• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN BAHAN BAKU BERBASIS JARINGAN PADA AGROINDUSTRI FARMASI NUNUK ADIARNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN BAHAN BAKU BERBASIS JARINGAN PADA AGROINDUSTRI FARMASI NUNUK ADIARNI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN BAHAN BAKU

BERBASIS JARINGAN PADA AGROINDUSTRI FARMASI

NUNUK ADIARNI

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada

Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Rekayasa Sistem Rantai Pasokan Berbasis Jaringan pada Bahan Baku Agroindustri Farmasi adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing, dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Maret 2007

Nunuk Adiarni P 256 00010

(3)

ABSTRACT

NUNUK ADIARNI. Network-based supply chain system for raw materials of Pharmaceutical Agroindustry. Under the direction of IRAWADI JAMARAN, ANAS M FAUZI, MARIMIN, MACHFUD and RIZAL SJARIEF.

The pharmaceutical agroindustry required a variety of medicinal plants for traditional or herbal products. However, the raw materials’ quality product still not satisfied the industry standard requirement due to weaknesses in processing raw materials and communication between farmers and industry.

The objective of this research was to develop the network-based supply chain system for raw materials of pharmaceutical agroindustry that may increase farmer’s income and sustainably. Under such a system, the farmers as members of the network are expected to gain more benefits than the traditional supply chain.

The network-based supply chain system was structured by connecting farmers, group of farmers and central management of the network. Results of the network structuring by using Interpretative Structural Modelling indicated that the structure and system of the network were considered to be critical elements to integrate the processing chain.

The result of customers’ preference analysis using Quality Function Deployment (QFD) indicated water content and cleanliness of the material as priority aspects and the dominant process that produced such quality should be controlled by members’ of the network.

Conflict analysis within the network organization using Analytical Hierarchy Process (AHP) illustrated that the management of farming business was very potential to trigger conflicts and required continuous solution on guidance and socialization.

Verification of the network proved that farmers would gain increase of income 23.5 % compared with traditional supply chain and members would still received Rp 93,000,-/farmer/year as an additional incentive after 10 % of the margin of the network was reserved. Feasibility analysis showed NPV Rp 2,229,719,300,-, IRR 22.75 %, payback period (month) 7.52.

The network should be operated at 1,581 ton/year and distributed to: Zingiber officinale 46 %, Curcuma xanthorriza 11 %, Curcuma domesticae 15 % and 27 % others herb-medicinal plant of Zingiberaceae familia. Such result would be achieved with the assumption that there would be supported by 620 farmers based on 0.2 ha/farmer.

The Analytical Network Process (ANP) in benefit cost opportunity risk (BCOR) approach was used for validation with respect to the purpose and the result was valid in optimistic condition. Considering the farmers’ weaknesses, the implementation would be proposed under four stages strategy initiated by industry and supported by government. The condition required were the commitment of industry to absorb the supply of herbal plants, presence of the facilitators to facilitate exchange between members and commitment of the members.

Key words : supply chain network, pharmaceutical agroindustry, quality function deployment, analytical hierarchy process, benefit cost opportunity result.

(4)

NUNUK ADIARNI. Rekayasa sistem rantai pasokan bahan baku berbasis jaringan pada agroindustri farmasi. Dibawah bimbingan : IRAWADI JAMARAN, ANAS M FAUZI, MARIMIN, MACHFUD dan RIZAL SJARIEF.

RINGKASAN

Agroindustri farmasi membutuhkan bahan baku tanaman obat dengan jaminan kebenaran jenis, kestabilan dan keseragaman kualitas agar produk yang dihasilkan sesuai klaim khasiat. Keseragaman kualitas dimaksud dapat terwujud, dengan memperhatikan pemilihan bibit, proses penanganan pada saat panen, pascapanen sampai produk jadi.

Rantai pasokan tanaman obat menghadapi permasalahan dimana para aktor bekerja secara sendiri-sendiri dan petani tampak sebagai pihak yang kurang cepat mendapatkan informasi inovasi produk yang dilakukan industri. Keterbatasan petani dalam memenuhi kebutuhan pasokan dan kualitas mendorong agroindustri farmasi membeli dari pedagang pengumpul.

