• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Manolitikasal Bonggol Pohon Sagu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Manolitikasal Bonggol Pohon Sagu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 4 No. 3. Hal 174-179 ISSN: 2087-7706

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI MANOLITIKASAL

BONGGOL POHON SAGU

Isolation dan Characterization of Mannolitic Bacteria

from Sago Farms

SRI WAHYUNI1, LIANTO2), DAN ANDI KHAERUNI3)*)

1)Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo,Kendari 2)Alumni Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, Universitas Halu Oleo, Kendari

3)Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo, Kendari

ABSTRACT

Sago Processing in Southeast Sulawesi often generate waste in the form of pulp and tubers which contains lignin, cellulose, starch, minerals, and vitamins that can be used as a source of carbon and energy for growth of microorganisms, so it is likely to get microbes, including mannolitic bacteria that are useful for human life. The aim of this study was to isolate and characterize the biochemical properties of mannolitic bacteria originated fromwaste of sago hump in Konawe, Southeast Sulawesi Province. Isolation was done using serial dilution method and then spread over the surface of Nutrient agar medium and Mannan enrichment. Bacterial isolates showing high mannose activity were characterized mannose physiologically and biochemically. From this research, 6 mannolitic isolates originated from hump of sago waste samples from South Konawe were obtained. BLS.11-01 and BLS.11-02 mannolitic bacterial isolates had a strong mannolitic activity, with mannolitic index value of 2.3 and 2.0, respectively. Presumably, the two isolates were gram-positive bacteria, belonging to the same genus.

Key w or d: Mannolitic bact er ia, mannanase, sagoo tuber s

1

PENDAHULUAN

Per kembangan dalam bidang per tanian dan industr i per tanian di Indonesia, ser ingkali menimbulkan peningkatan limbah yang ber lignoselulosa. Pemanfaatan limbah ber lignoselulosa dengan menggunakan jasa mikr oba dapat menghasilkan ber bagai senyaw a tur unan, antibiotik, enzim, dan oligosakar ida yang ber fungsi sebagai senyaw a yang ber manfaat bagi kesehatan (Dewi, 2002).

Mannan yang banyak ter dapat pada limbah per tanian mer upakan sumber biomasa setelah selulosa dan xylan yang belum banyak dimanfaatkan. Selama ini pemanfaatan biomasa mannan, ter utama dar i limbah bungkil kelapa saw it dan kopr a, lebih ditunjukan untuk pakan ter nak dengan tingkat efisiensi penyer apan yang r elatif r endah

*)Alamat kor espondensi:

Email : akhaer uni@yahoo.com

(Sumar di 2005; Her nentis et al. 2013; Wizna 2008). Kemajuan teknologi glikosains dan glikoteknologi member ikan manfaat tinggi dalam pr oduksi ber bagai oligosakar ida yang diketahui fungsinya sebagai komponen pangan fungsional. Degr adasi mannan dengan ber bagai jenis enzim mananase dapat diper oleh manosa dan manno-oligosakar ida yang ber fungsi sebagai komponen pangan fungsional kar ena ber fungsi sebagai pr ebiotik. Limbah biomasa per kebunan dan per tanian di Indonesia yang mengandung polisakar ida mannan bisa dimanfaatkan untuk pr oduksi manosa, manno-oligosakar ida dan sakar ida lainnya (Yopiet al. 2006).

Sagu mer upakan salah satu makanan pokok di Sulaw esi Tenggar a. Pengolahan sagu, selain menghasilkan tepung sagu juga menghasilkan limbah ber upa ampas, air bekas pencucian, dan bonggol. Bonggol sagu mer upakan limbah yang potensial untuk per tumbuhan mikr oor ganisme kar ena mengandung lignin, selulosa, pati, miner al,

(2)

Vol. 4 No.3, 2014 Isolasi Dan Kar akter isasi Bakter i Manolitikasal 175 dan vitamin yang digunakan sebagai sumber

kar bon dan ener gi untuk per tumbuhan mikr oor ganisme ter sebut , sehingga sangat ber peluang untuk mendapatkan mikr ob ter masuk bakter i manolitik yang ber guna bagi kehidupan manusia.

Bakter i manolitik adalah jenis bakter i yang mempr oduksi enzim β-mananase dan mampu memecah senyaw a mannan. Enzim β-mananase mer upakan enzim yang menghidr olisis mannan menjadi manosa dan manno-oligosakar ida (Yopi et al. 2006; Sumar di et al. 2006; Wizna 2008). Enzim pemecah mannan banyak ber per an dalam industr i seper ti pengolahan pangan, pakan ter nak, deter jen, tekstil, dan ker tas. Enzim ini dapat dihasilkan oleh mikr oor ganisme yang umumnya ter dapat di tanah, kompos, atau r umen hew an (Hilge et al. 1998). Mikr oba yang banyak ditemukan sebagai penghasil enzim β-mananase adalah kelompok bakter i, diantar anyaBacillus subtilis NM-39 (Mendoza

et al. 1994), Thermotoga neopalitana 5068

(Duffaud et al. 1997), Geobacillus

stearothermophilus L-07 (Sumar di et al.

2006);Bacillus subtilis WY34 (Jiang et al, 2006);Paenibacillus sp. D23 (Chandr aet al. 2011), danBacillussp. SM-1.4 (Her nentiset al. 2013).

Penelitian ini ber tujuan untuk mengisolasi dan mengkar akter isasi sifat biokimia bakter i mannolitikasal limbah bongkol sagu di Kabupaten Konaw e Pr opinsi Sulaw esi Tenggar a.

BAHAN DAN METODE

Isolasi dan seleksi bakteri Mannolitik.

Limbah bonggol sagu sebagai sumber isolat diambil dar i lokasi pengolahan sagu di Kabupaten Konaw e, Pr opinsi Sulaw esi Tenggar a. Pengambilan sampel limbah bonggol sagu dilakukan pada bonggol yang telah membusuk dengan memasukkan dalam kantong plastik untuk diuji di labor ator ium. Sebanyak 10% (b/ v) limbah bonggol sagu disuspensikan dalam akuades ster il dan dibuat ser i pengencer an sampai pengencer an 10-8. Masing-masing suspensi sebanyak 0,1 mL padapengencer an 10-2, 10-4, 10-6, dan10-8 diambil dan disebar kan di atas media NA dan diinkubasi pada suhu kamar selama dua har i. Setiap ser i pengencer an dilakukan 3 kali penyebar an pada media yang ber beda.

Koloni-koloni yang tumbuh dipilih ber dasar kan bentuk dan w ar na koloni yang ber beda untuk dikultur kan dalam media NA secar a ber ulang-ulang hingga diper oleh kultur mur ni.Seleksi bakter i mannase dilakukan dengan menumbuhkan isolat mur ni yang diper oleh pada medium pengkaya mannan (0,2% ekstr ak khamir ; 0,2% tr ipton; 0,02% MgSO4; 0,14% KH2PO4; 0,1% (NH4)SO4; dan 0,3%

locust bean gum) pada suhu r uang selama 2 har i. Isolat yang tumbuh selanjutnya diw ar nai dengan 0.1% Congo redselama 15 menit dan selanjutnya dicuci dengan 1 M NaCl. Bakter i yang menghasilkan mananasedicir ikan dengan ter bentuknya zona bening disekeliling koloninya. Diameter zona bening yang dihasilkan diukur dan digunakan sebagai indikasi adanya aktivitas mananase dar i bakter i mannolitik (indeks mannolitik) kemudian dimur nikan untuk pengujian lebih lanjut.

Karakterisasi Morfologi dan Biokimia.

Kar akter isasi mor fologi isolat mengaju pada metode Bergey’s Manual of Determinative

Bacteriology (Holt et al. 1994), sedangkan

kar akter isasi biokimia dilakukan sebagai ber ikut:

Pengujian Gram.Reaksi Gr am ditentukan

ber dasar kan metode pewar naan Gr am seper ti yang dikemukakan oleh Lay (1994). Setelah dilakukan pewar naan Gr am, pr epar at diamati dengan mikr oskop, untuk melihat bentuk sel dan r eaksi Gr am. Bakter i Gr am positif tampak ber w ar na bir u keunguan sedangkan Gr am negatif ber w ar na mer ah muda.

Uji pembentukan asam (karbohidrat

sebagai Sumber karbon). Pengujian ini

dilakukan ber dasar kan metode yang dikemukakan oleh Lay (1994). Senyaw a kar bohidr at 10% ber upa glukosa, sukr osa, laktosa, maltosa, dan manitol, dister ilisasi secar a ter pisah dar i medium. Medium dalam tabung r eaksi masing-masing ditambahkan senyaw a kar bohidr at 1%, sebagai indikator diber i br om timol bir u (BTB). Satu ose biakan mur ni isolat bakter i secar a ter pisah diinokulasi ke dalam biakan kaldu kar bohidr at, lalu diinkubasi dalam inkubator pada suhu 30oC selama 7 har i. Pemanfaatan kar bohidr at sebagai sumber kar bon ditandai dengan pembentukan asam yang ditunjukkan

(3)

dengan per ubahan w ar na medi menjadi kuning.

Uji sitrat. Isolat bakter i

pada media Simmon sitr at inokulum yang tipis, kemudi pada suhu 350C selama 48 jam per ubahan w ar na dar i hijau menunjukan uji positif (Lay, 1994

Uji selulase. Sebanyak 

Suspensibakter i uji diinokulas lubang yang dibuat di me mengandung CMC pada kemudian diinkubasi dalam ink 24 jam pada suhu 37oC. Uji pos dengan ter bentuknya zona be daer ah inokulasi (Mer yandiniet al

Uji hidrolisis pati. Seban 

suspensi bakter i uji diinokulasi media NA yang mengandung diinkubasi selama 24 jam dala pada suhu 37oC. Uji positif ditun ter bentukknya zona bening di inokulasi (Hastutiet al., 2012).

Uji respirasi aerob-anaerob.

diinokulasikan pada media mengandung br om timol bir u membagi media uji dalam 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Isolasi dan Seleksi Bakteri Mannolitik.

Tabel 1. Isolat bakter i mannolitik

No Kode isolat 1 ALS11-01 2 ALS11-04 3 BLS11-01* 4 BLS11-02* 5 BLS11-05 6 BLS11-07

Ket er angan: *Isolat yang ter pilih u

Gambar 1. Aktivitasmannolitik isol dan BLS11-02

Karakteristik Morfologi dan Biokimia.

edium dar i hijau

Uji sitrat. r i uji diinokulasi

r at agar dengan udian diinkubasi 48 jam. Jika ter jadi au menjadi bir u 1994).

Uji selulase. yak 100 L

kulasikan dalam media LA yang ada caw an Petr i, inkubator selama ositif ditunjukkan bening di sekitar iet al., 2009).

Uji hidrolisis pati. banyak 100 L

lasi pada lubang di g pati, kemudian dalam inkubator tunjukkan dengan di sekitar daer ah

et al ).

Uji respirasi aerob-anaerob. Biakan

ia padat yang ir u dengan car a 2 bagi an pada

tabung r eaksi, kemudian biakan dengan car a men yang akan diuji pada 2 tab dimana salah satu tabu dengan par affin cair . Kem selama 3-4 har i pada suhu w ar na dar i bir u menjadi k menunjukkan bahw a isolat mampu hidup secar a anaer o

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Isolasi dan Seleksi Bakteri Mannolitik.

Hasil isolasi bakter i dar i lim yang telah membusuk di Kelur ahan Punggaluku, Kabupaten Konaw e Selat isolat yang secar a m ber dasar kan bentuk dan w 12 isolat ter sebut, diper o menunjukkan aktivit sebagaimana ditampilkan p ditandai dengan ter bentuk sekeliling koloni bakte Ber dasar kan nilai indeks m dua isolat yang menu mannolitik ter tinggi yaitu dan BLS.11-02.

itik dan indeks mannolitiknya

Diameter koloni (cm) Diameter zona bening (cm) 7 14 6 15 6 20 6 18 8 11 4 7

untuk pengujian selanjutnya

isolate BLS11-01

Karakteristik Morfologi dan Biokimia.

Hasil pengamatan kar ak ter hadap isolat BLS.11-01 menunjukkan bahw a kedu memiliki cir i-cir i mor folog pada w ar na koloni, bentu Gr am, namun ber beda pada khususnya pada bentuk pinggir an koloni. Pengu ber upa pengujian biokim bahw a isolat BLS11-01

Uji sitrat.

Uji selulase.

et al

Uji hidrolisis pati.

et al

Uji respirasi aerob-anaerob.

n menginokulasikan enusukkan mikr oba tabung yang ber beda, abung diisi/ ditutupi emudian diinkubasi hu r uang. Per ubahan adi kuning pada media olat ter sebut positif er ob (Lay 1994).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Isolasi dan Seleksi Bakteri Mannolitik.

limbah bonggol sagu di pengolahan sagu , Kecamatan Laiya, latan, diper oleh 12 mor fologi ber beda w ar na koloni. Dar i er oleh 6 isolat yang vitas kitinolitik an pada Tabel 1, yaitu uknya zona benih di ter i (Gambar 1). s mannolitik, ter pilih nunjukkan aktivitas itu isolat BLS.11-01 Indeks mannolitik 1,0 1,5 2,3 2,0 0,4 0,8

Karakteristik Morfologi dan Biokimia.

akter istik mor fologi -01 dan BLS.11-02, edua isolat ter sebut logi koloni yang sama ntuk sel, dan r eaksi pada bentuk koloni, uk per mukaan dan gujian lebih lanjut kimia menunjukkan 01 dan BLS11-02

(4)

Vol. 4 No.3, 2014 Isolasi Dan Kar akter isasi Bakter i Manolitikasal 177 memiliki kar akter istik yang ser upa, dan

semua pengujian yang dilakukan ber eaksi positif, sehingga diduga kuat kedua isolat ter sebut ber ada dalam kelompok genus yang

sama. Cir i-cir i mor fologi kedua isolat ter sebut disajikan pada Tabel 2, sedangkan kar akter istik mor fologi disajikan pada Tabel 3.

Tabel 2. Kar akter ist ik mor fologi dan r eaksi Gr am isolat bakter i mannolitikisolat BLS11-01 dan BLS11-02

Kar akter istik Isolat ter pilih

BLS11-01 BLS11-02

War na koloni Per mukaan koloni Tepian koloni Bentuk sel Sifat Gr am putih cembung ber ombak batang positif putih r ata utuh/ r ata batang positif

Tabel 3. Kar akter ist ik biokimia isolat BLS.11-01 & isolat BLS.11-02

Jenis Uji Isolat BLS.11-01 Isolat BLS.11-02

(1) UjiFer mentasi kar bohidr at

(a)Fer mentasi glukosa Positif Positif

(b)Fer mentasi laktosa Positif Positif

(c)Fer mentasi sukr osa Positif Positif

(d)Fer mentasi maltosa Positif Positif

(e)Fer mentasi manitol Positif Positif

(2) Uji simon sitr at Positif Positif

(3) Uji katalase Positif Positif

(4) Uji hidr olisis pati Positif Positif

(5) Uji selulase Positif Positif

(6) Uji r espir asi anaer ob Positif Positif

Pembahasan.

Hasil isolasi dengan menggunakan media TSA sebagai media umum untuk penumbuhan bakter i diper oleh 12 isolat yang memper lihatkan kar akter mor fologi yang ber beda ter utama pada pengamatan bentuk dan w ar na koloni. Seleksi lebih lanjut dilakukan untuk memilih isolat mannolitik, oleh kar ena itu diper lukan media selektif yang dapat memper lihatkan adanya aktifitas mananase dar i setiap isolat uji . Pada penelitian ini digunakan media yang mengandung sumber mannan yaitu locus bean gum sebagai substr at mananase, sehingga dapat menginduksi sel-sel bakter i untuk mempr oduksi dan mensekr esikan enzim ekstr aselluler β-mananase(Yinet al.2012).

Hasil seleksi memper lihatkan 6 isolat dar i 12 isolat yang memiliki aktifitas kitinase dengan indek mannolitik antar a 0,4 sampai 2,3 yang ditandai dengan ter bentuknya zona bening disekeliling koloni bakter i, semakin tinggi nilai indeks mannolitik semakin tinggi aktifitas mananase bakter i ter sebut. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahw a isolat BLS11-01 dan BLS11-02 mer upakan isolat yang ter tinggi per tama dan kedua aktifitas mannolitiknya. Yin et al. (2012) mengemukakan bahw a mikr ob penghasil enzim β-mananase bila ditumbuhkan pada media padat yang mengandung mannan, maka substr at mannan yang disekeliling per tumbuhannya dihidr olisis dengan t idak ter lihatnya pembentukan w ar na disekeliling koloni yang biasa disebut zona bening. Pembentukan zona bening dapat diper jelas dengan penambahancongo red.

Hasil kar akter isasi mor fologi ter hadap isolat BLS11-01 dan BLS11-02, menunjukkan bahw a kedua isolat ter sebut memiliki kar akter istik mor fologi yang ber beda, khususnya pada per mukaan dan tepian koloni, namun hasil pengujian r eaksi Gr am dan pengamatan mikr oskopis menunjukkan per samaan kar akter istik, yaitu sama-sama ber Gr am positif dengan bentuk sel batang, sehingga ter indikasi kemungkinan kedua isolat memiliki genus yang sama.

(5)

Selain uji mor fologi juga telah dilakukan pengujian kar akter isasi sifat biokimia ter hadap kedua isolat bakter i mannolitik ter sebut. Uji biokimia mer upakan salah satu uji untuk identifikasi bakter i, uji-uji ter sebut digunakan untuk mengetahui aktivitas metabolisme mikr oor ganisme. Sifat metabolisme bakter i dalam uji biokimia diamati dar i inter aksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan r eagen-r eagen kimia dan kemampuannya menggunakan senyaw a ter tentu sebagai sumber kar bon dan sumber ener gi.

Hasil uji fer mentasi kar bohidr at menunjukkan bahwa ke-2 isolat bakter i yang diper oleh mampu melakukan fer mentasi kar bohidr at dengan substr at glukosa, sukr osa, laktosa, maltosa dan manitol. Kemampuan bakter i melakukan fer mentasi ter sebut ditandai dengan adanya pr oduksi asam or ganik (asam asetat, asam laktat, asam for miat, dan asam suksinat). Pr oduksi asam or ganik menyebabkan pH media fer mentasi tur un sehingga indikator Bromthymol blue

yang ter dapat pada media ber ubah dar i bir u menjadi kuning (Lay 1994).

Uji r eaksi fisiologis pada fer mentasi kar bohidr at adalah glukosa, sukr osa, laktosa, dan manitol. Glukosa dapat langsung masuk dalam jalur fer mentasi tahap per tama sedangkan sukr osa, laktosa. manitol dan maltosa akan dihidr olisis ter kebih dahulu menjadi monosakar ida penyusunnya, Laktosa dihidr olisis menjadi galaktosa dan glukosa. Sukr osa dihidr olisis menjadi glukosa dan fr uktosa. Manitol diubah menjadi manosa atau galaktosa. Sedangkan maltosa akan dihidr olisis menjadi dua molekul glukosa.Selain dapat memfer mentasikan kar bohidr at jenis glukosa, sukr osa, laktosa, maltosa dan manitol, kedua isolat bakter i juga dapat menghasilkan enzim selulase yang dapat mengur aikan polisakar ida jenis selulosa menjadi unit-unit glukosa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji selulase dengan ter bentuknya zona bening di sekitar daer ah per tumbuhan bakter i

Kedua isolat bakter i member ikan hasil uji positif pada uji hidr olisis pati. Hal ini ditandai dengan ter bentuknya zona bening di sekitar daer ah per tumbuhan bakter i setelah diber i beber apa tetes lar utan lugol iodin. Hal ini member ikan infor masi bahw a kedua isolat bakter i ter sebut dapat menghasilkan enzim

α-amilase yang dapat menghidr olisis pati/ amilum menjadi sakar ida yang lebih seder hana lagi seper ti maltosa dan glukosa.Pada hidr olisis pati, enzim yang ber per an adalah α-amilase yang beker ja memutuskan ikatan dengan konfigur asi α pada pati. Hidr olisis pati oleh enzim α-amilase ter bagi dalam dua jalur , yaitu hidr olisis amilosa dan hidr olisis amilopektin

Menur ut Suhar tono (1989), hidr olisis amilosa oleh α-amilase ter jadi melalui dua tahap. Tahap per tama adalah pengur aian amilosa menjadi maltosa dan maltotr iosa yang ter jadi secar a acak. Pengur aian ini ter jadi secar a cepat yang diikuti dengan menur unnya viskositas dengan cepat. Tahapan kedua ber langsung r elatif lambat, dengan pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir .

Kemampuan isolat bakter i BLS.11-01 dan BLS.11-02 dalam mengur aikan H2O2 ditunjukkan oleh uji katalase yang member ikan hasil uji positif yang ber ar ti bakter i mampu menghasilkan enzim katalase yang dapat digunakan pada r eaksi pengur aian hidr ogen per oksida (H2O2) menjadi H2O dan gas oksigen (O2). Uji sitr at dengan hasil positif yang ditandai dengan per ubahan war na media dar i hijau menjadi bir u. Per ubahan w ar na ini menunjukkan kemampuan mikr oor ganisme menggunakan sitr at sebagai satu-satunya sumber kar bon dan ener gi (Lay 1994), sehingga asam hilang dar i media biakan dan bila sitr at dapat digunakan oleh bakter i maka ammonium hidr ogen fosfat tur ut ter ur aikan dan akan melepaskan ion ammonium (NH4+) sehingga menyebabkan medium menjadi alkalis.

Kedua isolat bakter i 01 dan BLS.11-02 menunjukkan hasil uji positif pada r espir asi anaeor ob fakultatif. Hal ini dapat dilihat dengan adanya per ubahan w ar na pada media uji dar i bir u menjadi kuning, dimana media yang digunakan bebas dar i oksigen (O2). Per ubahan w ar na ini menunjukkan bahw a kedua isolat ter sebut mampu melakukan fer mentasi atau hidup tanpa adanya oksigen. Or ganisme anaer obik biasanya mengunakan jalur fer mentasi asam laktat. Hasil kar akter isasi sifat biokimia yang telah dihasilkan semakin menguatkan dugaan bahw a bakter i mannolitik isolat BLS.11-01 dan BLS.11-02 mer upakan kelompok bakter i

(6)

Vol. 4 No.3, 2014 Isolasi Dan Kar akter isasi Bakter i Manolitikasal 179 yang diduga kuat mer upakan genus bakter i

yang sama

SIMPULAN

Diper oleh 6 isolat bakter i mannolitik asal sampel limbah bonggol sagu dar i Kabupaten Konaw e Selatan. Isolat bakter i mannolitik BLS.11-01 dan BLS.11-02, mer upakan isolat yang memiliki aktifitas mannolitik yang kuat dengan nilai indek mannolitik 2,3 dan 2,0. Diduga kedua isolat ter sebut mer upakan kelompok bakter i ber Gr am positif dar i genus yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Chandr a MRS, LeeYS, Par kIH, ZhouY,. Kimand KK,ChoiYL. 2011. Isolation, pur ification and char acter ization of a ther mostable a β-mannanase fr omPaenibacillus sp.DZ3.J. Kor ean Soc. Applied Biol. Chem., 54(3): 325-331. Dew i KH. 2002. Enzymatic Hydr olisis of

Agr icultur e Wastes. Akta Agr osia 5(2) 67-71. Duffaud GD, McCutchen CM, Leduc P, Par ker KN,

Kelly RM. 1997. Pur ification and char acter ization of ext r emely ther mostable β-mananase. β-mannosidase. and α-galaktosidase fr om the hyper tther mophilic eubacter ium

Thermotoga neopalitana 5068. Appl Envir on Micr obiol 63: 169-177.

Har nentis, Mar lida Y, Rizal Y, Mahata ME. 2013. Isolation, Char acter ization and Pr oduction of Mannanase fr om Ther mophilic Bacter ia to Incr ease the Feed Quality. Pakistan Jour nal of Nutr ition 12 (4): 360-364.

Hilge M, Gloor SM, Rypniew ski W, Sauer O, Height man TD, Zimmer er mann W, Wint er halter K, Piont ek K. 1998. High-r esolution native and complex st r uctur es of ter mostable mananase fr om Thermomonospora fusca-subst r ate specifity in glycosil hydr olase family 5 Resear ch ar ticle. Nether lands.

Holt JG, NR Kr ieg PHA, Sneath JT, Staley ST, Williams 1994.Bergey’s Manual of Detrminative Bacteriology: Ninth Edition Williams & Wilkins USA.

Jiang ZQ, Wei Y, Li D, Li L. Chai P, Kusakake I. 2006. High-level pr oduction, pur ification andchar acter ization of a ther mostable β-mannanase fr om the new ly isolated Bacillus subtilisWY34. Car hyd. Poly., 66: 88-96.

Lay BW. 1994. Analisis Mikroba di Laboratotium. Rajaw ali Pr es Jakar ta.

Mendoza NS, Ar ai M, Kaw aguchi T, Yoshida T, Joson LM. 1994. Pur ification and pr oper ties of mananase fr om Bacillus subtilis. Wor d j Micr obiol Biot echnol 10:551-555.

Mer yandani A, Widosar i W, Mar anatha B, Sunar ti TC, Rachmania N, Satr ia H. 2009. Isolation of Cellulolytic Bacter ia and Char acter ization of the Enzyme. Makar a Sains 13(1) 33-38.

Suhar tono. 1989 Enzim dan Bioteknologi. Inst itut Per tanian Bogor . Bogor .

Sumar di. 2005. Optimasi pr oduksi enzim β-mananase ekstr aselluler dar i Geobacillus strearothemophilusL-07. J. Sains Tek., 11(2):66-71.

Sumar di, Antonius S, Suhar t ono MT, Tr esnaw ati P. 2006. Pur ification and char acter ization ofextr acellular ß-mannanase fr om a ther mophilic bacter ium, Geobacillus stearothermophilus L-07. J. Micr obiol Indonesia, 57-62.

Wizna, Abbas H, Rizal Y, Dhar ma A, Kompiang IP. 2008. Impr oving the quality mixtur e as paut r y feed thr ough fer mentat ion by Bacillus Amyloliquafacients. Pakistan Jour nal of Nutr ition, 7(2): 249-254.

Yin LJ, Tai HM, Jiang SH, 2012. Char acter ization of mannanase fr om a novel mannanase pr oduction bacter ia. Jour nal of Agr icultur e and Food Chemest r y, 60(25): 6425-6431.

Yopi, Pur naw an A, Thontow i A, Her mansyah H, Wijanar ko A. 2006. Pr epar asi Mannan dan Mananase Kasar dar i bungkil Kelapa Saw it. Jur nal Teknologi 4: 312-319.

Gambar

Tabel 1. Isolat bakter i mannolitik
Tabel 3. Kar akter ist ik biokimia isolat BLS.11-01 & isolat  BLS.11-02

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu dalam makalah ini kelompok kami akan membahas secara lebih rinci bagaimana proses pengambilan keputusan manajemen dapat dicapai oleh berbagai jenis sistem

Semakin besar ukuran file dan kunci yang digunakan atau diproses maka waktu proses menjadi semakin lama dan semakin panjang digit bilangan prima yang digunakan, jumlah

Kecamatan yang memiliki kawasan sangat berpotensi dan menjadi prioritas daerah pengembangan kawasan perumahan dan permukiman sesuai RTRW paling luas berada di

Hasil penilaian sesuai huruf d dan e disusun dari nilai tertinggi sampai nilai terendah sebanyak 3(tiga) sampai dengan 5 (lima), sebagai daftar pendek (short list) untuk

Peserta yang telah mendaftar dan mengunduh dokumen pengadaan penyedia barang/jasa sampai dengan tanggal 27 April 2015 sebanyak 3 (tiga) peserta.. Pembahasan isi dokumen

Berdasarkan Berita Acara Lelang Gagal Nomor: BA.10/POKJA.D3/PREC/IX-2017, Tanggal 22 September 2017, Lelang Ulang Pekerjaan Pengadaan Peralatan Sistem Monitoring

Kepala Madrasah Guru Kelas VI.

Auditor harus menentukan bagaimana direksi menyimpulkan perusahaan itu going concern, dengan penilaian logika, rasional dan kekuatan dari informasi