BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Di dalam kehidupan manusia, suatu perjanjian tidak dapat dipisahkan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Suatu perjanjian pada umumnya lahir setelah ada kesepakatan antara dua pihak walaupun tidak menutup kemungkinan adanya suatu perjanjian sepihak seperti hibah. Suatu pernyataan sepakat secara teknis bisa dilakukan secara tegas, baik lisan maupun tulisan dan secara diam-diam dengan suatu sikap/isyarat. Walaupun sebaiknya pernyataan kata sepakat tersebut dilakukan dengan cara yang tegas demi mencegah adanya cacat kehendak.
Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global. Salah satu kemajuan dalam bidang teknologi dan komunikasi adalah berkembangnya penggunaan internet. Salah satu fungsi internet adalah sebagai media untuk mencari berbagai macam informasi di seluruh dunia, tanpa batasan ruang dan waktu1. Saat ini internet dapat puladigunakan sebagai media untuk melakukan transaksi bisnis.
1
Budi Sutejdo Dharma Oetomo et all, 2007, Pengantar Teknologi Informasi Internet Konsep dan Aplikasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, hlm. 1.
Kemajuan teknologi membuat menusia terkadang berimprovisasi dalam melakukan perbuatan hukum. Di dalam upaya pemenuhan prestasi terkadang salah satu pihak melakukannya dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia seperti membayar melalui transfer bank. Contoh lain, bentuk pernyataan kesepakatan yang secara tertulis kini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai layanan teknologi yang tersedia dan melimpah seperti pesan singkat, surat elektronik atau e-mail, WhatssApp, Line, dan lain sebagainya. Hal ini yang membuat saat ini seringkali terjadi suatu perjanjian lahir walaupun kedua belah pihak berada di locus yang cukup jauh.
Semenjak beberapa tahun terakhir, mayoritas warga Indonesia sedang dilanda demam media sosial. Mereka dapat bersosialisasi, mendapatkan dan memberikan informasi seluas-luasnya hanya melalui suatu perangkat teknologi seperti komputer dan gawai. Diawali dengan Friendster pada kisaran tahun 2007-2008, lalu kemudian muncul Facebook dan Twitter, hingga yang terbaru di antaranya adalah Snapchat, LINE, Pinterest dan yang akan penulis bahas di sini adalah Instagram.
Berdasarkan pengertian Instagram dalam forum Frequently Asked Question (FAQ) dari situs resmi Instagram, menjelaskan bahwa Instagram is a fun and quirky way to share your life with friends through a series of pictures yang kurang lebih artinya adalah Instagram adalah suatu cara yang
menyenangkan dan unik untuk berbagi hidup Anda dengan teman-teman melalui serangkaian gambar atau foto2.
Semenjak diluncurkan pada Oktober 2010, Instagram terus menambah jumlah penggunanya pada setiap tahunnya. Pada Desember 2010 atau tiga bulan setelah dirilis, tercatat jumlah pengguna Instagram adalah satu juta pengguna. Pada 27 Februari 2013, Instagram mengumumkan jumlah pengguna aktifnya adalah 100 juta pengguna. Jumlah ini terus meningkat hingga pada September 2015, jumlah pengguna Instagram menembus angka 400 juta pengguna3.
@Dagelan adalah akun Instagram asal Indonesia dengan pengikut terbanyak di Indonesia yaitu lebih dari 7 (tujuh) juta pengguna4. @Dagelan melihat fenomena demam Instagram adalah sebuah peluang bisnis. @Dagelan menjaring pasar sebagai pengikut sebanyak-banyaknya sehingga akun @Dagelan menjadi salah satu akun yang paling berpengaruh di Indonesia. Status akun yang paling berpengaruh ternyata juga berlaku dalam ilmu pemasaran (marketing). Banyak pemilik perusahaan menggunakan jasa akun @Dagelan untuk mempromosikan akun Instagram perusahaannya. Jumlah pengikut yang besar seringkali membuat perusahaan puas atas respons yang mereka terima setelah mempromosikan akun Instagram perusahaan mereka.
2
Instagram, “FAQ”, http://bit.ly/1OtxJIL , diakses pada 11 November 2015. 3
Kompas, “Pengguna Instagram Kini 400 juta”, http://bit.ly/1HpC166 , diakses pada 9 November 2015
Seperti yang telah penulis kemukakan di atas, beberapa tahun terakhir seringkali terjadi kesepakatan dimana kedua belah pihak berada di lokasi yang cukup jauh. Sistem yang seperti itu pula yang diterapkan oleh akun @Dagelan. Sistem transaksi jarak jauh membuat sistem ini menjadi memiliki probabilitas yang cukup besar untuk terjadi wanprestasi. Lokasi para pihak yang masing-masing cukup jauh antara satu dengan yang lainnya juga membuat salah satu pihak akan kesulitan dalam hal penuntutan prestasi apabila terjadi wanprestasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam penulisan hukum berjudul “PELAKSANAAN
PERJANJIAN JASA PROMOSI AKUN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM MELALUI AKUN @Dagelan”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang akan penulis uraikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana saja bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian jasa promosi akun media sosial Instagram melalui akun @Dagelan?
2. Bagaimana upaya penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh para pihak apabila terjadi wanprestasi?
Adapun tujuan dari penulisan hukum yang berjudul “Pelaksanaan Perjanjian Jasa Promosi Akun Media Sosial Instagram Melalui Akun @Dagelan”
terdiri atas 2 (dua) tujuan, yaitu:
1. Tujuan Subjektif:
Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyusun mata kuliah Penulisan Hukum guna melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
2. Tujuan Objektif:
a. Untuk mengetahui bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian jasa promosi akun media sosial Instagram melalui akun @Dagelan; serta
b. Untuk mengetahui upaya penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh para pihak apabila terjadi wanprestasi.
D. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penulisan hukum dengan judul “Pelaksanaan
Perjanjian Jasa Promosi Akun Media Sosial Instagram Melalui Akun @Dagelan” belum pernah disusun sebelumnya, tetapi terdapat beberapa
dibuat oleh penulis. Berikut penulisan hukum yang berkaitan dengan penulisan hukum yang ditulis oleh penulis:
Penulisan hukum yang ditulis oleh Selamet Agung Nugroho pada tahun 2014 dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Jasa Perjalanan Wisata Melalui Sistem E-Commerce Antara Agen Perjalanan Exotika Lands dengan Konsumen”5.
Masalah yang diangkat di dalam penulisan hukum Selamet Agung Nugroho adalah mengenai pelaksanaan perjanjian agen perjalanan Exotika Lands Yogyakarta, serta mengenai bentuk wanprestasi dan upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian jasa tersebut. Penulisan hukum Selamet Agung Nugroho menghasilkan kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan perjanjian jasa agen perjalanan, Exotika Lands Yogyakarta telah beberapa kali melakukan wanprestasi. Bentuk wanprestasi tersebut terkait teknis pelaksanaan perjanjian seperti tour guide yang kurang koorperatif, pemilihan hotel yang terlalu jauh dari tempat wisata, serta jadwal kegiatan acara yang tidak sesuai dengan perjanjian. Upaya penyelesaian wanprestasi yang dilakukan adalah melalui musyawarah mufakat antara Exotika Lands Yogyakarta dengan konsumen.
Penulisan hukum yang dibuat oleh Selamet Agung Nugroho dengan penulisan hukum yang dibuat oleh penulis memiliki beberapa kesamaan yaitu
5 Selamet Agung Nugroho, 2014, Pelaksanaan Perjanjian Jasa Perjalanan Wisata Melalui SIstem E-Commerce Antara Agen Perjalanan Exotika Lands dengan Konsumen, Penulisan Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
mengenai masalah yang akan diteliti seperti bentuk wanprestasi dan upaya penyelesaian sengketanya namun penulisan hukum yang dibuat oleh Selamet Agung Nugroho memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan penulisan hukum yang dibuat oleh penulis. Perbedaan tersebut adalah mengenai subjek yang diteliti. Subjek penelitian Selamet Agung Nugroho adalah agen perjalanan Exotika Lands Yogyakarta dan konsumen, sedangkan subjek penelitian penulis adalah akun media sosial Instagram @Dagelan dengan konsumen.
Arti penting dari subjek penelitian tersebut adalah mengenai hasil penelitian yang tentu akan berbeda, dalam hal ini adalah bentuk wanprestasi serta upaya penyelesaian sengketa. Bentuk wanprestasi yang dibuat oleh sebuah agen perjalanan tentuk akan berbeda dengan bentuk wanprestasi yang dibuat oleh sebuah akun media sosial Instagram. Begitu pula dengan upaya penyelesaian sengketanya. Upaya penyelesaian sengketa yang dibuat oleh sebuah agen perjalanan tentu akan berbeda dengan upaya penyelesaian sengketa yang dibuat oleh sebuat akun media sosial Instagram.
Dengan demikian penulisan hukum ini dilakukan dengan itikad baik, tidak ada maksud untuk melakukan plagiarisme. Apabila terdapat penelitian yang serupa, maka diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi dan melengkapi penelitian yang telah ada sebelumnya, serta memperbanyak referensi dalam penulisan yang bersifat akademis.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai kegunaan baik secara akademis maupun secara praktis, adapun kegunaannya adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Akademis dan/atau Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan hukum dalam bidang hukum perdata khususnya di dalam hukum perjanjian yang saat ini dirasakan telah terjadi pergeseran teknis pelaksanaan dengan berkembangnya ilmu teknologi dan komunikasi.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan sebagai tambahan sumber informasi bagi masyarakat mengenai pelaksanaan perjanjian jasa promosi akun media sosial khususnya melalui media sosial Instagram.