• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motivasi Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Kanker

Kanker merupakan salah satu penyakit paling berbahaya di dunia. Penyebab kanker sangat beragam, dapat melalui faktor internal individu maupun eksternal individu. Seseorang dengan suatu penyakit akan mempengaruhi aspek-aspek dalam hidupnya yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kualitas hidup individu tersebut (Tita F.B, 2012).

2.1.1 Definisi Kanker

Kanker dalam bahasa ilmiahnya disebut Carsinoma Sarkoma ialah penyakit yang merupakan efek sistem kekebalan yang lemah. Kekebalan yang lemah itulah akan menyebabkan sel-sel kanker menyebar dan tubuh tidak memiliki sesuatu pertahanan untuk melawan sel-sel kanker tersebut (Supriyanto, 2010). Kanker adalah salah satu dari beberapa penyakit yang dikarenakan oleh berbagai macam faktor yang muncul. Semua kanker berasal dari DNA yang tidak berfungsi dengan baik (Shelley E, 2009).

2.1.2 Klasifikasi Kanker

(2)

Kanker dengan berbagai macam kelompok yang secara umum dapat dibedakan ada yang jinak (benign) dan ada yang ganas (malignan). Perbedaan antara keduanya menurut Bustan M (2007) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Perbandingan Karakteristik Tumor Benigna dengan Tumor Maligna

Tumor Benigna Tumor Maligna

Sering disebut tumor Disebut kanker

Tidak menyebar Sering metastasis

Tidak mengancam hidup Kematian tinggi Dapat dioperasi dengan baik Sulit operasi

Pertumbuhannya lambat Tumbuh cepat

2.1.3 Klasifikasi Stadium Kanker

Untuk menentukan stadium, umumnya suatu kanker diklasifikasikan berdasarkan sistem TNM (Tumor, Node, Metastase) menurut (Tambayong, 1999 dalam Tita F, 2012).

1. Tumor : besar atau luas tumor asal (Tis = tumor belum menyebar ke jaringan sekitar; T1-4 = ukuran tumor).

2. Node : penyebaran kanker ke kelenjar getah bening (N0 = tidak menyebar ke kelenjar getah bening; N1-3 = derajat penyebaran).

(3)

Tujuan klasifikasi stadium dengan sistem TNM adalah untuk perencanaan pengobatan, menentukan prognosis (perkiraan kemungkinan membaik atau sembuh), evaluasi hasil pengobatan, dan juga untuk pertukaran informasi antar pusat pengobatan kanker (untuk rujukan). Sehingga terdapat stadium kanker I, II, III dan IV, stadium I dan II disebut juga stadium dini, sedangkan stadium III-IV disebut juga lokal lanjut atau stadium IV disebut juga stadium lanjut atau telah bermetastasis.

2.1.4 Kategori Kanker

Kanker diidentifikasi berdasarkan jaringan asal tempat mereka tumbuh. Akhiran “oma” biasanya ditambahkan ke istilah jaringan untuk mengidentifikasi suatu kanker. Tita F (2010), terdapat beberapa kategori umum kanker, antara lain : 1. Karsinoma

Karsinoma adalah kanker jaringan epitel, termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium, kelenjar penghasil mucus (lendir), sel penghasil melanin, payudara, serviks, kolon (usus), rectum (anus), lambung, pankreas, dan esophagus (saluran pencernaan).

2. Limfoma

Kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal, limpa, berbagai kelenjar limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat dipengaruhi. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limpa) dan limfoma malignum.

3. Sarkoma

(4)

4. Glioma

Glioma adalah kanker sel-sel glia (penunjang) yang terdapat disusunan saraf pusat.

Kanker bukan salah satu penyakit, tetapi beberapa penyakit dengan patogenesis, gambaran klinik dan penyebab yang berbeda. Kanker ditandai dengan terjadinya pertumbuhasn sel yang tidak normal.

2.1.5 Penanggulangan Kanker

Penanggulangan kanker ialah beberapa cara untuk mengendalikan kanker dengan berbagai tindakan. Masalah kanker sangat luas, tidak hanya menyangkut penderita, tetapi juga keluarga, masyarakat dan lingkungan hidup. Masalah kanker ada yang terdapat di masyarakat, di Rumah sakit ataupun di keduanya. Dikarenakan meluasnya masalah kanker tersebut, saat ini para tim medis tidak mampu menanggulangi kanker secara menyeluruh (Sukardja I, D, 2000).

2.1.6 Pemeriksaan Kanker

(5)

2.1.7 Kanker Payudara

Menurut Supriyanto W (2010), mengatakan bahwa, kanker payudara terjadi akibat adanya tumor ganas yang berkembang dari sel-sel dalam payudara. Payudara terdiri dari dua tipe jaringan yaitu, jaringan kelenjar (glandular) dan jaringan penopang (stromal). Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol akibat perubahan abnormal gen pertumbuhan sel.

Gejala klinis kanker payudara bisa berupa adanya benjolan pada payudara yang tidak terasa nyeri. Dikarenakan benjolan yang semakin membesar mengakibatkan perubahan pada kulit payudara dan putting payudara. Putting payudara akan tertarik kedalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecokelatansampai menjadi oedema.

2.1.8 Jenis-Jenis Pengobatan Kanker

Jenis-jenis pengobatan kanker dapat membantu seseorang yang menderita kanker dari berbagai macam pengobatan untuk sembuh dari kanker. Berikut berbagai macam pengobatan kanker menurut Sukardja I (2000).

(6)

penderita, sedangkan trauma operasi mungkin sangat besar yang menurunkan kekebalan tubuhnya dan juga dapat memperpendek umurnya.

2. Radioterapi, radioterapi digunakan untuk terapi tumor ganas. Terapi ini sama halnya seperti pembedahan yaitu terapi lokoregional, merupakan terapi untuk kanker yang luas ekstensinya masih terbatas, lokal atau lokoregional. Radioterapi juga dapat diberikan pada saat pra operasi, intra operasi, dan pasca operasi. Pra-operasi diberikan untuk tumor yang operabilitasnya diragukan, tujuannya untuk mengecilkan tumor agar menjadi operable serta memudahkan operasi dan mensterilkan lapangan operasi dari sel-sel kanker sehingga kalau ada sel kanker yang lepas atau tertinggal pada waktu operasi tidak dapat tumbuh, sehingga mencegah residif. Intra-operasi diberikan pada kanker thorakal, abdominal atau pelvinal dengan dosis tinggi. Sedangkan pasca-operasi diberikan setelah luka operasi menyembuh, yaitu 1-2 minggu setelah operasi, umumnya dengan cara fraksional selama 4-5 minggu. Komplikasi yang terjadi berupa komplikasi dini (mual-mual, anoreksia, dermatitis), dan komplikasi lambat (perdarahan usus, fibrosis, stenosis). 3. Kemoterapi, adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk

(7)

pengontrolan, paliatif) untuk menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan.

4. Olahraga, menurut Banu. S (2012), mengatakan bahwa, olahraga merupakan cara alami menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Penelitian membuktikan, aktif bergerak setiap hari dapat menjauhkan dari risiko penyakit seperti kanker. Bertolak dari hal tersebut, olahraga dapat dikatakan sebagai obat, yang lantas juga menginspirasi terlahirnya terapi olahraga (sport therapy).

2.2 Motivasi 2.2.1 Pengertian

Menurut Nursalam (2008), motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang member kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Terdapat tiga hal penting dalam pengertian motivasi, yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan.Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan yaitu akhir dari siklus motivasi.

(8)

Suatu motif, umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu unsur dorongan atau kebutuhan dan unsur tujuan. Proses dari kedua unsur tersebut terjadi do dalam diri manusia, namun dapat juga dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri manusia seperti, keadaan cuaca, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Oleh karena itu, bisa saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang relatif singkat jika motivasi yang pertama mendapat hambatan atau tidak mungkin terpenuhi.

2.2.2 Tujuan Motivasi

Pemberian motivasi tidak hanya untuk mendorong semangat untuk pengobatan saja tetapi tujuan pemberian motivasi yaitu mendorong gairah dan semangat untuk sembuh. dukungan sosial dan keluarga yang diberikan juga dapat memicu kesembuhan bagi pasien dalam menjalani pengobatan (Nurjaya. M, 2009).

Memberikan daya dan kekuatan yang ada dalam diri manusia yang mendorong atau menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku tertentu yang diarahkan pada suatu tujuan. Apabila sudah terarah pada tujuan, maka tingkah laku tersebut dapat dipertahankan terus-menerus agar tujuan tersebut tercapai (Hidayat. D, 2009).

2.2.3 Teori Motivasi

(9)

Menurtu Pace, dkk yang dikutip oleh Mala. A (2011), bahwa jika individu meinginkan sesuatu dan harapan untuk mencapai sesuatu, maka individu tersebut akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasi untuk berupaya akan menjadi rendah.

Para ahli dari berbagai disiplin ilmu merumuskan teori tentang motivasi. Diantaranya teori motivasi (Notoatmodjo, 2007).

1. Teori McClelland

Menurut McClelland bahwa dalam diri setiap individu ada dua motivasi, yakni motif primer atau motif yang tidak dipelajari, dan motif sekunder atau motif yang dipelahari melalui penglama serta interaksi dengan orang lain. Motif sekunder timbul karena interaksi dengan orang lain. Maka, motif ini sering disebut juga dengan motif sosial. Motif primer atau motif yang tidak dipelajari ini secara alamiah timbul pada setiap manusia secara biologis. Motif ini mendorong setiap individu agar terpenuhinya kebutuhan biologisnya seperti makan, minum, seks dan kebutuhan-kebutuhan biololgis lainnya.

2. Teori McGregor

(10)

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y, yaitu: karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain, orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran, rata-rata orang akan menerima tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

3. Teori Herzberg

Menurut teori ini ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Kedua faktor itu disebut juga sebagai faktor motivasional (satisfier) dan faktor higiene (dissatisfaction). Faktor motivasional ini menyangkut kebutuhan psikologis setiap individu yang meliputi serangkaian kondisi instrinsik, sedangkan faktor higiene menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan atau maintenance factor yang merupakan hakikat manusia untuk memperoleh kesehatan fisiknya.

4. Teori Maslow

(11)

Lima tingkatan tersebut terdiri dari: kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus dan sebagainya), kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindungi, jauh dari bahaya), kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki), kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan), dan kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang akan hanya mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetik dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

2.2.4 Aspek-Aspek Motivasi

Menurut Sobur. A (2013), bahwa adapun motivasi yang terbagi dari beberapa aspek seperti kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Motivasi yang dilatarbelakangi oleh kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan, agar suatu kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak dapat terselesaikan. Aspek tersebut.

(12)

2. Kebutuhan, motif pada dasarnya bukan hanya merupakan suatu dorongan fisik, tetapi juga orientasi kognitif yang diarahkan pada suatu kebutuhan. Kebutuhan fisiologis dan psikologis seperti keamanan pribadi, merasa diri bagian dari masyarakat, dan harga diri. Konsep lain yang lebih abstrak mengenai kebutuhan seperti akutualisasi diri, kebutuhan kognitif (rasa ingin tahu), kebutuhan ekspresi.

3. Tujuan, unsur ketiga dari komponen motivasi ialah tujuan yang berfungsi untuk memotivasikan tingkah laku. Tujuan juga menentukan bagaimana aktifnya setiap individu dalam tingkah lakunya. Selain ditentukan oleh motif dasar, tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya manrik, individu akan lebih aktif bertingkah laku.

2.2.5 Fungsi-Fungsi Motivasi

Menurut Mala. A (2011), motivasi memiliki 3 komponen, yaitu:

1. Menggerakkan, yakni menimbulkan kekuatan pada seseorang, serta mendorong untuk bertindak dengan cara tertentu.

2. Mengarahklan, mengarahkan tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan. Apabila sasaran atau tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan individu, maka motivasi berperan mendekatkan, dan apabila tujuan tersebut tidak diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan menjauhkan sasaran atau tujuan.

(13)

2.2.6 Faktor-Faktor Mempengaruhi Motivasi

Menurut Widayatun (1999), dalam Chaira (2013), ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan eksternal:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari poerilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas. Faktor internal meliputi:

a. Faktor fisik, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik misal status kesehatan pasien. Fisik yang kurang sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan berbahaya bagi penyesuaian pribadi dan sosial. Pasien yang mempunyai hambatan fisik karena kesehatannya buruk sebagai akibat mereka selalu frustasi terhadap kesehatannya.

b. Faktor proses mental, merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Pasien dengan fungsi mental yang normal akan menyebabkan bias yang positif terhadap diri. Seperti halnya adanya kemampuan untuk mengontrol kejadian-kejadian dalam hidup yang harus dihadapi, keadaan pemikiran dan pandangan hidup yang positif dari diri pasien dalam reaksi terhadap perawatan akan meningkatkan penerimaan diri serta keyakinan diri sehingga mampu mengatasi kecemasan dan selalu berpikir optimis untuk kesembuhannya.

(14)

d. Keinginan dalam diri sendiri, misalnya keinginan untuk lepas dari keadaan sakit yang mengganggu aktivitasnya sehari-hari, masih ingin menikmati prestasi, merasa belum sepenuhnya mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki.

e. Kematangan usia, kematangan usia akan mempengaruhi pada proses berfikir dan pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan yang menunjang kesembuhan pasien.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor eksternal ini meluputi:

a. Faktor lingkungan, lingkungan adalah suatu yang berada disekitar pasien baik fisik, psikologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2010). Lingkungan sangat berpengaruh terhadap motivasi pasien kanker untuk melakukan pengobatan.

b. Dukungan sosial, dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap program medis (Nevil Niven, 2002)

(15)

d. Media, media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau info kesehatan. Dengan adanya media ini pasien kanker akan menjadi lebih tahu tentang penyakit kanker dan pada akhirnya akan menjadi motivasi untuk melakukan pengobatan.

2.2.7 Pendekatan Dalam Motivasi

Mempelajari motivasi perlu adanya pendekatan yang akan berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan. Berikut beberapa pendekatan dalam motivasi menurut Notoatmodjo (2005).

1. Pendekatan Instink, yaitu pola perilaku yang sudah ada sejak lahir yang secara biologis diturunkan. Beberapa instink untuk menyelamatkan diri dan instink untuk hidup.

2. Pendekatan Pemuasan Kebutuhan, individu terdorong untuk berperilaku tertentu guna mencapai tujuannya sehingga tercapailah keseimbangan. Dengan demikiaan pada teori ini merupakan teori yang berusaha menjelaskan apa yang menarik seseorang untuk berperilaku tertentu atau disebut juga sebagai push theory.

(16)

4. Pendekatan Kognitif, pendekatan ini menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu pikiran, harapan, dan tujuan seseorang. Dalam pendekatan ini dibedakan antara motif instrinsik atau motif yang berasal dari dalam diri, dengan motif ekstrinsik atau motif yang dari luar diri. Motif instrinsik akan mendorong setiap individu untuk melakukan sesuatu aktivitas guna memenuhi kesenangan dan bukan karena ingin mendapatkan pujian.

2.2.8 Klasifikasi Motivasi

Beberapa klasifikasi motivasi yang terdiri dari motivasi kuat, sedang dan lemah menurut Irwanto (2000), yaitu:

1. Motivasi kuat, dikatakan motivasi kuat apabila dalam diri seseorang dalam aktivitas sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penderita akan menyelesaikan pengobatannya tepat pada waktu yang telah ditentukan. 2. Motivasi sedang, dikatakan motivasi sedang apabila dalam diri manusia

memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

(17)

2.2.9 Pengukuran Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2005), motivasi dapat diukur dengan berbagai macam cara, antara lain sebagai berikut:

1. Pengamatan langsung

Pada pengukuran ini, perilaku individu diamati secara langsung. Metode ini merupakan indikator yang valid bagi motivasi, namun mengabaikan proses kognitif dan afektif yang mendasari munculnya tingkah laku yang termotivasi tadi.

2. Penilaian orang lain

Dengan cara ini, sejumlah pengamat (misal dokter, perawat, keluarga) menilai penderita berdasarkan beberapa karakteristik yang menunjukkan adanya motivasi. Dengan metode ini, pengamat lebih objektif dalam menilai penderita dibandingkan jika penderita menilai dirinya sendiri. Selain itu, metode ini juga melengkapi metode pengamatan langsung dengan melibatkan proses motivasional yang mendasari perilaku. Namun dibandingkan dengan pengamatan langsung, validitas metode ini rendah karena melibatkan ingatan pengamatan dan penarikan kesimpulan atas perilaku penderita.

3. Self Inventory (Lapor Diri)

Lapor diri melibatkan penilaian dan pernyataan individu tentang diri mereka sendiri. Metode lpor diri ini terdiri dari beberapa tipe, diantaranya adalah: a) Kuesioner

(18)

b) Wawancara

Dalam wawancara, sejumlah pertanyaan diberikan oleh pewawancara dan diwajibkan secara verbal oleh responden. Metode ini digunakan jika peneliti ingin mengetahui perasaan dan keyakinan individu lebih mendalam.

c) Stimulated Recall

Dalam stimulated recall, responden dihadapkan pada suatu situasi dimana ia diberikan suatu tugas, seperti menjalankan pengobatan berupa gaya hidup sehat dan perilaku responden selama pengerjaan tugas akan diamati.

d) Think Alouds

Dalam metode ini, responden diberikan suatu tugas, seperti menjalankan gaya hidup sehat dan responden diminta untuk mengucapkan pikiran, perilaku dan emosi yang dirasakan selama mengerjakan tugas. Metode ini sangat bergantung pada verbalisasi yang dilakukan oleh responden. e) Dialog

Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih, dimana percakapan tersebut dicatat dan dianalisis untuk mengetahui pertanyaan-pertanyaan motivasi yang terdapat dalam percakapan.

2.2.10 Motivasi Berobat pada Pasien Kanker Payudara

(19)

dikatakan sebagai proses melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan keinginannya.

Sedangkan menurut penulis berobat sendiri dapat diartikan sebagai pengaturan dalam diri seseorang untuk melawan penyakitnya atau ketidakseimbangan, atau dapat juga dikatakan sebagai kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang dalam rangka mencapai status seimbang bagi tubuhnya.

Motivasi atau semangat hidup merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang yang sedang menderita kanker khususnya pada pasien kannker payudara sehingga mengharuskannya melakukan berbagai pengobatan seperti kemoterapi. Motivasi sendiri sebagai bentuk dorongan untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki, dengan kata lain motivasi merupakan penyemangat yang timbul dari dirinya sendiri ataupun dengan bantuan pihak lain sebagai motivator bagi dirinya sendiri.

Motivasi kuat di dalam diri seseorang yang memiliki harapan positf untuk sembuh bahwa penderita akan menyelesaikan pengobatannya tepat pada waktunya atau sesuai dengan anjuran yang sudah diberikan. Berdasarkan motivasi kuat ini merasa sangat bersemangat untuk melakukan pengobatan yang di bantu oleh dorongan dari diri sendiri.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Modul ini dibuat dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh Macromedia Authorware, adapun Fasilitas yang di sediakan Knowledge Objects, Icon Palete,

DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen

Berdasarkan tahapan dan jadwal lelang yang telah ditetapkan serta memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran,

Model-Model Pengajaran dan Pem belajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigm atis, J ogjakarta: Pustaka Pelajar.. Ibrahim dan Nana

Peran perawat dibutuhkan dalam menentukan pelayanan kesehatan yang optimal bagi penderita skizofrenia.Salah satu pelayanan keperawatan adalah perilaku caring perawat. Perilaku

Kesimpulan yang diperoleh adalah untuk mengatasi masalah yang terjadi, maka perlu dilakukan perbaikan dengan membuat standar warna mal posisi rivet , membuat

Selanjutnya, pada tahun 2002, Xu dan Noor memperkenalkan iterasi tiga langkah untuk mengkontruksi barisan yang konvergen menuju titik tetap dari suatu pemetaan asimtotik

perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu.