• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

423 Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan 2016

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK

DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

Arif Supendi

*1

dan Ujang Dindin

1

1

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan UMMI

*

arif_msp@ummi.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya korelasi antara pola penggunaan lahan di hulu yaitu pada kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang bermuara di kawasan pesisir Lampung Selatan dengan produktivitas tambak di kawasan pesisir tersebut. Luaran dari penelitian ini yaitu model untuk menduga produktivitas tambak di perairan pesisir dengan menggunakan variabel berbagai jenis penggunaan lahan. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan Struktur Hirarki yang melahirkan suatu model ekologi yang dapat menjelaskan interaksi ekosistem dalam suatu kawasan berupa model konsepsi. Penelitian ini dilakukan di perairan pesisir Lampung Selatan pada Januari hingga Desember 2014. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara variabel pola penggunaan lahan dengan produktivitas tambak. Artinya produktivitas tambak di perairan pesisir Kabupaten Lampung Selatan yang melingkupi 6 Kecamatan tidak dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan pada DAS dalam hal ini yaitu DAS Bandar lampung-Kalianda.

Kata kunci: Kawasan pesisir, daerah aliran sungai, penggunaan lahan, perikanan budidaya, tambak

PENDAHULUAN

Keberadaan tambak udang di pesisir pantai terancam oleh ada nya desakan penggunaan lahan untuk perindustrian dan pemukiman yang menyebabkan peningkatan pencemaran sungai yang berpe- ngaruh pada kawasan tambak (Dahuri, 2007). Supendi (2009) menyimpulkan bahwa lahan tam- bak di kabupaten Serang provinsi Banten terbagi menjadi tiga

kawasan utama, yaitu kawasan produktivitas baik (produksi >1 Ton /Ha/Tahun) seluas 1.788 Ha, kawasan produktivitas menengah (produksi 0,5 - 1 Ton/Ha/Tahun) seluas 1.816 Ha, serta kawasan produktivitas rendah (produksi <0,5 Ton/Ha/Tahun) seluas 4.284 Ha.

Hal ini lebih disebabkan oleh

dampak pencemaran sungai-sungai

yang bermuara di teluk banten baik

yang berasal dari sumber pencemar

organik maupun non-organik atau

(2)

424

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan 2016 sintetis sebagai buangan atau limbah industri di kawasan tersebut (Supendi, 2012).

Salah satu kawasan perikanan budidaya tambak yaitu kawasan perairan pesisir Lampung Selatan.

Berdasarkan data statistik yang bersumber dari Lampung Selatan dalam Angka 2011 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabu- paten Lampung Selatan dapat disimpulkan bahwa terdapat tren produksi tambak yang menurun secara signifikan dari tahun ke tahun dengan penurunan terbesar yaitu pada tahun 2010 yaitu mencapai 80%. Diduga penurunan produksi tambak di perairan pesisir Kabupaten Lampung Selatan ini disebabkan oleh perubahan pola penggunaan lahan di sepanjang Daerah Aliran Sungai yang ber- muara ke kawasan pesisir Lampung Selatan.

Tujuan penelitian untuk mem- buktikan adanya korelasi antara pola penggunaan lahan di hulu yaitu pada kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang bermuara di kawasan pesisir dengan produk- tivitas tambak di kawasan pesisir tersebut.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H0 = Tidak ada korelasi antara pola penggunaan lahan dengan produk- tivitas tambak di kawasan pesisir.

H1 = Ada korelasi antara pola penggunaan lahan dengan produk- tivitas tambak di kawasan pesisir.

Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu tahapan dalam mem- bangun model untuk instrumen analisa kelayakan tambak yang berkelanjutan.

Luaran penelitian ini yaitu: model untuk menduga produktivitas tam- bak di perairan pesisir dengan menggunakan variabel berbagai jenis penggunaan lahan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada Januari hingga Desember 2014.

Cakupan wilayah penelitian meliputi kawasan pesisir dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bandar Lampung - Kalianda.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan Struktur Hirarki yaitu menyederhanakan suatu objek yang kompleks menjadi komponen-komponen sederhana yang terukur baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Pende- katan ini melahirkan suatu model ekologi yang dapat menjelaskan interaksi ekosistem dalam suatu kawasan berupa model konsepsi.

Model konsepsi adalah model yang menggambarkan cara kerja, hubungan antara entitas, dan penyajian setiap objek geografik yang diperlukan (Riqqi, 2002).

Model konsepsi (Gambar 1.) ini dibuat dengan tujuan untuk mengatur dan me- lakukan klasifikasi objek/unsur dan menentukan bagaimana cara memperlihatkan objek/unsur geografik ( Malczewski, 1999).

Data pada penelitian (Gambar 2) ini

diklasifi- kasikan menjadi data

spasial dan data tabular. Data-data

spasial yang diperlukan

diklasifikasikan lagi menjadi data

kriteria kesesuaian lahan (Tabel 1

Nomor 1-7) dan data variabel model

konsepsi (Tabel 1 Nomor 8-13).

(3)

425 Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan 2016 Gambar 1. Model Konsepsi yang

Digunakan pada Penelitian ini

.

Data tabular yang diperlukan yaitu data produksi tambak di perairan pesisir Lampung Selatan berdasar- kan desa, tahun dan jenis komoditi.

Jenis data yaitu data sekunder yang kemudian akan divalidasi melalui survey lapangan.

Data kriteria kesesuaian lahan akan diolah dengan metode Weight Liniear Combination (WLC) (Cusi, 2002) yang diaplikasikan pada model analisa kesesuaian lahan yang dikembangkan oleh Soebian- toro dan Notohadiprawiro (1982).

Data produksi tambak akan diolah dengan metode ANOVA untuk membuktikan ada atau tidak-nya perbedaan yang signifikan pada data produksi berdasarkan desa.

Model konsepsi dan data produksi tambak akan dianalisa dengan menggunakan uji korelasi untuk membuktikan adanya korelasi diantara keduanya.

Tabel 1. Data yang Diperlukan pada Penelitian

No. Kriteria Atribut

1 Topografi Kontur Ketinggian Kelas Ketinggian 2 Iklim Curah Hujan 3 Jenis

Tanah

Type tanah Bahan Induk PH

4 Kualitas air Pengamatan 5 Administra

si

Nama Administrasi 6 Kondisi

aquifer

Kedalaman Salinitas

Potensi sumber air 7 Citra Satelit Sedimentasi

Daerah pasang-surut 8 Tata Guna

Lahan (Land use)

Pemukiman, bangunan, sawah, kebun, tegalan, badan perairan, semak, hutan

9 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Nama DAS, daerah cakupan DAS, luas daerah cakupan 10 Jaringan air Nama segmen, panjang

segmen 11 Hutan

Mangrove

Nama area, luas area 12 Terumbu

Karang

Nama area, luas area

13 Lokasi Industri

Nama lokasi, luas lokasi industri

Gambar 2. Tahapan pelaksanaan

penelitian

(4)

426

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan 2016 HASIL DAN PEMBAHASAN

Seleksi Kesesuaian Lahan

Berdasarkan hasil analisa kese- suaian lahan, luas lahan yang sesuai secara fisik untuk tambak di sepanjang garis pantai Lampung

Selatan yaitu mencapai 12.432 Ha , sedangkan lahan yang memiliki kesesuaian marjinal yaitu sebanyak 976 Ha. Secara spasial sebaran lahan yang sesuai untuk tambak dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Sebaran Spasial Lahan yang Sesuai untuk Tambak

Pola Penggunaan Lahan pada DAS Keseluruhan kawasan tambak di Kabupaten Lampung Selatan bera- da dalam kawasan DAS Bandar Lampung – Kalianda.

Sebagian besar kawasan DAS Bandar Lampung–Kalianda meru- pakan kawasan kebun campuran

dengan luasan mencapai 23.341 Ha yang memanjang mulai dari Kecamatan Katibung–Sidomulyo–

Kalianda, semak belukar dan tegalan mencapai 9.237 Ha serta hutan lahan kering mencapai 6.087 Ha.

Sesuai Marjinal

(5)

427 Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan 2016 Gambar 4. Peta Penggunaan Lahan pada DAS Bandar Lampung – Kalianda Data Produksi Tambak

Berdasarkan data produksi tambak di setiap Kecamatan antara tahun 2006 s.d. tahun 2010 maka diperoleh rata-rata produktivitas tambak tiap tahunnya untuk setiap kecamatan. Data Produktivitas tambak di setiap Kecamatan yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Produktivitas Tambak di Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan Kecamatan (Ton/ Ha)

Kecamatan Produktivitas (Ton/Ha) per Tahun Katibung 7,38

Sidomulyo 11,29 Kalianda 4,34

Sragi 1,02

Ketapang 1,29 Bakauheni 0,95

Data produktivitas tambak tersebut kemudian dianalisis secara statistik dan terbukti adanya perbedaan data produktivitas yang cukup signifikan.

Produktivitas tambak Kecamatan Katibung, Sidomulyo dan Kecamatan Kalianda yaitu 7,67 + 3,48 Ton/ Ha per Tahun berbeda nyata dengan produktivitas tambak Kecamatan Sragi, Ketapang dan Bakauheni yaitu 1,09 + 0,18 Ton/Ha per Tahun.

Korelasi Model Konsepsi dengan Data Produksi Tambak

Uji korelasi antara seluruh variabel (penggunaan lahan pada DAS) dengan nilai produktvitas tambak yang sudah ditransformasi tidak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan. Artinya bahwa produkti- vitas tambak di perairan pesisir Kabupaten Lampung Selatan yang melingkupi 6 Kecamatan tidak dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan pada DAS dalam hal ini yaitu DAS Bandarlampung-Kalianda.

Secara fisik profil pesisir pantai

Lampung Selatan terutama kawa-

san pesisir timur memiliki kawasan

DAS yang sangat sempit dengan

area hulu tidak jauh dari pesisir

pantai. Dengan demikian tidak ada

pengaruh langsung maupun tidak

(6)

428

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan 2016 langsung dari daratan yang signi- fikan terhadap kondisi di kawasan pesisir barat tersebut. Namun profil fisik kawasan pesisir sebelah timur relatif lebih landai dan melingkupi area DAS yang lebih luas namun terbatas terutama kawasan pesisir Kecamatan Sragi dan sebagian kawasan pesisir Kecamatan Ketapang.

Sebagian besar kawasan DAS Bandar Lampung–Kalianda meru- pakan kawasan kebun campuran dengan luasan mencapai 19 ribu Ha, hutan alam mencapai 16 ribu hektar dan tegalan/ladang menca- pai 15 ribu hektar. Penggunaan lahan sebagai tambak dan sawah masing-masing tidak lebih dari 6 ribu hektar. Penggunaan lahan selain tersebut tidak memiliki luas yang cukup signifikan. Pola penggunaan lahan pada DAS Bandar lampung - Kalianda relatif masih alami sehingga pola penggunaan lahan pada DAS tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap produktivitas tambak di kawasan pesisir baik kawasan pesisir barat maupun timur.

Pada tabel 3 terlihat bahwa terdapat korelasi yang cukup signi- fikan (alpha=0,05) antara variabel pola penggunaan lahan dengan jumlah produksi dan luas lahan yang dimanfaatkan. Produksi dan luas lahan berkorelasi positif dengan variabel hutan alami, mangrove, pemukiman, tegalan dan badan air.

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa lahan-lahan tambak yang diminati untuk bisnis tambak adalah lahan yang berasosiasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kelima variabel lahan tersebut.

Tabel 3. Luas Penggunaan Lahan yang Berpengaruh Signifikan pada Produktivitas Tambak

Variabel

Produk- tivitas (Ton/H a/Thn)

Pro- duksi (Ton/

Thn)

Luas Lahan yang Dimanfaat- kan (Ha) Hutan

Alam

0,063 0,012 0,012 Mangrove 0,746 0,243 0,423 Pemuki-

man

0,217 0,006 0,002 Tegalan 0,294 0,160 0,259 Badan Air 0,293 0,189 0,076 Nilai dengan huruf teb al b erkorelasi dengan level signifikansi alpha=0.05

Selain lahan sawah, keberadaan luasan pemukiman dan luasan tambak juga berpengaruh terhadap produktivitas tambak di setiap Kecamatan. Namun secara statistik tingkat kepercayaan korelasi antara luasan pemukiman dan luasan tambak terhadap produktivitas tambak hanya mencapai 55 %.

SIMPULAN

Tidak ada korelasi yang signifikan antara variabel pola penggunaan lahan dengan produktivitas tambak.

Artinya produktivitas tambak di pe- rairan pesisir Kabupaten Lampung Selatan yang melingkupi 6 Keca- matan tidak dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan pada DAS dalam hal ini yaitu DAS Bandar lampung- Kalianda.

Dengan demikian perlu dilakukan

penelitian lanjutan yaitu melihat

besaran pengaruh dari setiap

penggunaan lahan pada DAS

terhadap produktivitas tambak baik

di pesisir Lampung Selatan mau pun

di Teluk Banten.

(7)

429 Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan 2016 UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini Dibiayai Oleh DIPA Direktorat Penelitian dan Pengab- dian kepada Masyarakat, Kemen- terian Pendidikan dan Kebudayaan.

Surat Perjanjian Penugasan Peneli- tian Dosen Pemula nomor 2011 /K4/KM/2014 Tanggal 2 Juni 2014.

Peneliti mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang sebesar- besarnya kepada pihak yang telah membiayai sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R., 1996, Ekosistem Pesisir, Makalah/Materi Kuliah, IPB, Bogor

Dahuri, Rokhmin (2007) : Daya Dukung Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan With Special Reference to Coastal and Small Island Development, Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Malczewski, J. 1999. GIS And Multicriteria Decission Analysis. John Wiley & Sons, New York, USA.

Riqqi, A. (2002) : Pemanfaatan Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan Kawasan Tambak, Tesis, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung.

Supendi, Arif. 2009. Pola Distribusi Produksi Tambak Tradisional Skala Kawasan di Kabupaten Serang, Banten dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis. Tesis. ITB Bandung

BPS Kabupaten Lampung Selatan.

2011. Lampung Selatan dalam

Angka 2011. Lampung Selatan

Supendi, Arif. 2012. Dampak

Pencemaran Sungai-Sungai

yang Bermuara di Teluk

Banten terhadap Hasil

Produksi Tambak Tradisional

Setempat. Jurnal Pertanian

UMMI Tahun 2012.

(8)

430

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan 2016

Referensi

Dokumen terkait

Juana is depicted as a domestic woman who takes the role of a mother and wife.. She is a typical representation of feminine woman who is “patient, obedient, respectful and cheerful”

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXVIII-5/W16, 2011 ISPRS Trento 2011 Workshop, 2-4 March 2011, Trento,

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara Progam Pengalaman Lapangan (X) terhadap kesiapan menjadi guru (Y) pada mahasiswa Progam Studi

Penelitian ini menggunakan dua teori untuk mengkaji rumusan masalahnya, yaitu teori upacara Koentjaraningrat untuk mengkaji proses upacara dan teori semiotik Barthes untuk

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan1. Universitas

- Dinas Komunikasi, Informatika dan Pengolahan Data Elektronik Organisasi.. Urusan Pemerintahan :

 Nilai kelompok adalah konsep dasar dan sesuatu yang harus dipercayai oleh anggota kelompok.  Nilai kelompok membentuk inti

Tahapan yang dilakukan terdiri dari pengumpulan data, preprocessing data, pembagian data, perancangan LSTM, training LSTM dan melakukan pengujian.Paremeter yang