3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna
memperkuat penelitian yang sudah ada sebelumnya57. Penelitian ini juga
bertujuan untuk mengamati kondisi sosial tertentu kemudian menjelaskannya. Peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif karena penelitian ini ingin menjelaskan hubungan antara dua variabel. Dari penelitian ini dapat diketahui bagaimana korelasi antara dua atau lebih variabel baik pola, arah, sifat, bentuk, maupun kekuatan hubungannya.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Teori yang digunakan adalah Difusi Inovasi untuk mengetahui persepsi nilai followers mengenai merek pribadi Henry Manampiring yang tergambar di konten blog “The Laughing Phoenix”.
Umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel sebuah populasi untuk mewakil populasi tersebut. Dengan demikian penelitian survei adalah "penelitian yang mengambil sample
dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok"58.
Tujuan dari menggunakan kuesioner ini untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat instruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset59.
Metode survei mempunyai ciri -ciri sebagai berikut :
1. Informasi diperoleh dari sekumpulan orang.
2. Informasi yang diperoleh dari sekumpulan orang tersebut yang merupakan sampel, dan.
3. Informasi diperoleh melalui bertanya dengan beberapa pertanyaan60.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Obyek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konten blog “The Laughing Phoenix” terhadap pembentukan persepsi nilai sosial followers
58 Masri Singarimbun Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta, 1989 hal 3 59 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, 2009, hal 60.
60
mengenai Merek Pribadi Henry Manampiring. Penelitian ini akan dilakukan terhadap pengunjug blog The Laughing Phoenix oleh Henry Manampiring.
3.3.2 Penentuan Populasi Penelitian
Salah satu tujuan penelitian adalah menjelaskan sifat populasi.61 Populasi
dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan subjek, variabel, konsep, atau
fenomena.62 Populasi adalah sumber data dalam penelitian yang memiliki jumlah
banyak dan luas.
Populasi dalam penelitian ini adalah followers blog The Laughing Phoenix Henry Manampiring yang berjumlah 94.476 orang. Data ini merupakan jumlah followers blog The Laughing Phoenix yang tercantum di blog Henry Manampiring.
61 Morissan, Metode Penelitian Survei, Jakarta: 2013, hal 109 62 Ibid
Gambar 3.1 Jumlah Followers Blog “The Laughing Phoenix”
Sumber: http://manampiring17.wordpress.com (diakses tanggal 18 April 2016)
3.3.3 Jumlah Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan anggota populasi yang bersifat representatif. Suatu sampel yang tidak representatif terhadap anggota populasi, berapa pun ukuran sampel itu, tidak dapat
digeneralisasi untuk menjelaskan sifat populasi di mana sampel diambil.63
Dengan populasi berjumlah 89.453, peneliti menarik sejumlah sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane, dengan presisi 10%.
n = 𝑁
𝑁𝑑²+1 Keterangan :
n = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah Populasi
d = Jumlah Presisi 10% (0.10)
Sampel diambil dari total populasi sebagai wakil dari populasi yang akan di jadikan responden. Dengan menggunakan rumus Taro Yamane, maka jumlah sample yang dibutuhkan adalah sebanyak :
n
=
9447694476(10%)2+1
n
=
94476 94476 (0.01) +1n
=
94476 944.76 +1n
=
94476 945.76n
= 99.89
Dari perhitungan tersebut, didapatkan jumlah sampel 99,89, yang jika dibulatkan menjadi 100 orang. Jadi, jumlah responden yang akan diteliti sejumlah 100 orang.
3.3.4 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini mencakup responden, subjek atau elemen yang dipilih karena karakteristik atau kualitas tertentu, dan mengabaikan mereka yang
tidak memenuhi kriteria yang ditentukan.64
Sampel terpilih dapat didefinisikan sebagai tipe penarikan sampel nonprobabilitas yang mana unit yang hendak diamati atau diteliti dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti dalam hal unit yang mana dianggap paling
bermanfaat dan representatif.65 Dengan demikian, pada sampel pursosive,
responden atau anggota sampel dengan sengaja dan tidak secara acak.
64 Morissan, op. cit., hal 117
3.4 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1 Definisi Konsep
Konsep adalah sebuah kata atau istilah yang diciptakan dan digunakan manusia untuk menyatakan sebuah gagasan abstrak yang dibentuk dengan cara membuat generalisasi dari bagian bagian serta proses meringkaskan berbagai
pengamatan yang berhubungan.66
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Blog
Blog adalah buku harian online, jurnal, yang di update dan disajikan sesuai urutan waktu di halaman Web. Yang harus diperhatikan untuk memulai sebuah situs blog adalah: platform yang akan digunakan, siapa yang akan menjadi penulis rutin blog, seberapa sering frekuensi konten blog disajikan, dan apa tujuan
dari blog tersebut.67
2. Merek Pribadi
Konsep merek pribadi berlandaskan pada komunikasi, yaitu bagaimana merek pribadi dikomunikasikan dan disajikan dengan menunjukan atribut diri yang memiliki diferensiasi dengan merek
pribadi orang lain. (Arruda, 2003)68 Nantinya, merek pribadi akan
membentuk persepsi atau emosi yang dipertahankan orang lain
66 Wimmer, D. Roger., Joseph R. Dominick, Mass Media Research, Thomson – Wadsworth, 2008,
hal 43
67 Ibid 68 Ibid
ketika melukiskan pengalamannya ketika berhubungan langsung
dengan pemilik merek pribadi.69
3. Persepsi Nilai Sosial Followers
Pandangan dan penilaian followers mengenai nilai – nilai yang disajikan oleh merek dan ditangkap oleh followers, yang kemudian diolah menjadi sekumpulan informasi yang dipercaya followers bisa mewakili nilai – nilai merek atau produk, dan digunakan konsumen untuk mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu kelompok sosial tertentu.
4. Teori Difusi Inovasi
Teori Difusi dan Inovasi menyatakan bahwa difusi (penyebaran) sebuah inovasi merupakan suatu fenomena kelompok masyarakat, bukan individu. Keberhasilan difusi inovasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari siapa sosok opinion leader yang menyampaikannya, media masa yang digunakan sampai seberapa cocok dan bermanfaat inovasi yang disampaikan dengan
masyarakat.70
Mengingat proses ini melibatkan sekelompok masyarakat, media yang dipilih dalam penyebaran inovasinya adalah media massa.
69 Fahlim Shaker, Reaz Hafiz, Personal Branding in Online Platform, Gobal Disclosure of
Economics and Business, Volume 3, 2014, hal 8
70 David L. Loudon & Albert J. Della Bitta, Consumer Behavior. Fourth Edition. McGrawl
Hal ini dilakukan untuk menjamin penyebaran inovasi yang
menjangkau lapisan masyarakat yang disasar.71
5. Opinion Leader
Dalam proses difusi inovasi, peran opinion leader sulit dipisahkan. Marketer kadang memilih opinion leader sebagai salah satu jalan untuk mempercepat proses difusi dan serta memperluas jangkauannya. Ada beberapa opinion leader yang merasa ‘terpanggil’ untuk menyebarkan inovasi atas keinginannya sendiri. 3.4.2 Operasionalisasi Konsep
Ilmu pengetahuan dibangun melalui penelitian yang memiliki tiga elemen
utama, yaitu: teori, operasionalisasi, dan observasi.72 Peneliti harus mampu
menghubungkan atau membuat suatu hubungan antara konsep abstrak dengan dunia empiris melalui observasi dengan menggunakan berbagai instrumen pengukuran yang ada. Dalam penelitian, keterhubungan ini dapat dicapai melalui
operasionalisasi konsep.73 Operasionalisasi Konsep X menjelaskan bagaimana
konsep akan diukur, dan bagaimana pekerjaan penelitian harus dilakukan. Dalam penelitian ini, operasionalisasi konsep akan disajikan dalam tabel berikut:
3.4.2.1 Operasionalisasi Konsep Variabel Bebas
Variabel bebas atau variabel independen (X) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen.74 Dalam penelitian ini,
71 Ibid, hal 280
72 Morissan, Metode Penelitian Survei, Jakarta:2012, hal 75 73 Ibid, hal 76
variabel bebasnya adalah konten blog Henry Manampiring, “The Laughing Phoenix”.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep Variabel X
Konsep Indikator Pengukuran
Konten Blog 1. Blog The
Laughing Phoenix berisi informasi mengenai isu sosial terbaru. 2. Blog The Laughing Phoenix berisi ulasan produk gadget terbaru. 3. Blog The Laughing Phoenix berisi mengenai ulasan merek tertentu. 4. Blog The Laughing Phoenix berisi pandangan Henry Skala Likert (1-5)
Manampiring mengenai kesetaraan gender. 5. Blog The Laughing Phoenix menggambarkan suasana kerja di dunia agency periklanan. 6. Blog The Laughing Phoenix berisi mengenai ulasan film terbaru. 7. Blog The Laughing Phoenix berisi promosi buku terbaru Henry Manampiring. 8. Beberapa konten blog The Laughing Phoenix ditulis
atas keinginan Henry
Manampiring sendiri.
9. Beberapa konten blog the Laughing Phoenix
merupakan ‘titipan’ sponsor.
1.4.2.2 Operasionalisasi Konsep Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang diteliti yng memiliki nilai yang diduga berasal dari pengaruh variabel independen yang
ditent ukan sendiri oleh peneliti secara sistematis.75 Dalam penelitian ini,
variabel terikatnya adalah persepsi followers mengenai nilai sosial merek pribadi Henry Manampiring.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Y
Konsep Indikator Pengukuran
Persepsi Nilai Sosial followers mengenai merek pribadi Henry
1. Followers merasa Henry Manampiring adalah sosok opinion leader.
2. Followers merasakan ada
Skala Likert (1-5)
Manampiring (Y)
kesesuaian antara informasi yang diberikan di blog The Laughing Phoenix dengan nilai – nilai kehidupan pribadinya.
3. Followers merasa dirinya
lebih terupgrade setelah
membaca informasi di blog The Laughing Phoenix.
4. Followers merasa lebih
mengerti dan memahami mengenai situasi bekerja di dunia periklanan.
5. Followers merasa menjadi pengguna sosial media yang lebih tanggap pada isu sosial 6. Followers merasa menjadi
lebih up-to-date mengenai gadget berteknologi baru. 7. Followers merasa menjadi
bagian dari orang yang menikmati film-film terbaru. 8. Followers merasa menjadi
bagian dari kelompok yang berpikiran dan memiliki pandangan lebih terbuka. 9. Followers merasa menjadi
bagian dari kelompok yang menghargai perempuan dan kesetaraan gender.
3.5 Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Uji Validitas
Validitas mengacu pada seberapa jauh suatu ukuran empiris cukup menggambarkan arti sebenarnya dari konsep yang tengah diteliti. Dengan kata lain, suatu instrument pengukuran yang valid mengukur apa yang seharusnya
diukur, atau mengukur apa yang hendak kita ukur.76
Dalam penelitian survei, uji validitas dihitung dari nilai korelasi antara data pada masing – masing pertanyaan dengan skor total memakai rumus teknik
korelasi momen produk Pearson.77
r =
𝑛(∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
√(𝑛 ∑ 𝑥
2−(Σ𝑥)
2(𝑛 ∑ 𝑦
2)−(∑ 𝑦)
2)
n = jumlah sampelx = skor asli variabel x
76 Ibid, hal 103 77 Ibid, hal 386
y = skor asli variabel y
r = derajat korelasi antar 2 variabel.
Derajat korelasi bervariasi antara -1.00 sampai +1.00 di mana hubungan yang memiliki nilai +1.00 merupakan hubungan korelasi positif sempurna, X dan Y sepenuhnya bersifat kovarian. Sedangkan hubungan dengan nilai -1.00
menunjukkan hubungan sempurna dalam arah yang negatif.78
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan terhadap suatu hasil pengukuran. Suatu pengukuran disebut reliable atau memiliki
keandalan jika konsisten memberikan jawaban yang sama,79
Uji reliabilitas biasanya menggunakan pendekatan Cronbach’s Alpha.
Ekspektasi korelasi yang mengukur konstruk yang sama disimbolkan dengan α.
Cronbach’s Alpha adalah fungsi dari jumlah pertanyaan di kuesioner, rata – rata
dari seberapa jauh 2 variabel saling mempengaruhi, dan variasi dari total skor.80
Cronbach’s Alpha yang sudah distandarisasi dapat didefinisikan sebagai:
α
standarized =𝐾𝑟 (1+(𝐾−1)𝑟) K = jumlah sampel
r = rata – rata dari korelasi koefisien yang tidak dibutuhkan
78
Ibid, hal 385
79 Ibid, hal 99
Hasil dari perhitungan ini bisa mengacu pada tabel standarisasi81 pengukuran melalui Cronbach’s Alpha berikut:
Tabel 3.3 Tabel Standarisasi Pengukuran Cronbach’s Alpha
Nilai Alpha Keterangan
0,0 – 0,2 Reliabilitas data buruk
0,2 -0,4 Reliabilitas data kurang
0,4 – 0,7 Reliabilitas data cukup
0,7 – 1,00 Reliabilitas data baik
3.6 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang memungkinkan keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan atau diuji, berdasarkan tingkat keyakinan yang telah ditentukan.
3.6.1 Uji Normalitas Data
Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate. Jika terdapat normalitas, maka
residual akan terdistribusi secara normal dan independen.82 Hasil uji statistik
dikatakan akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal. Jika variabel tidak terdistribusi normal, maka hasil uji statistik akan terdegradasi.
81 Sekaran dalam Duwi Priyatno, 2008, Mandiri Belajar SPSS: Untuk Analisis Data & Uji Statistika, Mediakom, Jakarta, hal 76
82 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, Badan Penerbit
3.6.2 Analisis Korelasi Spearman
Analisis korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis ini berfungsi untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel, yang dinamakan koefisien korelasi. Besarnya koefisien korelasi berkisar
antara -1 sampai dengan +1.83
Bentuk atau arah hubungan di antara variabel, koefisien korelasi dinyatakan dalam positif (+) atau negatif (-). Jika koefisien korelasi bernilai nol, maka memiliki arti bahwa variabel yang diuji tidak memiliki hubungan. Koefisien korelasi bernilai +1 berarti variabel memiliki hubungan positif sempurna. Jika koefisien korelasi menunjukkan angka -1, berarti variabel memiliki hubungan
negatif sempurna.84
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi85
Interval Nilai Kekuatan Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah atau lemah sekali
0,200 – 0,399 Rendah atau cukup
0,400 – 0,599 Sedang atau cukup
0,600 – 0,799 Tinggi atau kuat
0,800 – 1,000 Sangat tinggi atau kuat sekali
83 Mikha Agus Widiyanto. Statistika Terapan. Konsep & Aplikasi SPSS/LISREL dalam Penelitian Pendidikan, Psikologi & Ilmu Sosial Lainnya. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2013, hal 182. 84 Ibid
Penelitian ini menggunakan analisis korelasi Spearman dalam pengujiannya, karena penelitian ini menggunakan skala interval (skala Likert) dalam mengumpulkan data kuesioner.
3.6.3 Analisis Regresi Linear Sederhana
Dasar pengambilan keputusan bahwa suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak adalah dengan melihat probabilitasnya (nilai signifikansi) serta perbandingan antara t hitung dengan t tabel, serta nilai t pada uji T. Nilai statistik tabel diambil dari nilai df atau degree of freedom terhadap data 100 responden, dengan tingkat signifikansi data sebesar 5%. Nilai t tabel yang diambil untuk penelitian ini adalah 1,984.
Tabel 3.5 Kategori Uji Hipotesis Penelitian86
Kategori Deskripsi
Ho diterima (memiliki pengaruh positif)
Probabilitas < 0,05 t hitung > t tabel Ho ditolak (tidak memiliki pengaruh
positif)
Probabilitas < 0,05 t hitung < t tabel
Dari uji T atau t test akan didapat t hitung dan nilai signifikansinya 5% (probabilitas). Jika nilai lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi menunjukkan Ho diterima, H1 ditolak, yang artinya variabel x
konten blog “The Laughing Phoenix” memberikan pengaruh positif terhadap
variabel Y Persepsi Followers mengenai nilai sosial merek pribadi Henry Manampiring.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder.
3.7.1 Data Primer
Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.87 Dalam hal ini, data primer
dikumpulkan dan diolah sendiri secara khusus oleh penulis dengan cara menggunakan kuesioner yang sudah di uji coba sebelumnya.
Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab pertanyaan dalam bentuk skala untuk mengukur sikap responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Likert Scale 1-5 digunakan dalam penelitian ini yang terbagi menjadi:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Ragu-ragu/Netral (N)
4 = Setuju (S)
87 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
5 = Sangat Setuju (SS)
Setiap butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner tidak diurutkan berdasarkan variabel. Hal ini dimaksudkan agar responden lebih fokus terhadap butir pertanyaan dan tidak terpengaruh akan terhadap variabel apa butir pertanyaan tersebut disajikan.
Uji coba kuesioner harus dilakukan untuk menguji apakah kuesioner yang dibuat oleh peneliti sudah layak untuk diberikan pada responden sampel penelitian
atau belum.88 Responden yang mengisi uji coba kuesioner tidak harus sesuai
dengan sampel penelitian, oleh karena itu, peneliti memilih 10 responden mahasiswa Universitas Mercubuana jurusan Marketing Communication sebagai responden uji coba kuesioner.
Setelah uji coba kuesioner berhasil dan pertanyaannya bisa dipahami, peneliti menyebarkan kuesioner dengan responden sampel yang sesuai dengan teknik penarikan sampel sejumlah 100 orang.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang kita butuhkan.89 Data sekunder biasamya digunakan
untuk melengkapi data primer.
Pengumpulan dara sekunder dalam penelitian ini yaitu dengan cara : studi pustaka, mengumpulkan data dari buku-buku perpustakaan, majalah, website dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah penelitian.
88 Morissan, op. cit., hal 207 89 Burhan Bungin, op. cit, hal. 122
Teknik ini digunakan dengan cara mengumpulkan data yang sudah diolah oleh pihak lain melalui kepustakaan dilakukan terhadap buku-buku referensi, artikel di website, dan jurnal sebagai bahan masukan untuk memperkuat penelitian yang penulis buat.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dengan menerapkan statistika metode korelasi. Metode ini menggambarkan secara kuantitatif asosiasi maupun
relasi satu variabel interval dengan variabel interval lainnya.90 Tahapan analisis
data dibagi menjadi proses editing, coding, analisa dan interpretasi data. 3.8.1 Proses Editing
Editing data adalah meneliti data kembali yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang dikumpulkan tersebut cukup baik dan relevan untuk di
proses atau diolah lebih lanjut.91
3.8.2 Proses Pengolahan Data (Coding)
Coding berusaha mengklasifikasikan ( mengelompokkan jawaban dari responden ) menurut kategori dengan cara memberikan angka-angka tertentu yang
menyangkut keterangan tertentu.92
90 Dr Deni Darmawan, S.Pd., M.Si, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: 2013, hal 176 91 Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, Bumi Aksara, Jakarta 2006, Hal. 7
3.8.3 Proses Scoring
Proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini responden.
a. Untuk jawaban “STS” sangat tidak setuju diberi nilai = 1
b. Untuk jawaban “TS” tidak setuju diberi nilai = 2
c. Untuk jawaban “N” netral atau ragu-ragu diberi nilai = 3
d. Untuk jawaban “S” setuju diberi nilai = 4
e. Untuk jawaban “SS” sangat setuju diberi nilai = 5
3.8.4 Tabulasi Data
Bagian akhir dari teknik analisis data. Tabulasi data adalah memasukkan data pada tabel, mengatur angka dan menghitungnya.
3.9 Hipotesis Statistika
H0 :Diduga variabel konten blog “The Laughing Phoenix” berpengaruh
signifikan terhadap persepsi followers mengenai nilai sosial merek pribadi Henry Manampiring yang positif. Dengan nilai probabilitas < 0,05, dan t hitung > 1.984.
H1 :Diduga variabel konten blog “The Laughing Phoenix” tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi followers mengenai nilai sosial merek pribadi Henry Manampiring yang positif. Dengan nilai probabilitas < 0,05, dan t hitung < 1.984.