• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman PelaYanan anaK GIZI BURUK KEMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pedoman PelaYanan anaK GIZI BURUK KEMENT"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PELAYANAN ANAK GIZI BURUK

(2)
(3)

Dalam upaya mengatasi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita, Kementerian kesehatan telah menetapkan kebijakan yang komprehensif, meliputi pencegahan, promosi/edukasi dan penanggulangan balita gizi buruk. Upaya pencegahan dilaksanakan melalui pemantauan pertumbuhan di posyandu. Penanggulangan balita gizi kurang dilakukan dengan pemberian makanan tambahan (PMT) sedangkan balita gizi buruk harus mendapatkan perawatan susuai Tatalaksana Balita Gizi Buruk yang ada. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan gizi dalam penanganan anak gizi buruk dilakukan melalui pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk bagi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Untuk menekan kematian bayi atau balita, dan menurunkan prevalensi gizi kurang dan buruk pemerintah menetapkan target bahwa semua balita gizi buruk dirawat. Penanganan dan pemulihan balita gizi buruk dapat dilakukan secara rawat inap dan rawat jalan. Selama ini pemulihan balita gizi buruk dilakukan dengan rawat inap di fasilitas kesehatan, tanpa pemisahan penderita yang disertai komplikasi ataupun yang tidak disertai komplikasi. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya antara lain cakupan balita yang ditemukan dan dirujuk masih rendah, lamanya masa perawatan yang mengakibatkan perawatan tidak tuntas karena umumnya pulang paksa. Untuk mengatasi kendala tersebut, penderita gizi buruk tanpa komplikasi dapat dirawat di rumah secara rawat jalan.

Penanganan rawat jalan dilakukan berupa Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM) di rumah tangga yang dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa penemuan penderita gizi buruk secara dini dan ditangani secara tepat maka tingkat keberhasilan penatalaksanaannya akan tinggi.

(4)

Terkait dengan hal-hal tersebut diatas untuk pelayanan anak gizi buruk secara tepat dan cepat, maka perlu untuk diterbitkannya buku pedoman pelayanan anak gizi buruk yang menjelaskan tentang kriteria balita gizi buruk yang ditangani secara rawat jalan dan rawat inap, standar dan operasional prosedur tatalaksana serta metode pemantauan dan evaluasinya.

Semoga buku ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan dan tenaga pengelola gizi khususnya yang bekerja di Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya.

Jakarta, Februari 2011 Direktur Jenderal

Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

(5)

NO ISTILAH PENJELASAN

1 BGM

Bawah Garis Merah. BGM adalah berat badan balita hasil penimbangan yang dititikkan dalam KMS dan berada di bawah garis merah.

2 DO Drop Out adalah Anak yang mengundurkan

diri dari pelayanan rawat jalan.

3 Edema

Penimbunan cairan tubuh di bawah kulit yang disebabkan oleh kekurangan asupan protein. Penimbunan cairan dapat terjadi pada kedua punggung kaki (edema minimal) atau di mililiternya. Formula ini dapat diberikan kepada anak balita yang sangat kurus dan diberikan secara bertahap.

5 Gizi Buruk

Keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau lebih tanda berikut:

(6)

6 KEP

Kurang Energi Protein atau Kurang Kalori Protein adalah keadaan kurang gizi pada anak yang disebabkan oleh kurangnya asupan energi dan protein.

7 Kurus

KEP yang ditandai dengan BB/PB-BB/TB -2SD s.d. -3SD atau pada anak usia 6-59 bulan dengan LiLA 11,5 cm-12,5 cm.

8 LiLA

Lingkar Lengan Atas. LiLA adalah salah satu indikator yang digunakan untuk melihat status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas.

9

Makanan Untuk Pemulihan Gizi

Makanan Untuk Pemulihan Gizi adalah makanan padat energi yang diperkaya dengan vitamin dan mineral. Diberikan kepada balita gizi buruk selama masa pemulihan.

10 MMD

Musyawarah Masyarakat Desa. MMD adalah forum pertemuan yang dihadiri oleh perangkat desa/kelurahan, tokoh masyarakat, pemuka adat, kader, masyarakat umum, tenaga kesehatan puskesmas/kecamatan, yang bertujuan mencari alternatif pemecahan masalah yang di desa/ kelurahan.

11 MTBS

(7)

12 PGBM

Penyelenggaraan Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat adalah rangkaian kegiatan pemulihan balita gizi buruk dengan cara rawat jalan yang dilakukan oleh masyarakat dengan bantuan kader dan tenaga kesehatan kesehatan.

13 Poskesdes

Pos Kesehatan Desa. Poskesdes adalah Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

14 PPG Pusat Pemulihan Gizi

15 Sangat Kurus

KEP yang ditandai dengan BB/PB-BB/TB <-3SD atau pada anak usia 6-59 bulan dengan LiLA <11,5 cm.

16 SIP Sistem Informasi Posyandu

17 Skrining

Penapisan atau penjaringan. Skrining adalah pengukuran LiLA semua anak balita untuk mengetahui anak-anak yang perlu dan tidak perlu mendapatkan pelayanan lanjut.

(8)
(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISTILAH v

DAFTAR ISI ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

C. Sasaran 3

D. Prinsip Dasar 3

BAB 2 KRITERIA ANAK GIZI BURUK DAN ALUR PEMERIKSAAN 5

A. Kriteria Anak Gizi Buruk 5

B. Alur Pemeriksaan 5

BAB 3 PENANGANAN ANAK GIZI BURUK RAWAT JALAN 9

A. Langkah Persiapan 9

B. Langkah Pelaksanaan 11

BAB 4 PENANGANAN ANAK GIZI BURUK RAWAT INAP 23

A. Persiapan 23

B. Kegiatan pelaksanaan 26

BAB 5 PEMANTAUAN DAN EVALUASI 31

A. Pemantauan dan evaluasi rawat jalan 31

B. Pemantauan dan evaluasi rawat inap 33

BAB 6 PENUTUP 35

(10)
(11)

A. LATAR BELAKANG

Kurang energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, sebanyak 13,0% berstatus gizi kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan 17,1% anak memiliki kategori sangat pendek.

Keadaan ini berpengaruh kepada masih tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat.

Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan menjadikan tatalaksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang ditemukan. Pada saat ini seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi tatalaksana gizi buruk menunjukkan bahwa kasus ini dapat ditangani dengan dua pendekatan. Gizi buruk dengan komplikasi (anoreksia, pneumonia berat, anemia berat, dehidrasi berat, demam tinggi dan penurunan kesadaran) harus dirawat di rumah sakit, Puskesmas perawatan, Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau Therapeutic Feeding Center (TFC), sedangkan gizi buruk tanpa komplikasi dapat dilakukan secara rawat jalan.

BAB

(12)

Penanganan gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap merupakan jawaban terhadap pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perbaikan Gizi, yaitu setiap anak gizi buruk yang ditemukan harus mendapatkan perawatan sesuai dengan standar. Untuk melakukan penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap diperlukan buku pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk.

Buku Pedoman ini terdiri dari dua bagian, yang pertama mengenai penanganan Anak Gizi Buruk secara Rawat Jalan dan yang kedua mengenai proses pembentukan Pusat Pemulihan Gizi, sebagai pelengkap dari buku pedoman tatalaksana anak gizi buruk yang sudah diterbitkan sebelumnya. Diharapkan pedoman ini menjadi acuan bagi setiap tenaga kesehatan di seluruh pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan berkualitas kepada anak gizi buruk. Selain itu, buku ini juga hendaknya dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat serta keluarga dalam mencegah dan menangani masalah gizi kurang dan gizi buruk.

B. TUJUAN

Tujuan Umum :

Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk.

Tujuan Khusus :

1. Dilakukannya penapisan anak gizi buruk.

2. Terselenggaranya kegiatan perawatan anak gizi buruk sesuai standar.

3. Tercapainya peningkatan status gizi anak.

4. Dilakukannya pendampingan anak gizi buruk pasca rawat inap dan rawat jalan.

(13)

C. SASARAN

1. Anak gizi buruk

2. Keluarga anak gizi buruk

D. PRINSIP DASAR

1. Meningkatkan jangkauan/cakupan pemulihan gizi.

Penanganan anak gizi buruk dilaksanakan agar dapat menjangkau sebanyak mungkin kasus gizi buruk yang membutuhkan perawatan.

2. Ketepatan waktu.

Penemuan kasus gizi buruk secara dini sehingga bisa dilakukan penanganan lebih awal dan bersifat komprehensif.

3. Pelayanan yang tepat.

Penanganan anak gizi buruk yang disesuaikan dengan kondisi anak untuk menentukan apakah anak perlu rawat inap atau rawat jalan.

4. Pelayanan yang terintegrasi.

Penanganan anak gizi buruk merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan sistem pelayanan kesehatan yang ada.

5. Penanganan anak gizi buruk melibatkan peran lintas sektor terkait, LSM, organisasi profesi dan tokoh masyarakat.

6. Pemantauan secara rutin.

(14)
(15)

A. KRITERIA ANAK GIZI BURUK

1) Gizi Buruk Tanpa Komplikasi a. BB/TB: < -3 SD dan atau; b. Terlihat sangat kurus dan atau; c. Adanya Edema dan atau;

d. LILA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan

2) Gizi Buruk dengan Komplikasi

Gizi buruk dengan tanda-tanda tersebut di atas disertai salah satu atau lebih dari tanda komplikasi medis berikut:

a. Anoreksia

b. Pneumonia berat c. Anemia berat d. Dehidrasi berat e. Demam sangat tinggi f. Penurunan kesadaran

B. ALUR PEMERIKSAAN/PENEMUAN KASUS

Berikut penjelasan alur pemeriksaan yang dapat di gunakan untuk menentukan langkah-langkah yang dilakukan dalam menangani penemuan kasus anak gizi buruk berdasarkan kategori yang telah ditentukan :

BAB

(16)

1. Penemuan Anak Gizi Buruk, dapat menggunakan data rutin hasil penimbangan anak di posyandu, menggunakan hasil pemeriksaan di fasilitas kesehatan (Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit dan dokter/bidan praktek swasta), hasil laporan masyarakat (media massa, LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya) dan skrining aktif (operasi timbang anak).

2. Penapisan Anak Gizi Buruk, anak yang dibawa oleh orangtuanya atau anak yang berdasarkan hasil penapisan Lila < 12,5 cm, atau semua anak yang dirujuk dari posyandu (2T dan BGM) maka dilakukan pemeriksaan antropometri dan tanda klinis, semua anak diperiksa tanda-tanda komplikasi (anoreksia, pneumonia berat, anemia berat, dehidrasi berat, demam sangat tinggi, penurunan kesadaran), semua anak diperiksa nafsu makan dengan cara tanyakan kepada orang tua apakah anak mau makan/tidak mau makan minimal dalam 3 hari terakhir berturut-turut.

3. Bila dalam pemeriksaan pada anak didapatkan satu atau lebih tanda berikut: tampak sangat kurus, edema minimal pada kedua punggung kaki atau tanpa edema, BB/PB atau BB/TB < -3 SD, LiLA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan), nafsu makan baik, maka anak dikategorikan gizi buruk tanpa komplikasi dan perlu diberikan penanganan secara rawat jalan.

(17)

5. Bila hasil pemeriksaan anak ditemukan tanda-tanda sebagai berikut: BB/TB < -2 s/d -3 SD, LiLA 11,5 s/d 12,5 cm, tidak ada edema, nafsu makan baik, tidak ada komplikasi medis, maka anak dikategorikan gizi kurang dan perlu diberikan PMT Pemulihan.

6. Bila kondisi anak rawat inap sudah membaik dan tidak lagi ditemukan tanda komplikasi medis, tanda klinis membaik (edema kedua punggung tangan atau kaki), dan nafsu makan membaik maka penanganan anak tersebut dilakukan melalui rawat jalan.

7. Bila kondisi anak rawat inap sudah tidak lagi ditemukan tanda-tanda komplikasi medis, tanda-tanda klinis baik dan status gizi kurang, nafsu makan baik maka penanganan anak dengan pemberian PMT pemulihan.

8. Anak gizi buruk yang telah mendapatkan penanganan melalui rawat jalan dan PMT pemulihan, jika kondisinya memburuk dengan ditemukannya salah satu tanda komplikasi medis, atau penyakit yang mendasari sampai kunjungan ke tiga berat badan tidak naik (kecuali anak dengan edema), timbulnya edema baru, tidak ada nafsu makan maka anak perlu penanganan secara rawat inap.

(18)

Pemeriksaan Klinis, BB/PB, BB/TB, LiLA di Poskesdes/ Pustu/Polindes/Puskesmas

Anak dengan satu atau lebih tanda berikut :

• Terlihat Sangat kurus • Edema pada seluruh

salah satu atau lebih dari tanda-tanda • Demam sangat tinggi • Penurunan kesadaran • Tanpa komplikasi

medis

Tanpa Komplikasi kurangGizi

(19)

A. LANGKAH PERSIAPAN

1. Penyediaan Sarana Pendukung

a. Alat antropometri : timbangan atau dacin, alat ukur PB/TB, pita LiLA

b. Buku Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk . c. Formulir pencatatan dan pelaporan.

d. PMT Pemulihan: makanan lokal, Makanan Untuk Pemulihan Gizi, F-100

e. Media KIE seperti Poster, Leaflet, Lembar Balik, Booklet, Food Model, dll

f. Obat gizi seperti Kapsul Vitamin A, Tablet Tambah Darah, Mineral Mix, dan Taburia

g. Obat-obatan lain, misalnya obat cacing, antibiotik h. Peralatan lain seperti: ATK, APE, alat masak, dll

2. Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan

Pertemuan tingkat desa merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Desa, Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) atau Ketua Dewan Kelurahan (DEKEL), tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, bidan dan kader, serta tenaga kesehatan puskesmas dan lintas sektor tingkat kecamatan.

BAB

(20)

Pertemuan ini bertujuan untuk mensosialisasikan rencana kegiatan penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan. Pertemuan ini membahas permasalahan gizi/kesehatan yang ada di desa/kelurahan dan langkah-langkah tindak lanjut yang diperlukan, misalnya antara lain untuk mendapat dukungan pamong dan pemuka masyarakat dalam kegiatan penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan.

3. Pelatihan

Pelatihan tenaga kesehatan menggunakan modul yang ada dengan materi meliputi:

• Pemantauan pertumbuhan anak seperti menimbang, mengisi

dan interpretasi KMS, mengukur LiLA, konseling dan mengisi SIP),

• Pendampingan dalam melaksanakan PHBS, konseling

pemberian makanan, kepatuhan melaksanakan atau mengonsumsi paket pemulihan gizi,

• Peranan kader posyandu dalam penanganan anak gizi buruk

secara rawat jalan.

a. Tenaga Kesehatan

Pelatihan dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota oleh tim fasilitator. Tenaga kesehatan yang dilatih berasal dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poskesdes, dengan melibatkan tenaga kesehatan sebagai berikut:

• Puskesmas: dokter, ahli gizi (TPG), perawat, tenaga

promosi kesehatan;

(21)

b. Kader Posyandu

Pelatihan di Posyandu dilaksanakan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan melibatkan tenaga kesehatan dari Puskesmas Pembantu atau Poskesdes.

B. LANGKAH PELAKSANAAN

1. Pelaksanaan Rawat Jalan di Fasilitas Kesehatan

a. Tenaga Pelaksana

Tenaga pelaksana adalah Tim Pelaksana yang terdiri dari dokter, ahli gizi (TPG), perawat, tenaga promosi kesehatan (promkes) dan bidan di desa. Dalam pelaksanaan rawat jalan masyarakat yang dibantu oleh Kader Posyandu, anggota PKK dan perangkat desa.

Peran Tim Pelaksana:

1) Dokter melakukan pemeriksaan klinis dan penentuan komplikasi medis, pemberian terapi dan penentuan rawat jalan atau rawat inap

2) Perawat melakukan pendaftaran dan asuhan keperawatan

3) Ahli gizi (TPG) melakukan pemeriksaan antropometri, konseling, pemberian Makanan untuk Pemulihan Gizi, makanan therapeutic/gizi siap saji, makanan formula 4) Tenaga Promosi kesehatan melakukan penyuluhan

PHBS, advokasi, sosialisasi dan Musyawarah masyarakat desa

(22)

6) Kader melakukan penemuan kasus, merujuk dan melakukan pendampingan

7) Anggota PKK membantu menemukan kasus dan menggerakkan masyarakat

8) Perangkat desa, BPD/Dekel melaksanakan perencanaan anggaran dan penggerakan masyarakat

b. Waktu dan frekuensi pelaksanaan

Pelayanan pemulihan anak gizi buruk dilaksanakan sampai dengan anak berstatus gizi kurang (-2 SD sampai -3 SD). Pelayanan anak gizi buruk dilakukan dengan frekuensi sebagai berikut:

• 3 bulan pertama, anak gizi buruk datang dan diperiksa

setiap minggu

• Bulan ke 4 sampai ke 6, anak gizi buruk datang dan

diperiksa setiap 2 minggu

Anak yang belum dapat mencapai status gizi kurang (-2 SD sampai -3 SD, dan tidak ada edema) dalam waktu 6 bulan, dapat melanjutkan kembali proses pemulihan, dengan ketentuan, jika:

• Masih berstatus gizi buruk, rujuk ke RS atau Puskesmas

Perawatan atau Pusat Pemulihan Gizi (PPG)

• Sudah berstatus gizi kurang, maka dilanjutkan dengan

program pemberian makanan tambahan dan konseling.

c. Alur pelayanan penanganan anak secara rawat jalan

1. Pendaftaran

(23)

2. Pengukuran antropometri

• Penimbangan berat badan dilakukan setiap minggu • Pengukuran panjang/tinggi badan dilakukan setiap

bulan

Pengukuran antropometri dilakukan oleh Tim Pelaksana dan hasilnya dicatat pada kartu status. Selanjutnya dilakukan ploting pada grafik dengan tiga indikator pertumbuhan anak (TB/U atau PB/U, BB/U, BB/PB atau BB/TB).

3. Pemeriksaan klinis

Dokter melakukan anamnesa untuk mencari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan mendiagnosa penyakit, serta menentukan ada atau tidak penyakit penyerta, tanda klinis atau komplikasi.

4. Pemberian konseling

• Menyampaikan informasi kepada ibu/pengasuh

tentang hasil penilaian pertumbuhan anak

• Mewawancarai ibu untuk mencari penyebab kurang

gizi

• Memberi nasihat sesuai penyebab kurang gizi

• Memberikan anjuran pemberian makan sesuai

(24)

5. Pemberian paket obat dan Makanan untuk Pemulihan Gizi

a. Obat

• Bila pada saat kunjungan ke puskesmas anak

dalam keadaan sakit, maka oleh tenaga kesehatan anak diperiksa dan diberikan obat

• Vitamin A dosis tinggi diberikan pada anak gizi

buruk dengan dosis sesuai umur pada saat pertama kali ditemukan

b. Makanan untuk Pemulihan Gizi

Makanan untuk pemulihan gizi dapat berupa makanan lokal atau pabrikan

1. Jenis pemberian ada 3 pilihan: makanan

therapeutic atau gizi siap saji, F100 atau makanan lokal dengan densitas energi yg sama terutama dari lemak (minyak/santan/margarin)

2. Pemberian jenis Makanan untuk pemulihan gizi disesuaikan masa pemulihan (rehabilitasi) :

• 1 minggu pertama pemberian F 100.

• Minggu berikutnya jumlah dan frekuensi

F100 dikurangi seiring dengan penambahan makanan keluarga.

(25)

Untuk lebih jelasnya tentang cara pembuatan makanan untuk pemulihan gizi racikan dan makanan utama atau makanan selingan dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8.

6. Kunjungan rumah

Kunjungan rumah bertujuan untuk menggali permasalahan yang dihadapi keluarga termasuk kepatuhan mengonsumsi makanan untuk pemulihan gizi dan memberikan nasehat sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Dalam melakukan kunjungan, tenaga kesehatan atau kader membawa kartu status, cheklist kunjungan rumah, formulir rujukan, makanan untuk pemulihan gizi dan bahan penyuluhan.

Hasil kunjungan dicatat pada checklist kunjungan dan kartu status. Bagi anak yang harus dirujuk, tenaga kesehatan mengisi formulir rujukan.

Tenaga kesehatan atau kader melakukan kunjungan rumah pada anak gizi buruk rawat jalan, bila:

• Berat badan anak sampai pada minggu ketiga tidak naik atau turun dibandingkan dengan berat badan pada saat masuk (kecuali anak dengan edema). • Anak yang 2 kali berturut-turut tidak datang tanpa

(26)

7. Rujukan, dilakukan apabila ditemukan :

a. Anak dengan komplikasi medis atau penyakit penyerta

b. Sampai kunjungan ketiga berat badan anak tidak naik (kecuali anak dengan edema)

c. Timbul edema baru

8. Drop Out (DO)

DO dapat terjadi pada anak yang pindah alamat dan tidak diketahui, menolak kelanjutan perawatan dan meninggal dunia. Anak yang menolak kelanjutan perawatan dilakukan kunjungan rumah untuk diberikan motivasi, bila tetap menolak diminta untuk membuat pernyataan tertulis atas penolakan.

9. Anak yang telah pulih keadaan gizinya,

Dipantau pertumbuhannya di posyandu.

d. Tempat Pelaksanaan

a. Pelayanan kesehatan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan

(27)

2. Makanan untuk Pemulihan Gizi

a. Prinsip

1) Makanan untuk Pemulihan Gizi adalah makanan padat energi yang diperkaya dengan vitamin dan mineral. 2) Makanan untuk Pemulihan Gizi diberikan kepada anak

gizi buruk selama masa pemulihan.

3) Makanan untuk Pemulihan Gizi dapat berupa: F100, makanan therapeutic/gizi siap saji dan makanan lokal. Makanan lokal dengan bentuk mulai dari makanan bentuk cair, lumat, lembik, padat.

4) Bahan dasar utama Makanan Untuk Pemulihan Gizi dalam formula F100 dan makanan gizi siap saji (therapeutic feeding) adalah minyak, susu, tepung, gula, kacang-kacangan dan sumber hewani. Kandungan lemak sebagai sumber energi sebesar 30-60 % dari total kalori.

5) Makanan lokal dengan kalori 200 kkal/Kg BB per hari, yang diperoleh dari lemak 30-60% dari total energi, protein 4-6 g/Kg BB per hari.

6) Apabila akan menggunakan makanan lokal tidak dilakukan secara tunggal (makanan lokal saja) tetapi harus dikombinasikan dengan makanan formula.

b. Jumlah dan Frekuensi

(28)

1) Anak gizi buruk dengan tanda klinis diberikan secara bertahap:

• Fase rehabilitasi awal 150 kkal/kg BB per hari, yang

diberikan 5-7 kali pemberian/hari. Diberikan selama satu minggu dalam bentuk makanan cair (Formula 100).

• Fase rehabilitasi lanjutan 200-220 kkal/kg BB per

hari, yang diberikan 5-7 kali pemberian/hari (Formula 100).

2) Anak gizi buruk tanpa tanda klinis langsung diberikan fase rehabilitasi lanjutan 200-220 kkal/kg BB per hari, yang diberikan 5-7 kali pemberian/hari (Formula 100).

Rehabilitasi lanjutan diberikan selama 5 minggu dengan pemberian makanan secara bertahap dengan mengurangi frekuensi makanan cair dan menambah frekuensi makanan padat.

(29)

Minggu Ke Formula 100

Makanan Utama

+ Buah

Makanan Selingan

I 6 kali -

II 5 kali 1 kali 1 kali

III 4 kali 2 kali 1 kali

IV 4 kali 2 kali 1 kali

V 3 kali 3 kali 2 kali

VI 3 kali 3 kali 2 kali

Tabel 2: Anak gizi buruk dengan tanda klinis

• Bila berat badan anak < 7 Kg ; diberikan makanan bayi (lumat)

• Bila berat badan anak > 7 Kg ; diberikan makanan anak (lunak)

a. Pemberian makanan rehabilitasi lanjutan dapat diteruskan bila kondisi anak gizi buruk masih memerlukan makanan formula.

b. Bagi anak yang status gizinya pulih (≥ -2 SD) maka berangsur menuju ke makanan anak sehat sesuai dengan anjuran makan menurut kelompok umur (besar porsi, macam makanan, frekuensi pemberian).

(30)

c. Cara pemberian

Makanan untuk Pemulihan Gizi diberikan sesuai anjuran petugas kesehatan.

Cara Pemberian Makanan untuk Pemulihan Gizi kepada anak di rumah:

1) Sebelum menyiapkan makanan, cucilah tangan dengan sabun.

2) Berikan makanan kepada anak dengan memperhatikan jarak waktu makan.

3) Usahakan makanan tersebut dihabiskan sesuai dengan porsi yang ditentukan.

4) Berikan makanan dalam bentuk cair dengan menggunakan gelas, hindari menggunakan botol atau dot.

Makanan untuk Pemulihan Gizi :

• diberikan setelah pemberian ASI bagi bayi yang masih mendapat ASI

• diberikan sebelum pemberian makanan keluarga bagi anak yang sudah mendapat makanan utama

d. Cara penyimpanan

(31)

2) Makanan untuk Pemulihan Gizi dalam bentuk kering yang diracik secara terpisah oleh tenaga kesehatan Puskesmas dapat disimpan maksimal 7 hari, dan disimpan di tempat yang sejuk dan kering, aman, tertutup dan terhindar dari bahan cemaran dan binatang pengganggu (semut, tikus, kecoa, cicak, kucing, anjing, unggas, dll).

(32)
(33)

Anak dengan BB/PB atau BB/TB < - 2 SD

GAM = --- x 100% Jumlah anak yang ada di wilayah kerja Puskesmas

(sumber: Mokbel Genequand Mirella, UNHCR consultant, 2009. Revised selective feeding guidelines for the management of malnutrition in emergencies)

BAB

4

PENANGANAN ANAK GIZI BURUK

RAWAT INAP

A. PERSIAPAN

Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau yang dikenal sebagai Therapeutic Feeding Centre (TFC) berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan secara intensif, dengan melibatkan ibu atau keluarga dalam perawatan anak. Penyelenggaraan PPG dapat memanfaatkan fasilitas bangunan yang sudah ada di Puskesmas perawatan/Rumah Sakit atau membuat bangunan khusus atau baru.

• Pembentukan PPG

PPG dapat dibentuk bila dalam satu wilayah kecamatan memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Global Acute Malnutrition (GAM) atau Prevalensi gizi kurang akut > 15%

(34)

• Penentuan Lokasi

PPG dapat diselenggarakan pada fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

a. Puskesmas perawatan b. Rumah Sakit

c. Bila berupa bangunan di luar Puskesmas atau bangunan baru, lokasinya harus berdekatan dengan Puskesmas.

• Tenaga dan Waktu Kerja

a. Tenaga

Rasio tenaga yang dibutuhkan untuk merawat 10-20 anak:

• Dokter : 1 orang

• Perawat : 4 orang

• Ahli Gizi/ Nutrisionis : 1 orang

• Juru Masak : 1 orang

• Tenaga kebersihan dibantu oleh ibu atau anggota

keluarga yang mendampingi anak yang dirawat.

Tenaga kesehatan yang bertugas merawat anak, seharusnya telah mendapat pelatihan Tatalaksana anak gizi buruk. Tenaga kesehatan merawat secara bergantian selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu. Pada kondisi tertentu dokter diharapkan bertugas selama 24 jam apabila terdapat pasien dalam keadaan gawat darurat.

b. Waktu kerja

Waktu kerja terbagi dalam 3 shift yaitu:

• Shift I : PK. 08.00 s/d 14.00 • Shift II : PK. 14.00 s/d 20.00 • Shift III : PK. 20.00 s/d 08.00

(35)

• Fasilitas

a. Ruang Perawatan

Ruang perawatan khusus, terpisah dari ruang perawatan lainnya.

1) Ruang perawatan dengan ventilasi dan pencahayaan cukup, tanpa AC dan kipas angin.

2) Tempat tidur anak gizi buruk dijauhkan dari jendela atau pintu masuk.

Luas ruangan ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur. Untuk 10 tempat tidur diperlukan luas ruangan 10 m x 6 m.

b. Fasilitas Ruangan dan Penunjang

1) Ruang perawatan dengan tempat tidur dan kelengkapannya (bantal, sprei, selimut, perlak, lemari pakaian dll)

2) Ruang petugas/ administrasi 3) Ruang konseling kesehatan dan gizi 4) Tempat bermain anak

5) Tempat penyimpanan obat

6) Dapur: ruang persiapan dan penyiapan formula makanan (F-75, F-100, ReSoMal, dll)

7) Tempat penyimpanan bahan makanan 8) Fasilitas air bersih, Mandi Cuci Kakus (MCK) 9) Fasilitas pembuangan limbah

c. Peralatan

1) Peralatan medis dan obat-obatan

2) Pemeriksaan laboratorium sederhana (Pemeriksaan HB, kadar gula darah dan mantoux tes)

3) Alat Antropometri (alat ukur BB, TB atau PB)

(36)

5) Peralatan dapur dan peralatan pembuatan formula. 6) Peralatan kebersihan (sapu, kemoceng, kain pel, dll) 7) Peralatan mandi dan cuci (ember, sabun, sikat gigi, pasta

gigi, dll)

8) Alat Permainan Edukasi (APE)

B. KEGIATAN PELAKSANAAN

1. Penerapan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (lihat buku pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk I dan II)

a. Pelayanan Medis, keperawatan dan konseling gizi sesuai dengan penyakit penyerta/penyulit.

b. Pemberian formula dan makanan sesuai dengan fase sebagai berikut:

1) Fase Stabilisasi

Diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan asupan gizi 80-100 KKal/kgBB/hari dan protein 1-1,5 g/KgBB/hari. ASI tetap diberikan pada anak yang masih mendapatkan ASI.

2) Fase Transisi

Pada fase transisi ada perubahan pemberian makanan dari F-75 menjadi F-100. Diberikan makanan formula 100 (F-100) dengan asupan gizi 100-150 KKal/kgBB/ hari dan protein 2-3 g/kgBB/hari.

3) Fase Rehabilitasi

(37)

4) Fase Tindak Lanjut (dilakukan di rumah)

Setelah anak pulang dari PPG, anak tetap dikontrol oleh Puskesmas pengirim secara berkala melalui kegiatan Posyandu atau kunjungan ke Puskesmas. Lengkapi imunisasi yang belum diterima, berikan imunisasi campak sebelum pulang. Anak tetap melakukan kontrol (rawat jalan) pada bulan I satu kali/ minggu, bulan II satu kali/ 2 minggu, selanjutnya sebulan sekali sampai dengan bulan ke-6. Tumbuh kembang anak dipantau oleh tenaga kesehatan Puskesmas pengirim sampai anak berusia 5 tahun.

Kriteria sembuh:

Bila BB/TB atau BB/PB > -2 SD dan tidak ada gejala klinis dan memenuhi kriteria pulang sebagai berikut:

a) Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif

b) BB/PB atau BB/TB > -3 SD c) Komplikasi sudah teratasi

d) Ibu telah mendapat konseling gizi

e) Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut-turut

(38)

c. Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Selama perawatan di PPG anak diberikan stimulasi tumbuh kembang dengan APE sesuai umur dan kondisi anak mulai dari fase stabilisasi, transisi maupun rehabilitasi, karena anak gizi buruk sering terjadi keterlambatan tumbuh kembang seperti gangguan motorik dan sensorik. Kegiatan ini mengacu pada Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

d. Rujukan Kasus

(39)

2) Anak gizi buruk pasca perawatan di PPG, dikirim ke Puskesmas/ Puskesmas Pembantu/ Posyandu terdekat dengan rumah pasien untuk dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta penyakit penyerta (contoh: TB-Paru) secara rutin.

e. Pencatatan dan Pelaporan

Selama anak dirawat di PPG dilakukan pencatatan dan pelaporan kondisi anak gizi buruk dengan menggunakan formulir sebagai berikut:

1) Buku registrasi pasien 2) Form status pasien

3) Buku catatan penerimaan dan pemakaian bahan makanan

4) Buku inventarisasi peralatan 5) Form rujukan

6) Form pencatatan dan pemantauan perkembangan pasien (contoh form sesuai Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (buku 1 & 2))

7) Dokumentasi pertumbuhan serta perkembangan anak sebelum dan sesudah perawatan

(40)

g. Pembiayaan

(41)

A. PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAWAT JALAN

1. Pemantauan Rawat Jalan

a. Cara Pemantauan dilakukan berdasarkan : 1) Status gizi

Pengukuran BB setiap minggu, pengukuran TB setiap 1 bulan dilakukan oleh tenaga kesehatan.

2) Konsumsi makanan

Pengisian formulir catatan harian konsumsi khusus makanan cair diisi oleh kader/keluarga di posyandu atau saat kunjungan rumah. Formulir ini dibawa ke Puskesmas 1 minggu sekali.

3) Pemeriksaan Klinis

Diperiksa oleh dokter Puskesmas setiap kali kunjungan.

b. Indikator yang dipantau berdasarkan : indikator input, indikator proses dan indikator output.

1) Indikator input dilihat dari ketersediaan:

• mineral mix • makanan formula • tenaga

• alat antropometri • obat

• media konseling

BAB

(42)

2) Indikator Proses

• Terlaksananya proses skrining • Kunjungan rumah

• Kelengkapan pencatatan pelaporan • Tidak terlambat melakukan rujukan

• Semua anak gizi buruk tidak ada yang Drop Out

(DO).

• Semua anak rutin hadir pada setiap jadwal buka

Penanganan Anak Gizi Buruk Secara Rawat Jalan

3) Indikator Output

• Semua anak gizi buruk yang sesuai kriteria mengikuti

rawat jalan.

• Peningkatan status gizi anak yang mengikuti rawat

jalan

2. Evaluasi Rawat Jalan

a. Dilakukan selama 6 bulan untuk anak yang mengikuti program pelayanan anak gizi buruk

b. Evaluasi program satu tahun sekali: mencakup jumlah anak yang mengikuti program, lulus, Drop Out (DO), dan meninggal.

(43)

B. PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAWAT INAP

Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap aspek pelaksanaan PPG dan keadaan klinis serta status gizi anak.

1. Pemantauan Rawat Inap

a. Pemantauan Pelaksanaan PPG

Pemantauan merupakan kegiatan pengawasan sekaligus penilaian secara periodik terhadap proses pelaksanaan kegiatan perawatan anak gizi buruk di PPG dengan menggunakan form pemantauan (checklist), mengacu pada Buku Pemantauan Gizi Buruk.

Tindak lanjut pemantauan:

(1) Umpan balik laporan hasil pemantauan dan solusinya (2) Bimbingan Teknis

b. Pemantauan keadaan klinis dan status gizi anak

(1) Selama perawatan di PPG, pemantauan dilakukan oleh petugas PPG/tim asuhan gizi dengan menggunakan status pasien/formulir rekam medik.

(2) Pasca perawatan di Puskesmas, Puskesmas pembantu dan Posyandu oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan atau kader dengan menggunakan KMS.

2. Evaluasi Rawat Inap

(44)

Evaluasi dilakukan:

1) Terhadap proses pelaksanaan dan hasil kegiatan PPG. Evaluasi dilakukan pada saat perawatan (lihat formulir laporan bulanan pelayanan anak gizi buruk secara rawat inap pada lampiran 14).

Indikator keberhasilan PPG dikatakan baik jika kematian < 5% per tahun dari semua kasus yang dirawat, tidak termasuk kematian pada 24 jam pertama.

2) Secara berkala setiap 6 bulan sekali

(45)

Dalam rangka menurunkan angka kematian Anak akibat gizi buruk, sangat diperlukan keterlibatan Pemerintah Daerah secara langsung, serta melibatkan partisipasi masyarakat terutama tokoh masyarakat, untuk mengelola penanganan anak gizi buruk baik, sehingga diharapkan semua kasus gizi buruk dapat ditangani dengan baik.

Penanganan anak gizi buruk dapat dilakukan secara rawat jalan maupun rawat inap. Penanganan dengan rawat inap hanya dilakukan di Puskesmas. Sedangkan penanganan anak gizi buruk dengan rawat jalan, merupakan pelayanan yang diberikan dan dilakukan di fasilitas kesehatan lain seperti, Puskesmas Pembantu ataupun Poskesdes, dan lebih membutuhkan partisipasi masyarakat.

Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan di berbagai tingkatan dan lintas sektor terkait lainnya dalam pelaksanaan penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap, berkaitan dengan pembentukan dan penyelenggaraan.

BAB

(46)
(47)
(48)

LAMPIRAN 1

KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN SEHARI ANAK UMUR 1-12 TAHUN

Energi Protein

Umur

(tahun) Berat badan (Kg) Kkal/kg/hari Kkal/org/hari Gr/kg/hr Gr/org/hr

1 8,9 105 900 2,5 22

2 11,2 100 1100 28

3 13,1 100 1300 33

4 14,8 98 1500 3,0 44

5 16,5 91 1500 50

6 19,4 86 1700 59

7 21,7 82 1800 2,8 61

8 24,1 78 1900 67

9 26,5 75 2000 74

Laki-laki

10 29,3 74 2200 2,0 59

11 31,7 71 2300 63

12 34,5 67 2300 69

Perempuan

10 28,7 68 2000 2,0 57

11 32,2 62 2000 64

12 35,5 57 2000 70

Sumber :

(49)

LAMPIRAN 2

FORMULIR SKRINING GIZI BURUK ANAK USIA 6-59 BULAN

Nama Posyandu : Nama Desa :

LiLA

No Nama Anak Nama Orangtua

Merah Kuning Hijau

Edema Punggung

Kaki

Penanggung Jawab Petugas Puskesmas

(50)

LAMPIRAN 3

Rujukan dari Masyarakat LSM Posyandu Puskesmas Kambuh Menolak dirawat di Puskesmas Jumlah Anggota

Ya Tidak Jika ya, kapan terakhir menerima bantuan makanan?:

Hasil Pemeriksaan Antropometri pada saat masuk Berat Badan (kg): BB/PB-BB/TB (z-score):

PB/TB (cm): LILA:

Kriteria Masuk: Edema < 11,5LILA BB/PB-BB/TB < -3 SD Lainnya:

Riwayat Penyakit

Diare: Ya Tidak Buang Air Besar (x/hari): 1-3 4-5 >5

Muntah: Ya Tidak Buang Air Kecil: Ya Tidak

Batuk: Ya Tidak Jika edema, sudah berapa lama?

Nafsu Makan: Ya Tidak Masih diberi ASI? Ya Tidak Masalah Lain:

Pemeriksaan Fisik

Nafas (x/menit): <30 30-39 40-49 >50 Dinding Dada:Tarikan Ya Tidak

Suhu (°C): Telapak Tangan Pucat: Ya Tidak

Mata: Normal Cekung Kotoran Dehidrasi: Tidak Sedang Berat Telinga: Normal Keluar cairan Mulut: Normal Luka Jamur

Kelenjar

Getah Bening: Tidak Ada Leher Ketiak Lipatan Paha Cacat: Ya Tidak

(51)

Pengobatan yang diberikan

Obat Tanggal Dosis

... . ...

. ...

. ...

. ...

. ...

. ...

(52)

NAMA ANAK No. Pendaftaran

* Anak tanpa edema, bila BB tidak naik sampai minggu ke-3 dilakukan kunjungan rumah. Bila tidak naik sampai minggu ke-5 dirujuk.

** Penilaian kenaikan BB dilakukan setelah edema hilang.

RIWAYAT

PENERIMAAN MAKANAN UNTUK PEMULIHAN GIZI Paket MPG

****Catatan Tindakan yang Diperlukan (Cantumkan Tanggal)

(53)

LAMPIRAN 4

KARTU PENERIMA MAKANAN UNTUK PEMULIHAN GIZI

Nomor Pendaftaran

Nama PPG Alamat

(Dusun/RT/RW)

Nama Anak Umur (tgl/bln/thn)

Nama Orangtua

Tanggal

Jenis Makanan Untuk Pemulihan

Gizi

Jumlah Sisa Makanan Untuk

Pemulihan Gizi

Jumlah Makanan Untuk Pemulihan Gizi

yang diterima

(54)

Makanan Untuk Pemulihan Gizi Yang Dimakan

** Diisi dengan keterangan sebagai berikut:

(55)

JENIS

Alat Antropometri

1. Timbangan berat badan (akurasi 0,1 kg) 2. Alat ukur panjang badan dan tinggi badan 3. Pita LiLA bayi

Pedoman, R/R dan Media KIE

1. Buku Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk untuk petugas 2. Kartu status

3. Kartu penerima Makanan Untuk Pemulihan Gizi 4. Tabel Z-score BB/TB

5. Buku catatan

6. Contoh bahan makanan

7. Resep-resep Makanan Untuk Pemulihan Gizi 8. Poster pelayanan anak gizi buruk

9. Leaflet pelayanan anak gizi buruk 10. Booklet pelayanan anak gizi buruk Peralatan lain (ATK, alat masak)

1. Kotak file untuk kartu status 2. Pulpen

12. Kain lap tangan/tissue 13. Teko air

14. Cangkir plastik 15. Sendok stainless steel 16. Sendok teh atau cangkir obat 17. Termometer

18. Gunting kuku 19. Tempat Sampah 20. Alat masak

21. Gelang identitas (optional) 22. Map plastik bening

23. Tas plastik untuk membawa Makanan Untuk Pemulihan Gizi 24. Food model

LAMPIRAN 6

PERALATAN DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENANGANAN ANAK GIZI BURUK

(56)

Makanan dan Obat-obatan 1. Air minum

2. Gula

4. Makanan Untuk Pemulihan Gizi

5. Amoxicillin sirup 125 mg/5 ml 6. Mebendazole 100 mg 7.

8. Fansidar

9. 10.

Kapsul vitamin A dosis tinggi

11.

Vaksin campak

12.

Sirup atau obat kloramfenikol

13.

Salep mata tetrasiklin

14.

Nystatin s su pension

15.

Sirup paracetamol atau tablet 100 mg

(57)

LAMPIRAN 7

CARA PEMBUATAN MAKANAN FORMULA 100

a. Larutan mineral mix (dalam sachet)

Komposisi larutan elektrolit/mineral terdiri dari:

• Kcl : 1,792 gram

• Tripotasium citrat : 0,648 gram

• MgCl2.6H2O : 0,608gram

• Zn asetat 2H2O : 0,066 gram

• CuSO4.5H2O : 0,011 gram

• Bahan tambahan secukupnya

Cara membuat larutan mineral mix :

• 1 (satu) sachet serbuk mineral mix (8 gr) dilarutkan dalam 20

ml atau 2 sendok makan air matang → menjadi 20 ml larutan mineral mix.

• Kebutuhan larutan mineral mix untuk membuat 1 liter Formula

WHO

Resomal F-100

Susu skim bubuk (g) - 85

Gula pasir (g) 10 50

Minyak sayur (g) - 60

Oralit (sachet) 1

-Mineral mix (ml) 8 20

Tepung beras -

(58)

b. Formula 100

(59)

LAMPIRAN 8

MAKANAN UTAMA DAN MAKANAN SELINGAN (PRAKTEK PEMBUATAN MAKANAN)

a. Bubur Preda (untuk diare kronik)

Bahan:

• Tepung beras : 15 gram

• Tepung maizena : 15 gram

• Daging ayam tanpa lemak : 50 gram

• Minyak kelapa : 1 sendok teh

• Minyak jagung/minyak sayur : 1 sendok teh

• Garam dan daun seledri secukupnya

• Tambahkan 1 tablet vitamin B kompleks dan vitamin C 25 mg

Cara membuat:

1. Daging ayam direbus sampai empuk lalu dipotong kecil-kecil. 2. Daging ayam dan kuah sebanyak 200 cc diblender bersama

minyak kelapa dan minyak jagung.

3. Campuran tersebut dibuat bubur bersama tepung beras dan tepung maizena sampai masak.

4. Tambahkan garam dan daun seledri kemudian angkat dari api. 5. Untuk menambah warna, daun seledri bisa diblender bersama

ayam

Nilai Gizi:

• Energi : 277

• Protein : 10,2 gram

• Lemak : 14,5 gram

(60)

b. Makanan Formula Ikan

• Garam beryodium dan air secukupnya.

Cara membuat:

1. Siapkan masing-masing bahan sesuai jumlahnya.

2. Ikan dibersihkan dan dilumuri jeruk nipis + kunyit atau menggunakan daun kunyit, untuk menghilangkan bau amis. Kemudian ikan direbus dengan satu gelas belimbing air hingga matang, lalu ambil bagian daging putihnya dan hancurkan (pisahkan dari duri/tulang ikan).

3. Pisang direbus/dikukus/dibakar agar getahnya hilang, lalu ambil bagian putihnya (bagian tengahnya dibuang). Campurkan tepung beras dan pisang. Kemudian aduk sambil ditekan pakai punggung sendok makan sampai membentuk adonan. Campurkan ikan dan kaldunya ke dalam adonan, lalu tambah gula, minyak dan garam.

4. Lanjutkan pemasakan sambil diaduk-aduk di atas api kecil hingga masak (5 menit).

(61)

Bumbu

• Bawang merah : 2 buah

• Bawang putih : 1 siung

• Garam secukupnya

• Bawang goreng secukupnya

Cara membuat: 1. Fillet ikan dicincang

2. Bumbu diulek, kemudian ditumis dengan minyak

3. Masukkan fillet ikan cincang ke dalam tumisan bumbu sampai setengah matang

4. Masukkan cincangan wortel dan taoge

5. Masukkan nasi ke dalam tumisan, masak sampai matang 6. Taburkan bawang goreng

Nilai Gizi:

Energi : 409,2 Protein : 10,26 gram Lemak : 31,75 gram KH : 26,64 gram

d. Makanan Formula Kentang

Bahan:

• Kentang/beras : 250 gram (2 buah besar)

• Gula pasir : 10 gram ( 1 sendok makan rata)

• Susu : 20 gram ( 2 sendok makan penuh)

• Wortel : 50 gram (2� jari telunjuk)

• Minyak goreng : 10 gram (1 sendok makan)

(62)

Cara membuat:

1. Siapkan masing-masing bahan sesuai jumlahnya

2. Kentang dan wortel dipotong-potong, lalu direbus dengan 400 cc (2 gelas) air hingga matang

3. Haluskan dengan saringan kawat, masukkan susu, garam, gula dan minyak 1. Fillet ikan dicincang

2. Bumbu diulek, kemudian ditumis dengan minyak

3. Masukkan fillet ikan cincang ke dalam tumisan bumbu sampai setengah matang

4. Masukkan cincangan wortel dan bayam 5. Tepung beras dilarutkan dalam 100 cc air

(63)

Nilai Gizi :

Energi : 389,93 Protein : 7,27 gram Lemak : 30,93 gram KH : 22,28 gram

f. Bubur Saring Kacang Hijau Kuning Telur

Bahan:

• Tepung beras : 35 gram

• Kacang hijau : 40 gram

• Kuning telur : 30 gram

• Gula : 15 gram

• Minyak : 5 gram

• Garam : secukupnya

• Air : secukupnya

Cara membuat :

1. Kacang hijau direbus dengan 800 cc air hingga lunak lalu dihancurkan (saring).

2. Campur semua bahan tambahkan air 50 cc aduk sampai rata dan masak diatas api sedang hingga matang.

(64)

BERAT BADAN

ANAK LAKI-LAKI (KG) PB

(CM)

(65)
(66)
(67)

10.0 10.8 11.6 12.6 89.5 12.3 11.3 10.4 9.6

10.1 10.9 11.8 12.7 90.0 12.5 11.4 10.5 9.7

10.2 11.0 11.9 12.8 90.5 12.6 11.5 10.6 9.8

10.3 11.1 12.0 13.0 91.0 12.7 11.7 10.7 9.9

10.4 11.2 12.1 13.1 91.5 12.8 11.8 10.8 10.0

10.5 11.3 12.2 13.2 92.0 13.0 11.9 10.9 10.1

10.6 11.4 12.3 13.3 92.5 13.1 12.0 11.0 10.1

10.7 11.5 12.4 13.4 93.0 13.2 12.1 11.1 10.2

10.7 11.6 12.5 13.5 93.5 13.3 12.2 11.2 10.3

10.8 11.7 12.6 13.7 94.0 13.5 12.3 11.3 10.4

10.9 11.8 12.7 13.8 94.5 13.6 12.4 11.4 10.5

11.0 11.9 12.8 13.9 95.0 13.7 12.6 11.5 10.6

11.1 12.0 12.9 14.0 95.5 13.8 12.7 11.6 10.7

11.2 12.1 13.1 14.1 96.0 14.0 12.8 11.7 10.8

11.3 12.2 13.2 14.3 96.5 14.1 12.9 11.8 10.9

11.4 12.3 13.3 14.4 97.0 14.2 13.0 12.0 11.0

11.5 12.4 13.4 14.5 97.5 14.4 13.1 12.1 11.1

11.6 12.5 13.5 14.6 98.0 14.5 13.3 12.2 11.2

11.7 12.6 13.6 14.8 98.5 14.6 13.4 12.3 11.3

11.8 12.7 13.7 14.9 99.0 14.8 13.5 12.4 11.4

11.9 12.8 13.9 15.0 99.5 14.9 13.6 12.5 11.5

(68)

BERAT BADAN

ANAK LAKI-LAKI (KG) PB

(CM)

(69)

7.9 8.5 9.2 10.0 77.0 9.6 8.8 8.1 7.5

10.4 11.2 12.1 13.1 91.0 12.9 11.8 10.9 10.0

10.5 11.3 12.2 13.2 91.5 13.0 11.9 11.0 10.1

10.6 11.4 12.3 13.4 92.0 13.1 12.0 11.1 10.2

(70)

10.8 11.6 12.6 13.6 93.0 13.4 12.3 11.3 10.4

10.9 11.7 12.7 13.7 93.5 13.5 12.4 11.4 10.5

11.0 11.8 12.8 13.8 94.0 13.6 12.5 11.5 10.6

11.1 11.9 12.9 13.9 94.5 13.8 12.6 11.6 10.7

11.1 12.0 13.0 14.1 95.0 13.9 12.7 11.7 10.8

11.2 12.1 13.1 14.2 95.5 14.0 12.8 11.8 10.8

11.3 12.2 13.2 14.3 96.0 14.1 12.9 11.9 10.9

11.4 12.3 13.3 14.4 96.5 14.3 13.1 12.0 11.0

11.5 12.4 13.4 14.6 97.0 14.4 13.2 12.1 11.1

11.6 12.5 13.6 14.7 97.5 14.5 13.3 12.2 11.2

11.7 12.6 13.7 14.8 98.0 14.7 13.4 12.3 11.3

11.8 12.8 13.8 14.9 98.5 14.8 13.5 12.4 11.4

11.9 12.9 13.9 15.1 99.0 14.9 13.7 12.5 11.5

12.0 13.0 14.0 15.2 99.5 15.1 13.8 12.7 11.6

12.1 13.1 14.2 15.4 100.0 15.2 13.9 12.8 11.7

12.2 13.2 14.3 15.5 100.5 15.4 14.1 12.9 11.9

12.3 13.3 14.4 15.6 101.0 15.5 14.2 13.0 12.0

12.4 13.4 14.5 15.8 101.5 15.7 14.3 13.1 12.1

12.5 13.6 14.7 15.9 102.0 15.8 14.5 13.3 12.2

12.6 13.7 14.8 16.1 102.5 16.0 14.6 13.4 12.3

12.8 13.8 14.9 16.2 103.0 16.1 14.7 13.5 12.4

12.9 13.9 15.1 16.4 103.5 16.3 14.9 13.6 12.5

13.0 14.0 15.2 16.5 104.0 16.4 15.0 13.8 12.6

13.1 14.2 15.4 16.7 104.5 16.6 15.2 13.9 12.8

13.2 14.3 15.5 16.8 105.0 16.8 15.3 14.0 12.9

13.3 14.4 15.6 17.0 105.5 16.9 15.5 14.2 13.0

13.4 14.5 15.8 17.2 106.0 17.1 15.6 14.3 13.1

13.5 14.7 15.9 17.3 106.5 17.3 15.8 14.5 13.3

13.7 14.8 16.1 17.5 107.0 17.5 15.9 14.6 13.4

13.8 14.9 16.2 17.7 107.5 17.7 16.1 14.7 13.5

13.9 15.1 16.4 17.8 108.0 17.8 16.3 14.9 13.7

(71)

14.1 15.3 16.7 18.2 109.0 18.2 16.6 15.2 13.9

14.3 15.5 16.8 18.3 109.5 18.4 16.8 15.4 14.1

14.4 15.6 17.0 18.5 110.0 18.6 17.0 15.5 14.2

14.5 15.8 17.1 18.7 110.5 18.8 17.1 15.7 14.4

14.6 15.9 17.3 18.9 111.0 19.0 17.3 15.8 14.5

14.8 16.0 17.5 19.1 111.5 19.2 17.5 16.0 14.7

14.9 16.2 17.6 19.2 112.0 19.4 17.7 16.2 14.8

15.0 16.3 17.8 19.4 112.5 19.6 17.9 16.3 15.0

15.2 16.5 18.0 19.6 113.0 19.8 18.0 16.5 15.1

15.3 16.6 18.1 19.8 113.5 20.0 18.2 16.7 15.3

15.4 16.8 18.3 20.0 114.0 20.2 18.4 16.8 15.4

15.6 16.9 18.5 20.2 114.5 20.5 18.6 17.0 15.6

15.7 17.1 18.6 20.4 115.0 20.7 18.8 17.2 15.7

15.8 17.2 18.8 20.6 115.5 20.9 19.0 17.3 15.9

16.0 17.4 19.0 20.8 116.0 21.1 19.2 17.5 16.0

16.1 17.5 19.2 21.0 116.5 21.3 19.4 17.7 16.2

16.2 17.7 19.3 21.2 117.0 21.5 19.6 17.8 16.3

16.4 17.9 19.5 21.4 117.5 21.7 19.8 18.0 16.5

16.5 18.0 19.7 21.6 118.0 22.0 19.9 18.2 16.6

16.7 18.2 19.9 21.8 118.5 22.2 20.1 18.4 16.8

16.8 18.3 20.0 22.0 119.0 22.4 20.3 18.5 16.9

16.9 18.5 20.2 22.2 119.5 22.6 20.5 18.7 17.1

(72)

LAMPIRAN 11

(73)

LAMPIRAN 12

CONTOH PENGISIAN FORM CATATAN ASUPAN MAKANAN SELAMA 24 JAM

N A M A : J O K O Nomor Registrasi PPG: 561

Tanggal: 14/4/10 Frekuensi Pemberian : 12 kaliJenis Makanan : F-75 Jumlah Pemberian: 75 ml/pemberian

Jam diberikan (ml) Jumlah yang (a)

18.00 75 75 Ya (sedikit)

20.00 75 75 Sedang ( 50 ml)

Total Volume selama 24 jam = jumlah pemberian lewat mulut (b) + jumlah pemberian lewat NS (c) — total

(74)

LAMPIRAN 13

PERALATAN DAN OBAT-OBATAN RAWAT INAP

a. Peralatan

1) Termometer aksila

2) Tensimeter air raksa dan manset anak 3) Stetoskop anak

4) Oksigen (tabung, manometer, cup) siap pakai 5) Pipa lambung (NGT)

6) Infuse set, abbocate, wing needle

7) Alat pemeriksaan gula darah yang berfungsi baik

8) Bahan habis pakai (kapas, alcohol, sarung tangan, disposable syringe 1 ml & 3 ml

9) Peralatan untuk pembuatan formula yang higienis (stenlis, keramik)

b. Obat-obatan

1) Cairan infuse: glukosa/dekstrosa 10%, Ringer Laktat, Ringer Dekstrosa 5%

7) Gentamisin injeksi 8) Kloramfenikol injeksi 9) Bensil penicillin injeksi 10) Metronidasol suspensi/tablet 11) Asam nalidiksat

(75)

15) Tetrasiklin tetes mata (1%)

16) Kloramfenikol tetes mata (0,25-1%) 17) Atropin tetes mata (1%)

18) Vitamin A 100.000 IU 19) Vitamin A 200.000 IU

20) Larutan kalium permanganate 1/10.000 atau larutan disinfektan yang lain

21) Salep/krim yang mengandung Zn

22) Furosemid injeksi

23) Preparat yang mengandung Fe (sirup/tablet) 24) Asam folat

25) Fenobarbital atau diazepam injeksi, supositoria 26) Vaksin DPT, BCG, Polio, Campak, Hepatitis B

Obat-obatan khusus untuk daerah endemik malaria: a) Kinin injeksi

b) Fansidar tablet

c) ACT (Arteminsinin Combination Therapic) d) Doksisiklin

(76)

Lampiran 14

FORMULIR LAPORAN BULANAN KASUS GIZI BURUK DI PUSKESMAS...BULAN...

TAHUN...

No Kasus Baru ditemukan bulan ini

Dirawat

inap Dirawat jalan Drop Out/ Tidak sembuh

Jumlah yang membaik (sembuh)

Jumlah meninggal

Dirawat inap Dirawat jalan

Gambar

Tabel 1:  Anak gizi buruk tanpa tanda klinis:
Tabel 2:  Anak gizi buruk dengan tanda klinis
Tabel Z-score BB/TB

Referensi

Dokumen terkait

Apakah BOPO mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional yang go public8. Apakah FBIR mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap

berbicara untuk menyampaikan maklumat tentang sesuatu perkara daripada pelbagai sumber dengan tepat menggunakan ayat yang mengandungi frasa yang sesuai secara bertatasusila;

[r]

Rekaman sistem manajemen mutu menyatakan hasil yang dicapai atau memberikan bukti yang menunjukkan bahwa kegiatan yang ada dalam prosedur terdokumentasi dan instruksi kerja

Dengan jumlah penduduk dan sarana kesehatan swasta yang relatif banyak pelayanan pengobatan tidak terkonsentrasi di UPT Puskesmas Garuda, hal ini terlihat dari persentase

Kegiatan yang dilakukan dibagian ini biasanya mengecek barang serta mengentri data inventori, pengeluaran serta penerimaan barang berupa barang alat tulis kantor,

Penelitian ini mengkaji 3 faktor (variabel) utama yang diperkirakan mempengaruhi kinerja pem- bangunan perikanan tangkap, yaitu kebijakan publik, kapasitas nelayan, dan

Penelitian ini bertujuan untuk: 1)Tujuan penelitian ini menghasilkan LKS fisika berbasis Discovry untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, 2) Mengembangkan