• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah tugas utama peserta didik. Para ahli mengemukakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah tugas utama peserta didik. Para ahli mengemukakan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah tugas utama peserta didik. Para ahli mengemukakan pengertian belajar dapat didefisinikan sebagai tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dengan kata lain tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan,

kebiasaan ataupun sikap.1

Selain itu, belajar juga merupakan langkah awal seorang karena dengan belajar seseorang bisa memilih mana yang baik untuk dikerjakan dan mana yang buruk untuk ditinggalkan.

Oleh karena itu, belajar memerlukan perhatian yang serius dari pada pendidik, sebab di tangan pendidik belajar akan terlaksana dan dapat berhasil, akan tetapi proses belajar tidak akan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan, apabila tidak didukung oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa.

Namun dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tidak selamanya dapat berjalan dengan baik, hal ini disebabkan

1 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),

(2)

faktor-faktor yang mempengaruhi di dalamnya, baik faktor dalam diri siswa maupun yang datang dari luar diri siswa yang menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa. Kesulitan belajar siswa tidak hanya dialami pada pelajaran-pelajaran yang bersifat umum saja, namun juga pelajaran

yang bersifat religius, khususnya bahasa Arab.2

Bahasa adalah alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan manusia dalam sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu. Adapun bahasa arab merupakan bahasa yang istimewa di dunia seperti kita ketahui, bahwasanya bahasa Arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban, melainkan juga sebagai bahasa persatuan umat islam di dunia, bahasa Arab adalah selain merupakan bahasa Al-Qura’n (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam) yang memiliki uslub yang bermutu juga memiliki sastra yang sangat mengagungkan manusia. Menurut Abdul Alim Ibrahim bahwa bahasa arab merupakan bahasa orang arab dan sekaligus juga

merupakan bahasa Islam.3 Realitas bahasa dalam kehidupan ini semakin

menambah kuatnya eksistensi manusia sebagai makhluk yang berbudaya

dan beragama.4

Meskipun Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an bukan berarti Al- Qura’n tersebut diturunkan untuk bangsa arab saja, melainkan

2

Ahmad Muhtadi Anshori, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-Metodenya, (Yogyakarta:TERAS, 2009), hlm.6.

3 Arsad, Azhar, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, ( Yogyakarta, Pustaka

Pelajar, 2003), hlm.7.

4 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab ( Bandung: PT. Remaja

(3)

untuk seluruh bangsa di seluruh dunia. Di karenakan bahasa tersebut di sesuaikan dengan tingkat kemampuan bangsa diseluruh dunia guna untuk memahaminya sebagai nama dalam firman Allah Swt QS. Ibrahim :4

ْمَُلَ َّيَّ بُيِل ِهِموَق ِناَسِلِب ّلاِإ ٍلوُسّر ْنِم اَنْلَسْرَأ اَمَو

ىدهَيَو ُءاَشَي ْنَم للها ُّلِضُيَ ف

ُءاَشّي ْنَم

ُميكَْلْا ُزيزَعلا َوُهَو



Artinya : “ Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk ke pada siapa yang dia kehendaki. Dia yang

Maha perkasa, Maha bijaksana.5

Mata pelajaran bahasa Arab bertujuan untuk mengembangkan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa tersebut, dalam bentuk lisan dan tulisan, memanfaatkan bahasa Arab untuk menjadi alat utama belajar,

khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam dan

mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Ruang lingkup pelajaran bahasa Arab ini meliputi: kemampuan berkomunikasi yang meliputi

5

(4)

mendengarkan ( istima’), berbicara ( kalam), membaca (Qira’ah) dan

menulis (kitabah) dan kemampuan gramatika (nahwu shorof).6

Sekolah Menengah Pertama Islam Wonopringgo adalah SMP Swasta Islam yang bernaung di Yayasan atau komplek YMI Wonopringgo, dan mata pelajaran bahasa Arab termasuk mata pelajaran mulok (muatan lokal).

Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Islam YMI Wonopringgo ini adalah pembelajaran yang memungkinkan para siswa menguasai empat ketrampilan berbahasa (al-Istima’, al-kalam, al-Qira’ah, al-kitabah) secara proporsional. Hal ini dikarenakan bahasa Arab sekedar berfungsi pasif, yaitu sebagai media untuk memahami (al-fahm) apa yang dapat didengar, berita, teks, bacaan dan wacana, tapi juga berfungsi aktif, yaitu memahamkan (al-ifham) orang lain melalui komunikasi lisan dan tulisan.

Dari ke-empat ketrampilan tersebut penulis akan memfokuskan pembahasan pada maharah al-kitabah. Maharah al-kitabah (ketrampilan menulis) sangat penting dalam mengajarkan suatu bahasa, karena ia sebagai alat perekam antar siswa, jiwa dan pikiran. Dengan kata lain menulis itu bertujuan untuk meresapkan kata-kata dan kalimat kedalam jiwa anak sewaktu menulis, ini disebabkan secara psikologis suatu pengajaran akan lebih efektif bila mana disertai penggunaan indra lebih banyak. Ketika anak menulis, perhatiannya pada bentuk tulisan ikut aktif,

6

Khairuddin, dkk. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di

(5)

bahkan kadang-kadang lidahnya pun ikut mengucapkan. Dengan demikian

kalimat itu akan lebih melekat dalam jiwanya.7

Fokus penelitian pada maharah al-kitabah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran maharah al-kitabah, apa problematika yang dihadapi oleh siswa dan solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi problem tersebut. Hal yang terpenting harus dikuasai terlebih dahulu dalam kemahiran menulis adalah mengenal dan

memahami prinsip-prinsip menulis.8 Ingatlah bahwa cara penulis yang

baik dan benar merupakan contoh yang benar dan baik pula bagi pelajar.9

Dalam pembelajaran bahasa arab di SMP Islam YMI Wonopringgo pada siswa kelas VII dalam ketrampilan menulis adalah:

1. Imla’

Imla’ bertujuan mengembangkan ketrampilan siswa dalam mengamati kata-kata atau kalimat atau teks yang tertulis untuk dipindahkan atau disalin ke dalam buku mereka. Setelah itu, siswa dilatih untuk memindahkan atau menyalin hasil pendengar mereka.

Contoh: guru mendektekan kalimat

ُدَوْسَا ُهُن ْوَل ُمَلَقْلَا

pada kalimat tersebut anak-anak menulis kata

دوسا

nulisnya

ُد

ْي

َوث

َا

.

7

Busyairi Majidi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Sumbangsih Offset,1954), hlm.6.

8

Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Humaniora,2007), hlm.157.

9

(6)

Pada kata

يِل ْصَف

siswa menulisnya

ْي ُلْسَف

.

َةَر ْوُّبَّسلا ْحَسْمِا

pada kata

ةروّبّسلا

siswa menulisnya

تروّبّسلا.

Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab kelas VII Ibu Kholida Ziah, S.Pd.I di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan, diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam maharah al-kitabah banyak mengalami kendala atau permasalahan dalam prakteknya. Masalah yang timbul adalah siswa kelas VII kesulitan untuk menulis Arab bila tidak mencontoh, menyambung, mengharokati dan menulis huruf Arab yang berada di awal, di tengah dan di akhir. Kesulitan ini dikarenakan

perbedaan latar belakang pendidikan sebelumnya.10 Kebanyakan siswa di

SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan merupakan lulusan dari SD, yang tidak mendapatkan mata pelajaran bahasa Arab, oleh karena itu banyak kendala yang dihadapi guru bahasa Arab untuk mengajarkan pelajaran tersebut. Salah satunya yang menjadi kendala yaitu siswa sulit menulis saat guru mendekte suatu materi yang diajarkan, itu dikarenakan rata-rata siswa belum mampu menulis huruf-huruf arab dengan baik dan benar, karena kurangnya pengenalan huruf arab sebelumnya, kurang latihan, kemampuan serta kemauan mereka untuk belajar bahasa Arab khususnya dalam belajar kitabah sehingga perhatian mereka terhadap

10 Kholida Ziah, Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab SMP Islam Wonopringgo Pekalongan,

(7)

bahasa Arab jadi kurang. Hal inilah yang kemudian menjadi persoalan pembelajaran kitabah dalam bahasa Arab.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin meneliti tentang Prolematika Pembelajaran Maharah Al –Kitabah di SMP ISLAM YMI Wonopringgo Pekalongan. Adapun alasan-alasan penulis memilih judul adalah sebagai berikut:

1. Maharah Al-kitabah merupakan pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam menulis.

2. Banyaknya peserta didik mengalami kesulitan dalam menulis huruf Arab mencontoh, menyambung dan mengharokati.

3. SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran maharah al-kitabah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran maharah al-kitabah di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan?

2. Bagaimana problematika yang dihadapi siswa di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan dan solusi yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi problem tersebut?

Agar lebih mudah dalam memahami dan menjaga agar tidak terjadi kesalah pahaman bagi para pembaca dan menginter pretasikan judul

(8)

penelitian ini. Maka dipandang perlu untuk menjelaskan arti dan memberikan beberapa penegasan istilah sebagai berikut:

1. Problematika

Problematika berasal dari kata “problem” yang mempunyai arti persoalan atau permasalahan. Problematika adalah hal yang menimbulkan masalah, atau hal yang belum dapat dipecahkan

permasalahannya. 11

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar

sehingga tercapai tujuan pendidikan.12

3. Maharah Al-Kitabah

Menulis merupakn kegiatan komunikasi yang dilakukan tanpa didukung oleh tekanan suara, nada, mimik, gerak-gerik dan tanpa

situasi seperti yang terjadi pada kegiatan komunikasi lisan.13

Dalam penelitian ini yang dimaksud bahasa Arab adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan yang menekankan pada ketrampilan menulis.

11Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Balai Pustaka, 1993), hlm.701.

12M.Khalilullah,Media Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: AswajaPressindo, 2013),

hlm. 3.

13

Aziz Fakhrurozi dan Erta Maryudin, Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kemenag RI, 2012), hlm.349.

(9)

Adapun pembatasan masalah dari judul ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran maharah al-kitabah, karena dalam proses pembelajaran maharah al-kitabah dalam pelaksanaannya banayak siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis huruf Arab, mencontoh, menyambung dan mengharokati, serta problematika yang dihadapi siswa dalam pembelajaran maharah al-kitabah dan solusi untuk menghadapi problem tersebut. Peneletian ini difokuskan pada siswa kelas VII C dan VII D SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan tahun 2016/2017.

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian ilmiah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai, adapun yang di inginkan oleh penulis dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pelaksanan pembelajaran maharah al-kitabah di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan.

2. Untuk mengetahui problematika pembelajaran maharah al-kitabah di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan dan solusi untuk mengatasi problem tersebut.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: a. Secara Teoritis

(10)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian dan bahan pengembangan ilmu pendidikan dalam mengatasi problematika pembelajaran bahasa Arab dengan maharah al-kitabah pada siswa kelas tujuh di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan.

b. Secara Praktis

1. Bagi lembaga yang diteliti dapat menjadi masukan bagi penyelenggara lembaga pendidikan/sekolah dan guru-guru pada tingkat kelas tujuh dapat memberikan solusi dalam mengatasi problematika menulis pada siswa didiknya.

2. Sebagai salah satu syarat karya ilmiah guna melengkapi persyaratan

memperoleh gelar sarjasa strata satu (SI) yaitu sarjana pendidikan

Islam (S.Pd.I) pada jurusan tarbiyah PBA STAIN Pekalongan. 3. Memberikan informasi tertulis bagi mahasiswa yang akan

melaksanakan penelitian selanjutnya.

E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teori

Problematika pengajaran bahasa Arab di sini adalah persoalan-persoalan atau permasalahan dalam proses belajar mengajar bahasa Arab.

Di Indonesia bahasa Arab tidaklah asing dalam kehidupan ummat Islam sejak dahulu kala, karena motif keagamaan merupakan alasan yang paling mendasar dalam mempelajarinya. Oleh karena itu

(11)

studi bahasa Arab dan Islam di Indonesia, hampir merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dan kenyataanya memang menunjukkan bahwa kedua bidang studi hampir bersamaan. Bahasa Arab dikenal di Indonesia sama dengan di kenalnya agama Islam. Namun bahasa Arab tetaplah bahasa Asing bagi bangsa Indonesia, jadi dalam belajar

mengajar bahasa Arab terdapat kesulitan dan permasalahan.14

Di antara ketrampilan-ketrampilan berbahasa, ketrampilan menulis adalah ketrampilan tertinggi dari empat ketrampilan berbahasa. Menulis merupakan salah satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan lainnya yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Pembelajaran menulis terpusat pada tiga hal, yaitu: a. Kemampuan menulis dengan tulisan yang benar

b. Memperbaiki Khoth

c. Kemapuan mengungkapkan fikiran secara jelas dan detail.15

Pembelajaran bahasa Arab adalah suatu proses pembentukan kebiasaan atau pembiasaan. Dalam pembelajaran bahasa, ada tiga istilah yang harus dipahami lebih dahulu dalam rangka usaha untuk mencari kemungkinan perbaikan cara mengajar bahasa Arab sehingga hasil yang ingin dicapai dapat maksimal. Ketiga istilah tersebut adalah pendekatan, metode dan teknik. Pendekatan, metode dan teknik mempunyai hubungan yang hierarkis yaitu, teknik merupakan

14Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab & Bahasa Indonesia (Telaah terhadap

Fonetik dan Marfologi),(Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru,2004), hlm.40-41.

15

Abdul Hamid, Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan, metode, strategi, materi dan

(12)

penjabaran dari metode, dan metode merupakan penjabaran dari

pendekatan.16

2. Penelitian terdahulu

Penelitian tentang pembelajaran bahasa Arab dengan maharah menulis bahasa Arab tidak banyak ditemukan. Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain:

a. Penelitian yang ditulis oleh Dwi Noviana dalam skripsi yang

berjudul Problematika Pembelajaran Maharah al-kitabah di Kelas

V MIN Tempel Tahun Ajaran 2011-2012, menyatakan bahwa hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa problematika pembelajaran

Maharah al-Kitabah terdiri dari problematika linguistik,

problematika metodologi dan sosiologis.17

b. Penelitian yang ditulis oleh Tho’atil Khusna dalam skipsi yang

berjudul Problematika Penerjemahan Bahasa Arab Ke Dalam

Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas X Di SMA Islam Pekalongan,

menyatakan bahwa dalam proses pelaksanaan penerjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia bagi siswa kelas X di SMA Islam Pekalongan berjalan dengan efektif, walaupun terdapat beberapa kendala didalamnya. Problematika tersebut terbagi menjadi dua, yaitu problematika linguistik dan non linguistik. Adapun problem linguistik siswa yaitu kurangnya penguasaan kosa kata bahasa

16

Ahmad Izzan, Op. Cit., hlm. 77-78.

17

Dwi Noviana, Problematika Pembelajaran Maharah al-Kitabah di Kelas V MIN Tempel

Tahun 2011-2012,

http://digilib.uinsuka.ac.id/7605/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, hlm. 11, diakses pada tanggal 2 September 2015. Pada jam 10.40.

(13)

Arab, siswa kesulitan dalam menyusun kalimat, dan siswa belum memahami kedudukan dalam bahasa Arab (qawa’id). Sedangkan problem non linguistik siswa yaitu adanya perbedaan latar belakang pendidikan siswa sebelum masuk SMA Islam Pekalongan,

kurangnya sarana kamus bahasa Arab Indonesia.18

c. Penelitian yang ditulis oleh Agus Rohmadi dengan judul Problematika Imla’ dalam Pengajaran Bahasa Arab pada Peserta didik Kelas VIII MTsN Wonokromo, menyatakan bahwa siswa

kelas VIII MTsN Wonokromo menghadapi problem dalam menulis imla’. Adapun faktor penyebabnya adalah siswa kurang terbiasa dengan menulis imla’ karena pelajaran imla’ kurang mendapat perhatian khusus dari pihak mengajar, faktor dari guru yaitu ketika membacakan kata yang di imla’ kurang fasih makhrojnya dan dengan ejaan yang agak cepat, siswa kurang mengetahui kaidah

tulisan Arab.19

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah disebutkan diatas, tidak ada satupun yang sama persis dengan judul yang penulis angkat, Adapun persamaan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama dalam problematika pembelajaran sedangkan

18Thoa’til Khusna, “Problematika Penerjemahan Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia

Bagi Siswa Kelas X di SMA Islam Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2013), hlm. Viii.

19 Agus Rohmadi,”Problematika Imla’ dalam Pengajaran Bahasa Arab Pada Peserta didik

Kelas VII MTsN Wonokromo”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 39.

(14)

perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah:

1) Berbeda dengan penelitian di atas penelitian ini akan mengkaji bagaimana pelaksanaan pembelajaran dan problematika pembelajaran bahasa Arab dalam maharah al-kitabah. Berbeda penelitian yang akan dilakukan oleh Dwi Noviana ia mengaklifikasikan problematika pembelajaran maharah al-kitabah yang terdiri dari problematika linguistik, problematika metodologi dan sosiologis. Sedangkan penelitian Tho’atil Khusna adalah problematika penerjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

2) Subyek penelitian yang akan dilakukan penulis adalah siswa kelas VII di SMP Islam Wonopringgo Pekalongan. Sedangkan subyek Dwi Noviana adalah siswa pada jenjang SMA yaitu siswa kelas X di SMA Islam Pekalongan. Dan penelitian Agus Rohmadi adalah siswa kelas VIII MTsN Wonokromo.

3. Kerangka Berfikir

Sebagai bahasa yang hidup, bahasa Arab yang baik berbentuk klasik maupun modern mempunyai peranan yang sangat penting dalam bidang agama (Islam), ilmu pengetahuan dan hubungan internasional. Peranannya juga sangat penting dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional.

(15)

Peranan bahasa Arab yang sangat fenomenal dalam agama tampak jelas dalam pelaksanaan upacara ibadah ritual seperti ungkapan-ungkapan untuk memanggil atau mengajak shalat yang disebut adzan dan iqamah yang selalu berkumandang dari

menara-menara masjid di seluruh dunia Islam.20

Namun, dalam pembelajaran bahasa Arab ini juga mengalami beberapa kendala, terutama kendala dalam hal menulis. Untuk menulis bahasa Arab memerlukan teknik atau proses. Karena bahasa Arab bukanlah bahasa yang dipergunakan sehari-hari khususnya bagi bangsa Indonesia.

Untuk mengembangkan kemampuan menulis (maharah al-kitabah) bahasa Arab dibutuhkan juga beberapa kemampuan penunjang lainnya seperti penguasaan sistem bahasa Arab yang meliputi pengetahuan mengenai kosa kata (mufradat), tata bahasa (qawaid) bahasa arab sehingga tulisan itu dapat di pahami.

Pembelajaran bahasa adalah salah satu di antara dimensi ajaran islam yang paling menonjol adalah perintah untuk belajar,

menuntut ilmu pengetahuan. Belajar sebagaimana yang

diperintahkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an Al-Karim adalah belajar untuk membaca, seperti pada wahyu pertama kali

turun (QS.96:1-5).21

20

Ahmad Izzan, Op. Cit., hlm. 46.

21

Umi Mahmudah & Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa

(16)

Problematika pembelajaran bahasa Arab secara garis besarnya problematika pengajaran bahasa Arab bagi peserta didik di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu: problematika linguistik seperti mengenai tata bunyi, kosa kata, tata kalimat, dan tulisan. Sedangkan problematika non linguistik, yaitu yang menyangkut

lingkungan, waktu, metode pembelajaran dan psikologis.22

22 A. Akrom Malibary, Problematika Pengajaran Bahasa Arab,(Jakarta: DEPAG RI.1976),

hlm.123. Problematika Pembelajaran Maharah Al-Kitabah PelaksananPembelajaran Maharah Al-Kitabah Problematika yang di hadapi siswa Solusi

(17)

F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian field research (lapangan). Yaitu merupakan penyelidikan mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.23

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan dengan menggambarkan data-data melalui bentuk kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori yang ada untuk memperoleh

keterangan yang sangat jelas.24

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 sumber data, yaitu:

a. Sumber data primer

23Saefudin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm.28. 24

(18)

Sumber data primer merupakan data yang diambil secara

langsung dari sumbernya atau obyek yang diamati.25 Sumber data

primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru mata pelajaran bahasa Arab dan para siswa di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya, bisa diperoleh dari data yang sudah ada

maupun mengutip dari literatur.26 Sumber data sekunder peneliti yaitu

buku-buku, literatur-literatur, jurnal dan dokumen-dokumen lain yang relevan dengan masalah yang diteliti yang kemudian untuk dijadikan referensi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Adalah metode pengumpulan data yang di dalamnya mencatat informasi-informasi sebagaimana yang disaksikan selama

penelitian.27

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi langsung, yaitu dengan terjun langsung ke lapangan dan ikut serta

25Yusuf Nalim dan Salafudin Turmudi, Statistik Deskriptif, (Pekalongan: STAIN Press,

2012), hlm. 43.

26

Ibid., hlm. 43

(19)

di dalamnya tanpa aktif. Peneliti hanya mengamati peristiwa yang terjadi dan dilakukan secara terbuka serta diketahui oleh subjek-subjek yang diteliti dan mereka sadar bahwa ada orang yang mengamati hal yang dilakukannya.

Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran secara rinci dan memperoleh data yang berkaitan dengan keadaaan SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan dan proses pelaksanaan

pembelajaran maharah al-kitabah di SMP Islam YMI

Wonopringgo pekalongan. b. Metode wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.28

Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan jenis wawancara terbuka, yaitu wawancara yang dilakukan dengan tidak merahasiakan informasi mengenai narasumbernya dan juga memiliki pertanyaan-pertanyaan yang tidak terbatas atau tidak

jawabannya.29

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data dengan mengadakan wawancara kepada guru bahasa Arab untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran maharah

28

Sugiono, Op. Cit., hlm. 317.

29

(20)

al-kitabah dan keterangan lainnya tentang pembelajaran bahasa Arab dan para siswa SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan serta problematika pembelajaran maharah al-kitabah.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah sekumpulan data yang berbentuk tulisan seperti dokumentasi, buku-buku, majalah, catatan

dan sebagainya.30

Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum keadaan sekolah, keadaan guru dan karyawan, keadaan sarana dan prasarana, visi dan misi serta keadaan siswa-siswi sekolah SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan.

4. Teknik Analisis Data

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini sasaran atau objek penelitiannya dibatasi agar data yang diambil dapat digali sebanyak mungkin dan tidak dimungkinkan adanya pelebaran objek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah metode analisis data kualitatatif, dan untuk memberitahukan data secara valid dan dapat dipercaya.

Langkah-lankah yang dilakukan adalah:

a. Langkah permulaan : Proses Pengolahan (editing, klasifikasi, memberi kode).

30

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.114.

(21)

b. Langkah Lanjut : Penafsiran.31

Adapun dalam menganalisa data tersebut dengan menggunakan deskriptif-analitik, yaitu memdeskripsikan dan menganalisa semua hal

yang menjadi fokus dalam penelitian ini.32

Dengan menggunakan metode analisis deskriptif maka penulis menggunakan pola berfikir induktif (dimulai dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab, terdiri dari:

Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Problematika Pembelajaran Maharah Al-Kitabah meliputi pengertian pembelajaran bahasa Arab, konsep ketrampilan menulis, tujuan pembelajaran ketrampilan menulis, macam-macam maharah al-kitabah, metode pembelajaran maharah al-kitabah dan problematika pembelajaran maharah al-kitabah yang terdiri dari problematika linguistik, dan problematika nonlinguistik.

31Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,

(Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011), hlm.238-239.

32 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998),

(22)

Bab III Pelaksanaan Pembelajaran Maharah Al-Kitabah Di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan yang meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru dan pegawai, keadaan siswa, sarana dan prasarana. Kemudian tentang pelaksanaan pembelajaran maharah al-kitabah di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan dan problematika pembelajaran maharah al-kitabah di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan

Bab IV Analisis Tentang Problematika Pembelajaran Maharah Al-Kitabah di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan, meliputi: analisis pelaksanaan pembelajaran maharah al-kitabah di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan dan analisis problematika yang berhubungan dengan faktor linguistik siswa dan analisis problematika pembelajaran maharah al-kitabah di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan.

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau

Berdasarkan data-data hasil pengujian dan perhitungan yang diperoleh, maka dapat disajikan pembahasan mengenai pengaruh putaran dan temperatur terhadap kekuatan tarik

Banyaknya persamalahan pada tataran implementasi memberikan petunjuk kepada penulis bahwa ada beberapa hal yang menjadi faktor kendala dari penerapan kebijakan aplikasi

terapi musik instrumental 82% depresi ringan, 18% depresi berat, 2) setelah melakukan terapi musik instrumental 88% tidak depresi dan 12% depresi ringan, 3) hasil

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Adapun saran yang dapat diberikan penulis agar Sistem Informasi Manajemen Aset ini menjadi lebih baik di masa yang akan datang yaitu dalam pengembangan

%kstraksi pelarut adalah ekstraksi cair-cair yaitu pemisahan komponen dari suatu campuran cair dengan cara pengontakkan dengan cairan lain. /ujuan dari

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk