• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERHENTIAN DAN PEMBERIAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SERTA PEMBERIAN PENSIUN JANDA DUDANYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERHENTIAN DAN PEMBERIAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SERTA PEMBERIAN PENSIUN JANDA DUDANYA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pensiun Pegawai Negeri Sipil merupakan j aminan hari t ua yang sangat pent ing art inya bagi Pegawai Negeri Sipil, dan sekaligus merupakan salah sat u bent uk penghargaan at as j asa-j asanya selama bekerj a dalam dinas Pemerint ah;

b. bahwa sehubungan dengan art i pent ing pensiun t ersebut , proses pemberhent ian, pemberian pensiun dan pembayarannya perlu diperlancar agar pensiun Pegawai Negeri Sipil sert a j anda/ dudanya dapat benarbenar dit erima t epat pada wakt unya;

c. bahwa unt uk maksud t ersebut dipandang perlu menet apkan pengat uran mengenai pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil sert a pension j anda/ dudanya;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 t ent ang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/ Duda Pegawai (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2906);

3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Kepega-waian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

(2)

Negara Nomor 3058);

5. Perat uran Pemerint ah Nomor 7 Tahun 1977 t ent ang Perat uran Gaj i Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3098) j is Perat uran Pemerint ah Nomor 13 Tahun 1980 (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3162) dan Perat uran Pemerint ah Nomor 15 Tahun 1985 (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 21);

6. Perat uran Pemerint ah Nomor 32 Tahun 1979 t ent ang Pemberhent ian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3149);

7. Perat uran Pemerint ah Nomor 3 Tahun 1980 t ent ang Pengangkat an Dalam Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3156);

8. Perat uran Pemerint ah Nomor 1 Tahun 1983 t ent ang Perlakuan Terhadap Calon Pegawai Negeri Sipil Yang Tewas At au Cacat Akibat Kecelakaan Karena Dinas (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 1);

9. Perat uran Pemerint ah Nomor 18 Tahun 1985 t ent ang Penet apan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda/ Dudanya (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 24);

MEMUTUSKAN :

(3)

Pasal 1

Kepala Badan Administ rasi Kepegawaian Negara at au Pej abat yang dit unj uk olehnya at as nama Ment eri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non Depart emen, Pimpinan Kesekret ariat an Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkut an menet apkan :

a. Pemberhent ian dengan hormat Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/ a ke bawah yang mencapai bat as usia pensiun dengan hak pensiun;

b. Pemberian pensiun kepada Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan pemberian hak-hak kepegawaian lainnya sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 2

Kewenangan pemberhent ian dan pemberian pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, meliput i pula pemberian pensiun j anda/ duda dalam hal pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an meninggal dunia.

Pasal 3

Penet apan pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil sert a penet apan pensiun j anda/ duda Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 dit et apkan dalam sat u surat keput usan.

Pasal 4

(4)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dit erimakan kepada yang bersangkut an dan t embusannya kepada kant or pembayar pensiun, selambat -lambat nya 3 (t iga) bulan sebelum bat as usia pensiun Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an.

(2) Keput usan pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), mulai berlaku t anggal 1 pada bulan berikut nya Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an mencapai bat as usia pensiun.

Pasal 5

(1) Pensiun Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, mulai dibayarkan dan dit erimakan kepada yang bersangkut an pada t anggal berlakunya surat keput usan pensiun.

(2) Pensiun j anda/ duda pensiunan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 yang meninggal dunia, dibayarkan dan dit erimakan pada bulan berikut nya set elah pensiunan meninggal dunia.

Pasal 6

(1) Ket ent uan mengenai pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil yang diat ur dalam Perat uran Pemerint ah ini, diberlakukan bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Daerah.

(2) Unt uk t ahap pert ama pelaksanaan ket ent uan Perat uran Pemerint ah ini diberlakukan t erlebih dahulu bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat .

(5)

kemampuan, t ingkat kesiapan administ rasi dan kelancaran pelayanannya.

Pasal 7

(1) Keput usan pensiun Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/ a ke bawah yang t elah dit erimakan kepada yang bersangkut an sebelum berlakunya Perat uran Pemerint ah ini dinyat akan t et ap berlaku.

(2) Apabila penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meninggal dunia maka j anda/ dudanya melaporkan kepada Kepala Badan Administ rasi Kepegawaian Negara unt uk dit et apkan surat keput usan j anda/ dudanya.

(3) Set elah 3 (t iga) bulan t erhit ung sej ak t anggal dit et apkan Perat uran Pemerint ah ini, maka surat -surat keput usan pemberhent ian dan pemberian pensiun j anda/ duda harus t elah berdasarkan kepada ket ent uan Perat uran Pemerint ah ini.

Pasal 8

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Perat uran Pemerint ah ini dit et apkan lebih lanj ut oleh Ment eri Keuangan dan Kepala Badan Administ rasi Kepegawaian Negara, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri menurut bidang t ugasnya masing-masing.

Pasal 9

(6)

dilakukan oleh Ment eri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non Depart emen, Pimpinan Kesekret ariat an Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkut an sampai dit et apkan lain dengan Perat uran Pemerint ah t ersendiri.

Pasal 10

Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal dit et apkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 13 April 1989

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 13 April 1989

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

(7)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1 9 8 9

TENTANG

PEMBERHENTIAN DAN PEMBERIAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SERTA

PEMBERIAN PENSIUN JANDA/ DUDANYA

UMUM

Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan pensiun j anda/ duda diberikan sebagai j aminan hari t ua dan sebagai penghargaan at as j asa-j asanya selama bekerj a dalam dinas Pemerint ah.

Agar pemberian pensiun t erhadap Pegawai Negeri Sipil dan pensiun j anda/ dudanya dapat dit erima t epat pada wakt unya, perlu adanya peningkat an pelayanan dalam penyelesaian pemberian pensiun.

Dalam Pasal 13 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) dit egaskan bahwa kebij aksanaan pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh berada di t angan Presiden.

Pembinaan Pegawai Negeri Sipil t ersebut meliput i kegiat an-kegiat an yang bersif at luas, ant ara lain t ent ang pengangkat an, pemindahan dan pemberhent ian Pegawai Negeri Sipil sebagaimana t elah diat ur dalam Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1975.

(8)

Pembina golongan ruang IV/ a ke bawah dan pensiun j anda/ dudanya. Pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/ a ke bawah dan pemberian pensiun j anda/ dudanya t ersebut di at as, meliput i Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Yang dimaksud dengan pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil yang mencapai bat as usia pensiun dalam ket ent uan ini ialah pemberhent ian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku harus diberhent ikan dengan hak pensiun karena t elah mencapai bat as usia pensiun. Dengan Perat uran Pemerint ah ini, kewenangan unt uk it u dilaksanakan oleh Kepala Badan Administ rasi Kepegawaian Negara at au pej abat yang dit unj uk olehnya at as nama Ment eri, Jaksa Agung, Kepala Lembaga Pemerint ah Non Depart emen, Pimpinan Kesekret ariat an Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara, dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkut an.

Penyelenggaraan kewenangan t ersebut dilakukan berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974.

Pemberian hak-hak kepegawaian disini meliput i kenaikan pangkat pengabdian dan pemberian kenaikan gaj i berkala t erakhir menj elang pensiun yang berdasarkan perat uran perundang-undangan dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang diberhent ikan dengan hak pensiun karena t elah mencapai bat as usia pensiun.

Pasal 2

(9)

Pasal 3

Secara administ rat if kedua hal t ersebut harus dilaksanakan seef ekt if dan seef isien mungkin. Dengan demikian selain dari segi administ rasi akan menj adi lebih sederhana, proses penyelesaian pemberhent ian dan pemberian pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an at au j anda/ dudanya j uga menj adi lebih sederhana dan cepat .

Selama ini bilamana pensiunan Pegawai Negeri Sipil meninggal dunia, maka berlangsung lagi kegiat an administ rasi unt uk menet apkan pensiunan j anda/ dudanya.

Kegiat an ini biasanya memakan wakt u yang lama, dan akibat nya sering-kali t idaklah sederhana dalam penyelesaiannya.

Oleh karenanya dalam surat keput usan pemberhent ian dan pemberian pensiun sekaligus dit et apkan pula ket ent uan mengenai pemberian besarnya pensiun j anda/ duda t ersebut .

Pasal 4

Ayat (1)

Tit ik berat ini t erlet ak pada dit erimakannya surat keput usan pensiun kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an. Jadi, bukan kapan dikeluarkan surat keput usan. Langkah kebij aksanaan ini dimaksudkan unt uk lebih mempert egas t uj uan dikeluarkannya Perat uran Pemerint ah ini.

(10)

dit erimakan t epat pada wakt unya.

Kant or pembayar pensiun adalah lembaga at au unit kerj a, apapun namanya, yang berdasarkan ket ent uan yang berlaku dit ugasi unt uk melakukan pembayaran pensiun.

Ayat (2)

Cukup j elas

Pasal 5

Ayat (1)

Pembayaran pensiun harus dilaksanakan pada bulan berlakunya surat keput usan dengan t uj uan agar t idak t erj adi kevacuman penghasilan. Cont oh bagi ket ent uan ini adalah sebagai berikut :

A adalah Pegawai Negeri Sipil dengan pangkat Penat a Tingkat I golongan ruang III/ d. Lahir pada t anggal 2 Mei. Ia harus diberhent ikan pada akhir Mei karena mencapai bat as usia pensiun. Dengan demikian t anggal 1 Juni sudah dibayarkan dan dit erimakan pensiunnya.

Pembayaran pensiun ini sama sekali t idak dikait kan dengan masalah administ rasi penghent ian pembayaran gaj i, yang pada dasarnya memang menj adi t ugas Pemerint ah.

Yang perlu diwuj udkan adalah, pada saat Pegawai Negeri Sipil mulai pensiun ia t idak lagi menerima gaj i, t et api sebaliknya, pada saat / bulan ia mulai t idak menerima gaj i, ia harus mulai menerima pensiunnya.

Ayat (2)

(11)

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Cukup j elas

Ayat (3)

Mengingat banyaknya Pegawai Negeri Sipil baik Pusat maupun Daerah yang harus dilayani, dan agar pelaksanaan Perat uran Pemerint ah ini dapat berdayaguna dan berhasilguna, maka pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil dan pemberian pensiun j anda/ dudanya oleh Badan Administ rasi Kepegawaian Negara dilakukan secara bert ahap, t anpa mengurangi pelayanan Pegawai Negeri Sipil daerah it u sendiri.

Pasal 7

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Cukup j elas

Ayat (3)

Cukup j elas

Pasal 8

Cukup j elas

Pasal 9

(12)

a. permint aan sendiri;

b. penyederhanaan organisasi;

c. dipidana;

d. t idak cakap j asmani at au rohani;

e. meninggalkan t ugas;

f . meninggal dunia at au hilang dan sebagainya, kecuali pemberhent ian karena dij at uhi hukuman disiplin.

Dalam rangka penat aan ulang, kewenangan di bidang-bidang t ersebut j uga memerlukan perhat ian. Tet api karena masalah t eknis yang dihadapi lebih bersif at kompleks, maka kewenangan ini unt uk sement ara masih diberikan kepada para Ment eri dan pej abat -pej abat t ersebut . Apabila Rancangan Perat uran Pemerint ah yang akan mengat ur pengalihan kewenangan di bidang ini kepada Kepala Badan Administ rasi Kepegawaian Negara sebagaimana halnya mat eri yang sekarang diat ur dalam Perat uran Pemerint ah ini t elah siap, maka hal it upun dapat segera diselenggarakan.

Pasal 10

Referensi

Dokumen terkait

(1) Apabila Menteri Negara atau penerima pensiun bekas Menteri Negara meninggal dunia sedangkan ia tidak mempunyai isteri/suami yang berhak menerima pensiun

Gaji Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2OI4 tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda/Dudanya, perlu

Peraturan Gubernur Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pemberian Tunjangan Peningkatan Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Daerah

Pensiunan Janda/Duda Pegawai Negeri Sipil yang dipensiunkan sebelum bulan April 1997 pensiun pokoknya disesuaikan menurut Daftar II-A sampai dengan Daftar II-Q sebagaimana

Pensiunan janda/duda Pegawai Negeri Sipil yang tewas yang dipensiunkan sebelum bulan April 1992, pensiun pokoknya disesuaikan menurut Daftar III-A sampai dengan Daftar III-Q

bagi janda/duda Pegawai Negeri Sipil yang tewas menurut Daftar VI-. A sampai dengan VI-Q sebagaimana tercantum dalam

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka ketentuan mengenai kegiatan penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun beserta

(1) Apabila Menteri Negara atau penerima pensiun bekas Menteri Negara meninggal dunia sedangkan ia tidak mempunyai isteri/suami yang berhak menerima pensiun janda/duda atau