• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG PT. INHUTANI I BATU AMPAR KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh SARIAH NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG PT. INHUTANI I BATU AMPAR KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh SARIAH NIM"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG

PT. INHUTANI I BATU AMPAR

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Oleh

SARIAH

NIM. 120 500 180

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2015

(2)

Pembimbing,

Husmul Beze, S.Hut, MP NIP. 19790613 200812 1003

Penguji I,

Ir.M.Fadjeri, MP NIP. 19610812 198803 1003

Penguji II,

Rudi Djadmiko, S.Hut, MP NIP. 19700915 199512 1 001

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) PT. INHUTANI I BATU AMPAR Kabupaten

Kutai Kartanegara

Nama : Sariah

N I M :120 500 180 Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Husmul Beze, S.Hut, MP NIP. 19790613 200812 1003

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan lahir maupun batin kepada kita semua, dan atas berkat serta rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan PKL ini.

Dalam penulisan laporan ini penulis telah mendapatkan bantuan dari pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis selama melakukan kegiatan PKL dan penyelesaian Laporan PKL ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua Orang tua yang telah memberikan dukungan, do’a dan motivasi 2. Bapak Husmul Beze, S.Hut, M.Si selaku Ketua Program Studi

Geoinformatika dosen pembimbing PKL. 3. Bapak Ir.M.Fadjeri, MP selaku dosen penguji I.

4. Bapak Rudi Djatmiko, S.Hut, MP selaku dosen penguji II.

5. Bapak Muhammad Syarif selaku Wakil Manajer PT. INHUTANI I

6. Bapak Abdul Salam, S.Hut selaku Asisten Perencanaan PT. INHUTANI I 7. Bapak Sabri, A.Md selaku Pembimbing Lapangan PKL PT. INHUTANI I 8. Seluruh Staff PT. INHUTANI I yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

9. Rekan-rekan yang tergabung dalam tim PKL 2015 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Program Studi Geoinformatika

10. Serta teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan PKL ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun penyajian dan penguasaan materi. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya masukkan, baik saran maupun kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini bisa bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca.

Penulis

(4)

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... ...vi

DAFTAR GAMBAR ... ...vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ...1

B. Tujuan ... ...3

C. Hasil yang Diharapkan ... ...3

BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... …...4

B. Manajemen PT. INHUTANI I Batu Ampar ...6

C. Visi dan Misi ... ...6

D. Sejarah Usaha Pemanfaatan ... ...7

E. Kondisi Areal Kerja ... ...8

F. Aksebiitas ... ...11

G. Kependudukan...12

H. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...13

BAB III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN A. Pengukuran Batas Rencana Kerja Tahunan ... ...15

B. Pengukuran Jaringan Jalan ... ...20

C. Pengolahan Data ... ...25

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... ...33

B. Saran ... ...34 DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Waktu dan Lokasi PKL ... 13

2. Hari Libur yang diberikan Perusahaan ... 14

3. Hasil Pengukuran Batas RKT ... 18

4. Hasi Pengukuran Jaringan jalan ... 22

Lampiran

5. Tabel Data Hasil Pengolahan Pengukuran Jaringan Jalan ... 37

(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Proses Download Data Lapangan ... 29

2. Proses Edit Jalan yang Menumpuk ... 30

3. Proses Dijitasi Jalan yang Belum di Ukur ... 31

4. Hasil Pengolahan Data ... 31

Lampiran 5. Hasil Dijitasi ... 40

6. Hasil Tracking Jaringan Jalan ... 41

7. Hasil Pengukuran Batas RKT ... 42

8. Kondisi Camp yang Banjir Menyebabkan Kegiatan Pengukuran Tidak Terlaksana... 43

9. Kegiatan Pengukuran Untuk Pengerasan Jalan ... 43

10. Kegiatan Pengukuran Jaringan Jalan menggunakan GPS... 44

11. Kegiatan Pembangunan Camp... 44

12. Kegiatan Pengukuran Untuk Pengerasan ... 45

13. Kegiatan Penentuan Posisi Batas RKT 2013 ... 45

14. Hasil Dari Pegolahan Data Tracking Jalan dan Batas ... 46

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan Tanaman Industri atau HTI adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan prinsip pemanfaatan yang optimal, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Penarapan kedua prinsip itu selalu diupayakan agar dapat berjalan selaras dan seimbang. Dalam pembangunan nasional, sebagai yang digariskan dalam Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1990. Sasaran pada akhir jangka waktu pembangunan HTI, diarahkan pada pembentukan hutan yang tertata denagan baik, terutama dalam hal pengelolaannya, komposisi dan struktur hutannya, serta lingkungan biofisik dan sosial ekonominya. Sedangkan sasaran yang akan dicapai pada setiap periode lima tahun, adalah pembentukan penutupan lahan dengan tumbuhan hutan yang berkualitas, perampungan penataan kawasan, serta konsolidasi unit HTI dengan mengantisipasi pembangunan regional dan pembangunan kehutanan daerah, termasuk pembangunan dan pengembangan industri perkayuan.

Menindaklanjuti hal tersebut, PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir yang telah mendapatkan hak pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman industri sesuai keputusan Menteri Kehutanan.

Sehubungan dengan hal tersebut Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mengadakan sebuah kegiatan yang disebut dengan program Praktik Kerja Lapang (PKL). Praktik Kerja Lapangan merupakan suatu kegiatan penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa di bangku perkuliahan pada suatu lapangan pekerjaan. Yang bertujuan untuk melatih mahasiswa agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.

(8)

2

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dengan tugas langsung di Lembaga BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta, dan Instansi Pemerintahan setempat. Praktek Kerja Lapangan (PKL) memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengabdikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh di kampus. Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan wujud relevansi antara teori yang didapat selama di perkuliahan dengan praktek yang ditemui baik dalam dunia usaha swasta maupun pemerintah.

Praktek kerja lapangan dipandang perlu karena melihat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan menambah kemampuan untuk mengamati, mengkaji serta menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi dilapangan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas managerial mahasiswa dalam mengamati permasalahan dan persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori maupun kenyataan yang sebenarnya.

Mahasiswa program studi geoinformatika yang fokus pada disiplin ilmu survei pemetaan berusaha menerapkan ilmu yang diperoleh dengan kegiatan praktik langsung di lapangan yaitu di PT. Inhutani 1 Batu Ampar adalah Badan Usaha Milik Negara yang mengelola hasil hutan kayu hutan tanaman industri. Di perusahaan ini mahasiswa terlibat langsung pada proses pengukuran lahan warga yang akan dibebaskan dengan menggunakan GPS 60 Csx.

(9)

3

B. Maksud dan Tujuan

Tujuan diadakannya Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah :

1. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang diperoleh di lapangan. Mahasiswa akan merasakan secara langsung perbedaan antara teori di kelas dengan yang ada di lapangan.

2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal dan mengetahui secara langsung tentang instansi sebagai salah satu penerapan disiplin dan pengembangan karier. Ketika di lapangan melaksanakan praktek kerja, mahasiswa dapat menilai tentang pengembangan dari ilmu yang mereka miliki.

3. Menetapkan disiplin, rasa tanggung jawab dan sikap profesional dalam bertugas sehingga menambah pengalaman dalam persiapan untuk terjun langsung kedunia kerja yang sesungguhnya.

C. Hasil yang Diharapkan 1. Dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil..

2. Mahasiswa dapat menguji kemampuan pribadi baik dari segi disiplin ilmu maupun sosialisasi hidup bermasyarakat.

3. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta daya kreatif diri yang sesuai dengan lingkungan di masa yang akan datang.

4. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman serta generasi terdidik untuk dapat terjun ke dalam masyarakat terutama di lingkungan dunia kerja.

(10)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

Pembangunan dan pengembangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dilatar belakangi oleh kondisi kesenjangan antara kapasitas industri perkayuan dengan pasokan bahan baku kayu yang pada saat ini masih lebih banyak menghandalkan dari kayu hutan alam. maka, kondisi ini perlu dipenuhi dengan peningkatan pembangunan dan pengembangan hutan-hutan tanaman dengan jenis-jenis kayu cepat tumbuh yang bernilai ekonomis, sesuai dengan kebutuhan industry perkayuan. Disamping pemenuhan kebutuhan bahan baku industri perkayuan, dengan adanya pembangunan dan pengembangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK-HTI) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan hutan dan meningkatkan kelestarian sumberdaya hutan.

Salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut diatas adalah dengan membangun hutan tanaman dengan jenis-jenis kayu yang cepat tumbuh yang bernilai ekonomis. sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah cq. Departemen Kehutanan mulai tahun 2004-2005 mencanangkan percepatan pembangunan hutan tanaman untuk menenuhan pembangunan bahan baku industri primer hasil hutan kayu. hal ini bertujuan untuk memberikan ruang kepada para investor baik BUMN/BUMD dan swasta/non-pemerintah, khususnya pemegang izin IUPHHK-HTI untuk membangun hutan tanaman dengan tujuan menghasilkan bahan baku industri primer hasil hutan kayu dan atau industri pulp dan kertas pada areal yang telah ditetapkan secara lebih intensif.

Berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 44 Th. 2004 tentang Perencanaan Kehutanan dan Peraturan Pemerintah RI No. 6 Th. 2007

(11)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI No 3 Th. 2008 tentang Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan; serta Peraturan Mentri Kehutanan RI No. P.62/Menhut-II/2008 JO P14/Menhut-II/2009 tentang Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat, guna mencapai tujuan optimalisasi pembangunan hutan tanaman semua pemegang/pelaksana Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) wajib menyusun pedoman perencanaan kerja untuk seluruh areal kerja IUPHHK-HTI untuk jangka waktu 10 tahunan. Perencanaan tersebut meliputi seluruh aspek kelestarian hutan, kelestarian usaha, aspek kelestarian lingkungan dan kelestarian sosial ekonomi masyarakat, serta aspek pemantauan/monitoring dan evaluasi kegiatan selama jangka waktu pengelolaannya.

PT. INHUTANI I adalah Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada tanggal 8 Desember 1973 yang merupakan kelanjutan dari PN. Perhutani Kalimantan Timur berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 Th. 1972, Akte Notaris Suleman Ardjosasmita No. 5 tanggal 8 Desember 1972 dan Akte Notaris Imas Fatimah No. 38 tanggal 10 Desember 1984. Kantor Pusat PT. INHUTANI I berkedudukan di Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lt. 12, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Pusat; dengan kantor unit pelaksana lapangan di Base Camp Batu Ampar, Jalan Balikpapan – Samarinda Km. 38, Kecamatan Samboja, Kalimantan Timur.

B. Manajemen PT. INHUTANI I Batu Ampar

PT INHUTANI I dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh seorang Direktur yang membawahi empat biro. Direksi bertanggungjawab kepada Pemegang Saham (Pemerintah) dan diawasi oleh Dewan Komisaris. Di

(12)

Kantor cabang yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri PT. INHUTANI I dipimpin oleh seorang Manajer. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wakil Manajer.

PT. INHUTANI I adalah Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada tanggal 8 Desember 1973 yang merupakan kelanjutan dari PN. Perhutani Kalimantan Timur berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 Th. 1972, Akte Notaris Suleman Ardjosasmita No. 5 tanggal 8 Desember 1972 dan Akte Notaris Imas Fatimah No. 38 tanggal 10 Desember 1984. Kantor Pusat PT. INHUTANI I berkedudukan di Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lt. 12, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Pusat; dengan kantor unit pelaksana lapangan di Base Camp Batu Ampar, Jalan Balikpapan – Samarinda Km. 38, Kecamatan Samboja, Kalimantan Timur.

C. Visi dan Misi 1. Visi Perusahaan

a. Menuju industri kehutanan hijau (Green Forest Industry) dengan diversivikasi

b. Usaha produk non-kayu secara seimbang berbasis unit kerja untuk meningkatkan kinerja perseroan

2. Misi Perusahaan

a. Mengelola hutan secara lestari dan bersertifikasi b. Mengembangkan hutan tanaman karet unggul

c. Mengembangkan industri pengelohan kayu berbasis engineeringwood product untuk menghasilkan finish product unggul

d. Mengembangkan usaha non kayu berbasis potensi dan kompetensi sumber daya perseroan

(13)

D. Sejarah Usaha Pemanfaatan

Areal Kerja IUPHHK-HTI PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar –Mentawir yang terletak di Kelompok Hutan Sungai Merdeka dan Sungai Sepaku di Provinsi Kalimantan Timur, didasarkan pada Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 239/Kpts-II/1998 tanggal 27 Pebruari 1998 dengan luas ± 16.521 Ha.

Berdasarkan sejarah pengelolaannya, areal ini semula merupakan areal pencadangan hutan tanaman yang berada di areal Batu Ampar seluas ±8.889 Ha dan areal Mentawir seluas ± 6.389 Ha berdasarkan surat Gubernur Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2608/KWH/PTHG-3/1998, serta sebagian areal bekas HPH PT. Cidatim yang terletak di antara areal Batu Ampar dan Mentawir seluas ± 4.450 Ha berdasarkan surat Menteri Kehutanan No. 210/Menhut-IV1994 sehingga luas areal cadangan hutan tanaman semula adalah 19.725 Ha. Dalam perkembangan selanjutnya setelah penetapan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan RI. Nomor 239/Kpts-II/1998 luas areal menjadi ±16.521 Ha yang terletak di Sub-DAS Merdeka dan Sub-DAS Sepaku pada Kelompok Hutan Sungai Merdeka – Sungai Sepaku dengan letak geografis 0º57’13’ - 1º05’28” LS dan 116º44’21 - 116º58’29” BT.

Adapun realisasi kegiatan IUPHHK-HTI PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir yang telah terlaksana sejak dikeluarkannya SK IUPHHK-HTI lain: 1. Pembuatan Base Camp

2. Persemaian dan pembibitan tanaman 3. Penanaman dan pemeliharaan tanaman 4. Pengadaan tenaga kerja

5. Pembuatan jalan utama dan jalan cabang 6. Penanaman areal pinggir jalan

(14)

7. Pembuatan areal plasma nutfah di Asistenan Sel Merdeka

8. Pembuatan Buffer Zone dengan Kawasan Lindung S. Wain – S. Bugi

9. Pembuatan Kegiatan wisata Bukit Bangkirai, lengkap dengan sarana wisata (canopy bridge, mess tamu dan fasilitas rumah makan),

Kegiatan pembangunan Hutan Tanaman Industri Unit Batu Ampar – Mentawir yang telah dilaksanakan sejak tahun 1990/1991, tetapi pada bulan Pebruari – Maret 1998 telah mengalami kebakaran hutan bersama-sama dengan areal hutan lainnya di wilayah Kalimantan Timur (kebakaran hutan besar pada tahun tersebut).

Luas areal kerja hutan tanaman industri Unit Batu Ampar – Mentawir yang telah direncanakan sampai dengan tahun 1998 seluas 2.011,57 Ha dengan realisasi penanaman seluas 1.303,12 Ha. adapun tanaman yang masih bisa dimanfaatkan seluas ± 590 Ha dengan jenis Akasia.

E. Kondisi Areal Kerja E.1. Luas dan Letak Areal Kerja

Areal kerja PT. INHUTANI I unit Batu Ampar-Mentawir adalah areal sebagaimana dimaksud pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 239/Kpts-II/1998 tanggal 27 Pebruari 1998 tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir atas Areal Hutan seluas ± 16.521 Ha.

Secara geografi areal kerja PT. INHUTANI I unit Batu Ampar-Mentawir berada di kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Kotamadya Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dengan koordinat 0º57’13” - 1º05’28” LS dan 166º44’21” – 116º58’29” BT

(15)

Berdasarkan kelompok hutan, areal tersebut di atas berada pada kelompok hutan Sungai Merdeka-Sungai Sepaku. secara administratif pemerintahan terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara, Penajam Paser Utara Dan Kotamadya Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Secara administrasi pemangkuan hutan areal tersebut termasuk dalam wilayah areal kerja RDK/BPKH Semoi, Dinas kehutanan Kabupaten Penajam Paser Utara, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.

E.2. Kondisi Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan tanah dengan klasifikasi tanah sistem pusat penelitian tanah (1983) dan USDA Soil Taxonomi (Soil Survey Staff, 1987), pada areal Unit Batu Ampar-Mentawir terdiri dari jenis-jenis tanah Alluvial, Gleisol, Kambisol dan Podzolik, yang masing-masing menurunkan satu atau lebih macam tanah (sub group).

E.3 Kondisi Hidrologi

Secara umum areal Unit Batu Ampar - Mentawir Termasuk dalam kelompok DAS ( Daerah Aliran Sungai ) S. Merdeka dalam Sub-DAS S. Merdeka – S. Sepaku. Adapun sungai yang mengalir di bagian areal Mentawir adalah sungai mentawir, dengan kedua anak sungainya, yaitu Sungai Tangkuliu dan Sungai Mandahan. Sungai Semoi hanya sebagian kecil saja yang member pengaruh terhadap tata air di bagian areal tersebut, yaitu di sepanjang jalur aliran sungai terutama apabila air pasang.

Anak Sungai Mentawir mempunyai debit air yang relatif kecil dan sangat dipengaruhi oleh musim. Aliran Sungai Mentawir dan anak-anak sungainya termasuk tipe meander dengan banyak kelokan, tetapi belum membentuk oxbow.

(16)

Sungai bemoi-pun termasuk tipe meander dan sudah membentuk oxbow. Sungai mentawir bermuara di sungai Semoi.

Dalam bagian areal Batu Ampar mengalir Sungai Merdeka, Sungai Wain, Sungai Selimbung dan sungai-sungai lain yang merupakan bagian hulu. Debit air sungai yang mengalir di bagian areal ini relatif kecil.

Pola drainase termasuk dendritik, kecuali di bagian areal Mentawir sebagian mempunyai pola drainase paralel. Fluktuasi dan debit air sungai beserta anak-anak sungainya sangat dipengaruhi musim, yaitu pada musim penghujan aliran sungai sering meluap, sedangkan pada musim kemarau airnya berkurang meskipun tidak sampai mengalami kekeringan.

Dengan curah hujan yang relatif tinggi dan hampir merata sepanjang tahun, maka proses erosi di daerah areal kerja IUPHHK-HTI Batu Ampar-Mentawir cukup berpengaruh terhadap keadaan tanah. proses erosi yang menonjol adalah erosi permukaan (sheet erosion), sedangkan erosi alur (rill

erosion) hanya terjadi pada setempat-setempat. proses erosi permukaan akan

mampu melarutkan partikel-partikel tanah serta memindahkannya ke tempat yang lebih rendah atau langsung masuk ke aliran sungai.

F. Aksebilitas

Areal Kerja IUPHHK-HTI Unit Batu Ampar-Mentawir, sebagian terletak dalam wilayah kabupaten Kutai Kertanegara, sebagian terletak dalam wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi terletak dalam wilayah Kotamadya Balikpapan. Ketiga bagian areal ini terletak lebih dari 50 – 100 Km dari ibukota masing-masing kabupaten, yaitu Tenggarong dan Penajam. Dari Kotamadya Balikpapan jarakareal Batu Ampar ±24 Km dan Mentawir berjarak ±68 Km, sedangkan dari ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda letak

(17)

Batu Ampar berjarak ±52 Km dan Mentawir berjarak ±82 Km. Kesemua areal tersebut dapat ditempuh melalui sarana jalan darat.