Konsep jaringan merupakan pendekatan manajemen rantai pasokan yang menekankan hubungan anggota secara erat dimana masing-masing berkontribusi sesuai peran yang disepakati dalam integrasi proses secara kesatuan. Masing-masing anggota jaringan bagaikan node yang walaupun terdiri dari individu maupun lembaga yang bebas tetapi dapat menjalin hubungan secara terstruktur.

Tujuan penelitian adalah menghasilkan sistem pasokan bahan baku agroindustri farmasi berbasis jaringan yang mampu meningkatkan pendapatan bagi petani anggota dan hubungan yang berkelanjutan.

Pasokan bahan baku agroindustri farmasi menghadapi kompleksitas permasalahan dengan kerumitan hubungan antar elemen dan perubahan dinamis permintaan dan penawaran bahan baku. Sistem rantai pasokan akan direkayasa agar terdapat integrasi strategis antara petani dan industri dimana petani berlokasi tersebar, berkontribusi sesuai perannya atas dasar saling ketergantungan.

Kerangka pemikiran pembangunan jaringan, diawali dengan mempelajari secara seksama kebutuhan agroindustri farmasi dan kondisi rantai pasokan saat ini. Pendekatan kesisteman dilakukan melalui analisis usaha tani, matriks persyaratan mutu dan analisis elemen jaringan. Keluaran analisis usaha tani adalah kondisi situasional rantai pasokan, atribut mutu dan proses terkait sebagai hasil dari analisis matriks persyaratan mutu serta elemen kunci sebagai hasil analisis elemen jaringan. Setelah struktur jaringan terbentuk kemudian dianalisis konflik dan perhitungan manfaat. Struktur jaringan yang telah dihasilkan kemudian divalidasi menggunakan pendapat pakar dan analisis Analytical Network Process melalui pendekatan benefit, cost, opportunity dan risk (BCOR).

Kebaruan dari disertasi ini adalah hubungan pemasok-pemasok pada rantai pasokan bahan baku agroindustri farmasi yang bergabung melalui jaringan dengan memanfaatkan kelompok sebagai bagian dari tata kelola. Penekanan hubungan yang erat dan saling berbagi kekuatan berlangsung dengan mengoperasikan fungsi yang terdistribusikan pada pusat manajemen jaringan dan anggota.

Penjabaran elemen kunci menggunakan Interpretative Structural Modelling (ISM) menghasilkan sub-elemen struktur dan sistem organisasi dari elemen tujuan. Namun, sub-elemen permodalan dan perkembangan agroindustri farmasi menjadi

(5)

kendala keberhasilan jaringan. Matriks perbandingan aspek proses dan harapan pelanggan menggunakan Quality Function Deployment-QFD menghasilkan proses pengeringan sangat berpengaruh pada atribut mutu kadar air, terutama untuk produk tanaman obat kering.

Konfigurasi jaringan terdiri dari petani, kelompok tani, dan pusat manajemen, yang membagi fungsi sesuai kemampuan masing-masing. Pengaturan dimaksud memperjelas pengintegrasian proses sehingga menempatkan tanggungjawab produksi dan pascapanen berada pada anggota. Dengan demikian upaya menjamin mutu telah dimulai sejak dini dan kendali proses yang berpengaruh terhadap mutu sebagaimana hasil Quality Function Deployment - QFD kemudian menjadi tanggungjawab petani. Pusat manajemen lebih memfokuskan penanganan pemasaran, distribusi dan pelayanan pelanggan.

Validasi terhadap jaringan dilakukan terhadap elemen tujuan jaringan, keterlibatan petani dan perilaku. Validasi tujuan dengan menggunakan metode Benefit Cost Opportunity Risk dari Analitycal Network Process, dinyatakan valid pada kondisi optimistik. Sedangkan validasi menggunakan pendapat pakar dinyatakan valid dengan skala tinggi. Dalam hal validasi keterlibatan petani untuk mematuhi aturan dihasilkan valid pada skala tinggi berdasarkan pendekatan pendapat pakar, tetapi konsistensi perilaku petani dinyatakan berskala sedang.

Hasil verifikasi menunjukkan petani mampu memperoleh peningkatan pendapatan 23,5 % apabila diusahakan secara campuran irisan kering dan segar. Melalui pengelolaan fungsi pemasaran dan pengaturan masukan-keluaran bahan baku, keuntungan jaringan pada tahun kelima akan mencapai 18 % per tahun. Bilamana keuntungan ditahan sebesar 10%, dan sisanya didistribusikan kepada petani maka masing-masing masih akan memperoleh tambahan sebesar Rp 93.000,- per orang per tahun, dan bilamana bahan baku hasil reject dikonversikan menjadi produk serbuk maka masih diperoleh pendapatan tambahan bagi setiap petani sebesar Rp 156.000,- .

Kondisi tersebut tercapai ketika jaringan beroperasi pada kapasitas penjualan 1.581 ton per tahun melibatkan 620 petani bilamana rata-rata petani memiliki lahan 2000 m2 dengan komposisi lahan untuk tanaman jahe 46 %, temulawak 11 %, kunyit 15 % dan sisanya berasal tanaman obat lainnya.

Konflik diantara anggota jaringan mungkin terjadi mengingat perubahan dari petani yang semula mengusahakan tanaman obat secara mandiri menjadi satu kumpulan dalam jaringan. Tiga faktor pemicu konflik berdasarkan hasil Analytical Hierarchy Process berasal dari sumber daya manusia, pengelolaan organisasi dan usaha tani. Alternatif pemecahan konflik dilakukan melalui penyuluhan dan sosialisasi untuk mengatasi pemicu utama yakni pengelolaan usaha tani.

Keberhasilan pengoperasian jaringan memerlukan persyaratan berupa dukungan industri untuk menyerap hasil tanaman obat, peran pemerintah untuk fasilitasi pinjaman modal dan perilaku anggota menjaga komitmen serta integritas. Pengimplementasian jaringan ini dilakukan melalui empat tahapan strategis dengan pemrakarsa yang dipandang tepat berasal dari industri untuk menyelesaikan tahap pertama yakni peletakkan dasar organisasi.

Kata kunci : tanaman obat, jaringan, agroindustri farmasi, kelembagaan, ISM, QFD, AHP.

(6)

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam Bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

(7)

Judul Disertasi : Rekayasa Sistem Rantai Pasokan Bahan Baku Berbasis Jaringan pada Agroindustri Farmasi Nama Mahasiswa : Nunuk Adiarni

Nomor Pokok : P 256 00010

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Irawadi Jamaran Ketua

Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc Anggota Anggota

Dr. Ir. Machfud, MS Prof. Dr. Ir. Rizal Sjarief, DESS Anggota Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Teknologi Industri Pertanian

Dr. Ir. Irawadi Jamaran Prof. Dr. Ir.Khairil Anwar Notodiputro, MS

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pontianak 6 Mei 1958, anak kedua dari pasangan Soenarjo dan Waloejamin. Penulis menempuh pendidikan dasar di beberapa sekolah yakni sekolah dasar katolik susteran Pontianak, SD Strada Tangerang, dan SD Xaverius IV Palembang. Sekolah Menengah Pertama diselesaikan di SMP Katolik Xaverius Palembang dan melanjutkan di SMA Katolik Pendowo Magelang. Pendidikan sarjana ditempuh di jurusan Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjahmada lulus tahun 1981. Pada tahun 1993 penulis melanjutkan studi manajemen program magister manajemen di sekolah Tinggi Manajemen PPM.

Penulis mengawali bekerja sebagai pengajar dan konsultan manajemen di Lembaga PPM pada tahun 1984. Pada tahun 1990, penulis bekerja di PT Berca Indonesia sebagai Training & Development Manager, HRD Manager PT Daya Tata Matra dari tahun 1996 sampai dengan 2002 dan sejak tahun 2003 sebagai Staff Direksi bidang HRD di PT Agung Automall main dealer Toyota. Selain itu juga sebagai pengurus Yayasan Lembaga Uji Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, dan sejak 2005 pengajar di jurusan agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis mendapatkan beasiswa dari AOTS Jepang untuk belajar program for Quality Management di Tokyo, program for Indonesia Enterpreneur di Osaka, dan Small Medium Enterprises di Manila. Memproleh sertifikat Lead Assessor ISO 9001 dari BSI di London tahun 1993. Bersuamikan Ir Bambang Nuryanto, ibu dari Astari Nuryandani, Anindito Nur Rahmandana dan Inggita Arundina.

(9)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan sehingga disertasi ini berhasil diselesaikan. Pencarian fakta di lapangan, kajian konsep dan teori, merupakan pembelajaran atas keilmuan yang multi disiplin yang memberikan wawasan luar biasa.

Terimakasih dan penghargaan setingginya penulis haturkan kepada komisi pembimbing yaitu Dr. Ir Irawadi Jamaran selaku ketua pembimbing, Dr. Ir. Anas M. Fauzi, M.Eng, Prof. Dr. Ir Marimin, M.Sc, Dr. Ir. Machfud, MS dan Prof. Dr. Ir Rizal Sjarief, DESS sebagai anggota, atas motivasi yang tiada henti, dan pengarahan yang mempertajam pemahaman kaidah ilmiah serta tanggung jawab sebagai ilmuwan. Kepada Lala M Kolopaking, Ph.D sebagai penguji luar komisi pada ujian tertutup, Dr. Ir. Nadirman Haska, APU dan Dr.Dedi Mulyadi, M.Si sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka, penulis mengucapkan terima kasih atas kesediaan untuk menguji, dan memberikan masukan.

Rekayasa sistem rantai pasokan bahan baku berbasis jaringan pada agroindustri farmasi diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam ranah keilmuan manajemen rantai pasokan yang menempatkan petani sebagai tokoh penting dalam pengembangan agroindustri farmasi. Pemikiran strategis dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan petani perlu dikedepankan, sehingga rencana besar membangun agroindustri farmasi unggul dan memiliki kemampuan bersaing dapat tercapai.

Disertasi ini diawali dengan latar belakang permasalahan pasokan, tujuan dan ruang lingkup. Guna menarik kajian ilmiah yang relevan, hasil penelitian dari peneliti sebelumnya disajikan pada tinjauan pustaka dalam lingkup rantai pasokan, aliansi strategis, analisis konflik dan kelembagaan. Alat bantu pengolahan data yang dihimpun dari responden petani, pengumpul dan para pihak di industri menggunakan Quality Function Deployment, Intrepretative Structural Modelling, Analytical Hierarchy Process, Analytical Network Process - yang ditinjau dari aspek benefit, cost, opportunity, risk (BCOR) dan analisis kelayakan.

(10)

Keberhasilan menyelesaikan disertasi ini tidak lepas dari jasa baik pimpinan PT Agung Automall main dealer Toyota, Pimpinan Yayasan Lembaga Uji Kompetensi Mandiri yang memberikan kelonggaran waktu, bahkan bantuan materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan hingga tuntas.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada :

1. Para responden pakar yang telah menyediakan waktu untuk menjelaskan mengenai Agroindustri farmasi, mengisi kuisioner dan berdiskusi.

2. Responden perusahaan agroindustri farmasi : PT Air Mancur, PT Phapros Tbk, dan PT Indofarma Tbk serta agroindustri farmasi menengah – kecil di Nguter Sukoharjo yang mengizinkan melakukan observasi dan wawancara dengan para pihak.

3. Para responden petani, pengumpul di beberapa desa.

Penyelesaian disertasi ini merupakan wujud tanggung jawab kepada Ir. Bambang Nuryanto suami penulis yang turut bersusah payah membantu saat proses perkuliahan hingga penelitian. Anak-anakku, Astari Nuryandani, Anindito Nur Rahmandana dan Inggita Arundina yang memudahkan berbagai aktivitas yang penulis lakukan.

Terima kasih disampaikan kepada keluarga di Surakarta yang memperlancar pelaksanaan penelitian dan para pihak yang telah memberikan motivasi tanpa henti.

Bogor, Maret 2007

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis, lahir di Pontianak 6 Mei 1958, anak kedua dari keluarga Soenarjo dan Waloejamin. Kehidupan yang berpindah-pindah di masa kecil memberikan kekayaan wawasan atas budaya masyarakat. Penulis menempuh pendidikan dasar di sekolah katolik ’susteran’ Pontianak, SD Strada Tangerang dan SD Xaverius IV Palembang. Sekolah Menengah Pertama diselesaikan di SMP Katolik Xaverius II Palembang dan SMA ditempuh di SMA Katolik Pendowo Magelang.

Tahun 1977, penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjahmada dan mengambil jurusan Pengolahan Hasil Pertanian, lulus tahun 1981. Tahun 1993 penulis melanjutkan studi manajemen program magister manajemen di Sekolah Tinggi manajemen PPM.

Penulis mengawali bekerja tahun 1984 sebagai pengajar dan konsultan manajemen PPM. Kemudian tahun 1990 menjabat sebagai Training & Development Manager di PT Berca Indonesia, HRD Manager di PT Daya Tata Matra dari tahun 1996 sampai dengan 2002. Sejak tahun 2003, penulis bekerja di main dealer Toyota PT Agung Automall. Selain itu sebagai pengurus Yayasan Lembaga Uji Kompetensi menangani uji kompetensi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri dan tahun 2005, sebagai pengajar pada jurusan agribisnis - Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Penulis mendapatkan beasiswa dari AOTS Jepang untuk belajar program for Quality Management di Tokyo, program for Indonesia Entrepreneur di Osaka, dan Small Medium Entreprises di Manila. Memperoleh sertifikat Lead Assessor ISO 9000 dari BSI di London tahun 1993. Bersuamikan Ir. Bambang Nuryanto, Ibu dari Astari Nuryandani, Anindito Nur Rahmandana dan Inggita Arundina.

(12)

v

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x DAFTAR ISTILAH ... xi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 5 1.3. Ruang Lingkup ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agroindustri Farmasi ... 6 2.2. Rantai Pasokan ...21 2.3. Konflik ...30 2.4. Kelembagaan ...32 2.5. Resiko Petani ...35 2.6. Penelitian Terdahulu ...37

III. LANDASAN TEORITIS 3.1. Quality Function Deployment (QFD) ...39

3.2. Intrepretative Structural Modelling (ISM ) ...44

3.3. Analytical Hierarchy Process (AHP) ...46

3.4. Analytical Network Process (ANP) ...50

3.5. Penilaian Investasi ...52

IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran ...55

4.2. Pendekatan Sistem ...60

4.3. Tata Laksana Penelitian ...61

V. Analisis Situasi Tanaman Obat 5.1. Bahan Baku Tanaman Obat ...67

5.2. Kondisi Usaha Tani...69

5.3. Pergerakkan Harga Tanaman Obat ...75

(13)

v

5.5. Pedagang Pengumpul ...79

5.6. Agroindustri Farmasi ...84

5.7. Identifikasi Resiko ...87

VI. REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN 6.1. Aliran Bahan Baku ...94

6.2. Analisis Kualitas dan Eleme n Kunci Jaringan ...95

6.3. Struktur Rantai Pasokan Berbasis jaringan ...117

VII. RANCANGAN IMPLEMENTASI 7.1. Tahapan Strategis Pembangunan Jaringan ...133

7.2. Kepemilikan Jaringan ...143

7.3. Persyaratan Impelementasi ...144

7.4. Kekuatan dan Keterbatasan jaringan ...147

VIII. VALIDASI DAN VERIFIKASI SISTEM 8.1. Validasi ...150

8.2. Verifikasi ...153

8.3. Manfaat untuk Petani ...166

8.4. Manfaat untuk Masyarakat ...168

8.5. Manfaat untuk Industri ...168

8.6. Analisis Konflik ...169

8.7. Analisis Manfaat menggunakan BCOR ...174

8.8. Implikasi Kebijakan ...175

IX. KESIMPULAN dan SARAN 9.1. Kesimpulan ...177

9.2. Saran ...178

DAFTAR PUSTAKA ...179

(14)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman 1 - Data IOT dan IKOT 2002 ... 9

2 - Urutan pemakaian bahan baku yang banyak digunakan di 8 IOT...13

3 - Kebutuhan tanaman obat IOT dan IKOT tahun 2000-2002 ...14

4 - Produksi tanaman obat tahun 2000 – 2002 ...14

5 - Transisi dari hubungan vertikal hingga jaringan ...27

6 - Tinjauan teori jaringan menurut peneliti terdahulu ...29

7 - Skala banding berpasangan pada AHP ...48

8 - Analisis kebutuhan para aktor pada rantai pasokan ...61

9 - Biaya dan hasil produksi per hektar ...78

10 - Permasalahan petani ...79

11 - Aspek pengadaan bahan baku industri ...86

12 - Kandungan tanaman obat pada jamu ...87

13 - Proses, resiko dan tanggungan biaya pada rantai pasokan ...91

14 - Bentuk pengendalian vertikal ...92

15 - Aliran bahan baku pada rantai pasokan ...94

16 - Elemen tujuan...99

17 - Hasil reachability matrix final elemen tujuan ...100

18 - Hasil reachability matrix final elemen kendala ...106

19 - Hasil reachability matrix final elemen aktivitas ...110

20 - Hasil reachability matriks final perubahan yang dimungkinkan ...114

(15)

vii

21 - Analisis faktor penghambat dan pendorong keterlibatan petani ...128

22 - Fungsi pusat manajemen jaringan ...129

23 - Hasil agregasi pendapat pakar atas sub-elemen validasi ...152

24 - Asumsi penggunaan bibit, pupuk, buruh dan biaya ...154

25 - Asumsi analisis usaha tani ...155

26 - Skenario asumsi analisis usaha jaringan ...160

27 - Hasil analisis kelayakan usaha jaringan dan analisis sensitivitas ...161

28 - Hasil perhitungan nilai tambah tanaman obat jenis kering dan segar ...164

29 - Analisis konsistensi AHP ...173

(16)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 - Skema aliran pasokan bahan baku ...12

2 - Skema bahan baku menjadi irisan kering .. ...17

3 - Kerangka manajemen rantai pasokan ...26

4 - Rumah mutu .. ...42

5 - Struktur hirarki AHP .. ...49

6 - Ketergantungan antar elemen dalam ANP .. ...51

7 - Kerangka pemikiran penelitian ...56

8 – Tahapan penelitian ...59

9 - Peta lo kasi penelitian .. ...62

10 - Alur proses penanganan bahan baku .. ...69

11 - Kondisi harga temulawak di lapangan ...76

12 - Kondisi harga jahe di lapangan ...77

13 - Aktor pada rantai pasokan tanaman obat ...82

14 - Hasil final matriks rumah kualitas – QFD ...98

15 - Struktur hirarki dari elemen tujuan ...101

16 - Matriks DP -D elemen tujuan .. ...101

17 - Struktur hirarki kendala.. ...107

18 - Matriks DP -D elemen kendala .. ...107

(17)

ix

20 -Matriks DP -D untuk elemen aktivitas .. ...112

21 - Struktur hirarki elemen perubahan .. ...115

22 - Matriks DP -D perubahan yang diinginkan ...116

23 – Struktur jaringan .. ...118

24 – Mekanisme pengendalian ...125

25 - Empat tahapan strategis pembangunan jaringan .. ...132

26 - Penerimaan petani anggota jaringan .. ...134

27 - Skema pengambilan keputusan jaringan ...140

28 - Kegiatan operasi pusat manajemen jaringan ...142

29 - Biaya usaha tani tanaman obat ...156

30 - Harga tanaman obat dijual ke jaringan ...157

31 - Keuntungan jaringan selama 5 tahun ...163

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Asumsi biaya jaringan ... 188

2. Proporsi bahan baku dari target nasional ... 189

3. Penetapan komposisi penjualan tanaman obat ... 190

4. Target penyaluran ... 191

5. Harga bahan baku segar ... 192

6. Biaya pembelian bahan baku jaringan ... 193

7. Pembiayaan teknis jaringan ... 194

8. Biaya sewa dan investasi ... 195

9. Perkiraan arus kas jaringan ... 196

10. Target penyaluran bahan baku perhitungan BEP ... 197

11. Harga Jual Bahan Baku ... 198

12. Pembiayaan teknis jaringan posisi BEP ... 199

13. Penjualan tanaman obat posisi BEP ... 200

14. Perkiraan arus kas posisi BEP ... 201

15. Manfaat Jaringan bagi masyarakat ... 202

16. Manfaat Jaringan bagi masyarakat kondisi BEP ... 203

17. Permasalahan petani ... 204

18. Pengendalian vertikal industri terhadap pemasok ... 205

(19)

DAFTAR ISTILAH

Agroindustri

Didefinisikan sebagai industri yang mengolah hasil pertanian menjadi barang lain bernilai tambah lebih tinggi melalui kemampuan teknologi yang melibatkan aspek fisik, kimia maupun biologi. Boleh dikatakan agroindustri sebagai revolusi nilai tambah yang menyempurnakan keberhasilan di bidang pertanian. Kegiatan agroindustri dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu daur singkat dan daur panjang. Konsep agroindustri mensimbiosakan dua bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan proses produksi dan manajemen.

Agroindustri farmasi

Industri yang menggunakan bahan baku tanaman obat bagi keperluan produk untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan. Departemen Kesehatan menyebutkan sebagai Industri Obat Tradisional.

Analytical Hierarhcy Process

Proses hierarki analitik diajukan oleh Profesor Thomas L.Saaty yang merupakan model pengambilan keputusan yang mampu memecahkan persoalan kompleks secara kuantitatif. Tujuannya adalah memodelkan problem yang tidak berstruktur. Tiga unsur dalam AHP adalah menggambarkan dan menguraikan secara hierarkis yaitu memecah persoalan menjadi unsur terpisah-pisah. Kemudian pembedaan prioritas dan sintesis dan dilanjutkan dengan konsistensi logis untuk menjamin bahwa semua elemen telah dikelompokka n dan diperingkatkan secara konsisten sesuai kriteria yang logis.

Analytical Network Process

Merupakan metode pemecahan masalah tidak berstruktur dan membutuhkan ketergantungan hubungan antar elemennya. Konsep ini dikembangkan dari teori AHP dimana tidak membutuhkan level khusus sebagaimana dalam hierarki. Dengan konsep hubungan yang saling mempengaruhi antar elemen digunakan sebagai sarana memprediksi dengan memasukkan interaksi dan kekuatan relatif untuk pemecahan masalah. Hubungan ketergantungan antar elemen ditandai dengan anak panah bolak-balik. Hubungan saling ketergantungan pada level yang sama ditunjukkan dengan sebuah loop. Bentuk interaksi ketergantungan antar elemen pada masing- masing level ini diturunkan menjadi supermatrik.

(20)

BCOR

Pengambilan keputusan dipertimbangkan dari sisi menguntungkan dan merugikan. Pertimbangan menguntungkan ini disebut sebagai manfaat (benefit – B), pertimbangan merugikan ditinjau dari sisi biaya (cost – C). Saaty, melengkapi pendekatan pengambilan keputusan menggunakan ANP, dengan memperhatikan peluang (opportunity – O) dan hal- hal yang menuju akibat negatif sebagai resiko (risk – R). Sintesa dari manfaat, biaya, kesempatan dan resiko menjadi kesimpulan akhir pengambilan keputusan (BCOR).

Fitofarmaka

Produk yang harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat harus dibuktikan secara uji klinik, telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.

Herbal terstandardisir

Produk yang berasal dari bahan atau ramuan bahan tumbuhan, hewan, mineral, yang harus memenuhi kriteria aman, klaim khasiat yang dibuktikan secara ilmiah/ praklinik, telah dilakukan standarisasi bahan baku yang digunakan dalam produk jadi danmemenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Intrepretative Structural Modelling

Adalah proses pengkajian kelompok guna memotret perihal komples suatu sistem. Secara metodologi dan teknik, ISM dibagi dua bagian yakni penyusunan hirarki dan klasifikasi sub-elemen. Prinsip dasar adalah identifikasi struktur di dalam suatu sistem yang memberikan nilai manfaat tinggi dan untuk pengambilan keputusan lebih baik.

