iii ABSTRAK
TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEPAILITAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG BERGERAK DI BIDANG KEPENTINGAN PUBLIK DIKAITKAN DENGAN KEDUDUKAN ASET NEGARA DALAM
BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DWINA OKTIFANI
110110080141
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang memberikan pengaturan khusus terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang kepentingan publik melalui Pasal 2 ayat (5) yang menyatakan bahwa hanya Menteri Keuangan yang dapat mengajukan permohonan pailit terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang kepentingan publik. Dalam praktiknya, belum terdapat suatu kesatuan perspektif terhadap praktik pengajuan permohonan pailit jika dikaitkan dengan penerapan pasal tersebut, apakah kemudian berlaku terhadap Perum atau Persero, bagaimana pula dengan Persero yang seluruh modalnya adalah milik negara. Selain daripada itu, Pasal 50 huruf d Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara yang mengatur adanya larangan penyitaan terhadap aset negara yang berupa barang tidak bergerak dan hak kebendaan lainnya milik negara/ daerah dalam praktiknya menjadi satu pertimbangan hakim dalam memutus perkara pailit terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Oleh karena itu, penulis merasa perlu menganalisis bagaimana akibat hukum kepailitan dikaitkan dengan kedudukan aset negara di dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah secara yuridis normatif yang menitikberatkan pada penggunaan data sekunder dengan spesifikasi deskriptif analitis yaitu memaparkan tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku serta teori hukum yang perlu untuk diterapkan dalam mencapai kepastian hukum terhadap permasalahan yang diangkat penulis. Analisis data yang digunakan menggunakan metode analisis kualitatif.