Prasarana perhubungan darat yang menghubungkan areal unit kerja ke dan dari beberapa kota atau pusat pemungkiman, pusat perekonomian, perindustrian dan pemerintahan daerah sebagian besar sudah berupa jalan aspal, hanya sebagian kecil saja jalan yang berbatu yang perlu ditingkatkan. Prasarana perhubungan air/sungai yang tersedia adalah Sungai Sepaku yang menghubungkan Balikpapan dengan bagian areal Mentawir dengan jarak ±20 mil laut. Jenis sarana perhubungan air/sungai yang umum digunakan adalah kelotok, speedboat dan kapal penumpang. Frekuensi kapal penumpang melalui Sungai Sepaku dari dan ke bagian areal Mentawir, dua hari sekali. Prasarana perhubungan udara yang terdekat adalah bandara Sepinggan (±12 Km dari Balikpapan), yang merupakan pintu gerbang Provinsi Kalimantan Timur.

G. Kependudukan

Areal kerja IUPHHK-HTI PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar Mentawir secara administratif terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kotamadya Balikpapan. kabupaten Paser Penajam Utara seluas 3.209,66 Km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 mencapai 126.354 jiwa, kepadatan penduduk 39,37 jiwa/Km2 dan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,0%/tahun. Kabupaten Kutai Kertanegara seluas 26.326,00 Km2 dengan jumlah penduduk mencapai 528.702 jiwa, kepadatan pendudukan 20,08 Jiwa/Km2 dan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,9%/tahun. Kotamadya Balikpapan seluas 560,70 Km2 dengan jumlah mencapai 506.915 jiwa, kepadatan penduduk 904,08 jiwa/ Km2 dan laju pertambahan penduduk sebesar 1,9%.

(18)

Sebagian besar penduduk bertempat tinggal di perdesaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di sekitar areal Unit Batu Ampar-Mentawir. Dari Kotamadya Balikpapan jarak areal Batu Ampar ±24 km dan Mentawir berjarak ±68 Km, sedangkan ±52 Km dan Mentawir berjarak ±82 Km. Kesemua areal tersebut dapat ditempuh melalui sarana jalan darat.

Prasarana perhubungan darat yang menghubungkan areal unit kerja ke dan dari beberapa kota dan pusat pemungkiman, pusat perekonomian, perindustrian dan pemerintahan daerah sebagian besar sudah berupa jalan aspal, hanya sebagian kecil saja jalan berbatu yang perlu ditingkatkan. Prasarana perhubungan air/sungai yang tersedia adalah Sungai Sepaku yang menghubungkan Balikpapan dengan areal Mentawir, dua hari sekali.

Prasarana berhubungan udara yang terdekat adalah Bandara Sepinggan (±12 Km dari Balikpapan), yang merupakan pintu Gerbang Provinsi Kalimantan Timur.

H. Waktu dan Lokasi PKL

Kegiatan praktek kerja lapang (PKL) ini dimulai dari tanggal 2 Maret 2015 hingga tanggal 2 Mei 2015 yang berlokasi di PT. INHUTANI I tepatnya di kantor unit pelaksana lapangan di Base Camp Batu Ampar, Jalan Balikpapan – Samarinda Km. 38, Kecamatan Samboja, Kalimantan Timur. Kegiatan - kegiatan yang dilakukan pada saat praktek kerja lapang (PKL) dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini :

(19)

Tabe l 1. Waktu dan Lokasi PKL

No Waktu Kegiatan Lokasi Keterangan

1 12,13,19,21,dan 24 Maret 2015 Pengukuran Blok RKT 2013 dan 2014 Praktik 2 14,17,18,20,26,27, 31 Maret 2015 dan 2, 3, 4, 6, 27 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2012, 2013, dan 2015 Praktik 3 7,8,9,10,11, dan 12 April 2015 Pembuatan Camp RKT 2014 Praktik 4 13, 22, dan 23 April 2015 Pengolahan

Data Base camp Praktik

Dari tabel 1 di atas ada beberapa tanggal yang tidak tercantum dikarenakan pada tanggal tersebut perusahaan meliburkan karyawan , adapun hari libur yang diberikan perusahaan selama kita melakukan praktik kerja lapang mulai tanggal 10 Maret 2015 sampai dengan 2 Mei 2015 adalah:

Tabe l 2. Hari Libur yang diberikan Perusahaan

No Waktu Keterangan

1 15, 22, 29 maret 2015 dan 5, 11, 12,

18, 19, 25, 26 April 2015 Hari libur

2 23, 25, 28, 30 Maret 2015 dan 1 April

(20)

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

Kegiatan yang dikerjakan pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL) di perusahaan HTI PT. INHUTANI I Batu Ampar sebagai berikut :

A. Pengukuran Batas RKT (Rencana Kerja Tahunan) 1. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran Batas Rencana Kerja Tahunan (RKT) bertujuan untuk mengetahui berapa luas area lahan Rencana Kerja Tahunan (RKT).

2. Dasar Teori

Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) merupakan dokuman yang berisi informasi tentang tingkat atau target kinerja berupa output dan atau outcome yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi pada satu tahun tertentu.

Pengukuran batas RKT merupakan bagian dari kegiatan survei yaitu kegiatan untuk pengumpulan data lapangan atau memetakan permukaan bumi baik secara alami maupun buatan manusia yang direferensikan dalam kumpulan titik-titik koordinat X,Y,Z yang akan memberikan gambaran akurat mengenai kondisi lapangan sehingga para perencana dapat mengetahui kondisi - kondisi lapangan berdasarkan data ukur yang didapatkan di lapangan. GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data lapangan berupa koordinat.

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta didesain

(21)

untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti dan juga informasi mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia.

GPS telah banyak digunakan di Indonesia, antara lain untuk eksplorasi minyak, pertambangan, geologi, kelautan, dan dapat diintegrasikan dengan SIG misalnya untuk tracking dan kegiatan survei hasil dari survei dapat digunakan sebagai data dasar dalam melakukan kegiatan perencanaan. GPS bisa menghasilkan data spasial berupa titik, garis dan poligon.

Pengukuran poligon batas areal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui batas – batas RKT ( Rencana Kerja Tahunan ). Pada dasarnya konsep pengukuran dengan menggunakan GPS adalah reseksi (pengikatan ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi 3 dimensi (x,y,z) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System) 1984, sedangkan tinggi yang diperoleh adalah tinggi ellipsoid. Secara prinsip, GPS bekerja berdasarkan sinyal - sinyal yang dipancarkan oleh satelit - satelit tersebut. Informasi mengenai posisi satelit, jarak antara satelit dan permukaan bumi, informasi waktu, kelayakan satelit secara terus - menerus dan simultan dikirimkan kepada penerima sinyal di bumi, yang selanjutnya diolah menjadi informasi koordinat yang secara global dapat diketahui oleh setiap orang dengan satuan pengukuran dan sistem koordinat yang jelas (Paul, 2001).

GPS adalah sistem navigasi yang terdiri atas satelit di angkasa dan instrumen di bumi yang menerima tanda dari satelit tersebut. Dua puluh empat satelit khusus GPS secara tetap mengelilingi bumi. Alat receiver GPS genggam menerima sinyal ( seperti radio ) dari satelit tersebut dan

(22)

menggunakan informasi dari sinyal tersebut untuk menghitung lokasi yang pasti dari receiver di permukaan bumi.

Sebuah receiver GPS bekerja dengan mengukur jarak ke arah tiga atau lebih satelit yang ada dalam bidang pandangnya. Receiver mengetahui tempat tiap satelit berada, kapanpun dan dimanapun (John, 2003).

3. Alat dan Bahan a. GPS 60 Csx b. Baterai Alkalin A2

c. Peta Rencana Lahan Karet RKT 2014 d. Parang

e. Kompas f. Cat g. Kuas

4. Prosedur Kerja

a. Breafing dan pembagian kelompok

b. Menyiapkan alat yang diperlukan dan memastikan alat berfungsi dengan baik

c. Menuju lokasi yang akan di ukur yang ditempuh dengan berjalan kaki d. Melakukan pengukuran dengan menggunakan GPS navigasi untuk

mendapatkan batas poligon

e. Menyalakan GPS dengan menekan tombol power (on), kemudian menunggu signal satelit hingga minimal terlihat 4 satelit

f. Menekan tombol Mark dan menunggu angka Estimated Accurasy sekecil mungkin, lalu menekan tombol OK

(23)

g. Mengganti nama point sesuai Kode yang tertera dipeta perencanaan yang telah ada. Titik ini berfungsi sebagai titik awal pengukuran

h. Mengaktifkan track ke posisi on untuk memulai tracking dan mengelilingi lahan yang diukur hingga kembali ke titik awal dan membentuk sebuah poligon.

i. Memberikan Titik point jika menemukan objek tertentu , contohnya sungai, jalan bercabang atau camp

j. Memberikan cat pada areal batas yang dilewati

k. Jika pengukuran telah selesai, kemudian menekan tombol off dan mengganti nama track dengan tanggal pengukuran lalu menyimpan hasil

track.

5. Hasil Yang Dicapai

Hasil pengukuran batas areal RKT bisa dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil Pengukuran Batas Rencana Kerja Tahunan (RKT)

No Waktu Kegiatan Hasil

Pengukuran

Jumlah Pekerja 1 12 Maret 2015 Pengukuran Batas

Blok RKT 2013 12,86 Ha 10 Orang 2 13 Maret 2015 Pengukuran Batas

Blok RKT 2014 9,55 Ha 10 Orang 3 19 Maret 2015 Pengukuran Batas

Blok RKT 2013 37 Ha 10 Orang 4 21 Maret 2015 Pengukuran Batas

Blok RKT 2014 6,15 Ha 7 Orang 5 4 Maret 2015 Pengukuran Batas Blok Terasan RKT 2013 6,3 Ha 6 Orang 6. Pembahasan

Proses pengukuran batas blok terasan RKT 2013 ini dilakukan oleh enam pekerja. Agar efisien, enam pekerja tersebut dibagi menjadi dua tim. Masing-masing tim terdiri dari 3 orang, satu orang bertugas sebagai penunjuk jalan, satu lagi bertugas sebagai perintis jalan dan sisanya

(24)

mengoperasikan alat GPS dan untuk pengukuran batas blok RKT 2013-2014 dilakukan oleh 7-10 pekerja kemudian dibagi menjadi dua tim. Pengunaan dua GPS pada kegiatan ini merupakan kebijakan dari PT Inhutani I Batu Ampar untuk memudahkan pekerja dalam menyelesaikan kegiatannya.

Untuk kegiatan pengukuran batas blok RKT 2013 pada tanggal 12 Maret dan 19 maretl 2015 di dapatkan hasil 12,86 Ha dan 37 ha. Hal ini dikarenakan oleh proses editing yang ditampalkan dengan batas areal RKT yang dimiliki perusahaan PT. INHUTANI I sebelumnya. Untuk pengukuran tidak mencapai hasil sebesar itu disebabkn kondisi lahan yang curam dan pengukuran dilakukan dengan berjalan kaki.

Kondisi lahan yang telah diukur di Areal RKT 2014 berupa semak belukar yang cukup lebat. Tumbuhan bambu mendominasi vegetasi di areal ini. Untuk menuju areal RKT 2014, tim harus berjalan kaki sekitar 7 sampai 12 kilometer. Lagi pula jalan menuju ke lokasi banyak terdapat jalan yang rusak. Hal ini menyebabkan hasil kegiatan kurang maksimal dan proses pengukuran menjadi lambat dikarenakan harus berjalan kaki ke lokasi pengukuran yang begitu jauh. Proses pengukuran akan dihentikann apabila terjadi hujan. Akibatnya kegiatan pengukuran batas tidak bisa berlangsung. Sebab peralatan yang digunakan rentan rusak jika terkena air hujan, jalan menjadi licin dan camp kebanjiran bila hujan turun. Selain itu tingkat akurasi GPS juga berpengaruh bila hujan turun.

B. Pengukuran Jaringan Jalan 1. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran jaringan jalan menggunakan GPS Garmin tipe 60 Csx yang kemudian dari hasil pengukuran tersebut bertujuan

(25)

untuk mengetahui panjang jalan , posisi jalan , dan juga mengetahui antara jalan cabang dengan jalan poros sebagai infrastruktur jalur transportasi hutan.

2. Dasar Teori

Jaringan Jalan adalah satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri atas sistem jaringan primer dan sistem jaringan Jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hirarkis. Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan, jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Pengelompokkan jalan berdasarkan peranannya dapat digolongkan menjadi: a. Jalan arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien b. Jalan kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpulan dan

pembagian dengan ciri-ciri merupakan perjalanan jarak dekat dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk dibatasi

c. Jalan lokal, yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dengan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan mempunyai suatu sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu hubungan hirarki (Setijowarno dan Frazila, 2001: 107). Menurut peranan pelayanan jasa distribusinya, sistem jaringan jalan terdiri dari:

(26)

a. Sistem jaringan jalan primer, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota

b. Sistem jaringan jalan sekunder, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi untuk masyarakat di dalam kota

Pengukuran jaringan jalan sangat berpengaruh terhadap perencanaan pembangunan jalan transfortasi hutan , sehingga diperlukannya peta jaringan jalan agar proses pembangun jalan dapat terencana.

3. Alat dan Bahan a. GPS 60csx b. Batrai Alkaline A2 c. Patok d. Parang e. Spidol 4. Prosedur Kerja

a. Breafing dan pembagian kelompok pengukuran lalu menyiapakn alat dan bahan

b. Memastikan agar GPS handheld beroperasi dengan baik dan juga melakukan pengecekan jumlah daya batrai yang terdapat pada GPS yang akan digunakan untuk pengukuran jaringan jalan

c. Menuju lokasi yang akan di ukur yang ditempuh dengan berjalan kaki d. Melakukan pengukuran dengan menggunakan GPS navigasi untuk

(27)

e. Mengaktifkan GPS dengan menekan tombol power (on), kemudian menunggu signal satelit hingga minimal terlihat 4 satelit

f. Menekan tombol Mark dan menunggu angka Estimated Accuracy sekecil mungkin, lalu menekan tombol OK

g. Mengganti nama point sesuai Kode yang tertera dipeta perencanaan yang telah ada. Titik ini berfungsi sebagai titik awal pengukuran.

h. Mengaktifkan track ke posisi on untuk memulai tracking dan mulai berjalan mengitari jalan yang akan diambil sampai dengan ujung jalan terakhir.

i. Memberikan Titik point jika menemukan jalan cabang j. Memberikan patok disetiap jalan cabang.

k. Jika pengukuran telah selesai, kemudian menekan tombol off dan mengganti nama track dengan tanggal pengukuran lalu menyimpan hasil

track.

5. Hasil yang dicapai

Proses pengukuran jaringan jalan disampaikan pada table: Tabel 4. Hasil Pengukuran Jaringan Jalan

No Waktu Kegiatan Prestasi Jumlah

Pekerja 1. 14 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2 ,8 Kilo Meter 6 Orang 2. 17 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,5 Kilo Meter 8 Orang 3. 18 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013

1 Kilo Meter 4 Orang

4. 20 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2012- 2014 8,25 Kilo Meter 7 Orang

(28)

Tabel 4. lanjutan 5. 26 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 4,7 Kilo Meter 6 Orang 6. 27 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 1,5 Kilo Meter 7 Orang 7. 31 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 2,13 Kilo Meter 5 Orang 8. 2 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,20 Kilo Meter 8 Orang 9. 3 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013-2014 1,7 Kilo Meter 6 Orang 10. 4 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,20 Kilo Meter 4 Orang 11. 6 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,13 Kilo Meter 6 Orang 12 27 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 7,9 Kilo Meter 8 Or an g 6. Pembahasan

Pengukuran jaringan jalan pada kegiatan ini dilakukan di areal RKT 2012, 2013 dan 2014 selama 12 hari. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan tracking sambil berjalan kaki di jalan utama. Jika jalan utama telah selesai maka dilakukan tracking di jalan-jalan cabangnya. Titik awal pengukuran dilakukan di jalan utama RKT 2014. Alat GPS yang disediakan pada kegiatan ini sebanyak dua unit. Sementara jumlah pekerja seluruhnya sebanyak 10 orang. Hal ini dinilai kurang efektif untuk menghasilkan panjang pengukuran yang maksimal setiap harinya. Idealnya pekerjaan ini menggunakan 4 peralatan GPS. Sebab sebagian besar anggota tim bisa mengoperasikan GPS dan mampu melakukan pengukuran jalan.

(29)

Hujan sering terjadi selama proses pengukuran. Khususnya, tanggal 14 – 19 Maret 2015 tercatat hujan terjadi saat siang hingga sore hari. Bila terjadi hujan pengukuran tidak bisa diselesaikan dan tim kembali ke tenda. Akibatnya hasil pengukuran tidak bisa maksimal pada hari-hari tersebut. Dikarenakan jalan yang dilewati menjadi berat dan licin yang bisa membahayakan keselamatan kerja dan menguras tenaga yang banyak. Selain itu tingkat akurasi GPS juga berpengaruh yang berarti juga akan mempengaruhi presisinya data yang akan diperoleh.

Untuk kegiatan pengukuran jaringan jalan pada tanggal 27 Maret sampai 6 April 2015 di dapatkan hasil kurang dari 2,5 kilometer. Hal ini disebabkan oleh jalan yang diukur memang pendek. Setelah pengukuran di areal RKT 2013 dan 2014 ini selesai dilaksanakan maka tim langsung kembali ke camp. Sebab anggota tim dari pekerja harian PT. Inhutani I yang bertugas sebagai penunjuk jalan meminta agar tim kembali ke camp.

C. Pengolahan Data 1. Tujuan

Tujuan dari pengolahan data ini adalah untuk memperoleh informasi berbasis geografis seperti jaringan jalan , batas RKT, Luas areal , panjang jalan dan informasi yang lain nya.

2. Dasar teori

Menurut Murai (1999), Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan

(30)

dalam perencanaan dan pengolahan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota dan pelayanan umum lainnya

Menurut Bernhardsen (2002), Sistem Informasi Geografis sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, peanggilan data serta analisis data. Penggunan Sistem Informasi Geografi (SIG) meningkat tajam sejak tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi dikalangan pemerintah militer, akademis atau bisnis terutama di negara-negara maju. Perkembangan teknologi digital sangat besar peranannya dalam pengembangan penggunaan SIG dalam berbagai bidang (Budiyanto,2005). a. Komponen Sistem Informasi Geografi

Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Perangkat Keras (hardware)

Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan.Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat.Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian

(31)

untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :

a) Input data: mouse

b) Olah data: processor, RAM, VGA Card c) Output data: screening.

2) Perangkat Lunak (software)

Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen

software SIG adalah:

a) Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG b) Data Base Management System (DBMS)

c) Alat untuk menganalisa data-data

d) Alat untuk menampilkan data d an hasil analisa

Menurut Paryono (1994) Sistem Informasi Geografis memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisanya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari tiga sumber, yaitu:

a. Data lapangan, data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung.

b. Data peta merupakan informasi yang telah terekam pada peta kertas atau film, dikonversikan kedalam bentuk digital.

c. Data citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat diinterprestasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital melalui Scanning.

(32)

b. Digitasi

Digitasi merupakan usaha untuk menggambarkan kondisi bumi kedalam sebuah bidang datar dalam komputer, atau bisa dikatakan sebagai perubahan data peta Hardcopy menjadi softcopy. Sumber data peta untuk dijitasi dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain sebagai berikut :

1. Data Image Raster

a) Peta Analog (Hard data) adalah sumber data peta yang digunakan untuk dijitasi secara manual menggunakan alat tambanhan yaitu meja dijitasi. Contoh data ini adalah : atlas, atau peta (bentuk kertas.

b) Image Remote Sensing (Soft data) adalah data yang didapat dari pencitraan jarak jauh seperti citra satelit scan foto udara

c) Image Scanning (Soft data) adalah data scan/cetak berbentuk file

raster dari atlas atau peta analog lainnya.

2. Data Tabular

a) Manual tabel adalah data tabular yang memliki instrumen koordinat yang dapat digunakan sebagai acauan pembentukan Image vector (object/feature)

b) GPS (Global Positioning System), data yang berasal dari pengambilan data dari GPS. Setiap GPS memiliki karakteristik dalam pengambilan data dan penampilan data ke dalam komputer. c) Data hasil pengukuran di lapangan .Contoh data hasil pengukuran

data lapangan adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak penguasaan hutan, dan sebagainya.

(33)

d) Decimal Degree merupakan satuan umum dalam peta.

e) Degree Minute Second merupakan satuan koordinat yang untuk menempatkan daerah menggunakan perbedaan waktu, bahkan digunakan untuk menentukan perbedaan waktu dari suatu daerah dengan daerah lain.

f) Universal Transvers Mencator (UTM) merupakan satuan koordinat berdasarkan satuan jarak dan berhubungan dengan proyeksi yang digunakan, yaitu konversi UTM.

3. Alat dan Bahan a. Laptop

b. Software Arc Gis Dekstop 9.3 c. Data Tracking GPS

d. Data Point GPS

e. Kabel data untuk mendownload data f. Global Mapper

g. Map Source Garmin

h. Citra Google Map Areal Balikpapan

(34)

4. Prosedur Kerja

a. Download data GPS menggunakan Map Source Garmin Jalankan

software Map Source Garmin, pilih transfer kemudian Recieved From Device.

Gambar 1. Proses Download Data Lapangan

b. Download citra google menggunakan Stich Map. Jalankan Google Earth kemudian jalankan Stich Map dan pilih Stich and Calibrate Google Earth

Images kemudian save as dengan tipe file *.tif.

c. Proses editing data tracking yang saling menumpuk dan data batas. Data tracking yang telah di unduh menggunakan Map Source Garmin di edit menggunakan Software ArcGis.

(35)

Gambar 2. Proses Edit Jalan yang Menumpuk

d. Input data Tracking yang telah di edit menggunakan Software ArcGis. e. Memasukan data batas areal RKT yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan memiliki data raster yang belum di definisikan koordinatnya, dan data tersebut langsung di georeference menggunakan software

ArcGis

f. Proses dijitasi jalan dan batas yang belum di ukur. Pada tahap ini ada sebagian jalan yang belum di ukur dikarenakan kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk di ukur, karena kondisi rawa dan banjir. Maka pada tahap ini kami memanfaatkan citra google tadi untuk melakukan proses dijitasi jalan tersebut.

(36)

Gambar 3. Proses Dijitasi Jalan yang Belum di Ukur

g. Hasil Dari Pegolahan Data Tracking Jalan dan Batas

(37)

5. Hasil yang dicapai

Pada hasil yang dicapai terdapat beberapa data attribut keterangan nama jalan, data Peta jaringan jalan dan batas RKT 2012, 2013, 2014 bisa dilihat pada Gambar 4.

6. Pembahasan

Kegiatan pengolahan data ini merupakan proses penggabungan data sebelumnya, yaitu data batas RKT dan jaringan jalan yang telah di ukur. Data tersebut kemudian diolah menggunakan software Arcgis 9.3 hingga menjadi sebuah peta yang menampilkan gambar 2D dari lahan perkebunan karet di PT. Inhutani I. Proses pengolahan data dimulai dengan mendownload data dari GPS Handheld yang kemudian dilanjutkan dengan mendownload citra google menggunakan aplikasi stich map.

Proses editing data tracking dilakukan dengan bantuan software Arcgis. Kendala yang dihadapi pada saat proses pengolahan data ini terdapat sejumlah kendala. Seperti data jaringan jalan yang diukur menumpuk dan belum terdata. Penumpukan data jaringan jalan dan belum lengkapnya data menyulitkan proses layout. Selain itu ada sebagian jalan yang tidak dapat ditembus karena area rawa dan curam. Maka data jalan yang seharusnya diukur tidak terlaksana sehingga untuk mengatasinya menggunakan citra google map sebagai referensi untuk digitasi jalan dan peta yang menjadi referensi jaringan jalan tersebut adalah citra google map untuk melakukan proses dijitasi jalan. Citra google map yang di unduh dari internet ternyata sebagian wilayahnya tertutup awan. Akibatnya kondisi objek yang tertutup awan tidak bisa di dentifikasi.

(38)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. INHUTANI I:

1. Kegiatan Mendigitasi Realisasi tanaman Blok RKT, didapatkan hasil berupa 4 luasan Blok RKT 2012 adalah seluas 201.100836 hektar, 2013 seluas 502.818414 hektar, 2014 seluas 537.183588 hektar, dan 2015 seluas 650.12721 hektar. Yang dilakukan dengan proses editing yang ditampalkan dengan batas areal RKT yang dimiliki perusahaan PT. INHUTANI I sebelumnya.

2. Kegiatan pengolahan data , didapatkan hasil berupa peta jaringan jalan RKT tahun 2012, 2013 , dan 2014 PT. INHUTANI I Batu Ampar , dimana peta tersebut dimanfaatkan untuk perencanaan penanaman karet dan perencanaan jalan.

3. Cuaca yang tidak menetu dan topografi yang sulit menyebabkan proses kegiatan pengukuran batas RKT menjadi terhambat.

B. Saran

Adapun saran dari penulis yang dapat diberikan dalam rangka membangun kinerja bersama antara PT. INHUTANI I Batu Ampar dengan mahasiswa PKL pada waktu yang akan datang serta meningkatkan kualitas dan kemampuan mahasiswa PKL:

1. Menyediakan sarana transportasi yang mendukung sesuai dengan kondisi lapangan, hal ini dikarenakan dapat menunjang kinerja terutama dalam pencapaian prestasi kerja.

(39)

2. Untuk lebih memfokuskan pekerjaan tim sebaiknya diadakan briefing dan pengarahan sebelum melakukan pengukuran agar proses pengukuran dapat lebih optimal.

3. Mahasiswa wajib menguasai dan tidak boleh melupakan alat ukur sederhana seperti clinometer, kompas, dan lain-lain. Baik itu dalam menggunakan maupun dalam segi pengolahan datanya.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin H. Z. 1995. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya Anonim. 2010. Hutan Tanaman Industri.

