• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA

Siti Nur Fadlillah A.1

ABSTRACT

Inventory system is one of the essential managerial functions because most of companies have a big investment in this aspect. PT Palko Sari Eka as an oil refinery company, uses Crude Coconut Oil as a dominant raw material to its production process activities. An optimal Inventory system is very important to be implemented by the company so that the company can provide product as customer needs and give inventory cost as more efficient.

Keywords: inventory control, material, inventory system, inventory cost

ABSTRAK

Sistem persediaan merupakan salah satu fungsi manajerial yang sangat penting bagi perusahaan karena mayoritas perusahaan melibatkan investasi besar pada aspek ini. PT Palko Sari Eka sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri penyulingan (oil refinery), dan Crude Coconut Oil (CCO) merupakan salah satu bahan baku utama dalam aktivitas proses produksi. Sistem persediaan yang optimal sangat penting untuk diterapkan sehingga perusahaan dapat menyediakan produk sesuai dengan keinginan konsumen dan memberikan biaya persediaan lebih efisien.

Kata kunci: pengendalian persediaan, bahan baku, sistem persediaan, biaya persediaan

(2)

PENDAHULUAN

Perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan satu masalah strategis yang harus diputuskan oleh setiap perusahaan agar dapat berproduksi secara efisien. Untuk mendapatkan suatu sistem persediaan yang efisien, perusahaan perlu merencanakan sistem pemesanan bahan baku yang tepat, baik dari jumlah maupun periode pemesanannya, sehingga dengan sistem persediaan yang ada akan dapat mengurangi biaya persediaan seoptimal mungkin.

Secara umum, masalah utama dalam perencanaan dan pengendalian persediaan adalah menentukan berapa banyak bahan baku atau bahan mentah yang sebaiknya dipesan oleh perusahaan dan kapan sebaiknya pemesanan tersebut dilakukan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dari kegiatan produksi tersebut.

PT Palko Sari Eka adalah pabrik yang bergerak dalam bidang penyulingan minyak (oil refinery). Pada proses penyulingan minyak, PT Palko Sari Eka memerlukan beberapa bahan, salah satu bahan tersebut adalah Crude Coconut Oil (CCO) yang dipesan dari luar pulau. Dalam artikel ini akan ditentukan jumlah bahan baku CCO yang harus dipesan dan kapan sebaiknya dilakukan pemesanan.

PEMBAHASAN

Sistem Persediaan (Inventory System)

Secara umum, persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, dan komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan (Riggs, 1976). Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelola masukan yang sehubungan dengan persediaan menjadi output, dan untuk itu diperlukan umpan balik agar output memenuhi standar tertentu.

Secara luas, tujuan sistem persediaan adalah menemukan solusi optimal terhadap seluruh masalah yang terkait dengan persediaan. Dikaitkan dengan tujuan umum perusahaan, ukuran optimalitas pengendalian persediaan sering kali diukur dengan keuntungan maksimum yang dicapai. Karena perusahaan memiliki banyak subsistem lain selain persediaan, maka mengukur kontribusi pengendalian persediaan dalam mencapai total keuntungan bukanlah hal yang mudah. Optimalisasi pengendalian persediaan biasanya diukur dengan total biaya minimal pada suatu periode tertentu.

(3)

Faktor dalam Pengendalian Persediaan

Berdasarkan buku Manajemen Produksi dan Operasi (Joko, 2001:346), faktor dalam pengendalian persediaan sebagai berikut. Pertama, Persediaan Pengamanan (Safety Stock). Persediaan pengamanan adalah persediaan minimal yang harus ada atau harus dipertahankan dalam perusahaan. Hal itu dilakukan untuk menghindari kehabisan persediaan bahan baku yang disebabkan oleh ketidakpastian tingkat pemakaian dan ketidakpastian waktu kedatangan persediaan agar kelangsungan faktor produksi dalam perusahaan selalu terjamin

Kedua, Titik Pemesanan Ulang (Re-Order Point). Titik pemesanan kembali terjadi apabila jumlah persediaan terdapat dalam stock berkurang terus sehingga kita harus menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadinya kekurangan persediaan.

Ketiga, Waktu Ancang-Ancang (Lead Time). Waktu ancang-ancang adalah tenggang waktu berapa lama saat mulai memesan bahan baku, sampai bahan tersebut datang ke gudang.

Keempat, Tingkat Pelayanan (Service Level). Service Level merupakan besarnya persentase dari permintaan pelanggan yang dapat terpenuhi dari persediaan. Siklus pemesanan dari tingkat pelayanan dapat dihitung sebagai probabilitas suatu permintaan yang tidak melebihi suplai selama masa tenggang

Kelima, Tolok Ukur (Performance Indices). Tolok ukur mengetahui seberapa jauh suatu inventory control berjalan. Dalam arti, seberapa jauh efektivitas dan efisiensinya. Performance Indices ini sangat berguna bagi manajemen untuk menentukan lankah yang harus diambil untuk memperbaiki keadaan inventory-nya. Tolok ukur keberhasilan inventory control ditentukan oleh Turn Over Ratio (TOR), yaitu perbandingan antara pemakaian dalam setahun dengan inventory rata-rata. Digunakan untuk mengukur efisiensi inventory. Makin besar TOR, inventory makin bertambah efisien.

Fixed Order Quantity Systems (EOQ)

Jumlah pesanan yang dapat meminimasi total biaya penyimpanan dikenal dengan Economic Order Quantity (EOQ). Metode itu diperkenalkan pertama kali oleh Ford Harris dari Westinghouse pada tahun 1915. Metode itu merupakan inspirasi bagi pakar persediaan untuk mengembangkan metode pengendalian persediaan lainnya. Metode itu dikembangkan atas fakta adanya biaya variabel dan biaya tetap dari proses produksi atau pemesanan barang.

(4)

2 2

* CoD CoD

Q economic order quantity

Cc PF

Total Annual Cost = Purchase Cost + Order Cost + Holding Cost

( ) 2

CoD CcQ TC Q PD

Q

INVENTORY

TIME R

Q

a b c d e f

Gambar 1 Model EOQ Keterangan gambar:

Q = Jumlah Pemesanan (Lot Size)

R = Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) ac = ce = Interval Antara Pesanan

ab = cd = ef = Lead Time

COST

ORDER QUANTITY (Q) CoD

Q CcQ

2

PD

Q*

TC (Q)

Gambar 2 Biaya Persediaan EOQ

Setelah economic order quantity didapat, banyak pesanan yang dilakukan selama setahun, m, dan interval antar pesanan, T, dapat ditentukan:

(5)

* 2 D CcD

mQ Co : Banyak pesanan dalam 1 tahun

1 Q*

T W W

m D

: Interval pesanan W = Jumlah hari dalam setahun

12

R DL : reorder point dengan L bulanan

Jika lead time dalam hitungan minggu, rumus reorder point-nya adalah:

52

R DL : reorder point dengan L mingguan

Pada data yang bersifat stochastic, metode ini memakai rumus:

1.

( )2

1 Di d

s n

Standar Deviasi

2. SS Zs L Safety Stock

3. RSSdL Reorder Point

4. I SS(12xQ*) Average Inventory Level

5. D

TOR I Turn Over Ratio

6. ( *) . ( 12. *)

*

TC Q D Co SS Q Cc Q

Total Inventory Cost

Fixed Order Interval Systems (EOI)

Fixed Order Interval Systems, juga disebut sistem persediaan secara periodik yang lebih berdasar kepada periode daripada sistem persediaan kontinu yang lebih kepada posisi stok persediaan. Sistem persediaan yang berbasiskan waktu yang melakukan pesanan berdasarkan suatu jangka waktu tertentu. Jumlah pesanan bergantung kepada pemakaian demand selama periode waktu tersebut. Model dari Fixed Order Interval Systems dapat dilihat pada Gambar 3.

(6)

QUANTITY

TIME 0

E

L T L L L

T T

Gambar 3 Model EOI

Masalah dasar pada metode ini adalah bagaimana menentukan interval pesanan (T) dan Maximum Inventory Level (E) yang diinginkan. Economic order interval dapat diperoleh untuk meminimumkan total biaya tahunan. Jika biaya kekurangan barang (stockout cost) tidak diizinkan maka total biaya tahunannya seperti terlihat pada Gambar 4.

COST

ORDER INTERVAL T Co

T

PD

T*

TC(T) CcDT

2

Gambar 4 Biaya Persediaan EOI

Pada data yang bersifat stochastic, metode ini mempunyai beberapa persamaan dalam perhitungannya, seperti berikut:

1. T* 2Co

CcD Economic Order Interval

2. SSZs ( *T L) Safety Stock

3. ESSd T( *L) Maximum Inventory Level

4. I SS12(dT*) Average Inventory Level

(7)

5. TOR D

I Turn Over Ratio

6. Q E I Order Quantity

7. ( *) ( 12 *)

*

TC T Co SS dT Cc

T Total Inventory Cost

Pengumpulan Data

Data yang menjadi acuan pembahasan adalah data bulan Mei 2007 sampai dengan Juli 2007 yang terdiri dari data permintaan bahan baku dan data biaya. Adapun data Lead time pengiriman bahan baku CCO yang didatangkan dari luar pulau, yaitu berkisar antara 1 minggu. Data biaya yang digunakan terdiri dari biaya penyimpanan (holding cost) didekati dengan perhitungan harga beli bahan baku per kg dikalikan dengan fraksi bunga bank saat ini, yaitu 9% per tahun.

Harga pembelian bahan baku per kg ( P ) = Rp 5.850,- per kg = Rp 5.850.000,- per mT Fraksi bunga bank (F) = 9% per th.

Biaya simpan (Ch) = P.F = Rp 5.850.000,- x 9% = Rp 526.500,- per mT per tahun Biaya Pemesanan (Co) = Rp 87.000.000,- per sekali pesan.

Biaya pemesanan (order cost) didapat dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk satu kali proses pemesanan yang tercakup didalamnya biaya PPN, biaya telepon, biaya fax, biaya ekspedisi, biaya bahan bakar, biaya pengepakan, dan biaya pemeriksaan. Lead Time selama 7 hari atau 0,23 bulan. Service Level (tingkat pelayanan) yang diinginkan perusahaan = 95% sehingga Z = 1,65.

Tabel 1 Data Demand Bahan Baku CCO

Tahun Bulan Demand

Juni 1900.7

Juli 1869.6

Agustus 1876.6 2006 September 1889.2 Oktober 1924.7 November 2045.5 Desember 1989.5 Januari 1925.3 Februari 1967.6

2007 Maret 1962.6

April 1925.2

Mei 1890.5

Juni 1856.8

(8)

Perhitungan Fixed Order Quantity Systems (EOQ) Usulan

EOQ Merupakan metode persediaan yang menggunakan re-order point (titik pemesanan kembali) untuk pemesanannya dan pemesanan dilakukan bila persediaan telah mencapai re-order point. Besar kuantitas pemesanan setiap kali pemesanan adalah sebagai berikut.

- Demand CCO Juni 2006 - Juni 2007 = 25023.8 mT - Demand CCO per bulan = 2085,3 mT

- Standar deviasi kebutuhan CCO per bulan = 183.288

Setelah mendapatkan data yang diperlukan, barulah Economic Order Quantity dapat dicari, sebagai berikut.

Ch Q 2CoD

*

500 . 526

25023.8 x

000 . 000 . 87

* 2x Q

Q* = 2875 mT

Persediaan Pengaman (Safety Stock)

mT SS

x x

SS

L Zs SS

145

23 . 0 288 . 183 65 , 1

Titik pemesanan kembali (reorder point) dapat ditentukan dengan Lead time pemesanan CCO dalam hitungan bulan sehingga reorder point-nya adalah sebagai berikut.

6 . 624

(0.23) 2085,3 145

R

R R

dL SS

Total Biaya Persediaan per tahun:

Ch Q SS

Co ( 1/2 *)

* Q

TC(Q*) D 



(9)

197 1,590,428,

500 . 526 ) 22875 / 1 145 ( 000 . 000 . 2875 87 25023.8

Perhitungan Fixed Order Interval Systems (EOI) Usulan

Merupakan metode persediaan dengan pemesanan bahan baku memiliki interval pemesanan yang sama dengan besar kuantitas pemesanan berubah-ubah sesuai dengan jumlah persediaan yang dimiliki. Lama Intensitas pemesanan adalah sebagai berikut.

- Demand CCO Juni 2006 - Juni 2007 = 25023.8 mT - Demand CCO per bulan = 2085,3 mT

D Ch

Co

* 2 T

25023.8 x

526.500

87.000.000 x

* 2 T

T* = 0.114975

T* = 0,114975 x 1 tahun x 12 bulan = 1.3797 bulan  42 hari

Untuk menghindari kehabisan persediaan, diperlukan adanya persediaan dalam jumlah tertentu sebagai stok cadangan (safety stock) agar tidak terjadi resiko kehabisan atau kekurangan pesanan tersebut.

36 . 0 3797 . 1 288 . 183 65 , 1

)

* (

x SS

L T Zs SS

SS = 398.8918 mT

Maximum Inventory Level, yaitu tingkat maksimum persediaan yang cukup besar dalam memenuhi demand selama waktu interval pesanan T* dan waktu tenggang L.

Perhitungannya adalah sebagai berikut.

0.23) (1.3797

2085,3 398.8918

)

* (

E

L T d SS E

(10)

mT 1438.544 I

1.3797)

* 2085,3 ( 2 / 1 398.8918

*) ( 2 / 1

I

dT SS

I

Turn Over Ratio (TOR) adalah sebagai berikut.

1438.544 25023.8

TOR

I TOR D

TOR = 17.395

Kuantitas pesanan untuk periode pesanan dan tingkat pelayanan PT Palko Sari Eka adalah 95% dapat dicari sebagai berikut.

mT Q

Q I E Q

2317.055

1438.544 -

3755.599

Berdasarkan tujuan awalnya, yaitu dapat meminimasi total biaya persediaan maka total biaya persediaan untuk per tahun dapat dicari sebagai berikut.

12

( *) ( *)

*

TC T Co SS dT Cc

T

)526.500 1.3797

* (2085,3 1/2

398.8918 1.3797 (

000 . 000 .

87

= Rp 33,200,576,020

(11)

PENUTUP

Dari hasil perbandingan antara total biaya persediaan dengan metode EOQ dengan metode EOI, metoda EOI memberikan total biaya yang lebih rendah. Periode pesanan bahan baku CCO yang paling optimal pada PT Palko Sari Eka adalah setiap 1.3797 bulan  42 hari. Nilai Turn Over Ratio (TOR) 17,3 menunjukkan bahwa tingkat efesiensi inventory control masih belum baik.

DAFTAR PUSTAKA

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Groover, Mikell P. 1987. Automation, Production Systems, and Computer Integrated Manufacturing. Second Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Kakiay, Thomas J. 2004. Pengantar Sistem Simulasi. Yogyakarta: ANDI.

Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Surabaya:

Guna Widya.

Taylor III, Bernard W. 2005. Introduction to Management Science. 8th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Tersine, Richard J.. 1994. Principles of Inventory and Materials Managemen. Fourth Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Gambar 2 Biaya Persediaan EOQ
Gambar 3 Model EOI

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan dengan SPSS didapatkan korelasi variabel metode pembelajaran peer lessons (X1) dan resident expert (X2) dengan keterampilan sosial (Y)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Produksi CPO yang dihasilkan Sungai Bengkal Mill dalam kurun waktu 6 tahun terakhir mengalami tren penurunan yang cukup

Berkaitan dengan keterlibatan perempuan dalam bidang ekonomi dan bagaimana hukumnya perempuan bekerja, dalam hal ini Qardhawi mengkategorikan hukum perempuan bekerja di luar

M AHMILIA , F. Perubahan nilai gizi tepung eceng gondok fermentasi dan pemanfaatannya sebagai ransum ayam pedaging. Eceng gondok merupakan salah satu tanaman air yang banyak tumbuh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seba- gian besar bayi, yakni sebanyak 51 (87,9%) ti- dak mengalami diare dengan ibu yang memiliki cara pencucian botol susu yang baik serta tempat

Pembahasan mengenai wujud unsur pendidikan karakter dalam buku teks pe- lajaran bahasa Indonesia ini dibagi menjadi lima kategori karakter berdasarkan pandu- an nilai

Pekanbaru dibandingkan dengan.. JOM Fekon Vol. Sedangkan kemampuan daerah yang dilihat dari perspektif pengeluaran dicerminkan dari rata-rata nilai rasio indeks