• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO III BLOK BAHAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI II SEMEN KEDOKTERAN GIGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TUTORIAL SKENARIO III BLOK BAHAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI II SEMEN KEDOKTERAN GIGI"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO III

BLOK BAHAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI II SEMEN KEDOKTERAN GIGI

Di susun oleh: Kelompok Tutorial V

1. Moh. Reza Abdillah (101610101018)

2. Karina Ardiny (101610101022)

3. Rangga Diputra (101610101023)

4. Cut Gusti Ayo Hoesin (101610101036)

5. Wardatul Jannah (101610101037) 6. Nirmala Maulida K (101610101038) 7. Ardian Pradana (101610101064) 8. Ade Ivin D. (101610101065) 9. Elliza Wardhani (101610101066) 10.Dinar Prafita (101610101068) 11.Vivi Felicia (101610101069)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSTAS JEMBER

(2)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tutorial skenario III Blok Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi II dengan judul “Semen Kedokteran Gigi”

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. drg. Agus Sumono, M.Kes selaku dosen pembimbing tutorial yang telah berkenan membimbing penulis sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan yang tidak mungkin disebutkan satu persatu di sini.

Penulis juga menerima kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ……… iii

BAB 1. PENDAHULUAN ……….. 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……….. 2

BAB 3. PEMBAHASAN ………. 6

BAB 4. PENUTUP ……….. 20

(4)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semen merupakan suatu bahan non logam yang digunakan secara luas di bidang kedokteran gigi. Semen adalah bahan yang penting untuk keperluan klinis karena aplikasi penggunaanya sebagai lutting (perekat) untuk merekatkan denture dan orthodontic band pada gigi, sebagai cavity liner dan basis untuk melindungi pulpa serta sebagai bahan restorasi. Untuk berbagai aplikasi tersebut diperlukan berbagai jenis semen yang semakin berkembang untuk memenuhi criteria bahan aplikasi yang akan digunakan. Berbagai jenis semen yang digunakan adalah zinc oxide eugenol, zinc oxide phospat, silikat, zinc polikarboksilat, glass ionomer semen, dan lain sebagainya.

Semen harus memiliki sifat dan syarat yang harus dipenuhi. Semen yang digunakan untuk lutting dan restorative harus mempunyai perlekatan baik mekanik ataupun kimia yang kuat pada gigi. Selain itu, semen yang digunakan harus bersifat biocompatible. Berbagai factor dapat mempengaruhi waktu dan reaksi setting dari semen yang dapat berpengaruh pada semen setelah setting.

Sebagian besar semen dipasok dalam bentuk bubuk dan cairan. Material ini dapat dimanipulasi secara manual dengan menggunakan ratio bubuk dan cairan yang tepat, maupun secara mekanik dalam bentuk kapsul. Selain bentuk bubuk dan cairan, semen juga dapat ditemukan dalam bentuk system dua pasta. Metode dan alat yang digunakan untuk manipulasi dari tiap semen berbeda. Diperlukan manipulasi yang tepat untuk menghasilkan output yang bagus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis semen di kedokteran gigi?

2. Bagaimana sifat serta kekurangan dan kelebihan dari tiap jenis semen tersebut?

(5)

3. Bagaimana teknik manipulasi dari tiap semen beserta instrument yang digunakan?

1.3 Tujuan

1. Mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi semen di kedokteran gigi 2. Mampu mengetahui dan menjelaskan sifat serta kekurangan dan kelebihan

dari tiap jenis semen

3. Mampu mengetahui dan menjelaskan tekhnik manipulasi dari setiap semen beserta instrument yang digunakan

(6)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Syarat Semen Kedokteran Gigi Syarat Semen Kedokteran Gigi

1. Tidak beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan yang lain 2. Tidak mudah larut dalam saliva

3. Sifat mekanis

4. Melindungi pulpa dari :

5. Sifat optis mempunyai warna serupa warna gigi

6. Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen, akrilik, alloy, tetapi tidak lengket pada alat K.G.

7. Bakteriostatik

8. Tidak mengurangi sensitivitas dentin

9. Sifat rheological yaitu Kekentalan yang rendah (sesuai denga kebutuhan) dan ketebalan selapis tipis (Film thickness)

2.2 Klasifikasi Semen Kedoktera Gigi 1. Semen dengan Reaksi Asam

a. Bahan dasar Zinc Oxide

1. Semen Zinc Oxide Eugenol 2. Semen Zinc Phosphate 3. Semen Zinc Polycarboxylate b. Dapat membentuk bahan kaca

1. Semen Silikat

2. Semen Glass Ionomer 2. Bahan yang Berpolimerisasi

1. Cyanoacrylates

2. Polimer Dymethacrylate 3. Composite – polymer ceramic 3. Bahan lain

(7)

1. Kalsium Hidroksida 2. Gutta Percha

(8)

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Klasifikasi Semen Kedokteran Gigi 1. Semen Seng Oksida Eugenol

Gambar 1. Contoh produk semen Seng Oksida Eugenol Sumber: http://www.pspdentalco.com/cements.html Fungsi:

1. Sebagai bahan perekat restorasi sementara dan permanen 2. Sebagai basis dan pelapik

3. Sebai bahan pengisi saluran akar (sealer) pada perawatan pulpotomi Komposisi:

Bubuk semen ini terdiri atas oksida seng.Magnesium oksida dapat dijumpai dalam jumlah yang kecil, zinc asetat dalam jumlah hingga 1% dipergunakan sebagai akselerator untuk reaksi seting.

Cairannya terdiri dari eugenol yang merupakan konstitusi utama minyak cengkeh.Minyak olive juga dapat ditemukan dalam jumlah hingga 15%, kadang-kadang diberi asam asetat sebagai akselerator.

