PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA BERBANTUAN GEOBOARD
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
ELFIRA RAHMADANI NIM. 8136171019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA
i ABSTRAK
ELFIRA RAHMADANI. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Disposisi Matematis Siswa Berbantuan Geoboard. Tesis. Medan. Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis model discovery learning untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa berbantuan geoboard, 2) peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa menggunakan perangkat pembelajaran dengan model discovery learning, 3) peningkatan kemampuan disposisi matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran dengan model discovery learning. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku guru, buku siswa, lembar aktivitas siswa, dan instrumen-instrumen. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis model discovery learning ini menggunakan model 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan yang meliputi proses tahapan define, desaign, develop, dan disseminate. Perangkat pembelajaran memenuhi kriteria kevalidan sebelum diuji cobakan dengan nilai 4,10 pada kategori valid dengan rentang nilai 4 ≤ Va < 5. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-5 untuk uji coba I dan setelah perangkat dianalisis dan direvisi kemudian dilakukan uji coba II di kelas VII-3 SMP Negeri 1 Kisaran. Dari hasil uji coba I dan II diperoleh: 1) perangkat pembelajaran yang memenuhi kriteria keefektivan berdasarkan hasil tes kemampuan pemahaman konsep memenuhi ketuntasan klasikal pada uji coba I sebesar 86,11% dan pada uji coba II sebesar 94,44%, pencapaian persentase waktu ideal berada dalam toleransi waktu 5%, dan hasil angket respon siswa menunjukkan respon yang sangat positif dengan persentase di atas 80%, 2) peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal, serta 3) peningkatan kemampuan disposisi matematis siswa dari uji coba I ke uji coba II.
ii ABSTRACT
ELFIRA RAHMADANI. The Development Of Learning Material Based Discovery Learning Model’s To Improve The Ability Understanding Concepts And Student’s Mathematical Disposition Assisted By Geoboard. Thesis. Medan. Mathematics Education Study Program Postgraduate State University Medan. 2015.
This study aims to determine: 1) the effectiveness of the learning material that was developed based discovery learning models to improve understanding of mathematical concepts and dispositions of students assisted by geoboard, 2) improvement the ability of students understanding of the concept of using a learning material discovery learning model, 3) improvement the ability of mathematical disposition students use learning material discovery learning model. This research is the developmental research. The products produced in this study were the lesson plan (RPP), teacher’s book, student’s book, student’s activity sheet, and instruments. The development of learning material based discovery learning models uses 4-D models developed by Thiagarajan that include the stages define, desaign, develop, and disseminate. Learning materials meet the validity criteria before tested with a value of 4,10 on a valid category with a range of values ≤ 4 Va <5. Subjects tested in this study were students of class VII-5 for field trials I and after the materials were analyzed and revised then conducted field trials II in class VII-3 SMP Negeri 1 Kisaran. From the results of field trials I and II obtained: 1) learning material that meets the criteria of effectiveness based on the results of tests the ability of understanding the concept meets classical completeness in trials I amounted to 86.11% and in the second trial of 94.44%, achievement the ideal percentage of time are within tolerance of 5%, and the results of student questionnaire responses showed a very positive response with percentages above 80%, 2) improvement the ability of students understanding of the concept has meet the criteria of classical completeness, and 3) improvement the ability of students mathematical disposition of the trial I to trial II.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Disposisi Matematis Siswa Berbantuan Geoboard”. Salawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah ummat.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan keikhlasan dan ketulusan baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya proposal tesis ini. Semoga Allah Swt memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M. Pd, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ed, Ph.D selaku dosen pemimbing II, yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku nara sumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini. 3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd
iv
saat memberikan kemudahan, arahan dan nasehat yang sangat berharga bagi penulis.
4. Direktur, Asisten Direktur I, II, dan III beserta Staf Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan tesis ini.
5. Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa, semangat yang kuat serta dukungan yang tak terhingga.
6. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kisaran yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.
7. Sahabat-sahabat seperjuangan tercinta DIKMAT A-2 yang selalu memberikan uluran tangan agar saya terus maju.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan masukan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanan dalam membuat proposal tesis dan dapat memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.
Penulis
v DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. ... 1
B. Identifikasi Masalah. ... 12
C. Pembatasan Masalah... 13
D. Rumusan Masalah. ... 13
E. Tujuan Penelitian. ... 14
F. Manfaat Penelitian. ... 15
G. Definisi Operasional ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis... ... 19
1. Kemampuan Pemahaman Konsep... ... 19
2. Kemampuan Disposisi Matematis ... 25
3. Model Discovery Learning ... 29
4. Aktivitas Belajar Siswa ... 34
5. Tahap Pemahaman Van Hiele ... 36
6. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ... 37
7. Media Geoboard ... 39
8. Teori Belajar Pendukung ... 41
B. Konsep Segiempat ... 44
C. Kriteria Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 48
1. Validasi ... 48
2. Kepraktisan Pembelajaran ... 50
3. Keefektifan Pembelajaran ... 51
D. Perangkat Pembelajaran ... 53
E. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 57
F. Penelitian Relevan ... 62
G. Kerangka Konseptual ... 64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... ... 69
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69
C. Subjek dan Objek Penelitian... 70
D. Prosedur Penelitian ... 70
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 86
vi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 109
1. Deskripsi Tahap Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen ... 110
Tahap I. Pendefinisian (Define) ... 110
Tahap II. Perancangan (Design) ... 119
Tahap III. Pengembangan (Develop) ... 127
2. Hasil Uji Coba Lapangan I ... 137
3. Hasil Uji Coba Lapangan II ... 157
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 176
1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning yang Valid, Praktis, dan Efektif ... 176
a. Validitas Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning ... 189
b. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning ... 178
c. Keefektifan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning ... 179
2. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Menggunakan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning ... 188
3. Peningkatan Kemampuan Disposisi Matematis Siswa Dengan Menggunakan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning ... 192
4. Kendala Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning ... 194
5. Kelemahan Penelitian ... 198
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 210
B. Saran ... 213
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Mengajarkan segiempat dengan menggunakan model discovery learning 49
Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 89
Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 90
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Angket Disposisi Matematis ... 91
Tabel 3.4. Skor Alternatif Jawaban Angket Disposisi Matematis ... 91
Tabel 3.5. Deskripsi Indikator Pengembangan Angket Disposisi Matematis ... 92
Tabel 3.6. Kriteria Tingkat Kevalidan ... 99
Tabel 3.7. Format Perhitungan Validasi ... 100
Tabel 3.8. Tingkat Pengusaan Siswa ... 104
Tabel 3.9. Keefektifan Aktivitas Siswa ... 106
Tabel 3.10. Tingkat Pengusaan Siswa ... 107
Tabel 4.1. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar (Kemampuan Pemahaman Konsep) ... 119
Tabel 4.2. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 121
Tabel 4.3. Nama-Nama Validator ... 128
Tabel 4.4. Hasil Validasi Buku Guru ... 129
Tabel 4.5. Hasil Validasi Buku Siswa ... 130
Tabel 4.6. Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa ... 133
Tabel 4.7. Hasil Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 135
Tabel 4.8. Hasil Validasi Instrumen ... 137
Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Wawancara ... 139
Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa ... 143
Tabel 4.11. Klasifikasi Penguasaan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa pada Uji Coba I 143 Tabel 4.12. Rerata Tingkat Penguasaan Siswa Tiap Indikator Uji Coba I ... 146
Tabel 4.13. Rerata Skor Disposisi Matematis Siswa Tiap Indikator Uji Coba I ... 147
Tabel 4.14. Hasil Analisis Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 149
Tabel 4.15. Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa ... 152
Tabel 4.16. Rangkuman Hasil Wawancara ... 159
Tabel 4.17. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa ... 163
Tabel 4.18. Klasifikasi Penguasaan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa pada Uji Coba II ... 163 Tabel 4.19. Rerata Tingkat Penguasaan Siswa Tiap Indikator Uji Cobaa II ...
166
Tabel 4.20. Rerata Skor Uji Coba II Disposisi Matematis Siswa Tiap Indikator ... 167
Tabel 4.21. Hasil Analisis Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 169
viii
Tabel 4.23. Rangkuman Hasil Validasi ... 177 Tabel 4.24. Jumlah Siswa yang Tuntas pada Uji Coba I dan II ... 180 Tabel 4.25. Rerata Skor Disposisi Matematis Siswa Tiap Indikator Uji Coba I dan Uji Coba II ... 181 Tabel 4.26. Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ...
183
Tabel 4.27. Rata-Rata Persentase Respon Siswa ... 185
Tabel 4.28. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa pada Uji Coba Lapangan I ...
188
Tabel 4.29. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa pada Uji Coba Lapangan II ...
190
Tabel 4.30. rerata Tingkat Penguasaan Siswa Tiap Indikator Uji Coba I dan II ... 191
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Proses Jawaban Siswa ... 5
Gambar 2.1. Segitiga Didaktik... 38
Gambar 3.1. Bangan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D... 71
Gambar 3.2. Konsep Segiempat... 75
Gambar 4.1. Konsep Segiempat... 113
Gambar 4.2. Tampilan Buku Guru ... 124
Gambar 4.3. Tampilan Buku Siswa ... 125
Gambar 4.4. Tampilan Lembar Aktivitas Siswa ... 132
Gambar 4.5. Diagram Frekuensi Tingkat Penguasaan Siswa Uji Coba I ... 144
Gambar 4.6. Diagram Persentase Tingkat Penguasaan Siswa Uji Coba II ... 145
Gambar: 4.7. Diagram Kemampuan Disposisi Matematis Siswa Uji Coba I ... 148
Gambar 4.8. Diagram Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 150
Gambar 4.9. Diagram Frekuensi Tingkat Penguasaan Siswa ... 164
Gambar 4.10. Diagram Persentase Tingkat Penguasaan Siswa ... 165
Gambar 4.11. Diagram Kemampuan Disposisi Matematis Siswa ... 168
Gambar 4.12. Diagram Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 169 ... 181
Gambar 4.13. Diagram Kemampuan Disposisi Matematis Siswa ... 182
Gambar 4.14. Persentase Respon Siswa pada Uji Coba I dan Uji Coba II ... 186
Gambar 4.15. Diagram Pencapaian Persentase Ketuntasan Klasikal pada Uji Coba Lapangan I ... 189
Gambar 4.16. Diagram Klasifikasi Penguasaan Kemampuan Pemahaman konsep Siswa pada Uji Coba Lapangan II ... 190
Gambar 4.17. Diagram Klasifikasi Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Tiap Indikator ... 192
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh semua siswa mulai dari SD, SMP sampai SMA dan bahkan hingga di Perguruan Tinggi pun matematika tetap menjadi mata kuliah wajib. Ada beberapa alasan mengapa matematika penting untuk dipelajari semua siswa. Dinyatakan dalam GBPP (dalam Hadi, 2005: 3) bahwa pengajaran matematika di sekolah terutama bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi perubahan dunia yang dinamis dengan menekankan pada penalaran logis, rasional, dan kritis, serta memberikan keterampilan kepada mereka untuk mampu menggunakan matematika dan penalaran matematika dalam berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari bidang ilmu lain.
Selain itu matematika juga merupakan salah satu pendukung kemajuan IPTEK. Sebagai salah satu ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, matematika mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
2
hasil bahwa hampir setengah dari siswa Indonesia (yaitu 43,5%) tidak mampu menyelesaikan soal PISA paling sederhana (the most basic PISA tasks). Sekitar sepertiga siswa Indonesia (yaitu 33,1%) hanya bisa mengerjakan soal jika pertanyaan dari soal kontekstual diberikan secara eksplisit serta semua data yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal diberikan secara tepat. Hanya 0,1% siswa Indonesia yang mampu mengembangkan dan mengerjakan pemodelan matematika.
Rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia juga dapat dilihat dari hasil kompetisi matematika tingkat internasional seperti The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS). TIMSS adalah studi
3
Guru hendaknya tidak hanya memberikan materi secara instant, tetapi mampu menggiring siswa kepada kemampuan untuk mengerti konsep yang dipelajari sehingga belajar siswa menjadi lebih bermakna.
Salah satu kemampuan yang mampu menyelesaikan masalah diatas adalah kemampuan pemahaman konsep. Kemampuan pemahaman konsep merupakan kemampuan yang sangat penting bagi siswa. Seperti dikemukakan oleh Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 (dalam Wardhani, 2010: 26) tentang Standar Isi bagian tujuan mata pelajaran matematika SMP/MTs, kompetensi matematika intinya terdiri dari kemampuan dalam: (1) pemahaman konsep, (2) penalaran, (3) komunikasi, (4) pemecahan masalah, (5) penghargaan terhadap kegunaan matematika. National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) (2000: 371) menyatakan ”Students must learn mathematics with understanding,
actively building new knowledge from experience and prior knowledge” yang
dapat diartikan bahwa siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.
Hal senada juga dirumuskan oleh KTSP (dalam Nurkholis, 2013:211) kecakapan atau kemahiran matematik meliputi: 1) pemahaman konsep, 2) penalaran; 3)komunikasi; 4) pemecahan masalah; 5) dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan dalam semua konten matematika termasuk geometri.
4
jika sudah diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Pengetahuan konsep yang kuat akan memberikan kemudahan dalam meningkatkan pengetahuan prosedural matematika siswa. Karena prosedur-prosedur tanpa dasar konsep ini hanya merupakan aturan tanpa alasan yang akan membawa kepada kesalahan dalam matematika.
Kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan yang di harapkan. Guru menganggap siswa tidak dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga guru sering menyajikan pengetahuan dalam bentuk jadi. Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan Marzuki (2012: 4) menunjukkan bahwa 83,2% dari jumlah siswa kesulitan mengerjakan soal penerapan rumus-rumus segi empat. Seperti dalam kasus menyelesaikan soal segiempat berikut ini: Pak Daniel memagari kebunnya yang berbentuk trapesium. Jarak antara dua pagar yang sejajar adalah 61 m. Jika jumlah panjang kebun yang dipagar sejajar 190 m, tentukan luas kebun Pak Sambera! Hasil jawaban siswa dapat dilihat sebagai berikut:
5
Dari jawaban diatas dapat dipahami bahwa siwa belum memahami konsep luas dari segiempat. Siswa tidak memahami konsep luas yang ditanya merupakan jumlah sisi sejajar dibagi 2 kemudian dikali tinggi yang diketahui. Dengan kemampuan pemahaman yang dimiliki siswa paling tidak siswa akan tertarik lebih lanjut untuk mempelajari matematika. Sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika. Oleh karena itu, kemampuan pemahaman konsep dianggap penting ditamankan pada diri siswa.
Kemampuan yang tidak kalah penting dengan kemampuan pemahaman konsep adalah kemampuan disposisi matematika. Selain kemampuan kognitif, juga perlu dikembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah. Pentingnya pengembangan disposisi matematis sesuai dengan pernyataan Sumarmo (2013:334) bahwa dalam pembelajaran matematika pembinaan komponen ranah afektif memerlukan kemandirian yang kemudian akan membentuk kecenderungan yang kuat yang dinamakan pula disposisi matematik (mathematical disposition) yaitu keinginan, kesadaran, dedikasi dan kecenderungan yang kuat pada diri siswa untuk berpikir dan berbuat secara matematik dengan cara yang positif dan didasari dengan iman, taqwa, dan akhlak mulia.
6
mencari metoda alternatif dalam memecahkan masalah; c) tekun mengerjakan tugas matematik; d) minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik; e) cenderung memonitor, merefleksikan penampilan dan penalaran mereka sendiri; f) menilai aplikasi matematika ke situasi lain dalam matematika dan pengalaman sehari-hari; g) memberikan apresiasi peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa.
Hampir sama dengan pendapat Polking, Silver (dalam Sumarmo, 2013: 203) menguraikan disposisi matematik dalam beberapa komponen yaitu: rasa percaya diri (self confident), rasa diri mampu (self efficacy), rasa ingin tahu (curiousity), senang mengerjakan tugas matematik, rajin dan tekun (deligence), fleksibel (flexibility), dan reflektif.
7
Hal ini didukung dengan studi pendahuluan peneliti ke sekolah, dari hasil wawancara dari salah seorang guru matematika bahwa siswa mudah putus asa ketika mendapatkan kendala dalam menyelesaikan masalah. Mereka cenderung tidak tertarik untuk mencoba cara lain atau berusaha lagi untuk mendapatkan jawaban. Selain itu, dilihat dari proses pembelajaran yang digunakan guru masih dominan menggunakan pembelajaran biasa. Pada pembelajaran ini, guru dipandang sebagai sumber pengetahuan dan siswa hanya perlu menerima pengetahuan tersebut tanpa harus terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini berdampak pada rendahnya kemampuan disposisi siswa sebagaimana dijelaskan di atas.
Menyikapi permasalahan yang terjadi dilapangan selama ini yaitu dalam proses pembelajaran matematika di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pentingnya kemampuan pemahaman konsep dan disposisi siswa yang akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika. Perlu adanya solusi berupa model pembelajaran yang dapat mengakomodasi peningkatan kemampuan konsep dan disposisi siswa. Model discovery learning dianggap cocok untuk mengatasi masalah ini.
8
disajikan dalam bentuk final, siswa diwajibkan melaksanakan beberapa aktivitas mental sebelum itu diterima ke dalam struktur kognitifnya.
Suasana belajar yang menyenangkan diindikasikan dapat membuat proses pembelajaran lebih efektif, yaitu siswa akan mampu membangun pemahamannya dengan kondisi fisik dan psikis yang tidak tertekan. Suasana yang menyenangkan juga akan membuat guru mampu menyampaikan materi pelajaran dengan lebih baik. Di samping itu siswa akan dapat menerima materi pelajaran dengan senang, sehingga apa yang disampaikan oleh guru akan lebih cepat diterima dan diingat dengan baik oleh siswa. Namun, guru jarang menggunakan model-model pembelajaran dalam proses mengajar. Pembelajaran yang dilakukan hanya pembelajaran konvensional dimana kegiatan lebih berpusat kepada guru, sehingga siswa hanya menerima saja tanpa adanya interaksi dalam pembelajaran. Hal ini salah satu akibat dari kurangnya penguasaan guru tentang model-model pembelajaran. Seperti diketahui bahwa merancang suatu model pembelajaran diperlukan waktu dan persiapan yang tidak singkat.
9
Namun kenyataannya alat peraga jarang tersedia di sekolah. Hal ini karena keterbatas dana dalam menyediakan alat peraga. Pada materi abstrak seperti segiempat, alat peraga sangat berguna untuk memvisualisasikannya ke dalam bentuk abstrak. Geoboard dianggap cocok sebagai alat peraga untuk materi segiempat, karena segiempat yang bersifat abstrak akan menjadi konkret jika menggunakan geoboard.
Geoboard juga dapat membantu siswa mengkonstruk pengetahuannya
sendiri dengan bereksplorasi. Seperti yang dikemukakan Winkler,”The geoboard
can be use to teach geometric and algebraic concepts informally”. Geoboard dapat digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep geometri dan aljabar.
Masalah pendidikan erat kaitannya dengan masalah pembelajaran. Pembelajaran merupakan salah satu unsur dalam pelaksanaan pendidikan sehingga kualitas pendidikan erat hubungannya dengan kualitas pembelajaran. Usaha guru dalam memberdayakan berbagai unsur dalam pembelajaran merupakan hal penting dalam keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan yang pembelajaran itu sendiri.
10
disampaikan. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, guru diberi tuntutan dalam mempersiapkan desain pembelajaran seperti perangkat pembelajaran. Pengembangan perangkat pembelajaran ini juga merupakan tanggung jawab guru di sekolah, karena dengan kreativitas guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran akan menghasilkan kegiatan pembelajaran yang bermakna.
Berdasarkan salinan lampiran Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang kurikulum SMP-MTs dijelaskan bahwa kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir, diantaranya yaitu pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik, pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya), dan pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari.
Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 (2005:7), diisyaratkan bahwa guru diharapkan mampu mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 (2005:2) dijelaskan bahwa buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pelajaran dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standart nasional pendidikan.
11
pembelajaran belum sesuai dengan kebutuhan siswa karena perangkat tersebut tidak dirancang langsung oleh guru dan perangkat yang dirancang dengan model pembelajaran tertentu hanya berakhir dengan pembelajaran konvensional di kelas. Sehingga pembelajaran hanya dilakukan satu arah dan siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Disamping itu, antara buku teks dengan LAS kurang sinkron dan juga tidak menggunakan suatu model pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Keterbatasan waktu dan sumber bacaan guru dalam merancang perangkat pembelajaran diduga merupakan salah satu kendala guru dalam merancang perangkat pembelajaran sendiri.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan perlu dikembangkan suatu perangkat pembelajaran yang disesuiakan dengan kondisi siswa. Tujuan dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan menghasilkan sebuah produk baru. Perangkat pembelajaran tersebut perlu dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, terutama dalam meningkatkan kemampuan matematis siswa, khususnya dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan di atas maka peneliti merasa perlu untuk meneliti tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
12
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.
2. Kemampuan pemahaman siswa tentang konsep matematika sangat rendah.
3. Guru memberikan pengetahuan secara instant.
4. Kemampuan disposisi matematis siswa masih rendah.
5. Pembelajaran yang diterapkan guru di kelas dalam menyampaikan materi pelajaran tidak melibatkan siswa secara aktif.
6. Kurangnya guru dalam menguasai model pembelajaran.
7. Guru jarang menggunakan alat peraga untuk memvisualisasikan benda abstrak.
8. Kurang tersedianya alat peraga di sekolah.
9. Guru menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model atau pendekatan-pendekatan pembelajaran yang inovatif (yang tertulis di RPP) namun belum di implementasikan dengan baik dan benar.
10. Buku teks dengan LAS kurang sinkron dan juga tidak menggunakan suatu model pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran
11. Buku yang digunakan siswa dan guru belum sesuai dengan kebutuhan siswa.
13
C. PEMBATASAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus. Peneliti mambatasi masalahnya pada:
1. Kemampuan pemahaman konsep siswa sangat rendah. 2. Kemampuan disposisi matematis siswa masih rendah.
3. Model pembelajaran yang digunakan guru tidak melibatkan siswa secara aktif.
4. Guru jarang menggunakan alat peraga untuk memvisualisasikan benda abstrak.
5. Buku teks dengan LAS kurang sinkron dan juga belum sesuai dengan kebutuhan siswa.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis model discovery lerning untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa berbantuan geoboard? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa
14
3. Bagaimana peningkatan kemampuan disposisi matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model discovery learning berbantuan geoboard?
E. TUJUAN PENELITIAN
Secara umum tujuan penelitian ini adalah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Disposisi Siswa. Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan mengkaji secara komprehensif:
1. Mengetahui efektifitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis model discovery lerning untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa berbantuan geoboard. 2. Mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa
menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model discovery learning berbantuan geoboard.
15
F. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat dan menjadi masukan berharga bagi pihak-pihak terkait di antaranya:
1. Tersedianya perangkat pembelajaran dengan model discovery learning dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa.
2. Menjadikan acuan bagi guru dalam mengimplementasikan pengembangan perangkat pembelajaran dengan model discovery learning untuk materi yang lain, yang relevan bila diajarkan dengan
model tersebut.
3. Memberikan informasi tentang kemampuan pemahaman konsep dan disposisi siswa dalam memecahkan masalah pada materi segiempat.
4. Memberikan referensi dan masukan bagi pengayaan ide-ide penelitian mengenai evaluasi diri tentang kemampuan pemahaman konsep dan disposisi siswa dalam memecahkan masalah siswa yang akan dikembangkan dimasa yang akan datang khususnya di bidang pendidikan matematika.
G. DEFINISI OPERASIONAL
16
1. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan alat pendukung (rencana pelaksanaan pembelajaran, buku ajar, lembar aktivitas siswa, tes pemahaman konsep, angket disposisi matematis) yang memungkinkan siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran.
2. Pengembangan perangkat pembelajaran
Pengembangan perangkat pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan perangkat pembelajaran yang baik, sesuai dengan langkah-langkah pada model pengembangan perangkat yang digunakan.
3. Kriteria perangkat pembelajaran
Kriteria perangkat pembelajaran dapat dilihat dari aspek valid, praktis dan efektif. Suatu produk dikatakan valid apabila ia merefleksikan jiwa pengetahuan (state of the art knowledge), hal ini yang disebut validitas isi. Sementara komponen-komponen produk tersebut harus konsisten satu sama lain (validitas konstruk). Kemudian produk dikatakan praktis jika produk yang dikembangkan dapat digunakan dengan mudah di dalam praktiknya. Kemudian dikatakan efektif jika produk memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengembang produk.
4. Model Discovery Learning
17
5. Kemampuan Pemahaman Konsep
Kemampuan pemahaman konsep adalah hal yang meliputi 1) mampu menjelaskan sebuah defenisi dengan kata-kata sendiri menurut sifat-sifat/ciri-ciri yang sesensial, 2) mampu membuat/menyebutkan contoh dan yang bukan contoh, dan 3) mampu menggunakan konsep dalam menyelesaikan masalah. Dikatakan memiliki kemampuan pemahaman konsep jika memenuhi ketiga komponen ini.
6. Kemampuan Disposisi Matematis
Kemampuan disposisi matematis diantaranya adalah (1) percaya diri dalam menggunakan matematika, (2) fleksibel dalam melakukan kerja matematika (bermatematika), (3) gigih dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugas matematika, (4) memiliki rasa ingin tahu dalam bermatematika, (5) melakukan refleksi terhadap cara berpikir dan kinerja pada diri sendiri dalam belajar matematika, (6) menghargai aplikasi matematika, dan (7) mengapresiasi peranan matematika/pendapat tentang matematika.
7. Keefektifan Pembelajaran
18
8. Aktivitas Siswa
198 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis model discovery learning menggunakan model pengembangan Thiagarajan, Semmel dan Semmel ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa berbantuan geoboard di SMP Negeri 1 Kisaran. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diuraikan dalam penelitian ini adalah:
1. Efektivitas perangkat pembelajaran berbasis model discovery lerning untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa berbantuan geoboard sudah efektif untuk digunakan di dalam pembelajaran.
2. Kemampuan pemahaman konsep siswa meningkat dari uji coba I ke uji coba II menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model discovery learning berbantuan geoboard.
199
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan sampai tahap penyebaran, namun hanya disebarkan pada sekolah penelitian saja yaitu SMP Negeri 1 Kisaran. Untuk mengetahui efektivitas perangkat pembelajaran berbasis model discovery learning dalam berbagai materi pokok bahasan matematika dan pelajaran lain yang sesuai, disarankan pada para guru dan peneliti untuk mengimplementasikan perangkat pembelajaran berbasis model discovery learning ini pada ruang lingkup yang lebih luas di sekolah-sekolah.
2. Bagi guru yang ingin menerapkan perangkat pembelajaran berbasis model discovery learning pada materi pokok bahasan yang lain pada pelajaran