• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-39/BC/1999 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-39/BC/1999 TENTANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

NOMOR : KEP-39/BC/1999 TENTANG

TATA CARA PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK PEMBUATAN

KOMPONEN, PERALATAN DAN KAROSERI KENDARAAN BERMOTOR KHUSUS BERDASARKAN KEPUTUSAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 346/KMK.01./199 TANGGAL 24 JUNI 1999

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang : a. bahwa peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pemberian fasilitas pembebasan bea masuk merupakan tuntutan yang utama bagi upaya memacu pembangunan industri di dalam negeri;

b. bahwa peningkatan pelayanan pemberian fasilitas pembebasan bea masuk, harus tetap memperhatikan hak dan kepentingan negara, oleh karena itu dipandang perlu mengatur lebih lanjut tata cara pemberian fasilitas pembebasan bea masu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 346/KMK.01/1999 tanggal 24 Juni 1999 dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612);

2. Keputusan Presiden Nomor 122/M tahun 1998;

3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 440/KMK.05/1996 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Beasarnya Tarif Bea Masuk atas barang Impor, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 344/KMK.01/1999;

4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 346/KMK.01/1999 tanggal 24 Juni 1999 tentang Pembebasan Bea Masuk atas Impor barang dan Bahan untuk Pembuatan Komponen, Peralatan dan Karoseri Kendaraan Bermotor.

5. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 275/MPR/Kep/6/1999 tanggal 24 Juni 1999 tentang Industri Kendaraan Bermotor.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK PEMBUATAN KOMPONEN, PERALATAN DAN KAROSERI KENDARAAN BERMOTOR KHUSUS BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 346/KMK.01/1999 TANGGAL 24 JUNI 1999

(2)

Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

a. Kendaraan bermotor roda empat atau lebih kendaraan sbagaimana dimaksud dalam pos tarif HS 8701.20, 8702, 8704 dan 8705.

b. Komponen kendaraan bermotor adalah bagian kendaraan bermotor yang diperlukan untuk berfungsinya kendaraan bermotor.

c. Komponen kendaraan bermotor dalam keadaan terurai tidak lengkap adalah komponen kendaraan bermotor dalam keaddaan terbongkar menjadi beberapa sub-komponen dan tidak memiliki sifat utama komponen yang bersangkutan

d. Industri kendaraan bermotor khusus adalah kegiatan membuat dan/atau memasang peralatan khusus pada kendaraan hingga menjadi kendaraan sebagaimana dimaksud pada Pos HS 8705.

e. Perusahaan industri perakitan kendaraan bermotor khusus adalah perusahaan industri yang didirikan dan beroperasi di Indonesia serta memiliki Izin Usaha Industri untuk memproduksi kendaraan bermotor khusus.

Pasal 2

Atas impor barang dan bahan untuk pembuatan komponen, peralatan dan karoseri kendaraan bermotor khusus sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 346/KMK.01/1999 tanggal 24 Juni 1999 oleh industri kendaraan bermotor khusus diberikan fasilitas pembebasan bea masuk sehingga tarif akhir bea masuknya menjadi 0% (nol per seratus)

Pasal 3

(1) Pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hanya diberikan kepada industri kendaraan bermotor khusus.

(2) Perusahaan industri kendaraan bermotor khusus yang bermaksud mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk dimaksud dalam Pasal 2 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki Izin Usaha Industri;

b. Sekurang-kurangnya melakukan kegiatan pengelasan, pengecatan, perakitan komponen utama kendaraan bermotor sehinggal menjadi unit kendaraan yang utuh serta melakukan pengujian dan pengendalian mutu.

Pasal 4

(1) Untuk mendapatkan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 perusahaan industri kendaraan bermotor khusus mengajukan permohonan dengan menggunakan formulir yang ditetapkan sebagaimana contoh dalam Lampiran I Keputusan ini.

(2) Permohonan diajukan kepada Direktur Jenderal bea dan Cukai u.p. direktur Fasilitas Kepabeanan dengan dilengkapi :

(1) Fotokopi Izin Usaha Industri

(2) Perhitungan Kapasitas Produksi Per tahun

(3) Konversi kebutuhan barang dan bahan untuk pembuatan komponen, peralatan dan karoseri kendaraan bermotor khusus

(3)

Pasal 5

(1) Pemberian fasilitas dimaksud dalam Pasal 2 dituangkan dalam suatu Keputusan Menteri Keuangan yang ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b. Direktur Fasilitas Kepabeanan atas nama Menteri Keuangan untuk jangka waktu pengimporan selama 1 (satu) tahun.

(2) Pembebasan barang dan bahan dimaksud ayat (1) berpedoman dalam daftar barang dan bahan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II.

Pasal 6

Indaustri kendaraan bermotor khusus yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk diwajibkan untuk :

a. Menyelenggarakan pembukuan pengimporan barang dan bahan untuk keperluan audit di bidang kepabeanan;

b. Menyimpan dan memelihara untuk sekurang-kurangnya 2 tahun terhitung sejak relisasi impor pada tempat usahanya, dokumen, catatan-catatan, dan pembukuan sehubungan dengan pemberian pembebasan bea masuk;

c. Menyampaikan laporan tentang realisasi impor barang dan bahan yang mendapat pembebasan bea masuk tersebut kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Verikasi dan Audit.

Pasal 7

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 1999

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Keuangan;

2. Menteri Perindustrian dan Perdagangan; 3. Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan; 4. Inspektur Jenderala Departemen Keuangan; 5. Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

6. Para Direktur dan Kepala Pusat di lingkungan DJBC; 7. Kepala Biro Hukum dan Humas Departemen Keuangan; 8. Para Kepala Kantor Wilayah DJBC di seluruh Indonesia; 9. Para Kepala Kantor Pelayanan DJBC di seluruh Indonesia; 10. Ketua Kamar Dagang dan Industri indonesia (KADIN);

11. Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI); 12. Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI);

13. Ketua Gabungan Industri Alat Mobil Motor (GIAMM)

14. Ketua Gabungan Industri Kendaraaan bermotor Indonesia (GAIKINDO)

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal : 30 Juni 1999 Direktur Jenderal

DR. Permana Agung D., Msc. NIP 060044475

(4)

Nomor : Lampiran :

Hal : Permohonan Fasilitas Pembebasan Barang dan Bahan

Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Fasilitas Kepabeanan di Jakarta

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan :

NPWP : Alamat Kantor :

Telepon : Facsimile : Alamat Pabrik :

Dalam kedudukan sebagai Produsen Kendaraan Bermotor Khusus, dengan ini mengajukan permohonan fasilitas pembebasan bea masuk barang dan bahan untuk pembuatan komponen kendaraan bermotor khusus.

Bersama ini kami lampirkan pula dokumen pendukung antara lain : 1. Fotokopi Izin Usaha Industri

2. NPWP

3. Daftar barang dan bahan yang akan diimpor (Contoh A)

4. Konversi kebutuhan barang dan bahan untuk pembuatan komponen, peralatan dan karoseri kendaraan bermotor khusus (Contoh B)

Apabila permohonan ini disetujui, kami menyatakan tunduk pada peraturan yang menjadi dasar pemberian fasilitas ini.

Pemohon (………..) Direktur Jenderal DR. Permana Agung D., Msc. NIP 060044475 Lampiran I

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor :

Tanggal :

Materai (Rp. 2000

(5)

CONTOH a DAFTAR BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIIMPOR

Nomor Perusahaan : N P W P : Jenis Produksi :

Untuk renanca : /tahun

Nilai ………. Nomor Urut Jenis Barang Negara Asal Pelabuhan Bongkar Spesifikasi Teknis (Jenis, Kapasitas, Ukuran, dll)

Jumlah &

Unit Per Unit Total Keterangan

JUMLAH NILAI TOTAL

(6)

CONTOH B KONVERSI KEBUTUHAN BARANG DAN BAHAN

UNTUK PEMBUATAN, KOMPONEN, PERALATAN DAN KAROSERI KENDARAAN BERMOTOR KHUSUS

Halaman ………. dari ……. Nama Perusahaan :

N P W P :

Barang dan Bahan Nomor

Urut Jenis KBM Khusus Jenis Barang Jumlah

(7)

Lampiran II

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor :

Tanggal :

I. MOBIL KRAN HIDROLIK 1. WINCH

2. HYDRAULIC CYLINDER 3. TELESCOPIC CYLINDER 4. HYDRAULIC VALVE

5. HYDRAULIC MOTOR & GEAR 6. DRIVE SHAFT

7. HYDRAULIC PUMP 8. HIGH PRESSURE HOSES II. MOBIL DISTRIBUTOR ASPAL

1. BURNER

2. HEAT RESISTENT PIPE 3. ASPHALT PUMP

4. KEROSENE PUMP 5. SAFETY VALVE 6. FUEL FLOW METER 7. INSULATION MATERIAL 8. TEMPERATURE GAUGE 9. ASPHALT HOSE

10. ELECTRIC WINCH

III. MOBIL PEMADAT SAMPAH 1. HYDRAULIC CYLINDER 2. HIGH PRESSURE HOSES 3. HYDRAULIC VALVE 4. DRIVE SHAFT

IV. MOBIL PENGADUK SEMEN

1. HYDRAULIC MOTOR & GEAR BOX 2. HYDRAULIC PUMP

3. DRIVE SHAFT

4. HIGH PRESSURE HOSES 5. OIL COOLER

(8)

Lampiran II

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor :

Tanggal :

V. MOBIL PENYAPU JALAN 1. HYDRAULIC CYLINDER 2. DUMP DEVICE

3. BLOWER

4. SIDE BRUSH DEVICE

5. CENTER BRUSH SUPPORTING DEVICE 6. CENTER BRUSH DEVICE

7. CENTER BRUSH LOCK DEVICE 8. VALVE STAND

VI. DUMP TRUK

1. HYDRAULIC PUMP 2. CONTROL VALVE

3. MAIN HYDRAULIC CYLINDER 4. DRIVE SHAFT

5. HYDRAULIC HOSES

VII. MOBIL PENGISI BAHAN BAKAR PESAWAT TERBANG 1. HYDRAULIC CYLINDER

2. HIGH PRESSURE HOSES 3. HYDRAULIC VALVE 4. DRIVE SHAFT

VIII. TRUK TANGKI 1. CAVUUM PUMP 2. SAFETY VALVE 3. 3 WAY VALVE 4. SUCTION VALVE 5. HYDRAULIC CYLINDER 6. CONTROL VALVE 7. GEAR PUMP 8. DRIVE SHAFT 9. Y SELECTOR VALVE

(9)

Lampiran II

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : IX. TRAiLER 1. AXLE >8 TON 2. TURN TABLE 3. 5TH WHELL 4. I BEAM 5. LANDING GEAR

6. RING FEEDER/PINTHLE HOOK 7. EMERGENCY VALVE

8. EMERGENCY RELAY VALVE 9. KING PIN

10. SQUARE TUBE

11. ELECTRICAL CONNECTION 12. AIR CONNECTION COUPLING 13. WINCH

14. TWIST LOCK 15. WHEELRIM

X. MOBIL PEMADAM KEBAKARAN 1. MAIN PUMP UNIT

2. TRANSFER

3. TANGKI GAS NITROGEN 4. BALL COCK

5. AIR FOAM NOZZLE 6. NOZZLE TIP

7. SPRINKLE NOZZLE 8. PORTABLE PUMP SET

Direktur Jenderal

DR. Permana Agung D., Msc. NIP 060044475

Referensi

Dokumen terkait

ternyata Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan bersalah dan oleh sebab itu dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

Pengaruh Jumlah Sadapan Terhadap Produksi Getah Pinus merkusii Dengan Metode Koakan Di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.. Skripsi Mahasiswa

Kecap merupakan salah satu bumbu masakan yang berguna untuk menambah citarasa masakan. Saat ini persaingan dalam industri kecap semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan

Bahkan untuk berkomunikasi dengan orang lain secara jarak jauh pun digunakan sms, facebook, email, dan bentuk lain yang memerlukan kemampuan membaca yang tinggi

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 sebelum pendidikan kesehatan dapat diketahui sebagian besar atau sebanyak 14 siswi (70%) memiliki tingkat pengetahuan

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, pengakuan sebagai IP-NC dan Persetujuan Impor NC yang diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan

Di Indonesia, telah ada penelitian yang menggunakan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel kontingensi untuk

Hal ini menjadi tanggung jawab account executive kepada klien atau pemasang iklan, dan yang tidak kalah pentingnya seorang account executive bertanggung jawab