ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN KEPALA KELUARGA TERHADAP KONSUMSI RUMAH TANGGA DI KECAMATAN BANDAR SAKTI KOTA
LHOKSEUMAWE TAHUN 2014 Oleh
Hakim Muttaqim, B.Soc.Sc., M.Ec.Dev Dosen Fakultas Ekonomi Almuslim
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan kepala keluarga terhadap konsumsi rumah tangga di Kecamatan Bandar Sakti Kota Lhokseumawe tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data primer dengan jumlah 20 sampel pengamatan yang merupakan jenis data Cross Section. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier sederhana dengan variabel dependen adalah Konsumsi rumah tangga dan variabel independen adalah pendapatan kepala keluarga dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan kepala keluarga memberikan pengaruh yang positif terhadap Konsumsi rumah tangga. Penelitian ini menggunakan uji satu sisi, maka daerah penolakannya berada di sisi kanan kurva (hipotesis positif) dan sisi kiri kurva (hipotesis negatif) yang luasnya (5 persen) dan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu:df =n – k. Hasil estimasinya adalah Y = 1050862.069 + 0.4942528736*X. Secara statistik hasil estimasi di menunjukan semakin bertambah pendapatan per 1 rupiah maka konsumsi rumah tangga akan naik sebesar Rp 0,49425 dengan asumsi variabel lainnya tetap (ceteris paribus).
PENDAHULUAN Latarbelakang masalah
Setiap rumah tangga tidak akan terlepas dengan perilaku konsumsi, baik untuk memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder dalam kelangsungan hidup berumah tangga.Konsumsi akan selalu berhubungan dengan rumah tangga dan konsumsi merupakan salah satu variabel utama dalam konsep ekonomi makro yang mana apabila rumah tangga melakukan aktivitas konsumsi maka akan memberikan input ke pendapatan nasional. Konsumsi rumah tangga yang semakin tinggi dikarenakan perkembangan masayarakat serta daerah yang begitu cepat.
Kota Lhokseumawe lahir akibat pemekaran daerah dari Kabupaten Aceh Utara berdasarkan Undang-undang No.2 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Lhokseumawe. Kota Lhokseumawe memiliki potensi untuk membangun kompetensi daerah yang berdaya saing dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecamatan Banda Sakti dahulunya merupakan bagian dari daerah Kerajaan Samudera Pase, salah satu kerajaan tertua yang pernah dicatat dalam sejarah Aceh. Kecamatan Banda Sakti dengan Ibu Kotanya Lhokseumawe, yang kini merupakan pusat pemerintahan Kota Lhokseumawe.Luas Kecamatan 11,24 KM2 terdiri dari 2 kemukiman dan 18 gampong.
Konsumsi rumah tangga di Kota lhokseumawe mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pendapatan rata-rata yang diterima oleh kepala keluarga di kecamatan bandar sakti kota Lhokseumawe perbulan sebesar Rp 2.672.000 dari berbagai profesi yang ditekuni oleh masyarakat di kota Lhokseumawe. Adapun pendapatan Rp 2.672.000 perbulan maka masyarakat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan kenaikan bahan pokok, sehingga kesejahtrean yang dialami masyarakat sangatlah berkurang pada saat ini yang dialami masyarakat Lhokseumawe. Pengeluaran rata-rata yang dikeluarkan masyarakat Kota Lhokseumawe adalah sebesar Rp 3.102.000 pada setiap bulan, oleh karena itu pendapatan sebesar Rp 2.672.000 dan pengeluaran sebesar Rp 3.102.000 untuk memenuhi kebutuhan, jadi setiap bulan masyarakat harus menanggung beban utang sebesar Rp 430.000 pada setiap bulannya (BPS:2013). Hal tersebut mendorong peneliti untuk melihat apakah terdapat pengaruh pendapatan kepala keluarga terhadap konsumsi rumah tangga di kecamatan Bandar Sakti Kota Lhokseumawe.
TINJAUAN TEORITIS Pendapatan
. Samuelson (2002:128) mengatakan pendapatan adalah suatu penerimaan bagi seseorang atau kelompok dari hasil sumbangan,baik tenaga dan pikiran yang dicurahkan sehingga akan memperoleh balas jasa. Seseorang melakukan aktivitas untuk memperoleh tingkat penerimaan sebagai pendapatan. Pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pendapatan menunjukkan seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa yang diterima oleh sesorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi winardi, (1998).
Pengertian Konsumsi
William (2002:311) mengatakan bahwa: Konsumsi secara umum adalah sebagai penggunaan barang-barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. Konsumsi sebagai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga atas barang-barang dan jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pekerjaaj tersebut.
Teori konsumsi Keynes didasarkan atas hokum psykologis yang mendasar tentang konsumsi. Muana (2005:109) menjelaskan : apabila pendapatan mengalami kenaikan, maka konsumsi juga akan mengalami kenaikan. Pengeluaran konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan disposibel.
. Menurut Sukirno (2001:108) ialah: pengeluaran konsumsi bukan saja dibiayai oleh pendapatan, tetapi dari sumber-sumber lain seperti tabungan ,menjual harta kekayaan atau dari pinjamam. Keadaan ini terjadi karena adanya kelebihan pengeluaran dari pada pendapatan yang diperoleh, dengan demikian semakin tinggi pendapatan maka semkian tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya sehari-hari.
Pola konsumsi yaitu suatu tingkat kebutuhan seseorang atau rumah tangga untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Orang pada umumnya lebih memenuhi kebutuhan pokok dari pada kebutuhan lainnya. Apa bila pendapatannya rendah maka orang akan mengurangi kebutuhan rumah atau dikurangi pemenuhannya. Bagi masyrakat atau rumah tangga yang berpendapatan rendah maka pola konsumsinya sangat berbeda dengan masyarakat yang berpendapatan tinggi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga ialah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam kehidupan manusia pasti membutuhkan makan, pakaian, tempat tinggal, dan lain- lain sebagainya sehigga terpenuhi kebutuhannya agar dapat menjalan kan kegiatannya. Menurut Todaro (2004:15) ada beberapa macam kebutuhan manusai yaitu: 1. Kebutuhan primer
Kebutuhan primer ialah kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari yaitu makanan, pakaian dan tempat tinggal. Kebutuhan yang harus diperhatikan oleh setiap manusia adalah kesehatan, pendidikan, gizi, transportasi, air dan lain-lain sebagai sarana pendukung.
2. Kebutuhan Skunder
Kebutuhan skunder adalah kebutuhan yang tidak terlalu penting dalam kehiduapan manusia, manusia tetap akan hidup tanpa ada kebutuhan skunder. Kebutuhan skunder melputi, kursi, meja, rodio, televise, handphone, dan lain-lain sebagainya. Kebutuhan ini apabila pendapatan yang diperoleh lebih dari pada kebutuhan pkok maka barulah kebutuhan ini dapat diperoleh atau dipenuhi.
3. Kebutuhan barang-barang mewah
Kebutuhan barang mewah adalah tidak terlalu penting dalam kehidupan manusia. Apa bila kebutuhan pokok dan kebutuhan skunder telah terpenuhi, maka orang akan membutuhkan barang mewah seperti, mobil, kapal terbang pribadi, kapal pesiyar pribadi, vila, dan lain-lain sebagainya. Kebutuhan barang mewah sangat tergantung pada pendapatan yang dihasilkan dan lingkungannya.
4. Kebutuhan menurut sosial budaya
Kebutuhan sosial budaya sangat erat kaitannya dengan faktor lingkungan, adat isti adat, dan tradisi masyarakat dengan sifat psikologis manusia. Kebutuhan social yaitu kebutuhan yang timbul karena tuntutan hidup bersama dalam masyarakat. Kebutuhan psikologis ialah yang berhubungan dengan sifat rohani manusia, seperti kebutuhan keamanan, rasa dihargai dalam sesame manusia, ketrentraman hati, dan kebebasan untuk mengatur hidup sendiri.
5. Kebutuhan menurut waktu
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan sekarang yaitu kebutuhan yang segera dipenuhi segera atau tidak dapat ditunda. Kebutuhan masa depan yang dilakukan untuk menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan dating kebutuhan tidak tertentu yang akan terjadi secara tiba-tiba.
Menurut Thamrin (2003:29) menyatakan bahwa: pola konsumsi rumah tangga memperlihatkan adanya perbedaan yang begitu nyata. Sebagaian besar manusia atau rumah tangga yang berpendapatan tinggi maka 90% dari penadapatannya digunakan
untuk konsumsi dan 10% digunakan untuk tabungan. Sedangkan yang berpendapatan rendah, tidak ada kelebihan untuk tabungan karena habis untuk konsumsi. Menurut Suradjiman (2003:42) mengemukan faktor yang mempengaruhi konsumsi yaitu:
1. Pendapatan, pendapatan masyarakat menggambarkan pola konsumsi rumah tangga,semkin tingginya pendapatan maka semkin tinggi pula konsumsi.
2. Kekayaan pribadi, kekayaan juga menpengaruhi pola konsumsi msyarakat. Pola konsumsi masyarakat dapat ditingkatkan dengan adanya kekayanpribadi. Kekayaan merupakan adanya kemampuan keluarga, seseorang atau kelompok masyarakat untuk menigkatkan konsumsi. 3. Harga suatu barang, masyarakat atau rumah tangga yang mempertimbangkan suatu harga barang cenderung menpengaruhi konsumsi. Walau pun masyarakat tersebut mampu akan tetapi apa bila harga tidak sesuai dengan yang diharapkan maka akan mengurungkan niatnya untuk membeli barang tersebut.
Pada umumnya pola konsumsi seseorang sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya penghasilan. Pemenuhan kebutuhan ini selalu menghadapi berbagai kendala. Factor yang mempengaruhi pola konsumsi adalah jumlah anggota keluarga. Jumlah anggota keluarga sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumsi rumah tangga. Apabila jumlah anggota keluarganya sedikit maka sedikit pula konsumsi rumah tangga yang dibutuhkan begitu pun sebaliknya, jumlah konsumsi sangat tergantung berapa jumlah anggota keluarganya. Foktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat perlu diupayakan semaksimal mungkin sehingga tingkat kesejahtraan dapat tercapai,karena dengan pendapatan yang rendah , maka suatu hal yang sulit untuk mendapatkan barang kebutuhan untuk memdapat barang-barang kebutuhan untuk memenuhi harapan konsumsi oleh rumah tangga. Pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga, terutama sekali memenuhi kebutuhan keluarga. Tingginya pendapatan masyarakat berkemanpuan untuk memperoleh berbagai kebutuhan pokok guna untuk memenuhi kebutuhn keluarga, apabila pendapatan yang digunakan keluarga melebihi, maka akan terjadi tabungan di Bank atau simapanan di Bank. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa Faktor-faktor, yang bersifat kualitatif an kuantitatif, diantaranya adalah tingkat pendidikan dan selera, sedangkan yang bersifat kuantitatif adalah jumlah pendapatan dan jumlah anggota keluarga.
Menurut Samuelson (2002:169) bahwa faktor pokok yang mempengaruhi jumlah pengeluaran masyarakat untuk konsumsi adalah:
1. Pendapatan disposable
2. Pendapatan permanen dan pendapatan menurut daur hidup 3. Kekayaan atau harta benda
4. Faktor penentu lainnya serta faktor sosial dan harapan tentang kondisi ekonomi dimasa yang akan dating.
Fungsi konsumsi berarti pendapatan yang menentukan gerakan konsumsi, apabila tingkat pendapatan menurun maka kansumsi juga ikut menurun begitu pula sebaliknya. Kebutuhan konsumsi masyarakat sangat beragam, seperti kebutuhan makanan, minuman, kesehatan, pendidikan, perumahan, hiburan dan lain-lain sebagainya.
HIPOTESIS PENELITIAN
Dari uraian teori-teori yang telah dijabarkan serta penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Diduga bahwa pendapatan kepala keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi rumah tangga di Kecamatan Bandar Sakti Kota Lhokseumawe
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan survey langsung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi di kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu satu tahun, yakni di tahun 2014 serta teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner.Sample yang diamati sebanyak 30 responden(
kepala rumah tangga) yang telah dipilih secara Purposive Sampling, yang artinya responden yang berada di kecamatan bandar sakti yang dianggap layak untuk di jadikan responden sesuai tujuan penelitian. Setelah dilakukan proses pengumpulan data melalui kuesioner maka diolah mengunakan software Eviews 4.0. dengan formulasinya sebagai berikut:
Y = a + bX+ ei Dimana :
Y = Konsumsi rumah tangga a = Konstanta
b = Koefisien Regresi X = Pendapatan ei = Error Term
HASIL PENELITIAN
Hasil Estimasi Ordinary Least Square Dependent Variable: Y
Method: Least Squares Date: 05/03/15 Time: 23:45 Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1050862. 312692.8 3.360686 0.0023
X 0.494253 0.191150 2.585678 0.0152
R-squared 0.192752 Mean dependent var 1841667.
Adjusted R-squared 0.163921 S.D. dependent var 389978.6 S.E. of regression 356586.1 Akaike info criterion 28.47088 Sum squared resid 3.56E+12 Schwarz criterion 28.56429
Log likelihood -425.0632 F-statistic 6.685731
Durbin-Watson stat 2.215660 Prob(F-statistic) 0.015216 Sumber : Data diolah.
Hasil estimasi diatas digunakan untuk analisis statistik dan ekonomi dimana: Y = 1050862.069 + 0.4942528736*X
Variabel X (pendapatan kepala keluarga) menunjukkan tanda positif, yang berarti memiliki hubungan yang positif terhadap Konsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambah pendapatan kepala rumah tangga maka konsumsi semakin meningkat. Secara statistik hasil estimasi di menunjukan semakin bertambah pendapatan per 1 rupiah maka konsumsi rumah tangga akan naik sebesar Rp 0,49425 dengan asumsi variabel lainnya tetap (ceteris paribus). Analisis Uji Normalitas
Skewness 0,25 Jarque-Bera 0,75
Kurtosis 3,57 Probability 0,68
Sumber : Data diolah.
Nilai chi-squares tabel yang digunakan dalam pengujian ini didasarkan pada distribusi chi-squares tabel dengan degree of freedom (df): 2 pada level of significant (): 5 persen yaitu, sebesar 5,99. Berdasarkan hasil uji normalitas sebagaimana disajikan pada tabel (1.3), diketahui nilai J-B statistik adalah sebesar 0,75 lebih kecil dari nilai chi-squares tabelnya sebesar 5,99 yang berarti residual seri data penelitian dalam model ini memiliki distribusi normal.
Analisis Uji Signifikansi Koefesien (uji-t).
Penelitian ini menggunakan uji satu sisi (one-sided or one-tail test), maka daerah penolakannya berada di sisi kanan kurva (hipotesis positif) dan sisi kiri kurva (hipotesis negatif) yang luasnya (5 persen) dan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu: df = n – k = 28, di mana jumlah data (n) = 30 dan parameter estimasi termasuk konstanta (k) = 2, dengan nilai t-tabel sebesar 1,701 (positif). Menurut Kuncoro (2003), suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana H0 ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah di mana H0 diterima.
Variable t-Statistic t-table Kesimpulan
C 3.360686 1,701 Ha diterima
X 2.585678 1,701 Ha diterima
Sumber : Data diolah.
Berdasarkan kriteria pengujian uji-t untuk hipotesis positif pada independent variabel pendapatan nilai t-statistiknya lebih besar dari nilai t-tabel (1,701) maka dapat diambil kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya independent variabel secara parsial berpengaruh terhadap dependent variabel.
Analisis Uji Kebaikan Model (uji-F).
Nilai F-tabel dicari dengan level of significant () 5 persen, numerator degree of freedom (ndf): k – 1 = 1, denominator degree of freedom (ddf): n – k = 28, adalah sebesar 4,20, di mana jumlah data (n) = 30 dan parameter estimasi termasuk konstanta (k) = 2. Berdasarkan
hasil estimasi OLS dapat diketahui nilai F-statistiknya adalah sebesar 6.685731 lebih besar dari nilai F-tabelnya sebesar 4,20. Dengan demikian penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha, yang artinya secara keseluruhan independent variabel dalam model memiliki pengaruh yang signifikan secara keseluruhan terhadap dependent variabel.
KESIMPULAN
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa pendapatan kepala keluarga memiliki pengaruh yang positif dengan Konsumsi rumah tangga di Kecamatan Bandar sakti Kota lhokseumawe, hal ini dapat dilihat setelah di uji –t dan uji –f yang menunjukan terdapat pengaruh positif.
SARAN
Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel independen yang masih umum sehingga untuk penelitian selanjutnya di sarankan menggunakan variabel yang lebih banyak dan spesifik dengan tujuan dapat melengkapi penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Lhokseumawe Tahun 2013.
Kuncoro, M., 2003, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi : Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Muana, Nanga (2005). Mikro Ekonoimi, Teori, Masalah dan kebijakan, Edisi Kedua, Jakarta, Radja Grafindo Persada.
Sadono, S, (2001). Ekonomi Mikro, Edisi Ketiga,Yogjakarta: Balai penerbit lembaga penelitian Fakultas Ekonomi, Gajah mada.
Samuelson, Paul, A, (2002). Mikro Ekonomi, (Terjemahan Jaka Wasana), Edisi XAV, Jakarta,Erlangga.
Suradjiman, (2003). Ekonomi Selayang Pandangan, Jakarta, Pustaka Nasional. Thamrin, (2003). Teofi Mikro Ekonomi, Jakarta: Erlangga.
Todaro, Michel, p, steyhen, (2004). Ekonomi dalam Pandangan Modern (Terjemahan), Jakarta Aksara.
Undang-undang No.2 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Lhokseumawe
William, (2002). Pengantar Ilmu Ekonomi, (Terjemahan Winardi), Bandung Alumni. Winardi, 1998, Ilmu Ekonomi dan Aspek-Aspek Metodologisnya. Rineka Cipta. Jakarta