• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang diinginkan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang diinginkan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai pengumpulan data-data yang diperlukan dan juga proses pengolahan data-data hingga diperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan.

4.1 Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan cara observasi yaitu dengan pengambilan data langsung ke lapangan dan dengan wawancara. Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Pemilihan Decision Making Unit (DMU), Klasifikasi Decision Making Unit (DMU), Pengelompokkan Input dan Output, Identifikasi Model Matematik Data Envelopment Analysis (DEA), Pengumpulan Data Input dan Output.

4.2 Pemilihan Decision Making Unit (DMU)

Pada penelitan ini, DMU-DMU yang akan diteliti terdiri dari 5 (lima) daerah distribusi yaitu Jabodetabek, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara

(2)

Setelah dilakukan pemilihan DMU terhadap daerah distribusi PT Textilone, maka langkah selanjutnya adalah melakukan klasifikasi Decision Making Unit (DMU). Hasil klasifikasi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Klasifikasi Decision Making Unit (DMU) No. Urut DMU Daerah Distribusi Pemasaran

1 Jabodetabek

2 Jawa timur

3 Jawa barat

4 Jawa tengah

5 Sumatera Utara

4.4 Pengelompokkan Input dan Output

Setelah pemilihan klasifikasi DMU, langkah selanjutnya adalah menganalisa dan mengelompokkan data input dan output. Variabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

a. Input, meliputi : Jumlah Agen, Jumlah Pengiriman (Eksemplar) dan Biaya Pengiriman.

b. Output, meliputi : Laba

(3)

Tabel 4.2 Pengelompokkan Input dan Output

No. Input No. Output

1 Jumlah Agen 1 Jumlah Laba yang

dihasilkan

2 Jumlah Pengiriman

(Eksemplar)

3 Jumlah Biaya Pengiriman

4.5 Pengumpulan Data Input dan Output

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan veriabel-variabel yang diasumsikan memiliki pengaruh besar dalam tingkat efisiensi distribusi barang pada PT Textilone. Berikut adalah data yang akan dgunakan dalam menghitung tingkat efisiensi distribusi PT Tekstilone

Tabel 4.3. Data Input dan Output distribusi barang pada PT Textilone

No. Urut Daerah Distribusi Pemasaran Input Output

Jumlah agen Jumlah Pengiriman Biaya Pengiriman (Rp) Laba (Rp) 1 Jabodetabek 20 36,703 9,000,000 1,039,313,712 2 Jawa timur 29 115,287 60,322,500 2,567,234,061 3 Jawa barat 15 7,644 3,750,000 220,669,500

(4)

4 Jawa tengah 28 22,088 10,710,000 690,505,000 5 Sumatera Utara 3 2,882 1,687,500 93,109,500 4.6 Deskripsi Data

Data yang akan diolah dibedakan menjadi empat variabel. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai gambaran data tersebut, peneliti memberikan deskripsi data tersebut per variabel.

4.6.1 Data Jumlah Agen

Untuk menggambarkan data Jumlah Agen, berikut adalah tabel yang memuat data jumlah agen di masing – masing kota :

Gambar 4.1 : Deskripsi data jumlah agen Jabodetabe

k Jawa timur Jawa barat Jawa tengah

Sumatera Utara Jumlah agen 20 29 15 28 3 0 5 10 15 20 25 30 35 Ax is T it le

Jumlah Agen

(5)

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah agen terbanyak terdapat pada kota Jawa Timur dengan jumlah agen 29, disusul oleh Jawa Tengah dengan jumlah agen 28. Sementara jumlah agen paling sedikit berada di kota Sumatera Utara dengan jumlah 3 agen.

