• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SD DALAM MEMODELKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SD DALAM MEMODELKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Muflibatun Kbairuna Pasaribu. 081188830009. Penerapan Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas V SD Dalam Memodelkan Soal Cerita Matematika Pada Pokok Babasan Pecaban. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2010.

Kata Kunci: Pendekatan Metakognitif PQ4R, Kemampuan Memodelkan Soal Cerita Matematika.

Tujuan penelitian

ini

untuk mengidentiftkasi penerapan pendekatan metakognitif PQ4R dan mengetahui peningkatan kemampuan siswa kelas V SD dalam memodelkan soal cerita matematika pada pokok bahasan pecahan melalui penerapan pendekatan metakognitif PQ4R. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SD Negeri 060818 Jl. M. Nawi Harahap Medan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VA tahun pelajaran 2010/201 1 sebanyak 47 orang yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 28 orang perempuan. Objek penelitian adalah objek yang mencerminkan proses yaitu tindakan pendekatan metakognitif PQ4R beserta perangkat-perangkatnya antara lain RPP, bahan ajar, LAS, Iembar observasi, dan inventori strategi-strategi metakognitif dan objek yang mencerminkan produk yaitu kemampuan siswa kelas VA dalam memodelkan soal cerita matematika pada pokok babasan pecahan dan kemampuan metakognisi siswa. Data-data penelitian diperoleh dari skenario pembelajaran, lembar observasi penelitian, tes kemampuan memodelkan soal cerita matematika, dan inventori stategi-strategi metakognitif. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus [ terdiri dari 7 pertemuan dan siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Adapun basil penelitian yaitu penerapan pendekatan metakognitif PQ4R dapat digunakan untuk mengungkapkan kemampuan siswa kelas V SD dalam memodelkan soal cerita matematika pada pokok bahasan pecahan dan terdapat peningkatan kemampuan siswa kelas V SD dalam memodelkan soal cerita matematika pada pokok bahasan pecahan melalui penerapan pendekatan metakognitif PQ4R yaitu basil evaluasi tes memodelkan soal cerita matematika di akhir siklus I yaitu nilai rata-rata= 51,36 dan ketuntasan klasikal = 51,06% dan basil evaluasi tes memodelkan soal cerita matematika di akhir siklus 11 yaitu nilai rata-rata = 77,23 dan ketuntasan klasikal = 87,23%. Berdasarkan basil ~nelitian,
(2)

ABSTRACT

Mutlihatun Khairuna Pasaribu. 081188830009. Implementation Of Metacognitive Approach To Improve Fifth Grade Elementary School Students' SkiDs Models Math Story Problem On Tbe Subject Of Fractions. Thesis. Medan: Postgraduate School of State University ofMedan, 2010. Keywords: PQ4R Metacognitive Approach, Models Math Story Problem's Skill.

(3)

S"l3

A

(}10

~s

?

PENERA.PAN

]'ENDEKl\.TAN

lV~ETAKOGNlTIF

UNTUK

lVfEN1NGt :.r1.I'KAN KEMAl\1PUAN SISWA KELAS V SD

t\

,,r, ,,t

y _\t:.,lH (; . ' ,• J.'\J\_). '1 ,,

"~"' l.'

. '"'' •'""

J.YL"\. l'' ·""'-

-~

A

D

" l

-1, "" ' .,.

i" "~''"

f!

~ D "EL "

V" ,A l>.T eel Jt."

C'EI:t''I'

A.

~' f{

"'TE'1" AT'K'

PADA l'OKOK BAHASAN PECAHAN

MILIK PEHPUSTAKAAN

UNIMEO

(4)

Lembar Pengesaban Tesis

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SD

DALAM MEMODELKAN SOAL CERITA MATEMA TIKA

PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

TESIS

MUFLIBATUN KHAIRUNA PASARIBU

~

;'!

PembimWng I,

~

NI~:081188830009

Medan, 10 Januari 2011 Menyetujui

Tim Pembimbing

Pembimbing II,

Prof.Diao Armaoto.M.Pd,M.A.M.Sc.fh.D NIP.l%3101 J 198803 1 001

~/)

Pnd~

NIP.l9570804 198503 1 002

Mengetahui: Ketua Program Studi Peodidikan Matematika

(5)

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SD

DALAM MEMODELKAN SOAL CERITA MATEMATIKA

PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

Disusun dan diajukan oleb

MUFLIHATUN KHAIRUNA PASARIBU

N~:081188830009

Telab Dipertabankan di depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggaii O J anuari 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleb Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Pembimbing I,

-Menyetujui Tim Pembimbing

Prof.Diao Armanto.M.Pd.M.A.M.Sc.Pb.D NIP.I9631011 198803 1 001

Mengetahui:

Medan, 10 J anuari 2011

Pembimbing II,

(6)

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO.

l.

2.

NAMA

Prof. Dian Armanto. M.Pd. M.A. M.Sc. Ph.D

NIP. 19631011 198803 1 001

P rof. Dr. Asmin, M.Pd

NIP. 19570804 198503 1 002

3.

Prof. Dr. Sabat Saragib, M.Pd

NIP. 19610205 198803 1 003

4.

Prof. Dr. Mukbtar, M.Pd

NIP.195908071983031 033

Dr. Izwita Dewi, M.Pd

NIP. 19620706 198903 2 001

Tanda Tangan

str

(7)

Pern yata an 'lidak Mclakuka n Plagiai da n Mcmalsuka n Data

Saya yang berta ndatangan di bawah ini: Nama

NIM

Angkatan Prodi

Judul Tesis

Muflihatun Khairuna Pasaribu

081188830009

XIII

Pendidikan Matematika

Penerapan Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan

Ke!llampuarr Siswa Keii!S- V SD -D:rlam Memodetkarr Soal Cerita

~atem atika ?ada Pokok Bahasan Pecahan

dengan ini menyatakan bahwa:

1. benar tesis saya adalah karya saya sendiri, bukan dikeljakan orang lain;

2. saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan tesis saya;

3. saya tidak ada merobah atau memalsukan data penelitian saya.

Jik:a temyata di kemudian hari diketahui saya telah melakukan salah satu hal di atas; maka

saya bersedla dikenai sanksi yang berlaku berupa pencopotan ge!ar says.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Diketahui oieh

i!d,

Medan, 17 Desember 20 l 0

Saya yang membuat pernyataan,

METERAI TEMPEL

~

·~~;~

~~, v;:

-

-~

~

""'i'.fi'

·'f''hfo1JJPJ

(8)

KATAPENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis sarnpaikan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Penulisan tesis ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalarn memperoleh gelar magister pendidikan program studi pendidikan matematika di Universitas Negeri Medan. Selama menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis menemukan banyak hambatan dan tantangan. Tetapi kesulitan itu dapat ditanggulangi dengan adanya bantuan berbagai pihak, baik moral maupun material.

Dallli-n kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Program Pascasrujana UNIMED.

Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program Pascasrujana UNIMED.

Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED.

Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd, M.A, M.Sc, Ph.D selaku Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Pembimbing II.

Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd; Bapak Dr. Mukhtar, M.Pd; dan Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku narasumber.

6. Bapak dan lbu dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasatjana UNIMED.

(9)

8. Ayahanda H.M.Silahuddin, S.Pdl dan lbunda Hj.Dariati, BA, serta suami tercinta Doni Fahrizal, ST.

9. Semua pihak, sahabat, keluarga yang telah memberikan dorongan, semangat,

serta bantuan lainnya kepada penulis.

Penulis tidak dapat membalasnya, hanya kepada Allah SWT penulis pintakan

semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan. Untuk itu, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari Bapak I Ibu Pembimbing dan Narasumber, serta para pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tesis ini. Dernikianlah kata pengantar yang dapat penulis sampaikan. Semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembacanya.

Medan, Januari 2011 Penulis

(10)

DAFfARISI ABSTRAK ABSTRACT KATAPENGANTAR DAFTARISI DAFTAR TABEL ii iii v vii DAFTARGAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ix X BABI BAB II PENDAHULUAN

1.1. LAT AR BELAKANG MASALAH 1.2. IDENTIFIKASI MASALAH 1.3. PEMBATASAN MASALAH 1.4. RUMUSAN MASALAH 1.5. TUJUAN PENELITIAN 1.6. MANF AA T PENELITIAN KAJIAN PUST AKA

2.1. KERANGKA TEORITIS 2.1.1. Kerangka Teoritis

2.1.1.1. Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

2.1.1.2. Pemodelan Soal Cerita Matematika 2.1.1.3. Pembelajaran Matematika

2.1.1.4. Pendekatan Metakognitif 2.1.1.5. Konsep Pecahan

2.1.1.6. Teori Belajar Yang Mendukung Pendekatan Metakognitif

2.1 .2. Penelitian Yang Relevan 2.2. KERANGKA KONSEPTUAL 2.3. HIPOTESIS

1 1 8 9 10 10 11 12 12 12 12 13 19 24 38 40 47 49 54

METODE PENELITIAN 55

3.1. TEMPATDANWAKTUPENELITIAN 55

3.1.1. Tempat Penelitian 55

3.1.2. WaktuPenelitian 55

3.2. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN 55

3.2.1. Subjek Penelitian 55

3.2.2. Objek Penelitian 56

3.3 . DISAIN PENELITIAN 56

3.3.1. Siklus I 58

3.3.2. Siklus II 62

3.4. DEFINISI OPERASIONAL 68

3.5. TEKNIKPENGUMPULAN DATA 68

3.6. TEKNIK ANALISIS DATA 92

(11)

BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 95

4.1. HASIL PENELITIAN 95

4.1 .1. Proses Adaptasi Pendekatan MetakognitifPQ4R 96 4.1.2. Pelaksanaan Pendekatan Metakognitif PQ4R 99

4.1.2.1. Siklus I 99

4.1.2.2. Siklus U 120

4.1.3. Kemampuan MetakognitifSiswa 138 4.1.4. Kemampuan Siswa SD Dalam Memodelkan

Soal Cerita Matematika 13 9

4.2. TEMUAN PENELITIAN 140

4 .3. DISKUSI HASIL PENELITIAN 143

BABY KESIMPULAN DAN SARAN 149

5. 1. KESJMPULAN 149

5.2. SARAN 150

DAFT AR PUS TAKA LAMP IRAN

152 155

z

?

(12)

DAFfAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 70

3.2 Hasil Validasi Bahan Ajar 71

3.3 Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa 71 3.4 Hasil V alidasi Perangkat Pembelajaran 72 3.5 Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran 73 3.6 Hasil V alidasi Lembar Observasi 74 3.7 Hasil Uji Coba Observasi Pengelo1aan Pembelajaran 76 3.8 Hasil Uji Coba Observasi Kegiatan Guru 76 3.9 Hasil Uji Coba Observasi Kegiatan Siswa 77 3.10 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Siswa

Dalarn Memodelkan Soal Cerita (Siklus I) 79 3.11 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Siswa

Dalam Memodelkan Soal Cerita (Siklus II) 80 3.12 Hasil Validasi Tes Memodelkan Soal Cerita Matematika 82 3.13 Hasil Validasi Uji Coba Tes Memodelkan Soal Cerita

(Siklus I) 83

3 .14 Hasil Validasi Uji Coba Tes Memodelkan Soal Cerita

(Siklus II) 83

3.15 Hasil Reliabilitas Uji Coba Tes Memodelkan Soal Cerita 86 3.16 Hasil Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes Memodelkan

Soal Cerita (Siklus I) S7

3.17 Hasil Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes Memodelkan

Soal Cerita (Siklus II)

88

3.18 Hasil Daya Pembeda Uji Coba Tes Memodelkan

Soal Cerita (Siklus I) 90

3.19 Hasil Daya Pembeda Uji Coba Tes Memodelkan

z

Soal Cerita (Siklus II) 90

3.20 Rating Skala Likert 9 1

4.1 Respon Siswa Terhadap Pendekatan MetakognitifPQ4R 97

?

4.2 Respon Guru Terhadap Pendekatan MetakognitifPQ4R 98 4.3 Deskripsi Data Kemampuan Awal Memodelkan

Soal Cerita Matematika (Siklus I) 101 4.4 Jadwal Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus I 102 4.5 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

Menurut Kategorinya 105

4.6 Deskripsi Data Kemampuan Memodelkan

Soal Cerita Matematika (Siklus I) 114 4.7 Deskripsi Data Ketuntasan Klasikal Kemampuan

Memodelkan Soal Cerita Matematika (Siklus I) 114 4.8 Deskripsi Peningkatan Kemampuan Memodelkan

Soal Cerita Matematika (Siklus I) 116 4.9 Deskripsi Data Kemampuan Awal Memodelkan

Soal Cerita Matematika (Siklus II) 121 4.10 Jadwal Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II 122 4.11 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II

[image:12.531.40.470.71.644.2]
(13)

z

?

93

4.12 Deskripsi Data Kemampuan Memodelkan

Soal Cerita Matematika (Siklus II) 134 4.13 Deskripsi Data Ketuntasan Klasikal Kemampuan

Memodelkan Soal Cerita Matematika (Siklus II) 135 4.14 Deskripsi Peningkatan Kemampuan Memodelkan

Soat Cerita Matematika (Siklus II) 136

4.15 Deskripsi Kemampuan MetakognitifSiswa 138 4.16 Deskripsi

Kemampuan

Memodelkan Soal Cerita
(14)

Gam bar

z

?

m

4.1

4.2

4.3 4.4 4.5 4.6 4.7

DAFT AR GAMBAR

Respon Siswa Terhadap Pendekatan

Metakognitif PQ4R 97

Respon Guru Terhadap Pendekatan

Metakognitif PQ4R

98

Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan

Pembelajaran Siklus I Menurut Kategorinya 106 Deskripsi Data Ketuntasan Klasikal Kemampuan Memodelkan Soal Cerita Maternatika (Siklus I) 115 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan

(15)

DAFT AR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembel<Uaran (RPP)

155

2.

Bahan Ajar

216

3.

Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

247

4.

Tes Kemarnpuan Memodelk.an Soal Cerita

Matematika Siklus I

310

5.

Tes Kemarnpuan Memodelkan Soal Cerita

Matematika Siklus II

315

6.

Lembar Observasi

320

7. Inventori Strategi-Strategi Metakognitif

325

8.

K unci Jawaban dan Pedoman Penskoran

Tes Kemampuan Memodelkan Soal Cerita

Matematika Siklus I

330

9.

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Memodelkan Soal Cerita

Matematika Siklus I

335

10.

Lembar V alidasi Perangkat Pembelajaran dan

Instrumen Penelitian

339

11.

Hasil Validasi Perangkat Pembel<Uaran dan

Instrumen Penelitian

350

12.

Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran

377

13. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian 381

14.

Hasil Proses Adaptasi Pendekatan Metakognitif

405

15.

Hasil Tes Memodelkan Soal Cerita Matematika

Siklus I

407

16.

Hasil Tes Memodelkan Soal Cerita Matematika

Siklus II

410

z

17. Hasillnventori Stategi-Strategi Metakognitif

41 3

18. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran

415

19.

Hasil Observasi Kegiatan Guru

419

?

20.

Hasil Observasi Kegiatan Siswa

422

21.

Dokumentasi Penelitian

425

22.

Jadwal Penelitian

432

23.

Kelengkapan Administrasi

437

(16)

BABI

PENDAHULUAN

1.1. LAT AR BELAKANG MASALAH

Pada wnumnya, soal-soal yang ada pada buku paket/pegangan siswa

diberikan dimulai

dari

yang mudah (aspek ingatan), kemudian diikuti oleh

soal yang mengungk:apkan kemampuan pemahaman. Setelah itu, diberikan

soal-soal penerapan yang mengaitkan konsep-konsep yang dibahas dengan kehidupan

sehari-hari yang biasanya disajikan dalam bentuk cerita atau lebih populer disebut

dengan soal cerita. Karena matematika memiliki model pembahasan, baik dengan

lambang maupun dengan gambar, diagram atau grafik, maka masalah kehidupan

sehari-hari atau masalah keilmuan dapat ditetjemahkan ke dalam bahasa

matematika. Selanjutnya, karena matematika memiliki operasi dan prosedur,

maka model matematika itu dapat diolah untuk mencari pemecahan

dari

suatu

masalah.

Dalam kurikulum 2004 mata pelajaran matematika

untuk

Sekolah Dasar

dan

Madrasah Ibtidaiyah disebutkan bahwa:

Matematika berfungsi

untuk

mengembangkan kemampuan bemalar

melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi,

dan

eksperimen, sebagai alat

pemecahan masalah melalui pola pikir

dan

model matematika, serta

sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel,

grafik,

diagram, dalam

menjelaskan gagasan.

Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara

berpikir

secara sistematis, logis, kritis, kreatif

dan

konsisten. Serta

mengembangkan sikap gigih

dan

percaya

diri

sesuai dalam menyelesaik:an

masalah.

(17)

z

2

menyangkut masalah kehidupan sehari-hari melalui model matematika. Melalui

soal cerita, maka siswa dilatih untuk mengembangkan pola pikirnya,

mengembangkan sikap gigih, dan percaya diri untuk memenuhi tujuan

pembelajaran matematika dalam kurikulum 2004.

Selain itu, Nurhadi (2004: 205) mengemukakan:

Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai dari SD dan MI sampai SMA dan MA adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, m enjelaskan keterkaitan antarkonsep dan m engaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah;

[image:17.526.40.469.174.565.2]

2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau diagram untuk: mempetjelas keadaan atau masalah; 3. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

4. Menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah;

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

Melalui soal cerita, kelima kecakapan atau kemahiran matematika di atas

dapat dikembangkan. Karena soal cerita bermanfaat untuk mencapai fungsi,

(18)

3

setuju jika disebutkan salah satu bagian yang sulit adalah menyelesaikan masalah

soal cerita matematika.

Rendahnya kemampuan memodelkan soal cerita terjadi pada siswa SD.

Sebagian besar siswa dapat menyelesaikan soal tetapi tidak mampu menjelaskan

jawaban yang mereka berikan. Sebagian besar siswa hanya mampu mengerjakan

soal yang sudah diberikan contoh penyelesaian, siswa hanya mengikuti

langkah-langkah yang diberikan guru pada contoh soal. Siswa tidak dapat menjelaskan alasan dari setiap langkah yang mereka kerjakan. Proses pembelajaran yang

terjadi j uga masih satu arah yaitu guru sebagai pusat pembelajaran. Para siswa

masih mengalarni kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal cerita. Mereka masih

sulit memaharni apa yang diketahui dan ditanya dari soal. Mereka hanya

mengalikan atau membagi angka-angka yang ada dalam soal, tanpa tahu mengapa

bisa dikalikan maupun dibagi.

Berdasarkan observasi lapangan dan wawancara dengan salah satu guru yang mengajar matematika di SD Negeri 060818 Medan, bahwa kesulitan siswa

menyelesaikan soal cerita disebabkan kesulitan siswa dalam membuat pemodelan

atau representasi matematika. Sebagai contoh, di saat siswa diminta menyelesaikan soal cerita mengenai operasi hitung menggunakan perbandingan.

Jika diberikan soal sebagai berikut: Perbandingan manik-manik merah dan

manik-manik biru pada kalung adalah I : 3. Jika banyak: manik-manik merah 5,

berapa banyak manik-manik biru? Tanpa betpikir panjang, kebanyakan siswa

menyelesaikan soal tersebut dengan langsung mengurangkan banyak

manik-manik merah dengan nilai perbandingan manik-manik-manik-manik biro, sehingga mereka

(19)

Manik-manik biru = manik-manik merah- nilai perbandingan manik-manik biru

= 5-3=2

4

Ini merupakan penyelesaian yang sal~ karena mereka belum memahami soal tersebut. Jadi, masih dibutuhkan pemahaman yang lebih untuk menyelesaikan soal cerita. Agar dapat menyelesaikan soal cerita tersebut dengan benar, maka

seharusnya siswa menerapkan lima langkah mudah dalam menyelesaikan soal

cerita yang dimulai dengan membaca soal, pilih informasi penting, menentukan strategi yang tepat misalnya menggunakan perbandingan, menyelesaikan m asal~ dan memeriksa jawaban.

(20)

5

Merupakan suatu kekeliruan apabila seorang siswa yang mampu menuliskan apa yang diketahui serta apa yang ditanyakan maka siswa tersebut sudah dianggap dapat memahami masalah. Tidak sedikit siswa yang hanya mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, namun setelah itu tidak mampu berbuat apa-apa. Ini menunjukkan bahwa memahami masalah tidak cukup hanya dengan menuliskan kembali apa yang diketahui serta apa yang ditanyakan. Untuk dapat menyelesaikan soal cerita matematika dengan benar seorang siswa perlu memahami apa yang diketahui serta apa yang ditanyakan. Memahami apa yang diketahui berarti memahami informasi yang tersurat maupun yang tersirat di dalamnya. Sedangkan memahami apa yang ditanyakan berarti mengerti tentang istilah atau konsep-konsep yang berkaitan dengan yang ditanyakan. Setelah itu barn dilanjutkan dengan langkah atau proses penyelesaian.

Hal ini juga didukung tulisan Andriani diperoleh bahwa hasil penelitian Tim Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika di beberapa Sekolah Dasar di Indonesia mengungkapkan bahwa kesulitan siswa dalam belajar matematika yang paling menonjol adalah keterampilan berhitung yaitu 51%, penguasaan konsep dasar yaitu 50%, dan penyelesaian soal pemecahan masalah 49%. Dilanjutkan pada tahun 2002 penelitian Pusat Pengembagan Penataran Guru Matematika mengungkapkan di beberapa wilayah Indonesia yang berbeda, sebagian besar siswa SD kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dan menerjemahkan soal kehidupan sehari-hari ke model matematika.

(21)

6

Kesuksesan sesorang dalam menyelesaikan pemecahan masalah antara lain sangat tergantung pada kesadarannya tentang apa yang mereka ketahui dan bagaimana dia melakukannya. Metakognisi adalah suatu kata yang berkaitan dengan apa yang dia ketahui tentang dirinya sebagai individu yang belajar dan bagaimana dia mengontrol serta menyesuaikan prilakunya. Anak perlu menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya Metakognisi adalah suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dia Iakukan dapat terkontrol secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini seseorang dimungkinkan memiliki kemampuan tinggi dalam pemecahan masalah, karena dalam setiap Iangkah yang dia kerjakan senantiasa muncul pertanyaan: "Apa yang saya kerjakan?", "Mengapa saya mengerjakan ini?", "Hal apa yang membantu saya dalam menyelesaikan masalah ini?".

Menanarnkan metakognisi kepada siswa yang berhubungan dengan kompetensi pemodelan matematika mencakup beberapa metode yang cukup logis antara lain: menanamkan ilmu pengetahuan tentang pemodelan, melakukan diskusi atau pembahasan tentang persepsi siswa yang berbeda tentang proses pemodelan di dalam kelas, mengatasi segala kesalahan-kesalahan yang dihasilkan oleh siswa dan menganalisisnya, membuat perencanaan, monitoring, dan validasi, dan membantu mereka dengan skema proses pemodelan, membandingkan dan membahas solusi yang berbeda dengan mengajukan argurnen dan alasan untuk itu, dan menggambarkan contoh-contoh positif dari monitoring sendiri dalam pelajaran pemodelan, dan melakukan monitoring eksternal oleh para guru.

(22)

7

Karena menyadari

akan

pentingnya kemampuan siswa SD untuk

menyelesaikan soal cerita, maka peneliti merasa terpanggil untuk menerapkan

salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan

siswa tersebut. Dalam menyelesaikan soal cerita, siswa dituntut untuk memahami

hal-hal

yang ada pada teks soal tersebut agar dapat menjawabnya dengan benar.

Untuk itu, peneliti memilih saiah satu metode pembelajaran yang dapat membantu

siswa

dalam

meningkatkan

pemahaman

membaca

teks

dan

untuk

mengembangkan metakognisi siswa dalam memodelkan soal cerita matematika

yaitu PQ4R

(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review).

PQ4R

digunakan karena melalui PQ4R kineija memori dapat ditingkatkan dalam

memahami substansi teks. Karena pada hakekatnya PQ4R merupakan penimbul

pertanyaan dan tanya jawab yang dapat mendorong pembaca teks melakukan

pengolahan materi secara lebih mendalam

dan

luas. Metode ini digunakan untuk

membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P singkatan dari Preview

(membaca selintas dengan cepat), Question (bertanya), Read (membaca), Reflect

(refleksi), Recite (tanyajawab sendiri), Review (mengulang secara menyeluruh).

(23)

8

membaca dengan cara menciptakan gambaran visual

dari

bacaan dan mengubungkan informasi baru di dalam bacaan tentang apa yang telah diketahui, (5) Recite adalah melakukan resitasi dengan menjawab dengan suara keras pertanyaan yang ajukan tanpa membuka buku, dan (6) Review adalah langkah untuk mengulang kembali seluruh bacaan, baca ulang hila perlu, dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Peneliti memilih pokok bahasan pecahan. Peneliti memilih pokok bahasan ini karena siswa selalu menemui hal-hal yang berhubungan dengan pecahan dalam

kehidupan sehari-hari. Sewaktu siswa mengembangkan pemahaman mereka mengenai pecahan, mereka bisa dan sebaiknya secara terus menerus mengembangkan penguasaan pecahan dan cara-cara untuk memikirkan kombinasi tentang fakta-fakta dasar. Soal cerita mengenai pecahan juga merupakan metode yang bisa digunakan untuk mengembangkan keterampilan komputasi.

(24)

9

antara lain dalam pembelajaran soal cerita Adapun masalah-masalah tersebut

dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa kelas V SD dalam menyelesaikan masalah matematika

masih rendah karena kurangnya pemahaman siswa tentang masalah

matematika tersebut.

2. Kemampuan siswa kelas V SD dalam memodelkan soal cerita matematika

masih rendah.

3. Hasil belajar matematika siswa kelas V SD masih rendah.

4 . Siswa kelas V SD belum mampu mengoptimalkan dan meningkatkan

kemampuan metakognisinya dalam belajar matematika.

5. Pembelajaran matematika yang diterapkan selama ini masih bel urn memadai.

6. Kurangnya pengembangan dan penerapan pendekatan metakognitif dalam

pembelajaran matematika

7. Pengembangan pendekatan metakognitif untuk meningkatkan kemampuan

siswa kelas V SD dalam memodelkan soal cerita matematika.

8. Penerapan pendekatan metakognitif untuk meningkatkan kemampuan siswa

kelas V SD dalam memodelkan soal cerita matematika

PEMBATASAN MASALAH

Pentingnya upaya untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut, agar

(25)

10

1. Kemampuan siswa kelas V SO dalam memodelkan soal cerita matematika. Kemampuan siswa dalam memodelkan soal cerita matematika merupakan

aktivitas menerjemahkan kalimat cerita menjadi persamaan, pertidaksamaan,

atau fungsi maupun membuat model berupa diagram. Adapun pokok bahasan

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pecahan.

2. Penerapan pendekatan metakognitif untuk meningkatkan kemampuan siswa

kelas V SD dalam memodelkan soal cerita matematika. Pada aspek

penerapan pendekatan metakognitif ditinjau dari tabap adaptasi dan

penerapan tindakan. Pada tahap adaptasi ini, siswa akan d iperkenalkan

dengan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif PQ4R,

dan dilanjutkan dengan penerapan tindakan.

RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

Apakah penerapan pendekatan metakognitif PQ4R dapat digunakan untuk

mengungkapkan kemampuan siswa kelas V SD dalam memodelkan soal

(26)

z

11

1. Untuk mengidentifikasi penerapan pendekatan metakognitif PQ4R dalam

mengungkapkan kemampuan siswa kelas V SD dalam memodelkan soal cerita matematika pada pokok bahasan pecahan.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa kelas V SD dalam memodelkan soal cerita matematika pada pokok bahasan pecahan melalui penerapan pendekatan metakognitif PQ4R.

1.6. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan/institusi di bawah ini:

1. Bagi guru: dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru dapat sedikit demi sedikit mengetahui pendekatan pembelajaran yang bervariasi khususnya pendekatan metakognitif PQ4R untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, serta meningkatkan kemampuan siswa dalam memodelkan soal cerita matematika.

2. Bagi siswa: basil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan metakognisinya dan kemampuannya dalam memodelkan soal cerita matematika.

3. Bagi sekolah: hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.

(27)

4.1. KESIMPULAN

BABV

KESJMPULAN DAN SARAN

Berdasarlcan basil pcnelitian yang dikemul:akao

pacta

bagian

terdahulu

diambil kesimpulan yang berkaitan dengan penerapan

pcndekatan metakognit.if

untuk

meningkatkao

kemampuan

siswa kelas

V SO

dalam

mcmode{kan

soaJ

oerita

matematika pada pokok

bahasan

pecahan scbagai

berikut:

I.

Penerapan

penddultan

metakognitif PQ4R

dapat

digunabn

untuk

mengungkapkao kemampuan si.,wa kelas V SO dalom memodelkan soal

cerita matematika

pada

pokok bah•san

pecahan.

Hal

ini

didukung

oleh basil

penelitian yaitu.: basil observasi pcngelolaan pcmbelajaran pada siklus I

dan

siklus

II

berbtegori baik. basil observasi kegiatan

guru

pada

siklus I

berkategori baik

dan

pacta

siklus

U

bertalegori

sangat

baik,

basil observasi

kcgiatan siswa

pada

siklus I beri<ategori cukup

dan

pada sikhJS

n

berkategori

sangat

baik.

2. Terdapat peningkatan kemampuan si.swa kelas V SO dalam memodelkan

soul

(28)

150

tunlaS

=

41 orang; tidak tuntas

=

6 orang; dan ketunta.o;an klasikal

=

87,23%.

c. Sedangkan bagi siswa

yang

tidak tuntas pada akhir sik.lus II diberikan

tindakan tambahan misalnya dengan

cat11

memberikan bantuan belajar

langsung

dari

guru maupun ternan sejawat yang memiliki kemarnpuan

lebih tinggi, memot.ivasi siswa

agar

mampu berintcraksi dengan

guru dan

ternan sejawatnya dalam pembelnj8{3JJ, mcngamati aktivitas bclajar siswa

tcrsebut dcngan periwian yang lcbib

banyak, serta

memberikan lcbih

bun

yak

latihan kepada siswa moupun dalom bentulc portofolio.

4.2. SARAN

Bcrdasarkan basil pcnelitian, mak.a peneliti dapat mengajukan saran-saran

untulc pembelajamn matematik.a kbUSUSllya pada tingk.at Sekolah Dasar. yaitu:

I. Pembelajarao matematiko dengan peodek.atan metak.ognitif dapat dijadikao

salah

satu altematif pembelajarao yang efektif clalam meningl<atlcan

kemampuan siswa dalam memodclk.an soal ccrita matcmatika.

2. Hasil penelitian

ini

dapat cfijadikan

bahan

masulcan

bagi

sckolah untulc

meningkatk.an mutu

dan

inovasi pcmbelajar.ID.

3. Hasil penelitian

ini

dapat dijadikan bahan masulcan

oogi guru

dalam upaya

meningkatk.ao kcmampuan

guru

dalam mengclola pcmbelajaran agar alctiviw

siswa dalarn pembelajaran juga meningkat.

(29)

151

pcmbclajaran bcrpUS31

pada

siswa

(student oriented).

Diharapkan guru dapat

mcnerapkan

langkah-langkllh pembelajaran matematika dengan pendekatan

metakogoitifPQ4R.

(30)

DAFf AR PUST AKA

Anderson, 0. W. & Krathwohl, D.

R.

2001. A Taxonomy For Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives). New York: Addision Wesley Longman, Inc.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Edisi Revisi. Cetakan kelima.

Jakarta :

Rineka Cipta.

Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Cetakan kedua. Bandung: CV. Wacana

Prima.

----'-- -:--- - - · 2008. Pene/itian Tindakan Kelas. Cetakan kedua. Bandung: CV. Wacana Prima

Budiningsih, C. Asri. 2005. Be/ajar dan Pembelajaran. Cetakan pertama. Jakarta: Rineka Cipta.

Cheong, Agnes Chang Shook & Christine C, M. Goh. 2002. Teachers' Handbook On Teaching Generic Thinking Skills. Singapore: Prentice Hall.

Desoete, A. 2001. Off-Line Metacognition in Children with Mathematics Learning Disabilities. Faculteit Psychologies en Pedagogische Wetenschappen. Universiteit-Gent.

(https:/archive.ugent.be/retrieve/917 I 8010015054

76.odf

diakses 30 Oktober 2008).

Djiwandono, Sri Esti

Wuryani.

2002. Psilwlogi Pendidikan. Jakarta:

PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Fadillah, Syarifah. 2008. Representasi Dalam Pembelajaran Matematika.

(Online), (http:/ /fadillahatick.blogsoot.com/2008/06/reoresentasi-matematik.html. diakses l3 Juli 2010).

Hamson. 2003. The place of mathematical modeling in mathematics education. In S. J. Lamon, W. A. Parker & K. Houston (Eds.). Mathematical modeling: A way of life. Academic Press.

Herawati, Eti. 2004. Analisis Kemampuan Siswa Selwlah Menengah Pertama dalam Menerjemahkan Soal Cerita Ke Da/am Model Matematika dan

Penyelesaiannya. Bandung:

UPI.

Hergenhahn, B.R

dan

Matthew H. Olson. Theories of Learning (Feori Be/ajar).
(31)

153

Huston, Kelley. 2008. Solving a Math Story Problem Five Easy Steps for Completing Any Problem, (Online), (http://middle-school-lesson-plans.suite I 0 l.com/article.cfm/solving a math story problem, diakses 30 Oktober 2008).

Kadir. 2003. Panduan Pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Cetakan Pertama. Jakarta: CV. Irfandi Putra. Kholil, Anwar. 2008. Teori Vygotsky tentang Pentingnya Strategi Belajar,

(Online), (http://anwarholil. blogsoot.com./2008/04/teori-vvgotsky-tentang-oentingnya.html. diakses 14 Juli 2010).

K, Abdul Hamid. 2007. Teori Be/ajar dan Pembelajaran. Cetakan pertama. Medan: Pascasru:jana UNIMED.

Miranda, Yula. 2010. Pembe/ajaran Metakognitif Dalam Strategi Kooperatif Think-Pair-Share Dan Think-Pair-Share+Metakognitif Terhadap Kemampuan metakognitif Siswa Pada Biologi Di SMA Negeri

Palangkaraya, (Online),

(http://www.ilmupendidikan.net./20 1 0/03/16/pembelajaran-metak.ognitif.php, diakses l3 Juli 2010).

Nindiasari, Hepsi. 2004. Pembe/ajaran Metakognitif Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Koneksi Matematik Siswa SMU Ditinjau Dari Perkembangan KognitifSiswa. Bandung: UPI.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: PT. Grasindo.

O'Neil Jr, H. F. & Brown, R.S. 1997. Differential Effects of Question Formats in Math Assessment on Metacognition and Affoct. Los Angeles: CRESST-CSE University of California.

(32)

154

Supardjo. 2007. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika Gemar Berhitung 5B untuk Kelas V SD dan MI Semester 2. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustak:a Mandiri.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Suzanna, Yenny. 2004. Meninglratkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif. Bandung: UPI.

Syah, Muhibbin. 20Ql. Psikologi Be/ajar. Cetakan ketiga. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. flmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian Ill: Pendidikan Disiplin flmu. Cetak:an kedua. Bandung: PT. Intima.

Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Walle, John A. Van De. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan Pengajaran Jilid 1. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Ap/ikasi. Bandung: Pakar Raya.

MIUK

PERPUSlAlAAN

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
tabel, grafik atau diagram untuk: mempetjelas keadaan atau masalah;

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah rencana yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap-tiap satuan perencanaan disertai dengan

1, Acara dibuka oleh Kepala B/dang Penanaman Modal OPMPTSP Provinsi Jawa Tengah dengan peserta perwakilan Oinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Bali dan juga dihadiri

Mengingat pentingnya kesehatan, maka kita dapat mecegah terjangkitnya penyakit terhadap anak kita jika kita mengetahui ciri ciri penyakit serta upaya yang harus dilakukan

NO NAMA PESERTA TGL... NO NAMA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini

PENGEMBANGAN MODEL PERKULIAHAN KONSEP DASAR KIMIA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia |

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba mendesain web non komersial mengenai Kumpulan Tuntunan Sholat lima waktu dalam Islam dengan menggunakan Flash MX dan Internet Explorer

Analisis Efektivitas Corporate Social Responsibilitysapu Lidi Cafe, Resort, And Gallery Dalam Mendukung Pemberdayaan Masyarakat.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu