i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan pada Remaja Panti Asuhan Putra “X” di Kota Bandung”. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan pada remaja panti asuhan putra “X” di kota Bandung. Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan ukuran sampel 32 orang.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur orientasi masa depan bidang pendidikan merupakan alat ukur orientasi masa depan yang dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian berdasarkan teori dari Nurmi (1989), dimana alat ukur tersebut terdiri dari 15 item, diperoleh nilai validitas sebesar 0,3-0,9 dan nilai reliabilitas sebesar 0,80. Hasil penelitian disajikan dengan teknik distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Hasilnya adalah sebanyak 26 (81%) remaja panti asuhan memiliki orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang jelas. Sedangkan sebanyak 6 (19%) remaja memiliki orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang tidak jelas.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah lebih banyak responden yang memiliki orientasi masa depan bidang pendidikan yang jelas daripada responden yang memiliki orientasi masa depan bidang pendidikan yang tidak jelas. Pada responden dengan orientasi masa depan bidang pendidikan yang jelas, diantaranya memiliki motivasi yang kuat, perencanaan yang terarah, dan evaluasi yang akurat. faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan bidang pendidikan remaja panti asuhan yaitu status socioeconomic dan parents adolescent relation.
Bagi peneliti lain yang tertarik tentang orientasi masa depan bidang pendidikan disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara dukungan pengurus panti asuhan dengan orientasi masa depan bidang pendidikan pada remaja yang tinggal di panti asuhan.
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1Latar Belakang Masalah...1
1.2Identifikasi Masalah...8
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian...9
1.4Kegunaan Penelitian...9
1.5Kerangka Pemikiran...10
1.6Asumsi Penelitian...18
BAB II TINJAUAN TEORI...19
2.1 Orientasi Masa Depan...19
2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan...19
2.1.2 Ciri Orientasi Masa Depan...20
2.1.3 Proses Orientasi Masa Depan...22
2.1.4 Orientasi Masa Depan Sebagai Suatu Sistem...28
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan...29
2.1.5.1 Pengaruh Konteks Sosial...29
2.1.6 Struktur Kehidupan Sosial dan Orientasi Masa Depan...30
2.1.7 Orientasi Masa Depan Pada Remaja...31
2.2 Masa Remaja...32
2.2.1 Karakteristik Masa Remaja...32
2.2.2 Pengambilan Keputusan Pada Remaja...34
2.2.3 Batasan Masa Remaja...35
2.2.4 Ciri-ciri Masa Remaja...35
2.3 Panti Asuhan...38
2.3.1 Pengertian Panti Asuhan...38
Universitas Kristen Maranatha
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...41
3.1 Rancangan Penelitian...41
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...41
3.2.1 Variabel Penelitian...41
3.3.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...45
3.3.5.1 Validitas...45
3.3.5.2 Reliabilitas...46
3.4 Populasi Sasaran dan Karakteristik Populasi...47
3.4.1 Populasi Sasaran...47
3.4.2 Karakteristik Populasi...47
3.5 Teknik Analisis...47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...49
4.1 Gambaran Responden...49
4.2 Data Hasil Penelitian...50
4.2.1 Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan...50
4.2.2 Tabulasi Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan dan Tahapnya...50
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...57
5.1 Kesimpulan...57
5.2 Saran...57
5.2.1 Saran Teoritis...57
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Alat Ukur Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pendidikan...43
3.2 Tabel Sistem Penilaian Item...44
4.1 Tabel Pendidikan Responden...49
4.2 Tabel Masih Memiliki Orangtua atau Yatim Piatu...49
4.3 Tabel Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan...50
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1, Kuesioner Pengambilan Data
Lampiran 2, Validitas Alat Ukur Berdasarkan Norma Friedenberg & Kaplan (Friedenberg, 1995)
Lampiran 3, Reliabilitas Alat Ukur Berdasarkan Kriteria Guliford (1956) Lampiran 4, Data Mentah Skor Jawaban Responden
Lampiran 5, Tabel Pengelompokan Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan
Lampiran 6, Tabulasi Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan dan Faktor yang Mempengaruhi
L1 Lampiran 1, Kuesioner Pengambilan Data
IDENTITAS PRIBADI
• Nama (Inisial) :
• Pendidikan :
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan kamu saat ini.
1.Apakah pengurus panti asuhan memotivasi kamu untuk melanjutkan studi jenjang yang lebih tinggi?
a. Ya b. Tidak
2.Bagaimanakah hubungan kamu dengan pengurus panti asuhan?
a. Akrab, kami saling terbuka dan sering bertukar pikiran mengenai masalah pendidikan
b. Tidak akrab, kami tidak saling terbuka dan jarang bertukar pikiran mengenai masalah pendidikan
3.Apakah kebutuhan sehari-hari kamu terpenuhi? a. terpenuhi.
b. kurang terpenuhi.
4.Setelah kamu lulus sekolah, apakah kamu memiliki dana untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi?
a. Ya b. Tidak
5.Apakah saat ini kamu memiliki pekerjaan paruh waktu?, jika ya manakah yang lebih penting, pekerjaan atau pendidikan yang kamu tempuh saat ini?
a. Pendidikan b. Pekerjaan
L2
Lembaran ini hanya diisi oleh siswa yang memiliki orang tua kandung. Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan kamu saat ini.
1.Apakah orang tua kamu memotivasi kamu untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi?
a. Ya b. Tidak
2.Bagaimanakah hubungan kamu dengan orang tua kamu?
a. Akrab, kami saling terbuka dan sering bertukar pikiran mengenai masalah pendidikan
b. Tidak akrab, kami tidak saling terbuka dan jarang bertukar pikiran mengenai masalah pendidikan
3. Bagaimanakah status sosial ekonomi keluarga kamu? a. Menengah ke atas
L3 yang paling sesuai dengan keadaan kamu saat ini.
1. Jika kamu berpikir tentang pendidikan setelah lulus SMP/SMA, menurut kamu pernyataan mana dibawah ini yang dapat menggambarkan keadaan kamu?
1. Setelah melihat berbagai pilihan sekolah / perguruan tinggi, saya memusatkan diri pada satu pilihan sekolah / perguruan tinggi secara serius.
2. Saya sedang mempertimbangkan satu pilihan sekolah / perguruan tinggi setelah lulus sekolah.
3. Kadang-kadang saya melihat pada beberapa pilihan sekolah / perguruan tinggi setelah lulus sekolah.
4. Saya belum memikirkan pilihan sekolah / perguruan tinggi setelah lulus sekolah.
2. Dalam memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan setelah lulus SMP/SMA, pernyataan berikut manakah yang paling sesuai dengan kamu?
1. Saya sudah membuat keputusan mengenai sekolah / perguruan tinggi yang saya pilih setelah saya lulus SMP/SMA.
2. Ada dua pilihan sekolah / perguruan tinggi, tetapi saya akan memilih salah satu. 3. Ada banyak pilihan sekolah / perguruan tinggi, dan semua mungkin untuk
dipilih.
4. Ada begitu banyak pilihan sekolah / perguruan tinggi sehingga saya sukar memilih salah satu.
3. Seberapa seringnya kamu memikirkan perencanaan pendidikan setelah lulus SMP/SMA?
1 2 3 4
Sangat sering
L4
4. Jika kamu memikirkan rencana-rencana pendidikan setelah lulus SMP/SMA, pernyataan mana dibawah ini yang paling sesuai dengan kamu?
1.Jelas bahwa saya akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. 2.Cukup jelas bahwa saya akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. 3. Cukup jelas bahwa saya tidak akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi.
4. Sudah jelas bagi saya tidak akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Menurut kamu berapa banyak keterangan / informasi yang telah kamu miliki tentang pendidikan di masa mendatang?
1 2 3 4 perguruan tinggi setelah lulus sekolah akan terwujud?
1 2 3 4
7. Seberapa besar tekad kamu untuk mewujudkan rencana-rencana pendidikan setelah lulus SMP/SMA?
Seberapa besar pengaruh masing-masing faktor dibawah ini terhadap pelaksanaan dari rencana-rencana yang kamu miliki sehubungan dengan pilihan sekolah / perguruan tinggi setelah lulus sekolah?
L5
11.Seberapa seringnya kamu berusaha mendapatkan keterangan-keterangan atau informasi mengenai berbagai sekolah / perguruan tinggi yang ada?
1 2 3 4
Sangat sering
Sering Jarang Tidak pernah
12. Dalam memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan di masa mendatang, pernyataan manakah yang paling sesuai dengan diri kamu?
1. Saya telah menentukan dengan pasti pendidikan apa yang akan saya lakukan di masa depan.
2. Saya memiliki banyak minat mengenai pendidikan untuk masa depan saya, tetapi saya sudah menentukan satu yang paling saya minati.
3. Saya memiliki banyak minat mengenai pendidikan untuk masa depan saya dan sampai saat ini saya sedang berusaha untuk memutuskan mana pendidikan yang paling sesuai untuk saya.
4. Saya memiliki banyak minat mengenai pendidikan untuk masa depan saya dan sampai saat ini saya masih sulit menentukan pilihan.
13.Menurut kamu berapa banyak keterangan yang telah kamu miliki tentang kehidupan pendidikan di masa mendatang?
1 2 3 4
14. Pada saat memikirkan pendidikan yang akan datang, seberapa sering kamu telah melakukan sesuatu yang dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan kamu?
1 2 3 4
Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
19. Apa yang kamu bayangkan ketika kamu berpikir tentang masa depan?
1 2 3 4
L6
Lampiran 2, Validitas Alat Ukur Berdasarkan Norma Friedenberg & Kaplan (Friedenberg, 1995)
No Item Validitas Keterangan
1 0,4 Diterima
2 0,3 Diterima
3 0,5 Diterima
4 0,4 Diterima
5 0,5 Diterima
6 0,9 Diterima
7 0,6 Diterima
8 0,5 Diterima
9 0,4 Diterima
10 0,4 Diterima
11 0,4 Diterima
12 0,6 Diterima
13 0,5 Diterima
14 0,7 Diterima
15 0,3 Diterima
Lampiran 3, Reliabilitas Alat ukur Berdasarkan Kriteria Guliford (1956)
Cronbach's Alpha N of Items
L7
Lampiran 4, Data Mentah Skor Jawaban Responden
L8
Lampiran 5, Tabel Pengelompokan Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan
L9
Lampiran 6, Tabulasi Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan dan Faktor yang Mempengaruhi
Tabel 6.1 Tabulasi OMD dengan relasi antara remaja panti asuhan dengan pengurus panti asuhan
L10
Tabel 6.3 Tabulasi OMD dengan relasi antara remaja panti asuhan dengan orang tua kandung
Tabel 6.4 Tabulasi OMD dengan status ekonomi orang tua kandung OMD
L11
Tabel 7.2 Tabulasi Gambaran OMD bidang pendidikan pada masih memiliki orang tua atau yatim piatu
OMD Jelas Tidak Jelas TOTAL
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Masih memiliki
orangtua 22 88% 3 12% 25 100%
Yatim Piatu 4 57% 3 43% 7 100%
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dan tidak boleh
diabaikan oleh setiap orang karena pendidikan diyakini memiliki peran yang besar
terhadap masa depan seseorang. Seperti yang dituturkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional, Bambang Sudibyo, “Investasi yang terbaik adalah dalam bidang
pendidikan, hanya dengan itu akan terjadi perubahan nasib masyarakat”
(www.penapendidikan.com).
Masa remaja berkaitan dengan masa menempuh pendidikan, menurut
John W. Santrock (2004) terdapat dua periode masa remaja yaitu masa remaja
awal (early adolescence) dan masa remaja akhir (late adolescence). Masa remaja
awal biasanya berkaitan dengan masa sekolah menengah pertama (SMP), berkisar
antara usia 10-15 tahun. Masa remaja akhir berkaitan dengan masa sekolah
menengah atas (SMA) berkisar antara usia 16-22 tahun. Salah satu bidang yang
menjadi minat remaja berkaitan dengan masa depannya adalah masalah
pendidikan yang akan mereka tempuh (Nurmi, 1989). Setiap keputusan yang
dibuat oleh remaja mulai memperhatikan masa depan seperti pendidikan di masa
depan atau pekerjaan di masa depan (http://lib.atmajaya.ac.id). Pada masa remaja
juga ditandai dengan adanya keinginan mengaktualisasikan segala ide dan pikiran
yang dimatangkan selama mengikuti program pendidikan. Remaja juga menyadari
2
Universitas Kristen Maranatha nantinya dan persiapan untuk menunjang kehidupan mereka. Perhatian dan
harapan yang terbentuk tentang masa depan, serta perencanaan untuk
mewujudkannya, dikenal dengan orientasi masa depan. Orientasi masa depan
menurut Nurmi (1989) merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang
dirinya dalam konteks masa depan. Gambaran ini memungkinkan individu untuk
menentukan tujuan-tujuannya, dan mengevaluasi sejauh mana tujuan-tujuan
tersebut dapat direalisasikan. Proses pembentukan orientasi masa depan secara
umum dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap motivasi, tahap perencananaan, dan
tahap evaluasi.
Remaja yang telah mampu menetapkan tujuan dan mempunyai persiapan
dan perencanaan dalam bidang pendidikan seperti misalnya sudah memiliki
keputusan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi setelah lulus sekolah menunjukkan remaja tersebut telah mempunyai
orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang jelas. Orientasi masa depan
bidang pendidikan yang jelas ditandai dengan motivasi kuat, perencanaan terarah
dan evaluasi akurat. Motivasi yang kuat mendorong remaja mencapai tujuan yang
telah ditetapkan seperti misalnya menentukan sekolah / perguruan tinggi yang
diinginkan sehingga mereka dapat mengarahkan tindakan ke arah yang jelas.
Perencanaan yang terarah seperti memilih sekolah / perguruan tinggi yang ingin
ditempuh, memiliki metode belajar yang efektif dan pengaturan waktu yang
teratur dalam belajar akan membantu untuk mengarahkan tindakan remaja.
Setelah itu remaja melakukan evaluasi yang akurat pada perencanaan yang telah
3
Universitas Kristen Maranatha Selain itu remaja juga mengevaluasi faktor apa saja yang dapat mendukung dan
menghambat tercapainya pilihan sekolah yang tepat. Sedangkan remaja yang
memiliki orientasi masa depan yang tidak jelas di bidang pendidikan tidak
memiliki penggerak untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi
(motivasi lemah), sehingga remaja juga tidak membuat perencanaan untuk
merealisasikan tujuannya, seperti misalnya tidak memiliki pilihan sekolah /
perguruan tinggi yang hendak ditempuh, tidak mengatur waktu untuk jadwal
belajar (perencanaan tidak terarah), dan remaja tersebut tidak mempertimbangkan
hal yang menghambat dan mendukung perencanaannya (evaluasi tidak akurat).
Apabila remaja tidak mengantisipasi masa depan dalam bidang pendidikan maka
mereka akan mengalami kesulitan untuk memutuskan pilihan mereka dalam
memilih sekolah / perguruan tinggi yang tepat untuk mereka.
Remaja merupakan bagian dari sebuah keluarga, namun dalam
kenyataannya tidak semua remaja dapat dibesarkan dan diasuh oleh orang tua
kandung mereka sendiri. Bagi remaja yang tidak memiliki orang tua atau memiliki
orang tua namun orang tua mereka tidak dapat mengasuh mereka karena berbagai
sebab dan atau berasal dari keluarga yang mengalami perpecahan, panti asuhan
dapat menjadi alternatif tempat tinggal untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan remaja. Pada saat seorang remaja tinggal di panti asuhan, maka
mereka akan diasuh oleh pengurus panti asuhan. Meskipun panti asuhan berusaha
semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan sebagai pengganti keluarga
yang sebenarnya, namun keterbatasan materi dan jumlah pengurus menjadi
4
Universitas Kristen Maranatha Salah satu panti asuhan yang berada di kota Bandung adalah panti asuhan putra
“X”. Lembaga panti asuhan putra “X” di kota Bandung merupakan sebuah wadah
yang sah dan berfungsi untuk memberikan pelayanan dan pendampingan bagi
anak-anak dari berbagai latar belakang, seperti: yatim, piatu, yatim piatu, anak
terlantar, anak terabaikan dan anak yang orang tuanya tidak mampu.
Panti asuhan putra “X” dalam pelaksanaannya dikhususkan untuk anak
asuh putra saja. Hingga saat ini panti asuhan putra “X” dihuni oleh 72 anak asuh, 2 anak merupakan siswa taman kanak-kanak (TK), 36 anak merupakan siswa
sekolah dasar (SD), 17 anak merupakan siswa SMP, dan 17 anak lainnya
merupakan siswa SMA. kebanyakan dari remaja putra di panti asuhan “X” masih
memiliki orang tua kandung. Dalam kesehariannya remaja yang tinggal di panti
asuhan putra “X” memiliki jadwal kegiatan yang harus diikuti setiap hari,
misalnya kegiatan kerja (piket) dan belajar, setiap anak asuh dibagikan tugas kerja
dan jam belajar yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat pendidikan anak asuh.
Remaja yang tinggal di panti asuhan dituntut untuk mandiri, bertanggung jawab
dan memiliki kemauan untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Panti asuhan
putra “X” dipimpin oleh ketua pengurus dan dibantu oleh 6 pegawai lainnya yang menjabat sebagai sekretaris, bendahara, adminitrasi, pembukuan, bagian asrama,
dan dapur. Meskipun mereka memiliki jabatannya masing-masing namun
mereka terjun secara langsung untuk menangani kebutuhan anak asuhnya. Mereka
juga selalu memberikan dorongan dan semangat apabila anak asuh sedang
mengalami masalah. Mereka juga memberikan kasih sayang dan perhatian secara
5
Universitas Kristen Maranatha
salah satu pengurus panti asuhan putra “X”, kesulitan yang sering dialami oleh
pengurus mengenai anak asuhnya adalah ketika anak asuh mulai beranjak remaja,
pada saat itu anak asuh sulit diberikan nasehat, muncul penolakan-penolakan dari
dalam diri, mereka juga menginginkan kehadiran orang tua kandung mereka dan
ingin tahu siapa sebenarnya orang tua kandung mereka.
Mengenai bidang pendidikan, pihak panti asuhan putra “X”
menginginkan setiap anak asuhnya menjalankan program pendidikan dengan cara
mewajibkan dan memberi kesempatan kepada semua anak asuh untuk bersekolah.
Hal tersebut ditujukan agar anak asuh memiliki bekal di masa depan mereka,
sehingga anak asuh bisa lebih mandiri dan tidak tergantung dengan panti asuhan
secara terus menerus. Dalam pelaksanaannya pihak panti asuhan putra “X”
memberikan kesempatan bagi setiap anak asuhnya untuk menempuh pendidikan
di sekolah-sekolah yang ada di kota Bandung. Bagi anak asuh yang sudah
menginjak masa remaja, mereka diberikan kesempatan untuk memilih sekolah /
perguruan tinggi yang mereka inginkan. Namun pihak panti asuhan juga
mempertimbangkan kemampuan anak asuh dalam bidang akademis. Bila
kemampuan anak asuh dalam bidang akademis tergolong rendah, maka pihak
panti asuhan akan mengarahkan mereka untuk masuk ke sekolah yang sesuai
dengan kemampuan akademis anak asuh tersebut. Namun pihak panti asuhan
selalu berusaha agar anak asuhnya dapat diterima di sekolah yang mereka
inginkan (favorit), salah satunya dengan cara mendatangkan guru les setiap hari
senin-sabtu. Pihak panti asuhan juga memberikan kebebasan bagi anak asuh yang
6
Universitas Kristen Maranatha Namun menurut pengurus panti asuhan, dari keseluruhan jumlah remaja di panti
asuhan sebanyak 5% remaja lebih memilih langsung bekerja daripada
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai remaja, masa dimana
seseorang mulai mengambil keputusan-keputusannya sendiri, remaja panti asuhan
putra “X” yang sedang menempuh pendidikan SMP dan SMA akan dihadapkan
pada situasi pengambilan keputusan tentang masa depan mereka apakah ia akan
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau tidak, oleh karena itu orientasi
masa depan bidang pendidikan dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau
persiapan untuk mengarahkan mereka pada keberhasilan dan pencapaian target
sekolah / perguruan tinggi impian yang digunakan untuk melanjutkan pendidikan.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan pengurus panti asuhan putra “X”, bahwa
banyak anak asuh yang ingin melanjutkan ke sekolah / universitas favorit, namun
mereka tidak memiliki usaha untuk dapat diterima di sekolah / universitas
tersebut. Seperti misalnya, anak asuh sering tidak mau ikut les, malas
mengerjakan PR, dan membolos sekolah.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 remaja panti asuhan
putra “X” yang sedang menempuh tingkat pendidikan SMP, sebanyak 4 remaja
(40%) akan melanjutkan ke SMA. Sedangkan 6 remaja lainnya (60%) belum tahu
apa yang akan mereka lakukan setelah lulus SMP, mereka mengatakan jika
mereka masih bingung dan tidak tahu.
Dari hasil wawancara terhadap 10 remaja panti asuhan putra “X” yang
sedang menempuh tingkat pendidikan SMP juga diketahui sebanyak 4 remaja
7
Universitas Kristen Maranatha yang hendak mereka capai. Rencana yang hendak mereka lakukan adalah
menggunakan waktu luang mereka untuk membentuk kelompok belajar bersama
diluar jam belajar yang telah ditetapkan oleh panti asuhan. Sedangkan 6 remaja
lainnya (60%) belum memiliki dan mempersiapkan rencana mereka.
Sebanyak 2 remaja (20%) panti asuhan putra “X” yang sedang
menempuh tingkat pendidikan SMP, menyatakan mereka tidak memiliki
hambatan dalam mewujudkan tujuan mereka. Sebanyak 2 remaja (20%)
mengatakan bahwa mereka memiliki hambatan dan belum mampu mengatasi hal
tersebut, seperti misalnya rasa malas yang sering melanda, malu bertanya kepada
guru jika ada materi pelajaran yang tidak dimengerti, terbatasnya jumlah buku
pelajaran atau buku latihan soal. Sedangkan sebanyak 6 remaja lainnya (60%)
belum mempertimbangkan hal-hal apa saja yang dapat mendukung dan
menghambatnya.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap 7 remaja panti asuhan
putra “X” yang sedang menempuh tingkat pendidikan SMA, sebanyak 5 remaja
(72%) menyatakan akan melanjutkan ke universitas. Sedangkan 2 remaja lainnya
(28%) masih bingung apakah akan melanjutkan ke universitas atau tidak.
Dari hasil wawancara terhadap 7 remaja panti asuhan putra “X” yang
sedang menempuh tingkat pendidikan SMA tersebut, juga diketahui sebanyak 3
remaja (43%) memiliki dan menyiapkan rencana untuk mencapai tujuan-tujuan
mereka yang hendak mereka capai. Rencana yang hendak mereka lakukan adalah
8
Universitas Kristen Maranatha yang dipakai di sekolah. Sedangkan 4 remaja lainnya (57%) belum tahu apa yang
akan mereka lakukan untuk mencapai tujuan mereka.
Selain itu sebanyak 3 remaja (43%) panti asuhan putra “X” yang sedang
menempuh tingkat pendidikan SMA, menyatakan mereka memiliki hambatan
dalam mewujudkan tujuan mereka dan belum mampu mengatasi hal tersebut,
seperti misalnya rasa malas yang sering melanda dan tidak tersedianya buku-buku
latihan soal di luar buku pelajaran dari sekolah. Sedangkan sebanyak 4 remaja
lainnya (57%) belum mempertimbangkan hal-hal apa saja yang dapat mendukung
dan menghambat mereka dalam mewujudkan tujuan mereka.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan di atas,
diketahui bahwa sebagian besar remaja di panti asuhan putra “X” yang sedang
menempuh tingkat pendidikan SMP dan SMA belum memiliki motivasi yang
terarah, perencanaan tepat dan evaluasi yang akurat untuk melanjutkan pendidikan
setelah lulus sekolah. Maka dari itu peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai
orientasi masa depan bidang pendidikan pada remaja panti asuhan “X” di kota
Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut: Bagaimana orientasi masa depan
9
Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
orientasi masa depan bidang pendidikan pada remaja panti asuhan putra “X” di
kota Bandung.
1.3.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih
rinci mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan pada remaja panti asuhan
putra “X” di kota Bandung.
1.4 Kegunaan
1.4.1Kegunaan Ilmiah
- Sebagai masukan bagi ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan, yaitu
dalam bentuk informasi khususnya yang berkaitan dengan masalah orientasi
masa depan dalam bidang pendidikan pada remaja yang tinggal di panti asuhan.
- Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang hendak melakukan
10
Universitas Kristen Maranatha 1.4.2Kegunaan Praktis
- Sebagai masukan bagi pengurus panti asuhan mengenai orientasi masa depan
dalam bidang pendidikan pada remaja panti asuhan putra “X” di kota Bandung,
sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam merancang program bimbingan
tentang orientasi masa depan dalam bidang pendidikan bagi anak asuh.
- Sebagai masukan bagi remaja panti asuhan putra “X” di kota Bandung sehingga
dapat menjadi bahan pengenalan diri, dan bagi mereka yang belum memiliki
orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang jelas, dapat berupaya untuk
menentukan orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang jelas.
1.5 Kerangka Pemikiran
Masa remaja merupakan salah satu masa perkembangan yang harus
dilalui setiap individu. Menurut John W. Santrock (1986) masa remaja adalah
masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal. Terdapat dua periode
masa remaja yaitu masa remaja awal (early adolescence) biasanya berkaitan
dengan masa sekolah menengah pertama (SMP) berkisar antara 10-15 tahun, dan
masa remaja akhir (late adolescence) biasanya berkaitan dengan masa sekolah
menengah atas (SMA) berkisar antara usia 16-22 tahun. Menurut Piaget, remaja
secara kognitif mencapai tahap perkembangan formal operations yaitu
kemampuan berpikir jauh melebihi kenyataan yang sebenarnya,
pengalaman-pengalaman konkret dan kemampuan berpikir abstrak serta berpikir logis. Pada
saat itu para remaja biasanya mulai memikirkan banyak kemungkinan tentang
11
Universitas Kristen Maranatha daripada bagaimana mereka sekarang. Mereka memandang dunia sebagai sesuatu
yang memiliki kemungkinan-kemungkinan yang tidak terbatas dan seringkali
mereka berkhayal ke arah masa depan. Setiap keputusan yang dibuat mulai
memperhatikan masa depan seperti pendidikan di masa depan, pekerjaan di masa
depan, dan membangun keluarga (Nurmi, 1989). Pada umumnya, seorang remaja
akan mulai mengantisipasi masa depannya terutama dalam bidang pendidikan
yang akan mereka jalani di masa depan.
Remaja dalam hal ini adalah remaja panti asuhan putra “X” yang sedang
menempuh pendidikan SMP dan SMA, dimana mereka diberikan kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta diberikan
kebebasan untuk memilih sekolah atau universitas yang mereka inginkan. Namun
apabila kemampuan akademis mereka rendah maka kesempatan mereka untuk
diterima di sekolah / universitas favorit akan menjadi kecil. Para remaja tersebut
yang mulai mengambil keputusan-keputusannya sendiri mengenai masa depan,
memungkinkan untuk mengantisipasi masa depannya dalam bidang pendidikan
yang akan dihadapinya di masa depan. Perhatian dan harapan yang terbentuk
tentang masa depan, serta perencanaan untuk mewujudkannya disebut orientasi
masa depan. Orientasi masa depan merupakan gambaran yang dimiliki individu
tentang dirinya dalam konteks masa depan (Nurmi, 1989). Gambaran ini
memungkinkan seseorang untuk menentukan tujuan, menyusun rencana untuk
mencapai tujuan-tujuannya, dan mengevaluasi sejauh mana tujuan tersebut dapat
12
Universitas Kristen Maranatha Orientasi masa depan digambarkan dalam tiga tahap psikologis yang
saling berkaitan yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Tahap motivasi terlihat
pada minat dan tujuan yang dimiliki remaja panti asuhan putra “X” terhadap masa
depan. Aktivitas perencanaan terlihat pada bagaimana remaja panti asuhan putra
“X” membuat perencanaan untuk merealisasikan minat dan tujuan mereka dalam
konteks masa depan. Evaluasi terlihat pada seberapa jauh minat dan tujuan
tersebut diharapkan dapat direalisasikan.
Orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada remaja panti asuhan
putra “X” yaitu membentuk tujuan yang berkaitan dengan minat, harapan, serta
motif-motif yang dimiliki remaja dalam kehidupan masa depan yang menyangkut
pendidikan. Pengetahuan, motif-motif, dan nilai-nilai merupakan dasar dari
pembentukan tujuan agar dapat menetapkan tujuan atau pilihan pendidikan
lanjutan yang realistis (motivasi kuat). Penentuan pilihan ke sekolah / universitas
setelah menempuh pendidikan SMP / SMA yang dijalaninya akan membuat
remaja menyadari bahwa penguasaan materi pelajaran sangat bermanfaat bagi
pencapaian bidang pendidikan di masa depan dan akan mendorong remaja untuk
berusaha mempelajari atau menguasai ilmu tersebut.
Setelah remaja panti asuhan putra “X” menentukan pilihan
pendidikannya, suatu perencanaan diperlukan dalam usaha untuk merealisasikan
tujuan pendidikan lanjutannya, hal ini dapat terlihat melalui knowledge, plans dan
realization. Perencanaan didasari dari knowledge yang berkaitan dengan
pengetahuan dan informasi yang dimiliki remaja panti asuhan putra “X” mengenai
13
Universitas Kristen Maranatha atau strategi yang dilakukan untuk meraih tujuan. Sedangkan realization berkaitan
dengan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh remaja panti asuhan putra
“X” dalam mewujudkan tujuan. Remaja panti asuhan putra “X” akan menyusun
rencana yang lebih efektif dan efisien, seperti membuat jadwal belajar dan
melaksakannya serta mengerjakan tugas-tugas sekolah, dan rajin berlatih
mengerjakan soal-soal.
Pada akhirnya remaja panti asuhan putra “X” mengevaluasi
kemungkinan-kemungkinan realisasi tujuan dan perencanaan yang telah dibuat
(evaluasi akurat). Pada proses evaluasi ini remaja panti asuhan putra “X”
mempertimbangkan potensi yang ada dalam dirinya, kesempatan yang diberikan
oleh lingkungan maupun hambatan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan
rencana untuk mencapai tujuan. Hasil evaluasi juga akan disertai dengan
perasaan-perasaan tertentu (Attributions Emotions) ,seperti penyertaan
keberhasilan di masa depan pada sebab-sebab yang bersifat internal atau
terkontrol oleh remaja panti biasanya diikuti oleh perasaan optimis atau lebih
positif ,sedangkan penyertaan kegagalan di masa depan pada sebab-sebab yang
eksternal dan tidak terkontrol biasanya diikuti oleh perasaan pesimis yang
selanjutnya akan mempengaruhi tujuan dan perencanaan yang telah dibuat.
Remaja panti asuhan putra “X” dimungkinkan untuk mengubah perencanaan yang
telah disusun apabila proses belajar dirasakan tidak efektif dan efisien untuk
menunjang pendidikan lanjutan baik SMA / Universitas. Perubahan rencana dapat
14
Universitas Kristen Maranatha untuk membimbing belajar, meminta penjelasan lebih lanjut kepada guru apabila
ada materi pembelajaran yang kurang jelas, dan meningkatkan target nilai ujian.
Remaja panti asuhan putra “X” yang memutuskan melanjutkan atau tidak
melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA / Universitas disebut sebagai remaja
yang memiliki orientasi masa depan yang jelas dalam bidang pendidikan. Remaja
yang memiliki orientasi masa depan yang tidak jelas dibidang pendidikan belum
memikirkan hal yang menyangkut pendidikan di masa mendatang (motivasi
lemah), sehingga remaja juga tidak membuat perencanaan untuk merealisasikan
tujuannya dan tidak tahu mengenai sekolah / universitas yang akan ia pilih nanti
untuk melanjutkan pendidikannya (perencanaan yang tidak terarah), dan siswa
tersebut tidak mempertimbangkan hal yang menghambat dan mendukung
perencanaannya (evaluasi tidak akurat).
Menurut Nurmi (1989), salah satu faktor yang mempengaruhi orientasi
masa depan adalah Faktor socioeconomic status (status sosial ekonomi) ,remaja
yang berada dalam kelas ekonomi bawah lebih tertarik dalam dunia kerja.
Sebaliknya remaja dalam kelas ekonomi menengah cenderung menyukai bidang
pendidikan, karir, dan aktivitas luang. Pada panti asuhan putra “x” para remaja
meiliki status sosial ekonomi menengah kebawah.
Faktor lain yang juga mempengaruhi orientasi masa depan menurut
Nurmi (1989) adalah faktor parents adolescent relation (relasi orang tua dengan
anak remaja), interaksi orang tua dengan anak remajanya dapat mempengaruhi
orientasi masa depan anak dalam bidang pendidikan. Bagi remaja panti asuhan,
15
Universitas Kristen Maranatha tersebut dapat berpengaruh terhadap pemikiran remaja tentang masa depan dalam
bidang pendidikan. Interaksi antara pengurus panti asuhan dengan remaja
diharapkan menjadi bagian penting dalam perkembangan orientasi masa depan
remaja panti asuhan putra “X” yang meliputi penentuan standar norma,
perkembangan minat, harapan, dan tujuan remaja panti asuhan putra “X” selaku
anak asuhnya. Selain itu pengurus panti asuhan juga merupakan model dalam
mengatasi tugas perkembangan remaja panti asuhan putra “X”. Dukungan yang
diberikan pengurus panti asuhan kepada anak asuh juga dapat meningkatkan
motivasi dan perhatian akan masa depan remaja panti asuhan putra “X”.
Dukungan dari pengurus panti tidak hanya sekedar memotivasi ,namun dapat
membantu anak asuh di dalam aspek perencanaan dan evaluasi ,seperti membantu
anak asuh untuk menyusun perencanaan mereka mengenai tujuan pendidikan
berikutnya dan membantu anak asuh dalam memberikan evaluasi mengenai
usaha-usaha yang telah dilakukan oleh anak asuh . Dengan adanya dukungan yang
diberikan oleh pengurus panti asuhan terhadap anak asuhnya, diharapkan
membuat remaja panti asuhan putra “X” lebih memberikan perhatian akan masa
depan dalam bidang pendidikan setelah lulus SMP / SMA. Begitu juga halnya
dengan remaja panti asuhan yang masih memiliki orang tua kandung, interaksi
antara remaja dengan orang tua kandung mereka dan dukungan yang diberikan
oleh orang tua kandung mereka terhadap remaja dapat mempengaruhi orientasi
masa depan remaja dalam bidang pendidikan.
Remaja yang telah mampu menetapkan tujuan dan mempunyai persiapan
16
Universitas Kristen Maranatha universitas yang akan ditempuh setelah menyelesaikan jenjang pendidikan SMP /
SMA menunjukkan remaja tersebut telah mempunyai orientasi masa depan dalam
bidang pendidikan yang jelas. Orientasi masa depan bidang pendidikan yang jelas
ditandai dengan motivasi kuat, perencanaan terarah dan evaluasi akurat. Motivasi
yang kuat mendorong remaja mencapai tujuan yang telah ditetapkan seperti
menentukan sekolah yang diinginkan sehingga mereka dapat mengarahkan
tindakan ke arah yang jelas. Perencanaan yang terarah seperti memilih jurusan
yang sesuai dengan kemampuan, metode belajar yang efektif dan pengaturan
waktu yang teratur dalam belajar akan membantu untuk mengarahkan tindakan
remaja. Setelah itu remaja melakukan evaluasi yang akurat pada perencanaan
yang telah dibuat agar dapat diterima di sekolah / universitas yang sesuai dengan
minat dan kemampuan. Selain itu remaja juga mengevaluasi faktor apa saja yang
dapat mendukung dan menghambat tercapainya pilihan sekolah / universitas yang
tepat.
Sedangkan remaja yang memiliki orientasi masa depan yang tidak jelas
di bidang pendidikan tidak memiliki penggerak untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi (motivasi lemah), sehingga remaja juga tidak membuat
perencanaan untuk merealisasikan tujuannya, seperti tidak menyusun jadwal
belajar dan tidak tahu mengenai pilihan sekolah / universitas yang akan diambil
(perencanaan tidak terarah), dan remaja tersebut tidak mempertimbangkan hal
yang menghambat dan mendukung perencanaannya (evaluasi tidak akurat).
17
Universitas Kristen Maranatha mereka akan mengalami kesulitan untuk memutuskan pilihan mereka dalam
memilih sekolah / universitas yang tepat untuk mereka.
Secara skematis uraian di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 1.1 Skema Kerangka Pemikiran Faktor-faktor yang
mempengaruhi OMD: - Sex Roles
- Socioeconomic Status
- Parents Adolescent Relation
18
Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian
- Remaja panti asuhan putra “X” memiliki orientasi masa depan dalam bidang
pendidikan yang jelas atau tidak jelas
- Orientasi masa depan dalam bidang pendidikan diperlukan remaja panti asuhan
putra “X” untuk menentukan tujuan, menyusun rencana untuk mencapai tujuan
dan mengevaluasi sejauh mana tujuan tersebut dapat dilaksanakan.
- Orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada remaja panti asuhan putra
“X” dilihat berdasarkan aspek Motivasi, Perencanaan dan Evaluasi.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan bidang pendidikan pada
remaja panti asuhan putra “X” meliputi Sex Roles, Socioeconomic Status,
57 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui pengolahan data dan pembahasan terhadap remaja yang tinggal di panti asuhan putra “X” Bandung,
maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Sebagian besar remaja panti asuhan memiliki orientasi masa depan bidang
pendidikan yang jelas, dan hanya sebagian kecil remaja panti asuhan yang
memiliki orientasi masa depan bidang pendidikan yang tidak jelas.
2. Pada remaja panti asuhan dengan orientasi masa depan bidang pendidikan yang
jelas, diantaranya memiliki motivasi yang kuat, perencanaan yang terarah, dan
evaluasi yang akurat.
3. Faktor status socioeconomic dan parents adolescent relation tidak mempengaruhi Orientasi Masa depan pada remaja panti asuhan “x”.
4. Remaja panti asuhan yang memiliki orientasi masa depan bidang pendidikan
yang tidak jelas menunjukkan semua aspek motivasi, perencanaan dan evaluasi
yang rendah.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian tersebut, peneliti mengajukan beberapa saran yang
58
Universitas Kristen Maranatha
5.2.1 Saran teoritis
- Bagi peneliti lain yang tertarik tentang orientasi masa depan bidang pendidikan disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
hubungan antara dukungan pengurus panti asuhan dengan orientasi masa
depan bidang pendidikan pada remaja yang tinggal di panti asuhan.
5.2.2 Saran Praktis
- Bagi remaja panti asuhan diharapkan dapat mencari informasi mengenai
sekolah / perguruan tinggi dengan cara berdiskusi dengan pengurus panti
asuhan, alumni panti asuhan, teman panti asuhan, teman sekolah, dan para
guru sehingga para remaja mendapatkan lebih banyak masukan dan informasi
mengenai sekolah / perguruan tinggi dan mempersiapkan diri untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
- Diharapkan pengurus panti asuhan dapat membantu mengarahkan motivasi
remaja yang memiliki orientasi masa depan dalam bidang pendidikan yang
tidak jelas, sehingga ramaja mampu mengarahkan tujuannya di bidang
pendidikan.
- Pengurus panti juga dapat memberikan pengarahan terhadap minat dan bakat
yang dimiliki remaja, dan membantu remaja panti asuhan dalam menyusun
59 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.
Hurlock, E. B. 1994. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta. Erlangga.
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurmi, J. E. 1989. Adolescents’ Orientation to The Future: Development of Interest and Plans, Related Attributions and Affects, in The Life-Span Context. Helsinki: Finnish Society of Sciences.
Nurmi, J. E. , Seginer, R. , Poole, M. 1990. Future-orientation Questionnaire. Finland: University of Helsinki.
60 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
www.penapendidikan.com, program wajib belajar 12tahun, diakses 20 November
2009.
http://rumahbelajarpsikologi.com, remaja, diakses 22 november 2009.
http://wordpress.com, psikologi remaja, diakses 22 November 2009.