• Tidak ada hasil yang ditemukan

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN AIR (Azolla microphylla)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN AIR (Azolla microphylla)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING

DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN AIR

(Azolla microphylla)

Kurnia Puspa Dewi

Teknik Lingkungan, Fakultas Sains Terapan, IST AKPRIND Yogyakarta

Jalan Bimasakti No. 3, Pengok, Gondokusuman, Kota Yogyakarta 55222

Email:

kurniapd@gmail.com

INTISARI

Meningkatnya kebutuhan akan produk yang menggunakan proses elektroplating mendorong berkembangnya industri elektroplating yang berada di Indonesia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Air limbah industri elektroplating umumnya banyak mengandung logam-logam berat, diantaranya adalah logam kromium (Cr) yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu tinggal dan berat basah Azolla microphylla dalam menurunkan kadar BOD, COD dan Cr-Total pada limbah cair pelapisan logam.

Penelitian yang dilaksanakan meliputi pengaruh waktu tinggal antara 2, 4, 6, 8, 10 hari dan berat basah tanaman antara 70, 90, 110, 130 dan 150 gram terhadap parameter yang diuji yaitu BOD, COD dan Cr-Total air limbah elektroplating. Hasil uji dibandingkan dengan baku mutu yang terdapat dalam Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri, Pelayanan Kesehatan dan Jasa Pariwisata.

Hasil penelitian menunjukkan waktu tinggal paling baik pada pengolahan ini adalah enam hari dengan nilai BOD 22,26 mg/L dan efisiensi penurunan sebesar 65,74%. Nilai COD 61 mg/L dan efisiensi penurunan sebesar 72,79%. Nilai Cr-Total 2,98 mg/L dengan efisiensi penurunan sebesar 93,23%. Berat basah tanaman yang paling baik menurunkan kadar BOD, COD dan Cr-Total adalah 150 gram. Nilai BOD yaitu 24,07 mg/L dan efisiensi penurunan sebesar 62,97 %. Nilai COD 67,87 mg/L dan efisiensi penurunan sebesar 69,72%. Nilai Cr-Total 4,13 mg/L dan efisiensi penurunan Cr-Total sebesar 90,58 %. Menurut Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2016 hanya BOD dan COD yang memenuhi baku mutu, sedangkan Cr-Total tidak memenuhi baku mutu.

Kata kunci: air limbah elektroplating, Azolla microphylla, fitoremediasi PENDAHULUAN

Perkembangan industri yang semakin pesat selain memberikan manfaat, juga menimbulkan dampak negatif dari limbah yang dihasilkan. Salah satu industri yang berkembang semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat adalah industri pelapisan logam.

Meningkatnya kebutuhan akan produk yang menggunakan proses

pelapisan logam/elektroplating mendorong berkembangnya industri

elektroplating yang berada di Indonesia khususnya di Daerah Istimewa

Yogyakarta. Pelapisan logam diaplikasikan antara lain dalam industri elektronik, cindermata, peralatan rumah tangga, otomotif dan lain-lain. Terdapat ± 30 industri kecil penyepuhan perak dan ± 10 industri kecil pelapisan logam krom dan nikel di Yogyakarta.

Air limbah industri pelapisan logam umumnya banyak mengandung logam-logam berat, diantaranya adalah logam kromium (Cr). Limbah cair yang mengandung krom heksavalen (Cr VI) dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan. Pembuangan langsung air limbah elektroplating tanpa diolah terlebih dahulu dapat menyebabkan

(2)

pencemaran kepada mikroorganisme dan lingkungannya baik dalam bentuk larutan, koloid maupun partikel lainnya. Krom heksavalen bersifat lebih toksik dari krom trivalen karena sifatnya yang lebih stabil (Nurhasni,2013). Selain Cr, limbah cair industri pelapisan logam mengandung logam berat antara lain Sn, Cr, Cd, Zn, Cu dan Ni. Limbah ini jika langsung dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu akan menimbulkan dampak negatif terhadap komponen-komponen lingkungan, sehingga akan menurunkan kualitas lingkungan. Dampak langsung yang ditimbulkan oleh air limbah industri pelapisan logam apabila tidak dikelola dengan benar adalah menurunnya kualitas badan air, dan dampak jangka panjangnya dapat memicu timbulnya penyakit kanker, karena sebagian besar bahan baku industri logam bersifat karsinogenik. (Widayat, 2010).

Untuk menghindari kerusakan lingkungan, limbah cair yang mengandung logam berat harus diolah terlebih dahulu. Alternatif pengolahan yang ditawarkan adalah dengan fitoremediasi yang merupakan proses penurunan kadar zat pencemar dengan menggunakan tanaman sebagai indikatornya. Penelitian tentang tanaman air yang memiliki kemampuan menyerap dan mengakumulasi logam berat telah banyak dilakukan. Salah satu jenis tanaman air yang dapat digunakan untuk pengolahan limbah cair atau fitoremediasi logam berat adalah Azolla

microphylla.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar BOD, COD dan Cr-Total limbah cair pelapisan logam yang telah diolah berdasarkan variasi waktu tinggal dan berat basah tanaman, kemudian membandingkannya dengan baku mutu limbah cair pelapisan logam menurut Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2016.

METODE PENELITIAN

Objek penelitian adalah air limbah pelapisan logam dari salah satu tempat jasa pelapisan logam di Deresan, Yogyakarta. Selain itu, objek penelitian adalah tanaman Azolla microphylla

diambil dari kolam pembibitan Azolla di Windusari, Magelang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Lingkungan kampus 2 IST AKPRIND Yogyakarta yang beralamat di Kota Baru Yogyakarta.

Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas penelitian ini adalah variasi waktu tinggal air limbah pelapisan logam yang dikontakkan dengan tanaman Azolla microphylla yaitu 2, 4, 6, 8 dan 10 hari. Variabel penelitian yang lain adalah variasi berat basah tanaman Azolla

microphylla yang digunakan untuk

mengolah limbah pelapisan logam yaitu 70, 90, 110, 130 dan 150 gram.

2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah parameter kualitas air limbah pelapisan logam yaitu BOD, COD dan Cr-Total.

Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai dari pengambilan sampel air limbah, penentuan waktu tinggal optimum, penentuan berat basah tanaman optimum dan pemeriksaan parameter kualitas air limbah yaitu BOD, COD dan Cr-Total, kemudian hasil uji dilakukan analisis data.

PEMBAHASAN

Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY No. 7 Tahun 2016, nilai BOD pada air limbah elektroplating sebelum pengolahan melebihi baku mutu yaitu sebesar 65 mg/L.

Dari Tabel 1 dapat terlihat bahwa penurunan nilai BOD yang signifikan terjadi sampai pada hari ke empat. Rata-rata nilai BOD pada air limbah elektroplating pada hari ke dua sebesar 25,7 mg/L.

(3)

Tabel 1. Data nilai BOD air limbah elektroplating sebelum dan setelah pengolahan dengan variasi waktu tinggal

Pada hari ke empat nilai BOD mengalami penurunan sebesar 3,47 mg/L sehingga rata-rata nilai BOD menjadi 22,23 mg/L. Pada hari ke enam, ke delapan dan ke sepuluh nilai BOD mengalami kenaikan sebesar 0,03 mg/L, 5,2 mg/L dan 2,57 mg/L.

Gambar 1. Grafik hubungan nilai BOD air limbah elektroplating dan waktu tinggal tanaman

Salah satu mekanisme tanaman dalam proses remediasi adalah fitodegradasi. Menurut Fahruddin (2014), fitodegradasi adalah metabolisme bahan pencemar di dalam jaringan tumbuhan. Penurunan nilai BOD sampai pada hari keempat terjadi karena bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah elektroplating diserap oleh Azolla

microphylla untuk proses metabolisme

atau disebut fitodegradasi. Bahan-bahan organik ini berupa bahan yang dapat didegradasi secara biologi maupun dapat didegradasi secara kimiawi. Bahan-bahan organik tersebut diuraikan oleh mikroorganisme yang hidup pada akar tanaman. Pada proses rhizofiltrasi, akar tanaman menyerap bahan-bahan organik yang terlarut di dalam air limbah yang telah diuraikan oleh mikroorganisme. Dengan demikian

bahan-bahan organik yang terdapat di dalam limbah akan berkurang. Mikroorganisme yang terdapat pada akar tanaman semakin lama semakin berkurang karena bahan-bahan organik dalam air limbah yang merupakan nutrisi mikroorganisme diserap oleh Azolla

microphylla melalui akar. Jumlah

mikroorganisme yang semakin sedikit menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut yang dibutuhkan (oleh mikroorganisme) untuk menguraikan bahan organik. Hal ini terukur sebagai penurunan nilai BOD.

Pada waktu tinggal 6 hari, 8 hari dan 10 hari, nilai BOD pada air limbah elektroplating menunujukkan kenaikan. Dalam proses fitoremediasi terjadi proses rhizofiltrasi yaitu memanfaatkan kemampuan akar tanaman untuk menyerap, mengendapkan dan mengakumulasi polutan dalam air limbah. Kenaikan nilai BOD disebabkan karena adanya tambahan bahan organik yang berasal dari pembusukan akar tanaman.

Penurunan nilai BOD paling tinggi terjadi pada waktu tinggal 4 hari dengan efisiensi penurunan 65,79%.

Gambar 2. Grafik hubungan penurunan nilai BOD dengan waktu tinggal tanaman

Hubungan nilai BOD dalam air limbah elektroplating dengan waktu tinggal dihitung menggunakan uji korelasi dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hipotesis dari analisis korelasi adalah sebagai berikut.

H0 : lama waktu tinggal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai BOD air limbah elektroplating.

H1 : lama waktu tinggal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai BOD air limbah elektroplating.

(4)

Pada analisis korelasi ini pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas. H0 diterima apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 yang dan H1 diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.

Tabel 2. Korelasi antara waktu tinggal dan nilai BOD dalam air limbah elektroplating

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa besar nilai probabilitas atau sig. (2-tailed) adalah 0,699. Nilai tersebut lebih besar dari taraf siginifikan sebesar 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti lama waktu tinggal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai BOD dalam air limbah elektroplating.

Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY No. 7 Tahun 2016, nilai COD pada air limbah elektroplating sebelum pengolahan melebihi baku mutu yaitu sebesar 224,2 mg/L.

Tabel 3. Data nilai COD air limbah elektroplating sebelum dan setelah pengolahan dengan variasi waktu tinggal

Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa penurunan nilai COD yang signifikan terjadi sampai pada hari keenam. Rata-rata nilai COD pada air limbah elektroplating pada hari kedua sebesar 80,73 mg/L. Pada hari keenam nilai COD mengalami penurunan sebesar 19,73 mg/L sehingga rata-rata nilai COD menjadi 61 mg/L. Pada hari kedelapan nilai COD mengalami kenaikan sebesar 7,79 mg/L.

Gambar 3. Grafik hubungan nilai COD air limbah elektroplating dan waktu tinggal tanaman

Penurunan nilai COD sampai pada hari keenam terjadi karena senyawa kimia organik dan anorganik yang terkandung dalam air limbah elektroplating mengalami penurunan akibat diserap oleh Azolla microphylla untuk proses metabolisme. Hal tersebut mengakibatkan terhambatnya proses-proses kimiawi dalam air limbah yang membutuhkan banyak oksigen melalui mekanisme oksidasi yang dilakukan oleh mikroorganisme.

Nilai COD pada waktu tinggal 8 hari mengalami kenaikan hingga mencapai 68,97 mg/L. Dalam proses fitoremediasi terjadi proses rhizofiltrasi yaitu memanfaatkan kemampuan akar tanaman untuk menyerap, mengendapkan dan mengakumulasi polutan dalam air limbah. Adanya tambahan bahan organik yang berasal dari pembusukan akar tanaman, tidak hanya meningkatkan nilai BOD tetapi juga meningkatkan nilai COD.

Penurunan nilai COD paling tinggi terjadi pada waktu tinggal 6 hari dengan efisiensi penurunan 72,79%.

Gambar 4. Grafik hubungan penurunan nilai COD dengan waktu tinggal tanaman

(5)

Hubungan antara waktu tinggal dengan nilai COD dalam air limbah elektroplating dihitung menggunakan uji korelasi dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hipotesis dari analisis korelasi adalah sebagai berikut.

H0 : lama waktu tinggal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai COD air limbah elektroplating.

H1 : lama waktu tinggal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai COD air limbah elektroplating.

Pada analisis korelasi ini pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas. H0 diterima apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 yang dan H1 diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4. Korelasi antara waktu tinggal dan nilai COD dalam air limbah elektroplating

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa besar nilai probabilitas atau sig. (2-tailed) adalah 0,162. Nilai tersebut lebih besar dari taraf siginifikan 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti lama waktu tinggal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai COD dalam air limbah elektroplating.

Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY No. 7 Tahun 2016, nilai Cr-Total pada air limbah elektroplating sebelum pengolahan melebihi baku mutu yaitu sebesar 43,87 mg/L.

Tabel 5. Data nilai Cr-Total air limbah elektroplating sebelum dan setelah pengolahan dengan variasi waktu tinggal

Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa penurunan nilai Cr-Total yang signifikan terjadi sampai pada hari kedelapan. Rata-rata nilai Cr-Total pada air limbah elektroplating pada hari kedua sebesar 12,02 mg/L. Pada hari kedelapan nilai Cr-Total mengalami penurunan sebesar 10,56 mg/L sehingga rata-rata nilai Cr-Total menjadi 2,46 mg/L. Pada hari kesepuluh nilai Cr-Total mengalami kenaikan sebesar 0,02 mg/L.

Gambar 5. Grafik hubungan nilai Cr-Total air limbah elektroplating dan waktu tinggal tanaman Konsentrasi Cr-Total di dalam air limbah elektroplating secara signifikan menurun sampai hari ke delapan. Hal ini terjadi karena Azolla

microphylla dapat menyerap logam

berat Cr-Total melalui akar untuk kemudian logam berat diakumulasikan pada organ tanama nAzolla

microphyllayaitu akar dan daun, proses

ini juga disebut fitoekstraksi. Sesuai dengan pendapat Setyaningsih (2007) yang menyatakan bahwa penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga proses yang berkesinambungan, yaitu penyerapan logam oleh akar, translokasi dari akar ke bagian tumbuhan lain dan lokalisasi logam pada bagian sel tertentu untuk menjaga agar tidak menghambat metabolisme tumbuhan tersebut.

Pada hari kesepuluh nilai Cr-Total mengalami kenaikan sebesar 0,02 mg/L. Hal ini dikarenakan banyaknya akar yang membusuk dan tenggelam sehingga logam berat yang masih terakumulasi didalam akar ikut ke dasar perairan.

(6)

Penurunan nilai Cr-Total paling tinggi terjadi pada waktu tinggal 8 hari dengan efisiensi penurunan 94,98%.

Gambar 6. Grafik hubungan antara penurunan nilai Cr-Total dengan waktu tinggal tanaman

Hubungan antara waktu tinggal dengan nilai Cr-Total dalam air limbah elektroplating dihitung menggunakan uji korelasi dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hipotesis dari analisis korelasi adalah sebagai berikut.

H0 : lama waktu tinggal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai Cr-Total air limbah elektroplating.

H1 : lama waktu tinggal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai Cr-Total air limbah elektroplating.

Pada analisis korelasi ini pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas. H0 diterima apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 yang dan H1 diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.

Tabel 6. Korelasi antara waktu tinggal dan nilai Cr-Total dalam air limbah elektroplating

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan antara waktu tinggal dengan nilai Cr-Total dalam air limbah elektroplating. Waktu tinggal dan nilai Cr-Total memiliki korelasi negatif

yaitu 0,889. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu tinggal, nilai Cr-Total dalam air limbah elektroplating semakin kecil.

Setelah dikontakkan dengan air limbah elektroplating terjadi perubahan kondisi fisik yaitu pada warna daun tanaman Azolla microphylla.

Tabel 7. Warna daun tanaman Azolla

microphylla sebelum dan

setelah dikontakkan dengan air limbah elektroplatingpada variasi waktu tinggal

Menurut Effendi (2003) kromium trivalen merupakan unsur yang esensial bagi tumbunhan dan hewan, sedangkan kromium heksavalen bersifat toksik. Logam berat dengan jumlah berlebih yang terkandung dalam air limbah elektroplating dapat menyebabkan efek toksik pada tanaman. Cr-Total yang telah terakumulasi dalam tanaman selama penelitian telah menunjukkan tanda-tanda keracunan pada tanaman. Hal ini dapat dilihat dari warna daun

Azolla microphylla. Semakin lama waktu

tinggal warna daun yang semula hijau menjadi kuning dan semakin lama menjadi berwarna coklat bahkan tanaman Azolla microphylla menjadi mati.

Penelitian selanjutnya adalah menentukan berat basah optimum dengan melihat nilai BOD air limbah elektroplating sebelum dan setelah pengolahan dengan variasi berat basah tanaman dengan lama waktu tinggal tanaman selama 4 hari.

Pada Tabel 8 dapat terlihat bahwa penurunan nilai BOD fluktuatif. Penurunan nilai BOD tertinggi pada berat basah tanaman 150 gram yaitu mencapai nilai rata-rata 24,07 mg/L dengan efisiensi penurunan sebesar 62,97 %.

(7)

Tabel 8. Data nilai BOD air limbah elektroplating sebelum dan setelah pengolahan dengan variasi berat basah tanaman

Gambar 7. Grafik hubungan nilai BOD air limbah elektroplating dengan berat basah tanaman

Seperti yang diungkapkan Kelly (1999), salah satu proses fitoremediasi adalah rhizofiltrasi yang merupakan pemanfaatan kemampuan akar tanaman untuk menyerap, mengendapkan, mengakumulasi polutan atau logam berat dari aliran limbah.

Akar berfungsi sebagai organ penyerap dan penyalur unsur-unsur hara sehingga akumulasi logam dan bahan lainnya akan lebih tinggi pada akar dibandingkan pada daun. Sehingga yang memiliki pengaruh dominan terhadap degradasi senyawa organik dalam air limbah elektroplating adalah akar tanaman. Jumlah akar yang tidak sama akan menyebabkan variasi absorbansi.

Gambar 8. Grafik hubungan penurunan nilai BOD dengan berat basah tanaman berat basah tanaman

Hubungan antara berat basah tanaman dengan nilai BOD dalam air limbah elektroplating dihitung menggunakan uji korelasi dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hipotesis dari analisis korelasi adalah sebagai berikut.

H0 : berat basah tanaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai BOD air limbah elektroplating.

H1 : berat basah tanaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai BOD air limbah elektroplating.

Pada analisis korelasi ini pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas. H0 diterima apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 yang dan H1 diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.

Tabel 9. Korelasi antara berat basah tanaman dan nilai BOD dalam air limbah elektroplating

(8)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan antara berat basah tanaman dengan nilai BOD dalam air limbah elektroplating. Berat basah tanaman dan nilai BOD memiliki korelasi negatif yaitu 0,115. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai berat basah tanaman, nilai BOD dalam air limbah elektroplating semakin kecil.

Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, besar nilai probabilitas atau sig. (2-tailed) adalah 0,854 lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat basah tanaman memiliki pengaruh namun tidak signifikan terhadap nilai BOD dalam air limbah elektroplating.

Nilai COD air limbah elektroplating sebelum dan setelah pengolahan dengan variasi berat basah tanaman dengan lama waktu tinggal tanaman 6 hari dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Data nilai COD air limbah elektroplating sebelum dan setelah pengolahan dengan variasi berat basah tanaman

Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa penurunan nilai COD fluktuatif. Penurunan nilai COD tertinggi pada berat basah tanaman 150 gram yaitu mencapai nilai rata-rata 67,87 mg/L dengan efisiensi penurunan sebesar 69,72 %.

Air limbah elektroplating yang telah diolah dengan berbagai variasi berat basah tanaman menghasilkan nilai COD yang fluktuatif. Hal ini terjadi karena pada penelitian ini digunakan berat basah tanaman secara total yaitu akar dan daun. Akar berfungsi sebagai organ penyerap dan penyalur unsur-unsur hara sehingga akumulasi logam dan bahan lainnya akan lebih tinggi pada akar dibandingkan pada daun. Sehingga yang memiliki pengaruh

dominan terhadap degradasi senyawa organik dan anorganik dalam air limbah elektroplating adalah akar tanaman. Jumlah akar yang tidak sama akan menyebabkan variasi absorbansi.

Gambar 9. Grafik hubungan nilai COD air limbah elektroplating dengan berat basah tanaman

Gambar 10. Grafik hubungan penurunan nilai COD dengan berat basah tanaman

Hubungan antara berat basah tanaman dengan nilai COD dalam air limbah elektroplating dihitung menggunakan uji korelasi dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hipotesis dari analisis korelasi adalah sebagai berikut.

H0 : berat basah tanaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai COD air limbah elektroplating.

H1 : berat basah tanaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai COD air limbah elektroplating.

Pada analisis korelasi ini pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas. H0 diterima apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 yang dan H1 diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.

(9)

Tabel 11. Korelasi antara berat basah tanaman dan nilai COD dalam air limbah elektroplating

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa besar nilai probabilitas atau sig. (2-tailed) adalah 0,680 lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat basah tanaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai COD dalam air limbah elektroplating.

Nilai Cr-Total air limbah elektroplating sebelum dan setelah pengolahan dengan variasi berat basah tanaman dengan waktu tinggal selama 8 hari dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Data nilai Cr-Total air limbah elektroplating sebelum dan setelah pengolahan dengan variasi berat basah tanaman

Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa nilai Cr-Total mengalami penurunan. Grafik hubungan antara berat basah tanaman dengan nilai Cr-Total air limbah elektroplating dapat dilihat pada gambar 11. Penurunan nilai Cr-Total tertinggi pada berat basah tanaman 150 gram yaitu mencapai nilai rata-rata 4,13 mg/L dengan efisiensi penurunan sebesar 90,58%.

Azolla microphylla merupakan

tanaman hiperakumulator yang mampu menyerap logam berat. Akar berfungsi sebagai organ penyerap dan penyalur unsur-unsur hara sehingga akumulasi logam lebih tinggi pada akar. Jumlah berat basah tanaman mempengaruhi

berapa banyak logam berat yang dapat diserap dan diakumulasi oleh tanaman

Azolla microphylla.

Gambar 11. Grafik hubungan nilai Cr-Total air limbah elektroplating dengan berat basah tanaman

Gambar 12. Grafik hubungan penurunan Cr-Total dengan berat basah tanaman

Hubungan antara berat basah tanaman dengan nilai Cr-Total dalam air limbah elektroplating dihitung menggunakan uji korelasi dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hipotesis dari analisis korelasi adalah sebagai berikut.

H0 : berat basah tanaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai Cr air limbah elektroplating.

H1 : berat basah tanaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai Cr air limbah elektroplating.

Pada analisis korelasi ini pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas. H0 diterima apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 yang dan H1 diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.

(10)

Tabel 13. Korelasi antara berat basah tanaman dan nilai Cr-Total dalam air limbah elektroplating

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan antara berat basah tanaman dengan nilai Cr-Total dalam air limbah elektroplating. Berat basah tanaman dan nilai Cr-Total memiliki korelasi negatif yaitu 0,969.Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai berat basah, nilai Cr-Total dalam air limbah elektroplating semakin kecil.

Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, besar nilai probabilitas atau sig. (2-tailed) adalah 0,031 lebih kecil dari 0,05, maka H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat basah tanaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai Cr-Total dalam air limbah elektroplating.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian tentang potensi tanaman Azolla microphylla dalam pengolahan air limbah elektroplating dengan variasi waktu tinggal dan berat basah tanaman, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tanaman Azolla microphylla

memiliki potensi dan pengaruh yang cukup signifikan untuk menurunkan kadar bahan pencemar dalam air limbah elektroplating.

2. Waktu tinggal tanaman paling baik untuk menurunkan kadar BOD, COD dan Cr-Total adalah 6 hari dengan penurunan BOD sebesar 65,79 %, penurunan COD sebesar 72,79 % dan penurunan Cr-Total sebesar 93,23 %.

3. Berat basah tanaman yang paling baik untuk menurunkan kadar BOD, COD dan Cr-Total adalah 150 gram

dengan penurunan BOD sebesar 62,97 %, penurunan COD sebesar 69,72% dan penurunan Cr-Total sebesar 90,58%.

4. Berdasarkan waktu tinggal tanaman yang paling baik yaitu selama 6 hari, kadar BOD, COD, Cr-Total mengalami penurunan, dengan nilai BOD 22,26 mg/L, COD 61 mg/L dan Cr-Total 2,98 mg/L. 5. Berdasarkan berat basah tanaman

yang paling baik yaitu selama 6 hari, kadar BOD, COD, Cr-Total mengalami penurunan, dengan nilai BOD 24,07 mg/L, COD 67,87 mg/L dan Cr-Total 4,13 mg/L.

6. Kadar BOD, COD dan Cr-Total limbah cair industri elektroplating setelah dilakukan fitoremediasi dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2016, hanya BOD dan COD yang memenuhi baku mutu, sedangkan Cr-Total tidak memenuhi baku mutu.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 1996. Azolla Pembudidayaan

dan Pemanfaatan pada Tanaman Padi. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Djojosuwito. 2000. Azolla, Pertanian

Organik dan Multiguna. Penerbit

Kanisius, Yogyakarta.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air

Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.

Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Fahruddin. 2014. Bioteknologi

Lingkungan. Alfabeta, Bandung.

Hartono. 2011. SPSS 16.0Analisis Data

Statistika dan Penelitian.

Pustaka Pelajar, Yoyakarta. Lumpkin, T.A and D.L. Plucknett. 1980.

Azolla: Botany, Physiology and Use as a Green Manure.

Economic Botany: 34(2):111-153.

Manahan, Stanley E. 1992.

Toxicological Chemistry. Lewis

Publishers, Michigan.

Mangkoedihardjo, Sarwoko dkk. 2010.

Fitoteknologi Terapan. Graha

(11)

Manik, K.E.S. 2003.Pengelolaan Lingkungan Hidup. Djambatan,

Jakarta.

Moenir, Misbachul. 2010. Kajian

Fitoremediasi Sebagai Alternatif Pemulihan Tanah Tercemar

Logam Berat. Jurnal Riset

Teknologi Pencegahan dan Pencemaran Industri Vol. 1 No. 2, November 2010.Balai Besar

Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI),

Semarang.

Muhammad, Fahri. 2015.Bioremoval

Azolla Microphylla Sebagai Alternatif Penanggulangan Alternatif Logam Berat (Zn)

Dalam Media Budidaya.Universitas Riau,

Riau.

Mulyaningsih, Nani. 2013. Alternatif

Pengendalian Pencemaran Limbah Nikel – Khrom pada Industri Kecil Pelapisan Logam.

Universitas Tidar, Magelang. Munarso, S.J. 2003. Peranan

Lingkungan Pertanian dalam Antisipasi Perdagangan Internasional Komoditas Unggulan. Seminar Nasional

Pengelolaan Lingkungan Pertanian. UNS, Surakarta.

Peraturan Gubernur DIY. 2016.

Peraturan Gubernur Daerah

Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri, Pelayanan Kesehatan dan Jasa Pariwisata,

Yogyakarta.

Rosianna, N., Supriatun, T., dan Dhahiyat.2007. Fitoremediasi Limbah Cair Dengan Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes (Mart) Solms) Dan Limbah Padat Industri Minyak Bumi

Dengan Sengon (Paraserianthes Falcataria L.

Nielsen) Bermikoriza. Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran, Jawa Tengah. Standar Nasional Indonesia. 2009. SNI

nomor 6989.72:2009 Cara Uji Kebutuhan Oksigen Biokimia

(Biochemical Oxygen Demand/BOD). Jakarta.

Standar Nasional Indonesia. 2009. SNI

nomor 6989.2:2009 Cara Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi

(Chemical Oxygen Demand/COD) dengan Refluks

Tertutup Secara Spektrofotometer. Jakarta.

Standar Nasional Indonesia. 2009. SNI

nomor 6989.17:2009 Cara Uji Krom Total (Cr-T) Secara AAS - Nyala. Jakarta.

Sunardi, Roselini RPZ. 2011.

Pemanfaatan Serbuk Besi Untuk Penurunan Krom(VI) Limbah Cair Industri Pelapisan Logam. Jurnal EKOSAINS Vol.

III No. 3. Universitas Setia Budi, Surakarta.

Widayat, Wahyu. 2010. Pengolahan Air

Limbah Industri Kecil Pelapisan Logam. Pusat Teknologi

Lingkungan, BPP Teknologi, Jakarta.

Wijayanti, D.W. 2012. Penyerapan N

Total dari Leachate oleh Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) : Laju Penyerapan dan Pertumbuhan Tanaman. Tesis

S2, Teknik Kimia UGM, Yogyakarta.

Yamin, S dan Kurniawan, H. 2009.

SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Salemba

Infotek, Jakarta.

Yuliani, Ni Nyoman. 2001. Upaya

Prbaikan Kualitas Air Limbah Rumah Tangga dengan Filtrasi Saringan Pasir Cepat dan Penanaman Azolla microphylla di Kampung Sorowajan Yogyakarta. Sekolah Tinggi

Gambar

Gambar 2. Grafik  hubungan  penurunan  nilai  BOD  dengan waktu  tinggal tanaman
Tabel 2.  Korelasi antara waktu tinggal  dan nilai BOD dalam air limbah  elektroplating
Tabel 4.  Korelasi antara waktu tinggal  dan nilai COD dalam air  limbah elektroplating
Tabel 7.  Warna daun tanaman Azolla  microphylla  sebelum dan  setelah dikontakkan dengan  air  limbah elektroplatingpada  variasi waktu tinggal
+5

Referensi

Dokumen terkait

1 STORY TELLING (LEVEL 1) Sl( BUKIT MUTIARA SK BUKIT MUTIARA CHELLAM A/P SUBRAMANIAM 2 STORY TELLING ( LEVET 2 } SK BUKIT MUTIARA SK BUKIT MUTIARA CHELLAM A,/P

LKIP DINAS PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 16 9 Meningkatkan Kualitas Menejemen Pemerintah Daerah Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-

Kalsium klorida diproduksi dari batu kapur (kalsium karbonat) yang direaksikan dengan asam klorida (HCl) pada kondisi tertentu untuk dapat bereaksi menjadi

Pengaturan hukum tentang usaha panti pijat di Kota Medan adalah Peraturan Walikota Medan Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Tanda Daftar Usaha Pariwisata yang mengatur agar

Proses pembentukan kata dalam mu‟arrab bisa dengan mengubah kata asing yang masuk ke dalam bahasa Arab tersebut sesuai dengan wazan atau shighah yang ada, dan bisa

Dengan adanya perangkat lunak yang telah dibuat dari penelitian ini, diharapkan dapat membantu karyawan Unpar dalam memberikan gam- baran perkiraan besaran dana pensiun yang

Kualitas mutu bibit terbaik terdapat pada campuran media tanah dan pupuk kandang, dengan perlakuan potong akar dan pemberian urin sapi 20% + 5% EM4 (M2A2).. Penggunaan

Disiplin sangat penting baik bagi individu (tenaga kerja) yang bersangkutan maupun organisasi, karena disiplin pribadi untuk mengetahui kinerja pribadi seseorang