• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI ABON SAPI DI KOTA SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI ABON SAPI DI KOTA SURAKARTA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI ABON SAPI DI KOTA SURAKARTA Khoirunnisa’Anditia Putra Perdana, Darsono, Widiyanto

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457

Email : khoirunnisaanditia@yahoo.co.id. Telp. 089665011052

Abstract :This research aims to know the map of agro-industries abon sapi. Knowing the position of agro-industries abon sapi, formulate development strategies, as well as identify the map value chain of agro-industries abon sapi in Surakarta. The basic methods used in the study is a descriptive method. Method of determining the location of the research done on a purposive with interviews respondents, observation, and recording. Methods of data analysis used in this study is a Comparison of exponential Method and Borda, method of SWOT Matrix, and Value Chain analysis of the Map. The result showed that agro-industry abon sapi there were 3 sub-districts in the Surakarta District, among other: Serengan sub-district, Pasar kliwon, Jebres. Through a method of borda, industry abon sapi ranks second at Surakarta. Development strategy to agro-industry abon sapi between to expand the marketing and closer to the consumers abon sapi, improving the quality of the product optimization the role of industry and dept of agriculture to increase knowledge and skill businessman abon sapi, improve access to capital for entrepreneurs abon sapi, partnering with stakeholders abon sapi, abon sapi centers area development in the Surakarta District, increase adoption of the technology, Improve the quality of training activities agro-industry businessmen abon sapi. Map of abon sapi of industrial agriculture value chain consists of three actors first suppliers, processor, marketers.

Keywords : Abon sapi, Mapping, Agro-industries, SWOT, Value Chain Map

Abstrak : Penelitian ini bertujuan mengetahui peta agroindustri abon sapi. Mengetahui posisi agroindustri abon sapi, merumuskan strategi, identifikasi peta rantai nilai agroindustri abon sapi di Kota Surakarta. Metode dasar penelitian adalah deskriptif. Metode penentuan lokasi Penelitian secara purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mewancarai responden, observasi, dan pecatatan. Metode analisis data dalam penelitian adalah Metode Perbandingan Eksponensial dan Borda, Matriks SWOT, dan analisis Peta Rantai Nilai. Hasil penelitian menunjukkan agroindustri abon sapi terdapat di 3 kecamatan di Kota Surakarta, antara lain : Kecamatan Serengan, Pasar Kliwon, Jebres. Metode Borda, agroindustri abon sapi menempati peringkat kedua di Kota Surakarta. Strategi pengembangan untuk agroindustri abon sapi antara lain memperluas area pemasaran dan mendekatkan diri dengan konsumen, peningkatan mutu produk abon sapi, optimalisasi peran Desperindag dan Dinas Pertanian, meningkatkan akses permodalan, menjalin kemitraan dengan stakeholder abon sapi, pengembangan wilayah sentra abon sapi di Kota Surakarta, meningkatkan adopsi teknologi, meningkatkan kualitas pengusaha. Peta Rantai Nilai terdiri dari tiga pelaku pemasok, pengolah, pemasar.

(2)

PENDAHULUAN

Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada

konteks menekankan pada food

processing management dalam suatu

perusahaan produk olahan yang bahan baku utamanya produk pertanian.

Kota Surakarta adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki produk unggulan berupa produk olahan salah satunya yaitu abon sapi. Produk tersebut merupakan hasil dari industri pengolahan dengan kegiatan merubah bentuk dari bahan baku yang lebih bernilai sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di Kota Surakarta.

Produk olahan abon sapi

merupakan hasil dari peternakan khususnya bahan baku daging sapi. Tempat usaha pengolahan abon sapi ini sudah banyak dikembangkan di Kota Surakarta, karena Kota Surakarta merupakan salah satu kota wisata baik wisata budaya, maupun kuliner. Abon sapi sendiri merupakan salah satu alternatif oleh-oleh khas Kota

Tabel 1. Banyaknya Usaha Hasil Olahan Ternak di Kota Surakarta Tahun 2011

Sumber : BPS Kota Surakarta (2012) Berdasarkan Tabel 1, diketahui jumlah agroindustri abon sapi di Kota

Surakarta berjumlah 10 unit.

Pembuatan abon merupakan salah satu alternatif pengolahan daging sapi

untuk penganekaragaman produk

daging sapi serta mencukupi

kebutuhan protein masyarakat.

Pengembangan industri hasil

petanian, khususnya sub sektor

peternakan pada pengolahan daging sapi di Kota Surakarta memiliki prospek yang baik karena Kota Surakarta salah satu kota wisata dan abon sapi merupakan alternatif oleh-oleh bagi wisatawan. Pemetaan dan strategi pengembangan agroindustri abon sapi memberikan informasi kepada stakeholders tentang produk abon sapi ke masa yang akan datang. Abon sapi merupakan salah satu makanan khas dari kota Surakarta, namun tingkat persaingan yang ada mengharuskan agroindustri abon sapi mampu bersaing dengan agroindustri yang lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta agroindustri abon sapi, mengetahui posisi agroindustri

abon sapi dalam perekonomian,

menganalisis alternatif strategi yang

dapat diterapkan dalam

mengembangkan agroindustri abon sapi, dan menganalisis peta rantai usaha agroindustri abon sapi di Kota Surakarta.

METODE PENELITIAN

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana data yang dikumpulkan mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis karena metode ini sering

Jenis Olahan 2009 2010 2011 1 Abon 6 5 10 2 Rambak 6 6 5 3 Dendeng 4 3 5 4 Daging Giling 7 8 10

(3)

disebut metode analitik (Surakhmad, 1994).

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil adalah Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Primer yang dibutuhkan diperoleh dari responden melalui wawancara langsung. Data sekunder yang dibutuhkan Surakarta dalam

angka 2011/2012, RPJMD Kota

Surakarta.

Metode Analisis Data

Peta Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta. Teknik yang dilakukan untuk mengetahui peta agroindustri abon sapi di Surakarta yaitu dengan melakukan survei langsung ke semua kecamatan di Surakarta.

Posisi (Peringkat) Agroindustri.

Berdasarkan hasil peringkat

agroindustri abon sapi di Surakarta dengan menggunakan metode MPE, kemudian dilakukan penentuan posisi dengan menggunakan metode borda. Metode borda yaitu metode yang dipakai untuk menetapkan peringkat

tingkat Kota. Formulasi analisis

metode perbandingan eksponensial sebagai berikut :

Total Nilai (TNi) = TKKJ...(1)

Dimana TNi adalah total nilai

alternatif ke i (Nilai MPE), RKij

adalah derajat kepentingan relatif

kriteria ke-j pilihan keputusan

(Penilaian setiap responden), TKKj

adalah derajat kepentingan kriteria keputusan ke-J, TKK > 0 ; bulat, i :

adalah 1,2,3,…..,n, dimana n adalah

jumlah pilihan keputusan, dan m

adalah :jumlah kriteria keputusan (4 kriteria keputusan : Jumlah unit usaha, jangkauan pemasaran komoditi/produk

ketersediaan bahan baku/sarana

produksi, kontribusi agroindustri

terhadap perekonomian daerah).

Untuk perhitungan Metode

Borda adalah sebagai berikut :

Nilai borda X = ...(2) (MPE X * Nilai rangking dari alternatif agroindustri)

Dimana X adalah agroindustri x, Nilai

MPE adalah metode perbandingan

eksponensial, dan Nilai rangking

adalah nilai rangking agroindustri di setiap kecamatan.

Analisis SWOT. Untuk merumuskan

alternatif strategi pengembangan

Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta digunakan analisis Matriks

Strengths Weaknesses- Opportunities-

Threats (SWOT).

Analisis Rantai Nilai Agroindustri.

Untuk analisis rantai nilai (value chain map) dilakukan secara deskriptif dengan mengolah data mengenai rantai nilai setiap agroindustri unggulan kemudian dipaparkan dalam bentuk tabel normatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pemetaan Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta

Pemetaan dilakukan untuk dapat

mengetahui kecamatan yang

mengusahakan abon sapi di Kota Surakarta.

(4)

Tabel 2. Peta agroindustri abon sapi di masing-masing kecamatan di Kota Surakarta. No Kecamatan Sentra (Kelurahan) Jumlah agroindustri 1 Serengan Kemlayan 1 2 Pasar kliwon Joyosuran 1 3 Jebres Jagalan 8

Sumber: Analisis Data Primer (2013). Berdasarkan Tabel 2 agroindustri abon sapi terdapat di 3 kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di Kota

Surakarta. Kelurahan sentra

agroindustri abon sapi di Kecamatan Serengan adalah Kelurahan Kemlayan. Kelurahan sentra agroindustri abon sapi di Kecamatan Pasar kliwon adalah

Kelurahan Joyosuran. Kelurahan

sentra agroindustri abon sapi di Kecamatan Jebres adalah di Kelurahan Jagalan. Keterangan : : Kecamatan Banjarsari : Kecamatan Laweyan : Kecamatan Serengan : Kecamatan Pasar kliwon : Kecamatan Jebres

: Kecamatan yang mengusahakan abon sapi

Gambar 1. Peta Sebaran Agroindustri

Abon Sapi di Kota

Surakarta

Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa kecamatan yang mengusahakan abon sapi dari hasil

analisis MPE yaitu Kecamatan

Serengan, Kecamatan Pasar kliwon, dan Kecamatan Jebres. Nama ke 10 usaha agroindustri abon sapi yaitu: Abon Sapi Varia, Abon Sapi Rita Sembari, Abon Sapi Renadi, Abon Sapi Palapa, Abon Sapi Kereta, Abon Sapi Abadi Jaya, Abon Sapi TT, Abon Sapi KL Noeria, Abon Sapi Ps Mas, Abon Sapi Ksatria.

Hasil Analisis Potensi (Posisi) Agroindustri Abon Sapi pada Tingkat Kecamatan di Kota Surakarta dengan Pendekatan Metode Eksponensial

Menurut Marimin (2004) Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode untuk

menentukan urutan prioritas

alternative keputusan dengan

menggunakan kriteria jamak. Maka

dapat dilihat identifikasi potensi

(posisi) agroindustri abon sapi pada tingkat kecamatan di Kota Surakarta berdasarkan hasil analisis Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) diperoleh data urutan agroindustri yang yang mengusahakan abon sapi yaitu Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar kliwon, Kecamatan Jebres. Kecamatan Serengan dan Kecamatan Pasar kliwon menduduki peringkat keempat (4), sedangkan Kecamatan Jebres menduduki peringkat pertama (1) sebagai penghasil abon sapi. Sedangkan Kecamatan Banjarsari dan Laweyan tidak terdapat agroindustri abon sapi.

Sentra abon sapi di Kelurahan Joyosuran

Sentra abon sapi di KelurahanKemlayan

Sentra abon sapi di Kelurahan Jagalan

(5)

Hasil Analisis Potensi (Posisi) Agroindustri Abon Sapi Tingkat Kota Surakarta melalui Pendekatan Metode Borda

Menurut Wibowo dan Harmanto (2010), metode nilai borda merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan suatu alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang

akan dipilih, alternative-alternatif

tersebut diberikan nilai oleh pakar. Sistem akan mengubah nilai terhadap peringkat tersebut dengan memberikan

nilai tertinggi untuk peringkat

tertinggi, sedangkan peringkat

terenedah diberikan nilai 1 atau 0. Maka dapat dilihat hasil dari data posisi agroindustri abon sapi di Kota Surakarta merupakan tindaklanjut dari

hasil data metode perbandingan

eksponensial (MPE) pada tingkat

kecamatan, untuk tingkat Kota

Surakarta, dapat analisis dengan pendekatan Metode Borda. Hasil tersebut terdapat sepuluh peringkat agroindustri unggulan tingkat Kota

Surakarta.Urutan sepuluh besar

tersebut adalah : agroindustri mebel, abon, roti, kue semprong, furniture, rokok, kre (kursi bambu), kerajinan

peti. Intip, rambak kulit sapi.

Agroindustri abon sapi menempati

peringkat kedua (2) setelah

agroindustri mebel. Abon sapi sudah banyak di produksi karena minat dari konsumen mengkonsumsi abon sapi

sudah banyak, serta jangkauan

pemasaran sendiri sudah memasuki di beberapa luar kota.

Strategi Pengembangan

Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta

Menurut Ommani (2011), metode SWOT adalah alat utama yang

digunakan dalam usaha untuk

merumuskan rencana strategis yang terdiri dari empat kelompok strategis: 1) bagaimana kekuatan digunakan untuk mengambil keuntungan dari peluang, 2) bagaimana kelemahan dapat dikurangi dengan mengambil

keuntungan dari peluang, 3)

bagaimana kekuatan digunakan untuk mengurangi dampak dari ancaman, 4) bagaimana kelemahan akan membuat ancaman ini kenyataan dibahas.

Agroindustri dapat digunakan

sebagai salah satu pendekatan

pembangunan bagi negara berbasis agraris (Soekartawi, 2001). Adanya strategi pengembangan agroindustri dapat meningkatkan perekonomian

sehingga stabilitas pembangunan

ekonomi suatu daerah dapat terwujud. Maka dapat dilihat hasil dari strategi pengembangan abon sapi di Kota Surakarta diperoleh melalui analisis data primer dengan menggunakan pendekatan matrik SWOT. Matrik SWOT terdapat beberapa kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman yang

dijelaskan kemudian dianalisis

sehingga menjadi strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, strategi W-T. strategi pengembangan agroindustri abon sapi di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :

(6)

Tabel 3. Matrik SWOT Strategi Pengembangan

Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta. Kekuatan-S (Strengths) 1. Produk abon sapi ini memiliki rasa yang stabil tidak berubah-ubah 2. Kualitas produk yang baik 3. Memiliki lisensi

atau ijin BPOM 4. Tenaga kerja cukup terampil 5. Menggunakan bahan baku 100% daging sapi 6. Kontinyuitas produksi 7. Proses produksi mudah Kelemahan-W (Weaknesses) 1. Teknologi manual masih sederhana 2. SDM yang masih rendah dan manajemen kurang 3. Modal terbatas Peluang-O (Opportunities) 1.Abon sapi sebagai produk yang diminati konsumen dan wisatawan sebagai oleh-oleh 2.Jangkauan pasar yang luas 3.Membuka outlet di luar kota Surakarta 4.Pembinaan dan pengembangan inovasi dari dinas perindustrian dan perdagangan dan dinas pertanian 5.Potensi permintaan tinggi Strategi S-O 1. Memperluas area pemasaran dan mendekatkan diri dengan konsumen.(S2,S 3,S6,S7,O1,O2, O3,O5) 2. Peningkatan mutu produk abon sapi (S1,S4,S5,O4) Strategi W-O 1.Optimalisasi peran dinas perindustrian dan dinas pertanian untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengusaha abon sapi.(W2,O1,O 4) 2.Meningkatkan akses permodalan bagi pengusaha abon sapi.(W1,W3,O 2,O3,O5) Ancaman-T (Threats) 1. Bahan baku kualitasnya tidak stabil 2. Persaingan dengan agroindustri abon sapi yang lain 3. Harga bahan baku daging sapi sering mengalami kelonjakan harga Strategi S-T 1. Menjalin kemitraan dengan stakeholder abon sapi.(S3,S4,S5, T2,T3) 2. Pengembangan wilayah sentra abon sapi di Kota Surakarta(S1,S2 ,S6,S7,T1) Strategi W-T 1.Meningkatkan adopsi teknologi pengolahan daging sapi. (W1,W3,T2) 2. Meningkatkan kualitas pengusaha agroindustri abon sapi melalui kegiatan pembinaan memaksimalka n produksi daya saing abon sapi. (W2,T1,T3)

Sumber: Analisis Data Primer (2013)

Rantai Nilai (Value Chain) Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta

Menurut John dan Martha (2003), peran dalam rantai nilai penting untuk menggabungkan nilai analisis rantai

pada kegiatan pembangunan.

Manajemen rantai pasokan dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari perencanaan terpadu, koordinasi, dan control dari semua proses dan kegiatan disepanjang rantai pasokan untuk memberikan nilai tambah layanan sekaligus mengurangi total biaya semuapemangku kepentingan dalam rantai pasokan. Strategi peta rantai nilai ini terkait dengan perencananaan strategis bagi perusahaan.

Peta rantai usaha agroindustri

abon sapi di Kota Surakarta

menggunakan analisis value chain map yang dimana data didapat melalui wawancara dengan responden.

Faktor Eksternal

Faktor Internal

(7)

Tabel 4. Peta Rantai Nilai (Value Chain) Agroindustri Abon Sapi Kota Surakarta

Sumber: Analisis Data Primer (2013) Rantai nilai (Value Chain) dalam kegiatan agroindustri abon sapi diperoleh dari analisis data primer, dapat dilihat pada gambar berikut.

Keterangan :

: Alur abon sapi

: Alur pembayaran

Gambar 2. Rantai Nilai (Value Chain) Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Agroindustri abon sapi di Kota Surakarta, tersebar di 3 kecamatan antara lain Serengan, Pasar Kliwon, dan Jebres. Potensi agroindustri abon sapi pada tingkat Kota Surakarta meduduki peringkat kedua (2). Strategi pengembangan agroindustri abon sapi di Kota Surakarta adalah, memperluas area pemasaran dan mendekatkan diri dengan konsumen, peningkatan mutu produk abon sapi, optimalisasi peran dinas perindustrian dan perdagangan dan dinas pertanian, meningkatkan akses permodalan bagi pengusaha abon sapi, menjalin kemitraan dengan stakeholder abon sapi, pengembangan wilayah sentra abon sapi di Kota

Surakarta, meningkatkan adopsi

teknologi pengolahan daging sapi, meningkatkan kualitas pengusaha abon sapi. Peta rantai nilai (value chain map) agroindustri abon sapi di Kota

Peran Pemasok 1 Pemasok 2 Pengolah Pemasar Pelaku Peternak Pedagang

daging sapi

Agroindustri abon sapi

pedagang Bentuk produk Sapi Daging sapi Abon sapi Abon sapi Kemudahan menjual produk Mudah (banyak peminat) Sedang (kenaikan harga bahan baku) Mudah (banyak peminat dan konsumen) Mudah (banyak peminat dan konsume n) Daya tawar har

ga dan kualitas terhadap pembeli. (kuat, seimbang, lemah) Kuat (sapi yang dijual kualitas baik) Kuat (harga bahan baku sudah tinggi, jarang adanya tawar harga) Kuat (harga bahan baku sudah tinggi, jarang adanya tawar harga) Kuat (harga bahan baku sudah tinggi, jarang adanya tawar harga) Harga produk Rp. 12.000.000-15.000.000/ ekor sapi (berat sapi 200-250kg) Rp. 85.000-90.000/kg (bagian dada dan paha pembuatan abon sapi= 100-150kg/ekor sapi) Rp. 180.000 – Rp. 220.000/kg atau 25.000/ ons (2kg daging sapi= 1kg abon sapi) Rp. 200.000-Rp. 250.000/k g atau Rp 32.000-Rp.35.00 0/ons Keuntungan Rp. 500.000-1.000.000 Rp. 10.000-20.000 Rp. 10.000-20.000 Rp. 5.000-10.000 Sistem pembayaran (tunai,tempo)

Tunai Tempo Tunai Tunai

Metode pembayaran (bank, konvensional) Konvensiona l Konvensiona l Konvensional dan bank konvensi onal Standard yang disukai pembeli Hewan sapi yang tidak terkena penyakit, sehat, dan tidak cacat Daging sapi segar tidak terdapat cacing, daging masih merah Asli terbuat dari daging sapi tidak ada campuran bahan baku lainnya, tahan lama, rasa manis dan pedas Asli terbuat dari daging sapi tidak ada campuran bahan baku lainnya, tahan lama, rasa manis dan pedas Lembaga pendukung usaha

Tidak ada Dinas Pertanian Dinas pertanian, Desperindag Tidak ada Bentuk fasilitas lembaga pendukung usaha

Tidak ada Pengadaan RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Pengadaan penyuluhan ke UMKM, promosi produk Tidak ada

pedagang daging sapi

 Kios KL, Kios Sarto rahardjo, kios PD, kios Radika

Peternak sapi  Pasar sapi sragen,plaosa n Agroindu stri abon sapi Pedagang/ agen abon sapi:  Pasar lokal,  Luar kota : Sukoharjo, klaten, Jakarta,De pok,Bali, Bekasi, Kartosuro Konsumen abon sapi

(8)

Surakarta terdiri dari peternak sebagai pemasok bahan baku, agroindustri abon sapi dan pedagang perantara abon sapi.

Saran

Pelaku agroindustri abon sapi

memanfaatkan adanya berbagai

peluang pemasaran di setiap

kecamatan Kota Surakarta dan luar Kota Surakarta. Adopsi teknologi dari teknologi manual menjadi teknologi modern sebaiknya perlu dilakukan sehingga proses untuk memproduksi abon sapi dapat dikerjakan dengan cepat, nyaman dan efisien tanpa mengurangi citarasa dari abon sapi.

Bagi pemerintah Kota Surakarta

diharapkan dapat membantu

permodalan dengan bekerja sama dengan pihak bank daerah maupun

swasta agar dapat membuat

programkredit dengan bunga yang ringan, dan melakukan pelatihan atau

penyuluhan untuk membantu

pemasaran.

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kota Surakarta. 2012. Surakarta

dalam Angka 2011/2012. BPS Kota Surakarta. Surakarta.

John dan Martha. 2003.Stretegic

Supply Chain Mapping

Approaches. Journal Busines Logistic. Vol. 24/No 2:24-25.

Marimin. 2004. Teknik Dan Aplikasi

Pengambilan Keputusan Kriteria

Majemuk. Gramedia

Widiasarana Indonnesia. Jakarta.

Ommani, R. 2011. Strength,

Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) Analysis For

Farming System Businesses

Management: Case of Wheat Farmers of Shadervan District

Shoushtar Township, Iran.

Affrican Journal Business

Management. Vol 5/No 22 : 5-6.

Soekartawi. 2001. Pengantar

Agroindustri. Raja Grafindo

Persada 12. Jakarta.

Surakhmad. 1994. Metode Ilmiah

Penelitian, Metode dan Teknik Penelitian. Tarsito. Bandung. Wibowo J dan Harmanto, 2010. Sistem

Pengambilan Keputusan

Pemilihan Mahasiswa Teladan dengan Menggunakan Metode Nilai Borda. STIKOM Surabaya. Surabaya.

Gambar

Gambar  1.  Peta  Sebaran  Agroindustri  Abon  Sapi  di  Kota  Surakarta
Tabel  3.  Matrik  SWOT  Strategi  Pengembangan
Tabel  4. Peta Rantai Nilai (Value Chain)  Agroindustri  Abon  Sapi  Kota  Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

Sarana  transportasi  dan  peran  masyarakat  perantau  sangat  berpengaruh  sekali  dalam  mengembangkan  petemakan  dan  agroindustri  sapi  potong.  Sarana 

Prioritas strategi tertinggi yang dapat diterapkan dalam strategi pengembangan usaha abon sapi Bu Yati berdasarkan analisis Matriks QSPM adalah strategi II yaitu

Hal ini menunjukkan faktor peluang yang dimiliki lebih besar dari faktor ancaman, sehingga disimpulkan bahwa alternatif strategi yang digunakan untuk pengembangan usaha abon sapi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peta sebaran, posisi di tingkat kecamatan, posisi di tingkat kabupaten, strategi pengembangan, dan peta rantai

a. Faktor kekuatan agroindustri mocaf di Kota Singkawang adalah letak strategis dari agroindustri, kemudahan dalam memperoleh bahan baku, teknologi pengolahan mudah dilakukan

Hal ini menunjukkan faktor peluang yang dimiliki lebih besar dari faktor ancaman, sehingga disimpulkan bahwa alternatif strategi yang digunakan untuk pengembangan usaha abon sapi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari analisis lingkungan dan identifikasi faktor internal dan eksternal agroindustri, serta kuadran yang menunjukkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji besarnya nilai tambah per bahan baku dan per tenaga kerja pada industri abon sapi dan dendeng sapi di