• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program jaminankesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program jaminankesehatan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)

2.1.1 Tata Laksana Kepesertaan

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program jaminankesehatan yang diberikan pemerintah kepada warga masyarakat miskin dan tidak mampuagar kebutuhan dasar kesehatannya terpenuhi. Program ini bertujuan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan tertinggi yang dapat di akses seluruh peserta dan mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Peserta yang dijamin dalam Jamkesmas adalah masyarakat yang miskin dan tidak mampu berdasarkan keputusan Bupati/Walikota, gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar serta masyarakat miskin yang tidak punya identitas. Juga para peserta program Keluarga Harapan yang tidak memiliki kartu Jamkesmas, Ibu hamil dan bayi yang dilahirkan yang tidak punya jaminan kesehatan serta penderita Thalasemia (Depkes, 2009).

2.1.2 Tata Laksana Pelayanan Kesehatan

Depkes (2009) menyatakan pada tahun 2008 pelayanan yang diberikan masih yang wajar, tidak berlebihan dan benar-benar sesuai indikasi medik, dan pada tahun 2009 kebijakan pelayanan dilakukan perubahan yang meliputi :

a. Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan keperawatan dasar di rawat jalan tingkat pertama (RJTP) dan rawat inap tingkat pertama

(2)

(RITP), pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL), rawat inap tingkat lanjutan (RITL) dan pelayanan gawat darurat

b. Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh

c. Program ini menerapkan pelayanan terstruktur dan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan

d. Pelayanan kesehatan dasar diberikan di puskesmas dan jaringannya

e. Pelayanan tingkat lanjut berdasarkan rujukan diberikan di Rumah Sakit pemerintah termasuk RS khusus. Pelayanan rawat inap diberikan di ruang rawat inap kelas III (tiga)

f. Pada keadaan gawat darurat (emergency) seluruh pemberi pelayanan kesehatan wajib memberikan pelayanan penanganan pertama keadaan gawat darurat walaupun tidak sebagai penyedia pelayanan kesehatan jaringaan Jamkesmas, yang selanjutnya pasien tersebut dirujuk ke penyedia pelayanan kesehatan Jamkesmas

g. Untuk mendapat pelayanan, status kepesertaan harus ditetapkan sejak awal dengan merujuk pada kartu peserta ataupun database kepesertaan

h. Pemberian pelayanan harus dilakukan secara efektif dan efisiendengan menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali mutu.

2.1.3 Prosedur Pelayanan

(3)

Dilakukan di Puskesmas dan jaringannya, dengan menunjukkan kartu Jamkesmas atau surat keterangan/rekomendasi dari Dinas Sosial setempat atau kartu Program Keluarga Harapan yang belum memiliki kartu Jamkesmas

b. Pelayanan Tingkat Lanjut

Peserta Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjut dirujuk dari Puskesmas ke fasilitas pelayanan tingkat lanjut disertai kartu peserta Jamkesmas dan rujukan yang ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan. Pada kasus emegency tidak memerlukan surat rujukan, dan diberikan waktu 2 x 24 jam kerja untuk melengkapi identitas kepesertaannya dan selama tenggang waktu itu pasien tidak boleh dikenakan biaya dan diberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Biaya transport rujukan dari Puskesmas ke sarana pelayanan kesehatan menjadi tanggungjawab Puskesmas yang merujuk, sedangkan pemulangan pasien dari rumahsakit ke rumahsakit lain menjadi tanggungjawab pemerintah daerah asal. Sarana pelayanan kesehatan yang menerima rujukan, wajib memberikan jawaban atas pelayanan rujukan (Rujukan Balik).

2.2 TINGKAT KEPUASAN PADA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

(4)

dapat dengan mudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Disini, pasien menggunakan indranya (mata, telinga dan rasa) untuk menilai jasa pelayanan kesehatan yang diterima. Misalnya ruangan yang bersih, nyaman, dilengkapi dengan kursi, peralatan kantor yang lengkap, seragam petugas yang bersih, menarik dan rapi. Sarana dan prasarana yang lengkap, baik secara medis dan non medis akan sangat mempermudah pasien dan menghemat biaya.

Pohan (2006) dalam Sarmeilia (2009), mengatakan bahwa tingkat kepuasan yaitu, pelanggan tidak akan puas bila penampilan kurang dari harapan pelanggan, puas apabila penampilan sebanding dengan harapan dan apabila melebihi harapan maka pelanggan akan amat puas dan senang.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan

Kepuasan ditentukan oleh beberapa faktor dari segi jabatan, umur, kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, sikap mental dan kepribadian. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan :

a. Kinerja, merupakan kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa terutama keperawatan pada waktu yang relatif cepat, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan termasuk memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan kesehatan.

b. Adanya ciri-ciri atau keistimewaan tambahan, yang merupakan karakteristik pelengkap yang dimiliki oleh jasa pelayanan, seperti : televisi, AC, dan sebagainya.

(5)

c. Keandalan, dimana hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki perawat dalam memberikan jasa keperawatannya dengan pengalaman yang dimiliki.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi, sejauhmana karakteristik pelayanan dapat memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. Daya tahan berkaitan dengan berapa lama produk digunakan. Mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam penggunaan peralatan kesehatan.

f. Pelayanan yang diberikan perawat dengan memberikan penanganan yang cepat dan kompetensi yang tinggi terhadap keluhan pasien sewaktu-waktu.

g. Estetika yang merupakan daya tarik yang ditangkap oleh panca indra, seperti: keramahan perawat, dekorasi bangunan, kenyamanan ruang tunggu dan taman yang indah dan sejuk.

h. Kualitas, citra dan reputasi serta tanggungjawab yang diharapkan pasien.

Pelayanan keperawatan diperlukan oleh setiap klien yang mencakup pada pelayanan primer, sekunder, tersier dan restoratif. Henderson dalam Sarmeilia (2009) mengemukakan bahwa fungsi unik keperawatan membantu individu, sehat atau sakit, dalam melaksanakan aktivitas yang berperan dalam kesehatan atau pemulihannya (atau untuk menghadapi kematian dengan tenang). Karena keperawatan merupakan bagian penting dalam sistem pelayanan kesehatan, sehingga perawat perlu memahami sistem yang ada agar mampu memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas secara efektif dalam sistem tersebut.

Jenis pelayanan bergantung pada tempat dimana klien mencari pelayanan kesehatan :

(6)

a. Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan akan membantu pasien dan keluarga dalam menurunkan faktor resiko terhadap penyakit.

b. Perawatan Primer, yang melibatkan pasien secara langsung dan biasanya merupakan kontrak awal dengan pemberi perawatan primer, misalnya dokter atau perawat. c. Diagnosis dan Tindakan, dapat diberikan pada perawatan primer tetapi apabila pasien

mengalami komplikasi dan pemberi pelayanan kesehatan tidak mampu merawat kondisi tersebut maka diperlukan tenaga spesialis.

d. Rehabilitasi, usaha untuk seseorang mencapai fungsi normal atau mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau mental.

e. Perawatan Berkelanjutan, diberikan kepada pasien yang memerlukan pelayanan terus menerus dengan masalah kesehatan kronik dan jangka panjang.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Negara (MENPAN) dalam keputusannya Nomor : 81/1995 menegaskan bahwa pelayanan yang berkualitas harus sesuai dengan sendi-sendi sebagai berikut :

1. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat dan tidak berbelit-belit serta mudah dipahami dan dilaksanakan.

2. Kejelasan dan kepastian, menyangkut : a. Prosedur/tata cara pelayanan umum

b. Persyaratan pelayanan umum, baik teknis maupun administratif

c. Unit kerja atau pejabat yang bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan umum d. Rincian biaya/tarif pelayanan umum dan tata cara pembayarannya

(7)

e. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum

f. Hak dan kewajiban baik dari pemberi maupun penerima pelayanan umum berdasarkan bukti-bukti penerimaan permohonan/ kelengkapannya, sebagai alat untuk memastikan pemrosesan pelayanan umum

g. Pejabat yang menerima keluhan pelanggan (masyarakat)

3. Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum

4. Keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara, persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan umum, waktu penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan difahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

5. Efisien, meliputi :

• Persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang diberikan

• Dicegah adanya pengulangan pemenuhan kelengkapan persyaratan, dalam hal proses pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait

6. Ekonomis, dalam arti bahwa pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan :

(8)

a. Nilai barang atau jasa pelayanan umum dengan tidak menuntut biaya yang tinggi diluar kewajaran

b. Kondisi dan kemampuan pelanggan (masyarakat) untuk membayar secara umum c. Ketentuan perundang-undangan yang berlaku

7. Keadilan yang merata dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan umum harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil

8. Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.(Syafrudin, Masitoh, Rosnawaty, 2011)

Kinerja perawat, sampai dengan saat ini telah menjadi isu yang berkembang di tatanan pelayanan kesehatan. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Masyarakat yang menggunakan fasilitas Jamkesmas mengharapkan pelayanan kesehatan yang sama tanpa ada pembedaan dalam segi perawatan. Hal-hal yang didapatkan pasien selama menggunakan jasa kesehatan seperti sarana prasarana yang lengkap, fasilitas ruangan yang baik serta ketanggapan perawat dalam membarikan asuhan keperawatan akan menjadi ukuran pasien terhadap kinerja perawat, sebagai pelaku profesional layanan kesehatan. Kenyataan yang terjadi di lapangan yaitu terdapat kesenjangan antara harapan pasien Jamkesmas dengan kinerja layanan kesehatan yang salah satu dari layanan kesehatan tersebut adalah pelayanan keperawatan yang diterimanya melalui beberapa pengaduan yang belum ditanggapi

(9)

dimana satu dari pelayanan kesehatan tersebut adalah pelayanan keperawatan (DepKes RI, 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa jika persepsi konsumen akan minat membeli meningkat maka akan meningkatkan keputusan pembelian, dan sebaliknya jika minat membeli

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki serta Nilai

Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu, maka

Ke kakuan dan kediktatoran Virus tak berhenti sampai disitu, ia berupaya agar ketiga pemuda itu tak akan pernah lulus dari universitasnya, dengan berbagai cara, namun cara apapun

Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan

Dari Gambar 22 terlihat, terdapat peningkatan yang dinilai banyak oleh lulusan sebelum dan setelah lulus dari UT, yaitu pada aspek: pengembangan diri,

Tanjung Beringin a. Kawasan Rumbang Bulik 06. Rumah Adat Kembang Pusaka b. Rumah Adat Totak Sambung c. Kompleks Makam Tokoh Adat Kinipan -.. Beberapa Benda Menjadi Batu

JRS hadir hampir sepanjang minggu di dua Rudenim dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya kesejahteraan lahir-batin dan perlindungan yang lebih