I. PENDAHULUAN
Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2010, dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal
Tujuan pembangunan dibidang kesehatan adalah terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan peran serta dari masyarakat. Peran serta masyarakat adalah merupakan suatu proses dimana individu, kelompok dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatan sendiri dengan tujuan untuk memandirikan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
Program Promosi Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan dibidang kesehatan yang merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya melalui peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu pilar utama menuju Indonesia Sehat 2010.
Profil Promosi Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2006 disusun untuk memberikan informasi hasil kegiatan program promosi kesehatan yang diharapkan menjadi sumber informasi untuk pengambilan kebijakan dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Gorontalo.
II. GAMBARAN UMUM
Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, yang secara administratif sudah terpisah dari provinsi Sulawesi Utara sejak Tanggal 16 Pebruari 2001 yang pada awalnya memiliki wilayah 2 Kabupaten dan 1 Kota. Mulai Tahun 2004 terjadi pemekaran daerah kabupaten Gorontalo dan kabupaten Boalemo, sehingga wilayah provinsi Gorontalo sekatang terdiri dari 4 Kabupaten dan 1 Kota dengan luas wilayah keseluruhan adalah 12.210,88 KM². Berikut adalah Peta wilayah Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo.
KABUPATEN BOALEMO
KABUPATEN GORONTALO KABUPATEN POHUWATO
KAB. BONE BOLANGO KOTA GORONTALO
1. Keadaan Geografis
Secara Geografis Provinsi Gorontalo terletak di antara 00° 24' 04” – 01° 02’ 30” Lintang Utara (LU) dan 121° 08’ 04” – 123° 32’ 09” Bujur Timur (BT).
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buol Toli-Toli (Sulawesi Tengah) dan Laut Sulawesi.
b. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Donggala (Sulawesi
Tengah).
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow
(Sulawesi Utara)
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini (Gorontalo).
TABEL
PEMBAGIAN WILAYAH DI PROVINSI GORONTALO
NO Kabupaten / Kota Kecamatan Desa/Kelurahan
1. Kota Gorontalo 5 46
2. Kabupaten Gorontalo 17 200
3. Kabupaten Boalemo 7 81
4. Kabupaten Pohuwato 8 73
5 Kabupaten Bone Bolango 7 89
Provinsi Gorontalo 44 489
Sumber : Profil Provinsi Gorontalo tahun 2005
Luas wilayah Provinsi Gorontalo adalah 12.210.88 KM² yang terlihat pada tabel sebagai berikut :
TABEL
LUAS WILAYAH DI PROVINSI GORONTALO
NO Daerah LUAS WILAYAH
KM² %
1. Kota Gorontalo 64.79 1
2. Kabupaten Gorontalo 3.426.98 28
3. Kabupaten Boalemo 2.510.40 21
Untuk lebih jelasnya persentasi luas wilayah tiap Kabupaten/ Kota Se-Provinsi Gorontalo seperti terperinci pada gambar sebagai berikut :
GAMBAR
LUAS KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI GORONTALO
1% 28% 21% 34% 16% Kota Gorontalo 64.79 Kabupaten Gorontalo 3.426.98 Kabupaten Boalemo 2.510.40 Kabupaten Pohuwato 4.224.31 Kabupaten Bone Bolango 1.984.40 2. Karakteristik Penduduk
Penduduk Gorontalo mayoritas beragama Islam ( 97.81 %) dan agama lainnya (2.19%). Masyarakat Gorontalo merupakan masyarakat yang berbudaya dengan Adat istiadatnya yang masih kental, ini dibuktikan dengan semboyan “Adat bersendikan Syara dan Syara bersendi Kitabullah”. Filosofi hidup ini selaras dengan dinamika masyarakat yang semakin terbuka, modern, dan demokratis.
Dalam proses sosoialisasi dan komunikasi keseharian masyarakat Gorontalo, selain Bahasa Indonesia digunakan pula Bahasa Gorontalo (hulondalo).
3. Keadaan Demografi
Berdasarkan Data Dari Profil UKBM kabupaten/Kota menunjukkan jumlah penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2006 sebanyak 911.119 Jiwa yang terdiri dari laki-laki 458.910 Jiwa dan Perempuan 452.209 Jiwa. Dilihat dari tingkat kepadatan penduduk, Kota Gorontalo memiliki kepadatan penduduk paling tinggi yaitu 21.98 jiwa/kmP
2
P
. Tingginya tingkat kepadatan penduduk di Kota Gorontalo merupakan kasus klise yang terjadi di kota-kota di Indonesia. Urbanisasi yang dipacu oleh faktor penarik (pull factors). Kota sebagai pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan dan pendidikan menjadi alasan tingginya kepadatan penduduk di kota tersebut.
Berdasarkan data dasar laporan program Promkes tahun 2006 jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut:
TABEL
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
No Wilayah LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Kota Gorontalo 71,291 71,141 142.432 2 Kab. Gorontalo 208,480 208,577 417.057 3 Kab. Boalemo 59,648 54,111 113.759 4 Kab. Pohuwato 54,536 54,008 108.544
5 Kab. Bone Bolango
64,955 64,372 129.327
PROV.GORONTALO
458,910 452,209 911.119 Sumber : Data Dasar Program Promkes Tahun 2006
Berikut jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada diagram dibawah ini :
GAMBAR
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
-50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 450,000 Kota Go ront alo Kab. Go ront alo Kab. Bo alem o Kab. Po huw ato Ka b. B one Bo lan go LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
Di bawah ini adalah jumlah penduduk menurut KK dan Jiwa provinsi Gorontalo berdasarkan data dasar laporan program promkes tahun 2006 sebagai berikut :
TABEL
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KK DAN JIWA PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
No Wilayah KK JIWA
1 Kota Gorontalo 2.863 142.432
2 Kab. Gorontalo 10.6634 417.057
3 Kab. Boalemo 31.965 113.759
4 Kab. Pohuwato 28.796 108.544
5 Kab. Bone Bolango 32.714 129.327
Prov. Gorontalo 202.972 911.119
4. Lingkungan Fisik Dan Biologi
1. Penyediaan Sumber Air Bersih
Jumlah Penduduk yang menggunakan sarana air bersih (sumur gali dan PAM/perpipaan) di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2006 berdasarkan data dari program PPM-PL adalah sebanyak 150893 rumah yang tersebar di 5 (lima) wilayah kabupaten/kota dan yang memenuhi syarat adalah 129768 rumah, sehingga persentasi rumah yang memenuhi syarat adalah mencapai 86 % (dengan persepsi 1 rumah = dihuni 5 Jiwa). 2. Sarana Jamban keluarga
Keluarga yang menggunakan jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan di Provinsi Gorontalo Tahun 2006 berdasarkan data dari PPM-PL adalah 62439 jamban dan yang memenuhi syarat dalam kesehatan adalah 49951 jamban atau mencapai 80 % dari rumah penduduk yang disurvei yang memenuhi syarat/leher angsa (dengan persepsi 1 rumah = dihuni 5 jiwa)
5. Keadaan Sarana dan Tenaga Kesehatan
Jenis sarana kesehatan dan tenaga kesehatan yang ada sampai tahun 2006, adalah sebagai berikut :
JENIS SARANA KESEHATAN
DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
No Jenis Sarana Jumlah
1. Rumah Sakit Umum 5
2. Rumah Sakit Kulit 1
3. Rumah Sakit Swasta 1
4. Poliklinik Kesdim 1
5. Poliklinik Bhayangkara 1
6. Puskesmas dg Tempat Tidur 19
7. Puskesmas non Tempat Tidur 34
8. Puskesmas Pembantu 226
9. Pondok Bersalin Desa (Polindes) 257
10. Posyandu 953
11. Puskesmas Keliling 64
12. Kendaraan Roda 2 1 PKM = 2-3
Sumber : Profil Provinsi GorontaloTahun 2005
Tenaga kesehatan yang ada diprovinsi Gorontalo dari segi kualitas dan kuantitasnya masih kurang. Jumlah tenaga kesehatan sebanyak 1339 Orang tenaga dengan persentasi 88.73 % sedangkan yang non profesi kesehatan, hanya 170 Orang. Sehingga tenaga non profesi kesehatan mencapai persentasi 11.27 %. Secara rinci jumlah tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut:
KUALIFIKASI PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
No KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS SWASTA
1. Dokter Spesialis 23 2. Dokter Umum 141 3. Dokter Gigi 19 4. Perawat 532 5. Perawat Gigi 29 6. Bidan 258 7. Apoteker 19 8. Ass.Apt(SAA,SMF) 21 9. Ana Farma 0 10. Farmasi D3 0 11. Sanitarian 149 12. Kesmas (S1,S2) 85 13. Gizi 63 JUMLAH 1339 170
III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN
a. KEMATIAN
1. Angka Kematian Bayi pada Tahun 2006 (selang bulan Januari-Agustus)
Angka Kematian Bayi (IMR) tahun 2006 di Provinsi Gorontalo adalah 143/12151 x 1.000 = 11.76/1000 Kelahiran Hidup
Penyebab dari kematian Bayi tersebut adalah BBLR, Asfiksia, Peumonia, Diare, Tetanus Neonatorum Dan Lain-lain.
2. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate (MMR)
Angka Kematian Ibu (MMR) tahun 2006 di Provinsi Gorontalo adalah 81/12151 x 100.000 = 666/100.000 Kelahiran Hidup
Penyebab dari Kematian Ibu tersebut adalah Perdarahan, Infeksi, Eklamsia, dan Anemia.
b. KESAKITAN
Data 10 penyakit terbanyak di Provinsi Gorontalo Tahun 2006 1) Influenza 2) Diare 3) Malaria Klinis 4) Tersangka TBC Paru 5) Pneumonia 6) Diare Berdarah 7) Hepatitis Klinis 8) TBC Paru BTA + 9) Tipus Perut Klinis 10)Malaria Fasiparum
c. Status Gizi
Berdasarkan Hasil Pengukuran status gizi dengan mengunakan indikator BB/U untuk tahun 2006 di Provinsi Gorontalo menunjukan 33,4 % atau 20.816 anak balita mengalami status gizi kurang dari 62.357 anak balita yang diukur.
IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan
Upaya kesehatan pada umumnya ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat, sebagai salah satu upaya meningkatkan status kesehatan penduduk, khususnya pada kelompok rentan yakni, bayi, balita, bumil dan bulin.
Gambaran hasil upaya kesehatan yang berkaitan dengan penurunan angka kematian bayi dan ibu, imunisasi dan gizi dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Kesehatan Ibu dan Anak
a. Cakupan pemeriksaan dan frekuensi kunjungan bumil dengan
menggunakan alat ukur K1 da K4 di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2006 yakni K1 = 90.7 % dan K4 = 78.1 %
b. Cakupan Pertolongan Persalinan
Jumlah persalinan sebesar 20.017 kelahiran, yang terdiri dari Lahir Hidup sejumlah 19.776 kelahiran dan Lahir Mati sejumlah 241 kelahiran. Pertolongan persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi Gorontalo untuk Tahun 2006 mencapai 86,96 % dan 14,24 % oleh dukun terlatih.
2. Imunisasi
Cakupan Imunisasi Tahun 2006 di Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut:
NO. JENIS ANTIGEN CAKUPAN (%) KET. 1 2 3 4 1 BCG 94.8 2 DPT 1 95.9 3 HB < 7 hari 24.6 4 HB > 7 hari 71.2 5 HB 1 95.8 6 Polio 1 98.5 7 DPT 2 88.8 8 HB 2 78.5 9 Polio 2 92.2 10 DPT 3 85.3 11 HB 3 70.7 12 Polio 3 87.9 13 Campak 85.6 14 Polio 4 87.3
V. LINGKUP PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Sebagaimana diketahui bahwa terdapat berbagai jenis UKBM antara lain meliputi :
1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) 2. Polindes (Pondok Bersalin Desa) 3. Dana Sehat/JPKM
4. TOGA (Taman Obat Keluarga) 5. POD (Pos Obat Desa)
6. Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja)
Berikut ini diuraikan perkembangan dari tiap Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) tersebut di atas.
1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakat. Posyandu meliputi 5 (lima) program prioritas (Keluarga Berencana, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare).
Dalam pelaksanaaan posyandu yang digelar sebulan sekali, digunakan sistim 5 (lima) meja, empat meja dikelola oleh kader dan satu meja terakhir merupakan tempat pelayanan yang dilakukan oleh petugas puskesmas. Dari segi jumlah posyandu relatif memadai, namun dari segi kualitas masih harus ditingkatkan.
Untuk tahun 2006 seluruh desa/kelurahan yang ada di Provinsi Gorontalo sudah memiliki posyandu, dan tingkat perkembangan posyandu di Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut:
LAPORAN TINGKAT PERKEMBANGAN POSYANDU PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
TINGKAT PERKEMBANGAN NO. KAB./KOTA JUMLAH
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
KET 1 2 3 4 5 6 7 8 1 KOTA GORONTALO 127 18 68 41 0 2 KAB. GORONTALO 499 263 181 55 0 3 KAB. BOALEMO 155 67 55 33 0 4 KAB. POHUWATO 185 89 79 17 0
5 KAB. BONE BOLANGO 168 57 86 25 0
PROVINSI 1134 494 469 171 0
2. Polindes (Pondok Bersalin Desa)
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya termasuk KB di desa. Polindes hanya dapat dirintis di daerah yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa tersebut. Sebagai bentuk peran serta masyarakat, polindes seperti halnya posyandu, dikelola oleh pamong desa setempat.
Berbeda dengan posyandu yang pelaksanaan pelayanannya dilakukan oleh kader didukung oleh petugas puskesmas, maka polindes pelayanannya tergantung pada keberadaan bidan, oleh karena pelayanan di polindes merupakan pelayanan profesi kebidanan.
Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi. Oleh karena itu polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam pertolongan persalinan. Kader posyandu dapat pula berperan di polindes seperti perannya dalam melaksanakan kegiatan posyandu yaitu dalam
kegiatan posyandu dapat dilaksanakan pada tempat yang sama dengan polindes.
Idealnya suatu polindes mempunyai bangunan tersendiri, namun kenyataan masih ada polindes menumpang disalah satu rumah warga atau bersatu dengan kediaman bidan di desa. Tingkat perkembangan polindes di Provinsi Gorontalo pada tahun 2006 dapat dilihat sebagai berikut:
LAPORAN TINGKAT PERKEMBANGAN POLINDES PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
TINGKAT PERKEMBANGAN NO. KAB./KOTA JUMLAH
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI KET 1 2 3 4 5 6 7 8 1 KOTA GORONTALO 11 11 0 0 0 2 KAB. GORONTALO 140 92 32 16 0 3 KAB. BOALEMO 29 20 9 0 0 4 KAB. POHUWATO 34 28 4 2 0
5 KAB. BONE BOLANGO 52 14 38 0 0
PROVINSI 266 165 83 18 0
3. Dana Sehat/JPKM
Dana sehat sudah cukup lama dikembangkan di Provinsi Gorontalo. Dana sehat ini berkembang dalam bentuk sederhana berupa jimpitan, sumbangan keluarga untuk pemberian makanan balita, arisan jamban, iuran kelompok untuk anggota yang sakit, dana duka, dan lain-lain. Sedangkan konsep JPKM dengan pemabayaran secara kapitasi belum berkembang di masyarakat, hanya pelayanan untuk orang miskin yang menggunakan dana subsidi BBM yang sudah melakukan pembayaran dengan sistim kapitasi melalui program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin.
(JPK-LAPORAN TINGKAT PERKEMBANGAN DANA SEHAT/JPKM PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
TINGKAT PERKEMBANGAN NO. KAB./KOTA JUMLAH
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI KET 1 2 3 4 5 6 7 8 1 KOTA GORONTALO 0 0 0 0 0 2 KAB. GORONTALO 51 51 0 0 0 3 KAB. BOALEMO 0 0 0 0 0 4 KAB. POHUWATO 0 0 0 0 0
5 KAB. BONE BOLANGO 3 3 0 0 0
PROVINSI 54 54 0 0 0
4. TOGA (Taman Obat Keluarga)
Toga atau taman obat keluarga adalah sebidang tanah di halaman atau ladang masyarakat yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Dikaitkan dengan peran serta masyarakat TOGA merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisional.
TOGA merupakan UKBM yang cukup memasyarakat pula, tingkat perkembangan dana TOGA di Provinsi Gorontalo pada tahun 2006 dapat dilihat sebagai berikut:
LAPORAN TINGKAT PERKEMBANGAN TOGA PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
TINGKAT PERKEMBANGAN NO. KAB./KOTA JUMLAH
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI KET 1 2 3 4 5 6 7 8 1 KOTA GORONTALO 1378 1378 0 0 0 2 KAB. GORONTALO 228 216 11 1 0 3 KAB. BOALEMO 0 0 0 0 0 4 KAB. POHUWATO 3655 2488 1077 90 0
5 KAB. BONE BOLANGO 258 258 0 0 0
PROVINSI 5519 4340 1088 91 0
POD (Pos Obat Desa)
POD atau pos obat desa atau sekarang ini ada yang menggunakan istilah Warung Obat Desa, merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana, terutama untuk penyakit-penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat. Kegiatan ini dipandang sebagai sebagai perluasan kegiatan kuratif sederhana, melengkapi kegiatan kuratif dan promotif yang telah dilaksanakan melalui posyandu. Tingkat perkembangan POD di Provinsi Gorontalo pada tahun 2006 dapat dilihat sebagai berikut:
LAPORAN TINGKAT PERKEMBANGAN POD PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
TINGKAT PERKEMBANGAN NO. KAB./KOTA JUMLAH
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI KET 1 2 3 4 5 6 7 8 1 KOTA GORONTALO 0 0 0 0 0 2 KAB. GORONTALO 4 4 0 0 0 3 KAB. BOALEMO 8 8 0 0 0 4 KAB. POHUWATO 73 73 0 0 0
5 KAB. BONE BOLANGO 5 4 1 0 0
PROVINSI 90 89 1 0 0
4. Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja)
Pos UKK atau pos upaya kesehatan kerja, merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur, dan berkesinambungan, yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis usaha yang sama dan bertujuan untuk meningkatkan produktifitas kerja.
Dari aspek kerjasama lintas sektor, pos ukk merupakan wahana kerjasama sektor kesehatan, tenaga kerja, pertanian, perindustrian, pertambangan dan lain-lain dalam pembinaan pekerja sesuai dengan jenis pekerjaannya. Dari aspek partisipasi masyarakat, pos ukk merupakan wujud peran serta masyarakat pekerja, pengusaha, organisasi pekerja, organisasi pengusaha dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Jadi pos ukk merupakan salah satu bentuk UKBM bagi kelompok pekerja, khususnya pekerja sektor informal.
Kegiatan spesifik yang menjadi ciri pokok Pos UKK adalah sebagai berikut:
1. Adanya komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi tentang ergonomi, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, gizi kerja, kebugaran, penanggulangan stres, hipertensi, bahaya rokok, pencegahan penyakit menular, keracunan makanan dan lain-lain yang terkait dengan kesehatan kerja.
2. Kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan peran masing-masing sesuai dengan profesi dan fungsi sektor yang bersangkutan.
3. Pelayanan dasar kesehatan kerja yang antara lain meliputi P3K, P3P, pemantauan, penggunaan alat pelindung dan upaya penyehatan lingkungan kerja.
Tingkat perkembangan Pos UKK di Provinsi Gorontalo pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:
LAPORAN TINGKAT PERKEMBANGAN POS UKK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
TINGKAT PERKEMBANGAN NO. KAB./KOTA JUMLAH
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI KET 1 2 3 4 5 6 7 8 1 KOTA GORONTALO 6 6 0 0 0 2 KAB. GORONTALO 4 4 0 0 0 3 KAB. BOALEMO 0 0 0 0 0 4 KAB. POHUWATO 0 0 0 0 0
5 KAB. BONE BOLANGO 0 0 0 0 0
PROVINSI 10 10 0 0 0
Mengetahui,
Kepala Dinas Kesehatan Kasubdin Bina Kesehatan Provinsi Gorontalo Masyarakat
LAPORAN TINGKAT PERKEMBANGAN POS UKK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2006
TINGKAT PERKEMBANGAN NO. KAB./KOTA JUMLAH
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI KET 1 2 3 4 5 6 7 8 1 KOTA GORONTALO 6 6 0 0 0 2 KAB. GORONTALO 4 4 0 0 0 3 KAB. BOALEMO 0 0 0 0 0 4 KAB. POHUWATO 0 0 0 0 0