4.6.2 Data Jumlah Pengiriman

Untuk menggambarkan data Jumlah Pengiriman, berikut adalah tabel yang memuat data jumlah pengiriman di masing – masing kota :

Gambar 4.2 : Deskripsi data jumlah agen

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengiriman terbanyak terdapat di kota Jawa Timur dengan jumlah pengiriman 115,287 eksemplar, disusul oleh Jakarta dengan jumlah pengiriman

Jabodetabek Jawa timur Jawa barat Jawa tengah Sumatera Utara Jumlah pengiriman 36,703 115,287 7,644 22,088 2,882 -20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000

(6)

36,703 eksemplar. Sementara jumlah pengiriman paling sedikit berada di kota Sumatera Utara dengan jumlah pengiriman 2,882 eksemplar.

4.6.3 Data Biaya Pengiriman

Untuk menggambarkan data Jumlah Biaya Pengiriman, berikut adalah tabel yang memuat data jumlah biaya pengiriman di masing – masing kota :

Gambar 4.3 : Deskripsi data jumlah agen

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengiriman terbanyak terdapat di kota Jawa Timur dengan jumlah biaya pengiriman Rp. 60,322,500, disusul oleh Jakarta dengan jumlah biaya pengiriman

Jabodetabek Jawa timur Jawa barat Jawa tengah Sumatera Utara Biaya pengiriman 9,000,000 60,322,500 3,750,000 10,710,000 1,687,500 -10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 70,000,000

(7)

Rp, 10,710,000. Sementara jumlah biaya pengiriman paling sedikit berada di kota Sumatera Utara dengan jumlah pengiriman Rp, 1,687,500.

4.6.4 Data Laba yang diperoleh

Untuk menggambarkan data Laba yang dihasilkan, berikut adalah tabel yang memuat data laba yang dihasilkan di masing – masing kota :

Gambar 4.3 : Deskripsi data Laba yang dihasilkan

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Laba yang dihasilkan terbanyak terdapat di kota Jawa Timur dengan jumlah Laba yang dihasilkan sebesar Rp. 2,567,234,061 disusul oleh Jakarta dengan jumlah Laba yang dihasilkan sebesar Rp, 1,039,313,712. Sementara

Jabodetabek Jawa timur Jawa barat Jawa tengah Sumatera Utara laba (rupiah) 1,039,313,71 2,567,234,06 220,669,500 690,505,000 93,109,500 -500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 2,000,000,000 2,500,000,000 3,000,000,000 A xis T itle

Laba (Rupiah)

(8)

jumlah Laba yang dihasilkan paling sedikit berada di kota Sumatera Utara dengan jumlah pengiriman Rp, 93,109,500.

\

4.6 Pengolahan Data

Dari data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah menggunakan DEA (Data Envelopment Analisis) dengan alat analisis DEAP ver 2.1. Penghitungan efisiensi relatif menggunakan Model DEA CRS berorientasi input dengan berdasarkan skala produksi dari masing-masing DMU. Pemodelan DEA ini dilakukan untuk memperoleh nilai efisiensi yang menyatakan indeks produktivitas dari masing-masing DMU dengan menggunakan data variabel yang telah ditentukan tingkat hubungannya dari analisa uji korelasi (analisa faktor). Untuk memudahkan perhitungan maka dilakukan dengan bantuan Software DEAP ver 2.1.

Tabel 4.4 Nilai Efisiensi Relatif (Technical Efficiency)

No. DMU TE EFISIEN/INEFISIEN

1 Jabodetabek 1.000 EFISIEN

2 Jawa timur 1.000 EFISIEN

3 Jawa barat 0.922 INEFISIEN

4 Jawa tengah 1.000 EFISIEN

(9)

Dari Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa DMU 1 (Jabodetabek), DMU 2 (Jawa Timur), DMU 4 (Jawa Tengah) dan DMU 5 (Sumatera Utara) nilai efisiensi relatifnya adalah 1.000 sehingga dapat dinyatakan bahwa DMU tersebut dinyatakan efisien. Sedangkan DMU 3 nilai efisiensi relatifnya adalah 0.922 Sehingga dapat dinyatakan DMU 3 (Jawa Barat) adalah DMU yang tidak efisien.

4.7 Analisa Data

Merujuk pada hasil pengolahan data, bahwasanya terdapat DMU yang tidak efisien. Hal ini seharusnya dapat dikaji lebih lanjut. Untuk melihat lebih jelas permasalahan yang ada, berikut akan ditampilkan grafik dari setiap input dan output yang ada untuk dianalisa.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Jumlah agen Jumlah pengiriman Biaya pengiriman (jutaan) laba (jutaan) Jabodetabek Jawa timur Jawa barat Jawa tengah Sumatera Utara

(10)

Gambar 4.5 : grafik input dan output pengukuran efisiensi distribusi PT Textilone

Dapat dilihat bahwa dari tabel diatas bahwa dengan keadaan yang nyata saat ini, ternyata kota jawa timur adalah kota yang memberikan kontribusi laba yang paling besar. Sedangkan kota sumatera Utara memberikan kontibusi laba paling kecil. Meskipun demikian baik kota Jawa Timur dan Sumatera Utama memiliki nilai Teknikal Efisiensi (TE) sebesar 1,000 sehingga kota tersebut meskipun dengan kontribusi laba yang cukup berbeda dinyatakan dalam system distribusi yang efisien. Hal ini terjadi karena input (jumlah agen, jumlah pengiriman barang, dan jumlah biaya pengiriman) dari masing–masing kota tersebut, yakni Jawa Timur dan Sumatera Utara berbanding lurus dengan output (laba) yang dihasilkan. Hal yang demikian terjadi juga dalam kota Jakarta dan Jawa Tengah yang memiliki nilai TE yang sama yakni 1,000.

Berbeda dengan keempat kota lainnya, distribusi di Jawa Barat ternyata dinilai belum efisien. Hal ini dinyatakan dengan nilai TE yang tidak mencapai angka 1,000, yakni angka 0,922. Hal ini dimungkinkan karena perbandingan antara input (jumlah agen, jumlah pengiriman barang dan jumlah biaya pengiriman) tidak berbanding lurus dengan output (laba yang dihasilkan). Untuk itu hal ini perlu diberikan perhatian, agar kelak semua daerah terdistribusi secara efisien.

(11)

Dari analisis data tersebut terdapat input yang tidak efisien pada daerah distribusi wilayah Jawa Barat, yaitu berada pada banyaknya jumlah agen tetapi dengan banyaknya jumlah agen tersbut tidak dapat memaksimalkan laba yang optimal atau besar, sangat berbeda dengan wilayah distribusi Sumatra Utara dengan jumalah agen yang sedikit wilayah tersebut dapat memaksimalkan jumlah laba yang dihasilakan.

Gambar

Tabel 4.1 Klasifikasi Decision Making Unit (DMU)  No. Urut DMU  Daerah Distribusi Pemasaran
Tabel 4.2 Pengelompokkan Input dan Output
Gambar 4.1 : Deskripsi data jumlah agen
Gambar 4.2 : Deskripsi data jumlah agen
+5

Referensi

Dokumen terkait

Karena rendahnya tingkat pencapaian sales BU2 akibat tidak tercapainya S/R Produksi 100 %, yaitu dengan sales rate sebesar 71 %, maka project ini bertujuan untuk meningkatkan

Skripsi berjudul Penerapan Laporan Biaya Kualitas Terhadap Kualitas Produk (Studi Kasus Pada UD. Dua Dewi Keripik Nangka Q-Ecco di Puger), telah diuji dan disahkan

Citra Raya Boulevard Blok V.00/08 Sek.. Lengkong

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Teknik Universitas

Kemudian Mahasiswa melanjutkan proses dengan cara klik bayar pada tabel kolom konfirmasi, dilanjutkan dengan mengisi pada masing-masing kolom yang wajib di isi di dalam

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Terdapat sebuah paribasan yang mengajarkan hal ini yaitu paribasan ”kacang mangsa ninggala lanjaran”. Paribasan Jawa ini hampir serupa dengan peribahasa Indonesia

Hasil dari pembuatan sistem ini adalah halaman-halaman informasi yang nantinya dijalankan dengan web browser. Adapun sub-menu yang terdapat di dalam sistem pada