vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Fiscal reconciliation is organized by tax obligation according to taxation laws and regulation due to the emergence of the difference between commercial profits based on Financial Accounting Standard and taxed income in the form of fiscal correction. The purpose of this research is to understand the influence of fiscal correction on taxed income. This research is conducted on PT Jaya Abdi which runs business in the field of supplementary chemical substance selling as a material for paint, plastic and ink, by taking financial report sample of 2010. The research method used is analytical descriptive method with case study approach. Identification on the matter forwarded by the author is how such company compiles commercial financial report and how far fiscal correction affects taxed income. The result of the research indicates that fiscal correction affects taxed income due to tax economizing amounting to Rp.80.583.020,00. The amount of this difference can be utilized by the company to be allocated in other sector supporting company’s operations in order to be more optimum.
vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Rekonsiliasi fiskal disusun oleh wajib pajak dengan acuan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang masih berlaku karena muncul perbedaan antara laba komersial menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan penghasilan kena pajak yaitu berupa koreksi fiskal. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh koreksi fiskal terhadap penghasilan kena pajak. Penelitian ini dilakukan pada PT Jaya Abdi yang bergerak di bidang penjualan bahan-bahan kimia tambahan untuk pembuatan cat, plastik dan tinta, dengan mengambil sampel laporan keuangan tahun 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Identifikasi masalah yang diajukan oleh penulis adalah bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangan komersial dan seberapa jauh pengaruh koreksi fiskal terhadap penghasilan kena pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koreksi fiskal berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak karena adanya penghematan pajak sebesar Rp 80.583.020,-. Besar selisih ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk dialokasikan pada sektor lainnya yang dapat menunjang operasional perusahaan agar lebih optimal.
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ...ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ....iii
KATA PENGANTAR ... ... iv
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... ..4
1.4. Kegunaan Penelitian... ..4
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian Pajak ... ..6
2.1.1.Sistem Pemungutan Pajak ... ..7
2.1.2. Subjek Pajak ... ..8
2.1.3. Wajib Pajak Badan ... ..9
2.2. Dasar Hukum Pajak Penghasilan ... 11
2.2.1. Penghasilan yang Termasuk Objek Pajak ... 11
2.2.2. Penghasilan yang Dikecualikan Sebagai Objek Pajak ... 14
2.2.3. Penghasilan Kena Pajak ... 17
2.2.4. Penghasilan Dikenakan Pajak Penghasilan Final ... 18
2.3. Biaya Menurut Perpajakan ... 19
ix Universitas Kristen Maranatha
2.3.2. Pengeluaran/Biaya yang Tidak Diperkenankan ... 22
2.4. Penyusutan Fiskal ... 24
2.4.1. Amortisasi Fiskal ... 26
2.5. Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal ... 27
2.5.1. Perbedaan Permanen (Permanent Differences) ... 27
2.5.2. Perbedaan Sementara/Perbedaan Waktu(Timing Differences) ... 29
2.6. Rekonsiliasi Fiskal ... 30
2.7. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 31
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 37
3.1.1. Sejarah Singkat dan Bidang Usaha Perusahaan ... 37
3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 37
3.1.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan ... 38
3.1.4. Kebijakan Akuntansi Perusahaan ... 42
3.2. Metode Penelitian... 44
3.2.1. Operasionalisasi Variabel... 45
3.2.2. Sumber Data ... 46
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data ... 47
3.3. Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Laporan Keuangan Komersial PT Jaya Abdi ... 50
4.1.1. Perhitungan Penghasilan dan Biaya ... 50
4.1.2. Laporan Keuangan PT Jaya Abdi Tahun 2010 ... 52
4.2 Rekonsiliasi Fiskal PT Jaya Abdi ... 59
4.2.1. Analisa Besar Penghasilan Kena Pajak dan Pajak Penghasilan ... 61
4.2.2. Besar Efisiensi Setelah Dilakukan Koreksi Fiskal ... 67
4.3 Hasil Analisis Data ... 67
x Universitas Kristen Maranatha
5.2. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
LAMPIRAN... ... 72
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Tarif Penyusutan Harta Berwujud ... ....26
Tabel II Tarif Penyusutan Harta Tak Berwujud... ... ....27
Tabel III Operasionalisasi Variabel ... ....46
Tabel IV Tarif Penyusutan Aktiva Tetap PT Jaya Abdi ... ... 51
Tabel V Laporan keuangan komersial PT Jaya Abdi tahun 2010 ... ....53
Tabel VI Rekonsiliasi Fiskal PT Jaya Abdi ... ....61
Tabel VII Laporan keuangan PT Jaya Abdi sebelum dilakukan koreksi fiskal ... ....61
Tabel VIII Laporan keuangan PT Jaya Abdi setelah dilakukan koreksi fiskal ... ....64
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki beban pengeluaran yang berat dalam rangka pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan nasional merupakan perwujudan kemandirian bangsa dalam meningkatkan kesejahteraan dan mencapai kehidupan yang layak, serta membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Dengan semakin langkanya pinjaman luar negeri, pemerintah Indonesia berusaha untuk terus menggali sumber-sumber pendanaan dari dalam negeri untuk menjaga agar pembangunan tetap terlaksana sesuai rencana, salah satunya yaitu dari sektor pajak.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
P E N D A H U L U A N | 2
Universitas Kristen Maranatha
Setiap Wajib Pajak, baik Wajib Pajak orang pribadi maupun Wajib Pajak Badan mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Salah satu kewajiban Wajib Pajak adalah melunasi pajak terutangnya, diantaranya yaitu pajak penghasilan. Besarnya pajak penghasilan terutang yang ditanggung oleh Wajib Pajak badan tergantung dari besarnya penghasilan kena pajak yang dilaporkan dalam pembukuan yang disusun oleh Wajib Pajak setiap akhir periode.
Berlakunya sistem self assessment dalam pemungutan pajak dan penentuan besarnya pajak terutang menuntut Wajib Pajak untuk lebih mandiri dalam pengelolaan administrasi perpajakannya. Wajib Pajak menghitung, melaporkan dan menyetorkan pajak terutangnya. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dalam melakukan kewajibannya. Dalam sistem self assessment, pihak administrasi pajak hanya melakukan pengontrolan/pengawasan dan pengecekan atas kebenaran jumlah pajak yang dihitung oleh Wajib Pajak .
Terdapat 4 hal yang pada dasarnya diharapkan dan dituntut dari Wajib Pajak , yaitu:
1. Wajib Pajak dituntut kepatuhan (compliance)
Wajib Pajak dalam melaksanakan pembayaran pajak dengan kesadaran penuh.
2. Wajib Pajak dituntut tanggung jawab (responsibility)
P E N D A H U L U A N | 3
Universitas Kristen Maranatha
3. Wajib Pajak dituntut kejujuran (honestly)
Wajib Pajak dalam mengisi Surat Pemberitahuan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan sebagai konsekuensinya adalah Pasal 4 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.
4. Wajib Pajak diberikan sanksi (law enforcement)
Wajib Pajak yang tidak taat pada ketentuan yang berlaku akan dikenakan sanksi.
Di Indonesia, standar pembukuan yang digunakan adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Dalam SAK, laba yang dihasilkan tercantum dalam laporan rugi laba dan disebut sebagai laba akuntansi, sedangkan dasar perhitungan pajak terutang adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang Perpajakan dan menghasilkan penghasilan kena pajak yang disebut sebagai laba fiskal. Peraturan perundang-undangan perpajakan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan negara bukan secara spesifik untuk mengukur kinerja. Sehingga dapat dipastikan hasil perhitungan antara laba akuntansi berbeda dengan laba fiskal.
P E N D A H U L U A N | 4
Universitas Kristen Maranatha
Setiap perusahaan memiliki kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi sebagai Wajib Pajak Badan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dimana menurut peraturan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, judul penelitian yang diambil adalah “Pengaruh Koreksi Fiskal terhadap Penghasilan Kena Pajak (Studi Kasus pada PT Jaya Abdi, Jakarta)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah ke dalam bentuk pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perusahaan menyusun laporan keuangan komersial? 2. Seberapa jauh pengaruh koreksi fiskal terhadap Penghasilan Kena Pajak?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menghimpun data-data yang akan dijadikan bahan penulisan skripsi.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangan komersial. 2. Mengetahui seberapa jauh pengaruh koreksi fiskal terhadap Penghasilan
P E N D A H U L U A N | 5
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Kegunaan Penelitian
Diharapkan hasil penelitian yang disajikan dalam skripsi ini dapat memberikan kegunaan bagi berbagai pihak, yaitu:
1. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman bagi penulis dalam bidang akuntansi perpajakan. Selain itu untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Sidang Sarjana Strata 1 di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.
2. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pedoman bagi perusahaan dalam melaksanakan tata aturan perpajakan dan sebagai tambahan informasi dalam kaitannya dengan penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) Badan.
3. Pihak-pihak lain
69 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perusahaan menyusun laporan keuangan komersial dengan menggunakan perhitungan berdasarkan metode garis lurus (Straight-Line Method) dan metode saldo menurun ganda (Double Declining Balance Method).
2. Perusahaan menyusun laporan keuangan fiskal dan koreksi fiskal sendiri (self correction) atas laporan laba (rugi) perusahaan untuk keperluan perpajakan
dan melakukan kewajiban pajak dengan cukup baik yaitu melakukan kewajiban pelaporan dan pembayaran PPh Pasal 25 (Badan) sesuai dengan Undang-Undangan Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 yang berlaku. Berdasarkan hasil rekonsiliasi fiskal PT Jaya Abdi Tahun 2010 dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya bahwa terdapat selisih dari pajak terutang sebelum dan setelah dilakukannya koreksi fiskal yaitu sebesar Rp 80.583.020,-. Besar selisih ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk dialokasikan sektor lainnya yang dapat menunjang operasional perusahaan agar lebih optimal.
5.2 Saran
S I M P U L A N D A N S A R A N | 70
Universitas Kristen Maranatha
1. Bagi Wajib Pajak Badan
a) PT Jaya Abdi hendaknya melakukan perincian secara jelas terhadap biaya representasi dan biaya keperluan dapur. Sehingga dapat terlihat secara jelas apakah biaya-biaya ini mempunyai hubungan dengan kegiatan operasional perusahaan atau tidak.
b) Pengeluaran PT Jaya Abdi untuk biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan operasional perusahaan hendaknya dikurangi untuk masa yang akan datang. Pengeluaran ini secara material tidak dapat dibiayakan sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan.
71 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Gunadi. 1997. Akuntansi Pajak. Jakarta: Grasindo.
Lumbantoruan, Sophar. 1996. Akuntansi Pajak. Jakarta: Gramedia.
Meliala, Tulis S. (2008). Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta: Semesta Media. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prasetio, Januar Eko, dan Agus Nursanto. 2004. Kebijakan Akrual untuk Meminimalkan Pajak pada Perusahaan Go Public di Indonesia.
Prastowo, Yustinus. 2009. Manfaat dan Risiko Memiliki NPWP. Depok: Raih Asa Sukses.
Resmi, Siti. (2008). Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach. Fourth Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Siegel, Joel, and Jae Shim. 1996. Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Gramedia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.