BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Sanggar merupakan tempat melakukan kegiatan dalam berbagai bidang Sanggar merupakan tempat melakukan kegiatan dalam berbagai bidang kegiatan. Ada banyak sanggar yang dikenal masyarakat seperti sanggar musik, kegiatan. Ada banyak sanggar yang dikenal masyarakat seperti sanggar musik, sanggar rias, sanggar senam, sanggar lukis, dan sanggar tari. Dalam rangka sanggar rias, sanggar senam, sanggar lukis, dan sanggar tari. Dalam rangka mel
melestestariarikankan, , memmembina bina dan dan menmengemgembanbangkan gkan potpotensensi i senseni i tartari i di di IndIndonesonesia,ia, pemerintah dan seniman tari mengupayakan mendirikan
pemerintah dan seniman tari mengupayakan mendirikan lembaga pendidikan danlembaga pendidikan dan sanggar tari (Margono, 1984 : 69).
sanggar tari (Margono, 1984 : 69). Sang
Sanggar gar tartari i adaadalah lah sarsarana ana melmelakukakukan an aktaktiviivitas tas berberkeskesenienitartarian ian oleolehh sekelompok orang yang meliputi pelestarian, penelitian, dan kerjasama. Sanggar sekelompok orang yang meliputi pelestarian, penelitian, dan kerjasama. Sanggar tari sangat diperlukan kehadirannya oleh masyarakat, seniman, dan pemerintah tari sangat diperlukan kehadirannya oleh masyarakat, seniman, dan pemerintah se
sebagbagai ai sasararana na untuntuk uk memenunumbmbuh uh kekembmbanangkagkan n keskesenienian an tatari ri di di InIndondonesesiaia (Ha
(Hartrtono, ono, 19841984: : 132)132). . SaaSaat t ini ini banybanyak ak seksekali ali berberdirdiri i sansanggarggar-sa-sangganggar r tartari i didi daerah
daerah Denpasar, salah satDenpasar, salah satunya sanggar tari Wunya sanggar tari Wit Tonjaya.it Tonjaya.
Sanggar tari Wit Tonjaya adalah sanggar tari yang mempunyai pengajar Sanggar tari Wit Tonjaya adalah sanggar tari yang mempunyai pengajar berpengalaman
berpengalaman di di bidang bidang seni seni tari. tari. Banyak Banyak tari-tarian tari-tarian tradisional tradisional Bali Bali yangyang diajarkan di sanggar tari Wit Tonjaya diantaranya, tari Rejang, tari Pendet, tari diajarkan di sanggar tari Wit Tonjaya diantaranya, tari Rejang, tari Pendet, tari Baris, tari Legong dan tari lainnya. Saat ini sanggar tari Wit Tonjaya sudah Baris, tari Legong dan tari lainnya. Saat ini sanggar tari Wit Tonjaya sudah berdiri
berdiri puluhan puluhan tahun tahun dan dan sering sering melakukan melakukan pentas pentas dimana-mana. dimana-mana. NamunNamun sayangnya sanggar tari Wit Tonjaya belum banyak dikenal oleh masyarakat luas sayangnya sanggar tari Wit Tonjaya belum banyak dikenal oleh masyarakat luas adapun mayorit
adapun mayoritas as murimurid-murd-muridnya hanya idnya hanya di di sekitsekitar ar daerah sanggarnydaerah sanggarnya a saja, halsaja, hal ini di karenakan kurangnya promosi yang dilakukan ke masyarakat.
ini di karenakan kurangnya promosi yang dilakukan ke masyarakat. Bebera
Beberapa pa sanggar yang sanggar yang berprberprestasestasi i bisa mendapatkabisa mendapatkan n publispublisitas yangitas yang lebih luas dan dapat bertahan lebih lama, namun tak jarang pula banyak sanggar lebih luas dan dapat bertahan lebih lama, namun tak jarang pula banyak sanggar tari yang akhirnya gulung tikar karena tidak bisa bertahan. ini adalah kenyataan tari yang akhirnya gulung tikar karena tidak bisa bertahan. ini adalah kenyataan yang harus dihadapi sanggar tari di daerah Denpasar. Oleh karena itu diperlukan yang harus dihadapi sanggar tari di daerah Denpasar. Oleh karena itu diperlukan medi
dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas dan mendapatkan publisitas yang lebih dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas dan mendapatkan publisitas yang lebih luas.
luas.
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis te
tertrtararik ik ununtutuk k memelalakukukakan n pepenenelilititian an dedengngan an jujududul l PePerarancncanangagan n MeMedidiaa Komunikasi Visual Sanggar Tari Wit Tonjaya Sebagai Sarana Promosi.
Komunikasi Visual Sanggar Tari Wit Tonjaya Sebagai Sarana Promosi.
1.
1.22 PePengngerertitian Juan Jududull
Perancangan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat Perancangan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat sert
serta a menggumenggunakan asumsi-asunakan asumsi-asumsi yang msi yang berkaiberkaitan tan dengan masa dengan masa datang, dengandatang, dengan men
menggamggambarbarkan kan dan dan mermerumuumuskaskan n kegikegiataatan-kn-kegiegiataatan n tertertententu tu yanyang g diydiyakinakinii diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (Kusmiadi, 19
diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (Kusmiadi, 19 95 : 3).95 : 3).
Media adalah perantara atau pengantar, makna umumnya adalah segala Media adalah perantara atau pengantar, makna umumnya adalah segala ses
sesuatuatu u yanyang g dapdapat at menmenyalyalurkaurkan n infinformormasi asi dardari i sumsumber ber infinformormasi asi kepakepadada penerima informasi (Depdiknas, 2003 : 9).
penerima informasi (Depdiknas, 2003 : 9). Ko
Komumuninikakasi si adadalalah ah prprososes es trtranansmsmisisi i ininfoformrmasasi, i, gagagagasasan, n, ememososi,i, keter
keterampilampilan an dan dan sebagasebagainya inya dengan dengan menggumenggunakan nakan simsimbol-sibol-simbol, mbol, kata-kkata-kata,ata, gambar, grafis, angka, dan sebagainya (Mulyana, 2001 : 62).
gambar, grafis, angka, dan sebagainya (Mulyana, 2001 : 62). Vis
Visual ual adaadalah lah dapdapat at dildilihaihat t dengdengan an indindra ra pengpengelielihathatan an (Ka(Kamus mus BesBesar ar Bahasa Indonesia)
Bahasa Indonesia) Sanggar
Sanggar merupakan suatu temmerupakan suatu tempat atau sarana pat atau sarana yang digunakan oleh yang digunakan oleh suatusuatu kom
komuniunitas tas ataatau u seksekumpumpulaulan n oraorang ng untuntuk uk melmelakuakukan kan suasuatu tu kegikegiataatan n daldalamam berbagai bidang (Margono, 1984 : 69).
berbagai bidang (Margono, 1984 : 69).
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk
bentuk melalui melalui media media gerak gerak sehingga sehingga menjadi menjadi bentuk bentuk gerak gerak yang yang simbolis simbolis dandan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins, 1990 : 2).
sebagai ungkapan si pencipta (Haukins, 1990 : 2).
Wit Tonjaya menurut Wardana Wit berarti asal,umur, darah, Ton berarti Wit Tonjaya menurut Wardana Wit berarti asal,umur, darah, Ton berarti mel
melihaihat, t, dan dan JayJaya a berberartarti i kejkejayaayaan. an. JadJadi i Wit Wit TonTonjayjaya a adaadalah lah dapadapat t melmelihaihatt kejayaan sepanjang umur.
dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas dan mendapatkan publisitas yang lebih dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas dan mendapatkan publisitas yang lebih luas.
luas.
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis te
tertrtararik ik ununtutuk k memelalakukukakan n pepenenelilititian an dedengngan an jujududul l PePerarancncanangagan n MeMedidiaa Komunikasi Visual Sanggar Tari Wit Tonjaya Sebagai Sarana Promosi.
Komunikasi Visual Sanggar Tari Wit Tonjaya Sebagai Sarana Promosi.
1.
1.22 PePengngerertitian Juan Jududull
Perancangan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat Perancangan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat sert
serta a menggumenggunakan asumsi-asunakan asumsi-asumsi yang msi yang berkaiberkaitan tan dengan masa dengan masa datang, dengandatang, dengan men
menggamggambarbarkan kan dan dan mermerumuumuskaskan n kegikegiataatan-kn-kegiegiataatan n tertertententu tu yanyang g diydiyakinakinii diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (Kusmiadi, 19
diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (Kusmiadi, 19 95 : 3).95 : 3).
Media adalah perantara atau pengantar, makna umumnya adalah segala Media adalah perantara atau pengantar, makna umumnya adalah segala ses
sesuatuatu u yanyang g dapdapat at menmenyalyalurkaurkan n infinformormasi asi dardari i sumsumber ber infinformormasi asi kepakepadada penerima informasi (Depdiknas, 2003 : 9).
penerima informasi (Depdiknas, 2003 : 9). Ko
Komumuninikakasi si adadalalah ah prprososes es trtranansmsmisisi i ininfoformrmasasi, i, gagagagasasan, n, ememososi,i, keter
keterampilampilan an dan dan sebagasebagainya inya dengan dengan menggumenggunakan nakan simsimbol-sibol-simbol, mbol, kata-kkata-kata,ata, gambar, grafis, angka, dan sebagainya (Mulyana, 2001 : 62).
gambar, grafis, angka, dan sebagainya (Mulyana, 2001 : 62). Vis
Visual ual adaadalah lah dapdapat at dildilihaihat t dengdengan an indindra ra pengpengelielihathatan an (Ka(Kamus mus BesBesar ar Bahasa Indonesia)
Bahasa Indonesia) Sanggar
Sanggar merupakan suatu temmerupakan suatu tempat atau sarana pat atau sarana yang digunakan oleh yang digunakan oleh suatusuatu kom
komuniunitas tas ataatau u seksekumpumpulaulan n oraorang ng untuntuk uk melmelakuakukan kan suasuatu tu kegikegiataatan n daldalamam berbagai bidang (Margono, 1984 : 69).
berbagai bidang (Margono, 1984 : 69).
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk
bentuk melalui melalui media media gerak gerak sehingga sehingga menjadi menjadi bentuk bentuk gerak gerak yang yang simbolis simbolis dandan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins, 1990 : 2).
sebagai ungkapan si pencipta (Haukins, 1990 : 2).
Wit Tonjaya menurut Wardana Wit berarti asal,umur, darah, Ton berarti Wit Tonjaya menurut Wardana Wit berarti asal,umur, darah, Ton berarti mel
melihaihat, t, dan dan JayJaya a berberartarti i kejkejayaayaan. an. JadJadi i Wit Wit TonTonjayjaya a adaadalah lah dapadapat t melmelihaihatt kejayaan sepanjang umur.
Sebagai menurut Kamus Besar
Sebagai menurut Kamus Besar Bahasa IndonesiBahasa Indonesia a sebagasebagai i atau se.ba.gaiatau se.ba.gai ad
adalalah ah kakata ta depdepan an ununtutuk k memenynyataatakan kan hahal l yayang ng seserurupapa. . katkata a depdepan an ununtutuk k menyatakan perbandingan. kata depan untuk menyatakan status.
menyatakan perbandingan. kata depan untuk menyatakan status.
Sarana merupakan segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas Sarana merupakan segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja (Moenir, 1992 : 119).
kerja (Moenir, 1992 : 119). Pr
Promomososi i memerurupakpakan an kekegigiatatan an yayang ng diditutujujukakan n untuntuk uk memempmpenengagaruruhihi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan
perusahaan kepada kepada mereka mereka dan dan kemudian kemudian menjadi menjadi senang senang lalu lalu membeli membeli produk produk tersebut (Sudarmo, 1998 : 237).
tersebut (Sudarmo, 1998 : 237). Dar
Dari i pempemaparaparan an defdefiniinisi si di di ataatas, s, penpengergertiatian n judjudul ul PerPerancaancangangan n MedMediaia Komunikasi Visual Sanggar Tari Wit Tonjaya sebagai Media Promosi adalah Komunikasi Visual Sanggar Tari Wit Tonjaya sebagai Media Promosi adalah pemilihan
pemilihan perantara perantara yang yang dapat dapat menyalurkan menyalurkan informasi informasi dengan dengan menggunakanmenggunakan si
simbmbolol, , kakatata-ka-katata, , gagambmbar ar dan dan sesebabagaigainynya a yayang ng dadapapat t didililihahat t ololeh eh inindrdraa penglihatan
penglihatan untuk untuk tujuan tujuan mengenalkan mengenalkan sebuah sebuah tempat tempat atau atau sarana sarana yangyang digunakan oleh komunitas atau sekumpulan orang yang mengekspresikan jiwa digunakan oleh komunitas atau sekumpulan orang yang mengekspresikan jiwa yang diubah menjadi bentuk gerak yang simbolis.
yang diubah menjadi bentuk gerak yang simbolis.
1.
1.33 RuRumumusasan Man Masasalalahh
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu : Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu : 1.
1. BaBagaigaimamana na memerarancancang ng memedidia a kokomumuninikaskasi i vivisusual al ununtutuk k sasanggnggar ar tatari ri WiWitt Tonjaya sebagai media promosi?
Tonjaya sebagai media promosi? 2.
2. ApApa sa saaja ja rarancncanangagan mn mededia ia yyanang akg akan an didibubuatat??
1.
1.44 BaBatatasasan Man Masasalalahh Dar
Dari i rumrumusausan n masmasalaalah h diadiatas tas dan dan berberdasdasarkarkan an rumrumusausan n masmasalaalah h yanyang g teltelahah dipaparkan, maka akan dibatasi masalah dalam penelitian ini adalah :
dipaparkan, maka akan dibatasi masalah dalam penelitian ini adalah :
Perancangan media komunikasi visual untuk sanggar tari Wit Tonjaya, berupa Perancangan media komunikasi visual untuk sanggar tari Wit Tonjaya, berupa media Brosur
1.5 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Tujuan Umum
a. Penelitian tentang sanggar tari Wit Tonjaya ini dapat dijadikan referensi bagi Kampus STIMIK STIKOM Indonesia.
b. Untuk memperkenalkan sanggar tari Wit Tonjaya kepada masyarakat. 2. Tujuan Khusus
Untuk merancang media yang tepat untuk mempromosikan sanggar tari Wit Tonjaya.
1.6 Manfaat Perancangan
Adapun manfaat yang ingin dicapai adalah:
1. Bagi mahasiswa, karya tulis ini dapat melatih mahasiswa untuk membuat suatu karya tulis ilmiah dan bagaimana merancang suatu media komunikasi visual yang efektif dan efisien agar nantinya mampu menarik perhatian masyarakat untuk sarana promosi sanggar tari Wit Tonjaya.
2. Bagi Kampus STIMIK STIKOM Indonesia, karya tulis berupa sumbangan pemikiran sehingga kelak dapat menambah literatur maupun pengetahuan yang berguna bagi generasi selanjutnya khususnya pada perkembangan Desain Grafis.
3. Bagi sanggar tari Wit Tonjaya, perancangan media komunikasi visual yang nantinya dapat memperkenalkan sanggar tari Wit Tonjaya kepada masyarakat luas.
4. Bagi Masyarakat, dapat menambah wawasannya secara umum dengan mengetahui dan mengenal lebih jauh mengenai sanggar tari Wit Tonjaya dan kesenian tari Bali.
Dalam pembuatan suatu karya tulis pada umumnya melalui beberapa tahapan dan metode untuk memudahkan penyusunan karya tulis, maka digunakan metode diantaranya :
1.7.1 Metode pengumpulan data
A. Metode pengumpulan data primer 1. Metode Observasi
Metode observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap (Patton, 1990 : 201 dalam Poerwandari, 1998 : 63).
Observasi juga di artikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2000 : 158).
Pada metode ini dilakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap data-data yang diperlukan mengenai rancangan desain yang akan dibuat dengan meninjau ke lokasi sanggar tari Wit Tonjaya.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan metode atau cara yang dipergunakan seseorang untuk suatu tujuan tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian lisan dari seorang responden dengan berhadapan muka secara langsung dan bercakap-cakap, dengan orang itu (Koentjaraningrat, 1994 : 129).
Dalam proses wawancara nantinya akan menanyakan pertanyaan secara langsung terhadap hal-hal yang diperlukan untuk merancang karya tulis dan media komunikasi visual yang akan
dibuat dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemilik atau staf-staf sanggar tari Wit Tonjaya.
B. Metode pengumpulan data sekunder 1. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan merupakan cara mengumpulkan data-data dan mempelajari data dari buku-buku maupun majalah yang berhubungan dengan proyek yang dikerjakan perusahaan, hal ini dimaksudkan untuk mencari pendekatan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan cara penampilan isi pesan (Nawawi, 1998 : 263 dalam ).
Metode ini meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian (Consuelo, 1993 : 37).
Pada metode kepustakaan penulis mempelajari buku-buku hasil penelitian dan pendapat para ahli dibidang masing-masing yang
menunjang dalam pembuatan karya tulis dan perancangan media komunikasi visual.
2. Metode Dokumentasi
Penghimpunan data-data dan pemberian keterangan tentang sesuatu perihal yang terkandung dalam rekaman yang diperoleh, dikutp dan disaring (Pringgodingdo, 1997 : 283).
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seorang peneliti (Sugiyono, 2008 : 82).
Metode dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang ditempuh dengan penyelidikan historis, dikarenakan sumber-sumber yang dipakai dalam bentuk dokumen. Metode dokumentasi dimaksudkan untuk penyelidikan yang dipakai, ditujukan pada penguraian dan kejadian yang telah berlalu, atau
penjelasan apa yang telah berlalu melalui sumber-sumber dokumen.
1.7.2 Metode analisa data
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam karya tulis ini adalah Metode Analisa Deskriptif - Kualitatif dimana dilakukan melalui berbagai pendekatan historis, kajian dokumen, interpretasi peristiwa,
kajian informasi, perekaman suatu kejadian, pemotretan hingga penafsiran suatu fenomena sosial melalui berbagai pencatatan lapangan
yang kemudian dipaparkan dalam bentuk terolah (Sachari, 2003 : 135). Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Sugiyono
2009 : 21).
Metode kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara ilmiah (Meleong, 2005 : 5).
1.7.3 Indikator dan model penilaian desain
Indikator yang digunakan dalam perancangan desain komunikasi visual ini, untuk menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan skala likert (skala yang menunjukan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain. Dalam penilaian dilakukan dengan memberikan tanda plus (+) bila ada kesesuaian antara desain yang dibuat dengan prinsip desain dan tanda minus (-) bila tidak ada kesesuaian dengan prinsip desain (Nasir, 2003 : 338 dalam Taufiq, 2011 : 9).
1. Komunikatif
Komunikatif adalah keadaan saling berhubungan, mudah dimengerti dan mampu memberikan keterangan sesuai dengan informasi yang ada (Alwi, 2005: 454 dalam Sutawan, 2011 : 11).
2. Fungsional
Fungsional adalah berfungsi dengan baik dilihat dari segi fungsi. Desain yang dibuat dapat berfungsi semaksimal mungkin dan berfungsi sebagaimana mestinya (Alwi, 2005: 121 dalam Sutawan,
2011 : 11). 3. Informatif
Informatif artinya bersifat memberi informasi. Desain yang dibuat mudah dimengerti dan mampu memberikan keterangan yang memadai sesuai dengan tujuan, informasi ini biasa diwakili dengan foto atau gambar (Alwi, 2005: 331 dalam Sutawan, 2011 : 12).
4. Etis
Etis artinya berhubungan dengan etika. Desain yang dibuat tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat (Alwi, 2005: 237 dalam Sutawan, 2011 : 13).
5. Estetis
Estetis artinya indah atau memiliki nilai keindahan. Desain harus mampu memberikan nilai- nilai keindahan, sehingga dapat mengesankan orang yang melihatnya (Alwi, 2005: 237 dalam Sutawan, 2011 : 12).
6. Kreatif
Kreatif artinya memiliki daya cipta. Desain yang dibuat hendaknya menampilkan suatu desain baru yang orisinil, bukan jiplakan dan desain yang sudah ada (Alwi, 2005: 465 dalam Sutawan, 2011 : 12). Indikator atau alat ukur perancangan media menggunakan kaidah-kaidah desain komunikasi visual yang dinilai berdasarkan sistem poin dalam angka 1 s.d 5 dengan poin :
a. 1 adalah kurang sekali b. 2 adalah kurang
c. 3 adalah cukup d. 4 adalah baik
e. 5 adalah baik sekali
Model perancangan berdasar pada unsur-unsur desain komunikasi visual yang dikomposisikan agar menarik dan tetap mampu menarik perhatian masyarakat.
Untuk menentukan pilihan masing-masing karya yang akan dipilih menjadi karya terbaik dapat diambil melalui pemberian nilai masing-masing indikator dan unsur-unsur desain dengan perhitungan nilai pembagi (N) = nilai skor tertinggi dikali jumlah indikator. Sedangkan
untuk penilaian desain melalui rumus (R) = jumlah rata-rata sekor nilai tertinggi dibagi 3 unsur desain dikali 100%.
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA
R = Jumlah rata-rata skor keseluruhan x 100% N
2.1 Data aktual / teori
2.1.1 Pengertian objek kasus Sejarah
Awal berdirinya sanggar tari Wit Tonjaya pada tahun 1997, sanggar tari ini dikelola oleh bapak Komang Wardana. Dari tempat yang seadanya dan hanya memiliki 5 orang murid. Saat itu keadaan bapak Komang sangat kekurangan, kurangnya tempat dan sarana prasarana untuk mengajar tari tradisional Bali. Setelah 5 bulan berjalan semakin banyak anak didik yang belajar di sangar tari Wit Tonjaya dan semakin ber-kembang serta dikenal oleh masyarakat di sekitar sanggar saja.
Pengertian sanggar tari
Sanggar tari adalah sarana melakukan aktivitas berkesenitarian oleh sekelompok orang yang meliputi pelestarian, penelitian, dan kerjasama. Sanggar tari sangat diperlukan kehadirannya oleh masyarakat, seniman, dan pemerintah sebagai sarana untuk menumbuh kembangkan kesenian tari di Indonesia (Hartono, 1984: 132).
2.1.2 Aspek aspek desain komunikasi visual a. Definisi Desain Komunikasi Visual
Jika di tinjau dari kata, Desain Komunikasi Visual terdiri dari 3 suku kata :
1. Desain
Desain berarti suatu elemen visual yang dikembangkan dengan tujuan tertentu dan diolah sesuai dengan keperluan pengiklanan atau pengemasan. Desain bisa juga berarti usaha deskripsi gagasan mengenai bentuk, rupa, ukuran, warna, dan tata letak beserta unsur-unsurnya yang membentuk wajah suatu benda (Nurudin, 1996 : 52 dalam Taufiq, 2011 : 17).
2. Komunikasi
Proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata,
gambar, grafis, angka, dan sebagainya. Suatu interaksi yang dilakukan oleh 2 atau lebih. (Mulyana, 2001 : 62).
3. Visual
Visual berasal dari kata Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa Inggris visual. Visual berarti dapat dilihat oleh indra pengelihatan (Poerwadarminta,
1991 : 1120).
Desain komunikasi visual adalah cara penyampaian informasi melalui sebuah media secara visual. Suatu desain komunikasi visual yang nantinya dapat mempengaruhi target pasar, karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif dan dapat dimengerti.
b. Aspek-aspek yang digunakan dalam proses perancangan desain komunikasi visual ini adalah:
1. Ilustrasi
Ilustrasi secara harfiah berarti gambaran yang dipergunakan untuk menerangkan atau mengisi sesuatu. Dalam desain grafis, ilustrasi merupakan subjek tersendiri yang memiliki alur sejarah serta perkembangan yang spesifik atas jenis kegiatan seni itu. (kusrianto,
2006 : 110).
Ilustrasi bila dilihat dari segi teknisnya dapat digolongkan menjadi beberapa bagian yaitu :
a) Ilustrasi tangan / Hand Drawing
Gambar teknik Ilustrasi dengan cara mengandalkan keterampilan tangan baik itu menggunakan kuas, pensil, pena, air brush, dan alat-alat yang dipakai untuk meng-gambar lainnya.
Gambar 2.1 Ilustrasi Tangan / Hand Drawing b) Ilustrasi Fotografi
Yaitu teknik membuat gambar ilustrasi berupa foto dengan bantuan kamera baik itu mengunakan digital maupun manual.
Biasanya objek fotografi lebih realistis, esklusif dan persuatif. Ilustrasi memiliki beberapa kegunaan yaitu :
1. Menggambar perbandingan menunjukan berita 2. Mengabadikan sesuatu
3. Menciptakan suasana hati
c) Ilustrasi Gabungan
Yaitu ilustrasi berupa bentuk komunikasi dengan struktur visual atau rupa yang terwujud dari perpaduan antara teknik fotografi/ilustrasi manual dengan teknik drawing computer (Pujirianto, 2005 : 41).
Gambar 2.3 Ilustrasi Gabungan 2. Tipografi
Dalam desain grafis, tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. (Kusrianto, 2006 : 190).
Secara umum tipografi diartikan seni mencetak dengan menggunakan huruf, seni menyusun huruf dan cetakan dari huruf atau penyusunan bentuk dengan gaya-gaya huruf. Tipografi sama dengan menata huruf yang merupakan unsur penting dalam sebuah karya desain komunikasi visual untuk mendukung terciptanya kesesuaian antara konsep dan komposisi karya (Santosa, 2002 : 108).
Saat ini ada banyak tipe huruf, untuk mempermudah dalam pemilihan suatu huruf. Dari sekian jenis huruf tersebut, huruf –
huruf tersebut dapat digolongkan, yaitu: a. Huruf Tak Berkait (Sans Serif )
Bentuk huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan lebih mudah dibaca dan sifat huruf ini kurang formal. Contoh bentuk huruf ini yang paling populer yaitu tipe Arial dan Helvetica.
Gambar 2.4 Huruf Sans Serif
b. Huruf Berkait (Serif )
Bentuk huruf yang memiliki kait, dengan ketebalan yang kontras. Jenis ini merupakan huruf formal, sangat anggun dan konservatif. Contoh yang paling umum yaitu huruf tipe Times New Roman.
c. Huruf Tulis atau Latin (Srcipt )
Jenis ini merupakan dasar dari bentuk huruf yang ditulis dengan tangan, kontras tebal dan tipisnya sedikit saling berhubungan dan mengalir. Dapat memberikan kesan
keanggunan dan sentuhan pribadi.
Gambar 2.6 Huruf Srcipt
d. Decoratif (Graphic)
Bentuk huruf yang sangat rumit desainnya. Bentuk ini hanya cocok dipakai untuk headline tidak cocok digunakan sebagai body copy jadi sifatnya sangat terbatas dalam penggunaannya.
Gambar 2.7 Huruf Decoratif e. Monospace
Setiap huruf yang berjenis monospace mempunyai jarak atau lebar yang sama setiap hurufnya. Contoh huruf monospace yaitu huruf tipe courier dan huruf yang ada pada mesin ketik.
Gambar 2.8 Huruf Monospace 3. Warna
warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat, dan yang lainya (kusrianto, 2006 : 46).
Warna dapat di kelompokan menjadi 3 bagian yaitu :
a. Warna Primer adalah warna – warna yang paling kuat, ia merupakan warna utama pembentukan warna lainnya.Warna pokok terdiri dari 3 yaitu : Merah, Biru, Kuning.
Gambar 2.9 Warna Primer
b. Warna Sekunder adalah warna hasil pencampuran dua warna primer yaitu :
Merah + Kuning = Orange Kuning + Biru = Hijau Biru + Merah = Ungu
Gambar 2.10 Warna Sekunder
c. Warna Tersier adalah campuran satu warna primer dengan warna sekunder.
Gambar 2.11 Warna Tersier
Selain itu warna sendiri memiliki kejiwaan (kekuatan) atau yang kita kenal sebagai psikologi warna (Kusrianto, 2007 : 47).
Berikut beberapa contoh pengertian warna menurut psikologisnya masing-masing;
1. Merah mengartikan kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agre-sif, berbahaya, semangat.
2. Biru mengartikan kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, perintah.
3. Hijau mengartikan alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecem-buruan, pembaruan.
4. Kuning mengartikan optimis, harapan, filosofi, ketidak jujuran / kecurangan, pengecut, pengkhianatan.
5. Ungu mengartikan spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak, arogan.
6. Orange mengartikan energi, keseimbangan, kehanga-tan.
7. Coklat mengartikan bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan.
8. Abu-abu mengartikan Intelek, futuristic, modis, kesenduan, merusak.
9. Putih mengartikan kemurnian / suci, bersih, kecermatan, innocent (tanpa dosa), steril, kematian.
10. Hitam mengartikan kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, msteri, ketakutan, ketidak baha-giaan, keanggunan.
4. Teks
sederetan kata atau kalimat yang menjelaskan suatu barang atau jasa untuk tujuan tertentu. Bahasa yang digunakan untuk penyu-sunan teks pada iklan hendaknya sederhana jelas, singkat, dan tepat serta memiliki daya tarik pada kalimatnya (Ananda, 1978:63).
Teks dibagi menjadi beberapa sistem penamaan dan masing-masing memiliki fungsi berbeda, yaitu:
a. Judul (Headline/ Heading)
Terletak di bagian paling atas pada sebuah iklan, dengan ukuran huruf paling besar antara huruf yang lainnya dan biasanya berfungsi untuk menyampaikan pesan yang paling penting (Santosa, 2002:54).
b. Sub Judul (Sub Headline)
Berfungsi untuk melengkapi serta memperjelas pengertian headline dan untuk membagi dan sebagai penyela teks berikutnya. Biasanya ukurannya lebih kecil daripada judul
dengan warna yang berbeda. c. Teks Isi (Body Copy)
Teks ini digunakan untuk menerangkan produk atau maksud secara detail, lebih detail dari judul atau sub judul dan men- jelaskan kandungan dalam produk.
d. Slogan (Semboyan)
Slogan (semboyan) adalah kalimat pendek yang unik dan khas yang dimiliki oleh sebuah produk untuk lebih meyakinkan dan memperkuat sikap konsumen untuk memilih produk atau jasa yang ditawarkan (Pujiriyanto, 2005:39).
e. Clossing word (Kata Penutup)
Kata penutup adalah kalimat pendek yang jelas, singkat, jujur dan jernih yang biasanya bertujuan untuk mengarahkan pem- baca untuk membuat keputusan (Pujiriyanto, 2005 : 39).
Gambar 2.12 Contoh penggunaan teks berdasarkan letak atau posisinya
5. Media
Media adalah alat (sarana) Komunikasi seperti: Koran, majalah, radio, tv, film, poster dan spanduk yang terletak di antara dua pihak (orang,golongan) (Hasan, 2005: 726). Media adalah sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publik dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi seperti teks atau gam- bar foto (Pujiryanto, 2005:15).
Media dibagi menjadi 2 jenis dalam perikalanan yaitu: a. Media Lini Atas (above the line media)
Adalah kelompok media promosi yang memerlukan luar ruang, artinya mengunakan sarana komunikasi massa yang media dibayar. Misalnya media cetak, elektronik, serta media luar ruang (iklan majalah, billboard).
b. Media Lini Bawah (below the line media)
Adalah kelompok media promosi yang tidak memerlukan media luar ruang, media ini cocok digunakan untuk target yang
lebih kecil . Direct mail, publicc relation sales promotion yang menggunakan flyer , brosur, iklan dimajalah atau di surat kabar dengan segmen terbatas termasuk Below the line (Rustan, 2009 : 89).
2.1.3 Aspek teknis perwujudan / layout
Layout adalah desain awal sebuah iklan yang belum jadi, biasanya berupa coretan atau sketsa naskah yang dirancang untuk dicetak (Kamus Istilah Periklanan Indonesia, 1996 : 99).
Berikut ialah macam-macam format tata letak dan karakteristiknya : 1. Format Diagonal
Menghasilkan ruang kosong yang telalu banyak, kesannya sepi dan banyak informasi tidak termuat.
Gambar 2.14 salah satu contoh format diagonal 2. Format L
Cukup dinamis, sirkulasi ruang gerak cukup dan memiliki kesan pandangan terarah.
Gambar 2.15 Format L
Gambar 2.16 Salah satu contoh Format L 3. Format Z
Cukup dinamis, sirkulasi ruang gerak cukup dan kesan pandangan sudah diarahkan.
Gambar 2.18 Salah satu contoh Format Z 4. Format C
Menghasilkan keseimbangan dinamis dengan kesan pandangan terarah.
Gambar 2.18 Format C
Gambar 2.19 Salah satu contoh Format C 5. Format 7
Menghasilkan sirkulasi ruang gerak cukup dengan kesan pandangan terarah.
Gambar 2.20 Format 7
Gambar 2.21 Salah satu contoh Format 7
6. Format X
Menghasilkan efek padat, sempit, sirkulasi ruang kurang dan pandangan tidak terfokus.
Gambar 2.23 Salah satu contoh Format X
Ada beberapa macam teknik cetak yang digunakan yaitu teknik cetak tinggi (relief), teknik cetak dalam (grafure), teknik cetak datar (offset), teknik cetak saring (screen printing), Teknik Cetak Digital. Pada promosi Yanto Bali Lombok (YBL) Tours and travels teknik cetak yang digunakan dalam mewujudkan media rancang grafis adalah :
a. Cetak Tinggi ( Relief )
Adalah teknik cetak-mencetak, dimana unsur-unsur yang akan dicetak lebih tinggi dari bagian yang tidak dicetak. Teknik cetak tinggi merupakan teknik cetak yang sederhana, dimana hasil cetak yang diperoleh tidak sama antara satu dengan yang lainnya (Widhi, 2011 : 24).
b. Cetak Dalam (Grafure)
Adalah teknik cetak, dimana bagian yang akan dicetak dibuat tenggelam pada bidang cetak. Bagian yang tenggelam tersebut akan menjadi tempat tinta untuk dipindahkan ke media cetak. Bahan cetak yang biasa digunakan adalah bahan yang mudah menyerap tinta (Widhi, 2011 : 24).
Gambar 2.25 Teknik Cetak Dalam
Prinsip kerja teknik ini adalah makin dalam paritnya, maka makin banyak dapat menampung tinta, sehingga makin banyak tinta yang
akan pindah ke kertas dan makin tajam pula garis yang dihasilkan pada gambar di kertas.
c. Cetak Datar (Offest )
Cetak datar merupakan teknik cetak di mana bagian yang mencetak dan tidak mencetak sama tingginya atau sama datar. Prinsip cara kerja teknik ini adalah tolak menolak antara minyak dengan air.
Bagian yang tercetak dan tidak tercetak terletak pada satu plat dan dibedakan berdasarkan proses kimiawi. Perbedaan dasar antara proses offset dengan proses cetak yang lain adalah:
1. Tinta (berbasis minyak) tidak bercampur dengan air
2. Pada awalnya tinta dipindahkan dari plat ke karet (blanket ), setelah itu karet akan melanjutkan tinta tersebut ke kertas yang akan dicetak. Proses perpindahan tinta dari plat melalui blanket terlebih dahulu baru ke kertas itulah yang menyebabkan teknik ini dinamakan offset (cetak tidak langsung) (Kusrianto. 2007 : 131 dalam Haryanto, 2011 : 40).
Cetak datar memungkinkan untuk mencetak dengan jumlah yang sangat banyak dari selembar plat tanpa merusak plat itu sendiri dan mencetak pada segala macam kertas.
Gambar 2.26 Teknik Datar d. Cetak Saring (Screen Printing )
Teknik cetak ini disebut juga silk screen printing , karena acuan cetaknya berupa saringan yang terbuat dari sutra dan nilon yang memiliki lubang-lubang halus. Teknik cetak saring merupakan teknik cetak yang menggunakan alat screen (layar yang terbuat dari bahan sutra atau nilon yang dipasang pada bingkai kayu) dan rakel (alat untuk mentransfer tinta dari screen ke permukaan media cetak).
Cetak saring adalah perkembangan dari teknik sablon yang biasanya untuk membuat motif tekstil atau membuat motif yang sama berulang-ulang, di mana dalam pembuatannya diperlukan bahan-bahan cetak seperti bahan afdruck, bahan penghapus dan bahan penguat. Cara kerja teknik cetak saring adalah terlebih dulu dibuatlah film (mika / kalkir / astalon) sebagai acuan cetak. Lalu dilakukan pemindahan film ke screen. Selanjutnya, media cetak seperti kertas atau kain diletakkan di bawah screen dan pada saat tinta disapu dengan rakel pada screen, tinta akan
menembus bagian-bagian screen yang berlubang sesuai dengan acuan cetak tersebut dan cetakan pun dihasilkan (Kusrianto, 2007 : 133 dalam Haryanto, 2011 : 42).
Gambar 2.27 Teknik Cetak Saring
2.2 Data faktual / lapangan 2.2.1 Nama produk / obyek
Nama dari objek yang diangkat sebagai kasus adalah sanggar tari Wit Tonjaya. Sanggar tari Wit Tonjaya adalah sanggar tari yang terletak di daerah Denpasar, tepatnya di jalan Gunung Agung gang II No. 5 Den- pasar. Sanggar tari Wit Tonjaya memiliki pengajar yang berpengalaman di bidang seni tari, banyak tari-tarian tradisional Bali yang di ajarkan di sanggar tari Wit Tonjaya. Saat ini banyak sekali terdapat sanggar tari di daerah Denpasar. Oleh karena itu, dalam persaingan usaha dibutuhkan langkah-langkah promosi untuk memperkenalkan produk dan jasa yang di tawarkan. Sebagai sanggar tari yang sudah lama berdiri maka sarana promosi yang tepat merupakan langkah yang harus diambil demi memajukan sanggar tari Wit Tonjaya supaya tidak kalah bersaing dengan sanggar-sanggar tari yang lain.
2.2.2 Pengelola
Sanggar tari Wit Tonjaya dikelola langsung oleh pemilik (owner ) sanggar tari Wit Tonjaya yaitu bapak Komang Wardana beserta keluarga. Adapun struktur kepengurusan sanggar tari Wit Tonjaya sebagai berikut :
(Gambar 2.28 Struktur kepengurusan sanggar tari Wit Tonjaya) 2.2.3 Lokasi
Sanggar tari Wit Tonjaya terletak di daerah Denpasar dan dikelilingi oleh pemukiman warga yang cukup padat. Sanggar tari Wit Tonjaya terletak
di jalan Gunung Agung, gang II No. 5 Denpasar. Denah sanggar tari Wit Tonjaya :
Gambar 2.29 Denah sanggar Tari Wit Tonjaya 2.2.4 Sarana komunikasi yang ada
Sarana media promosi sanggar tari Wit Tonjaya masih minim, sanggar tari Wit Tonjaya masih mengandalkan papan nama yang ada di depan sanggar tari Wit Tonjaya.
Papan Nama :
Menurut Sony papan nama adalah sebuah alat yg menujang dalam penyajian sebuah pemasaran dan sebagai media iklan, untuk melihat seberapa baiknya perusahaan itu dan seberapa baiknya nilai unsur estetika dalam menciptakan ketertarikan customer, para menikmat, baik buruknya jenis tempat dan dapat menseleraraskan dpt tempat tersebut.
2.2.5 Aplikasi unsur-unsur desain komunikasi visual Papan Nama Sanggar Tari Wit Tonjaya
Pada media papan nama menggunakan ilustrasi vektor, menampilkan logo sanggar tari Wit Tonjaya. Teks bersifat informatif tentang sanggar tari Wit Tonjaya. Warna yang digunakan dalam ilustrasi papan nama sanggar tari Wit Tonjaya di dominasi warna merah pada logo, teks menggunakan warna merah pada nama sanggar dan warna hitam serta biru pada informasi sanggar tari Wit Tonjaya. Pada background meng-gunakan warna kuning. Secara keseluruhan papan nama sanggar tari Wit Tonjaya telah mengandung unsur-unsur desain meskipun belum sempurna.
2.2.6 Material dan Teknik Papan Nama
Bahan : Aluminium
Teknik Cetak : Digital Printing 2.2.7 Potensi kasus
Sanggar tari Wit Tonjaya layak untuk diangkat sebagai kasus karena sanggar tari Wit Tonjaya merupakan sanggar tari yang mempunyai pengajar-pengajar berpengalaman dibidang seni tari. Sanggar tari Wit Tonjaya sering melakukan pentas dimana-mana. Melihat media komu-nikasi yang digunakan, dirasa masih kurang mampu untuk mem- promosikan sanggar tari Wit Tonjaya. Maka dari itu agar sanggar tari Wit
Tonjaya dapat dikenal oleh masyarakat luas, diperlukan media komunikasi yang nantinya dapat mempromosikan sanggar tari Wit Tonjaya.
2.2.8 Strategi pasar
Strategi pemasaran merupakan rencana yang dilakukan untuk tujuan mempromosikan sanggar tari Wit Tonjaya. Untuk menunjang tujuan mempromosikan sanggar tari Wit Tonjaya, dibutuhkan media komunikasi
visual sebagai tujuan mengkomunikasikan secara visual sanggar tari Wit Tonjaya sebagai sarana informasi.
Adapun strategi promosi menurut Philip Kotler terdiri dari : a. Dilihat dari segi produk / jasa
Sanggar tari Wit Tonjaya adalah tempat untuk mempelajari tentang seni tari tradisional Bali. Oleh karena itu sanggar tari Wit Tonjaya tidak memasarkan produk melainkan memasarkan jasa. Jasa untuk mempelajari seni tari tradisional Bali.
b. Dilihat dari segi harga
Berkaitan dengan masalah harga, harga yang ditawarkan oleh sanggar tari Wit Tonjaya untuk belajar seni tari tradisional Bali relatih murah. Sehingga dapat bersaing dengan sanggar-sanggar tari lainnya.
c. Dilihat dari segi tempat
Pada umumnya daerah untuk memperomosikan sanggar tari Wit Ton- jaya berada di daerah Denpasar. Untuk penempatan media promosi
akan diletakan di tempat-tempat umum dan sekolah-sekolah yang ada di daerah Denpasar agar lebih tepat sasaran.
d. Dilihat dari segi promosi
Promosikan yang dilakukan adalah dengan memberika informasi yang berkaitan dengan sanggar tari Wit Tonjaya secara lengkap dan jelas bagi masyarakat luas. Agar masyarakat mengetahui kelebihan dari sanggar tari Wit Tonjaya dibandingkan dengan sanggar-sanggar tari lainnya yang ada di daerah Denpasar.
2.2.9 Target Segmentasi
Pada perancangan media komunikasi visual sanggar tari Wit Tonjaya, Target segmentasi ditunjukan kepada masyarakat Denpasar pada umumnya. khususnya pada usia remaja (3-20 tahun) yang berdasarkan dari data yang telah diperoleh.
2.3 Analisa dan sintesa 2.3.1 Analisis teori
Teori-teori yang digunakan sebagai pedoman dalam perancangan media promosi akan disesuaikan dengan media yang dirancang, seperti teori tentang media dan unsur-unsur visualnya. Kemudian dinilai melalui kriteria desain yaitu komunikatif, fungsional, informatif, etis, estetika, dan kreatif. Teori-teori tersebut digunakan sebagai dasar dalam peran-cangan media komunikasi visual karena memiliki keterkaitan terhadap objek yang diangkat, yaitu diterapkan pada perancangan media promosi dengan menggunakan lambang-lambang yang berhubungan dengan seni tari tradisional Bali, serta foto-foto sanggar tari yang menunjukkan fasilitas dan kelebihan yang ditawarkan kepada masyarakat yang ingin belajar tari tradisional Bali.
Sehingga mampu menarik minat para calon murid untuk berlatih di sanggar tari Wit Tonjaya. Maka nantinya mampu menarik minat masyarakat umum untuk belajar di sanggar tari Wit Tonjaya. Dengan diterapkannya teori-teori tersebut pada perancangan media Komunikasi visual sanggar tari Wit Tonjaya, diharapkan akan mendapatkan hasil yang maksimal dengan terciptanya media promosi yang menarik dan informatif.
2.3.2 Analisis faktual
Berkembangnya usaha dalam bidang jasa memang sangat menguntungkan, tentunya hal inilah yang akan dicapai jika usaha yang ditekuni telah sampai pada titik tertinggi. Menekuni suatu bidang usaha jasa tidaklah mudah, butuh usaha yang ekstra keras untuk tetap eksis dalam dunia persaingan. Seperti halnya, usaha dalam bidang jasa tempat berlatih tari di jalan Gunung Agung II D no. 5 Denpasar. Berbagai cara ditingkatkan guna mengikuti alur dan minat publik. Karena semakin hari banyak bermunculan seperti tempat sejenis sehingga memberikan pilihan
bagi calon murid. Dalam usaha meme-nuhi keinginan itulah diperlukan suatu media promosi guna menarik minat para calon murid.
2.3.3 Analisis wawancara
Guna memperkuat serta meyakinkan data-data yang diperoleh, penulis juga melakukan wawancara dengan pengelola sanggar tari Wit Tonjaya, yang tentunya ada kaitannya dengan penulisan. Diketahui bahwa satu hal yang paling utama dalam usaha ini adalah bagaimana kita mampu memberikan kenyamanan serta pelayanan sehingga para calon murid dapat memilih tempat yang tepat untuk mereka berlatih.
2.3.4 Sintesa
Dengan mengandalkan kelebihan akan fasilitas yang ditawarkan sanggar tari Wit Tonjaya siap bersaing dengan tempat usaha sejenis, serta kenyamanan yang di berikan diharapkan mampu menarik lebih banyak murid. Untuk itu, dalam upaya menarik banyak akan di buat media promosi seperti Brosur , Flayer, X-Banner, T-Shirt dan Poster.
Adapun unsur-unsur desain komunikasi visualnya yang digunakan dalam mewujudkan media di atas, antara lain : 1. Media :
Media yang akan dirancang antara lain Brosur , Flayer, X-Banner, T-Shirt dan Poster.
2. Ilustrasi :
Menggunakan ilustrasi gabungan antara ilustrasi fotografi dan ilustrasi vektor yang diolah melalui program komputer. 3. Warna :
Warna yang digunakan adalah warna merah,biru,dan kuning. warna ini menjadi simbol, semangat, konservatif,optimis dan sesuai dengan konsep yang di angkat, yang dapat menyampaikan kesan dan pesan yang ingin ditampilkan melalui desain tersebut.
4. Huruf :
Jenis huruf yang digunakan jenis huruf sanserif (tak berkait)
yang sederhana dan lebih mudah dibaca dan sifat huruf ini kurang formal.
5. Teks :
Teks berupa informasi yang singkat, jelas, komunikatif dan informatif.
6. Ukuran dan Bahan :
Ukuran memakai satuan panjang cm dan di sesuaikan dengan media promosi dan juga standar cetak kertas yang ada. Bahan yang di gunakan sesuai dengan jenis media promosi.
7. Teknik cetak :