Jamu

Bentuk sediaan masih sederhana, berwujud serbuk seduhan, dan bahan rajangan dengan sejumlah kegunaan yang sepenuhnya menggunakan istilah- istilah tradisional. Produk jamu berasal dari resep tradisional dan tidak mengikuti standar ilmiah, sehingga terfragmentasi sangat lebar dengan kandungan tanaman obat dan klaim yang bervariasi. Klaim kegunaan sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan pengalaman empiris.

Quality Function Deployment

QFD dikembangkan di Jepang oleh Mitsubishi’s Kobe Shipyard dan diadopsi oleh Toyota tahun 1978. Merupakan format terstruktur yang menerjemahkan persyaratan nilai pelanggan ke dalam karakteristik produk dan jasa spesifik dan

(21)

pada akhirnya ke dalam proses dan sistem yang memberikan produk dan jasa benilai tersebut. Dengan kata lain tujuan QFD adalah menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam persyaratan teknis dan menset prioritas. Terlebih dulu, pada rumah mutu QFD d iterjemahkan kebutuhan pelanggan yang diletakkan pada lajur kiri kolom, kemudian menerjemahkan serangkaian proses yang dibutuhkan, selanjutnya dilakukan hubungan berpasangan antara fitur persyaratan mutu dan proses untuk dilihat mana proses yang berpengaruh kuat atas fitur dimaksud.

Rantai pasokan

Merupakan pergerakan fisik bahan baku atau produk, aliran informasi, pergerakan uang, penciptaan dan penjabaran modal intelektual. Rantai pasokan tidak sama dengan istilah logistik karena di dalamnya akan termasuk fungsi pembelian, produksi, pemasaran, keuangan, perekayasaan dan aktivitas pengendalian.

Rantai pasokan berbasis jaringan

Menunjukkan alur berstruktur dari obyek yang dipertukarkan sebagai ganti aliran bebas dengan dasar ketergantungan yang diakui dan wujud keikatan bersama. Analogi dari basis jaringan sebagaimana sel dalam organisme hidup yang dapat beraktivitas sendiri untuk memenuhi kebutuhan tetapi dengan bertindak dalam kesatuan dapat menghasilkan fungsi yang lebih kompleks. Membangun kekuatan jaringan strategik memerlukan berbagi teknologi, manfaat, pengembangan dan kepemilikan di dalam jaringan. Uraian terperinci terdapat pada tinjauan pustaka.

Simplisia

Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolaha n apapun juga dan kecuali dinyatakan lain. Simplisia dapat berasal dari nabati, hewani, pelikan atau mineral.

Simplisia nabati

Simplisia tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara sponta n keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya.

Referensi

Dokumen terkait

Dimensi Customer Relationship, komunitas virtual yang dikembangkan dalam sebuah website dapat dianggap sebagai organisasi sosial secara online untuk memfasilitasi

Sebagai contoh jika y adalah panen jagung dalam satuan bu/acre dan x adalah penggunaan pupuk N dalam pound per acre; atau jika panen jagung dihitung dalam liter per

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen self assessment and peer assessment untuk menilai sikap ilmiah dan keterampilan proses dalam pembelajaran sains dengan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kebiasaan berpikir matematik antara siswa

Dalam identifikasi dan perumusan pengelolaan angin pada bentuk dasar, setelah proses petama dilakukan, maka data yang berupa parameter diaplikasikan menggunakan

Sedangkan model analisis regresi logistik berganda digunakan untuk melihat lebih jauh mengenai faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan bidang usaha dengan jalan

VIII observasi kelima menunjukan bahwa dari 8 aspek yang diamati oleh penulis, guru hanya melakukan 8 aspek saja dengan presentase sebesar 100%, yaitu

dan penyelenggaraan negara. Oleh karena itu negara seharusnya sesuai dengan nilai- nilai yang berasal dari Tuhan terutama hu- kum serta moral dalam kehidupan negara. Asas