• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTRUMEN PENELITIAN Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSTRUMEN PENELITIAN Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

INSTRUMEN PENELITIAN

Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan

Wakil Kepala Sekolah

Nama Sekolah : ... Alamat Sekolah : ... Nama : ... Jabatan : ... Hari/Tanggal wawancara : ... Tempat : ... 1. Apa saja prestasi yang telah diraih oleh guru-guru di SMA

Sedes Sapientiae Jambu?

2. Bagaimana kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru di SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam bidang pedagogik? Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

3. Apakah kelebihan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA Sedes dalam bidang pedagogik?

Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

4. Adakah kelemahan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA dalam bidang pedagogik?

(2)

Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

5. Bagaimana sekolah mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh guru-guru dalam bidang kompetensi pedagogk dalam pembelajaran?

Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

6. Apakah sekolah menyusun strategi untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru?

7. Apa saja yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru?

8. Apakah yang dibutuhkan oleh guru-guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik di SMA Sedes Sapientiae Jambu?

(3)

Lampiran 2

HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SEDES

SAPIENTIAE JAMBU

Nama Sekolah : SMA Sedes Sapientiae Jambu Alamat Sekolah : Jalan Raya

Ambarawa-Magelang km.10 Bedono

Nama : Sr. M. Anastasia, OSF

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari/Tanggal wawancara : Jumat / 7 Oktober 2016 Tempat : SMA Sedes Sapientiae Jambu 1. Apa saja prestasi yang telah diraih oleh guru-guru di SMA

Sedes Sapientiae Jambu?

Prestasi yang telah diraih oleh guru itu jarang yang dari kegiatan dari dinas, karena biasanya ketika mendapatkan surat dari dinas, surat tersebut saya berikan kepada guru dan guru yang menentukan sendiri mau ikut atau tidak. Kalau yang dari yayasan seperti Pak War, walaupun saat ini sudah mengundurkan diri, yang ikut dalam LITBANG, dan kemarin mendapatkan undangan lagi dari yayasan untuk menjadi bagian dari MGMP Yayasan. Karena dilihat dari nilai UGK itu Pak War mendapatkan nilai yang bagus dan guru-guru yang mendapatkan nilai bagus itu diundang oleh yayasan untuk jadi pengurus atau kelompok MGMP. Lalu Pak

Rahmat yang masuk tim penyusun buku

kemarsudirinian, lalu pak Rahmat juga dari bidang mata pelajaran yang mendampingi siswa di OSN hingga masuk di provinsi, walaupun di provinsi tidak mendapatkan juara, tapi kan nama guru pendamping juga tetap masuk prestasinya.

2. Bagaimana kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru di SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam bidang pedagogik? Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi

(4)

 Komunikasi dengan peserta didik  Penilaian dan evaluasi

Kualitas guru yang saya lihat disini itu karisma atau bakat guru, yang mempengaruhi pengajarannya seperti pintar menjelaskan materi, pintar berbicara itu kan juga karisma, yang bisa memang keturunan atau bisa karena lingkungan karena belajar, pengalaman dan pengalaman menjadi guru. Untuk guru-guru di Sedes saya melihat mereka sudah berusaha semaksimal mungkin, namun ya seperti yang saya bilang tadi bahwa bakat atau karisma guru itu mempengaruhi, kadang kan ada guru

yang pintar secara akademik namun dalam

penyampaiannya kepada orang lain itu susah diterima atau tidak dijelas. Jadi, ya kalau disini guru-gurunya sudah berusaha maksimal, namun karena latar belakang, kemampuan, kemauannya dan juga bakatnya dalam mengajar akan mempengaruhi bagaimana penyampaiannya, kreatifitasnya dalam mengajar, dan pengembangan kurikulum. Jadi ya, ada yang memang sudah berusaha maksimal namun ada juga yang masih belum maksimal kalau disini karena beberapa pengaruh tersebut.

Sewaktu saya supervise beberapa guru tidak menggunakan alat peraga, namun ada diskusi ada penjelasan, ya walaupun alat peraga di sekolah ini cukup lengkap.

3. Apakah kelebihan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA Sedes dalam bidang pedagogik?

Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

Beberapa guru ada yang kreatif dalam mengajar, ada yang muda dan adapula yang senior.

(5)

4. Adakah kelemahan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA dalam bidang pedagogik?

Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

Kemauan dan kemampuan guru yang mempengaruhi, jadi secara kemauan tinggi namun kemampuannya minim atau sebaliknya, sehingga hal tersebut membuat guru menjadi kurang kreatif dan ya..kembali ke personal guru masing-masing. Kalau secara akademik saya percaya para guru bisa ya, karena mereka juga berasal dari universitas dan lulus S1, namun ya dirinya sendiri atau motivasinya untuk membuat pembelajaran lebih menarik.

5. Bagaimana sekolah mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh guru-guru dalam bidang kompetensi pedagogk dalam pembelajaran?

Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

Untuk mengatasi kelemahan guru, seperti kurang motivasi, sekolah mengadakan pertemuan rutin, dimana pertemuan ini membantu para guru sharing dan bisa menjadi bahan permenungan atau refleksi. Sehingga diharapkan guru bisa saling menyemangati dalam mengajar melalui refleksi untuk menjadi lebih baik. Ada rapat yang dijadwalkan sebulan sekali antar wali kelas dan pembimbing asrama, sehingga guru dan pembimbing bisa saling memberikan masukan mengenai siswa terutama yang diasrama, karena mayoritas

(6)

tinggal diasrama, sehingga guru dan pembimbing bisa share mengenai keadaan anak-anak.

6. Apakah sekolah menyusun strategi untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru?

*) Jika sudah, apa saja strateginya? Apakah ada kendala dalam menyusun strategi tersebut?

*) Jika belum, kenapa?

(Langsung ke Waka)

7. Apa saja yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru?

*) Jika sudah ada yang dilakukan, apa saja, bukti dari kegiatan yang sudah dilakukan apa saja dan hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan apa saja?

(Langsung ke Waka)

8. Apakah yang dibutuhkan oleh guru-guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik di SMA Sedes Sapientiae Jambu?

(Langsung ke Waka)

Secara finansial, sekolah sudah menyediakan dana untuk peningkatan guru. jadi sudah ada dana untuk peningkatan kompetensi guru, namun untuk apa saja yang sudah dilakukan langsung bertanya saja ke waka.

(7)

Lampiran 3

HASIL WAWANCARA WAKIL KEPALA SEKOLAH

SEDES SAPIENTIAE JAMBU

Nama Sekolah : SMA Sedes Sapientiae Jambu Alamat Sekolah : Jalan Raya

Ambarawa-Magelang km.10 Bedono

Nama : Drs. G. Suwartono

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Hari/Tanggal wawancara : Jumat / 7 Oktober 2016 Tempat : SMA Sedes Sapientiae Jambu 1. Apa saja prestasi yang telah diraih oleh guru-guru di SMA

Sedes Sapientiae Jambu?

Prestasi kan tidak selalu dikatikan dengan menang suatu lomba. Prestasi yang diraih oleh guru-guru di SMA Sedes Sapientiae Jambu lebih pada bidang mata pelajaran, seperti mata pelajaran UN. Untuk SMA Sedes Sapientiae Jambu nilai UN seperti nilai Fisika, Matematika selalu baik dan sangat bagus hasilnya bahkan ditingkan Jawa Tengah, Bahasa Indonesia juga bagus. Namun untuk mata pelajaran lainnya masih standar, artinya misalnya di kabupaten peringkat satu, fisika satu namun mata pelajaran lainnya dibawahnya. Jadi saya melihat mata pelajaran yang berprasti itu merupakan prestasi guru.

Peraihan nilai-nilai yang memuaskan itu ada pengaruh dari guru? dan apa perbedaan guru dengan mata pelajaran UN dengan peringkat yang bagus dan guru mata pelajaran UN dengan nilai standar?

Iya ada, saya melihat bagaimana guru menciptakan atmosfer pembelajaran yang mendorong yang membuat guru berinovasi dalam model-model pembelajaran, seperti pelajaran Fisika misalnya. Saya masuk ke kelas Fisika memang enak kelasnya, jadi kaya akan model yang bisa dipilih karena merupakan ciri khas pelajaran yang empiric, sehingga pemiliham model yang sangat menentukan. Menurut saya untuk yang sosial juga seharusnya memiliki banyak metode/model, namun guru-gurunya sepertinya masih kurang inovasi dalam pembelajaran. Jadi, perbedaannya ada pada pemilihan model pembelajaran, keinovasian. Namun, satu yang

(8)

menurut saya penting, yaitu penguasaan kelas, jadi saya melihat pak Rahmat guru Fisika yang penguasaan kelasnya baik, anak-anak disiplin sehingga mau belajar. Namun memang level kelas IPA, namun kita tidak bisa mengkelopokan secara general dari kelas X ataupun sosial itu sangat umum. Lalu dulu juga ada guru Kimia yang pendekatan ke siswanya lebih humaniora, lebih mengorangkan siswa. Ya itu mungkin karakter dari guru sendiri dan itu mendapat porsi tinggi.

2. Bagaimana kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru di SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam bidang pedagogik? Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

Kalau dipotret dari hasil UN menurut saya masih standar dan saya mengakui masih ada yang kurang standar seperti pada penguasaan kelas, inovasi pembelajaran, penggunaan metode dan lain sebagainya. Kita kan sudah moving class seharusnya guru bisa menyiapkan model pembelajaran yang lebih maksimal. Namun keseluruhan guru-guru disini akrab dengan siswanya, terlihat ketika diluar jam pelajaran beberapa guru ada yang bercanda dengan para siswa.

3. Apakah kelebihan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA Sedes dalam bidang pedagogik?

Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

Kelebihan yang dimiliki guru-guru disini lebih pada ketepatan waktu, disiplin waktu, lalu kalau saya menginstruksikan untuk administrasi, membuat kisi-kisi

(9)

soal relative baik. Untuk kegiatan pembelajaran cukup baik. Kalau untuk kurikulumnya, saya melihat masih standar dari kurikulum nasional diaplikasikan. Hanya beberapa mapel yang di OSN kan ada pengembangan, untuk mata pelajaran lainnya, saya melihat kurikulum dari pemerintah tidak terlalu banyak pengembangannya. Jadi kurikulum dari pemerintah itu kan masih minimal, jadi ya itu yang dipakai, kalau untuk yang mata pelajaran OSN seperti fisika, matematika, kimia ada pengembangan-pengembangan di materi tertentu yang tidak ada di silabus.

Penggunaan alat bantu mengajar/fasilitas

Untuk kelompok IPA maksimal, terutama untuk kimia dan biologi, saya pernah membagikan kuisioner kepada siswa dan hampir 100% siswa mengatakan guru menggunakan alat bantu atau fasilitas dengan maksimal, namun untuk fisika kurang karena memang jarang praktek waktu itu. Untuk mata pelajaran sosial, bahasa dan umum itu lebih pada mencari sumber-sumber dari yang lain, internet misalnya. Namun media lainnya sekarang anak-anak lebih mengembangkannya sendiri melalui internet.

4. Adakah kelemahan yang dimiliki oleh guru-guru di SMA dalam bidang pedagogik?

Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

Untuk studi kasus untuk pengelolaan kelas, beberapa masih kurang piawai. Mungkin karena pemilihan metode yang tidak tepat sehingga siswa tidak fokus dengan pelajaran, mungkin seharusnya menggunakan metode A namun malah menggunakan metode lain sehingga ada anak-anak yang bingung. Apalagi, disini kan murid-muridnya bisa dibilang kritis dan aktif, sehingga kalau ada yang tidak jelas akan ditanyakan. Hanya karena itu energy siswa tidak tersalurkan sehingga kelas bisa saja menjadi ramai. Kemudian, pemahaman tertentu, seperti kegiatan penilaian. Saat ini kita masih berusaha untuk

(10)

belajar bagaimana memberi tugas, seperti tugas ini untuk nilai apa, dan kegiatan lain seperti menganalisis ulangan harian. Lebih pada konsistensi saja.

5. Bagaimana sekolah mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh guru-guru dalam bidang kompetensi pedagogk dalam pembelajaran?

Dengan indikator:

 Mengenal karakteristik peserta didik

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Pengembangan kurikulum

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik  Memahami dan mengembangkan potensi  Komunikasi dengan peserta didik

 Penilaian dan evaluasi

Jadi akhir-akhir ini, dua-tiga tahun ini saya memberikan panduan kepada para guru untuk membuat penilaian siswa, lalu saya validasi perangkatnya apakah layak dipakai atau tidak, kalau kurang sesuai saya kembalikan ke guru.

Kalau dari luar itu baik tapi kurang praktis, kalau kita mengundang dari luar susah untuk diaplikasikan. Saya berencana untuk memberikan sharing, karena saya merasa senior akan berbagai tentang mengajar ke rekan-rekan.

Untuk mengatasi pengelolaan kelas, saya memang belum bagus, seharusnya sebagai pendidik melihat siapa yang mengajar yang baik, belajar dari guru tersebut, seperti supervise kelas, namun saat ini memang belum ada menajemen yang baik untuk pengelolaan kelas, semuanya masih terbawa perasaan saja.

6. Apakah sekolah menyususn strategi untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru?

*) Jika sudah, apa saja strateginya? Apakah ada kendala dalam menyusun strategi tersebut?

*) Jika belum, kenapa?

Kalau internal saya selalu menjadwalkan, rencana kerja saya tapi saya ingin menggiring bahwa juga yayaysan punya kewenangan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik tapi sepertinya belum. Kalau saya pasti, misalkan yang saya lakukan saat ini di buku harian

(11)

guru atau seperti rencana harian guru itu, didepannya saya cantumkan macam-macam kompetensi pedagogik yang harus dipenuhi oleh guru dengan harapan guru dapat membacanya setiap hari dan memahami hal tersebut, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran. ya ini salah satu cara saya mengenalkan kompetensi pedagogik ke guru-guru, dan ini baru tahun ini saya lakukan.

Kemudian saya ada rencana tahunan, namun lebih ke evaluasi ya rencana ini. Bagaimana membuat soal evaluasi ke guru-guru.

Jadi ya orientasi saya ke guru-guru yang masih junior akan saya dampingi satu bulan sekali untuk pembelajaran dan penilaian mulai semester depan. Jadi pendampingan ini akan saya lakukan sendiri, jadi karena saya juga bisa dibilang praktisi, ya saya akan membagikan hal-hal praktis ke rekan-rekan.

Untuk penilaian atau melihat implikasinya akan dilakukan dengan pengamatan dan supervise. Untuk perangkatnya saya sudah sediakan.

Terus terang, kalau seperti ini saya mengandalkan yayasan itu cukup susah, jadi saya merencanakan pelatihan ini, diawali dengan diri saya sendiri. Saya nantinya juga akan membuat silabus sendiri untuk teman-teman, untuk kaderisasi.

7. Apa saja yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru?

(Jawaban digabung dengan pertanyaan no. 6)

8. Apakah yang dibutuhkan oleh guru-guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik di SMA Sedes Sapientiae Jambu?

Menurut saya ini penyakit guru, penyakit guru kalau sudah mapan itu ngga mau berinovasi entah dalam mengajar maupun menyiapkan administrasi, sehingga mereka tidak menyediakan informasi yang up to date, ngga sesuai dengan keadaan guru saat ini. Kalau untuk berangkat pelatihan, seminar begitu OK! Namun nanti ketika kembali lagi ke pengajaran ya kembali seperti semula lagi. Jadi ya bagaimana kita mendorong dan memotivasi guru untuk berinovasi. Kebutuhan guru jelas, yaitu pengembangan inovasi dalam pembelajaran dan pengaplikasiannya. Kalau hanya seminar saja saya kira kurang efektif, minimal semiloka. Seminar Lokakarya, atau bintek pelatihan, tapi ya itu..secara tataran konsep

(12)

ok, tapi kajian sekolah itu kurang. Dulu 2007-2009 kami ada pelatihan dengan Sanata Dharma, latihan bagaimana mengembangkan pembelajaran dan modul, tapi pembelajarannya masih sama saja, ngga ada perubahan.

(13)

Lampiran 4

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Lampiran 5

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

Lampiran 7

RINGKASAN PELAKSANAAN F. G. D.

(Focus Group Discussion)

Hari / tanggal : Selasa / 17 Januari 2016 Waktu : 10.00 – 11.00

Tempat : SMA Sedes Sapientiae Jambu Acara : FGD (Focus Group Discussion)

Pembimbing : I. Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si II. Dr. Ade Iriani, M.M

Moderator : Mutia Ayu Krismanda Notulis : Sasadara Wahyu Lukitasari Peneliti : Brigitta Putri Atika Tyagita

Peserta : 1. Sr. M. Anastasia, OSF selaku kepala SMA Sedes Sapientiae Jambu

2. Drs. G. Suwartono, selaku wakil kepala SMA Sedes Sapientiae Jambu

3. Yuliana Ratna C.D., S. Pd., selaku guru SMA Sedes Sapientiae Jambu

4. Drs. Tunggul Panggabean, selaku guru SMA Sedes Sapientiae Jambu

5. St. Bayu Krisna Murti, S. Pd., selaku guru SMA Sedes Sapientiae Jambu

6. M. Ida Hariastuti, S. Pd, selaku guru SMA Sedes Sapientiae Jambu

7. Chris Kentuk R. selaku perwakilan komite SMA Sedes Sapientiea Jambu

Acara FGD (Focus Group Discussion) berlangsung dengan susunan acara sebagai berikut:

1. Pembukaan

2. Sambutan kepala SMA Sedes Sapientiae Jambu 3. Pemaparan hasil penelitian

4. Diskusi 5. Lain-lain 6. Penutup

Hasil Diskusi

1. Pemaparan hasil penelitian dengan judul “Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Untuk Meningkatkan Mutu SMA Sedes Sapientiae Jambu” meliputi:

- Hasil analisa SWOT (faktor internal dan internal) dan pembobotannya, sehingga menghasilkan matrik SWOT di

(26)

posisi SO (Strength – Opportunity), yaitu memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh sekolah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

- Hasil analisa faktor kekuatan dan peluang untuk dicari rencana strategi yang dapat dimanfaatkan ataupun dilakukan.

- Strategi yang diperoleh dari analisa data, dengan rincian program operasionalnya serta panduan dalam melaksanakan renstra, tugas dan peran serta pihak-pihak yang terlibat dalam renstra, serta panduan evaluasi dan monitoring.

2. Dalam diskusi yang berlangsung, komite sekolah menekankan pentingnya peran serta komite dalam membantu guru meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Dengan adanya keterlibatan komite dalam pengawasan berjalannya program peningkatan kompetensi pedagogik guru, maka komite dapat membantu mengawasi perkembangan guru dan dapat memberikan masukan atau pedapatnya kepada guru untuk kebaikan guru.

3. Dalam diskusi, wakil kepala sekolah menegaskan jika program operasional yang dirancang layak, dan dapat dilakukan dalam jangka panjang, dengan catatan tidak semua program dilakukan dalam waktu bersamaan, namun dapat dilihat tingkat kepentingannya dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi di sekolah.

4. Wakil kepala sekolah juga mengkritisi instrument evaluasi dan monitoring, dimana pada instrument pencapai program lebih baik penilainnya diperjelas, sehingga lebih mudah nantinya untuk melihat hasilnya. Disarankan sistem penilaian per indikator sama seperti pada instrument evaluasi pelaksanaan pencapain program, sehingga hasil akhir yang dicapai oleh kepala sekolah dan guru jelas.

5. Kepala sekolah dan guru, merasa bahwa program peningkatan kompetensi pedagogik guru yang telah disusun cukup jelas dan spesifik, sesuai dengan apa yang terjadi di sekolah (tidak mengada-ada), dapat dilakukan oleh sekolah, walaupun dengan jangka panjang (3-5 tahun) sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah. Kemudian, para guru juga menambahkan, jika program dilakukan atau diterapkan, para guru merasa sanggup untuk melakukan atau menjalankan program tersebut untuk peningkatan kompetensi pedagogik mereka. Ditambahkan pula bahwa instrument yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program cukup jelas, sehingga jika program dilakukan dapat diukur dengan jelas.

Dari hasil FGD (Focus Group Discussion) dapat disimpulkan bahwa rencana strategi peningkatan kompetensi pedagogik guru untuk meningkatkan mutu sekolah layak untuk diterapkan

(27)

disekolah. Namun, tidak semua program operasional yang ditawarkan langsung diterapkan. Program yang ditawarkan dapat dilaksanakan secara bertahap, jangka panjang, dengan melihat tingkat kepentingannya dan dengan melihat situasi serta kondisi sekolah. Dalam FGD ini tidak terdapat sanggahan terhadap hasil penelitian dan rencana strategi yang ditawarkan, hanya saja terdapat beberapa masukan untuk penilaian pada instrument pencapaian program.

Notulen,

(28)

Lampiran 8

(29)
(30)

Lampiran 9

(31)
(32)
(33)
(34)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sejalan dengan tiga sasaran konservasi, sebagaimana ditekankan dalam World Conservation Strategy, yaitu: (1) perlindungan sistem penyangga kehidupan; (2)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak

mendekati masa kadaluarsa dimanfaatkan/digunakan lebih dahulu. Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan makanan contohnya.. bahan makanan yang cepat rusak

Ciri khas rumah gadang adalah mempunyai keunikan dalam bentuk arsitekturnya dengan atap yang menyerupai tanduk kerbau yang terbuat dari bahan ijuk3. Riau – Rumah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti kasus tersebut dengan judul “ Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan

Adanya konflik di tubuh komunitas ini tidak lantas menjadikan komunitas ini terpecah atau bahkan bubar seperti yang dialami oleh komunitas-komunitas lainnya,

Translation studies had been devel- oping as a distinct discipline through the 1980s, employing methodologies that drew upon research in linguistics and comparative literature and

Tanda pelunasan pajak tahun terakhir (SPT tahun 2013) dan Laporan Bulanan Pajak (PPh pasal 21, PPh pasal 23 bila ada transaksi, PPh pasal 25/29 dan PPN) untuk 3 (tiga) bulan