• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan umum di bidang perbankan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan umum di bidang perbankan."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

7 1. Umum

1.a. Pendirian Bank

PT Bank Agroniaga, Tbk (selanjutnya disebut "Bank") didirikan dengan akta No. 27 dibuat oleh Raden Soekarsono, S.H, Notaris di Jakarta tanggal 27 September 1989. Anggaran Dasar Bank telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C.2-10019.HT.01.01-TH.89 tanggal 28 Oktober 1989 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96 Tambahan No. 3303 tanggal 1 Desember 1989.

Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1347/KMK.013/1989 tanggal 11 Desember 1989 dan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 22/1037/UPPS/PSbD tanggal 26 Desember 1989.

Perubahan status Bank dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 1 tanggal 2 Desember 2002 dibuat oleh Siti Rayhana, SH, Notaris pengganti dari B. R. Ay. Mahyastoeti, SH, Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 24 Desember 2002, dengan Surat Keputusan No. C-24779.HT.01.04.TH.2002, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 9 Tambahan No. 881 tanggal 31 Januari 2003.

Anggaran Dasar Bank telah disesuaikan dengan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Rapat No. 41 tanggal 16 Juli 2008 yang dibuat oleh Rusnaldy, SH, Notaris di Jakarta. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-46794.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 1 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 69 Tambahan No. 15961 tanggal 26 Agustus 2008.

Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 73 tanggal 30 Mei 2011 yang dibuat oleh Rusnaldy, SH, Notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-16751 tanggal 1 Juni 2010.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan umum di bidang perbankan.

Pada tanggal 8 Mei 2006, Bank mendapatkan izin sebagai Bank Devisa berdasarkan keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 8/41/KEP.GBI/2006.

Bank berkantor pusat di Jakarta dan mempunyai 8 (delapan) kantor cabang di Surabaya, Medan, Pekanbaru, Bandung, Semarang, Balikpapan, Lampung dan Jambi serta 8 kantor cabang pembantu di Cik Ditiro, Manggala, Jamsostek, Departemen

(2)

8 Pertanian, Tangerang, Bekasi, Medan S. Parman dan Kasikan serta 4 kantor kas di Dalu-dalu, Lubuk Dalam, PTPN IX Semarang dan Ujung Batu.

1.b. Perusahaan Publik dan Pencatatan Saham Perdana

Pada tanggal 26 Juni 2003, Bank menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Perusahaan Publik kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal ("Bapepam") di Jakarta. Berdasarkan Surat Ketua Bapepam No. S-1565/PM/2003 tanggal 30 Juni 2003, Bank dinyatakan efektif menjadi Perusahaan Publik.

Selanjutnya Bank mencatatkan saham-sahamnya di Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 8 Agustus 2003, berdasarkan Surat Persetujuan Pencatatan Awal Saham PT Bank Agroniaga Tbk No. JKT-007/LIST/BES/VIII/2003 tanggal 7 Agustus 2003.

Pada tahun 2007 terjadi penggabungan antara BES dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan adanya penggabungan dimaksud maka sejak saat itu saham Bank tercatat di BEI.

1.c. Penawaran Umum Terbatas Saham Bank

Pada tanggal 9 Oktober 2003, Bank menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Umum Terbatas I kepada Ketua Bapepam dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 305.867.338 (tiga ratus lima juta delapan ratus enam puluh tujuh ribu tiga ratus tiga puluh delapan) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) per sahamnya. Pada tanggal 7 November 2003, Ketua Bapepam melalui suratnya No. S-2718/PM/2003 memberitahukan efektifnya Terbatas I tersebut. Dari Penawaran Umum terbatas ini, Bank telah meningkatkan jumlah sahamnya sebanyak 305.867.338 (tiga ratus lima juta delapan ratus enam puluh tujuh ribu tiga ratus tiga puluh delapan) saham.

Pada tanggal 14 Maret 2005, Bank menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Terbatas II kepada Ketua Bapepam Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 513.857.128 (lima ratus tiga belas juta delapan ratus lima puluh tujuh ribu seratus dua puluh delapan) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) per sahamnya. Pada tanggal 12 April 2005, Ketua Bapepam melalui suratnya No. S-757/PM/2005 memberitahukan efektifnya Pernyataan Penawaran Umum Terbatas II tersebut. Dari penawaran umum terbatas ini Bank telah meningkatkan jumlah modal sahamnya sebanyak 513.857.128 (lima ratus tiga belas juta delapan ratus lima puluh tujuh ribu seratus dua puluh delapan) saham.

Pada tanggal 24 Maret 2009, Bank meningkatkan modal disetornya sebanyak 64.000.000 saham melalui penambahan modal tanpa penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Peningkatan modal tersebut dilakukan oleh Dana Pensiun Perkebunan, pemegang saham pengendali Bank.

Pada tanggal 28 September 2009, Bank menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Terbatas III kepada Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan ("Bapepam LK") Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

(3)

9 sebanyak 1.040.632.622 (satu milyar empat puluh juta enam ratus tiga puluh dua ribu enam ratus dua puluh dua) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp100 (Seratus Rupiah) per sahamnya. Pada tanggal 9 November 2009, Ketua Bapepam LK melalui suratnya No. S-9827/BL/2009 memberitahukan efektifnya Pernyataan Penawaran Umum Terbatas III tersebut. Dari penawaran umum terbatas ini Bank telah meningkatkan jumlah modal sahamnya sebanyak 1.005.144.170 (satu milyar lima juta seratus empat puluh empat ribu seratus tujuh puluh) saham.

Pada Penawaran Umum Terbatas III tersebut, Bank juga menerbitkan waran sejumlah 502.572.084 (lima ratus dua juta lima ratus tujuh puluh dua ribu delapan puluh empat) lembar yang dapat dikonversi menjadi saham Bank dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) per lembar. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2011 waran yang telah dikonversi menjadi saham sejumlah 199.890.250 (seratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus sembilan puluh ribu dua ratus lima puluh) lembar sehingga meningkatkan modal saham Bank sebesar Rp 19.989.025.000 (sembilan belas milyar sembilan ratus delapan puluh sembilan juta dua puluh lima ribu) atau 199.890.250 (seratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus sembilan puluh ribu dua ratus lima puluh) lembar saham.

1.d. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 2 Mei 2011, dihadapan Notaris Rusnaldy, SH, dengan akta No. 01 tanggal 2 Mei 2011, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama : Indra Kesuma

Komisaris Independen : Moch. Sjafaat Ismail *)

Komisaris : Roswita Nila Kurnia

Komisaris : Susy Liestiowaty *)

Dewan Direksi:

Caretaker Direktur Utama : Mustari Damopolii **)

Direktur Utama : Marshal *)

Direktur : Zuhri Anwar

Direktur : Lisa Andani Wardhana

*) efektif setelah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia.

**) Direksi atas nama Mustari Damopolii ditunjuk menjadi Caretaker Direktur Utama berdasarkan Surat Komisaris No. BB-32/VII-25/2011 sampai dengan ada persetujuan Bank Indonesia atas pengangkatan Direktur Utama.

Pada tanggal 18 Juli 2011 Bank Indonesia telah menyetujui pengangkatan Mustari Damopolii dan Zuhri Anwar sebagai Direksi.

Susunan Komite Audit Bank per 30 September 2011 masing-masing berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 20/Dir.01.03/V/2011 tanggal 30 Mei 2011 adalah sebagai berikut :

(4)

10

Ketua : Indra Kesuma

Anggota : Vita Silvira

Anggota : Setiawan Kriswanto

Pada tanggal 30 September 2011, Bank memiliki karyawan tetap dan karyawan lepas masing-masing sebanyak 427 dan 34 orang (31 Desember 2010: 413 dan 51 orang). 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting

2.a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada 30 September 2011 disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008, peraturan serta pedoman Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No.KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 termasuk Surat Edaran No. SE-02-BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan dan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No. Kep-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik serta sesuai dengan praktik-praktik perbankan pedoman Akuntansi serta pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip berkesinambungan (going concern)

serta berdasarkan konsep biaya historis (historical cost), kecuali untuk suratsurat

berharga tertentu yang dinyatakan sebesar nilai wajar, aset tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah, dan agunan yang diambil alih yang dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi.

Laporan keuangan juga disusun berdasarkan konsep dasar akrual, kecuali untuk

tagihan bunga atas aset produktif yang digolongkan sebagai “non performing” yang

dicatat pada saat kas diterima (cash basis). Kebijakan akuntansi ini telah diterapkan

secara konsisten kecuali apabila dinyatakan adanya perubahan dalam kebijakan akuntansi yang dianut.

Laporan arus kas disusun dengan menggolongkan transaksi ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung yang dimodifikasi. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus.

2.b. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.

(5)

11 Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB.

Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aset dan kewajiban dalam mata uang asing dicatat sebagai laba atau rugi tahun berjalan.

Kurs spot Reuters yang berlaku pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

30 September 2011 31 Desember 2010

Dolar Amerika Serikat Rp 8.790,00 Rp 9.010,00

Yen Jepang Rp 114,36 Rp 110,75

2.c. Kas

Kas meliputi kas kecil, kas besar dan kas di dalam Anjungan Tunai Mandiri (ATM). 2.d. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Sebelum 1 Januari 2010, giro pada bank lain disajikan sebesar saldo giro dikurangi penyisihan penghapusan.

Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 1 Nopember 2010. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR).

GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif yang mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sedangkan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010.

GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK.

(6)

12 GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”), Surat Utang Negara (“SUN”) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan Bank Indonesia sebesar persentase tertentu. Sebelum 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, giro pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo giro yang ditempatkan, sedangkan giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

2.e. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi penyisihan penghapusan.

2.f. Surat-surat Berharga

Surat-surat berharga yang dimiliki terdiri dari surat berharga pasar uang, obligasi dan Sertifikat Bank Indonesia yang diperdagangkan di pasar uang/modal.

Surat-surat berharga diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.

Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, surat-surat berharga disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk surat-surat berharga yang diukur melalui laporan laba rugi.

Sebelum 1 Januari 2010, surat-surat berharga disajikan sebesar saldo dikurangi penyisihan penghapusan.

2.g. Kredit yang Diberikan

Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan peminjam, mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.

Pengukuran Awal

Sejak 1 Januari 2010, pada saat pengukuran awal, kredit yang diberikan diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah/dikurangi biaya dan pendapatan transaksi.

Kredit dalam pembiayaan bersama (kredit sindikasi), kredit kelolaan (channeling loan) dan penerusan kredit dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh bank.

(7)

13 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Nilai wajar kredit setelah pengukuran awal dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit dikurangi dengan penyisihan penghapusannya.

Kredit dalam pembiayaan bersama (kredit sindikasi), kredit kelolaan (channeling loan)

dan penerusan kredit dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh bank.

Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai "nonperforming" didasarkan pada

Peraturan Bank Indonesia ("PBI") No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan SE No. 73/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas aset Bank Umum dan perubahan-perubahannya yaitu PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.

Skema restrukturisasi kredit meliputi penurunan suku bunga, pengurangan tunggakan bunga, pengurangan tunggakan pokok, perpanjangan jangka waktu, penambahan fasilitas, pengambilalihan aset debitur dan konversi kredit menjadi penyertaan modal. Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi. Hasil pembayaran debitur dalam rangka restrukturisasi kredit digunakan sebagai pengurang hutang debitur dengan urutan sebagai berikut: pelunasan tagihan lainnya (notaris, asuransi, pemeliharaan), provisi dan biaya administrasi, tunggakan denda, tunggakan bunga dan tunggakan pokok. 2.h. Transaksi Derivatif

Instrumen keuangan derivative dinilai dan diakui di neraca pada nilai wajar dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Setiap kontrak derivatif dicatat sebagai asset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negative.

Transaksi derivative diakui sesuai dengan PSAK No. 55(Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Tagihan dan liabilitas derivative diklasifikasikan sebagai asset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Nilai wajar instrument derivative ditentukan diskonto arus kas dan model penentu harga atau harga yang diberikan oleh broker (quoted priced) atas instrument lainnya yang memiliki karakteristik serupa.

(8)

14 2.i. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi

Tagihan dan kewajiban akseptasi adalah tagihan dan kewajiban yang terjadi dalam transaksi ekspor dan impor, dimana Bank memberikan jaminan atas pembayaran wesel ekspor berjangka yang diterbitkan atas dasar Usance L/C dengan melakukan akseptasi pada wesel yang bersangkutan.

Kewajiban akseptasi diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

2.j. Penyertaan

Penyertaan merupakan penanaman dana Bank dalam bentuk saham dalam rupiah maupun valuta asing pada bank atau perusahaan lembaga keuangan non bank untuk tujuan investasi jangka panjang dan tidak diperjualbelikan. Termasuk dalam cakupan penyertaan adalah penyertaan modal sementara.

2.k. Aset Tetap dan Penyusutan

Pada tahun 2008, Bank menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 (Revisi 2007) ”Aset Tetap”. Bank menggunakan model biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Dengan model biaya, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehannya setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.

Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.

Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis asset tetap sebagai berikut:

Tahun

Prasarana Bangunan 5

Peralatan Kantor dan Furniture 5

Kendaraan Bermotor 5

Nilai sisa, taksiran masa manfaat, dan metode penyusutan atas aset tetap dievaluasi dan disesuaikan setiap tanggal neraca. Dampak dari revisi tersebut, jika ada, diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan pada tahun berjalan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dicatat sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset dikapitalisasi dan disusutkan.

(9)

15 Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan. Keuntungan atau kerugian yang dihasilkannya diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

2.l. Agunan yang Diambil Alih

Agunan yang diambilalih merupakan jaminan atas kredit yang telah diambilalih oleh Bank sebagai bagian dari penyelesaian utang dan telah diikat secara notarial.

Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan.

AYDA diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realisable value), yaitu

nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasannya. Penilaian nilai wajar agunan AYDA dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan.

Biaya pemeliharaan atas AYDA yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset yang diambil alih dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.

2.m. Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Pendapatan yang masih harus diterima merupakan hak atau tagihan kepada pihak lain sejalan dengan berjalannya waktu atas penggunaan aset/dana Bank oleh pihak lain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya sesuai dengan persyaratan yang telah disetujui. Termasuk dalam perkiraan ini adalah bunga kontraktual karena adanya perbedaan waktu pembebanan bunga ke rekening nasabah dengan waktu pengakuan

pendapatan dan beban bunga (cut off time) sebagai akibat metode dasar akrual

terhadap pendapatan. 2.n. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka adalah biaya selain bunga yang telah dilakukan terlebih dahulu yang didukung dengan suatu bukti/perjanjian yang menyebutkan adanya jangka manfaat untuk pengeluaran biaya tersebut, dan termasuk pengeluaran biaya yang manfaatnya melebihi jangka waktu satu bulan.

Pembebanan biaya dibayar dimuka ke dalam pos biaya dilakukan dengan mengalokasikan sesuai dengan masa manfaat melalui amortisasi setiap bulan.

(10)

16 2.o. Aset Lain-lain

Termasuk di dalam aset lain-lain antara lain adalah uang muka pajak, uang jaminan, biaya ditangguhkan dan alat tulis barang dan cetakan.

2.p. Kewajiban Segera

Kewajiban segera adalah kewajiban Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Kewajiban segera terdiri dari kewajiban administrasi dan umum, pajak, kas dan sundries, giro dan tabungan, pinjaman dan deposito berjangka serta personalia.

2.q. Simpanan Nasabah

Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, dan deposito berjangka.

Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, simpanan nasabah sajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Sebelum 1 Januari 2010, simpanan nasabah disajikan sebesar saldo simpanan. 2.r. Simpanan dari Bank Lain

Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain dalam bentuk giro dan deposito berjangka.

Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, simpanan dari bank lain sajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Sebelum 1 Januari 2010, simpanan dari bank lain disajikan sebesar saldo simpanan. 2.s. Pinjaman yang Diterima

Pinjaman yang diterima adalah pinjaman atau dana yang diterima dari Bank Indonesia dan bank lain atau pihak lainnya yang bertujuan untuk pendanaan program pemerintah, kebutuhan modal kerja serta pendanaan lainnya, dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.

Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal pinjaman diterima dan pinjaman subordinasi disajikan sebesar nilai wajar, yaitu sebesar pokok kewajiban dikurangi diskonto (jika ada). Biaya transaksi atas perolehan pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi langsung diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima disajikan sebesar jumlah kewajibannya dan obligasi subordinasi disajikan sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi.

(11)

17 2.t. Pendapatan dan Beban Bunga

Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrument keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari asset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidakmempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi seluruh premi/diskon lainnya.

Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan konsep akrual. Penghasilan bunga atas kredit yang diberikan atau aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai sebagai kurang lancar, diragukan dan macet (”non performing”) diakui pada saat penghasilan tersebut diterima. Pada saat aset

keuangan diklasifikasikan sebagai non performing, bunga yang telah diakui tetapi

belum ditagih akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi.

2.u. Pendapatan Provisi dan Komisi

Sejak diberlakukannya PSAK 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit yang signifikan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. Provisi dan komisi yang tidak signifikan langsung diakui sebagai pendapatan provisi dan komisi tahun berjalan.

Sebelum 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan sesuatu kegiatan perkreditan dan terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka waktunya.

Untuk pinjaman yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan komisi yang belum diamortisasi diakui sebagai laba rugi pada periode pinjaman tersebut dilunasi.

Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.

(12)

18 2.v. Pendapatan Operasional Lainnya

Pendapatan operasional lainnya adalah pendapatan Bank yang tidak berhubungan dengan perkreditan atau penanaman dana Bank lainnya atau bukan merupakan provisi dan komisi, antara lain koreksi cadangan kerugian nilai, pendapatan penutupan rekening, penggantian biaya materai, telepon, kendaraan dan penerimaan lainnya. 2.w. Beban Tenaga Kerja

Beban tenaga kerja meliputi beban berupa gaji karyawan, bonus, lembur, tunjangan dan pelatihan.

2.x. Beban Umum dan Administrasi

Beban umum dan administrasi merupakan beban yang timbul sehubungan dengan aktivitas kantor dan operasional Bank.

Seluruh penghasilan dan beban yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.

2.y. Perpajakan

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara aset dan kewajiban menurut ketentuan-ketentuan pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan besarnya jumlah pajak penghasilan tangguhan.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah ditetapkan.

2.z. Imbalan Kerja

Dana Pensiun (Pension Fund)

Bank menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Kontribusinya terdiri dari kontribusi oleh karyawan masing-masing yang besarnya ditentukan sebesar 20%, sedangkan sisanya ditanggung oleh Bank. Besarnya iuran ditetapkan berdasarkan masa kerja pegawai yang bersangkutan.

(13)

19 Jumlah iuran Bank kepada program pensiun iuran pasti diakui sebagai beban pada saat iuran tersebut terhutang.

Manfaat Karyawan Lainnya

Bank membukukan penyisihan imbalan pasca kerja untuk karyawannya sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Imbalan pasca kerja sejak jasa diberikan oleh karyawan hingga tanggal neraca dihitung oleh aktuaris independen

dengan metode "Projected Unit Credit ". Biaya jasa lalu dan koreksi aktuaria yang

belum diakui diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran sisa masa kerja karyawan di masa depan.

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja

Pesangon pemutusan kontrak terhutang ketika karyawan diberhentikan sebelum usia pensiun normal. Bank mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Bank menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.

2.aa. Laba Bersih per Saham Dasar

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada masing-masing periode.

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar ditambah dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang akan diterbitkan atas konversi efek yang berpotensi saham yang bersifat dilutif.

2.ab.Tambahan Modal Disetor

Agio saham dinyatakan secara bersih setelah dikurangi beban emisi saham dan disajikan sebagai bagian dari Ekuitas pada laporan neraca. Beban emisi saham merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham Bank. Biaya ini mencakup fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, serta biaya pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan saham di bursa efek, dan biaya promosi.

2.ac.Transaksi dengan Pihak yang Berelasi

Bank melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi. Definisi pihak yang berelasi yang digunakan adalah sesuai dengan PSAK 7 mengenai “Pengungkapan pihak-pihak yang berelasi” dan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari

(14)

20 2005 dan perubahannya No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum.

Definisi pihak yang berelasi menurut PSAK 7 antara lain:

1) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries),

mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian

bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries

dan fellow subsidiaries); 2) perusahaan asosiasi;

3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut;

5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (c) atau (d), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Jenis saldo dan transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi, baik itu dilaksanakan dengan atau tidak dengan syarat atau kondisi normal yang sama dengan pihak yang tidak berelasi, diungkapkan dalam laporan keuangan.

2.ad. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Informasi segmen dalam catatan atas laporan keuangan ini disajikan berdasarkan atas geografis, yaitu komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan barang atau jasa pada lingkungan ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan ekonomi lain.

Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

(15)

21 2.ae. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat berbagai estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban serta pengungkapan aset dan kewajiban komitmen dan kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan serta beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.

3. Dampak Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)

Bank menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) dilakukan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman dibawah ini:

Perhitungan Suku Bunga Efektif

Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.

Pada periode laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011, Bank telah menggunakan metode perhitungan suku bunga efektif untuk menghitung bunga kredit dan obligasi.

Penghentian Pengakuan

Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK 55 (Revisi 2006).

Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Kewajiban atau Ekuitas

Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrument keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas sesuai dengan Paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006).

Penurunan Nilai Instrumen Keuangan

Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.

Sebagai akibat penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) secara prospektif, pada tanggal 1 Januari 2010, Bank telah melakukan perhitungan kembali Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan sesuai dengan ketentuan transisi. Perbedaan antara saldo cadangan tersebut per 31 Desember 2009 dengan saldo cadangan yang dihitung berdasarkan PSAK

(16)

22 55 (Revisi 2006) per 1 Januari 2010 untuk semua aset keuangan sejumlah Rp 93.360.600 telah didebitkan ke Saldo Laba awal per 1 Januari 2010. Rincian penyesuaian terhadap saldo cadangan untuk akun aset keuangan adalah sebagai berikut:

Jumlah

Kredit yang Diberikan 93,360,600

93,360,600

Penurunan Nilai Secara Kolektif

Sebagaimana dimungkinkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK 50 dan 55, Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum (lihat Catatan 2.g). Sesuai dengan SE-BI tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan 31 Desember 2011.

Pada periode laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011, Bank menggunakan metode kolektibilitas untuk menilai penurunan nilai secara kolektif, sesuai PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Penerapan ini dilakukan selama masa transisi sampai dengan 31 Desember 2011.

4. KAS

30 September 2011 31 Desember 2010 Rupiah 30,235,807 4,051,437 Dolar Amerika Serikat 97,165 18,327,653 30,332,972 22,379,090

Saldo dalam mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Automated Teller

Machine) sejumlah Rp 7.574.850 pada tanggal 30 September 2011 dan Rp 3.873.200 pada

tanggal 31 Desember 2010. 5. GIRO PADA BANK INDONESIA

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rupiah 192,644,610 99.50% 201,001,827 95.20% Dollar Amerika Serikat 966,900 0.50% 10,136,250 4.80%

193,611,510 211,138,077 30 September 2011 31 Desember 2010

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro wajib minimum (GWM) di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun mata uang asing. Persentase GWM Bank pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah:

(17)

23 30 September 2011 31 Desember 2010

Rupiah 8,29% 8,30%

Valuta Asing 11,04% 64,94%

6. GIRO PADA BANK LAIN a. Berdasarkan mata uang:

30 September 2011 31 Desember 2010 Rupiah: 1. Bank Mandiri 4,786,367 2,078,492 2. BPD Sumut 105,931 101,835 3. BPD Jabar 138,414 126,197 4. BPD Jateng 531,544 57,202 5. Bank Bukopin 10,203 10,255 6. BRI 11,250 - Jumlah 5,583,709 2,373,981 30 September 2011 31 Desember 2010 Dollar Amerika Serikat

1. Citibank 16,244,799 7,902,307 2. Bank Mandiri 499,187 965,902 3. BCA 1,766,632 92,224 Jumlah-Dollar Amerika Serikat 18,510,618 8,960,433 Yen Jepang

Sumitomo Mitsui Banking Corporation 235,220 228,017 Jumlah-Yen Jepang 235,220 228,017 Total 24,329,547 11,562,431 Dikurangi:

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - (115,624) Total - Bersih 24,329,547 11,446,807

Per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, semua giro pada bank lain diklasifikasikan lancar.

b. Tingkat suku bunga rata-rata per tahun:

30 September 2011 31 Desember 2010

Rupiah 1% 1%

Dollar Amerika Serikat -

(18)

24 30 September 2011 31 Desember 2010

Saldo awal periode 115,624 99,434 (115,624)

16,190 Saldo akhir peiode - 115,624 Penyisihan/(penghapusan) selama periode

berjalan

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai atas giro pada bank lain yang dibentuk telah memadai.

7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

Rincian Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain sebagai berikut:

Jenis Penempatan Jangka Waktu Tingkat Bunga Jumlah Rata-rata per tahun

Rupiah

Deposit Facility

Bank Indonesia 3 hari 5.25% 1,072,000,000

Diskonto yang Belum Diamortisasi (312,530)

Nilai Bersih 1,071,687,470

Dikurangi: Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai

-Jumlah - Bersih 1,071,687,470

30 September 2011

Jenis Penempatan Jangka Waktu Tingkat Bunga Jumlah Rata-rata per tahun

Deposit Facility Rupiah

Bank Indonesia 3 hari 5.50% 598,000,000

Diskonto yang Belum Diamortisasi (182,639)

Nilai Bersih 597,817,361

Dikurangi: Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai

-Jumlah - Bersih 597,817,361

31 Desember 2010

Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 berumur kurang dari 1 (satu) bulan. 8. SURAT BERHARGA

(19)

25 30 September 2011 Nilai Perolehan

Bunga yang belum diamortisasi Keuntungan/ (kerugian) yang belum direalisasi Premium/(Diskonto) yang belum di

amortisasi Nilai wajar Rupiah

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Sertifikat Bank Indonesia -Obligasi -Wesel Ekspor Diperdagangkan Obligasi Tersedia untuk dijual

Obligasi Pemerintah 181,200,000 - 26,134,720 (70,512) 207,264,208 PT Thames PAM Jaya 2,500,000 - 87,500 - 2,587,500 SKBDN 29,903,451 - - - 29,903,451 213,603,451 - 26,222,220 (70,512) 239,755,159 Jumlah - Rupiah 239,755,159 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai -Jumlah-Bersih 239,755,159 Rupiah

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Sertifikat Bank Indonesia - - - -Obligasi - - - - - -Diperdagangkan Obligasi - - - - - -Tersedia untuk dijual

Sertifikat Bank Indonesia 50,000,000 1,337,933 - 48,662,067 Obligasi 129,516,561 - 8,373,439 137,890,000 Surat Kredit Berdokumen Dalam

Negeri 22,040,850 - - 22,040,850 201,557,411

1,337,933 8,373,439 208,592,917 Jumlah-Rupiah 201,557,411 1,337,933 8,373,439 208,592,917 Valuta Asing

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Wesel Ekspor - - -Jumlah-Valuta Asing - - - -Jumlah 201,557,411 1,337,933 8,373,439 208,592,917 Cadangan Kerugian Penurunan

Nilai (245,659) Jumlah-Bersih 208,347,258 Nilai Perolehan Bunga yang belum diamortisasi Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi Nilai Wajar 31 Desember 2010

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, seluruh saldo surat berharga diklasifikasikan sebagai Lancar.

(20)

26 b. Berdasarkan jatuh tempo

< 1 tahun 1 - 5 tahun 5 - 10 tahun > 10 tahun Jumlah Rupiah

Obligasi - 14,177,533 - 195,674,175 209,851,708 SKBDN 29,903,451 - - - 29,903,451 Jumlah - Rupiah 29,903,451 14,177,533 - 195,674,175 239,755,159

30 September 2011

< 1 tahun 1 - 5 tahun 5 - 10 tahun > 10 tahun Jumlah Rupiah

Obligasi - 45,444,000 92,446,000 - 137,890,000 SKBDN 22,040,850 - - - 22,040,850 Jumlah - Rupiah 22,040,850 45,444,000 92,446,000 - 159,930,850

31 Desember 2010

c. Berdasarkan obligasi pemerintah dan bukan pemerintah:

Pihak 30 September 2011 31 Desember 2010 Efek Pemerintah 207,264,208 135,365,000 Efek bukan Pemerintah 2,587,500 2,525,000 Jumlah 209,851,708 137,890,000 d. Berdasarkan jangka waktu dan peringkat obligasi:

Jangka Waktu Peringkat Suku Bunga Nilai Wajar Tersedia untuk Dijual

FR 0027 27/01/2005 - 15/06/2015 9.50% 1,290,033 FR 0046 23/11/2009 - 15/07/2023 9.50% 11,669,973 FR 0047 29/01/2010 - 15/02/2028 10% 12,184,054 FR 0047 29/01/2010 - 15/02/2028 10% 12,184,033 FR 0045 05/04/2010 - 15/03/2037 9.75% 11,618,020 FR 0045 05/04/2010 - 15/03/2037 9.75% 11,617,637 FR 0045 15/04/2010 - 15/03/2037 9.75% 11,621,681 FR 0045 27/04/2010 - 15/03/2037 9.75% 11,622,211 FR 0047 30/04/2010 - 15/02/2028 10% 12,197,810 FR 0056 29/10/2010 - 15/09/2026 8.38% 10,859,248 FR 0052 10/01/2011 - 15/08/2030 10.50% 12,750,877 FR 0052 12/01/2011 - 15/08/2030 10.50% 12,746,683 30 September 2011

(21)

27 Jangka Waktu Peringkat Suku Bunga Nilai Wajar Tersedia untuk Dijual

SR 003 24/02/2011 - 23/02/2013 8.15% 10,300,000 FR 0056 08/04/2011 - 15/09/2026 8.38% 10,853,192 FR 0054 30/06/2011 - 15/07/2031 9.50% 11,803,952 FR 0054 19/07/2011 - 15/07/2031 9.50% 11,804,283 FR 0058 26/06/2011 - 15/06/2032 8.25% 10,621,033 FR 0059 16/09/2011 - 15/05/2027 7.00% 9,759,511 FR 0059 30/09/2011 - 15/05/2027 7.00% 9,759,977 PT Thames PAM Jaya 13/03/2008 - 13/03/2013 A(idn) 12.50% 2,587,500

Jumlah 209,851,708

30 September 2011

Jangka Waktu Peringkat Suku Bunga Nilai Wajar Tersedia untuk Dijual

FR 0027 27/01/2005-15/06/2015 9.50% 1,314,000 FR 0049 17/06/2008-15/09/2013 9.00% 10,575,000 FR 0049 17/06/2008-15/09/2013 9.00% 10,575,000 FR 0046 23/11/2008-15/07/2023 9.50% 10,537,000 FR 0047 29/01/2010-15/02/2028 10.00% 10,595,000 FR 0047 29/01/2010-15/02/2028 10.00% 10,595,000 SR 002 11/02/2010-10/02/2013 8.70% 10,264,000 FR 0045 27/04/2010-15/05/2037 9.75% 10,056,000 FR 0045 15/04/2010-15/05/2037 9.75% 10,056,000 FR 0045 05/04/2010-15/05/2037 9.75% 10,056,000 FR 0045 05/04/2010-15/05/2037 9.75% 10,056,000 FR 0047 30/04/2010-15/02/2028 10.00% 10,595,000 FR 0056 29/10/2010-15/09/2026 8.38% 9,900,000 ORI 007 05/08/2010-15/09/2013 7.95% 10,191,000 PT Thames PAM Jaya 13/03/2007-13/03/2013 -idA 12.50% 2,525,000

Jumlah 137,890,000

31 Desember 2010

Efek-efek di atas telah diperingkat oleh PT Pemeringkat Nasional. e. Kisaran suku bunga obligasi per tahun:

30 September 2011 31 Desember 2010

Rupiah 7,00% - 12,50% 7,95% - 10,25%

(22)

28 30 September 2011 31 Desember 2010

Saldo awal periode 245,659 187,939 Penyisihan/(penghapusan) selama

periode berjalan (245,659) 57,720 Saldo akhir periode - 245,659

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan efek-efek yang dibentuk telah memadai.

9. KREDIT

a. Berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas:

30 September 2011 Lancar Diragukan Macet Jumlah

Rupiah Modal Kerja 343,135,436 5,215,767 - 119,284 55,010,271 403,480,758 Investasi 490,960,815 26,346,000 208,249 14,819 4,285,372 521,815,255 Konsumsi 24,088,341 856,383 - - 646,297 25,591,021 Sindikasi 29,859,607 - - - - 29,859,607 Program Pemerintah 342,309,808 - 3,518,574 - 149,546 345,977,928 Karyawan 522,979,025 1,895,454 217,870 570,966 3,369,248 529,032,563 Jumlah - Rupiah 1,753,333,032 34,313,604 3,944,693 705,069 63,460,734 1,855,757,132 (42,899,967) (624,191) (3,944,693) (705,069) (63,460,734) (111,634,654) Jumlah - bersih 1,710,433,065 33,689,413 (0) (0) (0) 1,744,122,478 Dalam Perhatian

Khusus Kurang Lancar

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

31 Desember 2010 Lancar Diragukan Macet Jumlah

Rupiah Modal Kerja 677,844,745 89,030,240 1,696,000 301,667 105,550,699 874,423,351 Investasi 181,474,214 24,048,383 44,551 323,830 41,026,793 246,917,771 Konsumsi 82,613,509 2,381,382 - 233,198 967,865 86,195,954 Sindikasi -Program Pemerintah 348,535,247 149,546 - - 27,032,930 375,717,723 Karyawan 479,121,393 2,973,491 146,879 434,949 3,095,771 485,772,483 Jumlah - Rupiah 1,769,589,108 118,583,042 1,887,430 1,293,644 177,674,058 2,069,027,282 (56,828,499) (9,945,272) (116,674) (240,863) (142,514,241) (209,645,549) Jumlah - bersih 1,712,760,609 108,637,770 1,770,756 1,052,781 35,159,817 1,859,381,733 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar

(23)

29

30 September 2011 Lancar Diragukan Macet Jumlah

Rupiah

Pertanian 578,967,950 97,547 3,557,255 - 41,921,760 624,544,512 Pertambangan - - - - 719,443 719,443 Industri pengolahan 16,384,009 - - - 696,771 17,080,780 Listrik,gas dan air 1,137,595 - - - - 1,137,595 Konstruksi 20,720,536 - - - 11,196,000 31,916,536 Perdagangan 112,977,512 - - - 30,000 113,007,512 Pengangkutan 8,413,801 - - 119,284 4,881,215 13,414,300 Jasa-jasa dunia usaha 269,909,373 - 169,568 14,819 - 270,093,760 Jasa-jasa sosial/masyarakat 197,754,891 31,464,220 - - - 229,219,111 Lain-lain 547,067,365 2,751,837 217,870 570,966 4,015,545 554,623,583 Jumlah - Rupiah 1,753,333,032 34,313,604 3,944,693 705,069 63,460,734 1,855,757,132 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (42,899,967) (624,191) (3,944,693) (705,069) (63,460,734) (111,634,654) Jumlah - bersih 1,710,433,065 33,689,413 (0) (0) (0) 1,744,122,478 Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar

31 Desember 2010 Lancar Diragukan Macet Jumlah

Rupiah

Pertanian 478,150,628 89,798,226 44,551 - 62,616,852 630,610,257 Pertambangan - - 1,000,000 - - 1,000,000 Industri pengolahan 5,862,816 - - - 60,436,288 66,299,104 Listrik,gas dan air - - - - - -Konstruksi 33,357,524 310,328 - - 11,186,630 44,854,482 Perdagangan 213,511,562 147,605 - - 20,478,275 234,137,442 Pengangkutan 6,948,091 447,292 - - 592,649 7,988,032 Jasa-jasa dunia usaha 291,061,731 - - - - 291,061,731 Jasa-jasa sosial/ masyarakat 182,243,166 29,524,718 - 483,830 11,151,037 223,402,751 Lain-lain 558,453,589 5,354,873 842,879 809,814 11,212,326 576,673,481 Jumlah - Rupiah 1,769,589,107 125,583,042 1,887,430 1,293,644 177,674,057 2,076,027,280 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (56,828,499) (9,945,272) (116,674) (240,863) (142,514,241) (209,645,549) Jumlah - bersih 1,712,760,608 115,637,770 1,770,756 1,052,781 35,159,816 1,866,381,731 Kurang Lancar Dalam Perhatian Khusus

c. Berdasarkan jatuh tempo

30 September 2011 31 Desember 2010 Rupiah

Kurang dari 1 tahun 408,779,683 156,574,166 1 – 2 tahun 730,150,984 233,279,164 2 – 5 tahun 429,333,223 1,015,781,864 Lebih dari 5 tahun 287,493,242 663,392,086 Jumlah 1,855,757,132 2,069,027,280

(24)

30 Kolektif Individual Kolektif Individual Kolektibilitas

Lancar 1,753,333,032 - 1,769,589,106 -Dalam Pengawasan Khusus 34,313,604 - 118,583,042 -Kurang Lancar 3,944,693 - 1,887,430 -Diragukan 705,069 - 1,293,644 -Macet 11,132,350 52,328,384 33,633,096 144,040,962 Jumlah 1,803,428,748 52,328,384 1,924,986,318 144,040,962

30 September 2011 31 Desember 2010

e. Berdasarkan pihak berelasi:

Nama Pihak 30 September 2011 31 Desember 2010 PTP Nusantara X - 600,000 PT Asuransi Jasa Tania - 172,282 PT Dapenbun Investama - 60,178 Karyawan kunci - 696,510 1,528,970 Pihak ketiga 1,855,757,132 2,067,498,310 Jumlah 1,855,757,132 2,069,027,280

e. Kisaran suku bunga per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah 8,70% - 30,50%.

f. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi

Kredit Bermasalah Minimum Penyisihan Kredit Bermasalah Minimum Penyisihan Pertanian 45,479,016 45,479,016 62,661,403 60,934,601 Pertambangan 719,443 719,443 1,000,000 94,643 Industri pengolahan 696,771 696,771 60,436,288 48,425,735 Listrik,gas dan air - - - -Konstruksi 11,196,000 11,196,000 11,186,630 1,506,252 Perdagangan 30,000 30,000 20,478,275 12,712,566 Pengangkutan 5,000,499 5,000,499 592,649 402,569 Jasa-jasa dunia usaha 184,387 184,387 - 6,895,308 Jasa-jasa sosial/ masyarakat - - 11,634,867 2,383,590 Lain-lain 4,804,381 4,804,381 12,865,019 9,516,515 Jumlah 68,110,497 68,110,497 180,855,131 142,871,779

30 September 2011 31 Desember 2010

Rasio kredit bermasalah terhadap Kredit Yang Diberikan (NPL) gross adalah 3,68% (Net: 0,00%) per 30 September 2011 dan 8,74% (Net: 1,84%) per 31 Desember 2010.

(25)

31 g. Kredit yang direkstrukturisasi (dalam jutaan Rupiah):

30 September 2011 31 Desember 2010 Perpanjangan jangka waktu kredit 27 56 Fasilitas kredit tambahan - 40 Perpanjangan jangka waktu dan penurunan bunga - -Perpanjangan jangka waktu dan skema lain 114,751 97 Jumlah 114,778 193 h. Informasi penting lainnya:

1) Kredit Yang Diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain.

2) Rasio Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah terhadap Kredit Yang Diberikan adalah 27,25% per 30 September 2011 dan 47,34% per 31 Desember 2010.

3) Jumlah persentase Bank Agro atas kredit sindikasi adalah:

Peran dalam Sindikasi 30 September 2011 31 Desember 2010

Pimpinan sindikasi 46,77% 46,81%

Agen fasilitas - -

Anggota - -

4) Per tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 Bank Agro tidak melanggar atau melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

i. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit adalah sebagai berikut: 30 September 2011 31 Desember 2010 Saldo awal periode 209,645,549 88,685,294 Penyesuaian saldo awal sehubungan

dengan penerapan awal PSAK 55

(Revisi 2006) - 93,360,600 Penyisihan selama tahun berjalan (98,010,895) 27,599,655 Saldo akhir periode 111,634,654 209,645,549 Minimum penyisihan menurut BI 102,445,001 177,419,355

Rasio 109% 118%

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan kredit yang dibentuk telah memadai.

10. TAGIHAN DERIVATIF

(26)

32 30 September 2011 Nilai Kontrak Nilai Kewajiban Tagihan Liabilitas Pembelian spot

Dollar Amerika Serikat 8,830,000 8,790,000 - 40,000 Penjualan spot

Dollar Amerika Serikat 8,960,000 8,790,000 170,000

-Jumlah 170,000 40,000

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (1,700)

-Jumlah-bersih 168,300 40,000

11. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN AKSEPTASI

a. Berdasarkan pihak, mata uang, dan hubungan pihak berelasi

Tagihan Akseptasi Kewajiban Akseptasi Tagihan Akseptasi Kewajiban Akseptasi Rupiah: Pihak Ketiga 38,634,020 38,634,019 28,553,980 28,553,980 Jumlah-Rupiah 38,634,020 38,634,019 28,553,980 28,553,980 Dollar Amerika Serikat

Pihak Ketiga 23,859,066 23,859,066 38,064,115 38,064,115 Jumlah-Dollar Amerika Serikat 23,859,066 23,859,066 38,064,115 38,064,115 Jumlah 62,493,086 62,493,085 66,618,095 66,618,095 Cadangan Kerugian Penurunan

Nilai (523,804) - (571,009) -Jumlah - bersih 61,969,282 62,493,085 66,047,086 66,618,095

30 September 2011 31 Desember 2010

b. Berdasarkan jatuh tempo

Tagihan Akseptasi Kewajiban Akseptasi Tagihan Akseptasi Kewajiban AKseptasi Rupiah:

Kurang dari 1 bulan - - -1 - 3 bulan - - 14,140,330 14,140,330 3 – 6 bulan 38,634,020 38,634,020 14,413,650 14,413,650 6 – 12 bulan - - - -Lebih dari 12 bulan - - - -Jumlah - Rupiah 38,634,020 38,634,020 28,553,980 28,553,980

(27)

33 Tagihan Akseptasi Kewajiban Akseptasi Tagihan Akseptasi Kewajiban Akseptasi Dollar Amerika Serikat:

Kurang dari 1 bulan - - 14,305,573 14,305,573 1 - 3 bulan - - 6,910,598 6,910,598 3 – 6 bulan 23,859,066 23,859,066 16,847,943 16,847,943 6 – 12 bulan - - - -Lebih dari 12 bulan - - - -Jumlah – Dollar A.S 23,859,066 23,859,066 38,064,114 38,064,114 Jumlah 62,493,086 62,493,086 66,618,094 66,618,094 Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai (523,804) - (571,009) -Jumlah – bersih 61,969,282 62,493,086 66,047,085 66,618,094

30 September 2011 31 Desember 2010

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, saldo tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai Lancar.

c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi adalah sebagai berikut: 30 September 2011 31 Desember 2010

Saldo awal periode 571,009 482,866 Penyisihan selama tahun berjalan (47,205) 88,143 Saldo akhir periode 523,804 571,009 12. PENYERTAAN

Jumlah saham dan prosentase kepemilikan masing-masing perusahaan per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Jumlah Lembar Saham

Persentase Kepemilikan

Nilai Tercatat Bank Perkreditan Rakyat

PT BPR Toeloengredjo Agroloka 30,000 15.00% 76,830 PT BPR Tjoekir Dasa Nusantara 30,000 15.00% 76,819 PT BPR Toelangan Dasa Nusantara 30,000 10.00% 66,500 PT BPR Cintamanis Agroloka 22,500 9.00% 35,010 PT BPR Bungamayang Agroloka 22,500 9.00% 22,500

Bidang usaha lainnya:

PT Aplikanusa Lintasarta 5 0.03% 20,000 297,659 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (2,977)

Jumlah – bersih 294,682

(28)

34 Jumlah Lembar Saham Persentase Kepemilikan Nilai Tercatat Bank Perkreditan Rakyat

PT BPR Toeloengredjo Agroloka 30,000 15.00% 76,830 PT BPR Tjoekir Dasa Nusantara 30,000 15.00% 76,819 PT BPR Toelangan Dasa Nusantara 30,000 10.00% 66,500 PT BPR Cintamanis Agroloka 35,000 9.00% 35,010 PT BPR Bungamayang Agroloka 22,500 9.00% 22,500 Bidang usaha lainnya:

PT Aplikanusa Lintasarta 5 0.03% 20,000 297,659 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (2,977)

Jumlah – bersih 294,682

31 Desember 2010

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, seluruh saldo penyertaan diklasifikasikan sebagai Lancar.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan yang dibentuk telah memadai.

13. AKTIVA TETAP

30 September 2011 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Harga perolehan:

Prasarana bangunan 6,046,933 9,902 - 6,056,835 Peralatan kantor dan Furniture 39,286,200 848,783 - 40,134,983 Kendaraan bermotor 3,302,341 19,200 14,956 3,306,585

48,635,474

49,498,403

Akumulasi penyusutan:

Prasarana bangunan 2,670,243 754,405 - 3,424,648 Peralatan kantor dan Furniture 30,873,102 1,971,498 - 32,844,600 Kendaraan bermotor 3,075,392 69,567 14,956 3,130,003

36,618,737

39,399,251

(29)

35

31 Desember 2010 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Harga perolehan:

Prasarana bangunan 4,028,017 2,018,916 - 6,046,933

Peralatan kantor dan Furniture 33,808,827 5,511,857 34,484 39,286,200

Kendaraan bermotor 3,161,689 194,858 54,206 3,302,341

40,998,533 48,635,474

Akumulasi penyusutan:

Prasarana bangunan 1,756,961 913,282 - 2,670,243

Peralatan kantor dan Furniture 27,027,204 3,880,381 34,484 30,873,101

Kendaraan bermotor 2,796,809 332,789 54,206 3,075,392

31,580,974

36,618,736

Nilai Buku 9,417,559 12,016,738

Pengurangan aktiva tetap merupakan penjualan aktiva tetap dengan rincian sebagai berikut: 30 September 2011 30 September 2010

Nilai buku - -Harga jual 10,352 723,728 Laba (rugi) penjualan aktiva tetap 10,352 723,728

Pembebanan penyusutan per 30 September 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 30 September 2011 30 September 2010 Beban Umum dan Administrasi 2,812,882 3,617,720 14. AKTIVA LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:

30 September 2011 31 Desember 2010 Piutang bunga 22,804,618 26,100,270 Agunan diambil alih-bersih 8,917,510 13,623,762 Biaya dibayar dimuka 19,320,443 14,223,339 Biaya bitangguhkan 6,299,973 1,977,296 Uang jaminan 806,265 800,924 Tagihan lainnya - -Lain-lain 2,199,835 1,994,935 Jumlah 60,348,644 58,720,526 Penjelasan: Biaya ditangguhkan

Biaya ditangguhkan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk relokasi Kantor Cabang Pembantu Manggala dan Cabang Pembantu S. Parman serta pendirian Kantor Cabang Jambi, Cabang Pembantu Kasikan, Kantor Kas Dalu-dalu dan Lubuk Dalam.

(30)

36 Agunan yang diambil alih

Agunan yang diambil alih merupakan nilai jaminan (agunan) untuk kredit yang diberikan yang telah diambil alih oleh Bank sebagai bagian dari penyelesaian pinjaman. Jumlah agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut:

30 September 2011 31 Desember 2010 Agunan yang diambil alih 17,283,574 24,196,079 Penyisihan (8,366,064) (10,572,317) Jumlah – Bersih 8,917,510 13,623,762

Agunan yang diambil alih per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 berupa tanah, bangunan dan sarana pelengkap.

15. KEWAJIBAN SEGERA

30 September 2011 31 Desember 2010 Rupiah:

Pajak 2,088,640 2,569,497 Personalia 6,851,777 5,674,424 Pinjaman dan Deposito 1,847,365 60,270 Giro dan Tabungan 244,754 87,851 Kas dan Sundries 2,691,194 725,167 Administrasi dan Umum 1,307,782 4,250,424 Jumlah-Rupiah 15,031,512 13,367,633 Dollar Amerika Serikat:

Pajak 22 505 Pinjaman dan Deposito - -Kas dan Sundries - -Jumlah-Dolar Amerika Serikat 22 505 Jumlah 15,031,534 13,368,138

Kewajiban kepada personalia terdiri dari kewajiban asuransi tenaga kerja, gaji dan insentif pegawai.

Kewajiban administrasi dan umum merupakan biaya administrasi dan umum yang berkaitan dengan operasional Bank.

Kewajiban pajak merupakan kewajiban pajak atas bunga deposito, bunga giro dan bunga tabungan.

Kewajiban kas dan sundries terdiri dari biaya kliring dan kiriman uang.

16. SIMPANAN – GIRO

(31)

37 30 September 2011 31 Desember 2010 Rupiah Pihak berelasi 5,446,823 3,928,022 Pihak ketiga 700,698,148 462,512,912 706,144,971 466,440,934 Mata Uang Asing

Pihak berelasi - -Pihak ketiga 8,009,663 5,729,820

8,009,663

5,729,820 Jumlah 714,154,634 472,170,754 b. Tingkat suku bunga rata-rata per tahun:

30 September 2011 31 Desember 2010

Rupiah 3.62% 2% - 4%

Dollar Amerika Serikat 0.65% 0.75%

17. SIMPANAN – TABUNGAN

30 September 2011 31 Desember 2010 Pihak berelasi 1,059,601 1,272,509 Pihak ketiga 166,018,415 143,213,120 Jumlah 167,078,016 144,485,629 Tingkat bunga rata-rata 3.88% 4.00%

18. SIMPANAN – DEPOSITO BERJANGKA

a. Berdasarkan Mata Uang dan Pihak Berelasi:

30 September 2011 31 Desember 2010 Rupiah Pihak berelasi 313,148,706 189,281,513 Pihak ketiga 1,547,045,387 -1,860,194,093 189,281,513 Mata Uang Asing

Pihak berelasi - 1,578,099,930 Pihak ketiga 218,401 2,830,647

218,401

1,580,930,577 Jumlah 1,860,412,494 1,770,212,090 b. Berdasarkan jangka waktu:

(32)

38 30 September 2011 31 Desember 2010

Rupiah:

Kurang dari 1 bulan 312,871,135 128,044,082 1 bulan 1,133,668,933 968,215,593 3 bulan 256,649,478 494,480,604 6 bulan 108,025,391 95,522,345 12 bulan 48,979,156 81,118,819 Jumlah-Rupiah 1,860,194,093 1,767,381,443 Dollar Amerika Serikat:

Kurang dari 1 bulan - -1 bulan 101,964 723,008 3 bulan 90,034 91,554 6 bulan 26,403 1,907,965 12 bulan - 108,120 Jumlah-Dollar Amerika Serikat 218,401 2,830,647 Jumlah 1,860,412,494 1,770,212,090 c. Tingkat suku bunga rata-rata per tahun:

30 September 2011 31 Desember 2010

Rupiah 8.79% 7.15%

Dollar Amerika Serikat 1.41% 1.63%

Per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, jumlah deposito berjangka yang dibekukan dan diblokir sebagai jaminan atas bank garansi, Kredit Yang Diberikan dan fasilitas pembayaran transaksi perdagangan adalah masing-masing sebesar Rp 175.758.248 dan Rp 195.854.634.

19. SIMPANAN DARI BANK LAIN - GIRO

30 September 2011 31 Desember 2010 Pihak berelasi - -Pihak ketiga 142,790 2,151,687 Jumlah 142,790 2,151,687 Tingkat suku bunga rata-rata per tahun 2.92% 4.00% 20. SIMPANAN DARI BANK LAIN – DEPOSITO BERJANGKA

a. Berdasarkan Mata Uang dan Pihak Berelasi

30 September 2011 31 Desember 2010 Rupiah

Pihak berelasi - -Pihak ketiga 1,100,000 33,788,669 Jumlah 1,100,000 33,788,669 c. Berdasarkan jangka waktu:

Referensi

Dokumen terkait

Keamanan  dan  kecepatan  yang  menjadi  manfaat  utama  pada  teknologi  VPN dengan Frame Relay dapat dirasakan apabila juga didukung oleh keamanan  jaringan 

Mana-mana orang yang memungut zakat atau fitrah atau menyebabkan dipungut zakat atau fitrah tanpa dia dilantik sebagai amil atau selainnya diberi kuasa oleh Majlis

selama 50 tahun terakhir sehingga ada indikasi adanya perubahan iklim di sekitar pulau tersebut. 2) Pola adaptasi masyarakat nelayan perikanan tangkap terhadap perubahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) RTRW dan RDTR Kota Ternate, (2) Peta Digital Rupabumi Indonesia (RBI) dengan NLP 2516-64, (3) Citra Satelit GeoEye tahun

Kelemahan : Wajib Pajak harus membuat dan menempatkan laporan berupa File Excel ke dalam folder yang telah disediakan setiap hari, dan jika format yang diupload tidak sesuai..

Seorang pemimpin tak hanya siap untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin, tetapi ia harus siap juga untuk berkata bahwa peran dan eranya telah selesai serta

Gambar 2.3 Reaksi hidrolisis enzimatik triasilgliserol (sumber: Aehle, 2004) Berdasarkan reaksi hidrolisis pada Gambar 2.3, hidrolisis triasilgliserol secara enzimatik dengan

LU UQ QM MA AN N F FA AIIS SA AL L S SH HIID DQ QII NP N PM M.. Pena Penamatan Pan$ matan Pan$an *an Berat.. Anat) Anat)mi mi Ikan Ikan Belana Belanak.... Pen6er Pen6ernaan