Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan
Sabtu, 27 Desember 2014
Sabtu, 27 Desember 2014
Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Militus (DM)
Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Militus (DM)
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG
Pola hidup masyarakat yang cenderung semakin meningkat, berbagai macam
Pola hidup masyarakat yang cenderung semakin meningkat, berbagai macam
penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang
penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang
dinamakan diabetes mellitus atau yang lebih dikenal masyarakat dengan kencing
dinamakan diabetes mellitus atau yang lebih dikenal masyarakat dengan kencing
manis (Rahmatsyah Lubis, 11 Juli 2006). Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di
manis (Rahmatsyah Lubis, 11 Juli 2006). Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di
beberapa negara berkembang karena peningkatan kemakmuran di negara yang
beberapa negara berkembang karena peningkatan kemakmuran di negara yang
bersangkutan, akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan
bersangkutan, akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan
perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan
perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan
prevalensi penyakit ganeratif, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes
prevalensi penyakit ganeratif, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes
mellitus dan lain-lain (Suyono, 2003: 573).
mellitus dan lain-lain (Suyono, 2003: 573).
Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
macam komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, yang disertai
macam komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, yang disertai
lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mansjoer
lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mansjoer
arief, 2001: 580). Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang
arief, 2001: 580). Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang
memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Menurut data organisasi
memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Menurut data organisasi
kesehatan dunia (WHO),
kesehatan dunia (WHO),
Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes
Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes
ter
terbesar di dunia setelah India, Cinbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat (www.Diabetes Mellitusa dan Amerika Serikat (www.Diabetes Mellitus
News.com). Dengan prevalensi 8,4 % dari total penduduk, diperkirakan pada tahun
News.com). Dengan prevalensi 8,4 % dari total penduduk, diperkirakan pada tahun
1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes mellitus dan pada tahun 2025 diperkirakan
1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes mellitus dan pada tahun 2025 diperkirakan
meningkat menjadi 12,4 juta penderita. Berdasarkan data Departemen Kesehatan
meningkat menjadi 12,4 juta penderita. Berdasarkan data Departemen Kesehatan
jumlah
jumlah pasien pasien Diabetes Diabetes Mellitus Mellitus rawat rawat inap inap maupun maupun rawat rawat jalan jalan di di rumah rumah sakitsakit
menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin dan 4 % wanita hamil
menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin dan 4 % wanita hamil
menderita Diabetes Mellitus Gestasional (www.depkes.go.id).
menderita Diabetes Mellitus Gestasional (www.depkes.go.id).
1.2 TUJUAN
1.2 TUJUAN
1.
1. Mengetahui dan memahami tentang penyakit diabetes mellitus danMengetahui dan memahami tentang penyakit diabetes mellitus dan
penatalaksanaannya
penatalaksanaannya
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT
DIABETES MELITUS
2.
2. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetesMengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes
mellitus
mellitus
3.
3. Menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitusMenerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus
1.3 RUMUSAN MASALAH
1.3 RUMUSAN MASALAH
1.
1. Apa yang dimaksud dengan diabetes melitus?Apa yang dimaksud dengan diabetes melitus?
2.
2. Apa saja pengkajian kesehatan pada diabetes melitus?Apa saja pengkajian kesehatan pada diabetes melitus?
3.
3. Apa diagnosa NANDA, NOC, NIC terkait dengan diabetes melitus?Apa diagnosa NANDA, NOC, NIC terkait dengan diabetes melitus?
1.4. METODE PENULISAN
1.4. METODE PENULISAN
Makalah ini disusun dengan literasi buku dan internet.
Makalah ini disusun dengan literasi buku dan internet.
1.5
1.5 SISTEMATIKA PENULISANSISTEMATIKA PENULISAN
Pada Karya Tulis ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
Pada Karya Tulis ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB
BAB I I : : PENDAHULUANPENDAHULUAN
Terdiri dari : Latar Belakang, Tujuan, Rumusan Masalah, Metode Penulisan dan
Terdiri dari : Latar Belakang, Tujuan, Rumusan Masalah, Metode Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
Sistematika Penulisan.
BAB
BAB II II : : TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKAPUSTAKA
Pada Bab ini membahas tentang beberapa permasalahan yang disampaikan pada
Pada Bab ini membahas tentang beberapa permasalahan yang disampaikan pada
Sub-bab permasalahan.
Sub-bab permasalahan.
BAB
BAB III III : : PENUTUPPENUTUP
Meliputi Kesimpulan dan Saran
Meliputi Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka Daftar Pustaka BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Sebagai
Sebagai organ, organ, pankreas pankreas memiliki memiliki dua dua fungsi fungsi yang yang penting, penting, yaitu yaitu fungsi fungsi eksokrineksokrin
yang memegang peranan penting dalam fungsi pencernaan, dan fungsi endokrin yang
yang memegang peranan penting dalam fungsi pencernaan, dan fungsi endokrin yang
menghasilkan hormon insulin, glukagon, somastatin dan pankreatik polipeptida.
menghasilkan hormon insulin, glukagon, somastatin dan pankreatik polipeptida.
Fungsi endokrin adalah untuk mengatur berbagai aspek metabolisme bahan makanan
Fungsi endokrin adalah untuk mengatur berbagai aspek metabolisme bahan makanan
yang terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Komponen endokrin pankreas terdiri
yang terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Komponen endokrin pankreas terdiri
dari kurang lebih 0,7 sampai 1 juta sel endokrin yang dikenal sebagai pulau-pulau
dari kurang lebih 0,7 sampai 1 juta sel endokrin yang dikenal sebagai pulau-pulau
langerhans. Sel pulau dapat dibedakan sebagai :
langerhans. Sel pulau dapat dibedakan sebagai :
a.
a. Sel alfa (lebih kurang 20% dari sel pulau) yang menghasilkan glukagonSel alfa (lebih kurang 20% dari sel pulau) yang menghasilkan glukagon
b.
b. Sel beta (lebih kurang 80 % dari sel pulau) yang menghasilkan hormon insulinSel beta (lebih kurang 80 % dari sel pulau) yang menghasilkan hormon insulin
dari proinsulin. Proinsulin berupa polipeptida yang berbentuk rantai tunggal
dari proinsulin. Proinsulin berupa polipeptida yang berbentuk rantai tunggal
dengan 86 asam amino. Proinsulin berubah menjadi insulin dengan kehilangan
dengan 86 asam amino. Proinsulin berubah menjadi insulin dengan kehilangan
4 asam amino dan dengan rantai asam amino dari ke-33 sampai ke-63 yang
4 asam amino dan dengan rantai asam amino dari ke-33 sampai ke-63 yang
menjadi peptida penghubung
menjadi peptida penghubung (connecting peptide)(connecting peptide)
c.
c. Sel D (lebih kurang 3-5% dari sel pulau ) yang menghasilkan somatostatin.Sel D (lebih kurang 3-5% dari sel pulau ) yang menghasilkan somatostatin.
d.
d. Sel PP yang menghasilkan pankreatik polipeptida.Sel PP yang menghasilkan pankreatik polipeptida.
Pada
Pada awalnya, awalnya, diduga diduga bahwa bahwa sekresi sekresi insulin insulin seluruhnya seluruhnya diatur diatur oleh oleh konsentrasikonsentrasi
gula darah tetapi juga oleh hormon lain dan mediator automik.
gula darah tetapi juga oleh hormon lain dan mediator automik.
Insulin
asam amino tersusun dalam 2 rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B
asam amino tersusun dalam 2 rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B
terdiri dari 30 asam amino. Antara rantai A dan B terdapat 2 jembatan disulfida yaitu
terdiri dari 30 asam amino. Antara rantai A dan B terdapat 2 jembatan disulfida yaitu
antara A-7 dengan B-7 dan A-20 dengan B-19. Selain itu masih terdapat jembatan
antara A-7 dengan B-7 dan A-20 dengan B-19. Selain itu masih terdapat jembatan
disulfida antara asam amino ke-6 dan ke-11 pada rantai A.
disulfida antara asam amino ke-6 dan ke-11 pada rantai A.
Sekresi
Sekresi insulin insulin umumnya umumnya dipacu dipacu oleh oleh asupan asupan glukosa glukosa dan dan disfosforisasi disfosforisasi dalamdalam
sel beta pankreas. Karena insulin adalah protein, degradasi pada saluran cerna jika
sel beta pankreas. Karena insulin adalah protein, degradasi pada saluran cerna jika
diberikan peroral. Karena itu perparat insulin umumnya diberikan secara suntikan
diberikan peroral. Karena itu perparat insulin umumnya diberikan secara suntikan
subkutan. Gejala hipoglikemia merupakan reaksi samping insulin yang paling serius
subkutan. Gejala hipoglikemia merupakan reaksi samping insulin yang paling serius
dan umum dari kelebihan dosis insulin, reaksi samping lainnya berupa lipodistropi
dan umum dari kelebihan dosis insulin, reaksi samping lainnya berupa lipodistropi
dan reaksi alergi. Manfaat insulin :
dan reaksi alergi. Manfaat insulin :
·
· Menaikkan pengambilan glukosa ke dalam sel-sel sebagian besar jaringanMenaikkan pengambilan glukosa ke dalam sel-sel sebagian besar jaringan
·
· Menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif Menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif
·
· Menaikkan pembentukan glikogen dalam hati dan juga dalam otot danMenaikkan pembentukan glikogen dalam hati dan juga dalam otot dan
mencegah penguraian glikogen
mencegah penguraian glikogen
·
· Menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosaMenstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa
Insulin bekerja dengan jalan terikat dengan reseptor insulin yang terdapat pada
Insulin bekerja dengan jalan terikat dengan reseptor insulin yang terdapat pada
membran sel target. Terdapat dua jenis mekanisme kerja insulin. Pertama, melibatkan
membran sel target. Terdapat dua jenis mekanisme kerja insulin. Pertama, melibatkan
proses fosforilase yang berasal dari aktifitas tirosin kinase yang menyebabkan
proses fosforilase yang berasal dari aktifitas tirosin kinase yang menyebabkan
beberapa protein intrasel seperti glucose transporter-4, transferin, reseptor
beberapa protein intrasel seperti glucose transporter-4, transferin, reseptor
low-density lipoprotein (LDL), dan reseptor insulin-like growth factor II (IGF-II), akan
density lipoprotein (LDL), dan reseptor insulin-like growth factor II (IGF-II), akan
bergerak kepermukaan sel. Bergeraknya reseptor-reseptor ini kepermukaan sel akan
bergerak kepermukaan sel. Bergeraknya reseptor-reseptor ini kepermukaan sel akan
memfasilitasi transport berbagai bahan nutrisi ke jaringan yang menjadi target dari
memfasilitasi transport berbagai bahan nutrisi ke jaringan yang menjadi target dari
hormon insulin. Kedua, melibatkan proses hidrolisis dari glikolipid membran oleh
hormon insulin. Kedua, melibatkan proses hidrolisis dari glikolipid membran oleh
aktifitas fosfolipase C. Dalam proses ini dilibatkan
aktifitas fosfolipase C. Dalam proses ini dilibatkan second messengersecond messenger seperti IP3, DAGseperti IP3, DAG
atau glukosamin yang menyebabkan respon intrasel dengan jalan mengaktifkan
atau glukosamin yang menyebabkan respon intrasel dengan jalan mengaktifkan
protein kinase.
protein kinase.
2.2 PENGERTIAN
2.2 PENGERTIAN
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,
dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya
dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya
gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di
gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di
dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya
dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya
disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ).
disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ).
Diabetes Melitus adalah merupakan penyakit metabolik kronik yang terjadi
Diabetes Melitus adalah merupakan penyakit metabolik kronik yang terjadi
akibat kurangnya produksi insulin dengan adanya kelainan metabolisme karbohidrat,
akibat kurangnya produksi insulin dengan adanya kelainan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak. (Medical Surgical Nursing, Brunner and Suddarth, 1998).
protein dan lemak. (Medical Surgical Nursing, Brunner and Suddarth, 1998).
Diabetes
Diabetes Melitus Melitus adalah adalah sekumpulan sekumpulan penyakit penyakit genetik genetik dan dan gangguan gangguan heterogenheterogen
yang secara klinis ditandai dengan ketidaknormalan dalam keseimbangan kadar
glukosa yaitu hiperglikemia (Lewis, 2000, hal. 1367).
glukosa yaitu hiperglikemia (Lewis, 2000, hal. 1367).
Diabetes
Diabetes melitus melitus adalah adalah gangguan gangguan metabolisme metabolisme yang yang secara secara genetis genetis dan dan klinisklinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat
(Silvia. Anderson Price, 1995)
(Silvia. Anderson Price, 1995)
Diabetes
Diabetes melitus melitus adalah adalah gangguan gangguan metabolik metabolik kronik kronik yang yang tidak tidak dapatdapat
disembuhkan, tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade
disembuhkan, tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade
kuatan penggunaan insulin (Barbara Engram; 1999, 532)
kuatan penggunaan insulin (Barbara Engram; 1999, 532)
Diabetes
Diabetes melitus melitus adalah adalah suatu suatu penyakit penyakit kronik kronik yang yang komplek komplek yang yang melibatkanmelibatkan
kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi
kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi
makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis (Barbara C. Long, 1996).
makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis (Barbara C. Long, 1996).
2.3 KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS
2.3 KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS
a. DM Tipe I
a. DM Tipe I : Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) : Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)
Disebut
Disebut juga juga Juvenile Juvenile Diabetes, Diabetes, berkembang berkembang pada pada masa masa kanak-kanak kanak-kanak dandan
sebelum usia 30 tahun. Memerlukan therapi insulin karena pankreas tidak dapat
sebelum usia 30 tahun. Memerlukan therapi insulin karena pankreas tidak dapat
memproduksi insulin atau produksinya sangat sedikit.
memproduksi insulin atau produksinya sangat sedikit.
b. DM Tipe II
b. DM Tipe II : Non Insulin Independent Diabetes Melitus (NIDDM) : Non Insulin Independent Diabetes Melitus (NIDDM)
Biasanya
Biasanya terjadi terjadi di di atas atas usia usia 35 35 tahun tahun ke ke atas. atas. Terjadi Terjadi resistensi resistensi terhadap terhadap kerjakerja
insulin normal karena interaksi insulin dengan reseptor. Insulin pada sel kurang
insulin normal karena interaksi insulin dengan reseptor. Insulin pada sel kurang
efektif sehingga glukosa tidak dapat masuk sel dan berkurangnya produksi insulin
efektif sehingga glukosa tidak dapat masuk sel dan berkurangnya produksi insulin
relatif.
relatif.
c. DM Gestational
c. DM Gestational (Gestational Diabetes (Gestational Diabetes Mellitus - Mellitus - GDM)GDM)
Kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistan (ibu hamil
Kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistan (ibu hamil
gagal mempertahankan euglycemia). Faktor risiko GDM: riwayat keluarga DM,
gagal mempertahankan euglycemia). Faktor risiko GDM: riwayat keluarga DM,
kegemukan, dan glikosuria. GDM ini meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya
kegemukan, dan glikosuria. GDM ini meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya
hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu
hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu
GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan
GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan
makrosomia. Frekuensi GDM kira-kira 3--5% dan para ibu tersebut meningkat
makrosomia. Frekuensi GDM kira-kira 3--5% dan para ibu tersebut meningkat
risikonya untuk menjadi DM di masa mendatang.
risikonya untuk menjadi DM di masa mendatang.
d. Diabetes Melitus tipe lain
d. Diabetes Melitus tipe lain : :
1)
1) Defek genetik fungsi sel beta :Defek genetik fungsi sel beta :
·
· Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1,2,3.Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1,2,3.
·
· DNA mitokondriaDNA mitokondria
2)
2) Defek genetik kerja insulinDefek genetik kerja insulin
3)
3) Penyakit endokrin pankreas :Penyakit endokrin pankreas :
·
· pankreatitispankreatitis
·
· tumor pankreas /pankreatektomitumor pankreas /pankreatektomi
·
· pankreatopati fibrokalkuluspankreatopati fibrokalkulus
4)
4) Endokrinopati :Endokrinopati :
·
· akromegaliakromegali
·
· sindrom Cushingsindrom Cushing
·
·
· hipertiroidismehipertiroidisme
5)
5) Karena obat/zat kimia :Karena obat/zat kimia :
·
· vacor, pentamidin, asam nikotinatvacor, pentamidin, asam nikotinat
·
· glukokortikoid, hormon tiroidglukokortikoid, hormon tiroid
·
· tiazid, dilantin, interferon alfa dan lain-laintiazid, dilantin, interferon alfa dan lain-lain
6)
6) Infeksi :Infeksi :
·
· Rubella kongenital, Cytomegalovirus (CMV)Rubella kongenital, Cytomegalovirus (CMV)
7)
7) Sebab imunologi yang jarang :Sebab imunologi yang jarang :
·
· antibodi anti insulinantibodi anti insulin
8)
8) Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM :Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM :
·
· sindrom Down, sindrom Down, sindrom Kleinfelter, sindrom Kleinfelter, sindrom sindrom Turner, dan Turner, dan lain-lain.lain-lain.
2.4 ETIOLOGI
2.4 ETIOLOGI
1. Diabetes Melitus tipe I
1. Diabetes Melitus tipe I
Diabetes Melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas.
Diabetes Melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas.
Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi
Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi
virus) diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
virus) diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
a. Faktor-faktor genetik
a. Faktor-faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecendrungan genetik ke arah terjadinya Diabetes Melitus tipe
suatu predisposisi atau kecendrungan genetik ke arah terjadinya Diabetes Melitus tipe
I. Kecendrungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA
I. Kecendrungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA
(human leococyte antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
(human leococyte antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen trasplantasi dan proses imun lainnya.
jawab atas antigen trasplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor-faktor imunologi
b. Faktor-faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini
merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing (Smeltzer Suzanne C, 2001).
sebagai jaringan asing (Smeltzer Suzanne C, 2001).
c. Virus dan bakteri
c. Virus dan bakteri
Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4.
Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4.
Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi
Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi
atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi autoimunitas yang
atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi autoimunitas yang
menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes Melitus akibat bakteri
menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes Melitus akibat bakteri
masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup
masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup
berperan menyebabkan DM.
berperan menyebabkan DM.
d. Bahan toksik atau beracun
d. Bahan toksik atau beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,
pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain
pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain
adalah sianida yang berasal dari singkong (Maulana Mirza, 2009).
adalah sianida yang berasal dari singkong (Maulana Mirza, 2009).
2. Diabetes Melitus tipe II
2. Diabetes Melitus tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin (Smeltzer
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin (Smeltzer
Suzanne C, 2001).
Suzanne C, 2001).
Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses
Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses
terjadinya diabetes tipe II. Menurut Hans Tandra (2008), faktor-faktor ini adalah:
terjadinya diabetes tipe II. Menurut Hans Tandra (2008), faktor-faktor ini adalah:
a. Ras atau Etnis
a. Ras atau Etnis
Beberapa
Beberapa ras ras tertentu, tertentu, seperti seperti suku suku Indian Indian di di Amerika, Amerika, Hispanik, Hispanik, dan dan orangorang
Amerika di Afrika, mempunyai resiko lebih besar terkena diabetes tipe II. Kebanyakan
Amerika di Afrika, mempunyai resiko lebih besar terkena diabetes tipe II. Kebanyakan
orang dari ras-ras tersebut dulunya adalah pemburu dan petani dan biasanya kurus.
orang dari ras-ras tersebut dulunya adalah pemburu dan petani dan biasanya kurus.
Namun, sekarang makanan lebih banyak dan gerak badannya makin berkurang
Namun, sekarang makanan lebih banyak dan gerak badannya makin berkurang
sehingga banyak mengalami obesitas sampai diabetes.
sehingga banyak mengalami obesitas sampai diabetes.
b. Obesitas
b. Obesitas
Lebih dari 8 diantara 10 penderita diabetes tipe II adalah mereka yang kelewat
Lebih dari 8 diantara 10 penderita diabetes tipe II adalah mereka yang kelewat
gemuk. Makin banyak jaringan lemak, jaringan tubuh dan otot akan makin resisten
gemuk. Makin banyak jaringan lemak, jaringan tubuh dan otot akan makin resisten
terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh atau kelebihan berat badan
terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh atau kelebihan berat badan
terkumpul di daerah sentral atau perut (central obesity). Lemak ini akan memblokir
terkumpul di daerah sentral atau perut (central obesity). Lemak ini akan memblokir
kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel dan menumpuk
kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel dan menumpuk
dalam peredaran darah.
dalam peredaran darah.
c. Kurang Gerak Badan
c. Kurang Gerak Badan
Makin kurang gerak badan, makin mudah seseorang terkena diabetes. Olahraga
Makin kurang gerak badan, makin mudah seseorang terkena diabetes. Olahraga
atau aktivitas fisik membantu kita untuk mengontrol berat badan. Glukosa darah
atau aktivitas fisik membantu kita untuk mengontrol berat badan. Glukosa darah
dibakar menjadi energi. Sel-sel tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin.
dibakar menjadi energi. Sel-sel tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin.
Peredaran darah lebih baik. Dan resiko terjadinya diabetes tipe II akan turun sampai
Peredaran darah lebih baik. Dan resiko terjadinya diabetes tipe II akan turun sampai
50%.
50%.
d. Penyakit Lain
d. Penyakit Lain
Beberapa penyakit tertentu dalam prosesnya cenderung diikuti dengan
Beberapa penyakit tertentu dalam prosesnya cenderung diikuti dengan
tingginya kadar glukosa darah. Akibatnya, seseorang juga bisa terkena diabetes.
tingginya kadar glukosa darah. Akibatnya, seseorang juga bisa terkena diabetes.
Penyakit-penyakit itu antara lain hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke,
Penyakit-penyakit itu antara lain hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke,
penyakit pembuluh darah perifer, atau infeksi kulit yang berlebihan.
penyakit pembuluh darah perifer, atau infeksi kulit yang berlebihan.
e. Usia
e. Usia
Resiko terkena diabetes akan meningkat dengan bertambahnya usia, terutama
Resiko terkena diabetes akan meningkat dengan bertambahnya usia, terutama
di atas 40 tahun. Namun, belakangan ini, dengan makin banyaknya anak yang
di atas 40 tahun. Namun, belakangan ini, dengan makin banyaknya anak yang
mengalami obesitas, angka kejadian diabetes tipe II pada anak dan remaja pun
mengalami obesitas, angka kejadian diabetes tipe II pada anak dan remaja pun
meningkat.
meningkat.
2.5 PATOFISIOLOGI
2.5 PATOFISIOLOGI
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel
mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari
bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari
bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari
unsur karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999).
unsur karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999).
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20% sampai
40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu
40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu
karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan
karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan
metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap
metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap
berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit
Penyakit Diabetes Diabetes Mellitus Mellitus disebabkan disebabkan oleh oleh karena karena gagalnya gagalnya hormon hormon insulin.insulin.
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat
menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg%
menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg%
sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine
yang disebut
yang disebut poliuriapoliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga
pasien akan minum terus yang disebut
pasien akan minum terus yang disebut polidipsipolidipsi..
Produksi
Produksi insulin insulin yang yang kurang kurang akan akan menyebabkan menyebabkan menurunnya menurunnya transporttransport
glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat,
glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat,
lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran
lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran
dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan
dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan
yang disebut
yang disebut poliphagiapoliphagia. Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi. Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi
penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat atau
penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat atau
asidosis
asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha
mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine dan napas
mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine dan napas
penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak
penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak
segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik (Price,1995).
segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik (Price,1995).
Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat
Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat
telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein
telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein
tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan
membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya
membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya
gangren.
gangren.
Aterosklerosis menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh terganggu, pada organ
Aterosklerosis menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh terganggu, pada organ
ginjal akan terlihat adanya proteinuria, hipertensi mencetuskan hilangnya fungsi
ginjal akan terlihat adanya proteinuria, hipertensi mencetuskan hilangnya fungsi
ginjal dan terjadi insufisiensi ginjal. Pada organ mata terjadi pandangan kabur.
ginjal dan terjadi insufisiensi ginjal. Pada organ mata terjadi pandangan kabur.
Sirkulasi ekstremitas bawah yang buruk mengakibatkan neuropati perifer dengan
Sirkulasi ekstremitas bawah yang buruk mengakibatkan neuropati perifer dengan
gejala antara lain : kesemutan, parastesia, baal, penurunan sensitivitas terhadap panas
gejala antara lain : kesemutan, parastesia, baal, penurunan sensitivitas terhadap panas
dan dingin. Akibat lain dari gangguan sirkulasi ekstremitas bawah yaitu lamanya
dan dingin. Akibat lain dari gangguan sirkulasi ekstremitas bawah yaitu lamanya
penyembuhan luka karena kurangnya O2 dan ketidakmampuan fagositosis dari
penyembuhan luka karena kurangnya O2 dan ketidakmampuan fagositosis dari
leukosit yang mengakibatkan gangren. DM Tipe II (NIDDM) terjadi resistensi insulin
leukosit yang mengakibatkan gangren. DM Tipe II (NIDDM) terjadi resistensi insulin
dan gangguan sirkulasi insulin yang secara normal akan terikat dengan reseptor
dan gangguan sirkulasi insulin yang secara normal akan terikat dengan reseptor
khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut, terjadi suatu reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi insulin
tersebut, terjadi suatu reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi insulin
pada tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin
pada tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
2.6 MANIFESTASI KLINIS
2.6 MANIFESTASI KLINIS
Menurut Sujono & Sukarmin (2008) manifestasi klinis pada penderita DM, yaitu:
Menurut Sujono & Sukarmin (2008) manifestasi klinis pada penderita DM, yaitu:
a) Gejala awal pada penderita DM adalah
a) Gejala awal pada penderita DM adalah
1.
1. Poliuria (peningkatan volume urine)Poliuria (peningkatan volume urine)
2.
2. Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar danPolidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehisrasi intrasel
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehisrasi intrasel
mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel
mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel
mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat
mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat
pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH
pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH (antidiuretic hormone)(antidiuretic hormone)
dan menimbulkan rasa haus.
dan menimbulkan rasa haus.
3.
3. Polifagia (peningkatan rasa lapar). Sejumlah kalori hilang kedalam air kemih,Polifagia (peningkatan rasa lapar). Sejumlah kalori hilang kedalam air kemih,
penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasi hal ini
penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasi hal ini
penderita seringkali merasa lapar yang luar biasa.
penderita seringkali merasa lapar yang luar biasa.
4.
4. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasienRasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
diabetes lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar
diabetes lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar
sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
b) Gejala lain yang muncul:
b) Gejala lain yang muncul:
1.
1. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahanPeningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus,
pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus,
gangguan fungsi imun dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes
gangguan fungsi imun dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes
kronik.
kronik.
2.
2. Kelainan kulit gatal-gatal, bisul. Gatal biasanya terjadi di daerah ginjal, lipatanKelainan kulit gatal-gatal, bisul. Gatal biasanya terjadi di daerah ginjal, lipatan
kulit seperti di ketiak dan dibawah payudara, biasanya akibat tumbuhnya
kulit seperti di ketiak dan dibawah payudara, biasanya akibat tumbuhnya
jamur.
jamur.
3.
3. Kelainan ginekologis, keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamurKelainan ginekologis, keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamur
terutama candida.
terutama candida.
4.
4. Kesemutan rasa baal akibat neuropati. Regenerasi sel mengalami gangguanKesemutan rasa baal akibat neuropati. Regenerasi sel mengalami gangguan
akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari unsur protein.
akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari unsur protein.
Akibatnya banyak sel saraf rusak terutama bagian perifer.
Akibatnya banyak sel saraf rusak terutama bagian perifer.
5.
5. Kelemahan tubuhKelemahan tubuh
6.
6. Penurunan energi metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses glikolisisPenurunan energi metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses glikolisis
tidak dapat berlangsung secara optimal.
tidak dapat berlangsung secara optimal.
7.
7. Luka yang lama sembuh, proses penyembuhan luka membutuhkan bahan dasarLuka yang lama sembuh, proses penyembuhan luka membutuhkan bahan dasar
utama dari protein dan unsur makanan yang lain. Bahan protein banyak
utama dari protein dan unsur makanan yang lain. Bahan protein banyak
diformulasikan untuk kebutuhan energi sel sehingga bahan yang diperlukan
diformulasikan untuk kebutuhan energi sel sehingga bahan yang diperlukan
untuk penggantian jaringan yang rusak mengalami gangguan.
untuk penggantian jaringan yang rusak mengalami gangguan.
8.
8. Laki-laki dapat terjadi impotensi, ejakulasi dan dorongan seksualitas menurunLaki-laki dapat terjadi impotensi, ejakulasi dan dorongan seksualitas menurun
karena kerusakan hormon testosteron.
9.
9. Mata kabur karena katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan padaMata kabur karena katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan pada
lensa oleh hiperglikemia.
lensa oleh hiperglikemia.
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
a. Glukosa darah
a. Glukosa darah
Pemeriksaan glukosa darah untuk menetapkan DM meliputi :
Pemeriksaan glukosa darah untuk menetapkan DM meliputi :
·
· glukosa darah puasaglukosa darah puasa
·
· glukosa 2 jam post prandial (2 jam PP)glukosa 2 jam post prandial (2 jam PP)
·
· glukosa darah sewaktuglukosa darah sewaktu
ADA (
ADA ( American American Diabetic Diabetic AssociationAssociation)/WHO ()/WHO (World Health OrganizationWorld Health Organization) menetapkan) menetapkan
kriteria menegakkan
kriteria menegakkan diagnosa DM diagnosa DM adalah bila glukosa adalah bila glukosa darah sewaktu darah sewaktu ≥ 200 ≥ 200 mg/dl,mg/dl,
atau glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl.
atau glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl.
Sebagai persiapan, penderita diminta puasa selama 10 jam dan tidak boleh lebih.
Sebagai persiapan, penderita diminta puasa selama 10 jam dan tidak boleh lebih.
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pagi hari karena ada efek diurnal hormon terhadap
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pagi hari karena ada efek diurnal hormon terhadap
glukosa. Yang digunakan sebagai sampel biasanya serum atau plasma. Bila Whole
glukosa. Yang digunakan sebagai sampel biasanya serum atau plasma. Bila Whole
blood yang digunakan sebagai sampel nilai kadar glukosa umumnya lebih rendah 15%
blood yang digunakan sebagai sampel nilai kadar glukosa umumnya lebih rendah 15%
dibanding glukosa plasma atau serum.
dibanding glukosa plasma atau serum.
B
Buukkaan n DDM M BBeelluum m ppaasstti i DDM M DDMM
Kadar glukosa darah sewaktu
Kadar glukosa darah sewaktu
plasma
plasma vena vena < < 110 110 110 110 – – 199199 200 200
darah
darah kapiler kapiler < < 90 90 90 90 - - 199199 200 200
Kadar glukosa darah puasa
Kadar glukosa darah puasa
plasma
plasma vena vena < < 110 110 110 110 – – 125125 126 126
darah
darah kapiler kapiler < < 90 90 90 90 - - 109109 110 110
b. HBAIC (Glucosated Haemoglobin AIC) meningkat yaitu terikatnya glukosa dengan
b. HBAIC (Glucosated Haemoglobin AIC) meningkat yaitu terikatnya glukosa dengan
Hb. (Normal : 3,8-8,4 mg/dl).
Hb. (Normal : 3,8-8,4 mg/dl).
c. Aseton plasma ( keton ) ; Positif secara mencolok.
c. Aseton plasma ( keton ) ; Positif secara mencolok.
d. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat.
d. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat.
e. Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330Mosm/l
e. Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330Mosm/l
f. Elektrolit :
f. Elektrolit :
·
· Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurunNatrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun
·
· Kalium : NormalKalium : Normal
·
· Fosfor : Lebih sering menurunFosfor : Lebih sering menurun
g. Hemoglobin Glikosilat : kadar meningkat 2 – 4 kali dari normal yang mencerminkan
g. Hemoglobin Glikosilat : kadar meningkat 2 – 4 kali dari normal yang mencerminkan
kontrol diabetes melitus yang kurang selama 4 bulanterakhir.
kontrol diabetes melitus yang kurang selama 4 bulanterakhir.
h. Gas Darah Arteri : Biasanya menunjukkan pH rendahdan penurunanpada HCO2 (
h. Gas Darah Arteri : Biasanya menunjukkan pH rendahdan penurunanpada HCO2 (
Asidosis Metabolik ) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
Asidosis Metabolik ) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
i. Trombosit darah : Hematokrit mungkin meningkat ( dehidrasi ) ;Leukositosis,
i. Trombosit darah : Hematokrit mungkin meningkat ( dehidrasi ) ;Leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stressatau infeksi.
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stressatau infeksi.
j.
ginjal ).
ginjal ).
k. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis
k. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis
akut sebagai penyebab dari DKA.
akut sebagai penyebab dari DKA.
l. Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada ( tipe I ) atau normal
l. Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada ( tipe I ) atau normal
sampai tinggi ( tipe II ), mengindikasikan infusiensi insulin, gangguan dalam
sampai tinggi ( tipe II ), mengindikasikan infusiensi insulin, gangguan dalam
penggunaannya.
penggunaannya.
m. Resistensi insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukkan antibodi
m. Resistensi insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukkan antibodi
(autoantibodi).
(autoantibodi).
n. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat
n. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
o. Urin : gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
o. Urin : gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
p. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
p. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
pernapasan dan infeksi pada luka.
pernapasan dan infeksi pada luka.
2.8 PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
2.8 PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa
neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa
darah normal (
darah normal (euglikemia)euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada polatanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola
aktivitas pasien.
aktivitas pasien.
Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:
Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:
1.
1. DietDiet
a. Syarat diet DM hendaknya dapat:
a. Syarat diet DM hendaknya dapat:
1)
1) Memperbaiki kesehatan umum penderitaMemperbaiki kesehatan umum penderita
2)
2) Mengarahkan pada berat badan normalMengarahkan pada berat badan normal
3)
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa mudaMenormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4)
4) Mempertahankan kadar KGD normalMempertahankan kadar KGD normal
5)
5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetikMenekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
6)
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
7)
7) Menarik dan mudah diberikanMenarik dan mudah diberikan
b. Prinsip diet DM, adalah:
b. Prinsip diet DM, adalah:
1)
1) Jumlah sesuai kebutuhan Jumlah sesuai kebutuhan
2)
2) Jadwal diet ketat Jadwal diet ketat
3)
3) Jenis: boleh dimakan/tidak Jenis: boleh dimakan/tidak
c. Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan
c. Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan
kalorinya.
kalorinya.
1)
1) Diit Diit DM DM I I : : 1100 1100 kalorikalori
2)
2) Diit Diit DM DM II II : : 1300 1300 kalorikalori
3)
3) Diit DM Diit DM III III : 1500 : 1500 kalorikalori
4)
4) Diit DM Diit DM IV IV : 1700 : 1700 kalorikalori
5)
6)
6) Diit DM Diit DM VI VI : 2100 : 2100 kalorikalori
7)
7) Diit Diit DM DM VII VII : : 2300 2300 kalorikalori
8)
8) Diit DM VIII: 2500 kaloriDiit DM VIII: 2500 kalori
Keterangan :
Keterangan :
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau diabetes
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau diabetes
komplikasi.
komplikasi.
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J yaitu:
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J yaitu:
·
· J I J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditamba: jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambahh
·
· J II J II : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.: jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.
·
· J III J III : jenis makanan yang manis harus dihindari: jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status gizi
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status gizi
penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Percentage of relative
penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Percentage of relative
body weight (BBR= berat badan normal) dengan rumus:
body weight (BBR= berat badan normal) dengan rumus:
BBR =
BBR = < BB (Kg) / TB < BB (Kg) / TB (cm) – 100 > (cm) – 100 > X 100 %X 100 %
Kurus (underweight)
Kurus (underweight)
Kurus
Kurus (underweight) (underweight) : : BBR BBR < < 90 90 %%
Normal
Normal (ideal) (ideal) : : BBR BBR 90 90 – – 110 110 %%
Gemuk
Gemuk (overweight) (overweight) : : BBR BBR > > 110 110 %%
Obesitas,
Obesitas, apabila apabila : : BBR BBR > > 120 120 %%
Obesitas
Obesitas ringan ringan : : BBR BBR 120 120 – – 130 130 %%
Obesitas
Obesitas sedang sedang : : BBR BBR 130 130 – – 140 140 %%
Obesitas
Obesitas berat berat : : BBR BBR 140 140 – – 200 200 %%
Morbid
Morbid : : BBR BBR > > 200 200 %%
Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk penderita
Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk penderita
DM yang bekerja biasa adalah:
DM yang bekerja biasa adalah:
Kurus
Kurus : : BB BB X X 40 40 – – 60 60 kalori kalori seharisehari
Normal
Normal : : BB BB X X 30 30 kalori kalori seharisehari
Gemuk
Gemuk : : BB BB X X 20 20 kalori kalori seharisehari
Obesitas
Obesitas : : BB BB X X 10-15 10-15 kalori kalori seharisehari
2. Latihan
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
a.
a. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 ½Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 ½
jam
jam sesudah sesudah makan, makan, berarti berarti pula pula mengurangi mengurangi insulin insulin resisten resisten pada pada penderitapenderita
dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan
dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan
sensitivitas insulin dengan reseptornya.
sensitivitas insulin dengan reseptornya.
b.
b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan soreMencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
c.
c. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigenMemperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
d.
d. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoproteinMeningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
e.
pembentukan glikogen baru
pembentukan glikogen baru
f.
f. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaranMenurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran
asam lemak menjadi lebih baik.
asam lemak menjadi lebih baik.
3. Penyuluhan
3. Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah satu
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah satu
bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara
bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara
atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
4.
4. ObatObat
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
1) Mekanisme kerja sulfanilurea
1) Mekanisme kerja sulfanilurea
·
· kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreaskerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas
·
· kerja OAD tingkat reseptorkerja OAD tingkat reseptor
2).
2). Mekanisme Mekanisme kerja kerja BiguanidaBiguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang dapat
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang dapat
meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:
meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:
(a) Biguanida pada tingkat prereseptor
(a) Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik ekstra pankreatik
·
· Menghambat absorpsi karbohidratMenghambat absorpsi karbohidrat
·
· Menghambat glukoneogenesis di hatiMenghambat glukoneogenesis di hati
·
· Meningkatkan afinitas pada reseptor insulinMeningkatkan afinitas pada reseptor insulin
(b) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin
(b) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin
(c) Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler
(c) Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler
b. Insulin
b. Insulin
Indikasi penggunaan insulin
Indikasi penggunaan insulin
1)
1) DM tipe IDM tipe I
2)
2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OADDM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
3)
3) DM kehamilanDM kehamilan
4)
4) DM dan gangguan faal hati yang beratDM dan gangguan faal hati yang berat
5)
5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
6)
6) DM dan TBC paru akutDM dan TBC paru akut
7)
7) DM dan koma lain pada DMDM dan koma lain pada DM
8)
8) DM operasiDM operasi
9)
9) DM patah tulangDM patah tulang
10)
10) DM dan underweightDM dan underweight
11)
11) DM dan penyakit GravesDM dan penyakit Graves
Beberapa cara pemberian insulin
Beberapa cara pemberian insulin
1). Suntikan insulin subkutan
1). Suntikan insulin subkutan
Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan subcutan,
Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan subcutan,
kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa factor antara lain:
kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa factor antara lain:
·
· lokasi suntikanlokasi suntikan
ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yitu dinding perut, lengan, dan paha.
ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yitu dinding perut, lengan, dan paha.
Dalam memindahkan suntikan (lokasi) janganlah dilakukan setiap hari tetapi
lakukan rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar tidak memberi perubahan
lakukan rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar tidak memberi perubahan
kecepatan absorpsi setiap hari.
kecepatan absorpsi setiap hari.
·
· Pengaruh latihan pada absorpsi insulinPengaruh latihan pada absorpsi insulin
Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan dalam waktu 30
Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan dalam waktu 30
menit setelah suntikan insulin karena itu pergerakan otot yang berarti,
menit setelah suntikan insulin karena itu pergerakan otot yang berarti,
hendaklah dilaksanakan 30 menit setelah suntikan.
hendaklah dilaksanakan 30 menit setelah suntikan.
2). Pemijatan (Masage)
2). Pemijatan (Masage)
Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin.
Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin.
3). Suhu
3). Suhu
Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi uap) akan mempercepat absorpsi insulin.
Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi uap) akan mempercepat absorpsi insulin.
·
· Dalamnya suntikanDalamnya suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini berarti
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini berarti
suntikan intramuskuler akan lebih cepat efeknya daripada subcutan.
suntikan intramuskuler akan lebih cepat efeknya daripada subcutan.
·
· Konsentrasi insulinKonsentrasi insulin
Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 – 100 U/ml, tidak terdapat perbedaan
Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 – 100 U/ml, tidak terdapat perbedaan
absorpsi. Tetapi apabila terdapat penurunan dari u –100 ke u – 10 maka efek
absorpsi. Tetapi apabila terdapat penurunan dari u –100 ke u – 10 maka efek
insulin dipercepat.
insulin dipercepat.
4). Suntikan intramuskular dan intravena
4). Suntikan intramuskular dan intravena
Suntikan intramuskular dapat digunakan pada koma diabetik atau pada kasus-kasus
Suntikan intramuskular dapat digunakan pada koma diabetik atau pada kasus-kasus
dengan degradasi tempat suntikan subkutan. Sedangkan suntikan intravena dosis
dengan degradasi tempat suntikan subkutan. Sedangkan suntikan intravena dosis
rendah digunakan untuk terapi koma diabetik.
rendah digunakan untuk terapi koma diabetik.
2.9 KOMPLIKASI
2.9 KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
1. Akut
1. Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
Penderita
Penderita diabetes diabetes dapat dapat mengakibatkan mengakibatkan perubahan perubahan aterosklerosis aterosklerosis pada pada arteri-
arteri-arteri besar. Penderita NIDDM mengalami perubahan makrovaskuler lebih sering
arteri besar. Penderita NIDDM mengalami perubahan makrovaskuler lebih sering
daripada penderita IDDM. Insulin memainkan peranan utama dalam metabolisme
daripada penderita IDDM. Insulin memainkan peranan utama dalam metabolisme
lemak
lemak dan dan lipid. lipid. Selain Selain itu, itu, diabetes diabetes dianggap dianggap memberikan memberikan peranan peranan sebagai sebagai faktorfaktor
dalam timbulnya hipertensi yang dapat mempercepat aterosklerosis. Pengecilan lumen
dalam timbulnya hipertensi yang dapat mempercepat aterosklerosis. Pengecilan lumen
pembuluh darah besar membahayakan pengiriman oksigen ke jaringan-jaringan dan
pembuluh darah besar membahayakan pengiriman oksigen ke jaringan-jaringan dan
dapat menyebabkan ischemia jaringan, dengan akibatnya timbul berupa penyakit
dapat menyebabkan ischemia jaringan, dengan akibatnya timbul berupa penyakit
cerebro vascular, penyakit arteri koroner, stenosis arteri renalis dan penyakit-penyakit
cerebro vascular, penyakit arteri koroner, stenosis arteri renalis dan penyakit-penyakit
vascular perifer.
vascular perifer.
c. Penyakit mikr
c. Penyakit mikrovaskuler, ovaskuler, mengenai pembuluh darah kmengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.ecil, retinopati, nefropati.
Ditandai dengan penebalan dan kerusakan membran basal pembuluh kapiler, sering
Ditandai dengan penebalan dan kerusakan membran basal pembuluh kapiler, sering
terjadi pada penderita IDDM dan bertanggung jawab dalam terjadinya neuropati,
terjadi pada penderita IDDM dan bertanggung jawab dalam terjadinya neuropati,
retinopati diabetik.
retinopati diabetik.
d. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom berpengaruh
pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 1990).
pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 1990).
2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
a. Neuropati diabetik
a. Neuropati diabetik
Diabetes
Diabetes dapat dapat mempengaruhi mempengaruhi saraf-saraf saraf-saraf perifer, perifer, sistem sistem syaraf syaraf otonom, otonom, medulamedula
spinalis atau sistim saraf pusat.
spinalis atau sistim saraf pusat.
Neuropati
Neuropati sensorik/neuropati sensorik/neuropati perifer.Lebih perifer.Lebih sering sering mengenai mengenai ekstremitas ekstremitas bawahbawah
dengan gejala parastesia (rasa tertusuk-tusuk, kesemutan atau baal) dan rasa terbakar
dengan gejala parastesia (rasa tertusuk-tusuk, kesemutan atau baal) dan rasa terbakar
terutama pada malam hari, penurunan fungsi proprioseptif (kesadaran terhadap
terutama pada malam hari, penurunan fungsi proprioseptif (kesadaran terhadap
postur serta gerakan tubuh dan terhadap posisi serta berat benda yang berhubungan
postur serta gerakan tubuh dan terhadap posisi serta berat benda yang berhubungan
dengan tubuh) dan penurunan sensibilitas terhadap sentuhan ringan dapat
dengan tubuh) dan penurunan sensibilitas terhadap sentuhan ringan dapat
menimbulkan gaya berjalan yang terhuyung-huyung, penurunan sensibilitas nyeri dan
menimbulkan gaya berjalan yang terhuyung-huyung, penurunan sensibilitas nyeri dan
suhu membuat penderita neuropati beresiko untuk mengalami cedera dan infeksi
suhu membuat penderita neuropati beresiko untuk mengalami cedera dan infeksi
pada kaki tanpa diketahui.
pada kaki tanpa diketahui.
b. Retinopati diabetik
b. Retinopati diabetik
Disebabkan
Disebabkan karena karena perubahan perubahan dalam dalam pembuluh pembuluh darah darah kecil kecil pada pada retina retina selainselain
retinopati, penderita diabetes juga dapat mengalami pembentukan katarak yang
retinopati, penderita diabetes juga dapat mengalami pembentukan katarak yang
diakibatkan hiperglikemi yang berkepanjangan sehingga menyebabkan
diakibatkan hiperglikemi yang berkepanjangan sehingga menyebabkan
pembengkakan lensa dan kerusakan lensa.
pembengkakan lensa dan kerusakan lensa.
c. Nefropati diabetik
c. Nefropati diabetik
Perubahan struktur dan fungsi ginjal. Empat jenis lesi yang sering timbul adalah
Perubahan struktur dan fungsi ginjal. Empat jenis lesi yang sering timbul adalah
pyelonefritis, lesi-lesi glomerulus, arterisclerosis, lesi-lesi tubular yang ditandai dengan
pyelonefritis, lesi-lesi glomerulus, arterisclerosis, lesi-lesi tubular yang ditandai dengan
adanya proteinuria yang meningkat secara bertahap sesuai dengan beratnya penyakit.
adanya proteinuria yang meningkat secara bertahap sesuai dengan beratnya penyakit.
d. Proteinuria
d. Proteinuria
e. Kelainan koroner
e. Kelainan koroner
f. Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377)
f. Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377)
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
·
· Grade Grade 0 0 : : Tidak Tidak ada ada lukaluka
·
· Grade Grade I I : : Kerusakan Kerusakan hanya hanya sampai sampai pada pada permukaan permukaan kulitkulit
·
· Grade Grade II II : : Kerusakan Kerusakan kulit kulit mencapai mencapai otot otot dan dan tulangtulang
·
· Grade Grade III III : : Terjadi Terjadi absesabses
·
· Grade Grade IV IV : : Gangren Gangren pada pada kaki kaki bagian bagian distaldistal
·
· Grade Grade V V : : Gangren Gangren pada pada seluruh seluruh kaki kaki dan dan tungkai tungkai bawah bawah distaldistal
2.10 PENEGAKKAN DIAGNOSTIK
2.10 PENEGAKKAN DIAGNOSTIK
Kriteria
Kriteria yang yang melandasi melandasi penegakan penegakan diagnosa diagnosa DM DM adalah adalah kadar kadar glukosa glukosa darahdarah
yang meningkat secara abnormal. Kadar gula darah plasma pada waktu puasa yang
yang meningkat secara abnormal. Kadar gula darah plasma pada waktu puasa yang
besarnya di atas 140 mg/dl atau kadar glukosa darah sewaktu diatas 200 mg/dl pada
besarnya di atas 140 mg/dl atau kadar glukosa darah sewaktu diatas 200 mg/dl pada
satu kali pemeriksaan atau lebih merupakan criteria diagnostik penyakit DM.
satu kali pemeriksaan atau lebih merupakan criteria diagnostik penyakit DM.
Langkah-langkah untuk
Langkah-langkah untuk menegakkan menegakkan diagnosis Diabetes diagnosis Diabetes MelitusMelitus
Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM
Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM
berupa poliuria, polidipsia, polifagia, lemah, dan penurunan berat badan yang tidak