang biasa dipakai adalah varian dan standar deviasi. Rumus matematika varian adalah sebagai berikut:

... (4) Dimana,

Adalah varian pada strata h

Sedangkan untuk mengukur simpangan baku atau standar deviasi terhadap nilai tengah pengukuran dilakukan dengan akar kuadrat dari nilai varian.

... (5)

Selain standar deviasi, kita juga mengenal istilah standard error (SE) atau kesalahan baku. SE merupakan nilai yang mengukur seberapa tepat nilai rata-rata yang kita peroleh. Dengan kata lain, SE menjawab pertanyaanseberapa dekatkah nilai rata-rata sampel segmen dibandingkan dengan rata-rata

nh i i h h

n

p

p

1

1

p

D

A

h

h h

H h h

A

A

1

h h n i h ih h p

p

p

n

1 2 2

1

1

2 h p

2

)

(

h p

STDEV

(40)

30 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

populasi sawah. Nilai SE dapat diketahui dengan perhitungan sederhana berikut:

SE = adalah akar dari nilai varian yang sudah dibagi dengan n.

n

SE

ph 2

... (6)

Selanjutnya coefisien variasi (CV) diukur untuk mengetahui sejauh mana variasi kesalahan baku terhadap nilai tengah yang dinyatakan dalam persen, dengan rumus sebagai berikut:

... (7)

Dalam estimasi luas tanaman padi ini, pembangunan kerangka sampel didasarkan atas strata, yaitu strata-1 (S1) adalah persawahan irigasi, strata-2 (S2) adalah persawahan tadah hujan, dan strata-3 (S3) adalah tegalan. Penghitungan luasan dan pengukuran presisinya juga didasarkan atas strata ini. Penghitungan estimasi luasan seperti yang tercantum sebelumnya, sedangkan presisinya adalah sebagai berikut:

Rata-rata proporsi pada seluruh strata dihitung berdasarkan rumusan sebagai berikut:

... (8)

Varian sampel segmen pada seluruh strata dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: ... (9)

100

(%)

x

p

SE

CV

h

H h h h st

D

p

D

p

1

1

)

(

)

(

1

1 2 2 2 h H h st

D

Var

p

D

(41)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

31

Sedangkan SE dan CV dihitung memakai rumus sebagai berikut: ... (10) ... (11)

n

SE

st st 2

100

(%)

x

p

SE

CV

st st st

(42)
(43)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

33

4.1. Tahap Pelaksanaan Pencacahan

Tahap pelaksanaan kegiatan pencacahan meliputi: 1) Penyiapan Materi/Bahan

- Paket dokumen, terdiri dari: (a) Peta Lingkungan Sekitar, (b) Foto Lingkungan Sekitar, (c) Foto segmen dan titik pengamatan, dan (d) Daftar V2015-KSA

- Buku Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) - Alat Tulis

- Alat komunikasi Handphone (HP) 2) Pelatihan Petugas

Pelatihan petugas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para petugas dalam pelaksanaan kegiatan perolehan data statistik pertanian melalui pendekatan KSA. Materi utama dalam pelatihan petugas adalah teori dan praktek survei lapangan, dimana survei lapangan lebih tinggi bobotnya. Target utama dari pelatihan petugas adalah para petugas mengerti tentang pendekatan KSA, mampu membaca peta dan mampu melaksanakan survei dengan baik dan benar.

3) Survei Lapangan

Maksud dari survei ini adalah untuk mengamati fase pertumbuhan tanaman padi pada segmen tersebut. Dalam pelaksanaan KSA, survei lapangan merupakan bagian yang paling penting karena akan menentukan tingkat

(44)

34 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

keakuratan estimasi dan peramalan produksi padi. Pengamatan segmen dilakukan pada 7 (tujuh) hari terakhir di bulan pengamatan. Tahapan yang harus dilalui oleh petugas dalam pelaksanaan survei adalah:

1. Menentukan posisi petugas pada Peta Lingkungan Sekitar

2. Lihat posisi segmen pada Peta Lingkungan Sekitar. Ada dimana segmen yang dituju? desa apa?, kampung apa? dan tentukan jalan terbaik menuju ke lokasi segmen tersebut!

3. Setelah mendekati posisi segmen gunakan Foto Lingkungan Sekitar untuk menentukan batas-batas segmen. Acuan yang digunakan dalam menentukan batas-batas segmen adalah kenampakan visual yang ada dalam foto lingkungan sekitar, seperti jalan, sungai, saluran irigasi, pemukiman, kebun dan lain-lain.

4. Setelah menentukan batas segmen, mulai melakukan menentukan lokasi dan mengobservasi titik-titik pengamatan dengan bantuan Foto Segmen. Acuan yang digunakan dalam menentukan lokasi titik pengamatan adalah kenampakan visual yang ada dalam foto segmen, seperti galengan dan bentuk petakan, jalan, sungai, saluran irigasi, pemukiman, kebun dan lain-lain.

5. Setiap petugas harus berjalan menyusuri area segmen dan mendatangi setiap titik pengamatan. Setiap titik dimana petugas berdiri diamati fase pertumbuhannya dan dicatat pada Tabel Fase Pertumbuhan Padi yang terdapat di Daftar V2015-KSA.

4) Pengisian Daftar V2015-KSA (Tabel Fase Pertumbuhan, Pengisian Format SMS).

(45)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

35

5) Pengiriman hasil survei melalui layanan pesan singkat (SMS) sesaat setelah pengamatan langsung di lapangan dilakukan.

6) Penyerahan Daftar V2015-KSA kepada PMS.

7) PMS melakukan pemeriksaan hasil pengamatan PCS dengan datang bersama-sama PCS pada segmen terpilih atau datang sendiri setelah PCS menyerahkan dokumen V2015-KSA.

4.2. Tata Tertib Pengisian Daftar

Tata tertib pengisian daftar adalah sebagai berikut:

1) Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam. Tinta dan pensil berwarna tidak boleh digunakan.

2) Kata-kata harus dituliskan dalam huruf balok (huruf cetak) dengan jelas dan tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).

3) Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan-kesalahan didalam pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa. 4) Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipegang

teguh dan tidak boleh diubah.

5) Rahasiakan keterangan yang diperoleh terhadap orang lain yang tidak berkepentingan.

(46)
(47)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

37

Kerangka Sampel Area

Kumpulan sampel area (segmen) dengan ukuran tertentu dalam suatu wilayah administrasi yang mewakili suatu populasi (areal pertanian/sawah). Survei dilakukan langsung terhadap obyek di sampel segmen dan bertujuan untuk mengestimasikan luasan atau produksi pertanian dengan ekstrapolasi dari sampel ke populasi dalam periode yang relatif pendek (rapid estimate). Lihat Gambar 1.

Sampel Segmen atau Segmen

Area/lokasi yang akan dikunjungi dan disurvei memiliki bentuk beraturan (bujursangkar) dengan ukuran 300 meter x 300 meter dan dipilih secara acak. Lokasinya tetap dan tidak boleh dipindah. Nomer untuk masing-masing segmen juga telah ditentukan dan tidak boleh diubah.

DEFINISI DAN PENGENALAN

ISTILAH

TERPILIH

(48)

38 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Gambar 5.1. Ilustrasi Kerangka Sampel Area dan Penyebaran Sampel Segmen

Strata

Strata adalah pembagian lahan sawah menjadi bagian-bagian yang lebih homogen dimana setiap strata lahan sawah terdapat sampel segmen. S-0: strata bukan sawah, S-1: strata sawah irigasi, S-2: strata sawah tadah hujan, dan S-3: strata tegalan.

Paket Dokumen Survei

Merupakan berkas arsip atau dokumen survei yang yang harus dimiliki oleh seorang petugas. Paket dokumen hasil survei terdiri dari : (1) peta lingkungan sekitar berupa peta rupabumi lokasi segmen (2) foto lingkungan sekitar segmen, (3) foto segmen dan titik pengamatan, (4) Daftar V2015-KSA.

(49)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

39

Peta Lingkungan Sekitar Segmen

Peta Rupa Bumi yang berisi plot segmen digunakan sebagai panduan menuju ke lokasi segmen berada (lihat Gambar 5.2). Pada Peta lingkungan sekitar dapat diidentifikasi lokasi pemukiman, sebaran sawah, sungai, jaringan jalan; sehingga dengan keberadaan informasi tersebut dapat menjadi acuan petugas menuju lokasi segmen

Foto Lingkungan Sekitar Segmen (Foto Surround)

Foto area sekitar segmen yang digunakan sebagai panduan untuk menemukan area segmen yang sesungguhnya (lihat Gambar 5.3). Berbeda dengan Peta lingkungan sekitar Foto lingkungan sekitar diperoleh dari Citra Satelit atau Foto udara paling akhir dari area sekitar segmen, sehingga sangat memudahkan petugas dalam mengidentifikasi batas-batas segmen dan objek-objek di sekitar segmen tersebut, seperti perumahan, hutan, sungai dan lain-lain Foto Segmen Beserta Titik Pengamatannya

Foto dari area segmen yang akan dikunjungi untuk disurvei. Petugas akan membawa foto segmen ini untuk memudahkan menemukan lokasi titik-titik pengamatan dalam pengumpulan data fase pertumbuhan padi di lapangan. Segmen berukuran 300m x 300m dibagi menjadi 9 sub-segmen berukuran 100 m x 100 m.

Titik pengamatan adalah titik-titik yang terletak di dalam sampel segmen dan merupakan titik tengah dari sub-segmen. Jadi dalam satu segmen terdapat

(50)

40 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

9 titik pengamatan (lihat Gambar 5.4). Setiap titik pengamatan akan dikunjungi dalam waktu tertentu untuk dicatat fase pertumbuhan padi.

(51)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

41

(52)

42 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

(53)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

43

Kode dan Fase Pertumbuhan Padi

Kode digunakan sebagai pengganti fase pertumbuhan padi untuk memudahkan pengisian Daftar V2015-KSA dan pengiriman data lapangan. Adapun kode sebagai pengganti fase pertumbuhan padi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Kode dan Fase Pertumbuhan Padi

Kode Fase Pertumbuhan Padi

1 Vegetatif awal 2 Vegetatif akhir 3 Generatif 4 Panen 5 Persiapan Lahan 6 Puso

7 Lahan yang ditanami BUKAN PADI

8 BUKAN LAHAN PERTANIAN : hutan,

pemukiman, jalan, tubuh air (danau, sungai, kolam, dll)

(54)

44 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Adapun kenampakan visual dari masing-masing fase pertumbuhan padi adalah sebagai berikut:

Kode Kenampakan Visual Fase Pertumbuhan Padi

1

Vegetatif Awal: Fase tumbuh mulai dari awal tanam sampai anakan maksimum (1-35 hari setelah tanam)

2

Vegetatif Akhir: Fase tumbuh mulai dari anakan maksimum sampai sebelum keluar malai (35-55 hari setelah tanam)

3

Generatif: Fase tumbuh mulai dari keluar malai, pematangan, sampai sebelum panen (55-105 hari setelah tanam)

(55)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

45

Kode Kenampakan Visual Fase Pertumbuhan Padi

4

Panen : Fase pada saat padi sedang atau sudah dipanen

5

Persiapan Lahan: Fase dimana lahan sawah mulai diolah untuk persiapan tanam padi.

6

Puso: Apabila terjadi serangan OPT (organisme pengganggu tumbuhan) atau bencana, sehingga produksi padi kurang 11 % dari normal

(56)

46 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Kode Kenampakan Visual Fase Pertumbuhan Padi

7

Lahan yang ditanami BUKAN PADI: Adalah areal persawahan yang tidak dibudidayakan untuk tanaman padi

8

Bukan Sawah: Apabila titik pengamatan jatuh pada areal bukan persawahan, misalnya hutan, perkebunan, semak, pemukiman, badan air, jalan dan lain-lain

(57)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

47

Pengisian Daftar V2015-KSA diawali dengan pengisian identitas segmen, terdiri dari Nama Kabupaten/Kota, Nama Kecamatan, nomor segmen dan tanggal survei. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian tabel fase pertumbuhan, pengisian format SMS dan mengirimkan ke nomor alamat SMS server. Terakhir, petugas menandatangani kolom tanda tangan dan nama terang.

Pengisian Nama Kabupaten/Kota: Isi nama Kabupaten atau Kota dari lokasi segmen berada.

Pengisian Kecamatan: Isi nama Kecamatan dari lokasi segmen berada

Pengisian Nomor Segmen: Isi nomor segmen sesuai dengan nomor segmen yang tercantum dalam Foto Segmen terdiri dari 9 digit

Pengisian Tanggal Survei: Isi tanggal survei dengan tanggal, bulan dan tahun pada saat dilakukan survei.

Pengisian Tabel Fase Pertumbuhan: Tabel Fase Pertumbuhan berkaitan dengan Foto Segmen, dimana terdapat 9 isian untuk 9 titik pengamatan yang terdiri dari 3 baris dan 3 kolom. Setelah titik pengamatan dikunjungi, diamati fase pertumbuhannya, kemudian catat fase pertumbuhan tersebut menggunakan kode dalam Tabel Fase Pertumbuhan padi. Keterangan kode fase pertumbuhan dapat dilihat pada Daftar V2015-KSA. Contoh pengisian kode fase pertumbuhan adalah sebagai berikut:

(58)

48 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

a. Kode Padi Sawah

Pengisian kode fase pertumbuhan untuk padi sawah hanya menggunakan angka 1 digit, misalnya kode 5 untuk padi sawah dengan fase pertumbuhan pengolahan lahan.

Tabel 5.2 Fase Pertumbuhan Padi Utara A B C Baris-1 Baris-2 Baris-3 Selatan

(59)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

49

Keterangan:

- Pada baris-1 kolom-A diisi angka 3, karena pada titik pengamatan tersebut fase pertumbuhan padi adalah Generatif dengan kode 3

- Pada baris-1 kolom-B diisi angka 2, karena pada titik pengamatan tersebut fase pertumbuhan padi adalah Vegetatif akhir dengan kode 2,

- Pada baris-1 kolom-C diisi angka 3, karena pada titik pengamatan tersebut fase pertumbuhan padi adalah Generatif dengan kode 3

- Pada baris-2 kolom-A diisi angka 4, karena pada titik pengamatan tersebut fase pertumbuhan padi adalah Panen dengan kode 4, dan seterusnya. Pengisian Format SMS

a. Pengisian format SMS terdiri dari pengisian nomor segmen, dan kode fase pertumbuhan. Pengisian kode fase pertumbuhan mengacu pada tabel fase

Tabel 5.3 Fase Pertumbuhan Padi Utara A B C Baris-1 3 2 3 Baris-2 4 4 3 Baris-3 4 3 4 Selatan

(60)

50 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

pertumbuhan padi, dan dilakukan secara berurutan mulai dari baris-1, baris-2, dan baris-3.

Format pengetikan:

No_Segmen <spasi> baris-1<spasi> baris-2 <spasi> baris-3

b. Ketik isian format SMS pada Telepon Genggam dengan format yang benar. c. Mengirim SMS sesuai format ke SMS Server.

Contoh Pengisian Format SMS:

No_Segmen Baris-1 Baris-2 Baris-3

320501002 323 443 434

Ketik : 320501002 323 443 434

Pengisian Tanda Tangan dan Nama Petugas: Tanda tangan dan nama diisi oleh yang melakukan survei

Pengiriman Laporan: Selain mengirimkan laporan survei lewat SMS, petugas juga harus membuat salinan Daftar KSA dan mengirimkan Daftar V2015-KSA yang asli ke Dinas Pertanian Kabupaten, sedangkan salinannya disimpan yang bersangkutan sebagai arsip. Contoh Daftar V2015-KSA yang sudah terisi dan siap untuk dikirim lewat SMS dapat dilihat pada Gambar 14.

Catatan Penting : Jika pengiriman laporan melalui SMS sudah dilakukan, tetapi belum mendapatkan balasan konfirmasi penerimaan dari server, maka pengiriman ulang tidak boleh dilakukan sampai ada balasan dari server.

(61)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

51

Gambar 6.10. Contoh Pengisian Daftar V2015-KSA

V2015-KSA

UJI COBA

SISTEM KERANGKA SAMPEL AREA (KSA) 2015

RAHASIA Bulan Pengamatan: MARET

I. K ETE RA N GA N TE MPA T 101. P r o v i n s i JAWA BARAT 3 2 102. Kabupaten GARUT 0 5 103. Kecamatan CISEWU 0 1 0 104. Nomor Segmen 320501002 3 2 0 5 0 1 0 0 2 II . KET ER AN GA N P ET UG A S PCS PMS

Rincian Mitra Statistik Petugas Dinas Pertanian Kabupaten Pengawas/Pemeriksa

(1) (2) (3) (4)

201. N a m a HARJO AGUS DEDY

202. Tanggal Pelaksanaan 22 MARET 2014 22 MARET 2014 22 MARET 2014

203. Tanda tangan

II I. HA SIL PE NG A MAT AN 301. Fase Keterangan Lahan:

1. Vegetatif Awal 2. Vegetatif Akhir 3. Generatif 4. Panen 5. Pengelolaan Lahan 6. Puso

7. Lahan yang ditanami BUKAN PADI

8. BUKAN LAHAN PERTANIAN (seperti: pemukiman, hutan, jalan, badan air (sungai, danau, kolam))

A B C Baris-1 3 2 3 Baris-2 4 4 3 Baris-3 4 3 4 302. Format SMS

No_Segmen Baris-1 Baris-2 Baris-3 3 2 0 5 0 1 0 0 2 3 2 3 4 4 3 4 3 4

Contoh Pengetikan SMS:

Ketik: No_Segmen <spasi> Baris-1 <spasi> Baris-2 <spasi> Baris-3 Ketik: 320501002 323 443 434

303. Nomor handphone Mitra Statistik : 085726499299

Tabel Pengamatan Fase Padi

Utara Selatan 7 5 2 8 6 4 9 9 2 9 9 0 0 3

(62)
(63)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

53

LAMPIRAN

(64)
(65)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

55

Lampiran 1. Jumlah Sampel Segmen Per Kecamatan menurut Strata Poligon Sawah

Kabupaten: Garut Kecamatan

Polygon Sawah (km2) Banyaknya Segmen

Kode Kecamatan S1 S2 S3 S1 S2 S3 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Cisewu 3205010 0,4 20,4 17,4 1 3 2 6 Caringin 3205011 5,4 6,7 12,8 1 1 2 4 Talegong 3205020 0 18,9 9,6 0 3 2 5 Nungbulang 3205030 7,5 21,1 26,1 1 3 3 7 Mekarmukti 3205031 3,2 6,3 11,2 1 1 2 4 Pamulihan 3205040 0 2,4 5,9 0 1 1 2 Pakenjeng 3205050 2,1 21,2 33,3 1 3 4 8 Cikelet 3205060 7,8 8,3 39,1 1 1 5 7 Pameungpeuk 3205070 9,0 0,9 13,8 1 1 2 4 Cibalong 3205080 2,7 6,1 23,8 1 1 3 5 Cisompet 3205090 1,2 15,0 12,4 1 2 2 5 Peundeuy 3205100 0 7,4 4,0 0 1 1 2 Singajaya 3205110 2,5 10,9 4,4 1 2 1 4 Cihurip 3205111 0 6,0 2,3 0 1 1 2 Cikajang 3205120 0 1,6 25,2 0 1 3 4 Banjarwangi 3205130 0 17,3 9,1 0 2 2 4 Cilawu 3205140 6,1 5,7 6,4 1 1 1 3 Bayongbong 3205150 13,5 0 12,7 2 0 2 4 Cigedug 3205151 1,5 0,0 14,8 1 1 2 4 Cisurupan 3205160 6,7 1,8 29,0 1 1 4 6 Sukaresmi 3205161 5,6 1,7 6,0 1 1 1 3 Samarang 3205170 11,0 0 14,4 2 0 2 4 Pasirwangi 3205171 5,7 1,4 14,7 1 1 2 4 Tarogong Kidul 3205181 10,5 0 0,0 2 0 1 3 Tarogong Kaler 3205182 9,0 0 18,8 2 0 3 5 Garut Kota 3205190 6,1 2,9 0,2 1 1 1 3 Karangpawitan 3205200 12,3 2,3 0,0 2 1 1 4 Wanaraja 3205210 3,2 1,2 6,9 1 1 1 3 Sucinaraja 3205211 0,0 3,1 7,7 1 1 1 3 Pangatikan 3205212 4,1 0,8 6,6 1 1 1 3 Sukawening 3205220 8,3 1,8 4,4 1 1 1 3 Karangtengah 3205221 1,7 1,4 7,2 1 1 1 3 Banyuresmi 3205230 9,4 2,8 14,7 2 1 2 5 Leles 3205240 5,8 4,3 24,3 1 1 3 5 Leuwigoong 3205250 8,6 1,0 3,5 1 1 1 3 Cibatu 3205260 8,3 3,2 3,1 1 1 1 3 Karsamanah 3205261 3,5 1,9 1,6 1 1 1 3 Cibiuk 3205270 4,9 0,3 6,7 1 1 1 3 Kadungora 3205280 12,9 0 3,3 2 0 1 3 Blubur Limbangan 3205290 10,4 5,4 15,4 2 1 2 5 Selaawi 3205300 8,3 0,9 4,8 1 1 1 3 Malangbong 3205310 10,5 7,7 16,0 2 1 2 5

Lampiran 1

(66)

56 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

Lampiran 1. Jumlah Sampel Segmen Per Kecamatan menurut Strata Poligon Sawah (lanjutan)

Kabupaten: Indramayu

Kecamatan

Polygon Sawah (km2) Banyaknya Segmen

Kode Kecamatan S1 S2 S3 S1 S2 S3 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Haurgeulis 3212010 35,4 8,9 0,0 4 1 0 5 Gantar 3212011 35,7 46,0 2,6 4 6 1 11 Kroya 3212020 101,0 0,0 4,7 12 1 1 14 Gabuswetan 3212030 63,9 0 0,8 8 0 1 9 Cikedung 3212040 41,3 0,0 49,4 5 1 6 12 Terisi 3212041 72,8 0,2 12,9 9 1 2 12 Lelea 3212050 47,3 0 2,2 6 0 1 7 Bangodua 3212060 34,8 0 4,2 4 0 1 5 Tukdana 3212061 37,0 0 20,1 5 0 3 8 Widasari 3212070 30,2 0 0,9 4 0 1 5 Kertasemaya 3212080 26,7 0 0,4 3 0 1 4 Sukagumiwang 3212081 22,4 0 1,8 3 0 1 4 Krangkeng 3212090 45,5 0 0,1 6 0 1 7 Karangampel 3212100 21,5 0 0,0 3 0 1 4 Kedokan Bunder 3212101 23,1 0 0,1 3 0 1 4 Juntinyuat 3212110 35,8 0 1,1 4 0 1 5 Sliyeg 3212120 38,7 0 0,9 5 0 1 6 Jatibarang 3212130 26,0 0 1,7 3 0 1 4 Balongan 3212140 20,4 0 0,3 3 0 1 4 Indramayu 3212150 17,4 0 0,7 2 0 1 3 Sindang 3212160 13,8 0 1,2 2 0 1 3 Cantigi 3212161 7,7 0 4,8 1 0 1 2 Pasekan 3212162 6,0 0 0,1 1 0 1 2 Lohbener 3212170 25,0 0 0,9 3 0 1 4 Arahan 3212171 19,6 0 0,1 3 0 1 4 Losarang 3212180 50,0 0 3,4 6 0 1 7 Kandanghaur 3212190 59,0 0 0,4 7 0 1 8 Bongas 3212200 39,1 0 0,3 5 0 1 6 Anjatan 3212210 59,8 0 0,0 7 0 1 8 Sukra 3212220 31,0 0 0,0 4 0 0 4 Patrol 3212221 28,8 0 0,1 4 0 1 5

(67)

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) |

57

Lampiran 2. Kuesioner Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA) 2015 V2015-KSA

UJI COBA

SISTEM KERANGKA SAMPEL AREA (KSA) 2015

RAHASIA Bulan Pengamatan: ... I. K ETE RA N GA N TE MPA T 101. P r o v i n s i JAWA BARAT 3 2 102. Kabupaten 103. Kecamatan 104. Nomor Segmen II . KET ER AN GA N P ET UG A S Rincian PCS PMS

Mitra Statistik Petugas Dinas Pertanian Kabupaten Pengawas/Pemeriksa

(1) (2) (3) (4)

201. N a m a 202. Tanggal Pelaksanaan 203. Tanda tangan

II I. HA SIL PE NG A MAT AN 301. Fase Keterangan Lahan:

1. Vegetatif Awal 2. Vegetatif Akhir 3. Generatif 4. Panen 5. Pengelolaan Lahan 6. Puso

7. Lahan yang ditanami BUKAN PADI

8. BUKAN LAHAN PERTANIAN (seperti: pemukiman, hutan, jalan, badan air (sungai, danau, kolam))

A B C Baris-1 Baris-2 Baris-3 302. Format SMS

No_Segmen Baris-1 Baris-2 Baris-3

Contoh Pengetikan SMS:

Ketik: No_Segmen <spasi> Baris-1 <spasi> Baris-2 <spasi> Baris-3 Ketik: 321714004 323 443 434

303. Nomor handphone Mitra Statistik : ………

Tabel Pengamatan Fase Padi

Utara

Selatan

(68)

58 |

Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Sistem Kerangka Sampel Area (KSA)

(69)
(70)
(71)

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Sistem KSA 2015
Tabel 1.2. Jadwal dan Materi Workshop INNAS
Tabel 1.3. Jadwal dan Materi Pelatihan Petugas
Gambar 3.2. Peta Stratifikasi Sawah Provinsi Jawa Barat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil chi square test diperoleh nilai p value sebesar 0.000 ≤ nilai α (0.05), artinya ada pengaruh kepercayaan dengan komitmen pencegahan tersier pada siswa perokok

Sebagai contoh, bila simpul pada graf merepresentasikan kota dan bobot sisi merepresentasikan jarak antara 2 kota yang mengapitnya, maka algoritma Dijkstra dapat

Untuk melihat apakah penerapan kebijakan office channeling tersebut telah meyebabkan adanya perubahan struktural terhadap peningkatan DPK pada periode penelitian, maka data

Aturan yang dipakai adalah, bahwa suatu batuan akan tersingkap sebagai titik, dimana titik tersebut merupakan perpotongan antara ketinggian (dalam hal ini dapat

 It would be appreciated if the University could advise the Auditor of any special safety requirements whilst the Audit is being conducted. If you have any further queries

1) Penelitian ini terbatas pada teknik Sistem pakar fuzzy dengan fuzzy inferensi system (FIS) metode Mamdani. 2) Defuzzyfikasi yang digunakan adalah LOM (Largest Of

masyarakat sebagai entitas terdekat dengan sumber daya yang diinvestasikan juga perlu dilindungi keamanannya baik dari segi ekonomi, lingkungan dan sosial. Berdasarkan

Perencanaan, Pada siklus I, peneliti mempersiapkan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan