Universitas Kristen Maranatha iii
ABSTRACT
Music can be a place for human to express their feeling and emotion. Music is
an important thing for life. Music becomes a human lifestyle on human life. Based on
the reality that music is one of important thing, so The Sound is designed for music
community needs when they do their music acitivity. The Sound is a multifunction
building which has complete and support facilities so they can do their all acitvity in
one building.
This building is designed with a Rhythm of Life concept which can make an atmosphere with the rhythm to influence the musician’s feeling when they do their activities. This concept is applied with choosen furniture, form, color, mterial and
pattern in every room on this building.
An appropriate design concept and the availability of facilities that support
music activity makes this place become one of the suitable place to be visited for
public especially for musician or people who like music.
Universitas Kristen Maranatha iv
ABSTRAK
Musik dapat dijadikan sebagai wadah bagi manusia untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya. Musik merupakan bagian penting dari kehidupan. Musik
sudah menjadi gaya hidup dalam kehidupan manusia. Berdasarkan realita bahwa
musik menjadi bagian penting kehidupan maka perancangan The Sound ini diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan komunitas musik dalam melakukan aktifitas musik. The
Sound merupakan bangunan multifungsi dengan fasilitas lengkap dan menunjang
sehingga aktifitas musik dapat dilakukan total dalam satu tempat.
Dalam perancangan ini digunakan konsep Rhythm of Life yang cenderung
menciptakan suasana ruang dengan berbagai ritme suasana ruang yang positif untuk
mempengaruhi perasaan para musisi dalam melakukan aktifitas musik. Konsep ini
diaplikasikan dalam pemilihan furniture, bentuk, warna, material dan pola pada setiap
ruangan.
Dengan konsep desain yang menarik ini membuat The Sound menjadi tempat
yang tepat bagi para musisi maupun pecinta musik untuk melakukan aktifitasnya di
gedung ini.
Universitas Kristen Maranatha
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... v
Universitas Kristen Maranatha vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alat Musik Gitar ... 9
Gambar 2.2 Alat Musik Piano dan Biola ... 10
Gambar 2.3 Alat Musik Drum dan Gitar Elektrik ... 10
Gambar 2.4 Alat Musik Bass Elektrik dan Keyboard ... 10
Gambar 2.5 Alat Musik Drum Elektrik dan Terompet ... 10
Gambar 2.6 Lobby/Receptionist and Waiting Room ... 13
Gambar 2.7 Skema Studio Rekaman ... 15
Gambar 2.8 Studio Musik . ... 16
Gambar 2.9 Recording Studio Controller ... 17
Gambar 2.10 Contoh Studio Musik ... 17
Gambar 2.11 Piano Practice Room ... 17
Gambar 2.12 Denah Bentuk Kipas dan Balkon ... 18
Gambar 2.13 Potongan Concert Hall ... 19
Gambar 2.14 Lantai penonton bertingkat di Theatre Port Royal ... 20
Gambar 2.15 Penyebar Marmer di Ruang Konser Groote Zaal of Rotterdam . 20 Gambar 2.16 Cacat Akustik dalam Auditorium ... 21
Gambar 2.17 Musical Instrument Museum and The Phoenix Art Museum ... 23
Gambar 2.18 Cafe ... 24
Gambar 2.19 Saraiva Bookstore ... 25
Gambar 2.20 Office ... 26
Gambar 2.21 Pos Kerja Penerimaan Tamu ... 27
Gambar 2.22 Standar Fasilitas Duduk di Ruang Lobi ... 27
Gambar 2.23 Standar Fasilitas Duduk Sofa ... 28
Gambar 2.24 Jarak Kursi Penonton ... 28
Gambar 2.25 Standar Jarak Pandang Mata ... 29
Gambar 2.26 Standar Ergonomi Penggapaian ... 29
Gambar 2.27 Standar Toko dengan Posisi Duduk dan Bediri ... 30
Gambar 2.28 Standar Jalur Sirkulasi Toko ... 30
Gambar 2.29 Jarak Counter Makanan ... 31
Universitas Kristen Maranatha viii
Gambar 2.31 Ukuran Meja/Lebar Meja Minimal ... 31
Gambar 2.32 Ukuran Samping Meja Optimal... 32
Gambar 2.33 Pelayanan/Jarak Bersih antar Sudut-sudut Meja ... 32
Gambar 2.34 Pos Kerja ... 33
Gambar 2.35 Arsitektur National Music Centre of Canada ... 35
Gambar 2.36 Lobi Utama ... 35
Gambar 2.37 Galeri dan Penelitian ... 35
Gambar 2.38 Museum ... 36
Gambar 2.39 Concert Hall ... 36
Gambar 2.40 Exhibition Hall ... 36
Gambar 2.41 Educational Music Workshop... 37
Gambar 2.42 Broadcasting Radio Room ... 37
Gambar 2.43 Recording Studio ... 37
Gambar 2.44 Café and Terrace Rooftop ... 38
Gambar 2.45 Club (Live Music) ... 38
Gambar 2.46 Learning Environtment and Student Concert ... 39
Gambar 2.47 Rehearsal Studio dan Recording Studio ... 40
Gambar 3.1 Peta Lokasi GKPB Fajar Pengharapan Bandung ... 43
Gambar 3.2 Eksterior GKPB Fajar Pengharapan Bandung ... 44
Gambar 3.3 Interior GKPB Fajar Pengharapan Bandung ... 44
Gambar 3.4 Batasan Utara GKPB Fajar Pengharapan ... 45
Gambar 3.5 Batasan Barat GKPB Fajar Pengharapan ... 45
Gambar 3.6 Batasan Timur GKPB Fajar Pengharapan ... 45
Gambar 3.7 Batasan Selatan GKPB Fajar Pengharapan ... 46
Gambar 3.8 Zoning Blocking Lantai 1 - 1 ... 59
Gambar 3.9 Zoning Blocking Lantai 1M - 2 ... 60
Gambar 3.10 Zoning Blocking Lantai 3 – 2M ... 60
Gambar 3.11 Zoning Blocking Lantai 3 - 3 ... 61
Gambar 3.12 Zoning Blocking Lantai 4 - 4 ... 61
Gambar 3.13 Zoning Blocking Lantai 5 – 4M ... 62
Universitas Kristen Maranatha ix
Gambar 3.15 Warna Natural sebagai Warna Dominan ... 64
Gambar 3.16 Warna Kontras sebagai Warna Aksen ... 65
Gambar 3.17 Contoh Material yang akan Digunakan ... 65
Gambar 3.18 Contoh Pola/Motif berulang yang Digunakan ... 66
Gambar 3.19 Contoh Lampu yang Digunakan ... 66
Gambar 3.20 Outdoor Penghawaan Alami ... 67
Gambar 3.21 Contoh Material Peredam yang Digunakan ... 67
Gambar 4.1 Site Plan... 70
Gambar 4.12 Denah Lantai 2 - , Entrance Mezzanine dan Recording Studio ... 79
Universitas Kristen Maranatha x
Gambar 4.26 General Plan 5 – 4M ... 91
Gambar 4.27 Inspiration Room - Facade ... 91
Gambar 4.28 Inspiration Room - Layout... 92
Gambar 4.29 Inspiration Room – Potongan A –A’ dan Potongan B – B’ ... 93
Gambar 4.30 Inspiration Room – Perspektif ... 94
Gambar 4.31 Furniture Detail – Book Shelf Perspektif & Tampak Depan ... 95
Gambar 4.32 Seating Area ... 96
Gambar 4.33 Furniture Detail – Seating Area ... 97
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Alat – alat Musik ... 11
Tabel 3.1 Analisa Site ... 48
Tabel 3.2 Analisa Bangunan ... 49
Tabel 3.3 Daftar Kebutuhan Ruang Zona Utama dan Luasannya ... 50
Tabel 3.4 Daftar Kebutuhan Ruang Zona Pendukung dan Luasannya ... 51
Tabel 3.5 Daftar Kebutuhan Ruang Zona Pengelola dan Luasannya ... 52
Tabel 3.6 Daftar Struktur Organisasi dan Job Desk ... 54
DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 Flow Activity Musisi (Komunitas Musik) ... 55
Bagan 3.2 Flow Activity Konsumen (Penikmat Musik) ... 55
Bagan 3.3 Flow Activity Pekerja ... 56
Bagan 3.4 Diagram Kedekatan Ruang Lantai 1 - 1 ... 56
Bagan 3.5 Diagram Kedekatan Ruang Lantai 2 - 2 ... 57
Bagan 3.6 Diagram Kedekatan Ruang Lantai 3 - 3 ... 57
Bagan 3.7 Diagram Kedekatan Ruang Lantai 4 - 4 ... 58
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Musik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, baik sebagai
pelaku maupun hanya sebagai penikmat musik. Musik merupakan kebutuhan
penunjang bagi manusia saat ini. Menurut Elfa Secoria, dengan bermusik,
manusia dapat mengekspresikan perasaan dan emosinya. Selain itu, musik juga
dapat menjadi ajang menonjolkan bakat dan kemampuan, kehadirannya tidak
dapat dihindari dalam kehidupan manusia bahkan cenderung menjadi gaya hidup.
Dalam akhir dekade ini, perkembangan industri musik mengalami
peningkatan yang sangat cepat. Terbukti dengan munculnya jenis-jenis musik
baru. Perkembangan musik tersebut berpengaruh juga pada perkembangan musik
di Indonesia. Perkembangan musik di Indonesia yang semakin maju dan variatif,
Universitas Kristen Maranatha 2 Kota Bandung dikenal sebagai kota kreatif dan memiliki nilai seni yang
tinggi sehingga Kota Bandung menjadi kota barometer musik di Indonesia,
sebagai buktinya banyak musisi handal dan komunitas musik dengan berbagai
jenis aliran musik yang dilahirkan dari Kota Bandung. Selain itu, Kota Bandung
juga dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki apresiasi tinggi terhadap
musik, hal ini tampak dari adanya kegiatan musik seperti konser-konser atau
festival musik yang sering diadakan dan selalu diserbu oleh masyarakat Bandung.
Banyaknya komunitas musik yang terdapat di Bandung dapat memajukkan
dan mengembangkan budaya Indonesia di bidang musik, namun potensi tersebut
belum dapat terwadahi dengan baik. Tampak dari minimnya fasilitas yang ada
untuk melakukan berbagai kegiatan musik termasuk memproduksi sebuah musik
secara profesional, seperti studio musik, sekolah musik, tempat penjualan alat
musik, tempat pertunjukkan, dan fasilitas lainya yang mendukung kegiatan
bermusik. Selain itu, fasilitas-fasilitas musik tersebut letaknya masih menyebar
sehingga menyulitkan masyarakat untuk melakukan aktivitas musik secara total
dalam satu tempat.
Besarnya potensi dan minat masyarakat Bandung dalam industri musik
membuat penulis ingin merancang The Sound sebagai suatu wadah yang mampu
menampung komunitas musik di dalam satu tempat dan bersama-sama
menumbuhkan nilai seni musik masyarakat Bandung. Dimana di tempat tersebut
para musisi dapat saling bertukar pikiran dan menambah ilmu dalam hal musik.
Kota Bandung sebagai salah satu pusat perkembangan musik di Indonesia
sudah selayaknya memiliki fasilitas musik yang menunjang seperti studio
latihan/studio musik, studio rekaman, concert hall, sebagai fasilitas utama, dangan
fasilitas komersial yang merupakan fasilitas pendukung, diantaranya terdapat
galeri musik, toko alat musik, cafe dll.
Sasaran utama perancangan ini adalah menyediakan tempat untuk
komunitas musik yang diharapkan dapat membantu mengembangkan bakat dan
Universitas Kristen Maranatha 3 1.2 Identifikasi Masalah
Kota Bandung dikenal sebagai kota kreatif dan memiliki nilai seni yang
tinggi. Seiring dengan perkembangan dan peningkatan industri musik banyak
bermunculan potensi dan komunitas musik dengan berbagai jenis aliran musik.
Namun potensi – potensi tersebut belum terwadahi dengan minimnya fasilitas yang ada dan letaknya yang masih menyebar sehingga sulit untuk melakukan
aktivitas musik secara total di satu tempat. Maka dari itu permasalahan secara
umum yang akan dibahas adalah merancang suatu wadah untuk menyatukan
komunitas musik dengan jenis musik yang berbeda, sehingga mereka dapat
berkumpul, berdiskusi, bertukar pikiran, saling menambah ilmu mengenai jenis
musik yang berbeda, bahkan untuk menciptakan sebuah karya lagu jenis baru, dan
jamming session.
1.3 Ide / Gagasan Perancangan
Penulis akan merancang The Sound yang menyediakan fasilitas lengkap
umtuk menunjang kegiatan bermusik masyarakat Bandung. Sasaran utama dalam
perancangan ini adalah komunitas - komunitas musik yang berada di Kota
Bandung.
Adanya The Sound ini, dilihat dari fungsi yang akan ditampung,
merupakan bangunan yang mempunyai fungsi beragam atau bangunan dengan
multifungsi. Karena dalam bangunan ini dapat dilakukan beberapa aktivitas musik
seperti pencarian informasi tentang musik, berlatih musik, jual beli alat musik,
service alat musik, forum diskusi antar pengunjung dan komunitas pecinta musik
yang ada di Bandung. Oleh karena itu, perancangan diharapkan memiliki karakter
interior tersendiri sesuai dengan kegiatan musik.
Nuansa kreatif sangat mendukung dalam kegiatan bermusik, sehingga para
musisi dapat mengeksplor dunia musiknya dalam menciptakan karya. Selain itu,
mereka dapat mengekspresikan jiwa dan pikiran mereka dalam sebuah musik.
Universitas Kristen Maranatha 4 berkarya. Kualitas ruang yang nyaman baik dalam segi bentuk, visual dan akustik
menjadi faktor terpenting karena dapat membantu pengembangan musik lebih
optimal.
Dalam perancangan The Sound ini perancang menggunakan konsep
Rhythm of Life. Konsep ini terinspirasi dari salah satu komunitas musik yaitu
komunitas musik indie yang memiliki kecenderungan bermusik dari hati karena
mereka tidak bergantung dan terpatok akan industri musik yang biasanya dikejar
oleh label perusahaan untuk mencari keuntungan. Sehingga mereka cenderung
berkarya untuk menyampaikan sebuah pesan dari musik itu sendiri.
Rhythm atau ritme memiliki arti pola regular dan kuat yang berulang baik
pada gerak atau suara. Sebuah ritme biasa dapat menciptakan ketukan lebih kuat,
lebih lama, lebih pendek, atau lebih pelan dari lainnya.
Maka dari itu konsep Rhythm of Life menonjolkan sisi ekspresif dan
dinamis dari sebuah kehidupan, di mana setiap kehidupan terdapat ritme naik dan
turun dengan emosi yang berbeda-beda. Pengaplikasian konsep ini pada
rancangan interior akan dibahas lebih lanjut pada Bab IV. Diharapkan
perancangan ini mampu menjadi sebuah inspirasi dan tempat yang menghasilkan
atmosfer yang mendukung bagi aktivitas musisi dan penikmat musik dalam
melakukan kegiatan musik.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
yang akan dibahas diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang The Sound dengan fasilitas yang menunjang dan
lengkap sehingga aktivitas musik dapat dilakukan secara total dalam satu
tempat?
2. Bagaimana merancang sebuah desain yang kreatif sesuai dengan
kebutuhan para komunitas musik sehingga dapat menarik minat para
Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Tujuan Perancangan
Perancangan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi
pembaca maupun penulis. Maka, dalam perancangan The Sound ini terdapat
beberapa tujuan di antaranya :
1. Merancang wadah musik yang memiliki yang menunjang dan lengkap
sehingga aktivitas musik dapat dilakukan secara total dalam satu tempat
2. Merancang sebuah desain yang kreatif sesuai dengan kebutuhan para
komunitas musik sehingga dapat menarik minat para komunitas musik
Bandung untuk beraktivitas musik di The Sound.
1.6 Ruang Lingkup Perancangan
Perancangan The Sound ini berlokasi di pusat kota di mana akses jalan
mudah dijangkau oleh semua kalangan masyarakat baik lokal maupun luar kota.
Perancangan ini memiliki fungsi sebagai wadah pemersatu berbagai jenis
komunitas musik di Bandung dengan tujuan untuk meningkatan dan
mengembangkan industri musik Kota Bandung.
The Sound akan dibagi menjadi 3 zona, yaitu bagian zona utama seperti
studio musik, studio rekaman, ruang pertunjukkan, perpustakaan, dan ruang
diskusi; zona pendukung berupa toko musik, café, dan ruang perlengkapan sound
system; zona pengelola berupa kantor pengelola, kantor karyawan, dan unit
Universitas Kristen Maranatha 6 1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan perancangan The Sound sistematika penulisan
terdiri atas 5 bab.
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang permasalahan perlunya The Sound. Identifikasi masalah berisikan poin-poin
permasalahan berdasarkan latar belakang yang ada, rumusan masalah berisikan
poin-poin tentang permasalahan yang sekirannya ditemukan dalam merancang
The Sound, ide/gagasan perancangan, tujuan perancangan, manfaat perancangan
dan batasan masalah.
Bab II merupakan studi literatur yang berisi tentang definisi musik, sejarah musik, perkembangan musik di Indonesia, kajian teori akustik. Pengertian studio
musik, persyaratan teknis dan non-teknis pada tiap fasilitas yang akan digunakan,
ergonomi, dan penjelasan studi kasus.
Bab III berisi deskripsi site yang dipakai, analisa site , dan juga konsep yang dipakai dalam perancangan, analisa data perancangan terdapat deskripsi objek, makna,
fungsi tujuan perancangan, tinjauan karya, tinjauan antropometri dan ergonomi,
tinjauan user, aktivitas user, program kebutuhan ruang, perancangan, hubungan
antar ruang, keyword yang berisi konsep dan tema.
Bab IV berisi perancangan The Sound berikut dengan pengaplikasian elemen interior yang didukung oleh konsep, diawali dari denah layout sampai pada
persepektif ruang.
98 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Musik dapat dijadikan sebagai wadah bagi manusia untuk
mengekspresikan perasaan dan emosinya. Musik merupakan bagian penting
dari kehidupan. Musik cenderung menjadi gaya hidup dalam kehidupan
manusia. Musik menjadi salah satu bidang hobi yang sangat potensial dalam
bidang bisnis.
Berdasarkan realita yang ada bahwa musik menjadi bagian penting
dalam kehidupan, maka perancangan The Sound ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan manusia dalam melakukan akitivitas musik. The Sound
merupakan bangunan yang multifungsi dengan fasilitas yang lengkap dan
menunjang dimulai dari fasilitas seperti pencarian informasi tentang musik
Universitas Kristen Maranatha 99 ( intrument store), forum diskusi antar pengunjung dan komunitas pecinta
musik (discussion room), ruang inspirasi, berlatih musik (studio rehearseal),
ruang rekaman untuk penjualan (recording studio), serta ruang pertunjukkan
(auditorium).
Dalam perancangan gedung yang multifungsi ini diharapkan dapat
sesuai dengan kebutuhan para komunitas musik sehingga mereka tertarik
untuk melakukan seluruh kegiatan musik di dalam gedung ini. Maka dari itu,
perancang membuat sebuah desain yang kreatif dengan menggunaan konsep
Rhythm of Life yang cenderung menciptakan suasana ruang dengan berbagai
ritme suasana ruang yang positif untuk menyesuaikan perasaan para musisi
dalam melakukan aktifitas musik. Perancangan desain yang kreatif ini
disesuaikan dengan pemilihan furniture, bentuk, material, pola, dan warna
pada setiap ruangan.
5.2 Saran
Dalam perancangan The Sound, hal yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana menata layout ruang sesuai dengan kebutuhan user dengan
sirkulasi yang baik dan tepat. Sehingga dapat menunjang ruangan yang
nyaman. Perancang diharapkan dapat memperhatikan kebutuhan user dan
aktifitas apa yang dilakukan pada saat aktifitas musik berlangsung. Hal-hal
yang patut diperhatikan adalah seperti akustik ruang, material apa yang
diperlukan, bagaimana cara pengaplikasiannya, dan lain-lain. Oleh karena itu,
diharapkan perancang menyesuaikan perancangan dengan studi literatur yang
ada dan berlaku.
Saran untuk fasilitas sejenis adalah agar lebih memperhatikan dan
menjaga fasilitas yang sudah ada sehingga fasilitas lebih mendukung dan
menunjang aktifitas musik. Sehingga para musisi dapat memanfaatkan
100 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Sumber Acuan Buku
Frick, Heinz et. All. 2007. Ilmu Fisika Bangunan. Yogyakarta: Kanisius
Neufert, Ernst. 1980. Architects’ Data, 2nd International English Edition. New York: Granada
Oktavia, Tantri. 2007. Fisika Bangunan. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha
Satwiko. Prasasto. 2004. Fisika Bangunan 2, Edisi 1, Andi, Yogyakarta
Suptandar, J. Pamudji. 2004. Faktor Akustik dalam Perancangan Desain
Interior, Jakarta: Djambatan
Doelle, Leslie.L dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan. 1993. Jakarta: Erlangga
Doelle, Leslie.L. 1985. Akustik Lingkungan. Terjemahan oleh Lea Prasetya dari Environmental Acoustic (1975). Jakarta: Erlangga
Sumber Acuan Tesis
Josephine, Elizabeth. 2012. Perancangan Studio Musik dan Cafe. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha
Senjaya, Marlin. 2011. Perancangan Interior Music Course for Blind dengan
Konsep Sensitivity. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas
Kristen Maranatha
Sumber Acuan Internet
http://www.acoustics.com/product
http://www.silcom.com
http://wordpress.com
http://retaildesignblog.com