• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Partisipasi Karang Taruna Citra Yodha Dalam Pembangunan Desa Mekar Sari Kecamatan Deli Tua Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Partisipasi Karang Taruna Citra Yodha Dalam Pembangunan Desa Mekar Sari Kecamatan Deli Tua Chapter III V"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan secara umum mengenai pemilihan pendekatan penelitian, jenis penelitian yang dilakukan, pemilihan informan sebagai salah satu sumber data, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sifat data yang dikumpulkan berupa data kualitatif karena peneliti bermaksud mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan partisipasi Karang Taruna Citra Yodha dalam pembangunan Desa Mekar Sari pada tahun 1994-2015. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku dari orang-orang yang diamati.Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh berupa informasi, keterangan dan berupa hasil- hasil pengamatan.Hasil pengamatan pada penelitian kualitatif tidak disajikan dalam bentuk numerik, melainkan dalam bentuk kata–kata sesuai dengan karakteristik dari pendekatan kualitatif hingga diperoleh pemahaman-pemahaman yang lebih mendalam dan lebih luas tentang pengamatan dibalik informasi selama berinteraksi di lapangan (Moleong, 2011).

(2)

1. Realitas sosial adalah sesuatu yang subjektif dan diinterpretasikan, bukan sesuatu yang berada diluar individu-individu.

2. Manusia secara sederhana tidak mengikuti hukum-hukum alam diluar diri, melainkan menciptakan rangkaian makna dalam menjalani kehidupannya. 3. Ilmu didasarkan pada pengetahuan sehari-hari, bersifat induktif, ideografis dan

bebas nilai, serta

4. Penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan sosial.

Pengumpulan data untuk partisipasi Karang Taruna dalam pembangunan Desa Mekar Sari dianalisis menurut pendapat Cohen dan Uphoff (1977, dalam Dea, 2013) yang membagi partisipasi kedalam empat tingkatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan evaluasi. Dengan demikian ada empat tingkat partisipasi yang akan dianalisis untuk mengetahui partisipasi Karang Taruna Citra Yodha dalam pembangunan Desa Mekar Sari serta mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi Karang Taruna.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

(3)

Pengurus Karang Taruna Citra Yodha, aparat pemerintahan Desa Mekar Sari, tokoh masyarakat, dan pemuda Desa Mekar Sari.

Moleong (2004), menyatakan bahwa sumber utama data penelitian kualitatif adalah data verbal, yaitu dalam bentuk rangkaian kata-kata atau cerita dan tindakan nyata yang direkam dari sumber-sumber yang relevan dengan topik penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, adapun langkah atau teknik yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan judul meliputi kegiatan pengumpulan data sebagai berikut :

a. Data sekunder

Data sekunder merupakan data historis yang sudah terkumpul untuk tujuan penelitian.Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah dokumentasi.Dokumentasi sering disebut juga catatan peristiwa yang sudah berlalu. Adapun data ini meliputi data riwayat organisasi, arsip-arsip, serta gambar-gambar yang relevan dengan penelitian ini (Sugiyono, 2005).

(4)

b. Data Primer

Data primer berupa kumpulan data yang dimaksudkan untuk tujuan penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi)

Peneliti mengadakan pengamatan langsung ke organisasi Karang Taruna Citra Yodha dan Desa Mekar Sari.

2. Wawancara

(5)

Mekar Sari .Wawancara dilakukan secara mendalam dan terstruktur (deep interview).

Penganalisisan data yang terkumpul dimaksudkan untuk menemukan hal-hal penting dan pokok-pokok pikiran yang menggambarkan permasalahan disekitar tema yang diteliti.

3.3 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian kualitatif ini sangat penting, peranan informan merupakan kumpulan data yang dapat memberikan informasi primer yang dibutuhkan oleh peneliti.Melihat posisi dan peranan informan sangat sentral, maka untuk menetapkan informan dibutuhkan seleksi yang tepat.Dalam penelitian ini, penentuan informan disesuaikan dengan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh peneliti serta merujuk pada kompetensi yang mereka miliki untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang dikaji.

(6)

Tabel 3.1

4 Drs.Purwanto 46 S1- Fisika Ketua Karang Taruna Citra Yodha Periode 1991-1997

5 Ngadirun 65 SMA Tokoh Masyarakat/Kepala Desa Kedai Durian Periode 1994-2006 6 Edy Saputra

E, S.T

33 S1- Teknik Mesin

Ketua Karang Taruna Citra Yodha Periode 2009-2015

7 Putra 35 S1-Teknik

Mesin

Bendahara Karang Taruna Citra Yodha Periode 2009-2015

8 Rio 24 SMP Anggota Karang Taruna Citra

Yodha 9 Syarifuddin

Lubis

58 SMA Tokoh Masyarakat/ Kepala Desa Mekar Sari Periode 1994 – 2006 10 Zusriadi

Rahmat

44 SMA Sekretaris Desa Mekar Sari 11 Sri Endang 22 S1-PGSD Pemuda Desa/Anggota Remaja

Masjid Al Yusmar

12 Fahmi 19 SMA Anggota Karang Taruna

13 Susanti 27 S1-PKO Pemuda Desa Mekar Sari

3.4 WaktudanTempatPenelitian

(7)

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan BulanKe-

Mei Juni Juli 1 Persiapan

Penyusunan Instrumen Penelitian (Pengurusan Izin Pengambilan Data Penelitian)

2 Pelaksanaan

a. Pengumpulan Data

- Wawancara mendalam - Observasi

- Dokumentasi b. Pengolahan data

- Tabulasi - Pembahasan - Analisis

- Kesimpulan Sementara 3 Pembuatan laporan

3.5 Defenisi Operasional Variabel

1. Partisipasi merupakan keterlibatan Karang Taruna Citra Yodha dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan serta evaluasi guna membantu meningkatkan pembangunan desa di Desa Mekar Sari

2. Karang Taruna Citra Yodha merupakan organisasi sosial kepemudaan yang ada di Desa Mekar Sari Kecamatan Deli Tua. Partisipasi Karang Taruna dalam pembangunan desa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :

(8)

b. Faktor Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar kelompok, seperti dukungan yang diberikan oleh pemerintah desa, Dinas Sosial, dan Dinas Tenaga Kerja kepada Karang Taruna serta masyarakat.

3. Pembangunan Desa merupakan suatu bentuk tindakan kolektif suatu masyarakat desa yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tersebut dalam arti material dan juga spiritual. Terdapat dua aspek utama dalam pembangunan desa, yaitu :

a. Pembangunan dalam aspek fisik seperti sarana umum, sarana ibadah, sarana pendidikan dan sarana kesehatan

b. Pembangunan dalam aspek non fisik merupakan pengembangan dan peningkatan kemampuan masyarakat desa seperti pendidikan dan pelatihan, pembinaan usaha ekonomi, kesehatan, spiritual dan sebagainya.

3.6 Analisis Data

(9)

Penelitian ini menggambarkan partisipasi Karang Taruna Citra Yodha dalam empat tahapan partisipasi,yaitu : pertama, partisipasi Karang Taruna Citra Yodha dalam setiap proses perencanaan pembangunan desa yang diwujudkan dengan keikutsertaan Karang Taruna Citra Yodha dalam rapat-rapat yang diadakan oleh pemerintah desa. Pada tahapan ini dilihat sejauh mana Karang Taruna Citra Yodha memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk saran dan pembangunan.

(10)

Tabel 3.3

Instrumen Penelitian Partisipasi Karang Taruna Citra Yodha dalam Pembangunan Desa Mekar Sari

Perencanaan Pembangunan

Konsep Indikator Instrumen

Pembangunan fisik dan non fisik

1. Kehadiran dan keterlibatan Karang Taruna Citra Yodha secara aktif dalam menerima informasi, pembinaan atau pemahaman dari aparat pemerintah baik melalui rapat maupun disampaikan secara pribadi sehubungan dengan perencanaan pembangunan desa.

Wawancara 2. Kehadiran dan keaktifan Karang

taruna Citra Yodha dalam memberikan usul atau gagasan dalam rencana pembangunan desa. 3. Keikutsertaan Karang Taruna

dalam melakukan survey pembangunan desa.

4. Keikutsertaan Karang Taruna dalam pengambilan keputusan rencana pembangunan desa.

Pelaksanaan Pembangunan

Konsep Indikator Instrumen

Pembangunan fisik dan non fisik

1. Keterlibatan Karang Taruna Citra Yodha dalam gotong royong pembangunan desa.

Wawancara 2. Keterlibatan Karang Taruna Citra

Yodha dalam memberikan bantuan secara materi seperti semen, pasir, makanan, dan sebagainya.

3. Keterlibatan Karang Taruna Citra Yodha dalam panitia pelaksana kegiatan.

(11)

Konsep Indikator Instrumen Pembangunan Fisik 1. Kehadiran dan keterlibatan Karang

Taruna Citra Yodha dalam gotong royong kebersihan.

2. Kehadiran dan keterlibatan Karang Taruna Citra Yodha dalam pemugaran sarana umum, sarana ibadah, sarana olahraga dan sarana kesehatan.

3. Keterlibatan Karang Taruna Citra Yodha dalam memanfaatkan fasilitas pembangunan yang ada.

Wawancara

Pembangunan Non Fisik

1. Keterlibatan Karang Taruna dalam memanfaatkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan anggota Karang Taruna Citra Yodha.

Wawancara

2. Keterlibatan Karang Taruna dalam memanfaatkan pelatihan untuk meningkatkan penghasilan anggota Karang Taruna maupun

masyarakat desa .

3. Keterlibatan Karang Taruna dalam

memanfaatkan program pembangunan untuk menambah

wawasan.

Pengevaluasian Pembangunan

Konsep Indikator Instrumen

Pembangunan fisik dan non fisik

1. Kehadiran dan keterlibatan Karang Taruna Citra Yodha dalam menilai kegiatan pembangunan dalam rapat desa.

2. Keterlibatan Karang Taruna dalam menyampaikan masukan dan saran masyarakat dalam evaluasi pembangunan desa.

Wawancara

Faktor yang mempengaruhi partisipasi

(12)

Faktor Internal 1. Adanya keterlibatan seluruh anggota Karang Taruna atas dasar keinginan sendiri.

2. Adanya rasa kepedulian anggota Karang Taruna terhadap generasi muda Desa Mekar Sari.

3. Adanya inovasi dan kreatifitas dalam diri anggota Karang Taruna untuk mengisi pembangunan desa.

4. Rentang usia pengurus Karang Taruna 13-35 tahun.

5. Tingkat Pendidikan pengurus Karang Taruna SMA hingga Perguruan Tinggi

6. Adanya pengurus Karang Taruna yang bekerja

Wawancara

Faktor Eksternal 1. Adanya dukungan dari aparat pemerintahan desa.

2. Adanya dukungan dari instansi/lembaga yang terkait dengan bidang sosial.

3. Adanya dukungan dari masyarakat desa.

(13)

Tabel 3.4

Penilaian Indikator Partisipasi Contoh Penilaian Partisipasi untuk 6 Indikator

No Faktor yang Mempengaruhi

Partisipasi

Indikator Kualifikasi Penilaian 1 Faktor Internal 1. Adanya keterlibatan

seluruh anggota Karang

4. Rentang usia pengurus Karang Taruna 13-35 tahun

Ada

5. Tingkat Pendidikan pengurus Karang Taruna SMA hingga Perguruan Tinggi

Ada

6. Adanya pengurus Karang Taruna yang bekerja.

Ada

Lima sampai enam indikator terpenuhi Sangat Brpengaruh Tiga sampai empat indikator terpenuhi Berpengaruh Satu sampai Dua indikator terpenuhi Kurang

Berpengaruh

(14)

Contoh Penilaian Partisipasi untuk 4 Indikator

No Perencanaan Indikator Kualifikasi

Penilaian

1 Pembangunan Fisik 1. Kehadiran dan

keterlibatan Karang

2. Kehadiran dan keaktifan Karang taruna Citra

3. Keikutsertaan Karang Taruna dalam melakukan survey pembangunan desa.

Ada

4. Keikutsertaan Karang

Taruna dalam pengambilan keputusan

rencana pembangunan desa.

Ada

Empat indikator terpenuhi Sangat Aktif

Tiga indikator terpenuhi Aktif

Dua indikator terpenuhi Kurang Aktif

(15)

Contoh Penilaian Partisipasi untuk 3 Indikator

No Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Indikator Kualifikasi Penilaian 1 Pembangunan Non

Fisik

1. Keterlibatan Karang Taruna dalam

2. Keterlibatan Karang Taruna dalam

3. Keterlibatan Karang Taruna dalam memanfaatkan program

pembangunan untuk menambah wawasan.

Ada

Tiga indikator terpenuhi Aktif

Dua indikator terpenuhi Kurang Aktif

(16)

Contoh Penilaian Partisipasi untuk 2 Indikator No Pengevaluasian

Pembangunan

Indikator Kualifikasi Penilaian 1 Pembangunan Fisik 1. Kehadiran dan keterlibatan

Karang Taruna Citra Yodha dalam menilai kegiatan pembangunan dalam rapat desa.

Ada

2. Keterlibatan Karang Taruna dalam menyampaikan masukan dan saran masyarakat dalam evaluasi pembangunan desa.

Ada

Dua Indikator terpenuhi Aktif

Satu Indikator terpenuhi Kurang Aktif

(17)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Desa Mekar Sari

Desa Mekar Sari merupakan desa hasil pemekaran dari Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang.Pemekaran Desa Kedai Durian menjadi tiga buah desa yaitu Desa Suka Makmur, Desa Kedai Durian, dan Desa Mekar Sari terjadi pada tahun 1994.Latar belakang pemekaran Desa Kedai Durian disebabkan jumlah penduduk yang terlalu padat dan menumpuk di satu daerah.

Kepala Desa Kedai Durian periode 1994-2006,Bapak Ngadirun (65 tahun), beliau mengatakan bahwa rencana pemecahan Desa Kedai Durian telah diajukan kepada pemerintah Kabupaten Deli Serdang sejak tahun 1992,melihat kepadatan penduduk yang terjadi di Desa Kedai Durian. Pengajuan pemekaran desa diajukan melalui surat No.1004/021/1992 tanggal 7 Maret 1992, dimana isi surat berkaitan dengan permohonan pemecahan/pemekaran Desa Kedai Durian. Setahun kemudian,surat balasan dari bupati diterima sekitar tanggal 3 Agustus 1993.

(18)

Awal berjalannya pemerintahan Desa Mekar Sari, Zusriadi (44 tahun), Sekretaris Desa Mekar Sari mengatakan, pemerintahan Desa Mekar Sari melaksanakan roda pemerintahannya pada bulan April 1994 dengan status desa persiapan dan dipimpin oleh Bapak Syarifuddin Lubis. Pada tahun 1998 Desa Mekar Sari mengadakan Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) yang defenitif dengan calon tunggal yaitu Bapak Syarifuddin Lubis, beliau kemudian menjabat selama 8 (delapan) tahun. Pada tahun 2009 bulan Nopember, Desa Mekar Sari melaksanakan Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) dengan calon kepala desa ada 2 (dua) orang yaitu Bapak Ngadirun dan Bapak Ariamansyah. Hasil pemilihan tersebut dimenangkan oleh Bapak Ariamansyah sebagai Kepala Desa Mekar Sari dan menjabat selama 6 (enam) tahun kedepan hingga berakhir 17 maret 2015. Tahun 2016 tepatnya tanggal 19 April, Desa Mekar Sari kembali melakukan pemilihan kepala desa dan Bapak Subchan yang sebelumnya menjadi kepala dusun VIII terpilih menjadi Kepala Desa Mekar Sari untuk masa bakti 2016-2022.

4.1.2 Kondisi Geografis Desa Mekar Sari

Buku Profil Desa Mekar Sari menggambarkan bahwa luas Desa Mekar Sari sejak pemekaran pada tahun 1994 adalah 160 Ha yang terdiri dari 9 (Sembilan) dusun. Jumlah penduduk Desa Mekar Sari terus bertambah, mulai dari 4.725 jiwa sampai tahun 2015 tercatat jumlah penduduk Desa Mekar Sari berjumlah 10.982 jiwa, ini berarti kepadatan penduduk Desa Mekar Sari 6.864 jiwa/km2.

(19)

suhu rata-rata 200C s/d 290C.Desa Mekar Sari pada tahun 1994 masih memiliki cukup banyak lahan pertanian, yakni 91 ha. Penggunaan lahan untuk sarana umum (bangunan dan jalan umum) yakni 0,5 ha,sedangkan untuk pemukiman sebanyak 53,5 ha.

Bertambahnya penduduk dan meningkatnya kebutuhan untuk perumahan menjadikan penggunaan lahan pertanian dan perladangan menjadi berkurang. Catatan kantor desa tahun 2015 menyebutkan, penggunaan lahan untuk pertanian tinggal 3 ha. Hal ini senada dengan penuturan sekretaris Desa Mekar Sari, Zusriadi (44 tahun), pertumbuhan penduduk yang selalu meningkat setiap tahunnya menyebabkan hampir seluruh lahan di Desa Mekar Sari ini dibangun pemukiman.

Batas wilayah Desa Mekar Sari sejak pemekaran 1994 sesuai dengan monografi Desa Mekar Sari adalah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Deli Tua Kecamatan Deli

Tua

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Marindal I Kecamatan Patumbak 4. Sebelah Barat berbatasan Desa Deli Tua Kecamatan Namorambe

(20)

4.1.3 Komposisi Penduduk Desa Mekar Sari

Penduduk adalah motor penggerak pembangunan suatu daerah yang menentukan cepat atau lambatnya gerak kehidupan yang berlangsung di dalamnya. Bila ditinjau dari jumlah dan kualitasnya, maka akan terlihat bidang yang mendominasi pembangunan dan perkembangan di daerah tersebut. Potensi ini tidak sama di setiap daerah atau wilayah dan mungkin dapat menjadi penentu ciri khas daerah yang bersangkutan. (Afrizal,2003)

Badan Pusat Statistik memberikan arti penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Hal ini sesuai dengan yang tercantum pada UUD 1945 pasal 26 ayat 2 yakni,Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Desa Mekar Sari memiliki potensi penduduk yang bervariasi jika dilihat dari sudut pengklasifikasian umur, suku bangsa, agama, pendidikan dan mata pencaharian.

(21)

Tabel 4.1

Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa Tahun 1994 dan Tahun 2015

No Suku Bangsa Jumlah

1994 % 2015 %

1 Jawa 3892 82 8.151 74,22

2 Mandailing 756 16 1.637 14,90

3 Karo 17 0,35 123 1,12

4 Toba 11 0,23 232 2,11

5 Minangkabau 10 0,21 145 1,32

6 Aceh 6 0,12 65 0,59

7 Melayu 21 0,44 320 2,91

8 Simalungun 14 0,29 225 2,04

9 Cina - - 84 0,76

Jumlah Penduduk

4.725 100 10.982 100

Sumber : Buku Profil Desa Mekar Sari Tahun 1994 dan Tahun 2015

(22)

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 1994 dan Tahun 2015

No Agama Jumlah

1994 % 2015 %

1 Islam 4.616 97,69 10.650 96,97

2 Protestan - - 84 0,76

3 Katolik 48 1,01 168 1,52

4 Hindu - - 14 0,12

5 Budha 61 1,29 56 0,50

Jumlah 4.725 100 10.982 100

Sumber : Buku Profil Desa Mekar Sari Tahun 1994 dan Tahun 2015

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan bernegara, hal ini sesuai tujuan negara Republik Indonesia yang tercantum dalam alinea ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, serta diperkuat dengan bunyi pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan pengajaran, maka pemerintah Republik Indonesia telah memprioritaskan pendidikan pada anak-anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

(23)

Sekolah Taman Kanak-kanak mulai berkembang di Desa Mekar Sari pada tahun 2010. Saat ini Desa Mekar Sari memiliki empat Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pada tahun 2013mulai berdiri sekolah berbasis keagaaman namanya Madrasah Nurul Salam, Madrasah Istiqomah, Madrasah Al-Falah, dan Madrasah Yayasan Wakaf Tabarak. Demikian penjelasan yang diberikan oleh Devi (28 tahun) salah seorang staf kantor desa.

Tabel. 4.3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Pendidikan Tahun 1994 dan Tahun 2015

No Kelompok Usia Jumlah

1994 2015

1 Usia 0-3 468 538

2 Usia 4-6 571 670

3 Usia 7-12 645 905

4 Usia 13-15 460 1.983

5 Usia 16-18 584 1.185

6 Usia 19-25 532 1.726

7 Usia 25-40 1012 1.211

8 Usia 41- 453 2.764

Jumlah 4.725 10.982

Sumber : Buku Profil Desa Mekar Sari Tahun 1994 dan Tahun 2015

(24)

Tabel 4.4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 1994 dan Tahun 2015

No Tingkat

Sumber : Buku Profil Desa Mekar Sari Tahun 1994 dan Tahun 2015

Pada tabel 4.3 dapat kita ketahui bahwa jumlah penduduk di usia sekolah pada tahun 1994 berjumlah 1.689 orang dan penduduk yang mengikuti pendidikan berjumlah 1.046 orang, ini berarti penduduk yang tidak sekolah berjumlah 643 orang. Seiring berjalannya waktu pada catatan tahun 2015, jumlah penduduk yang mengikuti pendidikan ternyata tidak mengalami perubahan bahkan semakin buruk. Jumlah penduduk pada tahun 2015 adalah 10.982 orang, penduduk usia sekolah berjumlah 4.073 dan yang mengikuti pendidikan berjumlah 1.488. Jumlah penduduk yang tidak mengikuti pendidikan lebih banyak dari yang mengikuti pendidikan yakni sebesar 2.585 orang.

(25)

Syarifudin (58 tahun) mengatakan, kebanyakan anak-anak di Desa Mekar Sari yang berada di usia sekolah lebih senang bermain dan bekerja sebagai supir angkutan kota atau mereka ikut pekerjaan orang tuanya menjadi buruh bangunan. Erlya (38 tahun) menambahkan, bahwa pemerintah desa telah berupaya untuk memberikan pendidikan kepada mereka. Mereka di daftarkan dalam program kejar paket A yang diadakan oleh dinas pendidikan, tetapi realita dilapangan, mereka tidak pernah hadir dalam kelas tersebut.

Susan (27 tahun), seorang warga Jalan Satria mengungkapkan, anak-anak di Desa Mekar Sari khususnya yang tinggal di Jalan Satria cenderung terpengaruh lingkungan, sehingga mereka dengan mudah terjerumus pada pemakaian narkoba dan tidak memiliki keinginan untuk sekolah lagi.Dari tingkat pendidikan penduduk Desa Mekar Sari, dapat kita lihat sebaran mata pencaharian penduduk Desa Mekar Sari pada tabel 4.5.

(26)

keluarga wajib bekerja, sehingga untuk perekonomian masyarakat Desa Mekar Sari tergolong menengah kebawah.

Tabel 4.5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 1994 dan Tahun 2015

No Mata Pencaharian Tahun

1994 2015

Sumber : Buku Profil Desa Mekar Sari Tahun 1994 dan Tahun 2015

4.2 Karang Taruna

4.2.1 Karang Taruna Indonesia

(27)

Kampung Melayu/ Yayasan Perawatan Anak Yatim (YPAY) dengan Jawatan Pekerjaan Sosial/Departemen Sosial. Pembentukan Karang Taruna dilatar belakangi oleh banyaknya anak-anak yang menyandang masalah sosial antara lain seperti anak yatim, putus sekolah, mencari nafkah membantu orang tua dan sebagainya. Masalah tersebut tidak terlepas dari kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat pada saat itu.

Tahun 1960–1969 adalah awal dimana bangsa Indonesia mulai melaksanakan pembangunan disegala bidang.Instansi-instansi sosial di DKI Jakarta (Jawatan Pekerjaan Sosial/Departemen Sosial) berupaya menumbuhkan Karang Taruna – Karang Taruna baru di kelurahan melalui kegiatan penyuluhan sosial.Pertumbuhan Karang Taruna saat itu terbilang sangat lambat, hal ini disebabkan peristiwa G 30 S/PKI sehingga pemerintah memprioritaskan berkonsentrasi untuk mewujudkan stabilitas nasional.Salah satu pihak yang berjasa mengembangkan Karang Taruna adalah Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin (1966-1977).

Tahun 1980 dilangsungkan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Karang Taruna di Malang, Jawa Timur. Dan sebagai tindak lanjutnya, pada tahun 1981 Menteri Sosial mengeluarkan keputusan tentang susunan organisasi dan tata kerja Karang Taruna dengan surat keputusan nomor. 13/HUK/KEP/I/1981 sehingga Karang Taruna mempunyai landasan hukum yang kuat.

(28)

II/MPR/1983 tentang Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang didalamnya menempatkan Karang Taruna sebagai wadah pengembangan generasi muda.

Gambar 4.1

Lambang Karang Taruna

Krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 dengan cepat menjadi krisis multidimensi.Imbas dari krisis tersebut juga berdampak pada perkembangan Karang Taruna.Puncaknya pada saat pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid membubarkan Departemen Sosial pada tahun 2000, Karang Taruna pada umumnya mengalami stagnansi, bahkan mati suri.Konsolidasi organisasi terganggu, aktivitas terhambat dan menurun bahkan cenderung terhenti.

(29)

A. Pengertian Karang Taruna

Karang Taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/ kelurahan dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. Rumusan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Karang Taruna adalah suatu organisasi sosial, perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam melaksanakan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS).

2. Sebagai wadah pengembangan generasi muda, Karang Taruna merupakan tempat diselenggarakannya berbagai upaya atau kegiatan untuk meningkatkan dan mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya generasi muda dalam rangka pengembangan sumber daya manusia.

3. Karang Taruna tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran terhadap keadaan dan permasalahan di lingkungannya serta adanya tanggung jawab sosial untuk turut berusaha menanganinya. Kesadaran dan tanggung jawab sosial tersebut merupakan modal dasar tumbuh dan berkembangnya Karang Taruna.

(30)

5. Gerakannya di bidang usaha kesejahteraan sosial berarti semua upaya program dan kegiatan yang diselenggarakan Karang Taruna ditujukan guna mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat terutama generasi mudanya.

B. Tujuan, Tugas Pokok & Fungsi

Tujuan Karang Taruna adalah :

a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggung jawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial.

b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang terampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.

c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna.

d. Termotivasinya setiap generasi muda Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

e. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

f. Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial dilingkungannya.

(31)

komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.

Tugas Pokok Karang Taruna adalah secara bersama-sama dengan pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

Fungsi Karang Taruna adalah :

1. Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.

2. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.

3. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda secara komprehensif, terpacu dan terarah serta berkesinambungan.

4. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya.

5. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda.

6. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik lndonesia.

(32)

8. Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

9. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.

10. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.

4.2.2 Karang Taruna Citra Yodha Desa Mekar Sari ( 1994-1997)

Pemekaran Desa Kedai Durian menjadi tiga buah desa juga berpengaruh terhadap perkembangan Karang Taruna Citra Yodha.Letak sekretariat Karang Taruna Citra Yodha yang berada di Gang Benteng no.37, menjadikan Karang Taruna Citra Yodha masuk ke dalam wilayah Desa Mekar Sari. Organisasi Karang Taruna yang sebelum pemekaran menjadi satu nama di bawah Karang Taruna Citra Yodha, kini terpisah-pisah menjadi tiga buah Karang Taruna yang ikut tumbuh bersama dengan berdirinya desa-desa baru. Hal ini tentu saja tidak baik bagi Karang Taruna Citra Yodha, karena perpecahan itu mengakibatkan terbaginya keanggotaan. Setiap anggota tentu saja akan memilih kegiatan Karang Taruna di tempat mereka berdomisili.

(33)

Karang Taruna Citra Yodha kembali menyusun program-program kerja. Program kerja Karang Taruna Citra Yodha Desa Mekar Sari setelah pemekaran desa adalah : 1. Usaha Ekonomis Produktif kelompok Kerja (UEP Pokja) Perikanan

Usaha perikanan merupakan salah satu kelompok kerja yang berada di Desa Mekar Sari.Setelah terjadi pemekaran desa usaha perikanan ini menjadi sebuah program utama yang disusun untuk lebih dikembangkan oleh para pengurus.Putra (35 tahun) mengatakan,dalam menjalankan program ini, Karang Taruna dibantu oleh beberapa orang warga untuk membersihkan kolam yang tidak dipergunakan. Di samping itu, ada beberapa warga yang menyumbangkan bibit-bibit ikan yang akan dipelihara. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi para pengurus.Dua tahun program ini berjalan,namun semakin hari kondisi kolam semakin tidak terurus.Akhirnya kolam tersebut diserahkan kembali kepada pemiliknya karena sudah tidak ada lagi pengurus yang semangat untuk merawat kolam tersebut dengan alasan kerja dan tidak punya waktu.

2. Usaha Ekonomis Produktif Kelompok Kerja ( UEP Pokja ) Industri Kecil Peristiwa pemekaran Desa Kedai Durian yang mengakibatkan terbaginya aset Karang Taruna Citra Yodha dapat dilihat dengan jelas pada usaha ekonomis produktif.Usaha pokja industri kecil yang ada di Desa Mekar Sari adalah pokja Tahu, pokja ini mengalami kemajuan yang sangat pesat.Dalam beberapa periode pasca-pemekaran desa, pokja ini dapat menghasilkan uang masuk bagi Karang Taruna Citra Yodha.

(34)

Program kerja yang telah direncanakan oleh para pengurus dalam bidang usaha kesejahteraan sosial ada dua macam, yaitu posyandu lansia dan bakti sosial Karang Taruna.

a. Posyandu Lansia

Pos pelayan terpadu yang dikhususkan untuk para lansia atau yang dikenal dengan nama posyandu lansia juga merupakan program kerja yang diprioritaskan oleh para pengurus yang baru. Mereka berusaha untuk terus menghidupkan kegiatan ini meskipun beberapa orang pengurus saja yang dapat menjalankannya.

Ngadirun (65 tahun) mengatakan, “Satu langkah baru yang dicoba oleh para pengurus yang baru ini adalah mereka menawarkan kegiatan pembuatan sapu lidi kepada para lansia.Di luar dugaan, ternyata para lansia tersebut menyambutnya dengan antusias dan banyak yang ikut dalam kegiatan ini. Daripada mereka duduk-duduk di rumah lebih baik mereka ikut kegiatan yang bermanfaat,toh hasil dari pembuatan sapu lidi itu sepenuhnya diserahkan kepada mereka.”

Kegiatan posyandu lansia dikoordinir oleh Karang Taruna Citra Yodha Desa Mekar Sari, namun dalam pelaksanaan kegiatannya Karang Taruna Citra Yodha dibantu oleh anggota-anggota Karang Taruna yang bukan berdomisili di Desa Mekar Sari.Hal ini disebabkan berkembangnya program-program kegiatan, menjadikan jumlah anggota posyandu lansia karang Taruna Citra yodha menjadi semakin bertambah.

b. Bakti Sosial Karang Taruna

(35)

Bulan Bakti Sosial Karang Taruna merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Karang Taruna bersama dengan masyarakat, dalam wujud bakti sosial yang membawa manfaat bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan berdasarkan prinsip swadaya dan merupakan wujud kesadaran, tanggung jawab dan kepedulian sosial Karang Taruna dalam menangani berbagai masalah sosial di masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan citra Karang Taruna sebagai wadah pembinaan generasi muda melalui karya nyata di masyarakat dalam pencegahan dan penanganan permasalahan kesejahteraan sosial kepemudaan pada tingkat pedesaan.

4. Usaha Ekonomis Produktif Kelompok Kerja siaran Radio

Usaha ini merupakan salah satu usaha yang dirintis oleh pengurus Karang Taruna Citra Yodha sebelum pemekaran.Radio ini mampu menghidupkan suasana desa dengan berbagai kegiatan yang mereka miliki.Akan tetapi radio ini tidak mampu bertahan di tengah konflik yang terjadi. Purwanto (46 tahun) mengatakan, kegiatan Radio Karang Taruna Citra Yodha mengalami kemunduran pada saat proses pemecahan desa, namun tidak sampai mengalami kekosongan total. Ada beberapa acara yang masih disiarkan secara rutin. Bahkan sesekali berusaha memberikan informasi-informasi terbaru tentang proses pemekaran Desa Kedai Durian .

(36)

orang pengurus berinisiatif untuk kembali menghidupkan kegiatan siaran radio, namun ternyata kegiatan ini tidak bertahan lama. Zusriadi (44 tahun) mengatakan,

“Betapapun kerasnya usaha dari para pengurus ini, mereka tidak mampu untuk menghidupkan kembali kegiatan siaran radio seperti dulu lagi. Radio Karang Taruna Citra Yodha hanya mampu bertahan selama satu setengah tahun atau terhenti total pada pertengahan tahun 1996 dan tidak pernah di aktifkan kembali.”

4.2.3 Karang Taruna Citra Yodha Desa Mekar Sari (2009-2015)

Gejolak yang terjadi pada tahun 1998, dimana era orde baru beralih menjadi era reformasi, Negara Indonesia mengalami krisis ekonomi.Hal ini berdampak juga terhadap perkembangan Karang Taruna.Rasa kepedulian pengurus Karang Taruna Citra Yodha terhadap organisasi mulai berkurang.Dalam wawancara bersama Bapak Syarifudin (58 tahun), beliau mengatakan bahwa pada saat dirinya menjabat sebagai kepala desa (periode 1994-2006), kondisi Karang Taruna terus mengalami pergolakan, mereka terus mempermasalahkan mengenai aset-aset Karang Taruna.Namun pergolakan tersebut tidak mempengaruhi kegiatan Karang Taruna dalam membantu pemerintah desa untuk membangun Desa Mekar Sari.Mereka tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan desa, seperti gotong royong pembuatan dan pembersihan parit dan menjaga keamanan lingkungan.

(37)

Sejarah.Pemberantasan terhadap narkoba ini terus dilakukan, namun tetap saja tidak dapat diberantas hingga keakar-akarnya. Zusriadi (44 tahun), mengatakan bahwa ancaman terbesar bagi pemuda Desa Mekar Sari saat ini adalah narkoba, pemerintah desa telah bekerjasama dengan BNN Sumatera Utara untuk melakukan penangkapan terhadap pemakai dan pengedar narkoba yang ada di desa ini. Selain masalah narkoba, masalah sosial lain yang dihadapi pemuda desa tidaklah tinggi, tindak kriminalitas di desa Mekar Sari yang dilakukan oleh pemuda juga tidak banyak. Melihat kondisi ini, maka Edi dan rekan lainnya bertekad untuk membentuk kembali Karang Taruna Citra Yodha, agar pemuda Desa Mekar Sari dapat diarahkan dalam kegiatan yang positif.

Pada tahun 2009 kepengurusan Karang Taruna Citra Yodha kembali terbentuk. Organisasi Karang Taruna ini merupakan organisasi pemuda yang bersifat sosial, sehingga pada saat terbentuk kembali, sumber dana organisasi berasal dari bantuan masyarakat yang sangat peduli terhadap pembinaan pemuda, dana juga berasal dari bantuan Dinas Sosial Propinsi dan dari iuran pengurus. Saat ini Karang Taruna Citra Yodha belum memiliki sekretariat yang tetap, sehingga untuk sementara letak sekretariat masih menumpang dirumah ketua Karang Taruna Citra Yodha yang berada di Jalan Lestari.

(38)

kreatifitasnya.Fahmi (19 tahun) juga mengatakan hal yang sama, beliau direkrut dari remaja masjid untuk ikut dalam kegiatan yang diadakan oleh Karang Taruna.

Pada tahun 2009 kepengurusan Karang Taruna Citra Yodha mulai dibentuk kembali dengan Edi S Efendi sebagai ketua terpilih.Pelantikan para pengurus dilakukan bersama dengan dua Karang Taruna baru yang ada di Desa Kedai Durian dan Desa Suka Makmur. Susunan kepengurusan Karang Taruna Citra Yodha periode 2009-2015 adalah sebagai berikut :

Pembina : Kepala Desa Mekar Sari. Pengarah : Zusriadi Rakhmat. Pembina Fungsional : Erlya.

Devi Safitri.

Pembina Teknis : Kepala Dusun I. Kepala Dusun II. Kepala Dusun III. Kepala Dusun IV. Kepala Dusun V. Kepala Dusun VI. Kepala Dusun VII. Kepala Dusun VIII. Kepala Dusun IX. Ketua : Edy Saputra Efendy, ST. Wakil Ketua : Wahyudi Bharata, ST. Sekretaris : Mahadi Nugraha. Bendahara : Putra.

Bidang-bidang :

1. Bid. Organisasi Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Ketua : Sumantoro, Amd.

(39)

2. Bid. Usaha Ekonomi Produktif. Ketua : Doni Afrizal.

Anggota : Fuji Dicky Syahputra. 3. Bid. Usaha Kesejahteraan Sosial.

Ketua : Bily Prasetyo. Anggota : Juara PS Pulungan. 4. Bid. Humas.

Ketua : Yudhi. Anggota : Sulistio.

Haryanto. Fahmi. 5. Bid. Olah Raga.

Ketua : Irwan Syahputra. Anggota : Rebana Syahputra.

Budi Kesuma. Dedek.

6. Bid. Kesenian.

Ketua : Bambang Riyanto. Anggota : Ayu Mayang Sari.

Reni.

Ali Fidi Ardi. 7. Bid. Keagamaan.

Ketua : Sutariawan. Anggota : Lisa.

Wiji. Barli.

8. Bid. Pendidikan Dan Pelatihan. Ketua : Panji Wira Prana. Anggota : Putri Rahmasari.

(40)

Ketua : Susi Mahdalena. Anggota : Sara Siska.

Siti Khairani. Siti Fatimah 10. Bid. Kemitraan.

Ketua : Arif Budianto. Anggota : Sumardian.

Khairul.

Kepengurusan Karang Taruna ini terdiri dari perwakilan pemuda yang berasal dari setiap dusun yang ada di Desa Mekar Sari. Proses pemilihannya dilakukan secara terbuka di aula kantor desa. Setelah kepengurusan terbentuk, maka Karang Taruna menghimpun pemuda desa menjadi anggotanya, namun tidak semua pemuda desa memiliki keinginan untuk bergabung menjadi anggota Karang Taruna, anggota Karang Taruna lebih di dominasi oleh remaja masjid. Keanggotaan Karang Taruna Citra Yodha terbagi menjadi dua, yakni anggota aktif dan anggota pasif.

(41)

semangat pemuda desa untuk sama-sama meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengurangi masalah sosial, terutama masalah yang ditimbulkan oleh generasi muda yang ada di Desa Mekar Sari.

Latar belakang pendidikan pengurus Karang Taruna Citra Yodha menentukan gerak langkah mereka dalam menyusun program kerja yang akan dilaksanakan. Kepengurusan Karang Taruna Citra Yodha terdiri dari 3 (tiga) orang yang telah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi dibidang teknik mesin, 4 (empat) orang sedang menjalani pendidikan perguruan tinggi, 10 (sepuluh) orang tamatan SMA, 10 orang menjalani pendidikan SMA, 3 orang pendidikan SMP, dan 3 (tiga) orang putus sekolah. Beragamnya latar belakang pendidikan pengurus Karang Taruna ini, berdampak kepada kegiatan keseharian mereka diluar dari aktifitas Karang Taruna. Mata pencaharian pengurus Karang Taruna pun beraneka ragam, mayoritas mereka bekerja sebagai buruh pabrik, ada juga yang membuka usaha mandiri dan bekerja di bengkel las milik Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Karang Taruna, pengurus Karang Taruna yang kuliah di UNIMED (Universitas Negeri Medan) menjadi relawan tenaga pengajar desa untuk membantu anak-anak yang kurang mampu. 4.2.3.1 Visi dan Misi Karang Taruna Citra Yodha

Visi Karang Taruna Citra Yodha yaitu menjadikan Karang Taruna Citra Yodha sebagai lembaga yang mampu menciptakan generasi muda cerdas dan siap menghadapi tantangan mengatasi permasalahan sosial bangsa.

Misi Karang Taruna Citra Yodha yaitu :

(42)

3. Mengatasi permasalahan sosial desa baik dari segi ekonomi maupun budaya. 4.2.3.2 Program Kerja Karang Taruna Citra Yodha Periode 2009-2015

Edi (33 tahun), ketua karang Taruna Citra Yodha periode 2009-2015 mengatakan, beberapa program kerja yang dirancang disesuaikan terhadap potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia di Desa Mekar Sari, program kerja dilaksanakan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun. Sehingga Karang Taruna Citra Yodha mampu mengatasi masalah sosial dan menghidupkan semangat berorganisasi dikalangan pemuda – pemudi Desa Mekar Sari. Setiap kegiatan yang diadakan oleh Karang Taruna memiliki dana yang bersumber dari bantuan pemerintah dan swadaya anggota.

Putra (35 tahun), Bendahara Karang Taruna Citra Yodha mengatakan, ada beberapa program kerja yang menjadi kegiatan dan usaha dari kegiatan Karang Taruna. Program kerja tersebut mencakup Usaha Ekonomi Produktif maupun Usaha Kesejahteraan Sosial serta kegiatan Rekreasi Olah raga dan Kesenian. Kegiatan Karang Taruna juga bekerja sama dengan Dinas Sosial Propinsi dan Dinas Tenaga Kerja.

Adapun beberapa kegiatan Karang Taruna Citra Yodha pada tahun 2009 hingga 2015 diantaranya adalah :

1. Teater & Sanggar Seni.

(43)

dibidang seni & peran. Sanggar ini juga mampu menjelaskan kepada masyarakat bahwa organisasi Karang Taruna Citra Yodha benar–benar menjadi wadah yang bermanfaat untuk seluruh usia, suku, ras, dan agama pemuda–pemudi Desa Mekar Sari.

Edi (33 tahun), mengatakan bahwa sanggar ”Teater Kondisi” ini dibentuk berdasarkan program dibidang seni dan olah raga yang ada di kabinet kepengurusan Karang Taruna Citra Yodha dengan agenda latihan gabungan seminggu sekali pada hari minggu pagi disertai penghimpunan dana dari anggota yang akan dibukukan sebagai kas kegiatan untuk melengkapi inventaris perlengkapan dan peralatan pementasan. Namun, seiring berjalannya waktu latihan teater ini tidak lagi rutin, hal ini disebabkan pengurus yang menangani program teater memiliki kesibukan bekerja dan tidak dapat mengatur waktu latihan.

2. Latihan Rutin Futsal dan Sepak Bola.

Olah raga sepak bola menjadi pilihan kegiatan dibidang olah raga oleh pengurus Karang Taruna Citra Yodha, hal ini disebabkan olahraga sepak bola merupakan olah raga yang banyak diminati oleh pemuda desa. Rio (24 tahun) menyatakan, olahraga sepak bola dan futsal mampu menarik perhatian para pemuda desa.Melalui program ini, Karang Taruna mampu meminimalisir para pemuda desa untuk menghindari bentuk-bentuk kenakalan remaja dan menghindarkan mereka dari pengaruh narkoba.

(44)

Karang Taruna dalam hal penyediaan bola untuk kegiatan futsal yang mereka adakan.

3. Pelatihan Pembuatan Kue.

Program dari pemberdayaan peranan wanita dibidang masak–memasak, di khususkan kepada remaja putri Desa Mekar Sari yang dibina langsung oleh ibu – ibu PKK Desa Mekar Sari. Mereka dilatih untuk membuat pengolahan makanan atau jajanan pasar yang sehat, sehingga mampu menjadi alternatif dalam pengembangan usaha kuliner. Endang (23 tahun), seorang remaja putri Desa Mekar Sari mengatakan, kegiatan pelatihan pembuatan kue dapat menambah keterampilan remaja putri desa. Dalam pelatihan ini, mereka diajarkan cara membuat berbagai macam olahan makanan jajanan pasar. Kegiatan ini tidak berjalan lama, kebanyakan remaja putri di Desa Mekar Sari kurang memiliki minat untuk mendalami pembuatan kue-kue tersebut. Mereka lebih senang berada dirumah mengerjakan tugas sekolah.

4. Usaha Ekonomis Produktif (UEP) Bengkel

(45)

Edi (33 tahun) mengatakan, dengan kondisi desa yang sedang berkembang, maka Karang Taruna membuat sebuah usaha ekonomi produktif yang bergerak dibidang perbengkelan tehnik.Perbengkelan ini mengambil kesempatan untuk bekerja dibidang jasa, seperti : jasa pengelasan jerjak rumah tangga, pintu besi anti maling untuk perkantoran, modifikasi kendaraan bermotor, serta unit kerja perbengkelen lainnya. Tujuan lain dari pembentukan bengkel ini adalah agar dapat menyerap tenaga kerja remaja putus sekolah dan menganggur yang berada di Desa Mekar Sari. Usaha Ekonomi Perbengkelan ini awalnya mendapat bantuan berupa alat-alat bengkel dari Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sumatera Utara, kemudian anak-anak Karang Taruna melakukan perawatan dan pemeliharaan alat dengan menggunakan uang yang di sisihkan dari hasil kerja mereka di bengkel ini.

Rio (24 Tahun), beliau mengakui bahwa bengkel Karang Taruna sangat bermanfaat, mereka yang putus sekolah, dirangkul untuk dapat mengembangkan keterampilan di bengkel ini. Beliau yang hanya tamatan SMP, dilatih untuk bisa mandiri dan dapat memanfaatkan ilmunya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.

5.Usaha Ekonomis Produktif (UEP) ”Kartun” Digital Printing

(46)

menggunakan alat cetak sablon tersebut. Kemudian dengan peralatan sederhana dan standar biasa, maka perlahan bisnis yang secara umum disebut percetakan ini dibangun dengan tim yang memang memiliki kemampuan dibidangnya, mulai dari desaign foto, desaign sablon baju, plank toko, papan iklan, undangan, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan percetakan. Namun, usaha ini tidak berjalan lama, satu persatu anggota yang menangani usaha ini pergi dan bekerja di tempat lain. Regenerasi anggota dicoba untuk dilakukan, tetapi tetap tidak bisa mempertahankan usaha ini, mental remaja yang dilatih tidak begitu kuat, ketika mereka mengalami kegagalan, mereka tidak mau berusaha untuk mencoba lagi. Hal tersebut diakui oleh Rio (24 Tahun), beliau mengatakan sulit untuk mempertahankan semangat remaja yang ikut pelatihan. Mereka mudah menyerah, tidak mau mencoba lagi. Ketakutan yang besar akan kegagalan menjadikan mereka tidak mau berusaha.

Diantara program kerja yang dirancang oleh Karang Taruna Citra Yodha, program kerja usaha ekonomi produktif (UEP) perbengkelan yang masih bertahan dan berkelanjutan hingga sekarang. Hal ini disebabkan pengurus Karang Taruna yang bekerja di UEP ini memang memiliki latar belakang pendidikan di bagian mesin las. Mereka menjadikan usaha ini sebagai tempat mereka menambah penghasilan, namun penyisihan uang untuk mengisi kas Karang Taruna juga tetap diperhatikan. Bengkel Las ini juga berfungsi untuk menampung pemuda-pemuda putus sekolah yang ingin belajar dan meningkatkan keterampilan mereka sebelum mereka bekerja ditempat lain.

(47)

dalam membangun sarana dan prasarana desa maupun gotong royong dalam pemeliharan aset desa, Karang Taruna tetap terlibat di dalamnya, namun dalam program kerja, kegiatan gotong royong ini tidak tercantum secara tertulis. Kepala Desa Mekar Sari 2016-2022, Subchan (52 tahun) mengharapkan agar anak-anak Karang Taruna Citra Yodha dapat terus berkarya dan mampu menjadi kawan bagi pemerintah desa untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat terutama kaum muda, beliau juga mengatakan agar pengurus Karang Taruna kedepannya lebih banyak membuat kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan pemuda desa.

Zusriadi (44 tahun), Sekretaris Desa Mekar Sari mengatakan, Karang Taruna merupakan organisasi yang sangat baik untuk pemuda desa meningkatkan kapasitas dirinya, sehingga diharapkan Karang Taruna kedepannya lebih baik lagi dalam menghimpun dan memotivasi pemuda desa untuk bergabung dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan. Mantan Kepala Desa Mekar Sari periode 1994-2006, Syarifuddin (58 tahun) juga menyatakan harapan yang serupa.Beliau juga mengharapkan Karang Taruna ini lebih baik lagi kedepannya, baik dalam menjalankan perannya sebagai wadah penyalur aspirasi masyarakat, maupun dalam wadah pengembangan pemuda desa. Ngadirun (65 tahun), pendiri sekaligus pembina Karang Taruna Citra Yodha 1991-1994 juga menyatakan hal yang sama. Beliau mengharapkan Karang Taruna Citra Yodha dapat kembali mengukir sejarah lewat prestasi-prestasi yang mereka lakukan untuk pembangunan desa.

(48)

setiap harinya, bukan hanya saat-saat kegiatan perayaan hari-hari besar ataupun dalam rangka melaksanakan program desa. Fahmi (19 tahun) mengharapkan agar Karang Taruna kedepannya mampu menciptakan kegiatan yang lebih kreatif, bukan hanya program kerja “warisan” dari para pendahulu, beliau juga berharap kedepannya pengurus Karang Taruna dapat menyeimbangkan diri dalam pekerjaan dan kegiatan Karang Taruna itu sendiri.

4.3 Pembangunan Desa Mekar Sari Sejak Tahun 1994 Hingga Tahun 2015

Tjokroamidjojo (2000) mengatakan, bahwa pembangunan didalam proses atau usaha–usaha perubahan sosial (social change) dapat berarti suatu usaha perubahan dan pembangunan kondisi masyarakat untuk menjadi lebih baik. Dalam melaksanakan pembangunan perlu adanya suatu usaha dan proses, menurut Khairuddin yang dinyatakan oleh Siagian (2005) pembangunan adalah rangkaian usaha yang secara sadar dilakukan. Artinya, keadaan yang lebih baik, yang didambakan oleh suatu masyarakat, serta pertumbuhan yang diharapkan akan terus berlangsung, tidak terjadi dengan sendirinya, apalagi secara kebetulan. Usaha atau proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu negara adalah tekad atau keinginan yang disusun berdasarkan pemikiran–pemikiran dan pertimbangan– pertimbangan secara luas. Usaha atau proses pembangunan terlihat dengan adanya kehendak untuk menentukan arahan–arahan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembangunan tersebut.Secara umum, pembangunan desa meliputi dua aspek utama, yaitu :

(49)

desa, bangunan rumah, pemukiman, jembatan, bendungan, irigasi, sarana ibadah, pendidikan, keolahragaan, dan sebagainya.

2. Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani atau dalam aspek non fisik, yaitu pembangunan yang objek utamanya aspek pengembangan dan peningkatan kemampuan, keterampilan dan memberdayakan masyarakat di daerah pedesaan sebagai warga negara, seperti pendidikan dan pelatihan, pembinaan usaha ekonomi, kesehatan, spiritual, dan sebagainya. Tujuan utamanya adalah untuk membantu masyarakat yang masih tergolong marjinal agar dapat melepaskan diri dari berbagai belenggu keterbelakangan sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.

4.3.1 Pembangunan Fisik

1. Kantor Desa

Kantor desa sejatinya tidak sekadar menunjuk pada bangunan yang berdiri di atas sebidangtanah. Lebih dari itu, kantor desa adalah tempat di mana organisasi manusia yang mengurus, mengatur, dan melayani desa berkumpul. Kantor desa adalah pusat pemerintahan dan pelayanan publik di desa dan tempat dimana warga dengan pemimpin desa, dari kepala desa hingga aparat desa, berinteraksi. Tanpa kantor, desa akan kesulitan melayani warga. Kebutuhan warga terhadap layanan surat-menyurat akan terhambat karena tidak ada tempat yang layak dan pasti untuk mencari pelayanan.

(50)

pembangunan sarana ibadah. Mengingat pentingnya keberadaan kantor desa, maka sebelum kantor desa berdiri, pemerintah desa menyewa rumah salah satu warga di Jalan Sejarah, setahun kemudian kantor desa pindah ke kantor koperasi yang sudah tidak terpakai lagi yang berada di Jalan Satria. Pada saat menempati kantor koperasi tersebut, Syarifudin selaku kepala desa dan beberapa orang staf desa, mengumpulkan tokoh masyarakat dan beberapa orang pemuda desa untuk membicarakan pembangunan kantor desa. Dalam pertemuan tersebut, dibahas mengenai lokasi strategis berdirinya kantor Desa Mekar Sari, pembebasan lahan bangunan dan sumber dana untuk pembangunan kantor Desa Mekar Sari. Pembangunan kantor desa dilakukan secara bergotong royong oleh masyarakat desa. Pada masa itu, semangat kebersamaan masyarakat sangat tinggi, sehingga tahun 1999 pembangunan kantor desa selesai dan kantor desa pindah ke bangunan permanen yang berada di Jalan Benteng.

Zusriadi (44 tahun), Sekretaris Desa Mekar Sari, pembangunan utama yang dilakukan adalah membangun kantor kepala desa. Pada saat itu pembelian tapak kantor desa merupakan swadaya masyarakat. Dibentuklah panitia pembangunan untuk pembelian tapak kantor desa, mereka bertugas mengumpulkan dana dari masyarakat. Saat itu masyarakat dikutip dana Rp. 1.000/bulan. Pada tahun 1998 pembangunan kantor desa mulai dilaksanakan dengan bantuan dari pemerintah propinsi dan selesai pada tahun 1999.

(51)

pemerintahan. Pembuatan pintu besi kantor desa, bekerja sama dengan Karang Taruna Citra Yodha melalui unit usaha perbengkelan yang mereka miliki. Demikian penuturan Erlya (35 tahun), salah seorang staf pemerintahan desa.

2. Jalan dan Saluran Air

Dalam teori pembangunan desa dari Rondinelli (1985 dalam Akbar, 2001) yang merupakan pemanfaatan hasil pembangunan fisik desa yaitu dengan membangun atau memperbaiki prasarana jalan desa, akan menciptakan atau memperbaiki kehidupan masyarakat desa. Dengan adanya pembangunan prasarana jalan, masyarakat dapat menggunakan jalan tersebut dengan berbagai kebutuhan yang mereka perlukan, seperti malakukan mobilitas, pemasaran hasil pertaniannya, mangangkut hasil pertanian agar lebih mudah.

Jalan desa adalah jalan yang dapat dikategorikan sebagai jalan dengan fungsi lokal di daerah pedesaan. Arti fungsi lokal jalan daerah pedesaan yaitu :

1. Sebagai penghubung antar desa atau ke lokasi pemasaran 2. Sebagai penghubung hunian/perumahan

3. Sebagai penghubung desa ke kecamatan/kabupaten/provinsi

Manfaat ditingkatkan/dibangunnya jalan desa untuk masyarakat pedesaan antara lain :

1. Memperlancar hubungan dan komunikasi dengan tempat lain, 2. Mempermudah pengiriman sarana produksi ke desa,

(52)

4. Meningkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk kesehatan, pendidikan, dan penyuluhan.

Devi (28 tahun) mengatakan, pada awalnya pembangunan jalan yang dilaksanakan di Desa Mekar Sari ini merupakan bantuan dari pemerintah melalui Bangdes, pada tahun 2009 dana perbaikan jalan dan saluran air menggunakan dana desa (ADD).

Putra (35 Tahun), salah satu pengurus Karang Taruna Citra Yodha mengatakan,

“Sejak saya masih kecil,banyak perubahan yang terjadi di Desa Mekar Sari ini.Untuk jalan desa sudah tidak ada lagi jalan yang berbatu,kalau jalan yang berlubang ada,namun tidak banyak. Biasanya, anak-anak Karang Taruna menginformasikan kepada pemerintah desa terkait jalan-jalan yang berlubang lewat bincang-bincang lepas yang mereka lakukan, tidak harus lewat rapat untuk menyampaikan hal yang demikian.

Perbaikan jalan desa dan saluran air di setiap dusun juga terus berlanjut, karena saluran air yang tidak lancar dan jalan yang tergenang dapat menimbulkan penyakit bagi masyakat desa. Dari buku profil desa diketahui, hingga tahun 2015 pembangunan jalan desa yang telah diaspal sepanjang 1 kilometer dan untuk pembangunan parit (saluran air) sepanjang 250 meter. Zusriadi (44 tahun), menambahkan,

(53)

diperoleh dari pemerintah kabupaten maupun pemerintah pusat melalui dana desa serta swadaya masyarakat.

3. Sarana Pendidikan

Meningkatkan pembangunan desa, harus sejalan dengan meningkatkan pendidikan pada masyarakat. Seperti yang telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa Desa Mekar Sari hanya memiliki satu sarana pendidikan yang berstatus negeri, yakni SMP Negeri 2 Deli Tua yang berada di Jalan Satria. Dalam wawancara bersama Kepala Desa Mekar Sari periode 2016-2022, Subchan (52 tahun),

“SMP ini sudah lama di bangun,sebelum pemekaran juga sudah ada. Untuk SD negeri,desa ini tidak punya, karenajarak SD yang ada di Desa Kedai Durian dan Deli Tua tidak terlalu jauh dan masih terjangkau oleh masyarakat.”

Keterangan yang sama diperoleh dari Zusriadi (44 tahun), Sekretaris Desa, Program pemerintah belum dipusatkan untuk membangun sarana pendidikan, pemerintah desa hanya membantu untuk melengkapi fasilitas yang dibutuhkan oleh TK atau PAUD yang ada. Sarana pendidikan yang bertambah di Desa Mekar Sari dibangun oleh masyarakat yang memang peduli dengan pendidikan anak-anak, sampai dengan tahun 2015 tercatat sarana pendidikan yang ada di Desa Mekar Sari adalah SMP NEGERI 2 Deli Tua, PAUD MANCA, KOBER CAHAYA, RA QURRATUN A’YYUN, RA DAFFA ZAHIRA, MADRASAH NURUL

SALAM,MADRASAH ISTIQOMAH, MADRASAH AL – FALAH,

MADRASAH YAYASAN WAKAF TABARAK.

Susan (27 tahun), salah seorang pemuda yang tinggal di Jalan Satria mengatakan,

(54)

.

4. Sarana Kesehatan

Kementerian kesehatan dalam rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2015-2019 mengatakan bahwa arah pembangunan kesehatan adalah meningkatkan mutu, jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dalam upaya mencapai tujuan tersebut maka penyediaan sarana/fasilitas pelayanan kesehatan sangat penting.Sarana Kesehatan yang ada di Desa Mekar Sari berupa posyandu dan klinik.Menurut keterangan yang didapat dari Devi (28 Tahun), Desa Mekar Sari tidak memiliki puskesmas, puskesmas hanya ada di kecamatan Deli Tua,adapun puskesmas pembantu letaknya berada di Desa Kedai Durian.Erlya (38 tahun) juga mengatakan, Desa Mekar Sari memiliki tujuh posyandu,yakni Posyandu Purnama Sari,Posyandu Kartini,Posyandu Kenanga, dan Posyandu Citra. Selain posyandu, terdapat juga tiga buah klinik yaitu Klinik Bersalin Tanjung, Klinik Katarina, Klinik Tarigan.

5. Sarana Ibadah

(55)

remaja-remaja yang ada di setiap dusun dapat memiliki aktifitas yang positif dan terhindar dari pengaruh pergaulan yang tidak baik seperti pemakaian narkoba yang mulai tumbuh di desa ini.

4.3.2 Pembangunan Non Fisik

1. Bidang Ekonomi

Zusriadi (44 tahun) mengatakan, kebanyakan masyarakat Desa Mekar Sari bekerja sebagai pembantu rumah tangga, buruh pabrik, supir angkot, ada juga yang bekerja di instansi pemerintahan ataupun swasta.Karena potensi sumber daya alam Desa Mekar Sari tidak ada dan padatnya penduduk,maka kebanyakan penduduk ini bekerja keluar desa.Namun, pemerintah desa tetap berupaya agar masyarakat dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya untuk dapat berusaha,sehingga pelatihan-pelatihan berwirausaha dilakukan. Bekerja sama dengan anak-anak Karang Taruna, pemerintah Desa Mekar Sari membuat pelatihan sablon, pelatihan membuat kue, usaha perbengkelan yang dikelola Karang Taruna.

Bendahara Karang Taruna, Putra (35 tahun), mengatakan melalui usaha ekonomi produktif yang mereka adakan,setidaknya anak-anak yang putus sekolah dapat belajar, dan dapat menggunakan pengetahuannya untuk mencari kerja yang lebih baik.Devi (28 tahun) juga mengatakan, banyak pelatihan yang dilakukan pemerintah desa untuk menambah keterampilan masyarakat,salah satunya pelatihan jahit-menjahit yang dilakukan ibu-ibu PKK bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja.

(56)

sepanjang Jalan Purwo sudah ramai bermunculan warung-warung, tempat makan, butik, dan usaha lainnya.

2. Bidang Kesejahteraan Sosial

Pemerintah desa melaksanakan pembagian bantuan beras maupun bantuan kompensasi kebutuhan pokok lainnya untuk membantu masyarakat yang tidak mampu. Seperti pada bulan Ramadhan setiap tahunnya, diadakan pasar murah, dimana setiap masyarakat dapat membeli bahan kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dari harga pasar. Demikian yang disampaikan Erlya (38 tahun).

Fahmi (19 tahun),salah seorang anggota Karang Taruna mengatakan,dalam bidang kesejahteraan sosial, pemerintah desa bersama masyarakat melaksanakan kegiatan gotong royong dusun, baik dalam kebersihan maupun pembangunan.Jika ada masyarakat yang sedang kemalangan atau ada hajatan, maka masyarakat ikut berpartisipasi membantu, anak-anak Karang Taruna juga ikut menjaga keamanan acara tersebut.

Usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak hanya menyediakan bantuan secara materi, melainkan dalam bentuk pendidikan juga. Seperti penuturan sekretaris Desa Mekar Sari berikut ini,

“Pembinaan terhadap anak-anak putus sekolah dan yang terjerat narkoba juga sudah dilaksanakan,namun kendala yang dihadapi,anak-anak tersebut tidak pernah mau untuk dibina,untuk hadir di kelas Kejar Paket A saja mereka tidak mau. Padahal, orang tuanya sudah sangat antusias,dan memaksa anaknya agar mau mengikuti kelas tersebut.Tetapi tetap saja anaknya tidak mau.”

3. Bidang Kesehatan

(57)

dilaksanakan di posyandu-posyandu yang ada.Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis juga telah dilaksanakan setiap bulannya kepada warga desa.

Sosialisasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit juga dilaksanakan. Berdasarkan buku profil desa tahun 2015, tidak ditemukan kasus penyakit demam berdarah maupun penyakit yang berbahaya di Desa Mekar Sari, terkait penyakit demam berdarah. Zusriadi (44 tahun), Sekretaris Desa Mekar Sari mengatakan,

“Belum pernah ada terjadi kasus penyakit deman berdarah (DBD) di Desa Mekar Sari, namun untuk mencegah timbulnya penyakit tersebut maka dilaksanakanlah sosialisasi kebersihan lingkungan tentang pentingnya pencegahan DBD dan dilanjutkan dengan kegiatan fogging di Desa Mekar Sari. Kegiatan ini bekerja sama dengan puskesmas Kecamatan Deli Tua.Kemudian pemerintah desa bekerjasama dengan lembaga pemerintah desa lainnya dan pemuda Karang Taruna melaksanakan penyuluhan-penyuluhan dimasyarakat agar tidak membuang sampah disembarang tempat.”

Larangan membuang sampah disembarang tempat dipertegas dengan diterbitkan peraturan desa (Perdes) tahun 2009 tentang pelarangan membuang sampah di sekitar pinggir Jalan Raya Medan-Deli Tua Desa Mekar Sari dan jalan-jalan desa yang berada di bawah naungan pemerintah Desa Mekar Sari.

4.4 Partisipasi Karang Taruna Dalam Pembangunan Desa Mekar Sari

(58)

merupakan organisasi sosial yang ada di desa, dituntut untuk berpartisipasi dalam setiap tahapan dan proses pembangunan, karena hal ini sejalan dengan tujuan Karang Taruna yaitu Karang Taruna hadir untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.

Keterlibatan Karang Taruna dalam setiap proses pembangunan yang ada di Desa Mekar Sari di pandang sangat penting, hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan beberapa tokoh pemerintahan, tokoh masyarakat, dan pemuda Desa Mekar Sari. Kepala Desa Mekar Sari periode 2016-2022 , Subchan (52 tahun) mengatakan, partisipasi Karang Taruna Citra Yodha sangat penting dalam setiap aspek pembangunan, karena Karang Taruna merupakan wadah penyambung aspirasi masyarakat desa kepada pemerintah desa. Menurut beliau, melalui fungsi Karang Taruna, keluhan-keluhan masyarakat dapat tersampaikan kepada pemerintah. Hal yang senada juga disampaikan oleh bendahara Karang Taruna Citra Yodha, Putra (35 tahun), beliau mengatakan,

“Kedekatan yang dilakukan oleh Karang Taruna kepada masyarakat biasanya dilakukan melalui duduk bersama di warung kopi, karena disana dapat mendengarkan keinginan masyarakat.Kami juga terkadang mengunjungi rumah warga untuk menyambung silaturahim, dari kunjungan tersebut, kami dapat mengetahui pa yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat.”

(59)

Semangat gotong royong menjadi kekuatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa, Kepala Desa Mekar Sari periode 1994-2006, Syarifudin Lubis (58 tahun) mengatakan,

“Ketika pemekaran desa terjadi, desa ini tidak memiliki apa-apa, namun semangat gotong royong masyarakat dan anak-anak Karang Taruna,berhasil membuat desa ini lebih maju dari sebelumnya. Lewat usaha ekonomi produktif yang mereka adakan dapat membantu mengurangi pengangguran yang ada di desa ini.”

Devi (28 Tahun) mengatakan, partisipasi yang dilakukan oleh Karang Taruna dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat desa, salah satunya bekerja sama dengan pemerintah desa membuat pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat. Karang Taruna bekerjasama dengan Departemen Sosial maupun Departemen Tenaga Kerja dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.Erlya (38 Tahun) menyebutkan, Karang Taruna juga aktif terlibat dalam pembinaan terhadap kelompok-kelompok remaja yang ada di setiap dusun desa.Mereka mengajak remaja desa dalam kegiatan yang positif.

(60)

dikerjakan.Partisipasi masyarakat pada tingkatan ini berupa tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.Keempat, Partisipasi dalam evaluasi, yang diwujudkan melalui keikutsertaan masyarakat dalam menilai serta mengawasi kegiatan pembangunan serta hasil-hasilnya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka bentuk-bentuk partisipasi Karang Taruna Citra Yodha dalam pembangunan di Desa Mekar Sari baik secara fisik maupun non fisik dapat dikonsepsikan dalam empat tahapan, yaitu : tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemanfaatan dan pemeliharaan, dan tahap evaluasi.

4.4.1 Partisipasi dalam Perencanaan Pembangunan Desa Mekar Sari

Bentuk partisipasi Karang Taruna Citra Yodha dalam tahapan perencanaan pembangunan fisik maupun non fisik akan terlihat dari keaktifan Karang Taruna Citra Yodha dalam menghadiri setiap rapat atau pertemuan yang dilaksanakan di kantor desa dengan agenda sosialisasi rencana pembangunan desa Berdasarkan hasil wawancara bersama kepala Desa Mekar Sari periode 2016-2022, Subchan (52 tahun) mengatakan,

“Setiap pertemuan yang diadakan di kantor desa dalam rangka merencanakan pembangunan, Karang Taruna Citra Yodha diundang untuk hadir. Mereka hadir dan memberikan saran terhadap rencana pembangunan Desa Mekar Sari, terutama ketika Purwanto sebagai ketua Karang Taruna.Banyak ide dan masukan yang mereka berikan terhadap kemajuan desa.”

(61)

berlangsung di Desa Mekar Sari, secara umum ada keterlibatan Karang Taruna Citra Yodha dalam rapat rencana pembangunan desa. Mereka memberikan masukan dan gagasan terkait rencana pembangunan yang akan dilakukan. Demikian juga disampaikan oleh Devi (28 tahun), Kaur Pemerintahan Umum Desa Mekar Sari, bahwasanya setiap rapat yang diadakan di kantor desa terkait perencanaan pembangunan ataupun penyelenggaraan pelatihan yang ada di Desa Mekar Sari selalu mengundang masyarakat, Karang Taruna, dan Ibu-ibu PKK.

Erlya (38 tahun), Kaur Pemerintahan bidang umum, mengatakan keterlibatan Karang Taruna Citra Yodha dalam rapat perencanaan pembangunan desa mewakili suara pemuda, namun terkadang mereka juga menyuarakan atas nama masyarakat. Pada kesempatan lain Ngadirun (68 Tahun), salah satu tokoh yang ada di Desa Mekar Sari mengatakan,

“Dengan mengumpulkan pemuda dalam rapat perencanaan, membuat mereka memiliki rasa kepemilikan terhadap desanya.Sehingga muncul tanggung jawab untuk mengembangkan desa.”

Mantan ketua umum Karang Taruna Citra Yodha, Purwanto (46 tahun) mengatakan,

“Karang Taruna tidak pernah absen dalam proses perencanaan. Persoalan pembangunan yang ada di Desa Mekar Sari merupakan persoalan semua unsur masyarakat, termasuk pemuda.Saya dan teman-teman terkadang berkumpul di rumah Bapak Syafrudin untuk membicarakan gagasan-gagasan yang kami miliki, untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti saat kami akan melaksanakan program kegiatan posyandu lansia, setelah pembahasan matang di dalam internal Karang Taruna, maka ide tersebut disampaikan dihadapan kepala desa dan tokoh masyarakat. Alhamdulillah sambutan yang luar biasa terhadap program tersebut.”

(62)

Tahun) mengatakan, tidak semua pengurus Karang Taruna yang mengikuti rapat di kantor desa. Dalam rapat-rapat di kantor desa, ketua Karang Taruna hadir sebagai perwakilan dari organisasi.

Pernyataan–pernyataan tersebut juga diperkuat dengan absensi hadir anggota Karang Taruna dalam setiap kegiatan musyawarah yang dilaksanakan di kantor desa.

Beberapa kegiatan musyawarah desa yang dihadiri oleh pengurus Karang Taruna Citra Yodha adalah :

1. Musyawarah Desa pada tanggal 9 Desember 2009, yang membahas tentang rencana pembangunan parit Dusun II dan dusun IV serta perbaikan atap dan pintu kantor Desa.

2. Musyawarah Desa pada tanggal 19 Nopember 2010, dengan agenda pertemuan sosialisasi peraturan desa tentang pelarangan buang sampah di sekitar pinggir Jalan Raya Medan-Deli Tua Desa Mekar Sari dan jalan-jalan desa lainnya. 3. Musyawarah pada tanggal 5 Nopember 2010, dengan agenda menyambut Hari

Pahlawan maka akan dilaksanakan kegiatan gotong-royong untuk membersihkan lingkungan.

4. Musyawarah pada tanggal 4 Januari 2011, dengan agenda membuat rencana musrenbang desa.

(63)

6. Musyawarah pada tanggal 8 April 2011, dengan agenda gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan.

7. Musyawarah pada tanggal 27 Januari 2012, dengan agenda pembangunan desa. Dalam pertemuan ini diusulkan untuk melakukan pengaspalan pada jalan Benteng Ujung, pembetonan Jalan Satria, dan Pembuatan parit pada sisi kanan dan kiri Jalan Benteng.

8. Musyawarah pada tanggal 19 September 2012, dengan agenda pembentukan panitia penyelenggaraan pemilihan gubernur sumatera utara (PILGUBSU) dan wakil pada tahun 2013.

9. Musyawarah pada tanggal 24 Agustus 2012, dengan agenda renovasi kantor desa dan usulan penyelenggaraan hiburan rakyat (Pasar Malam)

10. Musyawarah pada tanggal 6 Desember 2012, dengan agenda pembentukan panitia penyelenggara hiburan rakyat (Pasar Malam). Dalam musyawarah ini kepala Desa Mekar Sari menghimbau agar seluruh anggota panitia pasar malam dapat berperan aktif dalam pengamanan dan kebersihan, baik menjaga kebersihan sampah dari pedagang yang berjualan dan mengamankan tempat parkir kendaraan serta menertibkan arus lalu lintas para pengguna jalan.

11. Musyawarah pada tanggal 15 Februari 2013, dengan agenda rencana penyusunan Musrenbang tahun 2013. Dalam pertemuan ini mengidentifikasi jalan-jalan dusun yang masih rusak dan harus segera diperbaiki.

(64)

13. Musyawarah pada tanggal 3 September 2013, dengan agenda penyuluhan kesehatan Desa Mekar Sari.

Informasi terkait undangan rapat di kantor desa selalu berada di pengurus inti dan dihadiri oleh ketua dan pengurus inti Karang Taruna, hal ini mengakibatkan anggota biasa Karang Taruna tidak mengetahui tentang pertemuan tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Fahmi (19 tahun) salah satu anggota Karang Taruna mengatakan,

“Jika ada urusan dengan pemerintahan biasanya hanya ketua saja yang terlibat.Anggota hanya menanti arahan saja dari ketua.”

Ketua Remaja Masjid Al-Munajah, Rio (24 tahun) juga mengatakan,

“Dalam perencanaan pembangunan desa, anak-anak remaja masjid tidak pernah di undang, karena anak-anak remaja masjid merupakan binaan dari Karang Taruna, sehingga yang di undang dalam setiap rapat di kantor desa, hanya pengurus Karang Taruna saja.”

Endang (23 Tahun), salah satu pemuda Desa Mekar Sari, mengatakan

“Saya tidak mengetahui apakah ada keterlibatan Karang Taruna dalam rapat-rapat yang ada dikantor desa.

Gambar

Tabel 3.1   Data Informan
Tabel 3.2  Jadwal Kegiatan
Tabel 3.3  Instrumen Penelitian Partisipasi Karang Taruna Citra Yodha
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari berbagai gangguan yang terjadi dapat di analisis gangguan dan dapat ditentukan sistem proteksi yang digunakan pada peralatan sistem tenaga listrik diantaranya

1134 10100114027 KINTAN NAFASA PEREMPUAN Kedokteran

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 45 Tahun1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara termasuk

Pelaksana Kegiatan Kunjung Lapang KTNA Kota Semarang ke Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 adalah Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya –

How to store your tools safely Corresponding

Hasil simulasi selanjutnya akan digunakan untuk melihat kelayakan dari setiap alternatif pengelolaan sampah berdasarkan perhitungan Cost-Benefit ratio (B/C), sedangkan untuk

Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 T 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan ahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata ca umum dan tata cara ra  perpajakan adalah "kontribusi

[r]