• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keterampilan kolaborasi dan hasil belajar matematika siswa kelas IV di Sekolah Dasar Kanisius Demangan Baru 1 dengan menggunakan model Numbered Head Together

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan keterampilan kolaborasi dan hasil belajar matematika siswa kelas IV di Sekolah Dasar Kanisius Demangan Baru 1 dengan menggunakan model Numbered Head Together"

Copied!
359
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN KETERAMPILAN KOLABORASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR KANISIUS DEMANGAN BARU 1 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Gloria Anneke NIM: 161134134. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN KETERAMPILAN KOLABORASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR KANISIUS DEMANGAN BARU 1 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Gloria Anneke NIM: 161134134. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan berkat dan penghiburan yang melimpah untuk saya. 2. Keluarga Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk saya menjadi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2016. 3. Kedua orangtua,Yohanes Rosyanto dan Armey Klusia Pandey yang telah mendukung, mendoakan, memberikan kasih sayang yang melimpah serta materi yang mendukung terselesaikannya skripsi ini dengan sebaik-baiknya. 4. Kedua saudara-saudari, Patrick Sebastian dan Skolastika Pingkan yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Keluarga besar Pandey-Wongkar-Korah yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.. iv.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” 1 Petrus 5: 6-7. “Setiap jam Tuhan menjaga dan memelihara kamu” 2 Tesalonika 3: 3. v.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENINGKATAN KETERAMPILAN KOLABORASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR KANISIUS DEMANGAN BARU 1 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER. Gloria Anneke Universitas Sanata Dharma 2020 Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan kolaborasi dan hasil belajar matematika siswa pada materi keliling dan luas bangun datar (persegi, persegi panjang, dan segitiga) berdasarkan data observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dan hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Kanisius Demangan Baru 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru tahun ajaran 2019/2020. Variabel penelitian ini adalah keterampilan kolaborasi dan hasil belajar matematika. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar pengamatan keterampilan kolaborasi siswa, pedoman wawancara, dan tes objektif. Metode analisis data yang digunakan adalan kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan keterampilan kolaborasi dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kondisi awal keterampilan kolaborasi yaitu 30 menjadi 52 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 65 pada siklus II. Untuk nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kondisi awal adalah 57 meningkat menjasi 63 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 71 pada siklus II. Kata kunci: Keterampilan kolaborasi, hasil belajar, matematika, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). viii.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE IMPROVEMENT OF THE COLLABORATION SKILL AND LEARNING OUTCOMES IN MATHEMATICS FOR FOURTH GRADE STUDENTS OF KANISIUS DEMANGAN BARU 1 ELEMENTARY SCHOOL USING NUMBERED HEAD TOGETHER. Gloria Anneke Sanata Dharma University 2020 The background of this research was the lack of collaboration skills and student mathematics learning outcomes on the material circumference and area of two-dimentional figure (square, rectangular, and triangle) based on observational data and interviews that have been done by previous researchers. This study aims to improve collaboration skills and students mathematics learning outcomes grade IV at SD Kanisius Demangan Baru 1 by using the cooperative learning model type Numbered Head Together (NHT). This type of research is Classroom Action Research (CAR). The subjects in this study were students in grade IV SD Kanisius Demangan Baru 1 academic year 2019/2020. The variables of this research are collaboration skills and mathematics learning outcomes. The research instrument used was the observation sheet of student collaboration skills, interview guidelines, and objective tests. The data analysis method used is quantitative and qualitative descriptive. The results of this study indicate that there is an increase in collaboration skills and mathematics learning outcomes of Grade IV SD Kanisius Demangan Baru 1 students using cooperative learning type Numbered Head Together (NHT). This is indicated by an increase in the average value of the initial conditions of collaboration skills, namely 30 to 52 in the first cycle and increased again to 65 in the second cycle. For the average value of student mathematics learning outcomes in the initial conditions is 57 increased to 63 in cycle I and increased again to 71 in cycle II. Keywords: Collaboration skills, learning outcomes, mathematics, cooperative learning model type Numbered Head Together (NHT). ix.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman. HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT ................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiv DAFTAR TABEL .................................................................................................. xviii DAFTAR GAMBAR………………………………..........………………………..xix DAFTAR GRAFIK ................................................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xxi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................................. 10 C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 10 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 11 1. Manfaat Teoritis ........................................................................................... 11 2. Manfaat Praktis ............................................................................................. 11 a). Bagi Guru .............................................................................................. 11. b). Bagi Siswa ............................................................................................. 12. c). Bagi Peneliti .......................................................................................... 12. xiv.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. d). Bagi Sekolah ......................................................................................... 12. e). Bagi Universitas ................................................................................... 13. E. Definisi Operasional ......................................................................................... 13 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 14 A. Kajian Pustaka .................................................................................................. 14 1. Keterampilan Abad 21 .................................................................................. 14 2. Keterampilan Kolaborasi .............................................................................. 22 3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together ................. 28 4. Hasil Belajar ................................................................................................. 32 5. Materi Keliling dan Luas Bangun Datar ...................................................... 37 6. Media Pembelajaran ..................................................................................... 48 a). Pengertian Media Pembelajaran ......................................................... 48. b). Manfaat Media Pembelajaran ............................................................. 49. c). Macam-macam Media Pembelajaran................................................. 50. 7. Karakteristik Siswa Kelas IV SD ................................................................. 52 8. Teori Perkembangan Anak ........................................................................... 54 a). Teori Perkembangan Menurut Piaget ................................................ 54. b). Teori Perkembangan Menurut Vygotsky .......................................... 56. 9. Pembelajaran Saintifik ................................................................................. 58 B. Penelitian yang Relevan ................................................................................... 68 C. Literature Map .................................................................................................. 71 D. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 72 E. Hipotesis Tindakan ........................................................................................... 75 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 76 A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 76 1. Perencanan (planning) .................................................................................. 78 2. Pelaksanaan (acting)..................................................................................... 78 3. Pengamatan (observing) ............................................................................... 79 4. Refleksi (reflecting) ...................................................................................... 79. xv.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Setting Penelitian .............................................................................................. 80 1. Tempat Penelitian ......................................................................................... 80 2. Subjek Penelitian .......................................................................................... 80 3. Objek Penelitian ........................................................................................... 80 C. Desain Penelitian .............................................................................................. 81 1. Persiapan Peneliti ......................................................................................... 81 2. Rencana Tindakan Setiap Siklus .................................................................. 82 a). Siklus I ................................................................................................... 82. b). Siklus II .................................................................................................. 91. D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 99 1. Wawancara ................................................................................................... 99 2. Observasi .................................................................................................... 100 3. Tes .............................................................................................................. 101 E. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 102 1. Pedoman Wawancara ................................................................................. 102 2. Lembar Observasi/ Pengamatan ................................................................. 104 3. Tes .............................................................................................................. 105 F. Teknik Pengujian Instrumen........................................................................... 107 1. Validitas...................................................................................................... 107 a). Validitas Perangkat Pembelajaran .................................................... 109. b). Validasi Soal Evaluasi Siklus ........................................................... 113. c). Validasi Instrumen Penelitian Keterampilan Kolaborasi .............. 117. 2. Reliabilitas .................................................................................................. 117 G. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 121 1. Perhitungan Keterampilan Kolaborasi Siswa ............................................. 121 2. Perhitungan Hasil Belajar Siswa ................................................................ 123 H. Kriteria Keberhasilan ...................................................................................... 123 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................... 125 A. Pra-penelitian .................................................................................................. 125. xvi.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Hasil Penelitian ............................................................................................... 131 1. Proses Pembelajaran ....................................................................................... 131 a) Pelaksanaan Siklus I ................................................................................... 131 1). Planning (Perencanaan Tindakan) ................................................... 132. 2). Action (Pelaksanaan Tindakan) ........................................................ 132. 3). Observing (Pengamatan) ................................................................... 136. 4). Reflecting (Refleksi) .......................................................................... 141. b) Pelaksanaan Siklus II.................................................................................. 142 1). Resived Planning (Perencanaan Tindakan Ulang) ......................... 142. 2). Action (Pelaksanaan) .......................................................................... 143. 3). Observing (Pengamatan) ................................................................... 146. 4). Reflecting (Refleksi) .......................................................................... 149. 2. Peningkatan Keterampilan Kolaborasi ........................................................... 149 3. Peningkatan Hasil Belajar ..................................................................................... 155 C. Pembahasan Penelitian ................................................................................... 164 BAB V PENUTUP ................................................................................................... 172 A. Kesimpulan ..................................................................................................... 172 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 173 C. Saran ............................................................................................................... 174 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 175 LAMPIRAN ............................................................................................................. 180 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 345. xvii.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Halaman Tabel 2. 1 Tahapan Kompetensi dalam Komunikasi Menurut William Howel ...................... 16 Tabel 2. 2 Kriteria Kolaborasi Menurut Trilling&Fadel ......................................................... 18 Tabel 2. 3 Ciri-ciri Berpikir Kritis Menurut Trilling&Fadel .................................................. 19 Tabel 2. 4 Ciri-ciri Kreatif Menurut Trilling&Fadel .............................................................. 21 Tabel 2. 5 Indikator Kolaborasi Menurut Para Ahli ............................................................... 23 Tabel 2. 6 Indikator dan Deskriptor Keterampilan Kolaborasi ............................................... 26 Tabel 3. 1 Pedoman Wawancara…………………………………………………………… 103 Tabel 3. 2 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Kolaborasi..................................... 105 Tabel 3. 3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I............................................................................ 106 Tabel 3. 4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II .......................................................................... 106 Tabel 3. 5 Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran ....................................................... 109 Tabel 3. 6 Hasil Perhitungan Validasi Silabus Pembelajaran ............................................... 110 Tabel 3. 7 Hasil Perhitungan Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).............. 111 Tabel 3. 8 Hasil Perhitungan Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)....................... 111 Tabel 3. 9 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Penilaian KD 3 dan KD 4 ....................... 112 Tabel 3. 10 Kualifikasi Validitas Soal .................................................................................. 113 Tabel 3. 11 Hasil Validasi Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus I ......................................... 114 Tabel 3. 12 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Divalidasi .......................................... 115 Tabel 3. 13 Hasil Validasi Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus II........................................ 115 Tabel 3. 14 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Divalidasi ......................................... 116 Tabel 3. 15 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Keterampilan Kolaborasi Siswa ............... 117 Tabel 3. 16 Kualifikasi Reliabilitas....................................................................................... 119 Tabel 3. 17 Kriteria Keterampilan Kolaborasi ...................................................................... 122 Tabel 3. 18 Kriteria Keberhasilan ......................................................................................... 124 Tabel 4. 1 Pengamatan Kondisi Awal Keterampilan Kolaborasi Siswa…………………… 126 Tabel 4. 2 Hasil Pengamatan Deskriptor pada Kondisi Awal………………………………127 Tabel 4. 3 Kondisi Awal Hasil Belajar Matematika Siswa Tahun Ajaran 2017/2018……...129 Tabel 4. 4 Hasil Pengamatan Deskriptor Keterampilan Kolaborasi Siklus I………………. 138 Tabel 4. 5 Hasil Pengamatan Deskriptor Keterampilan Kolaborasi Siklus II………………146 Tabel 4. 6 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Keterampilan Kolaborasi……………………. 149 Tabel 4. 7 Data Keterampilan Kolaborasi Siswa Siklus I………………………………….. 151 Tabel 4. 8 Data Keterampilan Kolaborasi Siswa Siklus II………………………………….153 Tabel 4. 9 Data Kondisi Awal Hasil Belajar Matematika Siswa…………………………... 155 Tabel 4. 10 Hasil Belajar Siklus I………………………………………………………….. 158 Tabel 4. 11 Hasil Belajar Siklus II…………………………………………………………. 159 Tabel 4. 12 Rekapitulasi Hasil Penelitian………………………………………………….. 163. xviii.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Halaman. Gambar 2. 1 Literature Map ....................................................................................... 71 Gambar 3. 1 Tahapan PTK Menurut Kemmis&MC Taggart ..................................... 77 Gambar 3. 2 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi I ..................................... 120 Gambar 3. 3 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ........................ 121. xix.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GRAFIK. Halaman Grafik 4. 1 Peningkatan Keterampilan Kolaborasi Siswa ......................................... 155 Grafik 4. 2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ............................................................ 161 Grafik 4. 3 Persentase Jumlah Siswa yang Tuntas .................................................... 161. xx.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus Siklus I dan II ............................................................................ 181 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II .............................. 196 Lampiran 3 Lembar Pengamatan Keterampilan Kolaborasi ..................................... 248 Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I dan II.................................................................. 251 Lampiran 5 Validasi Soal Evaluasi Menggunakan SPSS 22 .................................... 262 Lampiran 6 Expert Judgement Perangkat Pembelajaran Siklus I dan II ................... 272 Lampiran 7 Expert Judgement Lembar Pengamatan Keterampilan Kolaborasi ....... 309 Lampiran 8 Daftar Nilai Siswa Kelas IV Tahun Ajaran 2017/2018 ......................... 315 Lampiran 9 Sampel Pengerjaan Validasi Soal Siklus I dan II .................................. 316 Lampiran 10 Sampel Pengerjaan LKPD ................................................................... 330 Lampiran 11 Sampel Pengerjaan Evaluasi Siklus ..................................................... 333 Lampiran 12 Sampel Lembar Pengamatan Keterampilan Kolaborasi ...................... 336 Lampiran 13 Surat Izin Penelitian............................................................................. 340 Lampiran 14 Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian ............................. 341 Lampiran 15 Foto-foto Penelitian ............................................................................. 342. xxi.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Hal tersebut dipaparkan sebagai berikut. A. Latar Belakang Keterampilan abad 21 merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan dan di latih pada diri siswa. Keterampilan abad 21 ini dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dan tantangan di kehidupan sehari hari. Masyarakat pada abad 21 menyadari pentingnya mempersiapkan generasi muda yang kreatif, luwes, mampu bepikir kritis, dapat mengambil kesimpulan dengan tepat, serta terampil memecahkan masalah (Sani, 2019: 52). Keterampilan abad 21 yang dimaksud adalah 4C yang terdiri dari keterampilan communication, collaboration, critical thinking, dan creative. Keterampilan komunikasi (communication) memiliki beberapa indikator yaitu (a) siswa ikut menyampaikan pendapat tentang masalah yang akan dibahas, (b) siswa ikut berpartisipasi aktif dalam menanggapi pendapat yang diberikan siswa lain, (c) siswa mau mengajukan pertanyaan ketika ada sesuatu yang tidak dimengerti, (d) siswa mendengarkan secara serius ketika siswa lain mengemukakan pendapat (Djumhur dalam Astuti, 2004: 21).. 1.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Selain itu, siswa dapat dikatakan menguasai keterampilan kolaborasi (collaboration) apabila (a) berdiskusi dalam/ antar kelompok heterogen untuk menyelesaikan masalah, (b) membuat kesimpulan, (c) memilih salah satu siswa sebagai ketua kelompok, (d) mencari sumber belajar materi pembelajaran, (e) menyampaikan pendapat atau ide saat berdiskusi, (f) menanyakan tugas maupun materi yang belum dipahami kepada teman lain, (g) masuk ke dalam kelompok yang telah ditentukan, (h) menyelesaikan tugas yang telah dibagi di dalam kelompok, (i) menjelaskan penyelesaikan tugas yang telah dikerjakan di depan kelas, (j) membantu teman saat menyelesaikan tugas (Suryani, Srinivas, Greenstein, 2017, 2017, 2019: 200,144, 2019). Keterampilan berpikir kritis (critical thinking) memiliki beberapa ciri khas yaitu (a) menyatakan kebenaran pertanyaan atau pernyataan, (b) menganalisis pertanyaan atau pernyataan, (c) berpikir logis, (d). mengurutkan. secara. temporal,. logis,. atau. sebab. akibat,. (e). mengklasifikasikan gagasan objek-objek, (f) memutuskan, (g) memprediksi, (h) berteori untuk memahami orang lain dan dirinya (Fisher dalam Amalia&Pujiastuti, 2018). Siswa dikatakan dapat menguasai keterampilan kreativitas (creative) jika memenuhi indikator sebagai berikut (a) mencetuskan banyak gagasan, (b) menyelesaikan masalah, (c) dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, (d) mencari banyak alternatif atau cara yang berbeda (Munandar dalam Susanto 2013: 111). Selain itu ahli lain mengemukan bahwa siswa dikatakan kreatif apabila (a) Hasrat keinginan.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. yang cukup besar, (b) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, (c) Keinginan untuk menemukan dan meneliti, (d) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak (Sund dalam Slameto, 2015: 17-18). Masing-masing keterampilan abad 21 memiliki indikator yang menjadi pedoman atau acuan penilaian sikap siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat dikatakan menguasai keterampilan abad 21 tersebut. Keterampilan abad 21 ini penting untuk dikembangkan dalam diri siswa sebagai keterampilan jangka panjang guna menjawab tantangan pada abad 21. Namun kenyataannya di lapangan, keterampilan abad 21 belum diterapkan secara menyeluruh dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut diperoleh berdasarkan hasil wawancara guru yang menyatakan bahwa keterampilan abad 21 kurang diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas baik itu keterampilan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreatif. Guru menyadari bahwa dalam langkah pembelajaran masih belum mengarah pada pengembangan keterampilan abad 21. Guru mengungkapkan bahwa keterampilan yang kurang dikembangkan adalah keterampilan kolaborasi khususnya dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika guru lebih banyak mengalokasikan waktu untuk menjelaskan materi pembelajaran pada hari itu kemudian melatih pemahaman siswa terhadap suatu materi dengan cara mengerjakan soal..

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti untuk mengetahui tingkat keterampilan kolaborasi siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1. Peneliti melakukan kegiatan observasi pada 15 Januari 2020. Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan lembar pengamatan keterampilan kolaborasi untuk memperoleh data kondisi awal keterampilan kolaborasi pada siswa kelas IV. Dalam lembar pengamatan keterampilan kolaborasi terdapat enam indikator keterampilan kolaborasi kemudian peneliti mengembangkan indikator-indikator tersebut menjadi sepuluh kriteria yaitu (a) berdiskusi dalam/ antar kelompok heterogen untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKPD, (b) membuat kesimpulan dalam LKPD, (c) memilih salah satu siswa sebagai ketua kelompok, (d) mencari sumber belajar materi bangun datar, (e) menyampaikan pendapat atau ide saat berdiskusi, (f) menyanyakan tugas maupun materi yang belum dipahami kepada teman, (g) masuk ke dalam kelompok yang ditentukan, (h) menyelesaikan tugas yang telah dibagi dalam kelompok, (i) menjelaskan penyelesaian tugas yang telah dikerjakan di dalam kelas, (j) membantu teman saat menyelesaikan LKPD. Hasil observasi menunjukkan bahwa 22 siswa (100%) berada dalam kategori kurang kolaboratif. Kriteria keterampilan kolaborasi siswa yang jarang atau sama sekali tidak muncul pada proses pengamatan adalah (a) berdiskusi dalam/antar kelompok heterogen untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKPD, (b) membuat kesimpulan dalam LKPD, (c) memilih salah satu siswa sebagai ketua kelompok, (d).

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. menyampaikan pendapat saat berdiskusi, (e) masuk ke dalam kelompok yang ditentukan, (f) menyelesaikan tugas yang telah dibagi dalam kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan kolaborasi siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 masih sangat kurang kolaboratif dan perlu untuk ditingkatan lagi. Selain keterampilan kolaborasi yang di nilai masih sangat rendah, guru juga menyampaikan bahwa siswa kelas IV memiliki permasalahan terhadap hasil belajar pada materi keliling dan luas bangun datar. Hal tersebut di dukung dengan adanya studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan studi dokumentasi, diperoleh informasi bahwa KKM pada mata pelajaraan matematika adalah 65. Peneliti menggunakan data nilai matematika siswa pada materi keliling dan luas bangun datar tahun ajaran 2017/2018. Diketahui bahwa, jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 15 orang dan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 13 orang. Sebagian besar siswa kelas IV tidak tuntas pada materi keliling dan luas bangun datar. Oleh karena itu, dibutuhkannya suatu solusi untuk dapat mengatasi masalah yang terkait dengan hasil belajar dan keterampilan kolaborasi siswa. Kedua hal tersebut dapat ditingkatkan lagi untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan. Peneliti memilih model kooperatif tipe Numbered Head Together untuk dapat menjawab permasalahan yang ada. Peneliti memilih model Numbered Head Together karena model ini terdapat enam langkah yang.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. mendukung munculnya perilaku kolaboratif yaitu (a) pembagian kelompok, (b) pemberian tugas, (c) diskusi kelompok, (d) pemanggilan nomor, (e) pemberian tanggapan, dan (f) kesimpulan. Keenam langkah model Numbered Head Together tersebut akan mendukung tercapainya indikator-indikator kolaborasi yang belum muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung serta mengoptimalkan indikator-indikator kolaborasi yang sudah muncul/ tercapai. Sintaks pertama yaitu pembagian kelompok, mendukung tercapainya deskriptor keterampilan kolaborasi yang masuk ke dalam kelompok yang ditentukan. Sintaks kedua yaitu pembagian tugas, mendukung tercapainya deskriptor keterampilan kolaborasi yang menanyakan tugas maupun materi yang belum dipahami. Sintaks ketiga yaitu diskusi kelompok, mendukung tercapainya deskriptor keterampilan kolaborasi yang berdiskusi dalam/ antar kelompok heterogen untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKPD, memilih salah satu siswa sebagai ketua kelompok, mencari sumber belajar materi bangun datar, menyampaikan pendapat atau ide saat berdiskusi, menanyakan tugas maupun materi yang belum dipahami kepada teman, menyelsaikan tugas yang telah dibagi dalam kelompok, membantu teman saat menyelesaikan mendukung. LKPD. tercapainya. Sintaks. keempat. deskriptor. yaitu. pemanggilan. keterampilan. kolaborasi. nomor, yang. menyampaikan pendapat atau ide saat berdiskusi, dan menjelaskan penyelesaian tugas yang telah dikerjakan di depan kelas. Sintaks kelima yaitu pemberian tanggapan, mendukung tercapainya deskriptor keterampilan.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. kolaborasi yang menyampaikan pendapat atau ide saat berdiskusi. Sintaks keenam yaitu kesimpulan, mendukung tercapainya deskriptor keterampilan kolaborasi yang membuat kesimpulan dalam LKPD.. Jadi, model. pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat menjadi solusi dari permasalahan keterampilan kolaborasi dan hasil belajar siswa kelas IV karena model NHT memiliki sintaks yang mendukung terjadinya pembelajaran yang kolaboratif yang dimana pembelajaran tersebut dapat menciptakan situasi untuk siswa dapat bertukar pikiran dan memgkontruksi pengetahuannya sendiri yang artinya dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi dan hasil belajar. Pemilihan model pembelajaran Numbered Head Together juga termotivasi dari penelitian terdahulu sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sunbanu, Mawardi, dan Wardani yang berjudul “Peningkatan keterampilan kolaborasi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif two stay two stray di sekolah dasar” pada tahun 2019. Pada penelitian ini diketahui bahwa adanya peningkatan keterampilan kolaborasi menggunakan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas V SD St. Theresia Marsudirini 77 dibuktikan pada siklus 1 persentase siswa yang sangat mampu berkolaborasi sebesar 58%, sedangkan pada siklus 2 terdapat 84% siswa yang dikategorikan sangat mampu berkolaborasi. Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningatkan keterampilan kolaborasi pada siswa kelas V SD St. Theresia Marsudirini 77. Hal yang menjadi pembeda antar penelitian ini.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. dengan penelitian sebelumnya adalah perbedaan penggunaan model pembelajaran kooperatif dan subjek penelitian serta perbedaan sekolah yang menjadi tempat penelitian. Selain itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada materi pembelajaran dan deskriptor pengamatan keterampilan kolaborasi. Pada penelitian sebelumnya, materi yang digunakan adalah organ gerak hewan dan manusia mata pelajaran IPA sedangkan pada penelitian ini materi yang digunakan adalah keliling dan luas bangun. datar. mata. pelajaran. matematika.. Penelitian. sebelumnya. menggunakan deskriptor keterampilan kolaborasi sebagai berikut (a) bekerja secara produktif bersama teman sekelompok, (b) berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif, (c) seimbang dalam mendengar dan berbicara, (d) menunjukkan fleksibilitas dan berkompromi, (e) bekerja secara kolega dengan berbagai tipe orang, (f) menghormati ide-ide orang lain, (g) menunjukkan keterampilan pengambilan satu pandangan atau perspektif, (h) menghargai kontribusi masing-masing anggota kelompok, (i) mencocokkan tugas dan perkerjaan berdasarkan kekuatan. dan kemampuan individu anggota. kelompok, (j) bekerja dengan orang lain untuk membuat keputusan yang mencakup pandangan beberapa individu, (k) berpartisipasi secara hormat dalam diskusi, debat, dan perbedaan pendapat, (l) berkomitmen untuk mendahulukan tujuan kelompok, (m) mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan kelompok yang lebih besar, (n) bekerja sama untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan ide-ide dan produk baru, (o) bertanggung jawab.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. bersama untuk menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan deskriptor keterampilan kolaborasi pada penelitian ini adalah (a) berdiskusi dalam/ antar kelompok heterogen untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKPD, (b) membuat kesimpulan dalam LKPD, (c) memilih salah satu siswa sebagai ketua kelompok,. (d). mencari. sumber. belajar. materi. bangun. datar,. (e). menyampaikan pendapat atau ide saat berdiskusi, (f) menyanyakan tugas maupun materi yang belum dipahami kepada teman, (g) masuk ke dalam kelompok yang ditentukan, (h) menyelesaikan tugas yang telah dibagi dalam kelompok, (i) menjelaskan penyelesaian tugas yang telah dikerjakan di dalam kelas, (j) membantu teman saat menyelesaikan LKPD. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk memberikan treatment dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan mengangkat judul “Peningkatan Keterampilan Kolaborasi Siswa dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Demangan Baru 1 Menggunakan Model Numbered Head Together”. Peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak dua siklus yang dimana masing-masing siklusnya terdapat dua pertemuan dengan alokasi waktu 3x35 menit. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menentukan target penelitian pada setiap siklusnya pada keterampilan kolaborasi dan hasil belajar. Pada keterampilan kolaborasi, target capaian pada siklus I adalah 55 dan pada siklus II adalah 60. Pada hasil belajar, target capaian pada siklus I adalah 67 dan siklus II adalah 70..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. B. Rumusan Masalah 1.. Bagaimana proses penerapan model Numbered Head Together dalam upaya meningkatkan keterampilan kolaborasi dan hasil belajar matematika pada materi keliling dan luas bangun datar kelas IV di SD Kanisius Demangan Baru 1?. 2.. Apakah. penerapan. model. Numbered. Head. Together. dapat. meningkatkan keterampilan kolaborasi pada materi keliling dan luas bangun datar? 3.. Apakah. penerapan. model. Numbered. Head. Together. dapat. meningkatkan hasil belajar matematika pada materi keliling dan luas bangun datar?. C. Tujuan Penelitian 1.. Mengetahui proses penerapan model Numbered Head Together (NHT) dalam meningkatkan hasil belajar matematika dan keterampilan kolaborasi pada meteri keliling dan luas bangun datar kelas IV di SDK Demangan Baru 1.. 2.. Mengetahui peningkatan keterampilan kolaborasi pada materi keliling dan luas bangun datar kelas IV di SDK Demangan Baru 1 dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT).

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 3.. Mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada materi keliling dan luas bangun datar kelas IV di SDK Demangan Baru 1 dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT).. D. Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat: 1. Manfaat Teoritis a). Meningkatan hasil belajar matematika dan keterampilan kolaborasi pada materi keliling dan luas bangun datar di SDK Demangan Baru 1 dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT).. b). Mengembangkan penggunaan model Numbered Head Together (NHT) dalam proses pembelajaran matematika di SD.. c). Menambah. jumlah. referensi. yang. berkaitan. dengan. cara. mengajarkan materi keliling dan luas bangun datar di SDK Demangan Baru 1 dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT).. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Guru Penggunaan model kooperatif tipe NHT ini dapat menjadi referensi guru sehingga nantinya dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika dan juga guru dapat mengetahui kelebihan dan.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. kelemahan dari model kooperatif tipe NHT guna meningkatkan hasil belajar dan keterampilan kolaborasi siswa. b) Bagi Siswa Membantu siswa dalam memahami materi keliling dan luas bangun datar di SDK Demangan Baru 1 dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya dan melatih siswa untuk mengasah keterampilan kolaborasi siswa. c) Bagi Peneliti Menambah wawasan mengenai penggunaan model Numbered Head Together (NHT) dalam peningkatan hasil belajar matematika dan keterampilan kolaborasi pada materi keliling dan luas bangun datar di SDK Demnagan Baru 1 dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT) d) Bagi Sekolah Hasil penelitian akan memberikan wawasan atau masukan pada pihak sekolah dan memberikan manfaat kepada para guru mengenai model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. e) Bagi Universitas Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan bacaan yang berguna bagi mahasiswa lainnya di kemudian hari.. E. Definisi Operasional 1.. Hasil belajar matematika adalah suatu perbuatan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif pada proses pembelajaran matematika.. 2.. Kolaborasi adalah salah satu keterampilan di abad 21 yang mencakup kegiatan bekerjasama dan bersinergi semua anggota kelompok dalam kelompok maupun antar kelompok.. 3.. Model pembelajaran NHT adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang memiliki langkah-langah sebagai berikut (a) pembagian kelompok, (b) pemberian tugas, (c) diskusi kelompok, (d) pemanggilan nomor, dan (e) pemberian tanggapan, (f) kesimpulan..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab II ini akan membahas mengenai keterampilan abad 21, keterampilan kolaborasi, materi bangun datar, model pembelajaran Numbered Head Together, media pembelajaran, hasil belajar, karateristik siswa, teori perkembangan kognitif, pembelajaran saintifik, penelitian relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. A. Kajian Pustaka 1. Keterampilan abad 21 Dengan adanya perkembangan yang terus terjadi setiap saat, sebagai pendidik perlu untuk mengarahkan siswa menguasai berbagai keterampilan hidup yang nantinya dapat membantu siswa untuk survive dalam kehidupan terutama yang dibutuhkan pada 21st century skills. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian pembelajaran abad 21, siswa perlu untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang dapat membantu mereka untuk survive dalam kehidupan diantaranya adalah keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan berpikir kreatif. Empat keterampilan itulah yang sedang giatgiatnya ditanamkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, sehingga nantinya siswa diharapkan dapat menguasai empat keterampilan tersebut. Keempat keterampilan akan dijelaskan sebagai berikut.. 14.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. Keterampilan yang pertama adalah keterampilan komunikasi/ communication. Keterampilan berkomunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu akan membutuhkan bantuan dari orang lain dan untuk meminta. bantuan. dari. orang. lain. perlu. adanya. keterampilan. berkomunikasi untuk menyampaikan maksud tertentu. Apabila seseorang tidak. memiliki. keterampilan. berkomunikasi. yang. baik. maka. memungkinkan maksud atau pesan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara. Hal tersebut dapat menyebabkan pesan yang dikirimkan oleh pembicara tidak dimengerti oleh pendengar. Selain itu juga, anak sekolah dasar perlu untuk dilatih berbahasa dalam proses pembelajaran sehingga nantinya siswa mampu menyampaikan gagasan/ ide/ pendapatnya dengan baik. Hal ini berhubungan dengan tahapan atau langkah-langkah yang ada pada pembelajaran saintifik. Komunikasi tidak hanya secara lisan saja melainkan secara tertulis juga dapat dikatakan berkomunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada penerima pesan (komunikan) sehingga tercapainya kesamaan pengertian atas pesan yang disampaikan (Kurniawan, 2014: 31). Berdasarkan pengertian dari komunikasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat dua unsur yang perlu untuk dipenuhi dalam melakukan komunikasi, yaitu terdapat dua orang atau lebih yang ada dalam kegiatan komunikasi dan pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. dan dimengerti oleh komunikan. Terdapat empat tahap kompetensi dalam berkomunikasi dipaparkan sebagai berikut. Tabel 2. 1 Tahapan Kompetensi dalam Komunikasi Menurut William Howel. William Howel (dalam Graffin, 2003: 425). (a). Unconscious incompetence, dimana seseorang yang dikategorikan tidak dapat melakukan apa-apa, tidak paham, bahkan tidak sadar dalam berkomunikasi.. (b). Conscious incompetence, dimana dalam berkomunikasi dilakukan secara sadar atau disadari oleh komunikator dan komunikan namun pada jenis ini kegiatan berkomunikasinya tidak berlangsung secara efektif sehingga seseorang tidak melakukan apa-apa dan seringkali terjebak kesalahpahaman.. (c). Conscious competence, kondisi dimana kemampuan komunikasi dengan sadar dan mampu untuk melakukan sesuatu.. (d). Unconscious competence, tahap ini merupakan tahapan yang paling tinggi dalam komunikasi.. Pada tahap pertama yaitu unconscious incompetence. Jenis ini merupakan tingkatan yang paling rendah dalam berkomunikasi karena komunikator dan komunikan seringkali terlibat kesalahpahaman dalam menafsirkan pesan bahkan tidak memahami pesan yang disampaikan sehingga komunikan tidak melakukan apa-apa. Tahap ketiga yaitu conscious competence. Seseorang berada pada tahap ini memiliki kemampuan untuk mengontrol perilaku komunikasinya secara sadar sehingga kegiatan berkomunikasi tersebut dapat berjalan lebih efektif. Hal.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. ini ditandai dengan adanya perilaku komunikasi yang sudah menjadi kebiasaan dan mampu untuk melakukan sesuatu. Tahap keempat yaitu unconscious competence. Pada tahap ini perilaku komunikasinya sudah baik dan efektif sehingga tidak perlu untuk mengatur cara berkomunikasi karena sudah secara otomatis dirinya sudah menyesuaikan terhadap lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, keterampilan dalam berkomunikasi dapat dilakukan selama proses pembelajaran di kelas melalui hal-hal yang sederhana seperti presentasi, diskusi, mengajari siswa lain, dll. Another method to build authentic communication skills is through peer tutoring—in which students tutor their classmates or younger students. Not only is teaching others a powerful way to enhance communication skills, it provides the immediate feedback of whether the tutored student really understood the material, and thus, whether the communication was successful (Fadel, Bialik& Trilling, 2015: 77). Keterampilan. abad. 21. yang. kedua. adalah. kolaborasi/. collaboration. Dalam STEM (Science, Technology, Engineering, Math) kolaborasi adalah working with others and respectfully and effectively to create, use and share knowledge, solutions, and innovations. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang heterogen untuk mencapai tujuan bersama. Keterampilan kolaborasi tidak hanya bekerja sama di satu kelompok namun juga harus menciptakan kerja kelompok yang kohersif.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. di dalam kelas dengan memberikan masukan dan saling menghargai pendapat antar individu (Yuniar, dkk, 2017: 177). Siswa dikatakan dapat berkolaborasi apabila memenuhi dua hal dibawah ini. Tabel 2. 2 Kriteria Kolaborasi Menurut Trilling&Fadel (a). Demonstrate ability to work effectively and respectfully with div ers teams. Trilling&Fadel, 2009: 55. (b). Exercise flexibility and willingness to be helpful in making necessary compromises to accomplish a common goal, (iii) Assume shared responsibility for collaborative work, and value the individual contributions made by each team member. Dari pernyataan di atas, diketahui bahwa untuk mampu berkolaborasi, siswa harus dapat bekerja secara efektif, menunjukkan rasa menghormati satu sama lain, bersikap fleksibel, mampu berkompromi untuk membuat kesepakatan, bertanggung jawab, dan berkontribusi maupun menghargai kontribsi setiap individu. Keterampilan abad 21 yang ketiga adalah berpikir kritis/critical thinking. Menurut Dewey (dalam Sunardi dkk, 2017: 199) menyatakan bahwa berpikir kritis/critical thinking adalah proses berpikir yang teliti dan tidak terburu-buru dalam mengambil sebuah keputusan atau kesimpulan atau biasa disebut dengan berpikir aktif, jadi tidak hanya menerima begitu saja informasi.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. atau gagasan yang didapat dari orang lain. Dalam menerima informasi siswa perlu untuk melalui proses analisis dan evaluasi. Hal ini didukung oleh pendapat dari Fadel, dkk yang menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan proses. disiplin. intelektual. yang. secara. aktif. dan. terampil. dalam. mengkonseptualisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesiskan, dan mengevaluasi informasi yang dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, pemikiran yang reflektif, pemberian alasan sebagai pedoman keyakinan dan bertindak (Fadel, Bialik, Triling, 2015: 75). Siswa dapat dikatakan berpikir kreatif dipaparkan sebagai berikut. Tabel 2. 3 Ciri-ciri Berpikir Kritis Menurut Trilling&Fadel (a). Use various types of reasoning (inductive, deductive) as appropriate to the situation. (b). Analyze how parts of a whole interact with each other to produce overall outcomes in complex systems. (c). Effectively analyze and evaluate evidence, arguments, claims, and beliefs. Triling&Fadel,. (d). Synthesize and make connections between information and arguments. 2009: 52. (e). Interpret information and draw conclusions based on the best analysis. (f). Reflect critically on learning experiences and processes. (g). Solve different kinds of nonfamiliar problems in both conventional and innovative ways. (h). Indentify and ask significant question that clarify.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. various points of view and lead to better solutions. Keterampilan abad 21 yang keempat adalah keratif/creative. Menurut Pehkoen (dalam Sunardi, 2017: 200) berpikir kreatif sebagai kombinasi antara berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tapi masih dalam kesadaran. Sedangkan dalam STEM, kreatif adalah cara seseorang dalam menggunakan pengetahuan dan pemahaman untuk menciptakan cara berpikit baru dalam rangka menemukan solusi untuk masalah baru dan untuk menciptakan produk dan layanan baru. Dari pernyataan dua sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa kreatif adalah cara seseorang untuk berpikir berbeda dalam menerapkan pengetahuan dan pemahamannya dengan tujuan untuk menemukan sebuah solusi terhadap suatu permasalahan. Menurut Fidel, Bialik,&Triling, creativity may well be the most important skill for student to learn for the twentyfirst century, as it is necessary for devising innovative solutions to the many twenty-first century challenges we face (Fidel, Bialik,&Triling, 2015: 75). Menurut Trilling& Fadel, siswa dikatakan kreatif apabila sebagai berikut..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Tabel 2. 4 Ciri-ciri Kreatif Menurut Trilling&Fadel (a). Use a wide range of idea creation techniques (such as brainstroming),. (b). Elaborate, refine, analyze, and evaluate their own ideas in order to improve and maximize creative efforts. (c). Develop, implement and communicate new ideas to others effectively. Triling&Fadel,. (d). Be open and responsive to new and diverse perspective; incorporate group input and feedback. 2009: 59. into the work (e). Demonstrate originality and inventiveness in work and understand the real world limits to adopting new ideas. (f). View failure as an opportunity to learn; understand that creativity and innovation is a long-term, cyclical process of small successes and frequent mistakes. Keterampilan abad 21 memiliki empat keterampilan yang menjadi tuntutan. untuk. dikembangkan. dalam. proses. pembelajaran. guna. mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di abad 21 ini. Masing-masing keterampilan abad 21 memiliki ciri-ciri/kriteria penilaian tersendiri untuk dapat dikatakan menguasai keterampilan abad 21. Salah satu keterampilan abad 21 adalah keterampilan kolaborasi..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Dari keempat keterampilan yang sudah peneliti uraikan di atas, salah satu keterampilan abad 21 yang akan peneliti bahas adalah keterampilan kolaborasi. Alasannya karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV dan kegiatan observasi keterampilan siswa di kelas, peneliti memperoleh data bahwa siswa memiliki permasalahan pada keterampilan kolaborasi sehingga keterampilan kolaborasi tersebut perlu untuk dikembangkan.. 2. Keterampilan Kolaborasi Keterampilan kolaborasi merupakan salah satu keterampilan yang perlu untuk dikembangkan pada abad 21 ini. Kolaborasi adalah bentuk interaksi sosial yaitu aktivitas kerjasama yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami tugasnya masing-masing (Yani&Ruhiman, 2018: 50). Siswa ditantang untuk dapat membangun interaksi positif dengan siswa lainnya. Siswa berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing (Hosnan, 2014: 79). Hal tersebut diartikan bahwa keterampilan kolaborasi tidak semata hanya mengenai kerjasama kelompok melainkan lebih kepada cara siswa dalam mengelolah kelebihan yang dimiliki sebagai bentuk kontribusi dirinya terhadap tugas kelompok tersebut serta cara siswa dalam mengolah diri untuk menerima kekurangan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. teman lainnya. Oleh karena itu, keterampilan kolaborasi sangat penting dan perlu untuk diasah sejak dini. Keterampilan kolaborasi memiliki beberapa indikator yang dikemukan oleh beberapa ahli. Indikator-indikator menurut para ahli dipaparkan sebagai berikut. Tabel 2. 5 Indikator Kolaborasi Menurut Para Ahli. No. 1.. Suryani dalam Kurniati, Nurmaharani, Sugiarti, Sunardi, dan Yudianto, 2017: 200. Hari Srinivas dalam Kurniati, Setiawati, dan Sunardi, 2017: 141. Setiap anggota melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan saling ketergantungan.. Saling ketergantungan positif, yaitu setiap anggota kelompok saling terlibat untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.. Greenstein dalam Mawardi, Sunbanu, dan Wardani, 2019: 2039 -2040. Kesimpulan Indikator. Bekerja secara Bekerja sama produktif bersama dalam/ antar teman sekelompok. kelompok heterogen untuk menyelesaikan Berpartisipasi dan masalah, berkontribusi secara menghasilkan ide-ide dan aktif. produk baru. Menunjukkan fleksibilitas kompromi.. dan Membuat keputusan dengan mempertimbang Bekerja dengan an kepentingan orang lain untuk bersama. membuat keputusan yang mencakup Berpartisipasi pandangan.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. individu.. aktif dalam kegiatan kelompok.. Bekerja secara kolega dengan berbagai tipe orang. Bersedia berkelompok dengan siapa saja. Berpartisipasi secara hormat dalam diskusi, debat, dan perbedaan pendapat.. Berkomitmen untuk mendahulukan tujuan kelompok.. Mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan kelompok yang lebih besar.. Bekerja sama untuk menyelesaikan masalah.. Menghargai kontribusi masingmasing anggota kelompok.. 2.. Individu individu bertanggung. – Tanggung individu, semua. jawab Bertanggung jawab Bertanggung yaitu bersama jawab terhadap siswa menyelesaikan tugas yang telah.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 3.. jawab atas dasar belajar dan perilaku masingmasing.. dalam kelompok memegang tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang menjadi bagiannya sendiri.. pekerjaan dan berkontribusi dalam kelompok untuk tuntutan konflik.. dibagi dalam kelompok dan menguasai materi yang sedang dipelajari.. Kelas atau kelompok di dorong kearah terjadinya pelaksanaan aktivitas kerja kelompok yang kohesif.. Interaksi melalui tatap muka, yaitu meskipun setiap anggota kelompok mengerjakan tugas bagiannya secara perorangan, namun sebagian besar tugas harus dikerjakan secara interaktif dengan anggota yang lain dengan memberikan penalaran, masukan, dan kesimpulan terkait dengan materi yang dipelajarai serta yang lebih penting dapat saling mengajari dan mendukung.. Mencocokkan tugas dan pekerjaan berdasarkan kekuatan dan kemampuan individu anggota kelompok.. Saling melengkapi berdasarkan kekuatan dan kemampuan individu antar teman. Penerapan keterampilan kolaborasi, yaitu siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan rasa kepercayaan, kepemimpinan, pengambilan keputusan,.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. komunikasi, dan keterampilan dalam mengelola konflik.. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai indikator keterampilan kolaborasi, peneliti memilih beberapa indikator yang cocok dengan lingkungan penelitian dan indikator yang dapat dikembangkan menjadi spesifik lebih spesifik. Setelah menentukan indikator yang akan digunakan,. peneliti. kemudian. mengembangkan. indikator-indikator. tersebut menjadi sepuluh deskriptor yang dapat diamati dalam proses pembelajaran. Indikator dan deskriptor keterampilan kolaborasi yang dikembangkan oleh peneliti dipaparkan di bawah ini. Tabel 2. 6 Indikator dan Deskriptor Keterampilan Kolaborasi No. Indikator. Desktiptor. No. Item. Kriteria Kolaborasi menurut Trilling&Fadel. 1. Bekerja sama dalam/ antar kelompok heterogen untuk menyelesaikan masalah, menghasilkan ide-ide dan produk baru.. Berdiskusi dalam/ antar kelompok heterogen untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKPD.. A. Respectfully, Willingness, Compromises. 2. Membuat keputusan Membuat dengan kesimpulan mempertimbangan LKPD.. B. Respectfully and Compromises. dalam.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. kepentingan bersama.. 3. Memilih salah satu siswa sebagai ketua kelompok. C. Willingness and Compromises. D. Willingness. Menyampaikan pendapat atau ide saat berdiskusi.. E. Willingness and Compromises. Menanyakan tugas maupun materi yang belum dipahami kepada teman.. F. Willingness and Compromises. Berpartisipasi aktif Mencari sumber dalam kegiatan belajar materi kelompok. Bangun datar.. 4. Bersedia Masuk ke dalam berkelompok dengan kelompok yang siapa saja. ditentukan.. G. Willingness. 5. Bertanggung jawab Menyelesaikan tugas terhadap tugas yang yang telah dibagi telah dibagi dalam dalam kelompok. kelompok.. H. Compromises and Willingness. 6. Saling melengkapi berdasarkan kekuatan dan kemampuan individu antar teman. Menjelaskan penyelesaian tugas yang telah dikerjakan di depan kelas.. I. Respectfully, Willingness, and Compromises. Membantu teman saat menyelesaikan LKPD.. J. Respectfully and Willingness. Kriteria-kriteria tersebut digunakan sebagai pedoman atau acuan penilaian keterampilan kolaborasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, peneliti perlu untuk memilih model pembelajaran yang cocok dengan karateristik siswa.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. serta kesesuaian dengan materi ajar pada pembelajaran tersebut. Dengan adanya penggunaan model pembelajaran, peneliti dimudahkan dalam mengamati perilaku kolaborasi siswa di setiap sintaks model yang dipilih. Model pembelajaran yang mendukung terjadinya kolaborasi antar siswa adalah model pembelajaran kooperatif.. 3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok-kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2009: 37). Pembagian siswa ke dalam beberapa kelompok kecil juga memperhitungkan tingkat kemampuan masing-masing siswa, tidak hanya tingkat kemampuan siswa saja melainkan dapat berupa perbedaan agama, ras, suku, budaya dan gender saja jika kondisi kelas memungkinkan. Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe yang bervariasi. Salah satunya adalah Numbered Head Together. Peneliti memilih untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Berikut ini adalah sintaks atau langkahlangkah pembelajaran model NHT yaitu (a) pembagian kelompok, (b).

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. pembagian tugas, (c) berdiskusi kelompok, (d) pemanggilan nomor, (e) pemberian tanggapan, (f) kesimpulan (Shoimin, 2014: 108). Pada sintaks pertama yaitu pembagian kelompok, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil oleh guru dengan mempertimbangan pemilihan. kelompok. berdasarkan. keberagaman. seperti. tingkat. kemampuan, gender, ras, budaya, dan suku jika memungkinkan (Hosnan, 2014: 252). Pada tahap ini juga, guru memberikan siswa nomor yang berbeda-beda (Hamdayama, 2014: 176). Pada sintaks pertama model NHT,. dapat. membantu. peneliti. dalam. meningkatkan. deskriptor. keterampilan kolaborasi yaitu (i) masuk ke dalam kelompok yang ditentukan dan (ii) memilih salah satu siswa sebagai ketua kelompok. Sintaks yang kedua adalah pemberian tugas. Pada sintaks ini, guru memberikan dan menjelaskan tugas kepada siswa (Shoimin, 2014: 108). Selain itu, siswa juga mempersiapkan diri dengan menyediakan buku yang mampu. menunjang. pengerjaan. tugas. tersebut. sehingga. dapat. memudahkan siswa (Hamdayama, 2014: 176). Sintaks ketiga adalah diskusi kelompok. Pada sintaks ini, siswa mendiskusikan tugas yang sebelumnya sudah diberikan oleh guru. Setiap siswa berkontribusi terhadap pengerjaan tugas kelompok tersebut. Setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada (Hosnan, 2014: 253). Pada sintaks ketiga ini membantu peneliti untuk meningkatkan deskriptor.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. keterampilan kolaborasi yaitu (a) berdiskusi dalam/ antar kelompok heterogen untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKPD, (b) membuat kesimpulan dalam LKPD, (c) menyampaikan pendapat atau ide saat berdiskusi, (d) menanyakan tugas maupun materi yang belum dipahami kepada teman, (e) menyelesaikan tugas yang telah dibagi dalam kelompok, (f) mencari sumber belajar materi bangun datar dan (g) membantu teman saat menyelesaikan LKPD. Sintaks keempat adalah pemanggilan nomor. Pada sintaks ini, guru menyebutkan satu nomor dan para siswa dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan mempersiapkan diri untuk menyiapkan jawaban dan menjelasakannya di depan kelas (Hamdayama, 2014: 176). Siswa menjelaskan jawaban sesuai dengan hasil diskusi yang sudah kelompoknya lakukan. Pada sintaks keempat ini, deskriptor yang dapat dikembangkan adalah menjelaskan penyelesaian tugas yang telah dikerjakan di depan kelas. Sintaks kelima adalah pemberian tanggapan. Pada tahap ini, siswa menyimak siswa lain yang sedang melakukan presentasi. Siswa lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan mengenai jawaban yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh siswa yang melakukan presentasi. Sintaks terakhir yaitu sintaks keenam adalah kesimpulan. Pada tahap ini, guru bersama dengan siswa menyimpulkan jawaban akhir (Hamdayama, 2014: 177). Guru juga dapat memanfaatnya untuk melakukan konfirmasi dan penguatan kepada siswa terhadap materi yang sedang di pelajari..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari NHT menurut Shoimin adalah setiap siswa menjadi siap, siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal (Shoimin, 2014: 108-109). Sedangkan kekekurangan dari NHT menurut Shoimin adalah tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena kemungkinan waktu yang terbatas (Shoimin, 2014: 109). Kelebihan model NHT menurut Hamdayama adalah melatih siswa untuk bisa bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain, melatih siswa untuk menjadi tutor sebaya, memupuk rasa kebersamaan, membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan (Hamdayama, 2014: 179). Sedangkan kekurangan dari NHT menurut Hamdayama adalah siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit kewalahan, guru harus bisa memfasilitasi siswa, dan tidak semua siswa mendapat giliran (Hamdayama, 2014: 179). Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together membantu peneliti untuk mengamati perilaku siswa yang berkaitan dengan keterampilan kolaborasi. Selain itu juga, model pembelajaran NHT tersebut digunakan untuk membantu peneliti meningkatan hasil belajar siswa yang rendah..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 4. Hasil Belajar Sudjana (dalam Parwati, dkk 2018:24) mengatakan bahwa hasil belajar sebagai suatu perbuatan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dinilai dari aspek mana saja sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Gagne (dalam Kurniawan. 2014:. 14). mengatakan. bahwa. hasil. belajar. berupa. keterampilan kognitif yaitu pengetahuan tentang cara bagaimana melakukan sesuatu. Rusman (2017: 129) mengatakan bahwa hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari pendapat para ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang kita peroleh pada saat proses belajar berlangsung atau pada saat proses belajar sudah terlaksana. Hasil belajar dapat berupa hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar bukan saja berupa nilai melainkan pengalaman belajar. yang. dapat. membantu. siswa. dalam. mengkonstruksi. pengetahuannya itu sendiri. Selain itu, menurut beberapa ahli terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologi. Menurut Parwati, dkk (2018: 37) faktor fisiologis dibedakan menjadi dua jenis yaitu keadaan jasmani dan fungsi jasmani. Keadaan jasmani berkaitan dengan kebugaran atau kesehatan fisik seseorang dalam proses belajar. Fungsi Jasmani berkaitan.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. dengan anggota tubuh, organ tubuh dan pancaindra yang mendukung berjalannya proses atau aktivitas belajar. Kedua hal tersebut sangat mempengaruhi proses atau aktivitas belajar. Jika keadaan jasmani dan fungsi jasmani dalam keadaan yang sehat atau bugar, maka mungkinkan terciptanya pengalaman belajar yang baik dan ideal sehingga hasil yang diperoleh juga baik. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor psikologis. Faktor psikologi berkaitan dengan kemauan dalam diri seseorang yang dapat mendorong minat dan motivasi orang tersebut. Menurut Rusman (2017: 130) keadaan psikologis pada setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda. Rusman (2017: 130) menyebutkan beberapa faktor psikologi yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu intelegensi (IQ), perhatian, minat, motivasi, bakat, motif, kognitif, dan daya nalar siswa. Oleh karena itu, siswa hendaknya mendapatkan dorongan secara psikologis agar nantinya mendukung perbaikan hasil belajar menjadi kea rah yang lebih baik. Pada umumnya, kasus yang sering dijumpai di kehidupan sehari-hari adalah kurangnya minat, motivasi, dan perhatian peserta didik terhadap proses pembelajaran, maka dari itu perlu adanya perbaikan terhadap cara guru dalam mengajar sehingga dapat menumbuhkan minat, motivasi, dan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Selain. faktor. internal,. terdapat. faktor. eksternal. yang. mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor lingkungan dan instrumental. Faktor yang pertama adalah faktor lingkungan. Menurut Parwati, dkk (2018: 42) faktor lingkungan dibedakan menjadi 3 yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga berkaitan dengan cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, peran orang tua, latar belakang kebudayaan. Faktor keluarga sangat mempengaruhi dari hasil belajar siswa karena siswa tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga terlebih dahulu. Keluarga harus mampu untuk menciptakan pengalaman belajar yang ideal tanpa tekanan agar nantinya siswa dapat dengan nyaman belajar dan menghasilkan hasil belajar yang baik juga. Faktor sekolah juga tidak kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Parwati, dkk (2017: 45) faktor sekolah berkaitan dengan metode mengajar, kurikulum yang digunakan, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah. Sekolah hendaknya menciptakan keadaan yang ideal dalam proses pembelajaran agar mendukung siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan. Menghadirkan suasana yang menarik, menyenangkan, dan nyaman sangat mendukung hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik. Selanjutnya ada faktor masyarakat yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. siswa. Menurut Parwati, dkk (2017: 48) adanya pengaruh dari masyarakat karena keberadaan siswa dalam masyarakat tersebut. Faktor masyarakat ini dibedakan menjadi 4 yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.. Pengaruh. keadaan lingkungan masyarakat sangat besar dalam memebentuk pribadi anak nantinya. Hasil belajar berkaitan dengan perkembanga pribadi seseorang. Apabila siswa tumbuh dan berkembang di lingkungan yang baik dan ideal dalam mendukung proses belajarnya maka kemungkinan siswa tersebut memperoleh hasil belajar yang baik juga. Sebaliknya, jika siswa tumbuh dan berkembang dilingkungan masyarakat yang tidak atau kurang mendukung proses belajarnya maka siswa tersebut kemungkinan dapat memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. Selanjutnya terdapat faktor eksternal yang kedua yaitu faktor instrumental. Menurut Rusman (2017: 131) faktor instrumen adalah faktor yang keberadaan dan penggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrument ini berkaitan dengan ketersediaan sarana belajar yang memadai untuk memperoleh hasil belajar yang menjadi tujuan yang diharapkan, berkaitan erat dengan kurikulum, sarana, dan guru. Oleh karena itu, perlunya kesinambungan antar faktor internal dan eksternal demi tercapainya hasil belajar yang baik atau diharapkan. Faktor-faktor di atas saling berkaitan dalam membentuk pola pikir, pola.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. belajar, dan keterampilan siswa dalam mengembangkan pengetahuannya yang mendukung perolehan hasil belajar peserta didik tersebut sehingga dapat mencapai target yang diharapkan. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Demangan Baru 1 terlihat dari data nilai siswa tahun ajaran 2017/2018. Berdasarkan data nilai siswa tersebut diketahui bahwa siswa memperoleh nilai yang rendah pada pelajaran matematika materi keliling dan luas bangun datar..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. 5. Materi Keliling dan Luas Bangun Datar Bangun di samping disebut persegi. Persegi memiliki empat (4) buah sisi yang sama panjang. Untuk mencari keliling bangun persegi, kita perlu menggunakan rumus yaitu 4 x sisi Untuk mencari luas bangun persegi, kita perlu menggunakan rumus yaitu SISI X SISI atau 𝑆 2 Bangun di samping disebut persegi panjang. Persegi panjang memiliki dua (2) buah sisi sejajar yang sama panjang.. Untuk mencari keliling bangun persegi panjang, kitaperlu menggunakan rumus yaitu 2 x (panjang + lebar) atau 2 x (p + l) Untuk mencari luas bangun persegi panjang, kita perlu menggunakan rumus yaitu PANJANG X LEBAR atau p x l.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Bangun di samping disebut segitiga siku-siku. Segitiga siku-siku memiliki tiga (3) buah sisi yang terdiri dari sisi tinggi, sisi alas, dan sisi miring. Untuk mencari keliling bangun segitiga siku-siku, kita perlu menggunakan rumus yaitu a + b + c Untuk mencari luas bangun segitiga siku-siku, kita 1 perlu menggunakan rumus yaitu 2 𝑥 𝑎 𝑥 𝑡. Bangun di samping disebut segitiga sama kaki Segitiga sama kaki memiliki dua (2) buah sisi yang sama panjang.. t. a. Untuk mencari keliling bangun segitiga sama kaki, kita perlu menggunakan rumus yaitu a + b + c Untuk mencari luas bangun segitiga sama kaki, 1 kita perlu menggunakan rumus yaitu 2 𝑥 𝑎 𝑥 𝑡. Bangun di samping disebut segitiga sama sisi Segitiga sama sisi memiliki tiga (3) buah sisi yang sama panjang.. Untuk mencari keliling bangun segitiga sama sisi, kita perlu menggunakan rumus yaitu a + b + c Untuk mencari luas bangun segitiga sama sisi, kita 1 perlu menggunakan rumus yaitu 2 𝑥 𝑠 2.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Pembuktian rumus keliling dan luas bangun datar PERSEGI Rumus keliling persegi = 4 x sisi Mengapa rumus keliling persegi 4 x sisi ?? Pertama, kita harus mengerti arti dari kata “KELILING”, keliling adalah garis atau bagian terluar dari suatu bangun datar. Oleh karena itu, untuk menentukan atau menghitung keliling suatu bangun datar adalah dengan cara menghitung bagian terluar dari bangun tersebut. Note: 1 persegi satuan = 1 cm x 1 cm. 1. 2. 3. 4. 5. 20. 6. 19. 7. 18. 8. 17. 9. 16. 10 15. 14. 13. 12. 11.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Seperti yang diketahui, persegi memiliki empat buah sisi (sisi ditunjukkan pada gambar dibawah ini dengan garis berwarna oren) yang tentunya sama panjang. Karena itulah untuk mencari keliling bangun persegi kita harus mengitari dan menghitung panjang masing-masing sisinya yang sama artinya dengan 4 X sisi. Berbeda dengan rumus luas persegi yaitu SISI X SISI. Mengapa SISI X SISI? Pertama kita harus mengetahui arti dari kata “LUAS” itu sendiri. Luas adalah banyaknya persegi satuan yang menutupi seluruh permukaan bangun datar tersebut.. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16 17. 18. 19. 20. 21. 23. 24. 25. 22.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. Perhatikan persegi di atas, cara menghitung luas bangun persegi diatas adalah dengan menghitung jumlah persegi satuan yang menutupi bangun persegi yang berwarna hijau. Jika dijumlahkan maka terdapat persegi satuan sebanyak 25 buah. Namun terdapat cara singkat untuk menghitung persegi satuan tersebut yaitu dengan cara mengkalikan dua sisi persegi yang sama artinya dengan SISI X SISI.. PERSEGI PANJANG Rumus keliling persegi adalah 2 x (p + l) Mengapa demikian? Karena bangun persegi panjang memiliki dua buah sisi horizontal yang sama panjang dan dua sisi vertikal yang sama panjang. Sisi horizontal yang sama panjang disebut sebagai panjang dan dua sisi vertikal yang sama panjang disebut sebagai lebar. Sehingga sama artinya dengan 2 x (p + l). Rumus luas persegi panjang adalah panjang x lebar atau p x l. Mengapa rumus luas persegi panjang adalah PANJANG X LEBAR atau p x l?.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Berikut penjelasannya:. 1. 2. 3. 5. 4. 6. 20. 7. 19. 8. 18. 9. 17. 10 16. 15. 14. 12. 13. 11. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16 17. 18. 19. 20. 21. 22. 24. 23.

Gambar

Tabel 2. 1 Tahapan Kompetensi dalam Komunikasi Menurut William Howel
Tabel 2. 2 Kriteria Kolaborasi Menurut Trilling&Fadel
Tabel 2. 3 Ciri-ciri Berpikir Kritis Menurut Trilling&Fadel
Tabel 2. 4 Ciri-ciri Kreatif Menurut Trilling&Fadel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun variabel dalam penelitian yang digunakan peneliti sesuai dengan judul ” Peningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

Menurut hasil wawancara dan observasi peneliti dengan wali kelas IVC di SD Negeri Ledug, terdapat beberapa permasalahan yang sangat fundamental dalam pembelajaran mata