• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Muhammad Farid Asyam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1 Muhammad Farid Asyam"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Muhammad Farid Asyam

UNTUKMU YANG SEDANG MENUJU PLANET CITA-CITA

Catatan Akhir Sekolah | Marvelous

Turcham Media Pusat Literasi SMA Khadijah

2020

(4)

UNTUKMU YANG SEDANG MENUJU PLANET CITA-CITA;

Catatan Akhir Sekolah | Marvelous Penulis: Muhammad Farid Asyam Penyunting : Bierra

Penata Letak : @penyair_amatir Desain Sampul: PA

Penerbit

TurchamMedia | Pusat Literasi SMA Khadijah Instagram @turcham_media

Gambar cover

https://id.pinterest.com/pngtree

katalog dalam terbitan

hak cipta dilindungi undang-undang all right reserved

dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku tanpa izin tertulis dari penerbit

(5)

Akhirnya tiba juga pada kumpulan kisah ini. Kupersembahkan novel ini kepada orang tua, teman-teman semua, dan tentunya diri saya sendiri kedepannya. Terima kasih untuk Allah SWT yang telah memberi kesehatan, hidup juga perasaan yang cukup. Kepada bumi yang terus berotasi dengan atmosfer yang menyediakan udara untuk menghidupi kita dan yang dicinta. Kepada teman-teman Wolfour dan semua yang berpartisipasi serta menginspirasi. Terima kasih, karena telah mewarnai hidupku. Tanpa kalian, aku takkan bisa menulis sampai sejauh ini. Terima kasih juga karena telah mau membaca novel ini, meski dalam keadaan “melek” maupun

“setengah melek”, bahkan sampai “merem” sekalipun, dan sepenuh hati atau setengah hati.

| Muhammad Farid Asyam

(6)
(7)

BUKAN SEKADAR NAMA MELAINKAN CITA-CITA

Semua orang tua pasti menginginkan anak-anaknya sukses, tidak hanya sukses di dunia tapi juga sukses di akhirat.

Namaku Muhammad Farid Asyam biasa dipanggil “Farid”

namun kakakku biasanya memanggilku “yid”. Aku lahir pada 4 Agustus 2002 di Surabaya dengan zodiak “Leo” yang katanya zodiak itu biasanya dipercaya akan menjadi pemimpin.

Awalnya aku di prediksi lahir pada tanggal 17 Agustus, hari dimana Negeri ini juga bertambah usia. Namun, ternyata tanggal lahirku maju seperti yang kubilang tadi. Kata ibuku, saat di RS William Booth, aku lahir tanpa bantuan dokter karena saat itu dokternya terlambat datang dan ketika dokter sudah berjarak tiga meter dari ibu, aku pun keluar dari rahim ibuku.

Bisa dibilang aku ini “tidak sabaran” dari sejak bayi hingga

(8)

sekarang namun aku berusaha menghilangkan sifatku itu.

Disaat berusia satu tahun, aku pun baru bisa berjalan dan aku juga sering disuguhkan film “horror” sampai aku menginjak sekolah dasar, mungkin karena itulah aku tidak mudah takut dengan apapun.

Pada usia sekitar 4 tahun aku masuk TK Islam Al-Fattah.

Disana aku pun belajar dan bermain bersama teman-temanku, namun aku pernah mengalami hal sedikit pahit, yaitu disaat aku ditugaskan untuk membuat pesawat dari kertas lipat.

Saat itu, aku tidak dapat membuat pesawat dengan benar dan aku pun di “jendul” atau didorong kepalaku oleh Bu Inem yang saat itu menjadi salah satu guru paling tidak kusukai.

Membuat pesawat dari kertas saja tidak bisa, apalagi membuat pesawat terbang seperti Alm. B. J. Habibie. Sudah seperti mimpi bagiku jika bisa menjadi seperti beliau, namun namanya mimpi juga harus diwujudkan dengan kerja keras.

Bekerja keras sampai namaku bukan hanya sekedar nama, melainkan menjadi cita-cita generasi yang akan datang.

(9)

AWAL MULA

Pengetahuan adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan. Hanya ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, salah satunya yaitu dengan membaca buku.

Dengan buku, kita bisa tahu bahwa dunia ini sangatlah luas.

Dan semua itu kita kenal saat berada di TK. Masa dimana lebih sering bermain dan bersenang-senang yang mungkin tak bisa diulang sekali seumur hidup.

Pada saat usiaku 4 tahun, aku mulai bersekolah di TK Islam Al-Fattah. Di sana aku tidak ditemani oleh orang tua, melainkan nenekku. Disana aku sering belajar, bermain dan mengamati sekitar.

Sangat menyenangkan sekali aku bisa mendapatkan banyak teman meskipun tidak banyak yang kuingat. Salah satu teman yang kuingat yaitu Nofal. Entah salah atau tidak tulisannya namun biasa dipanggil seperti itu.

(10)

Yang membuatku ingat dengan si Nofal karena dulu ketika si Nofal ulang tahun, aku memberinya mainan dinosaurus kecil berwarna biru.

Selain itu, yang kuingat di sana adalah Bu Sainem yang biasa dipanggil Bu Inem. Hal yang paling kuingat adalah tugas dari Bu Inem, yaitu membuat pesawat dari kertas lipat.

Saat itu aku tidak bisa menyelesaikan tugas dengan benar, sehingga membuatku mendapat “jendulan” dan beberapa kata “mutiara” dari Bu inem. Persis seperti yang kubilang sebelumnya.

Mungkin saat itu aku tidak bisa membuat pesawat dari kertas lipat, namun aku memiliki kelebihan lain yang membuatku sedikit bangga, yaitu menggambar dan melukis. Menggambar adalah hobiku sejak kecil.

Meski aku bisa melukis dan mewarnai, aku tidak terlalu suka karena membutuhkan waktu yang lama, keburu semua imajinasiku bertumpuk bagai air yang ditampung oleh luasnya bendungan namun masih belum cukup untuk menampungnya sehingga tumpah-tumpah dan mubazir.

Kelebihan itulah yang membuatku memiliki “sedikit” prestasi saat itu. Aku memenangkan beberapa lomba menggambar dan mewarnai. Lalu, ada satu piala yang membuatku terheran-heran saat itu, yaitu JUARA I LOMBA SENAM Al-Fattah. Aku tidak pandai senam namun bagaimana

(11)

bisa aku mendapatkan benda itu? Mungkin cuma karena keberuntungan pikirku saat itu.

Saat TK, ada tempat favorit yang tiap hari ku datangi, biasa kupanggil “Toko Tachi’ “. Tempat itu berjarak kurang lebih 6 meter di depan sekolahku sehingga dapat menghemat tenaga jika ingin membeli sesuatu. Aku sering mengunjunginya dan membeli beberapa cemilan yang mungkin sekarang sudah hampir atau bahkan punah.

Setelah bersekolah biasanya aku pulang kerumah nenekku dan bermain bersama beberapa saudaraku. Tidak hanya itu, kami juga selalu mengaji bersama. Sangat menyenangkan jika kuingat-ingat karena kakakku dan beberapa saudara sepupuku sekarang sudah tidak sesering dulu berkumpul.

Kami juga sering bertengkar hanya karena peran bermain namun wajar karena masih kecil dan tidak sabaran. Tapi tak apa, karena aku berpikir “Bahkan Sebuah hubungan butuh guncangan untuk membuatnya lebih erat bagai makanan yang diberi bumbu agar membuat makanan tersebut lebih sedap” namun jika guncangan tersebut tidak dihadapi, malah seperti memasak makanan dan telah diberi bumbu namun dibiarkan gosong dan pahit.

(12)
(13)

MASA SEKOLAH DASAR YANG MENYENANGKAN

Memang masa paling menyenangkan adalah masa kecil, dimana kita tidak memikirkan masalah sama sekali saat itu. Namun masa kecil yang paling menyenangkan adalah masa sekolah dasar. Selama 6 tahun kita mengalami hal-hal dan peristiwa menyenangkan itu.

Setelah lulus dari TK, aku melanjutkan jenjang pendidikanku di sekolah dasar bernama “SD SITI AMINAH” yang tidak jauh dari TK-ku dulu dan dekat dengan rumah nenekku.

Sekolahnya memang terlihat biasa saja, namun kenangannya yang luar biasa menyenangkan. Sekolah itu terletak di sebelah Masjid Abu Adenan sehingga membuatku merasa enak kalau mau sholat.

Saudara sepupuku juga bersekolah di sana dan kami satu kelas meskipun satu tahun lebih muda dariku, namanya Nala. Saat SD, aku selalu bermain sepak bola dengan teman-temanku,

(14)

dan saat pulang sekolahpun aku juga langsung bermain sepak bola dengan saudaraku. Karena “tidak sabaran”, aku juga sering bertengkar dengan teman-temanku entah itu masalah sepak bola atau aku yang emosian.

Aku juga pernah mengalami hal kurang menyenangkan, seperti bengkoknya jariku karena terduduki oleh temanku.

Dan aku juga pernah “bocor” kepalaku karena lari-lari dan menabrak teman kakakku yang biasa dipanggil “Pinky Boy”.

Karena berbadan gendut, aku pun terpental di lantai tempat wudhu lalu mengalirlah darah dari kepalaku.

Dari kelas 2 SD, aku mengenal yang namanya “Playstation”, yang membuatku suka bermain “game” dan menjadi sedikit lebih emosian. Dan pada kelas 4 SD aku mengenal yang namanya “game online” dan aku pun mulai kecanduan bermain semua itu.

Pernah pada suatu hari, aku bertengkar dengan orang lain hanya karena “game online”. Tidak hanya sekali, tapi berkali- kali dengan orang yang berbeda-beda.

Bisa dibilang aku pernah latihan menjadi “Ninja Warrior”

saat mau ke warnet. Caranya yaitu dengan meminta makanan pada nenekku, lalu ketika nenekku pergi ke dapur, aku dan saudaraku langsung bergegas kabur dari rumah entah itu lewat genteng atau lewat pagar, namun semua itu harus dilakukan tanpa menghasilkan suara sedikitpun. Dan untuk

(15)

membuka pagar pun harus pelan-pelan agar tidak berbunyi

“nyiit” bagai “Mission Impossible”, apabila berbunyi “nyiit”

kami langsung meningkatkan kecepatan lari kami ke warnet.

Pernah aku di ikutkan bimbingan belajar bernama “IPIEMS”

di daerah rumah nenekku saat kelas 4. Aku di sana bersama Nala dan teman SD ku meskipun beberapa, salah satunya adalah Richo yang sampai sekarang masih berteman hingga satu SMA.

Lalu aku diberhentikan les di IPIEM karena aku berantem dengan Danur, salah satu anak di sana, dari dalam kelas sampai di luar tempat les itu dan dipisah oleh tanteku yang kebetulan lewat dan menemukanku. Akhirnya aku di les privat oleh Ibuku sampai lulus SD. Guru privatku namanya Mbak Evi, ramah dan baik sekali orangnya. Di saat aku ketiduran, tugas sekolahku kadang dikerjakan olehnya dan aku juga sering saat ditanya beberapa soal pun aku menjawabnya dengan “merem” seperti anak yang sedang “ngelindur”.

Tak lama kemudian aku pun lulus dengan danem yang cukup memuaskan. Nilai yang paling tinggi di UNASku yaitu matematika 9,5 karena selama aku les privat, pelajaran yang ku minta hanya matematika. Dan bisa dibilang aku “ngekor”

kakakku, ujung-ujungnya aku mendaftar SMP yang sama dengan kakakku, bahkan SMA kami sama.

(16)
(17)

MENGALIRNYA ILMU

Pada masa sekolah dasar, kita mungkin bertemu dengan beberapa orang tua kita saat di sekolah, yang biasa kita sebut guru.

Guru adalah salah satu sumber ilmu kita datang. Ada yang meremehkan keberadaannya namun bagi sebagian lainnya bisa jadi penting sekali meski biasanya dimarahi. Kita pasti memiliki “Guru Favorit” saat dulu, bahkan sampai sekarang pun juga punya.

Sebenarnya dulu aku tidak memiliki guru favorit, karena aku suka dengan semuanya. Mulai dari Bu Rahayu yang mengajar matematika, Pak Nuri yang mengajar penjaskes, Bu Nurul yang mengajar matematika, Bu Mus, Bu Nisa, Bu Siti, Pak Muchsin dan yang lainnya. Semuanya kusuka kecuali satu, yaitu Pak Kholil yang jadi Kepala Sekolah. Mengapa? karena Pak Kholil berlaku sedikit tidak adil kepada salah satu temanku yang bisa dibilang kurang mampu.

(18)

Dulu saat aku masih kelas 1, aku diajar matematika oleh Bu Rahayu. Bu Rahayu adalah orang tua dari salah satu temanku yang namanya Navyta. Bu Rahayu adalah orang yang baik namun kadang aku tidak suka karena “overproud” dengan anaknya yang selalu berprestasi dalam bidang seni bela diri.

Ada juga Bu Mus yang mengajar Agama atau PAI. Dulu aku pernah lari-lari dan naik-naik kursi lalu aku dimarahi dan

“godek”ku di tarik, lumayan sakit, tapi tak apa karena aku yang salah.

Saat aku kelas 4, aku pernah ikut banjari. Awalnya aku di ajak oleh Bu Nisa dan menjadi “vocal”nya. Namun karena ada pengganti cewe, aku pun berubah profesi jadi pemain rebana.

Saat itu aku suka sekali bermain rebana dan sholawatan.

Dan semua berubah ketika salah satu teman cewe yang jadi penyanyi ikut dan peranku pun melayang hilang meski jadi pemain rebana.

Wajar saja karena suaranya memang merdu, anaknya

“cantik”, termasuk anak favoritnya Kepala Sekolah, namanya Adella. Memang hebat, banyak yang suka dengannya, namun jika ditanya “bagaimana menurutmu?” “mending milih PS”

ujarku.

Meski pengalaman adalah guru terbaik, banyak ilmu yang kita dapatkan dari guru-guru di sekolah. Salah satunya adalah ilmu matematika yang sangat penting dan berguna pada

(19)

berbagai hal di kehidupan kita. Tidak hanya matematika, namun semuanya. Semua itu masih dan akan terus mengalir dalam diri kita. Selain bermanfaat dan membawa dampak positif bagi kita, juga jadi amal jariyah bagi guru-guru jika kita mengamalkannya.

(20)
(21)

LEMBARAN MONOKROM

Selama sekolah dasar, kita pasti bertemu aset berharga yang bernama “teman”. Teman itu banyak macam dan jenisnya. Ada yang pendiam, pintar, nakal, dan ada juga yang setengah-setengah.

Teman juga jadi rekan kerja kita dalam mengukir kenangan- kenangan. Ada lagi strata sosial yang lebih tinggi dari teman, yaitu sahabat. Di saat kita jatuh, harus nunggu ketawanya puas baru menolong, itulah sahabat.

Saat aku SD, aku memiliki banyak teman dan beberapa sahabat. Banyak kenangan yang kami buat entah itu suka maupun duka. Salah satunya yaitu Ferdy. Dulu kami sering

‘mbolang’ dan bermain bersama.

Jika ada masalah, kami saling membela dan menyelesaikan bersama. Si Ferdy ini juga jadi teman debat karena pemikiran kami yang berbeda. Karena hebatnya saat berdebat, bisa aku

(22)

katakan ‘cocok’ jadi politisi. Kami juga pernah melakukan vandalisme pada tembok sekolah dasarku dengan pylox dan aksi kami pun ketahuan oleh Pak Muchsin, lalu kami dijewer dan dihukum setelahnya.

Selanjutnya yaitu Fardin, Arya, dan Bagas. Sebenarnya masih ada banyak lagi karena semua aku anggap ‘dekat’ dan baik semua. Nah kami semua selalu bermain bersama, pastinya sepak bola. Namun Fardin pindah sekolah saat kelas 4, jadi kurasa kurang meriah saat bermain bola. Dengan mereka juga, aku bermain ke rental ps dan warnet.

Tidak hanya suka, duka pun pasti ada dalam sebuah hubungan pertemanan. Kami juga sering bertengkar namun tak lama kemudian kami berdamai. Pernah juga dimarahi karena nyasarnya bola ke rumah orang-orang. Namun, itu semua kami lalui bersama yang membuat semua itu terasa menyenangkan meskipun posisi kami itu salah. Dan sampai sekarang pun kami masih menjaga tali silaturahmi meski jarang bertemu.

Bertemanlah seluas-luasnya. Tetapi ingat, kita harus memiliki batas sendiri, karena jika kita tidak memilikinya kita mungkin bisa salah pergaulan bagai terperosok kedalam jurang. Ada satu hal yang perlu diingat. Bersama sahabatlah kita menentukan akhirat kita. Jaga pertemanan. Jaga pergaulan. Jaga perasaan. Jaga kelakuan. Dan, jaga sikap.

(23)

ISTIMEWA

Pengalaman masa sekolah dasar, pasti ada satu atau lebih yang membekas di kepala kita. Entah itu kita lakukan di sekolah atau di luar sekolah, bersama teman, saudara atau bahkan saat sendirian.

Pernah pada suatu hari, aku pergi ke jembatan yang dibawahnya terdapat sebuah selokan besar dengan pipa memanjang di dekat SD-ku. Aku kesana dengan saudaraku karena lagi nyari hiburan.

Banyak sekali ikan “gatul” di got itu. Aku pun tertarik untuk mengambil ikan-ikan itu. Dengan berbekal gelas plastik, aku pun turun kebawah situ. Dengan pipa yang diameternya lumayan besar untuk anak sd, aku pun berjalan di atasnya dan menurunkan badan.

Setelah itu aku mencoba untuk menangkap ikan dan ternyata gagal. Aku pun berganti posisi seperti sedang memeluk pipa

(24)

tersebut. Lalu aku pun kehilangan keseimbangan. Bukan hanya ikan yang kudapat, tapi air got dan lempungnya pun juga.

Ya, aku nyemplung ke dalam got dengan posisi seperti rebahan dengan senyum pepsod*nt lalu tertawa. Saat itu, aku meminjam sandal saudaraku, dan ternyata sandal itu masuk ke dalam lempung dan hilang bagai ditelan bumi. Aku pun menggali-gali lempungnya namun tidak membuahkan hasil.

Entah saudaraku nangis atau tidak, aku senang karena lucu kejadiannya. Ketika sampai rumah nenekku, aku pun dimarahi dan disuruh mandi karena aroma selokan yang

“istimewa” itu.

(25)

PUTIH, BIRU, DAN AKU

Selesai sudah masa putih merah. Di saat setelah lulus sekolah dasar, aku bingung mau melanjutkan sekolahku di mana.

Akhirnya aku masuk ke SMPN 33 Surabaya dan aku sedikit senang karena ada kakakku. Namun aku sempat berpikir untuk ke pondok karena di SMP-ku tidak ada satupun teman SD-ku yang masuk ke situ.

Saat awal masuk SMP, pasti ada yang namanya MOS.

Memang sedikit membosankan dan tidak menyenangkan, namun berkat adanya MOS, aku mendapat banyak teman dan mengenal mereka. Memang mendapatkan teman-teman baru, namun karena kebanyakan dari mereka berasal dari SD yang sama sehingga aku sedikit merasa jadi “asing”,

“pendatang baru” di kehidupan mereka.

Saat MOS, aku dan murid baru lainnya mengikuti berbagai

(26)

aturan dan kegiatan dari kakak-kakak OSIS. Oh iya, teman- temanku enak sekali untuk diajak ngobrol. Ada banyak, ada si Rewa, Dika, Arya, dan lain-lain. Setelah masa orientasi selesai, lalu ada pembagian kelas asli, dan ternyata aku masuk kelas 7D.

Disinilah aku mulai mengenal teman-teman yang baru lagi, lebih seru, dan lebih “mlete”. Ada yang gendut, namanya Mada, ada yang suka anime namanya Troza, ada si Adit dan Daffa, Khoirul dan lain-lain. Tak lama kami membuat kubu anak LP, maksudnya yang suka band Linkin Park. Kubu yang lain yaitu Outsider, anak-anak yang suka Superman is Dead (SID). Dua kubu ini sering “war” namun untuk seru- seruan, dan itupun membuat awal masa putih biruku terasa menyenangkan.

(27)

TETAP SENANG

Tahun pertama bersekolah di sekolah menengah pertama, pasti kita mengalami banyak hal-hal yang mengesankan, tak terkecuali lomba-lomba atau berbagai kegiatan dari kakak OSIS.

Kali ini aku hanya akan menceritakan salah satunya. Saat itu, ada berbagai lomba di diselenggarakan di sekolah. Bersama temanku yang bernama Reza, aku berkeliling dan mencari lomba-lomba yang menarik. Tak lama kemudian, kami memutuskan untuk mengikuti lomba adzan yang diadakan di masjid sekolah.

Dengan percaya yang tinggi, Reza mendaftarkan diri dan mengikuti lombanya dengan baik. Saat pengumuman keluar, ternyata Reza tidak menang. Dengan senyum lebar lalu tertawa, si Reza tidak menghiraukan hasil setelah mengetahuinya. Aku pun juga ikut senang bukan karena Reza tidak menang, tapi bagaimana reaksinya dan tidak

(28)

berkecil hati.

Ada satu lagi yang berkesan bagiku, yaitu ketika pelaksanaan UTS. Ujian tengah semester saat itu menyenangkan karena aku dan teman-teman sekelasku merencanakan untuk membuat video dan menguploadnya di Youtube. Mengapa?

Karena setelah melihat channel BayuSkak yang menghibur, kami pun juga ingin membuat orang lain terhibur.

Lebih dari satu video yang kami buat, salah satunya yaitu

“UTS”. Dengan berbekal peralatan seadanya, kami langsung membuat video dan menguploadnya di channel kami. Banyak respon yang beragam, mulai dari komentar positif sampai komentar negatif. Meski begitu, kami tetap senang karena setidaknya ada teman yang terhibur.

(29)

KOMPONEN KESUKSESAN

Sebenarnya kita sangatlah dekat dengan pahlawan, bukan yang bisa terbang dan berjubah atau apapun, tapi yang bisa membuat masa depan kita lebih cerah.

Si Pahlawan tanpa tanda, yaitu Guru. Kita pasti memiliki pengalaman berkesan dengan guru, tak terkecuali pada masa smp.

Namanya Bu Titik, seorang guru BP/BK yang menurutku sangat baik. Awal mula aku mengenal beliau yaitu saat aku masuk BK 2 kali dalam 2 hari. Meskipun masalahku tidak parah atau apa, itulah yang membuat kami dekat. Saat aku pulang jalan kaki ke rumah nenek dengan jarak lumayan jauh ditambah tas yang sangat berat, beliau juga sering mengantarku pulang ke rumah nenek karena searah dengan rumah nenek.

Saat itu sempat aku dijauhi teman-temanku karena suka main tangan, berkata kasar dan suka emosi. Aku pun jadi malas

(30)

dan suka ngedumel saat jalan kaki untuk pulang. Namun semua perasaan itu hilang ketika Bu Titik menawarkanku untuk pulang bersamanya. Dan mulai saat itu, aku pun jadi lebih sering pulang bersama Bu Titik dan menjalin hubungan guru dan murid yang sangat baik.

Ada lagi guru yang bagiku sangat mengagumkan, yaitu Pak Hasan. Pak Hasan adalah guru agama di sekolahku. Dengan membuat buku yang biasa kupanggil “Buku Pelangi” untuk membentuk karakter seorang muslim lebih baik, membuatku sangat terbantu dalam kehidupan sekolahku saat SMA.

Mengapa? Karena “Buku Pelangi” ini mirip sekali dengan BKU di SMA-ku.

Pernah aku di “Jurus” oleh beliau saat khutbah jum’atan, padahal yang ribut itu teman-temanku. Di “sambleki”

dengan sajadah pun jadi biasa karena hal yang sama. Namun aku tetap kagum karena beliau adalah orang yang tegas, bijaksana, menjunjung tinggi keadilan dan membela yang lemah. Dan hebatnya lagi, beliau juga bisa tau siapa yang rame saat shalat padahal beliau sedang mengimami, setelah shalat selesai, didatangi lah yang rame dan kalau ada bunyi

“cepak cepok” atau “jebag jebug”, berarti ada yang di “Jurus”

oleh Pak Hasan.

Banyak sekali murid yang melakukan hal tidak semestinya pada guru. Niat baik dibalasnya begitu. Jahatnya adalah tanda sayang mereka pada kita. Jadi, kita harus menghormati

(31)

mereka layaknya menghormati orang tua kita. Amalkan ilmunya lalu jadi pahala, karena amal jariyah untuk guru dan kita sebagai yang mengamalkannya. Ingat, komponen kesuksesan selain doa dari orang tua, ada ilmu dari guru yang sangat berguna untuk mencapai cita-citamu.

(32)
(33)

JATUH KALI INI BERBEDA

Kebanyakan dari kita pasti pernah merasakan yang namanya jatuh. Namun untuk “jatuh” kali ini berbeda, saat masa putih biru. Bukan sakit atau apa yang kita rasakan, melainkan rasa penasaran yang sangat besar terhadap seseorang dalam hidup kita.

Tidak hanya itu, banyak rasa lain yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata karena “jatuh” yang satu ini. Nama panjangnya “Jatuh Cinta”. Ada yang bilang bisa jadi buta karenanya, ada juga yang bilang bisa membuat gila.

Pernah saat SMP dulu aku berteman dekat dengan seseorang.

Panggil saja si Bakpo, perempuan yang saat awal kelas 7 duduk di sebelahku tapi bukan sebangku. Waktu itu kami sering mengerjakan tugas bersama saat di sekolah dan kalau di rumah, kami sering “chattingan” lewat aplikasi yang kini hampir punah karena pengguna remaja lebih memilih aplikasi bahasa inggrisnya “garis”. Dengan polosnya, pernah

(34)

kuberi uang 20 ribu untuk membeli pulsa dan paketan agar tetap berkomunikasi.

Memang kami dekat, namun aku tak tau perasaan apa yang kurasakan. Sempat aku bingung saat itu karena teman- teman cewe bilang “peka o he”, “rid peka o”, dan sejenisnya.

Akupun bertanya-tanya pada diriku sendiri apa yang sedang terjadi dan apa yang harus kulakukan. Dan akhirnya aku memutuskan untuk tak menghiraukan ucapan anak-anak itu.

Setelah kedekatan kami berlangsung lama, si Bakpo pun menanyakan hal yang sedikit membuatku tercengang. Lewat aplikasi chat ia bertanya, “Rid, salah ta lek aku seneng kon?”

ucapnya. Lalu kujawab “Salah lah”, selang beberapa detik Bakpo pun menanyakan apa salahnya. “Gaero se, pokok e salah” jawabku, karena aku bingung harus menjawab apa.

Dan mulai saat itu, hubungan kami pun mulai berbeda.

Memang masih berteman baik namun tak sedekat dulu.

Kukira kami tak akan bertukar pesan lagi, tiba tiba Bakpo bilang “he kon, jijik delok chat iki wkwk” lalu kujawab “yo ojok didelok lo wkwk”. Sedikit bersyukur karena Bakpo tak membenciku dan larut dalam kesedihan.

Dalam sebuah hubungan, kita harus bersikap sewajarnya.

Terutama dengan lawan jenis namun tak ingin terlalu dalam hubungannya. Karena kalau sudah “turun ke hati”, mungkin hati pun bisa rawan jadi korban dan yang lainnya. Memang dengan pembenaran dalam pikiran kita membuat semua

(35)

seolah tidak terjadi apa-apa dan baik-baik saja, namun apalah daya, hati tak bisa berbohong.

(36)
(37)

BAGAI PESAWAT TERBANG TANPA TURBIN

Semua orang pasti mempunyai cita-cita. Ada yang ingin jadi dokter, ada yang ingin jadi polisi, tentara, presiden dan lain-lain. Banyak sekali anak yang sudah menentukan cita-citanya. Dan tak sedikit pula, yang masih belum memikirkannya.

Berbeda denganku yang selalu berubah-ubah cita-citanya seperti.. seperti apa ya? hmm. Dulu, aku sempat ingin menjadi tentara. Bukan karena ingin melindungi negara, melainkan biar bisa menembak musuh-musuhku seperti di game kesukaanku, perang-perangan.

Sempat juga aku ingin menjadi polisi agar aku dapat menegakkan keadilan di tengah rapuhnya negeri ini dan tidak akan memberi toleransi kepada para pelaku kriminal, pembangkang negara dan sejenisnya. Sebenarnya, menurutku berdiri sendiri dan membangkang itu boleh, asalkan bukan untuk kepentingan diri sendiri namun untuk kepentingan

(38)

bersama atau kepentingan masyarakat

Sampai pada akhir masa SMP, aku ingin menciptakan sesuatu yang berguna untuk orang lain layaknya Bill Gates, Larry Page, bahkan Alm. B. J. Habibie. Lalu, akupun memutuskan untuk bercita-cita menjadi “Orang Sukses” dan bebas finansial seperti pengusaha. Di samping itu, aku juga ingin menjadi teknokrat dan menjadi penerus Mr. Crack dimasa yang akan datang.

Kita semua memiliki kebebasan untuk bercita-cita. Namun, semua itu pastinya bisa didapat dengan kerja keras dan berdoa. Ada satu hal terpenting untuk mencapai semua itu, yakni orang tua. Tanpa mereka, kita tidak bisa apa-apa bagai pesawat terbang tanpa turbin. Ganti tujuan hidup kita dengan “membahagiakan kedua orang tua”, pasti akan diberi kemudahan oleh Yang Maha Kuasa untuk mencapai itu semua.

(39)

BERARTI

Setelah lulus dari SMP, pastinya kita ingin masuk ke SMA favorit masing-masing. Dan itu pun membutuhkan usaha keras untuk memasukinya. Meski tahu begitu, aku selalu membuang-buang waktuku dengan bersenang-senang dan bermain gawai.

Lalu, apa yang aku lakukan selama ini? Les? ya, memang aku mengikuti bimbel gajah duduk dan tidak menghasilkan apa-apa. Hasil UNASku bisa dibilang rendah. Danemku 24,xx. Dengan lancangnya dan tak tau diri, aku mendaftar ke SMAN13. Hasilnya pun juga bisa ditebak. Dan ya, seperti yang kubilang sebelumnya. Aku “ngekor” kakakku dan masuk SMA Khadijah.

Awalnya aku bersantai-santai bersama keluargaku saat pagi-pagi. Namun tiba-tiba ibuku ingat kalau ada tes masuk.

Bersama kakakku, aku pun langsung bergegas berangkat meskipun tahu kalau itu telat. Dengan tanpa persiapan

(40)

untuk tes dan “bondo awak”, aku mengikuti tes itu. Saat itu, aku lebih banyak menggarap soal bahasa inggris ketimbang matematika karena aku merasa bisa dan juga waktu yang kurang dari 30 menit.

Alhamdulillah, ternyata aku diterima di sekolah itu. Waktu

< 30 menit yang sangat berarti. Meski dapat D dan nilai 120, aku masih senang karena masih sempat ikut tes dengan waktu sesingkat itu dan lulus. Disinilah aku memulai lembaran baru.

Mengambil kanvas, dan mulai melukis kenangan-kenangan yang akan datang.

(41)

GUNUNG EVEREST

Awal masuk SMA, pasti ada yang namanya MPLS.

Saat itu aku masuk kelas Raden Paku. Meskipun masih kelas sementara, para penghuninya pun menyenangkan dan ramah. Jadi, aku mengenal banyak teman saat itu.

Waktu itu, sekelas terbagi menjadi beberapa kelompok. Dan kebetulan aku sekelompok dengan teman-teman yang ramah.

Bahkan, ada yang murah senyum dan berjiwa sosial yang membuatku terkagum. Saat itu, kami disuruh kesana kemari mencari tandatangan kakak OSIS dan harus menyelesaikan tantangan dulu untuk mendapatkannya.

Setelah itu, diadakanlah lomba rujak oleh kakak OSIS.

Masih dengan kelompok yang sama, aku pun mengikutinya.

Kamipun berbagi tugas untuk perlengkapan dan persiapan ngerujak. Disaat hari H, dimulailah ngerujak itu. Kami pun langsung membuat rujak itu dan berbagi tugas, ada yang

(42)

bagian motong-motong, ada yang ngulek, dan sebagainya.

Ketika sudah jadi, beberapa dari kami pun mencicipinya.

Dan ya, pedas dan manis menjadi satu. Namun bagiku, itu terlalu pedas untuk rujak. Setelah dirasa enak, kami pun mengumpulkan rujak kami ketempat yang disediakan. Dan ternyata, kelompok kami malah juara saat lomba itu.

Masalahnya adalah, aku tak tahu dimana letak masalah yang kuhadapi. Apa karena rujaknya terlalu pedas untukku? kurasa bukan. Bisa dibilang tidak ada masalah di ceritaku yang ini.

Aku rasa kelompokku ini sangat mantul dan kompak.

Sekadar mengingatkan. Apabila ada suatu kelompok yang kompak, saling melengkapi, dan mengerti kemampuan masing- masing anggota. Niscaya, meski sebesar “Gunung Everest”

masalahnya, serumit apapun untuk menyelesaikannya, pasti bisa terselesaikan. Ingat, “Gunung Everest” hanya perumpamaan. Namanya juga biar keliatan keren. Kalo yang asli sebesar itu ya modar hehe.

(43)

SEPERTI X DAN Y

Setelah pembagian kelas asli, semua warga kelas harus menentukan nama julukan kelas masing- masing. Saat itu, aku masuk IPA 4. Nah, masalahnya aku tidak seberapa ingat penentuan nama kelasku.

Ya, “WOLFOUR” adalah nama kelasku. Kalo tidak salah, aku pernah dengar kalau yang mengusulkan nama itu ialah Shelia, salah satu warga kelasku. Mungkin, nama itu dikira mewakili semua warga yang akan menemaniku selama 3 tahun kedepan.

Lalu, Dengan logo serigala yang menggambarkan nama kelas, kami membuat “dresscode” yang kami banggakan itu. Saat KTS, kami diwajibkan mengenakannya, mungkin sebagai pembeda kelas. Sekian kali berusaha mengharumkan nama, akhirnya harum juga saat itu. Bukan hanya harum dari

“Laundry” tapi dari prestasi warganya.

(44)

Apapun namanya, kita harumkan bersama. Bagai satu keluarga kecil, kita saling melengkapi juga. Seperti x dan y yang selalu bersama dan saling mencari lalu melengkapi.

begitu pula dengan z.

(45)

TEWA - TEWEH!

Pada tahun pertama bersekolah, pasti banyak hal-hal menarik terjadi. Ukiran-ukiran kenangan kelas 10 yang membekas dan terkenang selamanya.

Nah, pada tahun pertamaku, aku juga mengalami kejadian- kejadian unik sekaligus memalukan. Tidak hanya sekali, namun berkali-kali. Tapi kali ini aku hanya akan membahas salah satunya.

Ya, Ubaya Training Center, tempat yang paling tidak ingin kuingat namun kepala berkata lain. Membiarkannya berputar-putar di dalam kepalaku dan membuat malu meski sudah lewat setahun lebih. Disana, sekolah mengadakan kegiatan wisata bahasa. Sebenarnya aku menikmati kegiatan ini, namun ketika aku mendengar “pensi”, perasaanku jadi gak enak apalagi dengan waktu yang tidak banyak.

Setelah mengikuti berbagai kegiatan disana, mulailah

(46)

kegiatan pensi. Pada hari itu, malam dimana pensi dimulai telah tiba. Pensi yang kami tampilkan adalah “Beauty and the Beast”, animasi buatan Disney yang menceritakan seseorang yang memiliki rupa jelek dan jatuh cinta dengan seorang putri cantik.

Peranku pada pensi itu adalah jadi lilin. Yang memalukan pun terjadi. Pertama, di tangan kanan aku memegang atribut Lilin dengan benar. Namun, di tangan kiri, aku malah memegang atributnya kebalik, yang apinya malah menghadap ke bawah.

Kedua, di saat aku dan teman-temanku akan ke panggung, kami pun bingung karena yang memiliki rencana juga bingung. Karena yakin teman-temanku akan mengikutiku di belakang, aku pun memutuskan untuk keluar ke panggung dengan percaya diri. Saat tiba di sana, ternyata mereka tidak mengikutiku. Ya, aku berjalan sendirian ketengah panggung.

Dari yang awalnya hening, lalu terdengar suara “Tewa- teweh!” saat itu. Aku pun malu dan putar balik menuju belakang panggung. Malu, jengkel, dan senang jadi satu.

Mulai saat itu, aku tidak menyukai pensi, kecuali kalau ada persiapan.

Namun, dengan rasa kebersamaan. Malu, jengkel, sedih dan senang kita rasakan bersama. Bersyukur pernah mengalami pengalaman memalukan, karena dengan itu kita bisa memiliki cerita lucu yang mungkin berguna dan berharga suatu hari nanti.

(47)

BLACKHOLE

Kelas 11 adalah masa-masa paling menyenangkan pada masa SMA. Mengapa? Karena banyak pengalaman unik saat itu. Nah, untuk kelas 11 aku punya banyak pengalaman menarik. Mulai dari hal bodoh, lucu dan sedikit “mangkelno”.

Pengalaman unik pertama di kelas 11 ku adalah saat OSN.

Waktu itu aku dan teman-temanku mengikuti OSN Kimia dan diselenggarakan di SMAN 5 Surabaya. Untuk OSN Kimia, disarankan untuk membawa kalkulator karena soalnya yang rumit dan angka-angkanya yang tidak bersahabat.

Saat itu, aku lupa membawa kalkulator. Seketika aku merasa bodoh dan “kowa-kowo” waktu itu. Melihat kanan, kiri, dan semua anak membawa kalkulator dan mengerjakan dengan serius. Aku malah menggambar kalkulator dikertas untuk menghibur diriku yang dilanda ke”kowa-kowoan” dan kegabutan. Kujawab seadanya dan kulupakan setelah pulang.

(48)

Yang kedua, adalah GCC. Banyak pengalaman menarik yang kudapat dengan ikut GCC. Mulai dari begadang untuk membuat awak kapal, guyonan di rumah Lalang dan David, dan lain-lainnya. Pernah saat itu, Miqdad, Dzulfiqar, Lalang, dan aku, hampir membakar sekolah, khususnya ruang GCC.

Malam hari itu, di saat kami selesai mengerjakan proyek, kami bersih-bersih ruangan. Namun dengan tidak sengaja, salah satu dari kami menendang botol katalis dan kobalt yang belum ditutup. Kedua cairan itu, menjadi satu dan menghasilkan panas yang bisa membakar seisi ruangan jika tidak diatasi.

Api pun terlihat jelas saat itu, secara spontan kami langsung mengambil kanebo di depan ruangan dan memberi air kanebo tersebut. Lalu, kami memadamkan api itu dengan kanebo itu hingga kanebonya jadi hitam kehijauan.

Dan yang ketiga adalah persami. Dilaksanakan di trawas dekat rumah budeku. Di sana banyak kejadian unik terjadi, termasuk hal mistis. Mulai dari pingsannya pengisi suara yang merdu tiap senin pagiku hingga banyak yang kesurupan.

Saat itu, pensi pun juga dilaksanakan di sana. Dan kali ini, pensi kami ini SUKSES untuk pertama kalinya dan mendapat respon positif dari penonton. Meski begitu, ada yang membuatku sedikit merasa bersalah atas apa yang terjadi kepada mereka yang kesurupan. Mengapa? Karena saat itu

(49)

aku bersama Miqdad dan Yassir sempat merusak sebuah pohon pisang untuk diambil daun pisangnya. Namun, kata Pak Oni itu semua hanya halusinasi dan bukan kesurupan sesungguhnya. Pikiran yang kita lebih-lebihkan. Ketakutan yang dibesar-besarkan. Lalu, menyatukan keduanya.

Meskipun kejadian yang kita alami itu tidak semuanya menyenangkan, jadikan itu ketapel untuk lebih baik di masa depan. Jadikan spion untuk belajar, namun juga jangan lupa liat depan biar nggak nabrak.

Jangan kenang sesempatnya dan lupakan secepatnya. Jangan buat hal paling misterius di dunia, bahkan melebihi “Black Hole”, yaitu otak kita, sia-sia menyimpan kenangan kelam namun tidak menjadikannya energi positif untuk kedepan.

Kalau kata Pak Hj. Dzulfiqar, “jangan terlalu terlarut dalam penyesalan, jadikan energi positif untuk lebih baik kedepannya”. Tetap semangat dan ikuti skenario dari yang Maha Pembuat Skenario. Cukup berikan yang terbaik dan serahkan sisanya padaNya.

(50)
(51)

SPESIALKU BERBEDA

Selama bersekolah di SMA, pasti kita punya tempat favorit masing-masing. Spot yang selalu menjadi

“basecamp” dengan teman-teman kita.

Saat SMA, tempat favorit memang tak terlihat mengesankan bagi sebagian orang namun terasa “spesial” bagiku. Namanya Ruang GCC, yaitu tempat ekskulku.

Di sana, aku merasa sedikit bebas melakukan apa saja. Bebas berekspresi dan berkarya. Bereksperimen dan mencoba hal- hal baru lainnya. Meski kadang, GCC disangka ekskul gabut, mungkin mereka belum tahu bahwa ekskul kami jelas tidak bisa menyelesaikan proyek dengan sekejap seperti ekskul sebelah. Yang pasti, menguras tenaga dan pikiran.

Banyak kenangan yang terukir di GCC. Namun sayangnya, banyak yang menyalahgunakan ruangan itu. Banyak yang menggunakannya untuk kabur dari kewajiban sekolah dan

(52)

tak sedikit juga yang menggunakannya untuk bermain-main.

Pernah kudengar isu bahwa ruangan itu akan dibongkar, sedikit sedih dan sedikit senang. Sedih karena kenangannya, senang karena setelah dibongkar pasti tidak ada yang menyalahgunakan ruangan itu.

Sekadar mengingatkan, selama bersekolah kita pasti punya tempat berlabuh. Namun, jangan lupa menjaga tempat berlabuh kita, termasuk hatinya. Meski terkadang kita merasa sudah “menjaga” tempat itu, tanpa kita sadari, kita merusaknya pelan-pelan. Kita yang menggunakan, kita juga yang merawat.

(53)

PLUS MINUS

Sekarang aku akan membahas teman yang paling mengesankan. Sebenarnya tiap teman, aku juga memiliki hal-hal mengesankan. Namun kali ini, aku akan menceritakan salah satu teman dekatku.

Anak yang sering bersama denganku, yang sering melakukan hal-hal tidak penting dan memalukan bersamaku. Namanya Lalang, anak dengan rambut sedikit gondrong dan candaan- candaan khasnya.

Tidak sedikit dari gurauannya yang garing. Entah itu karena otak kami yang tidak sampai atau gurauannya yang memang lebih cocok digunakan saat dengan makhluk halus. Seringkali aku dibuat malu olehnya karena hal-hal tak penting, namun aku sudah terbiasa dengan itu.

Bagiku, Lalang adalah anak yang cerdas namun kurang teliti.

Apalagi untuk urusan praktek, ialah ahlinya. Contohnya

(54)

yaitu ketika GCC, ia jadi tenaga kulinya. Tak diragukan lagi karena jiwa kulinya dan “Ketekniksipilan” nya.

Siapapun teman kita, pasti mereka punya keunikan dan kelebihan masing-masing. Kurang baik dalam matematika bukan berarti payah di biologi. Kurang baik di bidang akademik bisa jadi bidang spiritualnya lebih unggul dibanding kita.

Karena bahasan kali ini adalah teman atau sahabat. Ingat, pernah kukatakan sebelumnya, bersama sahabatlah kita berada di akhirat. Memang sedikit melenceng dari apa yang kubahas kali ini. Pahami kalimat tersebut dan lakukan apa yang harus dilakukan.

(55)

NOMOR SATU

Selama kita hidup di dunia ini, pasti kita berjumpa dengan banyak orang-orang hebat dan berjasa bagi kita. Tak terkecuali guru, orang tua kita di sekolah.

Banyak yang bilang pengalaman adalah guru terbaik.

Memang, namun ini berbeda. Insan yang biasa dipanggil

“guru” ini, sadar atau tanpa sadar, telah membantu kita mendapat pengalaman yang katanya menjadi guru terbaik dalam kehidupan kita.

Banyak sekali guru favorit di masa SMA karena masing- masing dari mereka meninggalkan kesan baik bagiku.

Namun, aku hanya akan menceritakan salah satunya.

Pengajar matematika di sekolahku, namanya Pak Suef. Cara beliau mengajar sangat mudah dipahami.

Pernah aku patah semangat dalam belajar matematika karena ujian harian yang dikerjakan dirumah. Dan batas

(56)

pengumpulannya pukul 9 malam. Aku yang saat itu masih mengerjakan sebagian disuruh ikut keluar untuk makan bersama keluarga besar. Sempat aku “sambat” ke orangtuaku.

Saat pulang, aku langsung mengerjakan beberapa yang sempat kukerjakan, dan akhirnya kukumpulkan dengan beberapa nomor kosong karena sudah jam 9 malam. Yang membuatku terheran yaitu malah banyak yang mengumpulkannya lebih dari waktu yang ditentukan dengan jawaban penuh.

Namun, karena beliaulah aku semakin yakin bahwa dunia ini bukan hanya untuk mereka yang nomor satu. Menjuarai olimpiade matematika sudah, sertifikat ICAS grade tertinggi punya, cambridge pun juga sama, malah matematika dan fisika.

Tapi sang Pembuat Skenario Terbaik sudah menyiapkan yang lain untuk Pak Suef ketika saat ingin berkuliah. Lalu, beliau menyelesaikan kuliahnya dengan beasiswa, bahkan sampai S2. Mengagumkan bukan?

Dengan beberapa wejangan yang beliau berikan padaku, aku semakin yakin dengan apa yang kulakukan. Kulakukan yang terbaik dan menyerahkan sisanya padaNya. Kuharap ilmunya akan terus mengalir dan menjadi amal jariyah. Dan semoga diberikan yang terbaik oleh yang Maha Pengatur, Aamiin.

(57)

UNTUKMU YANG SEDANG MENUJU PLANET CITA-CITA

Assalamualaikum Yid. Ngomong-ngomong aku bingung enaknya manggil ayid/om, kan udah 40 tahun hehe, oke?. Bagaimana kabarmu sekarang? Kuharap baik-baik saja. Baru membaca? mungkin sebelumnya waktu tak memberi kesempatannya.

Bagaimana dengan dia yang pernah lolos SNM ke hatimu?

Ingat suara merdu tiap doa pagi di hari senin? Terkabulkah doa-doamu yang melayang tiap malam itu? Sayangnya ia kena sistem zonasi kala itu, beda kelas bisa apa hiyahiya.

Ingat, dirimu pernah memutuskan untuk “skip” urusan cinta saat itu dan itu sudah bulat, gak tau lagi kalau udah segitiga alias gak bulat lagi.

Tapi jika yang Maha Berkuasa berkehendak lain, pasti ada yang terbaik bukan? Ya, pendamping hidupmu yang saat ini menjaga amanah untuk berperan sebagai ibu.

(58)

Berterima kasihlah padanya karena mau menerima segala kekuranganmu. Yang sudah mencintaimu dengan tulus dan sepenuh hati.

Bagaimana dengan tujuan utama dalam hidupmu? Ya, orang tuamu. Bagaimana kabar mereka? sudahkah kau bahagiakan mereka? Kuharap sudah. Oiya, kalau punya rezeki lebih, jangan lupa ajak berangkat haji bareng keluarga oke?. Ingat, senyum, usaha, dan doa merekalah yang membuatmu sampai di titik ini.

Masih ingat cita-citamu yang ingin menjadi penerus Alm.

B. J. Habibie? kalau “BUKAN HANYA SEKEDAR NAMA MELAINKAN CITA-CITA”, ingat? Sudah tercapai? Hmm.

Kalau sudah alhamdulillah dan kalau belum, ya tetap semangat, kudoakan agar tercapai secepatnya Aamiin.

Kutahu kau bukan orang yang mudah menyerah. Untukmu yang sedang diperjalanan mengangkasa menuju Planet Cita-cita. Ingat, tujuanmu itu agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama, bukan menyengsarakan sesama karena kepentingan pribadi. Fokus karir boleh, asal jangan melupakan keluarga.

Dan yang paling penting, dijaga ya ibadahnya. Biar jadi imam yang bisa ditiru oleh si kecil-si kecilmu yang lucu itu.

Kalo kata ayah sih “krucil”. Rajin-rajin baca Al-Qur’an biar

“krucil-krucil”mu itu mengikuti kebiasaanmu, siapa tau bisa

(59)

jadi tahfidz/hafidz seperti Muzammil Hasballah hehe. Didik, ajari, dan bimbinglah buah hatimu itu dengan kasih sayang seperti yang dilakukan orang tuamu dulu ya!.

Cuma itu aja si Yid. Terimakasih udah sempet baca ini.

Oiya, jangan lupa senyum!. Jangan bersyukur dan bahagia.

Semoga bermanfaat ya, Assalamulaiakum

(60)
(61)

Tentang Penulis

Muhammad Farid Asyam, lahir pada 13 hari sebelum hari kemerdekaan 2002 di kota pahlawan, Surabaya. Mencintai matematika, wolfour, dan gcc. Sedang bercita-cita menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan multi representasi pada materi Fluida Statis terhadap hasil belajar siswa dan untuk

Dengan adanya keempat produk konversi tersebut, perusahaan dapat mengimplementasikan tacit knowledge yang dimiliki oleh setiap individu untuk dapat di kelola menjadi

Kemudian mereka pun naiklah bertemu (nganjang manjau muli) kepada Sang Putri. Maka sibuklah di situ orang mengurusi jamuan makan dan minum untuk mereka. Radin lumbar

KEGIATAN MA AN MAGANG M GANG MAHASISW AHASISWA ( KMM A ( KMM )) PENERAPAN PSIKOLOGI DALAM BIDANG KLINIS PENERAPAN PSIKOLOGI DALAM BIDANG

(3) HTCK Kasetum Polri dengan Asisten Kapolri Bidang Perencanaan dan Anggaran (Asrena Kapolri), bersifat Horizontal dan bentuk hubungan adalah (garis) koordinasi

(6) Apabila dosen pengasuh mata kuliah tidak menyerahkan nilai sesuai dengan batas waktu yang ditentukan setelah Ujian Akhir Semester (UAS), maka keputusan Nilai Akhir akan

Dan peningkatan sumber daya masyarakat (SDM) dapat terwujud sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dari uraian diatas, setiap guru dituntut untuk

Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini menghubungkan rahim