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2012/03/hutan-tanaman-industri hti.html

(Diunduh tanggal 9 Mei 2015).

Anonim. 2010. Profil Perusahaan PT. INHUTANI I Batu Ampar Kecamatan SambojaKilometer 38

.

Anonim. 2013. Pengertian jaringan jalan dan pembagiannya

http://perencanaankota.blogspot.com/2013/10/menurut-undang-undang no.html.

(Diunduh tanggal 6 Mei 2015)

Anonim. 2013. Visi dan misi perusahaan .

http://inhutani1.co.id/home/visimisi.php .(Diunduh tanggal 9 Mei 2015) Anonim. 2014. Pengertian rencana kinerja tahunan

http://skpd.batamkota.go.id/nongsa/rencana-kerja-tahun-2013 (Diunduh tanggal 9 Mei 2015)

Budiyanto, Eko. 2004. System informasi Geografi Menggunakan MapInfo. Yogyakarta: andi. (Diunduh pada tanggal 11 juni 2013)

Supriono N. 2010. Cara menggunakan GPS

http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/searchengine- and-seo/2013341-cara-menggunakan-gps/#ixzz1Zua1c3Lo (Diunduh tanggal 6 Mei 2015).

(41)

37

Lampiran 1

Tabel 5. Data Hasil Pengolahan Pengukuran Jaringan Jalan

No. Panjang Jalan (Meter) Kode Jalan No. Panjang Jalan (Meter) Kode Jalan 1 1,554,260 J23 31 106,598 F12 2 682,281 H16 32 102,021 F13 3 126,662 H14 33 225,145 F14 4 285,366 H17 34 225,145 F15 5 250,805 H12 35 133,169 F16 6 754,894 H13 36 164,001 F17 7 379,659 H8 37 114,914 A4\E0 8 231,246 H9 38 171,516 F20 9 47,819 H10 39 241,508 F21 10 638,757 H11 40 443,882 F22 11 116,144 H18 41 619,377 E0 12 342,704 H3 42 411,386 F23 13 326,826 H4 43 410,694 E15 14 119,953 H7 44 393,947 E16 15 119,953 H19 45 166,452 E1 16 147,289 H15 46 219,963 E17 17 285,013 H20 47 581,140 E2 18 141,656 H15\H16 48 647,478 E3 19 201,941 H21 49 197,544 E18 20 240,398 H14 50 775,908 E19 21 327,473 H22 51 245,345 E20 22 581,953 H23 52 933,218 D20 23 169,148 H1\H3 53 5,795,001 D21 24 748,195 H24 54 1,406,819 D22 25 586,378 A8\H0 55 303,724 D23 26 581,338 F2 56 1,274,421 D24 27 822,120 F1 57 158,085 A2\CO 28 442,328 F10 58 2,312,993 A3\DO 29 442,328 F3 59 419,457 C18 30 327,864 F11 60 740,011 C19

(42)

38

Tabel 5. Lanjutan

No. Panjang Jalan (Meter) Kode Jalan No. Panjang Jalan (Meter) Kode Jalan 61 928,653 C20 91 170,375 B33 62 7,734,189 C21 92 206,929 B34 63 818,101 C2 93 83,527 B35 64 103,477 C21 94 104,330 B36 65 388,107 C22 95 107,035 B37 66 36,504 C23 96 163,314 A1\B0 67 353,667 C24 97 396,319 A2\CO 68 2,152,819 C1 98 171,221 A4\E0 69 315,277 C24 99 153,089 A5\F0 70 144,724 D25 100 157,353 A8\H0 71 623,871 D26 101 153,876 G0 72 654,623 D27 102 1,186,965 G18 73 1,186,965 B1 103 363,868 A15 74 173,501 B17 104 317,519 A8\I0 75 423,630 B9 105 512,574 G2 76 1,613,428 B18 106 321,158 A9\I0 77 969,255 B19 107 82,356 J1 78 162,181 B20 108 409,048 J3 79 460,840 B21

Total Jarak yang diukur = 58,662 Kilometer. 80 238,439 B22 81 268,723 B23 82 404,212 B24 83 278,377 B25 84 153,955 B26 85 148,829 B27 86 198,276 B28 87 140,590 B29 88 371,179 B30 89 67,237 B31 90 124,458 B32

(43)

39

Tabel 6. Tabel Hasil Pengolahan Mendijitasi Batas RKT

No. Areal Luas (Hektar)

1. RKT 2012 201.100836

2. RKT 2013 502.818414

3. RKT 2014 537.183588

(44)
(45)

40

(46)

41

(47)

42

(48)

43

Gambar 8. Kondisi Camp yang Banjir Menyebabkan Kegiatan Pengukuran Tidak Terlaksana.

(49)

44

Gambar 10. Kegiatan Pengukuran Jaringan Jalan menggunakan GPS

Gambar 9. Kegiatan Pengukuran untuk pengerasan jalan

(50)

45

Gambar 12. Kegiatan Pengukuran untuk Pengerasan

Gambar

Tabe l 2. Hari Libur yang diberikan Perusahaan
Gambar 2. Proses Edit Jalan yang Menumpuk
Gambar 3. Proses Dijitasi Jalan yang Belum di Ukur
Tabel 5. Data Hasil Pengolahan Pengukuran Jaringan Jalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang dapat diidentifikasi ialah pengaruh daun bangunbangun dalam menaikkan imunitas tubuh, untuk melihat pengaruh daun bangunbangun terhadap imunitas tubuh

Sistem perkandangan sapi perah ada 3, yaitu (1) Conventional type/stanchion barn dimana kandang diberi penyekat diantara sapi sehingga ternak tidak bisa

Mengurangi dampak dari pencemaran lingkungan di perlukan suatu menejemen risiko yang kegiatannya meliputi identikasi bahaya pada kegiatan pembuangan limbah pickling

Dan penelitian yang dilakukan oleh Melly Maulin Purwaningwulan (2004) yang berjudul Fenomena Iklan Rokok Sampurna A Mild dalam Perspektif Semiotika Komunikasi. Purwanignwulan melihat

memberikan gambaran kegiatan yang sudah dilakukan oleh Konsultan dimulai dari mobilisasi dan demobilisasi personil, pengumpulan data sekunder dan literatur terkait dengan pekerjaan

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

dengan peristiwa penelitian penulis sehingga sumber ini layak dikatakan sebagai sumber primer. Tatar Pringan, khususnya Kota Bandung sejak akhir abad 19 yang lalu telah

LOCANDA akan menunjukkan hotel yang terdekat dengan lokasi wisatawan yang membuka aplikasi dengan melacak menggunakan GPS, memudahkan wisatawan untuk melakukan