Klasifikasi :

1. Tipe1 digunakan untuk semen sementara.

2. Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat di luar mulut.

3. Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas. 4. Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas

(9)

Sifat :

1. Meminimalkan kebocoran mikro

2. Memberikan perlindungan terhadap pulpa 3. Daya antibakteri

4. PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan

5. Rasio bubuk cairan akan mempengaruhi kecepatan peng erasan 6. Kekuatannya berkisar 3 – 55 Mpa

2. Semen Zinc Phosphate

Gambar 2. Contoh produk semen Seng Phosphate

Sumber : http://tokosakura.com/index.php?act=viewProd&productId=1300

http://www.fuzing.com/vli/003015117261/Dental-Zinc-Phosphate-Cement

Fungsi:

1. Sebagai bahan tambalan sementara

Sebagai tambalan sementara, semen ini didasari oleh Seng okside yang dicampur dengan cairan asam fosfat 50%. Bila menggunakan Seng phosphate maka kavitas tidak terlalu besar dan kekuatan pengunyahan yang dipusatkan pada daerah gigi tersebut tidak boleh terlalu besar.Untuk menjamin kestabilan dan kekuatan tambalan sementara serta mencegah fraktur dari sisa cups di sekeliling kavitas yang besar, bahan ini di gunakan bersama dengan plat tembaga lembut yang dipotong dan dibentuk yan gkemudian disemenkan di sekliling mahkota dan tambalan sementara dengan menggunakan semen yang.

(10)

2. Sebagai Bahan Basis dan Pelapik

Sedangkan sebagai basis, digunakan dalam bentuk dempul dan bentuk lapisan yang relative tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan untuk melindungi pulpa dari iritasi kimia dan fisik serta menghasilkan penyekat terhadap panas dan menahan tekanan yang diberikan selama penempatan bahan restorative.

3. Sebagai Bahan Perekat Inlay, Jembatan dan Pasak Inti

Sebelum memulai penyemenan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan dan pengeringan daerah kerja, semen fosfat dnegn slow setting dibuat dengan menmbah bubuk dalam jumlah secukupnya dalam cairan sekitar 1-1,5 menit pada glass slab yang dingin, semen yang telah dicampur dioleskan pada bahan resatoratif dan dimasukkan kedalam kavitas kemudian ditekan secara intermitten sampai posisinya benar-benar baik. Semen yang telah benar-benar mengeras, sangat penting untuk membersihkan sisa-sisa semen di bagian proksimal dan servikal untuk menghindari iritasi gingival.

Komposisi:

Komposisi terdiri dari powder seng oksida 90% dan Magnesium 10 % dan asam phorporic, garam logam dan air sebagai liquid. Penggunaan sebagai basis, konsistensi harus seperti dempul, campuran bubuk dan liquid dengan ratio 6:1 atau sesuai kebutuhan, membentuk adonan yang tidak cair tidak padat, aduk dengan putaran melawan jarum jam, tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis. Waktu pengerasan sekitar 5-9 menit dan kelebihan tumpatan dibuang.

Sifat :

1. Insolator panas yang baik

2. Daya larut relatif rendah di dalam air 3. Keasamanan semen cukup tinggi 4. Compressive strength yang tinggi 5. Iritatif terhadap pulpa

(11)

3. Semen Silikat

Semen Silikat dibuat dengan mencampur powder yang terbuat dari alumino-Fluoro-Silikat glass dengan liquid 37% asam fosfat. Secara kimia asam melarutkan dan menggabungkan sebagian kaca. Hal ini menciptakan suatu matriks yang sangat keras dan rapuh. Campuran cairan semen ini sama dengan semen Seng fosfat, bagaimanapun, penggunaan utama dalam kedokteran gigi adalah sebagai material yang sewarna dengan gigi. Karena matriks sangat keras, rapuh dan kurangnya ketahanannya terhadap abrasi membatasi penggunaannya sebagai bahan basis restorative.

Sampai munculnya komposit resin, silikat adalah material gigi hanya mengisi warna yang tersedia, dan satu-satunya alternatif untuk amalgam perak sebagai (non emas) sederhana bahan pengisi permanen. Penggunaannya terbatas pada gigi depan, atau daerah kerusakan tidak pada permukaan gigi belakang yang mempunyai kekutan tekan besar.

Gambar 9. Contoh produk Semen Silikat

Sumber: http://www.indiamart.com/pls-sons/products.html

Keuntungan dari semen ini, selain warnanya, adalah terdapat fluoride dari glass, (komponen dari bahan matriks karena reaksi kimia yang terlibat dalam pencampuran bubuk dengan cairan), fluoride cenderung mencegah karies lebih lanjut di sekitar margin, (kenyataannya, merupakan karakteristik dari semua formulasi menggunakan Al-Fl-Si glass dan asam kombinasi). Masalah utama dengan semen silikat sebagai bahan restoratif adalah tampilannya. Partikel-partikel kaca rentan terhadap tekanan, mudah berubah warna dan kasar. Kesulitan lain adalah kerapuhan dari matriks estetik karena menyebabkan

(12)

permukaan krasing dan marjinal chipping sebagai usia restorasi dan menciptakan lebih banyak tempat potensial untuk noda untuk memperparah. Fungsi:

1. Restorasi gigi anterior. Komposisi :

Bubuk semennya adalah kaca yang terdiri atas silika (SiO2), alumina

(Al2O3), senyawa fluorida seperti NaF, CaF2, dan Na3AlF6, dan beberapa

garam kalsium seperti Ca(H2PO4)2.2H2O dan CaO. Bahan-bahan ini

dipanaskan sampai temperatur 1400⁰C untuk membentuk kaca. Senyawa fluorida digunakan untuk menurunkan temperatur pencampuran dari kaca.

Cairannya adalah larutan dari asam fosfor dengan garam-garam dapar. Ketika bubuk dan cairan dicampur, permukaan partikel bubuk terpajan asam, dan melepaskan ion-ion Ca2+, Al3+, dan F-. Ion-ion logam berpresipitasi sebagai fosfat yang membentuk matriks semen dengan sisipan garam-garam fluorida.

Sifat :

1. Warnanya sesuai dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi anterior

2. Tensil strenght kurang baik

3. Daya larut semen di dalam air memang rendah, namun mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat di atasnya

4. Terikat secara kimiawi dengan struktur gigi karena adanya fluoride (kekuatan ikatan denngan email akan lebih besar daripada dengan dentin)

(13)

4. Semen Polikarboksilat

Gambar 11. Contoh produk Semen Polikarboksilat Sumber: Phillips dalam Kadariani. 2001

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdf http://www.fuzing.com/vli/003015f17253/Dental-Polycarboxylate-Cement http://dentala2z.co.uk/Poly-Zinc-Plus-Zinc-Polycarboxylate-cement Fungsi:

1. Cementation of crowns and bridges 2. Cementation of inlays and onlays

3. Orthodontic cementation of bands and brackets

4. Base or lining material under composite, amalgam or glass ionomer 5. Temporary filling material

Komposisi :

Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Bismuth dan aluminium juga dapat ditambahkan. Dapat juga mengandung sejumlah kecil stanous fluorida, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasinya. Bahan ini merupakan bahan penambah yang penting karena juga meningkatkan kekuatan.

Cairannya adalah larutan air asam piliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misalnya sam itakonik. Berat molekul dari poliasam berkisar antara 30.000-50.000. konsentrasi asam dapat bervariasi antara satu semen dengan semen lainnya tetapi biasanya sekitar 40%.

Campuran bubuk dan liquid dengan ratio 1,5:1 atau sesuai kebutuhan, sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat, aduk dengan putaran

(14)

melawan jarum jam, tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis. waktu pengerasan sekitar 2,5-5 menit, buang kelebihan tumpatan

Sifat:

1. Compressive strength besar 2. Insolator panas yang baik

3. Adhesif secara kimia dengan struktur gigi 4. Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat 5. Modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat

6. Daya larut rendah teradap asam namun mudah larut dalam saliva

5. Semen Ionomer Kaca (SIK)

Gambar 5. Contoh produk Semen Ionomer Kaca

Sumber: http://solutions.3mindia.co.in/wps/portal/3M/en_IN/3M-ESPE-Asia/dental-professionals/products/category/cement/ketac-cem-easymix/

Semen Ionomer Kaca merupakan salah satu bahan restorasi plastis di bidang kedokteran gigi yang perkembangannya paling menarik, bahan ini ditemukan oleh Wilson dan kenk tahun 1972 sebagai bahan pertama yang paling praktis, sewarna dengan gigi dan beradhesi secara kimiawi walaupun versi awalnya tidak baik dan alaur dalam cairan mulut

(15)

Klasifikasi dan Kegunaan

a) Conventional Glass Ionomer Cements

Pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent tahun 1972, bahan yang digunakan berasal dari

dan komponen glass fluoroaliminosilicate.

b) Resin Modified Glass Ionomer Cements (Conventional with addition of HEMA)

Campuran antara polymer HEMA

Gambar 14. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Sumber: Sutrisno, G. 2011.

ionomerCement.pdf

http://en.wikipedia.org/wiki/(Hydroxyethyl)methacrylate c) Hybrid Ionomer Cements (Also known as Dual

Cements)

d) Tri-cure Glass Ionomer Cements Klasifikasi dan Kegunaan

Conventional Glass Ionomer Cements

Pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent tahun 1972, bahan yang digunakan berasal dari campuran asam poliaklenoic seperti asam poliacrilic dan komponen glass fluoroaliminosilicate.

Resin Modified Glass Ionomer Cements (Conventional with addition of

Campuran antara Conventional Glass Ionomer Cements polymer HEMA (poly-hydroxyethylmethacrylate)

Gambar 14. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Resin Modified dan

Sutrisno, G. 2011. http://staff.ui.ac.id/internal/130536743/material/3 ionomerCement.pdf

http://en.wikipedia.org/wiki/(Hydroxyethyl)methacrylate Hybrid Ionomer Cements (Also known as Dual-cured Gla

Gambar 15. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Hybrid Sumber: http://dentala2z.co.uk/RelyX-Luting-Cement/en

cure Glass Ionomer Cements

Pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent tahun 1972, bahan yang campuran asam poliaklenoic seperti asam poliacrilic

Resin Modified Glass Ionomer Cements (Conventional with addition of

Conventional Glass Ionomer Cements dengan bahan

Struktur HEMA

http://staff.ui.ac.id/internal/130536743/material/3-Glass-cured Glass Ionomer

Hybrid

(16)

Gambar 16. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Tri-Cure

Sumber: http://www.shopcreator.com/mall/productpage.cfm/dmi/_3M-3303A3P/309979/Vitremer

e) Metal-reinforced Glass Ionomer Cements

Gambar 17. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Metal-reinforced Sumber: (Craig dalam Lubis, F.L. 2004) dan

http://www.voco.com/en/products/_products/meron_plus/index.html

Semen glass ionomer kurang kuat, dikarenakan tidak dapat menahan gaya mastikasi yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik. Ada 2 metode modifikasi yang telah dilakukan, metode I adalah mencampur bubuk logam campur amalgam yang berpartikel sferis dengan bubuk glass ionomer tipe II. Semen ini disebut gabungan logam campur perak. Metode II adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan menggunakan pemenasan yang tinggi. Semen ini disebut sebagai cermet. Mikrograf skening electron dari bubuk cermet menunjukan partikel-partikel bubuk perak melekat ke permukaan dari partikel-partikel bubuk semen.

Kegunaan Semen Ionomer Kaca 1. Tipe I : Luting Cement

Semen ini berguna untuk merekatkan gigi mahkota atau jembatan, tumpatan tuang dan alat-alat ortodonti cekat. Semen perekat ini mencegah kebocoran tepi restorasi dan

(17)

lapisan semen harus dibuat setipis-tipisnyaagar tidak terlarutkan oleh cairan mulut.

2. Tipe II : Restorative Cement

Guna semen ini sebagai tumpatan estetik sewarna dengan gigi

3. Tipe III : Liner and Basis Cement 4. Tipe IV : Fissure sealants

5. Tipe V : Orthodontic Cements 6. Tipe VI : Core build up

7. Tipe VII : Fluoride releasing

8. Tipe VIII : ART(atraumatic restorative technique) 9. Type IX : Deciduous teet

Komposisi

Semen ini adalah sisitem bubuk cairan, yang berbentuk karena reaksi antara kaca alumino-silikat dengan asam poliakrilat yang sering disebut alumino silikat poyacrilic acid (ASPA). (Williams dalam Lubis, F.L. 2004).

1. Komposisi Bubuk

Bubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca alumina-silikat. Walaupun memiliki karakteristik yang sama dengan silikat tetapi perbandinagn alumina-silikat lebih tinggi pada semen silikat.

Tabel 3. Komposisi bubuk Semen Ionomer Kaca Sumber: Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004.

(18)

2. Komposisi Cairan

Cairan yang digunakan Semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental cnederung membentuk gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat dalah dalam bentuk kopolimer dengan asam itikonik, maleic atau asam trikarbalik. Asam-asam ini cenderung menambah reaktivitas dari cairan, mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel.

Asam tartaric juga terdapat dalam cairan yang memperbaiki karakteristik manipulasi dan meningkatkan waktu kerja, tetapi memperpendek pengerasan. Terlihat peningktan yang berkesinambungan secara perlahan pada kekentalan semen yang tidak mengandung asam tartaric. Kekentalan semen yang mengandung asam tartaric tidak menunjukkan kenaikan kekentalan yang

Tabel 4. Komposisi Cairan Semen Ionomer Kaca Sumber: Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8180/1/000600064.pdf

.Reaksi Pengerasan

Ketika bubuk dan cairan Semen Ionomer Kaca dicampurkan, cairan asam akan memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan membentuk lapisan semen tipis yang akan mengikuti inti.

Selain cairan sam, kalsium, aluminium, sodium sebagai ion-ion fluoride pada bubuk Semen Ionomer Kaca akan memasuki partikel kaca yang akan membentuk ion kalsium (ca2+) kemudian ion aluminium (Al3+) dan garam

(19)

fluor yang dianggap dapat mencegah timbulnay karies sekunder. Selanjutnya partikel-partikel kaca lapisan luar membentuk lapisan.

Gambar 21. Reaksi pengerasan Semen Ionomer Kaca Sumber: Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8180/1/000600064.pdf

Sifat Semen Ionomer Kaca

Sifat Semen Ionomer Kaca adhesive yang mengikat enamel dan dentin. Ikatan ini terjadi karean interaksi antara ion-ion golongan karboksil dan semen dan ion-ion kalsium dari gigi, iakatan ke enamel lebih besar daripda iktannya ke dentin. Pengikatan ini baik sebagai bahan penutupan kavitas.

1. Sifat Fisis a. Anti karies

Ion fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih tahan terhadap karies.

b. Thermal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel c. Tahan terhadap abrasi

ASPA tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada penggunaan dalam restorasi dari groove yang abrasi servikalnya 2. Sifat Mekanis

a. Compressive strength : 150 MPa, lebih rendah dari silikat b. Tensile strength : 6,6 MPa, lebih tinggi dari silikat

(20)

c. Hardness : 49 KHN, lebih lunak dari silikat d. Frakture toughness : Beban yang kuat dapat terjadi fraktur 3. Sifat Kimia

Semen Ionomer Kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari Semen Ionomer Kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan dapat dikurangi. Semen Ionomer Kaca tahan terhadap suasana asam, oleh karena adanya ikatan silang diantara rantai-rantai semen ionomer kaca. Ikatan ini terjadi karena anya polyanion dengan berat molekul yang tinggi (Phillips dalam Lubis, F.L. 2004).

Kemampuan Semen Ionomer Kaca untuk bertindak sebagai suatu yang dapat mengisi cadangan ion fluor dapat mendorong melakukan hal tersebut. Ion fluoride di dalam rongga mulut mempunyai pengaruh yang menguntungkan apabila gigi terus menerus terkena larutan rendah melalui air minum, pasta gigi atau cairan untuk kumur-kumur. Ion fluroda dalam konsentrasi rendah akan membuat ikatan hidroksiapatit. Pada reaksi ini terjadi pertukaran langsung antara ion OH- dan ion F-. Jumlah fluorapatit yang ternemtuk tidak banyak karena reaksi ini tergantung pada pH dan pH 4 reaksi ini akan berlangsung kira-kira 100 kali lebih cepat dibandingkan pada pH 7. Hal ini bukan disebabkkan pertukaran ion yang lebih cepat tetapi karena pada pH rendah akan terbentuk hasil antara, yaitu akatan kalsuim fosfat [Ca3(PO4)2] yang disebut dengan brushit, suatu

senyawa paling stabil pada lingkungan dengan pH rendah.

Ca HPO4 2H2O : Ca10 (PO4)6 (OH)2 + 8H+ 6CaHPO4 2H2O + 4Ca2+

(Hidroksiapatit) (Brushit)

Permukan enamel yang secara adekuat diperkuat dengan ion fluoride, resistensinya terhadap asam akan meningkat ke titik dimana

(21)

demineralisasi tidak akan terjadi atau remineralisasi akan lebih cepat sehingga proses karies terhenti pada sisi tersebut.

Gambar 25. Proses pertukaran ion [Ca Sumber: Galinggih, 2011

http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen

4. Sifat Biologi

cukup baik artinya tidak mengiri

ketebalan sisa dentin ke arah pulpa tidak kurang dari 0,5 mm. kontaminasi saliva selama penumpatan dan sebelum semen mengeras sempurna akan merugikan tumpatan karena semen akan mudah larut dan daya adhesi akan menurun.

Kavitas ha

isolasi yang efektif serta tumpatan ditutup dengan lapisan resin atau pernis yang kedap air selama beberapa jam setelah penumpatan untuk mencegah desikasi karena hilangnya cairan atau melarut karena menyerap

6. Semen Ionomer Kaca Dengan Modifikasi Resin

Kepekaan terhadap cairan dan kekuatan awal yang rendah dari semen ionomer kaca merupakan akibat dari reaksi pengerasan asam

Beberapa gugus fungsional yang terpolimerisai ditambahkan dalam f

semen untuk mempercepat proses curing sehingga semen dapat kedua demineralisasi tidak akan terjadi atau remineralisasi akan lebih cepat sehingga proses karies terhenti pada sisi tersebut.

Gambar 25. Proses pertukaran ion [Ca3(PO4)2] membentuk brushit Sumber: Galinggih, 2011

http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/

Sifat Biologi

Semen Ionomer Kaca memiliki sifat biokompabilitas yang cukup baik artinya tidak mengiritasi jaringan pulpa sejauh ketebalan sisa dentin ke arah pulpa tidak kurang dari 0,5 mm. kontaminasi saliva selama penumpatan dan sebelum semen mengeras sempurna akan merugikan tumpatan karena semen akan mudah larut dan daya adhesi akan menurun.

Kavitas harus dijaga agar tetap kering dengan mngusahakan isolasi yang efektif serta tumpatan ditutup dengan lapisan resin atau pernis yang kedap air selama beberapa jam setelah penumpatan untuk mencegah desikasi karena hilangnya cairan atau melarut karena menyerap air

Semen Ionomer Kaca Dengan Modifikasi Resin

Kepekaan terhadap cairan dan kekuatan awal yang rendah dari semen ionomer kaca merupakan akibat dari reaksi pengerasan asam-basa yang lambat. Beberapa gugus fungsional yang terpolimerisai ditambahkan dalam f

semen untuk mempercepat proses curing sehingga semen dapat kedua demineralisasi tidak akan terjadi atau remineralisasi akan lebih cepat

brushit

kaca/

Semen Ionomer Kaca memiliki sifat biokompabilitas yang tasi jaringan pulpa sejauh ketebalan sisa dentin ke arah pulpa tidak kurang dari 0,5 mm. kontaminasi saliva selama penumpatan dan sebelum semen mengeras sempurna akan merugikan tumpatan karena semen akan

rus dijaga agar tetap kering dengan mngusahakan isolasi yang efektif serta tumpatan ditutup dengan lapisan resin atau pernis yang kedap air selama beberapa jam setelah penumpatan untuk mencegah desikasi karena hilangnya cairan atau melarut

Kepekaan terhadap cairan dan kekuatan awal yang rendah dari semen basa yang lambat. Beberapa gugus fungsional yang terpolimerisai ditambahkan dalam formula semen untuk mempercepat proses curing sehingga semen dapat kedua

(22)

kekurangannya dan memungkinkan bahan yang tebal menjadi matang melalui reaksi asam-basa. Produk ini disebut semen dengan pengerasan ganda jika hanya digunakan satu mekanisme polimerisasi; jika kedua polimerisasi digunakan disebut semen dengan pengerasan triple. Material ini diklasifikasikan sebagai ionomer kaca dengan modifikasi resin atau disebut juga dengan ionomer hybrid.

Tergantung pada formulasi pengolahan dan rasio P/L, penerapan klinis dari ionomer kaca modifikasi resin mencakup penggunaannya sebagai liners, penutup fissure, basis, core buildups, restorasi, bahan adesif untuk bracket orthodonty, memperbaiki bahan untuk kerusakan amalgam inti atau cups dan menurunkan kualitas bahan pengisi akar. Untuk setiap penerapan tersebut, kondisi permukaan struktur gigi dengan asam lemah tetap penting untuk formasi pengikatan.

Sifat

1. Semen glass ionomer memberikan estetik yang baik, terutama sebagai restorasi pada gigi anterior.

2. Semen glass ionomer memiliki compressive strength dan hardness lebih kecil dari semen silikat. Compressive strength semen glass ionomer sebesar 150 Mpa (22.000 psi), sedangkan semen silikat besarnya 180 Mpa (26.000 psi). Tensile strength semen glass ionomer sebesar 6,6 Mpa (960 psi) sedangkan semen silikat sebesar 3,5 Mpa (500 psi). Besarnya hardness semen glass ionomer adalah 48 KHN, sedangkan semen silikat sebesar 70 KHN.

3. Semen glass ionomer bersifat brittle sehingga tidak digunakan untuk tambalan di bagian oklusal yang menahan daya kunyah besar.

4. Semen glass ionomer memiliki solubility (kelarutan) lebih rendah dari semen silikat, yaitu sebesar 0,4% sedangkan semen silikat 0,7%. Berdasarkan tes terhadap cavitas mulut, semen glass ionomer memiliki resistensi tinggi terhadap degradasi dibandingkan dengan semen lainnya. 5. Semen glass ionomer berikatan kimia dengan enamel dan dentin, sehingga

(23)

V dan juga untuk restorasi erosi pada daerah gingival. Ikatan tersebut bersifat adhesive dan memerlukan ikatan mekanik dengan cavitas yang telah dipreparasi agar tidak terjadi karies.

6. Semen glass ionomer bersifat antikariogenik, yaitu dapat mencegah terjadinya karies seperti halnya semen silikat. Hal ini dikarenakan terjadi pembebasan flouride oleh semen. Demikian halnya dengan enamel yang berkontak dengan restorasi semen tersebut, akan memperoleh flouride sehingga dapat meningkatkan daya tahan terhadap asam

7. Berdasarkan struktur histologisnya, semen glass ionomer bersifat biocompatible. Semn ini memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap reaksi pulpa daripada zinc oxida-eugenol, tetapi lebih rendah daripada semen zinc phospate. Sebagai pencegahannya, pada preparasi cavitas terlebih dahulu harus ditempatkan sedikit calcium hydroxide sebelum dilakukan restorasi dengan semen gass ionomer.

3.3 Manipulasi Semen Kedokteran Gigi 1. Zinc Phosphat

Manipulasi

1. Pada umumnya tidak dilakukan alat ukur untuk penimbangan powder dan cairan, karena kekentalan yang diinginkan bisa bervariasi menurut kebutuhan klinisnya, meskipun demikian harus diusahakan agar diperoleh perbandingan powder dengan cairan yang konsisten untuk tujuan pemakaian tertentu. Harus dihindari adonan yang terlalu encer karena selain mempengaruhi kekuatan semen juga mempunyai pH rendah serta lebih mudah larut.

2. Pencampuran dimulai dengan mencampur sedikit bubuk ke dalam cairan dengan menggunakan alas aduk yang dingin, karena alas aduk yang dingin akan memperpanjang waktu kerja dan pengerasan. Powder ditambahkan ke cairan sedikit demi sedikit dalam waktu 1 hinggan 1,5 menit.

(24)

3. Kemudian diaduk dengan gerakan memutar menggunakan spatel.

4. Hasil akhir semen yang telah set adalah heterogen terdiri dari inti partikel zinc oksida yang tidak bereaksi dikelilingi oleh lapisan zinc phosphat. Selama setting dapat terjadi :

a. pengeluaran panas, karena reaksi bersifat eksotermis. Dan b. pengerutan / kontraksi

4. Semakin kental adonan semakin kuat hasil campuran. Maka untuk keperluan cavity lining hendaknya digunakan adonan yang kental. Untuk tujuan penyemenan dibutuhkan adonan yang encer sehingga memungkinkan semen mengalir sewaktu restorasi dipasangkan.

2. Zinc Okside Eugenol Manipulasi

Semen ini dicampur dengan cara menambahkan sejumlah puder ke dalam cairan hingga diperoleh konsistensi yang kental. Perbandingan jumlah puder dan liquidnya berkisar 4 : 1 atau 6 : 1 akan menghasilkan semen dengan sifat-sifat yang dikehendaki dan agar didapat adonan berbentuk dempul. Pencampuran dapat dilakukan pada glass slab tipis dan menggunakan spatula logam yang tahan karat.

(25)

3. Zinc Polycarboxilat

Cara manipulasi untuk basis :

1. Perbandingan rasio puder dan cairan disesuaikan dengan petunjuk pabrik atau 3:2 (P:L), semen harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap cairan.

2. Cairan tidak boleh dikeluarkan sebelum pengadukan oleh karena bila kontak dengan udara akan terjadi penguapan air sehingga menaikkan viskositas

3. Bubuk dicampur cepat dalam waktu 30-40 detik dengan spatula semen dan diaduk dengan putaran melawan jarum jam. Bahan tersebut diaduk pada permukaan yang tidak menyerap air. Lebih baik menggunakan glass plate daripada paper pad karena dapat didinginkan guna memperlambat waktu setting

4. Setelah terbentuk adonan yang tidak cair, tidak padat, dan mengkilap, tempatkan adonan menggunakan eksplorer pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis. Untuk mencegah semen melekat ke instrument diberi bubuk kering bukan alcohol. Untuk membentuk semen pada kavitas digunakan stopper semen

Cara manipulasi untuk penyemenan

1. Perbandingan P:L mengikuti instruksi pabrik atau perbandingan P:L =1,5 :1 dalam berat

(26)

2. Pencampuran dilakukan secepat mungkin selama 30 detik sampai homogen dan terlihat pasta cukup kental, campuran semen tampak berkilau

3. Bila selama pencampuran terlihat buram berbenang benang oleh karena terlalu cepat setting atau perbandingan puder dan cairan yang tidak tepat

4. Apilkasikan pada restorasi segera

5. Tekan restorasi tersebut sampai kelebihan semen keluar 6. Buang segera kelebihan semen

7. Bersihkan segera instrument yang dipakai

8. Waktu pengerasan yang memadai adalah 2,5-5 menit, apabila ada kelebihan tumpatan, buang kelebihan tumpatan

4. Glass Ionomer Cement (GIC)

Manipulasi

1. Struktur gigi yang dipreparasi harus dibersihkan dengan pasta pumis, dibilas, dan dikeringkan, namun jangan sampai mengalami dehidrasi. Perngeringan yang berlebihan akan membuka ujung-ujung tubulus dentin dan meningkatkan penetrasi cairan asam.

(27)

2. Prosedur pengadukannya yairu bubuk dicampurkan dengan cairan dalam jumlah yang besar dan diaduk dengan cepat selama 30-45 detik. Ratio bubuk : cairan yang dianjurkan bervariasi tergantung mereknya, tetrapi umumnya berkisar antara 1,25-1,5 gram bubuk per 1 ml cairan.

3. Penyemenan harus dilakukan sebelum semen kehilangan kilapnya. Setelah mengeras kelebihan semen dapat dibuang dengan mencungkil atau mematahkan semen menjauh dari tepi restorasi

Pada proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion hidrogen dari cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk glass. Proses pengerasan dan hidrasi berlanjut, semen membentuk ikatan silang dengan ion Ca2+ dan Al3+ sehingga terjadi polimerisasi. Ion Ca2+ berperan pada awal pengerasan dan ion Al3+ berperan pada pengerasan selanjutnya. Secara garis besar terdapat tiga tahap dalam reaksi pengerasan semen ionomer kaca, yaitu sebagai berikut.

1. Dissolution

Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-ion dari partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium) akibat dari serangan polyacid (terbentuk cement sol).

2. Gelation/ hardening

Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada polianion pada grup polikarboksilat.

a. 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai kalsium (fragile & highly soluble in water).

b. 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat pada matriks semen dan membetuk rantai alumnium (strong & insoluble).

3. Hydration of salts

Terjadi proses hidrasi yang progresive dari garam matriks yang akan meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca.

Retensi semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi berupa ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil) multipel dari semen ionomer kaca.

(28)

Secara fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah dengan membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas yang bersih dan halus dapat menambah ikatan semen ionomer kaca. Air memegang peranan penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik SIK. Saliva merupakan cairan di dalam rongga mulut yang dapat mengkontaminasi SIK selama proses pengerasan dimana dalam periode 24 jam ini SIK sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak terkontaminasi.

Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun. SIK juga rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan. Jika tidak dilindungi dan terekspos oleh udara, maka permukaannya akan retak akibat desikasi. Baik desikasi maupun kontaminasi air dapat merubah struktur SIK selama beberapa minggu setelah penumpatan.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka selama proses pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan pelindung yang biasa digunakan adalah varnis yang terbuat dari isopropil asetat, aseton, kopolimer dari vinil klorida, dan vinil asetat yang akan larut dengan mudah dalam beberapa jam atau pada proses pengunyahan.

Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat tambalan tersebut masih dalam proses pengerasan. Varnish kadang-kadang juga digunakan sebagai bahan pembatas antara glass ionomer dengan jaringan gigi terutama pulpa karena pada beberapa kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa.

Pemberian dentin conditioner (surface pretreatment) adalah menambah daya adhesif dentin. Persiapan ini membantu aksi pembersihan dan pembuangan smear layer, tetapi proses ini akan menyebabkan tubuli dentin tertutup. Smear layer adalah lapisan yang

(29)

mengandung serpihan kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks organik.

Bahan dentin conditioner berperan untuk mengangkat smear layer bagian luar untuk membantu ikatan bahan restorasi adhesif seperti bahan bonding dentin. Hal ini berperan dalam mencegah penetrasi mikroorganisme atau bahan-bahan kedokteran gigi yang dapat mengiritasi jaringan pulpa sehingga dapat menghalangai daya adhesi.

Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan asam poliakrilik 10%.Waktu standart yang diperlukan untuk satu kali aplikasi adalah 20 detik, tetapi menurut pengalaman untuk mendapatkan perlekatan yang baik pengulasan dentin conditioner pada dinding kavitas dapat dilakukan selama 10-30 detik. Kemudian pembilasan dilakukan selama 30 detik pembilasan merupakan hal penting untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, setelah itu kavitas dikeringkan.

5. Semen Silikat Manipulasi

1. Pencampuran bubuk dengan cairan harus dicampur dengan cepat dan dibuat sekental mungkin dengan menggunakan glass slab yg dingin & spatula logam dan plastic, dengan tujuan dapat memperlambat waktu setting. Ratio yang digunakan 1,6g/0,4 ml

2. Kemudian bubuk dimasukkan kecairan dalam waktu 1 menit, diaduk sampai konsistensinya seperti dempul.

3. Setelah pencampuran akan terjadi reaksi setting: a. terbentuk gel siliko hidrat

b. terjadi reaksi asam basa, pengerasan 24 jam

4. Waktu setting tergantung komposisi bahan, untuk partikel puder, partikel yang lebih halus maka setting timenya lebih cepat. Apabila waktu pencampuran lama, suhu rendah, hilangnya air dari cairan, dan ratio p/c rendah, maka akan terjadi setting yang lambat.

6. Semen Silikofosfat Manipulasi

(30)

Proses pemanipulasian semen silikofosfat sama dengan semen silika dan semen seng fosfat, dimana ada dua metode pemanipulasian semen ini yaitu dengan metode pemanipulasian manual dan metode pemanipulasian mekanis.

a. Pemanipulasian manual

1. Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml.

2. Tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan glass slab yang tebal dan dingin, juga menggunakan spatula dari bahan plastik atau cobalt chromium.

3. Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar (circular) selama 1 menit.

4. Kemudian bubuk di campurkan ke dalam cairan sedikit demi sedikit untuk mendapatkan konsistensi yang diinginkan dan baik.

b. Pemanipulasian mekanis

1. Dengan menggunakan alat amalgamator.

2. Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan cairan dalam satu wadah dan terpisah dengan sekat.

3. Sekat ini dapat hancur denag adanya tekanan dari amalgamator.

4. Waktu pencampuran dapat di sesuaikan dengan keinginan dan juga pada proses pencampuran terjadi panas yang mengakibatkan waktu kerja berkurang.

Keuntungan dari sistem ini adalah :

1. Bahan tidak di pegang sampai selesai pengadonan sehingga kemungkinan terkontaminasi berkurang.

2. Diperoleh perbandingan yang tepat antara bubuk dengan cairan tanpa perlu menimbangdan sekaligus menghemat waktu.

3. Hasil pencampuran dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat, misalnya 10 sampai 15 detik.

(31)

Setting time

Waktu setting tidak boleh terlalu panjang karena bila waktu yang panjang akan mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi akan lama. Waktu setting yang sesuai pada suhu mulut bagi semen silikofosfat adalah 5-7 menit pada temperatur 37◦C.

Faktor – faktor berikut ini bersifat memperpanjang waktu setting, yaitu :

1. Mengurangi perbandingan bubuk dan cairan dengan menambah jumlah cairan.

2. Suhu yang lebih rendah dengan menggunakan glass slab yang dingin.

3. Waktu pencampuran yang lebih lama dengan mengurangi kecepatan dalam hal mencampur bubuk ke dalam cairan dan tiap-tiap penambahan. Penghentian sesaat setelah pencampuran awal sejumlah bubuk ke dalam cairan juga akan menambah waktu setting dari semen silikofosfat. Semakin lama bubuk di tambahkan ke cairan maka akan memperpanjang setting time.

7. Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Manipulasi

Reaksi pengerasan awal dari bahan ini ditimbulkan oleh polimerisasi gugus-gugus metakrilat. Untuki mengakomodasi bahan-bahan yang mampu berpolimerisasi, kandungan air dari jenis bahn ini lebih sedikit.

3.3 Kelebihan dan Kekurangan Semen Kedokteran Gigi 1. Seng Fosfat Kelebihan: a. Manipulasi mudah b. Kuat Kekurangan: a. Iritasi pulpa

(32)

c. Rapuh

d. Adhesinya terhadap struktur kurang - 2. Seng Oksida Eugenol

Kekurangan :

mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan, kurang kuat dan kurang tahan abrasi, mudah larut dalam cairan rongga mulut

Kelebihan :

a. daya antibakteri

b. kemampuan semen untuk meminimalkan kebocoran micro c. memberikan perlindungan terhadap pulpa

3. Polikarboksilat Kelebihan :

Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat Kekurangan :

a. tidak sekaku semen fosfat

b. modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat 4. Silikat

Kelebihan :

Warnanya sesuai ngan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi anterior

Kekurangan :

a. kekuatan tensilnya kurang baik

b. mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat di atasnya

5. Ionomer Kaca Kelebihan :

a. Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air b. Kemampuan berikatan dengan email dan dentin c. Memiliki angka retensi gigi

(33)

e. Estetika (penambahan radio opak untuk penyamaan warna dengan gigi)

f. Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi. g. Bersifat adhesi.

h. Tidak iritatif.

i. Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk mencegah karies lebih lanjut.

j. Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit. k. Daya larut yang rendah.

l. Bersifat translusent atau tembus cahaya.

m. Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan email.

n. Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat bikompabilitas, yaitu menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa. Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat anti bakteri, terutama terhadap koloni streptococcus mutant (mount, 1995).

Kekurangan :

a. Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar b. Tidak tahan terhadap keausan

c. Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentin d. Setelah restorasi butuh proteksi

e. Kekerasan kurang baik

f. Rapuh dan sensitive terhadap air pada waktu pengerasan g. Dapat larut dalam asam dan air

(34)

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Syarat semen kedokteran gigi

4. Tidak beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan yang lain 5. Tidak mudah larut dalam saliva

6. Sifat mekanis

5. Melindungi pulpa dari :

10.Sifat optis mempunyai warna serupa warna gigi

11.Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen, akrilik, alloy, tetapi tidak lengket pada alat K.G.

12.Bakteriostatik

13.Tidak mengurangi sensitivitas dentin

14.Sifat rheological yaitu Kekentalan yang rendah (sesuai denga kebutuhan) dan ketebalan selapis tipis (Film thickness)

2. Klasifikasi semen kedokteran gigi 2. Semen dengan Reaksi Asam

a. Bahan dasar Zinc Oxide

4. Semen Zinc Oxide Eugenol 5. Semen Zinc Phosphate 6. Semen Zinc Polycarboxylate b. Dapat membentuk bahan kaca

3. Semen Silikat

4. Semen Glass Ionomer 4. Bahan yang Berpolimerisasi

4. Cyanoacrylates

5. Polimer Dymethacrylate 6. Composite – polymer ceramic 5. Bahan lain

4. Kalsium Hidroksida 5. Gutta Percha

(35)
(36)

DAFTAR PUSTAKA

Brantley, William A. dan Theodore Eliades. 2001. Orthodontic Materials. New York: Thieme

Craig, Robert G. dan John M. Powers. 2002. Restorative Dental Materials 11th Ed. Missouri: Mosby Inc

Gladwin, Marcia dan Michael Bagby. 2009. Clinical Aspect of Dental Materials, Theory, Practice and Case 3rd Ed. Lippincott Williams & Wilkins

Joon B. Park and Joseph D. Bronzino. 2003. Biomaterials: Principles and Applications. Florida: CRC Press

Mc. Cabe, John F dan Angus W.G. Walls. 2008. Applied Dental Materials 9th Ed. Oxford: Blackwell Publising

O'Brien, William J. 2002. Dental Materials And Their Selection - 3rd Ed. Quintessence Publishing Co, Inc

Schmallz, Gottfried dan Dorthe Arenholt-Bindslev. 2009. Biocompability of Dental Materials. London: Springer

Theodore M. Roberson, Harald O. Heymann, dan Edward J. Swift, Jr. 2002. Art and Science of Operative Dentistry. Missouri: Mosby Inc

Gambar

Gambar 1. Contoh produk semen Seng Oksida Eugenol  Sumber: http://www.pspdentalco.com/cements.html
Gambar 2. Contoh produk semen Seng Phosphate
Gambar 9. Contoh produk Semen Silikat
Gambar 11. Contoh produk Semen Polikarboksilat  Sumber: Phillips dalam Kadariani. 2001
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait