• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Sifat Mekanik Beton Ringan Non Autoclaved Aerated Concrete Dengan Substitusi Fly Ash Dan Bottom Ash

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Sifat Mekanik Beton Ringan Non Autoclaved Aerated Concrete Dengan Substitusi Fly Ash Dan Bottom Ash"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di

bidang konstruksi, maka kita didorong untuk lebih memperhatikan standar mutu

serta produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan

pembangunan konstruksi agar lebih baik dan berkualitas. Oleh karena itu,

diperlukan suatu bahan bangunan yang memiliki keunggulan yang lebih baik

dibandingkan bahan bangunan yang sudah ada selama ini. Beton merupakan salah

satu bahan bangunan yang banyak dipakai dan juga perkembangan inovasi dan

teknologinya terus berjalan pesat. Salah satu perkembangan inovasinya adalah

adalah Beton Ringan (Lightweight Concrete).

Menurut (SNI 3402-2008) Beton ringan adalah beton yang memiliki berat

jenis lebih ringan daripada beton pada umumnya. Beton biasa memiliki berat jenis

yang tinggi (sekitar 2400 kg/m3), sedangkan beton ringan mempunyai berat satuan

tidak lebih dari 1900 kg/m3. Pembuatan beton ringan pada prinsipnya dengan

memberikan campuran isian yang ringan, campuran itu bisa berupa Styrofoam,

batu apung, foam agent, dan abu terbang. Dalam penelitian ini direncanakan

beton ringan non autoclaved aerated concrete (NAAC) dengan menggunakan

foaming agent, kerikil sebagai agregat kasar, serta fly ash dan bottom ash sebagai

substitusi semen dan pasir. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah dari

batubara yang diperoleh dari industri.

Berdasarkan PP. No.85 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan

berbahaya dan beracun (B3), fly ash dan bottom ash dikategorikan sebagai

limbah B3 karena terdapat kandungan oksida logam berat yang akan mencemari

lingkungan. Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan atau

kegiatan yang mengandung bahan berbahaya beracun yang karena sifat dan atau

konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung

dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan

(2)

dapat diterapkan adalah memanfaatkan limbah fly ash dan bottom ash untuk

keperluan bahan bangunan dalam pembuatan beton.

Fly ash adalah hasil yang diperoleh dari pembakaran batubara dan

merupakan material berbentuk butiran yang sangat halus yang komponen

terbanyaknya adalah 72,2% Silika berdasarkan hasil pengujian dari balai riset dan

standarisasi industri Medan. Sifat fly ash hampir sama dengan semen yang

berfungsi sebagai perekat yang baik, sehingga dianggap mampu mengurangi

penggunaan semen agar dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan. Sedangkan

bottom ash merupakan material yang tidak terbakar dengan sempurna dari

pembakaran batubara. Bottom ash mempunyai ukuran partikel yang lebih besar

dan lebih berat dari fly ash dengan karakteristik berwarna abu-abu gelap

berbentuk butiran berporos sehingga dianggap mampu mengurangi penggunaan

agregat halus.

Tabel 1.1 Unsur yang terkandung dalam Fly ash

No Parameter Satuan Hasil Metode

1 Silika sebagai SiO2 % 72,2 Gravimetri

2 Aluminium sebagai Al2O3 % 18,8 Perhitungan

3 Besi sebagai Fe2O3 % 0,79 A A S

4 Kalsium sebagai CaO % 4,79 Tritimetri

5 Magnesium sebagai MgO % 3,50 Gravimetri

6 Sodium sebagai Na2O % 0,03 A A S

7 Potasium sebagai K2O % 0,04 A A S

8 Fosfor sebagai P2O5 % 0,19 Spektrofotometri

9 Sulfur (S) % 2,12 Gravimetri

10 Mangan mg/Kg 81,8 A A S

(3)

Tabel 1.2. Unsur yang terkandung dalam Bottom ash

No Parameter Satuan Hasil Metode

1 Silika sebagai SiO2 % 53,4 Gravimetri

2 Aluminium sebagai Al2O3 % 6,77 Perhitungan

3 Besi sebagai Fe2O3 % 1,27 A A S

4 Kalsium sebagai CaO % 8,74 Tritimetri

5 Magnesium sebagai MgO % 4,12 Gravimetri

6 Sodium sebagai Na2O % 0,06 A A S

7 Potasium sebagai K2O % 0,08 A A S

8 Fosfor sebagai P2O5 % 0,13 Spektrofotometri

9 Sulfur (S) % 1,05 Gravimetri

10 Mangan mg/Kg 404 A A S

Sumber : Laboratorium Penguji, Balai riset dan standarisasi industri Medan

Fly ash dan bottom ash yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

PT. SOCI MAS. Oleh karena itu, penggunaan fly ash dan bottom ash sebagai

substitusi dalam pembuatan beton ringan non autoclaved aerated concrete

(NAAC) diharapkan dapat meningkatkan kualitas beton, juga sekalian

mendukung gerakan ramah lingkungan, karena kita dapat memanfaatkan limbah

dari batubara yang tidak terpakai agar tidak mencemari lingkungan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang

diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Karakteristik material fly ash dan bottom ash dari PT. SOCI MAS

2. Optimasi kadar penggunaan fly ash dan bottom ash terhadap sifat mekanik

beton ringan non autoclaved aerated concrete

(4)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui kadar penggunaan fly ash dan bottom ash yang optimal terhadap

kekuatan beton ringan non autoclaved aerated concrete

2. Mengetahui sifat mekanik beton ringan non autoclaved aerated concrete

3. Perbandingan sifat mekanik beton ringan non autoclaved aerated concrete

dengan dan tanpa menggunakan fly ash dan bottom ash

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan :

1. Memberikan hasil tentang pengaruh penambahan fly ash dan bottom ash

terhadap kekuatan beton ringan non autoclaved aerated concrete

2. Mengurangi dampak limbah fly ash dan bottom ash bagi lingkungan

3. Fly ash dan bottom ash dapat dijadikan substitusi bahan campuran untuk

pembuatan beton ringan non autoclaved aerated concrete

4. Mengetahui kadar penggunaan fly ash dan bottom ash yang optimal terhadap

kekuatan beton ringan non autoclaved aerated concrete

1.5. Ruang Lingkup/Batasan Masalah

Dalam penelitian yang dilakukan, ada beberapa lingkup masalah yang

dibatasi untuk mencapai maksud dan tujuan, yaitu :

1. Fly ash dan bottom ash yang digunakan berasal dari PT. SOCI MAS

2. Pengujian yang dilakukan adalah :  Kuat tekan

 Kuat tarik belah  Absorbsi

(5)

6. Variasi penggunaan fly ash dan bottom ash dengan mengurangi jumlah semen

dan agregat halus mulai dari 0%, 10%, 20%, 30% dari berat semen dan

agregat halus dengan benda uji masing-masing 9 buah untuk setiap komposisi

benda uji.

7. Pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

8. Benda uji yang digunakan adalah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi

30 cm.

1.6. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah

melakukan pengujian di Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Benda Uji

Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah benda uji berbentuk silinder

dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

15 cm

(6)

Saat ini beton ringan banyak digunakan sebagai pengganti batubata. Dari

teknologi pembuatannya dikenal ada 2 (dua) jenis, yaitu :

1. Autoclaved Aerated Concrate (AAC)

Pembuatan beton ringan AAC yaitu dengan menggunakan autoclaved

chamber. Beton AAC mengalami pengeringan dalam Oven Autoclave

bertekanan tinggi dan diberi uap panas. Suhu di dalam autoclave chamber

sekitar 183 derajat celcius. Hal ini dilakukan sebagai proses pengeringan atau

pematangan agar benda uji benar-benar kering, dan dalam pembuatannya

beton ringan AAC menggunakan alumunium pasta sebagai bahan

pengembang untuk membuat beton menjadi lebih ringan.

2. Non Autoclave Aerated Concrete (NAAC)

Beton ringan NAAC adalah beton ringan yang mengalami proses pengeringan

secara alami. Pada penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan beton

ringan NAAC dengan substitusi fly ash dan bottom ash sebagai substitusi

dari semen dan agregat halus, dan dalam pembuatannya beton ringan NAAC

menggunakan foaming agent sebagai bahan pengembang untuk membuat

Benda Uji Pengujian

Gambar

Tabel 1.1 Unsur yang terkandung dalam Fly ash
Tabel 1.2. Unsur yang terkandung dalam Bottom ash
Tabel 1.3. Jumlah dan variasi Sampel Benda Uji

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan deskripsi pelaksana- an penelitian selama tiga siklus dalam pembelajaran Matematika pada penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan

Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik pada indikator mengidentifikasi masalah sebesar 70%, mengumpulkan berbagai

Sejalan dengan itu, dalam hal tingkat pendidikan khususnya bagi nelayan tradisional, untuk bekal kerja mencari ikan dilaut, latar belakang seorang nelayan memang tidak penting

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

[r]

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fikom UK P

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehomoniman kata dalam bahasa Kepulauan Tukang Besi dialek Kaledupa dapat diketahui berdasarkan bentuk (lafal dan tulisannya) yang sama

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk.. merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri