• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL HABIBIE DAN AINUN Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Habibie Dan Ainun Karya Bacharuddin Jusuf Habibie.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL HABIBIE DAN AINUN Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Habibie Dan Ainun Karya Bacharuddin Jusuf Habibie."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Disusun oleh :

FAHMI MANDALA PUTRA

G 000 090 184

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

NILAI-NILAI PENDIDKAN KARAKTER DALAM NOVEL HABIBIE DAN AINUN KARYA BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Oleh: Fahmi Mandala Putra (NIM: G 000 090 184) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Tugas utama sebuah pendidikan adalah menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, baik secara akademik maupun berperilaku. Namun sayangnnya, pendidikan Indonesia sekarang berdimensi paradoks, dalam satu sisi dapat mencetak SDM yang cerdas, namun di sisi lain SDM tersebut bertingkahlaku yang tidak baik. hal inilah yang mendasari terkonsepnya sebuah pendidikan dinamakan Pendidikan Karakter.

Dalam menerapkan pendidikan karakter, tidak lepas dari metode yang mengarah pada efektif dan efesien suatu pendidikan karakter tersebut. Metode pendidikan karakter ini tentunya bersifat subjektif, yang salah satunya adalah metode cerita atau kisah. Dilihat dari hal ini, dalam sebuah novel yang terkandung sebuah kisah-kisah dan cerita-cerita secara tidak langsung memungkinkan untuk menerapkan pendidikan karakter melalui sebuah novel. Salah satunya adalah novel “Habibie dan Ainun”.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terkandung dalam novel “Habibie dan Ainun”. Adapun tujuan dari penelitian untuk mengetahui dan mengklasifikasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel ‘Habibie dan Ainun”, manfaat dari penelitian ini secara teoritik dapat menambah khazanah ilmu tentang nilai-nilai pendidikan karakter, dan secara praktis dapat memberikan suatu pencerah bagi para pembaca bahwa dalam sebuah novel terdapat nilai edukasi.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan data utama berupa literatur-literatur yang terkait. Objeknya berupa novel “Habibie dan Ainun” karya Bacharuddin Jusuf Habibie. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan metode dokumentasi, yaitu dokumen primer, sekunder dan tersier. Data yang telah terkumpul dari dokumen kemudian dianalisis mengunakan metode analisis isi (Content Analysis).

Hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel “Habibie dan Ainun” beserta klasifikasinya. Yaitu; nilai religius yang termasuk klasifikasi nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Nilai jujur, disiplin, mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, gemar membaca, bertanggungjawab dan kerja keras termasuk nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan diri sendiri. Nilai demokratis, cinta damai, komunikatif, dan menghargai prestasi nilai-nilai pendidikan karakter berhubungan dengan orang lain. Serta nilai peduli sosial dan peduli lingkungan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan karakter terhadap lingkungan. Klasifikasi terakhir adalah nilai toleransi, nasionalis dan cinta tanah air yang termasuk pada nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan bangsa dan negara.

(5)

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya mempunyai tugas menyiapkan Sumber Daya

Manusia (SDM) untuk

membangun bangsa dan negara. Dalam hal ini, pembangunan yang diupayakan selalu seirama dengan perkembangan dan tuntunan zaman. Sehingga, setiap zaman yang dilewati oleh pendidikan akan selalu melahirkan permasalahan baru yang harus segera dituntaskan. Harus diakui pula, bahwa masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan demikian kompleks dan luas (Umar, 2005: 225).

Seiring dengan

perubahan zaman tersebut ternyata semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Salah satu buktinya adalah masyarakat mulai menyadari bahwa pendidikan tidak hanya dapat dimaknai sebagai sekolahan, tetapi lebih dari itu. Sehingga, pendidikan membutuhkan redefenisi ulang yang mengartikan pendidikan tersebut secara luas, bermakna dan berfaedah bagi terbentuknya SDM yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga berkeadaban dalam berperilaku (Asmaun, 2012: 7).

Dalam pelaksanaannya, pendidikan sekarang berdimensi paradoks. Karena, disatu sisi mampu menjadikan SDM yang

terdidik dan cerdas

Intelektualitasnya, namun disisi lain menjadikan manusia tersebut

hilang keadabannya (Asmaun, 2012: 13). Hal inilah yang menjadi tugas penting yang harus segera diselesai oleh segenap kompenen pendidikan khususnya dan masyarakat secara umum.

Pada pelaksanaan pendidikan, untuk menjawab paradoksi pendidikan tersebut pemerintah telah mengkonsep sebuah pendidikan yang harus dintergrasikan pada setiap mata pelajaran. Konsep pendidikan ini lebih dikenal dengan pendidikan karakter.

Secara praktis

pelaksanaan pendidikan karakter, beberapa pengamat menawarkan metode dalam menyampaikan pendidikan karakter. Diantaranya, ada metode kisah atau cerita yang merupakan sarana atau media untuk mendidik manusia (Ulil, 2012: 125). Senada dengan Ulil, Heri Gunawan (2012: 89) dalam bukunya menyebutkan bahwa metode cerita ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan karakter, karena dalam cerita biasanya terkandung keteladanan dan edukasi yang bisa diambil dari cerita atau kisah tersebut. Metode cerita atau kisah ini ternyata juga merupakan metode yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam mendidik umatnya, metode ini akan lebih membekas dalam jiwa seseorang (Abdul, 2009: 211).

(6)

yang disebut dengan novel (Wahyudi, 2008: 14 Dalam perkembangan dunia sastra di Indonesia ada sebuah novel yang dapat dijadikan sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu novel Habibie dan Ainun. Memang novel ini berbeda dari novel-novel fiksi yang ada, karena disusun berdasarkan kisah nyata serta merupakan curahan hati pengarangnya yang merasa kehilangan seorang istri. Habibie dan Ainun ditulis oleh seorang yang tidak mempunyai background dalam dunia sastra namun memiliki trackrecond dalam dunia cendekiawan. Sehingga dalam menyampaikan nilai-nilai Pendidikan karakter sangat memungkinkan jika novel

menjadi media dalam

menyampaikan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut.

Secara kualitas sastra, novel Habibie dan Ainun berbeda dengan novel kebanyakan. Perbedaan ini dapat ditemukan pada bagian-bagian tertentu dari isi novel yang banyak menyiratkan nilai-nilai Pendidikan karakter. Jika dikaji lebih mendalam, dapat ditemukan karakter-karakter yang di kehendaki. Dilihat secara kuantitas pun, novel ini juga tidaklah berbeda dengan novel-novel yang best seller. Hal ini diketahui sejak di cetak pertama kali (November tahun 2010) hingga April 2012 telah terjual lebih dari 125.000 eksemplar.

Berangkat dari beberapa testimoni dari pembaca terdahulu, novel ini memang menarik.

Setidaknya ada 2 alasan yang menurut penulis layak untuk mengkaji lebih dalam novel Habibie dan Ainun ini. Yaitu: 1. Novel ini berbeda dari

novel-novel kebanyakan yang menyuguhkan cerita-cerita imajinatif. sebagai pijakan dalam memberikan penilaian bahwa novel Habibie dan Ainun ini layak untuk diteliti.

B.Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengklasifikasi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Habibie dan Ainun.

C.Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Habibie dan Ainun, sedikitnya ada dua manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu:

a. Manfaat Teoritik

Dapat menambah khazanah ilmu tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam suatu novel. b. Manfaat Praktis

(7)

pelajaran yang dapat diteladani serta sebagai media dalam menyampaikan tentang nilai-nilai pendidikan karakter.

LANDASAN TEORI

A.Konsep Dasar Pendidikan

Karakter.

Dilihat dari susunannya, pendidikan karakter terdiri dari dua kata yaitu Pendidikan dan karakter. Terlebih dahulu akan dibahas mengenai karakter. Secara kebahasaan. Kata karakter berasal dari bahasa Latin yaitu

kharakter”, “kharassein”,

kharax”, yang berarti membuat tajam, membuat dalam (Abdul, 2011: 11). Agaknya masih sedikit rancu pengertian karakter secara kebahasaan ini, sehingga kita harus merujuk kepada pengertian secara istilah, karakter secara istilah diartikan sebagai keadaan asli (berhubungan dengan watak dan kepribadian) yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain (Heri, 2012: 3).

Sedangkan pendidikan memiliki defenisi yang beragam, secara luas merupakan aktivitas belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan kehidupan dan

mempengaruhi proses

pertumbuhannya, secara sempit adalah sekolah atau pengajaran di sekolah (Redja, 2008: 3 dan 6). Namun dari dua defenisi tersebut merujuk kepada Undang-undang bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Proses pembelajaran (Pasal 1 UU No 20 Tahun 2003 Tentang SPN). Dari pengertian di atas, dapatlah terkonsep bahwa pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk membentuk watak atau kepribadian seseorang yang akan membedakannya dengan orang lain. Watak dan kepribadian yang beda inilah selanjutnya disebut karakter.

Peristiwa-peristiwa amoral sebagai wujud manusia Indonesia sudah menjadi keprihatinan nasional (Muchlas, 2011: 6) sehingga harus segera diselesaikan permasalahan pokok yaitu perbaikan karakter. Tidak berlebihan jika pendidikan karakter ini menjadi penting untuk segera diimplementasikan.

Secara langsung Maksudin (2013: 58), menuliskan pentingnya pendidikan karakter yaitu: pertama, karakter adalah bagian esensial manusia, karena itu harus dididikkan. Kedua, pudar dan keringnya karakter manusia Indonesia sekarang. Dan terakhir, berubahnya paradigma kehidupan yang selalu diukur dengan uang.

(8)

dari suatu strategi adalah berorientasi dalam tujuan (Heri, 2012: 184-186)

Adapun metode

pendidikan karakter, ada beberapa yang ditawarkan. Yaitu:

a. Metode Percakapan atau dialog,

Metode percakapan atau dialog adalah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih. Atau tanya jawab mengenai satu topik (Heri, 2012: 88)

b. Metode Kisah atau cerita Metode kisah merupakan penelusuran terhadap kejadian masa lalu. Dalam sebuah kisah atau cerita pasti terdapat keteladanan dan pembelajaran yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan (Heri, 2012: 89).

Metode kisah inilah yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengambil kisah atau cerita pada novel.

c. Metode Perumpamaan

Metode perumpamaan baik digunakan dalam proses

pendidikan karena

mendekatkan pada makna pemahaman. Penggunaan metode perumpamaan yaitu dengan bercerita atau membacakan teks. (Heri, 2012: 90)

d. Metode Keteladanan

Metode keteladanan lebih kepada perbuatan seorang guru dalam kesehariannya, karena secara psikologis, siswa itu meniru guru pada setiap aktivitasnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memberikan keteladanan yang

baik sehingga bisa ditiru oleh siswa hal yang baik pula (Heri, 2012: 91)

e. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan lebih fokus pada siswa dan harus mendapat dukungan dari lingkungan. Artinya lingkungan yang dijadikan tempat pembiasaan harus dapat mendukung karakter yang dikembangkan. Karena karakter itu terbentuk dari kebiasaan, dan pembiasaan berintikan pada pengalaman (Heri, 2012: 93).

f. Metode Rasional dan Nasehat Metode rasional berarti dapat diterima akal, artinya menyampaikan nilai-nilai pendidikan karakter dengan mengunakan nalar yang

menyebabkan hati

mengakuinya. Sedangkan, nasehat adalah menjelaskan secara lembut sehingga dapat diterima oleh hati (Heri, 2012: 96)

g. Metode janji dan ancaman Metode janji diberikan untuk kesenangan atau kebaikan.Sedangkan, metode ancaman untuk kesalahan atau kejelekan. Kedua metode ini digunakan agar orang mematuhi aturan yang telah dibuat dengan memberi janji dan ancaman terhadap perilaku siswa.

(9)

merinci secara ringkas menjadi 18 Karakter (Puskurbuk, 2011: 3) dilanjutkan lagi oleh Heri, yang mengelompokan 18 karakter tersebut menjadi 5 kelompok nilai-nilai karakter (Heri, 2011: 33). Untuk mengetahui lebih dalam ke 18 nilai karakter beserta klasifikasinya berikut disampaikan beserta defenisi singkat tersebut:

a. Kelompok pertama: Nilai karakter dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, 1) Religius, yaitu Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. b. Kelompok kedua: Nilai-nilai karakter dalam hubungan dengan diri sendiri,

1) Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan 2) Disiplin, yaitu tindakan

yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

5) Rasa Ingin Tahu, yaitu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar.

6) Gemar Membaca, yaitu: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan. 7) Bertanggung Jawab, yaitu:

sikap dan perilaku

seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan.

8) Kerja keras, yaitu: Perilaku yang menunjukan upaya yang sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. c. Kelompok ketiga: Nilai-nilai

karakter yang berhubungan dengan orang lain,

1) Demokratis, yaitu: cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 2) Cinta damai, yaitu: Sikap,

perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 3) Komunikatif, yaitu:

Tindakan yang

memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.

(10)

mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

d. Kelompok keempat: Nilai-nilai karakter yang berhubungan dengan lingkungan,

1) Peduli sosial, yaitu: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

2) Peduli lingkungan, yaitu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

e. Kelompok kelima: Nilai-nilai karakter yang berhubungan dengan bangsa dan Negara, 1) Toleransi, yaitu: sikap dan

tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda darinya.

2) Nasionalis, yaitu: cara berfikir, bertindak dan

berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 3) Cinta tanah air, yaitu: cara

berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetian, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa

(Agus, 2013: 14-15, Ulil, 2011: xi-xiii, Asmaun, 2012: 39-40, Heri, 2011: 33-35, Puskurbuk, 2011: 3).

Dari klasifikasi beserta nilai-nilai karakter di atas, dalam penelitian ini akan secara seksama dan teliti untuk menemukan nilai-nilai karakter secara keseluruhan.

B. Memahami Novel.

Prosa rekaan atau novel adalah kisah atau cerita yang memiliki tokoh atau pelaku tertentu dengan peran, latar serta rangkaian cerita tertentu (Wahyudi, 2008: 128). Cerita ini bertolak dari hasil proses kreatif pengarang serta diterima oleh pembaca sebagai novel dengan memperhatikan konvensi sastra, bahasa dan budaya yang ada (Wahyudi, 2008: 134). Dalam defenisi yang praktis menyebutkan bahwa novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh (Kosasih, 2012: 60).

Novel sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu “Novel” yang sudah mendapatkan kebakuan bahasa Indonesia menjadi Novel, diambil dari bahasa aslinya yaitu bahasa Itali “novella” yang berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Burhan, 2000: 9).

(11)

dalam bahasa sederhana adalah unsur pokok dari sebuah karya sastra (Burhan, 2000:23). Unsur Intrinsik terdiri dari beberapa hal yang merupakan satu kesatuan, yaitu: tema, tokoh/watak/atau penokohan, alur/plot,

Latar/Setting, Sudut

pandang/Point of view, dan Gaya bahasa/gaya penceritaan (Wahyudi, 2008: 142).

Sedangkan Unsur Ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun dari sebuah karya sastra (Burhan, 2000: 23). Unsur ekstrinsik lebih banyak berada pada diri pengarang sendiri. Secara spesifik unsur ektrinsik terdiri dari: Latar Belakang Pengarang, Kondisi Sosial Budaya dan Tempat atau Kondisi Alam novel itu dibuat. C.Novel Sebagai Media Pendidikan

Karakter.

Novel yang isinya merupakan cerita atau kisah tergolong media yang efektif dan cocok dalam mendukung dan menanamkan pendidikan karakter karena di dalam kisah atau cerita pasti terdapat berbagai keteladanan dan edukasi (Heri, 2012: 90).

Kata media sendiri berasal dari bahasa Latin, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Arif, 2002: 6) serta merupakan wahana penyaluran informasi dari pengirim ke penerima (Zaenal, 2003: 15). Sehingga media

pendidikan karakter adalah perantara yang mengantarkan kepada orang yang diberi informasi mengenai pendidikan karakter.

Menjadikan novel sebagai media pendidikan karakter seolah senada dengan apa yang diutarakan Udin Saripudin dan Winataputra dalam Zaenal (2003: 19) bahwa beberapa macam media pendidikan yaitu salah satunya adalah buku atau perpustakaan. Oleh sebab itu, tidaklah salah jika novel digunakan sebagai perantara dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter karena pembaca akan dapat menangkap nilai-nilai secara tidak langsung dari membaca novel tersebut. METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang akan ditempuh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau rumusan masalah (Samiaji, 2012: 36). Lebih jelas seperti yang termaktub dalam kamus ilmiah populer bahwa metode adalah cara yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan sesuatu (Acmad, 2008: 306) dalam hal ini, sesuatu yang di maksud adalah Penelitian. Jadi metode penelitian adalah cara bagaimana peneliti menjawab rumusan masalah dengan cara yang tersusun rapi dan beraturan secara sistematis. Adapun rancangan yang sistematis dalam penelitian ini mencakup:

1. Jenis Penelitian

(12)

kepustakaan (library research) karena sumber data utama dalam penelitian berupa buku-buku atau naskah-naskah dari berbagai literatur dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini sebagai studi pustaka berupa novel Habibie dan Ainun serta menggali informasi data dari kepustakaan yang ada.

2. Objek Penelitian

Dilihat dari judul penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi objek penelitian adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Habibie dan Ainun karya BJ Habibie yang diterbitkan oleh The Habibie Center Mandiri pada tahun 2010.

3. Metode pengumpulan Data Untuk pengumpulan data, penelitian ini

mengunakan metode

Dokumentasi, maksudnya adalah metode yang mengunakan sesuatu materi yang tertulis yang dibuat oleh manusia (Samiaji, 2012: 61) baik dokumen tersebut diterbitkan atau hanya disimpan sebagai dokumen (Burhan, 2007: 125). Dokumen di sini dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto dan lainnya.

Hakikatnya, metode

pengumpulan data ini digunakan karena peneliti mengalami kesulitan untuk mewawancarai langsung

penulis novel, sehingga metode yang dianggap paling efektif adalah metode dokumentasi (Samiaji, 2012: 61)

Pada penelitian ini ada tiga dokumen yang menjadi rujukan utama yaitu dokumen primer berupa novel Habibie dan Ainun yang menjadi objek penelitian, dokumen Sekunder berupa dokumen-dokumen yang ada keterkaitan dengan dokumen primer sehingga penelitian dapat fokus pada objek penelitian. Serta dokumen tersier berupa dokumen tambahan untuk memperkaya penelitian yang dilakukan.

4. Metode Analisis Data

Pada dasarnya metode analisis data sudah satu rangkai dengan metode pengumpulan data (Burhan, 2007: 79). Dengan demikian proses pengumpulan data juga adalah proses analisis data, karena itu setelah data dikumpulkan maka sesungguhnya sekaligus peneliti menganalisis datanya. Namun, karena ini merupakan penelitian yang meneliti sebuah karya sastra maka ada metode tersendiri untuk menganalisis data yaitu metode analisis isi (content analysis).

(13)

dapat diimplikasikan kepada siapa saja yang membaca (Suwardi, 2003: 160-161).

HASIL PENELITIAN

Dalam novel Habibie dan Ainun, banyak muatan nilai-nilai pendidikan karakter yang ditampilkan melalui kedua tokoh utama yaitu Habibie serta Ainun. Di samping itu, tokoh- tokoh yang lain dalam novel ini selalu memberikan gambaran yang menunjukkan akan karakter dari Habibie serta Ainun, sehingga secara tidak langsung juga memberi muatan yang sarat akan nilai karakter. Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel ini di antaranya:

A.Nilai-nilai Pendidikan karakter yang berhubungan denganTuhan Yang Maha Esa

Pribadi Habibie maupun Ainun adalah pribadi yang beragama Islam. Sehingga karakter yang ditunjukkan pastinya mengarah pada pelaksanaan ibadah yang terkait dengan agama Islam pula. Dalam hal ini, secara keseluruhan karakter tersebut lebih dikenal dengan religius.

Dari uraian dan analisis yang dilakukan, bahwasanya nilai karakter yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa berupa karakter religius, ada kesesuai antara data yang ditemukan dengan teori yang ada. Religius diartikan sebagai sifat dan sikap seseorang yang menunjukkan bahwa dia patuh

dalam melaksanakan ajaran yang dianut. Perilaku Habibie dan Ainun yang diilustrasikan melalui novel dapat diambil sebuah simpulan bahwa ternyata keduanya memiliki karakter religius.

B. Nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan diri sendiri

Sikap dan perilaku Habibie maupun Ainun dideskripsikan dalam novel ini memiliki karakter-karater yang baik terhadap diri mereka sendiri. Seperti dari data yang telah disajikan dan mengkorelasikannya dengan teori yang ada, dapat disebutkan karakter-karakter terhadap diri sendiri di antaranya: Jujur, Disiplin, Mandiri, Kreatif, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Bertanggung jawab dan Kerja Keras.

Dari beberapa penjelasan mengenai data, maka dapat dianalisis secara keseluruhan bahwa ternyata nilai-nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri berupa karakter yang telah disebutkan di atas ada keserasian antara data yang telah ditemukan dengan teori yang telah dipaparkan.

C.Nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan orang lain

(14)

antaranya: Demokratis, Cinta Damai, Komunikatif dan Menghargai Prestasi.

Dari beberapa data mengenai nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan orang lain. Ditemukan bahwa isi kandungan novel Habibie dan Ainun juga memiliki karakter-karakter yang berhubungan dengan orang lain. Dari keempat karakter ini akan terjalin hubungan yang harmonis jika berinteraksi dengan orang lain.

D.Nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan lingkungan

Lingkungan juga harus mendapatkan perhatian dari setiap pribadi. Melalui novel Habibie dan Ainun, hendak disampaikan bahwa tokoh utama dalam novel ini juga memiliki karakter terhadap lingkungan seperti: Peduli Sosial dan Peduli Lingkungan.

Dari beberapa data yang dipaparkan, dapat diketahui bahwa dalam novel Habibie dan Ainun juga terkandung nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan lingkungan. Hal ini tercermin dari analisis karakter berupa peduli sosial dan peduli lingkungan. Oleh karena itu, kedua karakter ini diharapkan dapat tertanam dalam pribadi pembaca novel Habibie dan Ainun.

E. Nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan Bangsa dan Negara

Berbicara mengenai nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan bangsa dan negera pada sosok Habibie dan Ainun tidak bias diragukan. Karena melalui novel ini, penulis hendak menyampaikan bahwa apapun yang diberikan oleh bangsa dan negara kepada dirinya, dia tetap setia untuk membangun bangsa dan negara. Adapun karakter yang berhubungan dengan bangsa dan negara yang terkandung dalam novel Habibie dan Ainun antara lain: Toleransi, Nasionalis dan Cinta Tanah Air.

Dari data yang telah disajikan dan analisis mengenai nilai-nilai pendidikan karakter terhadap bangsa dan Negara, dapat diketahui bersama bahwa dalam novel Habibie dan Ainun terkandung Pendidikan karakter berupa karakter toleransi, nasionalis dan cinta tanah air. Diharapkan juga bahwa ketiga karakter ini dapat tertanam pada pribadi masing-masing.

SIMPULAN

Seteleh melakukan analisis secara mendalam, akhirnya sampailah pada simpulan yang akan menjawab rumusan masalah. Berikut simpulan yang ditemukan

1. Telah ditemukan nilai-nilai karakter dalam novel Habibie dan Ainun, yang disesuaikan pada rumusan karakter dari kementerian pendidikan dan kebudayaan.

(15)

dapat memudahkan ketika mengklasifikasikan karakter yang terlihat pada isi novel Habibie dan Ainun.

3. Kelompok nilai karakter yang pertama adalah nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini, nilai karakter yang ditemukan adalah karakter religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya..

4. Kelompok nilai karakter yang kedua adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan diri sendiri. Nilai pendidikan karakter ini akan memberikan kebermanfaatan bagi pribadi sendiri. Adapun karakternya ada delapan yaitu, jujur, disiplin, mandiri, rasa ingin tahu, gemar menbaca, bertanggung jawab serta kerja keras.

5. Kelompok nilai karakter yang ketiga adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan orang lain. Karakternya meliputi: demokratis, cinta damai, komunikatif dan menghargai prestasi. Keempat karakter ini tentunya akan memudahkan dalam berinteraksi dengan orang lain.

6. Nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan lingkungan, adalah kelompok karakter yang keempat. Termasuk di dalamnya karakter peduli sosial dan peduli lingkungan. Peduli sosial berhubungan dengan manusia,

sedangkan peduli lingkungan berhubungan dengan alam sekitar.

7. Kelompok karakter yang terakhir adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan bangsa dan Negara. Di dalamnya termasuk karakter toleransi, nasionalis dan cinta tanah air.

Demikianlah kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini, diharapkan melalui simpulan dari penelitian ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Fattah Abu Ghuddah. 2009. 40 Metode Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah SAW

(edisi Terjemah). Irsyad

Baitus Salam. Bandung. Abdul Majid dan Dian Andayani.

2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Remaja Rosdakarya. Bandung. Achmad Maulana dkk. 2008. Kamus

Ilmiah Populer. Penerbit Absolut. Yogyakarta.

Agus Wibowo. 2013. Manajemen

Pendidikan Karakter di

Sekolah. Pustaka Pelajar. Yogyakarta..

Arif S Sadiman dkk. 2002. Media

Pendidikan: Pengertian,

Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Raja

(16)

Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Prasetyo. 2012. Desain

Pembelajaran Berbasis

Pendidikan Karakter. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. Bacharuddin Jusuf Habibie. 2010.

Habibie dan Ainun. The Habibie Center Mandiri. Jakarta.

Burhan Bungin. 2007. Penelitian

Kualitatif: Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Penerbit Kencana. Jakarta. Burhan Nurgiyantoro. 2000. Teori

Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

____________. 2005. Sastra Anak:

Pengantar Pemahaman

Dunia Anak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Dharma Kesuma dkk. 2011.

Pendidikan Karakter:

Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Remaja

Rosdakarya. Bandung. Doni Koesoema A. 2010. Pendidikan

Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Grasindo. Jakarta.

Esti Ismawati. 2011. Metode

Penelitian Bahasa dan

Sastra. Yuma Pustaka.

Surakarta.

Heri Gunawan. 2012. Pendidikan

Karakter: Konsep dan

Implementasi. Alfabeta.

Bandung.

Kosasih. 2012. Dasar-dasar

Keterampilan Bersastra.

Yrama Widya. Bandung. Maksudin. 2013. Pendidikan

Karakter Nondikotomik.

Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Muchlas Samani dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model

Pendidikan karakter.

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nyoman Kutha Ratna. 2010.

Metodologi Penelitian:

Kajian Budaya dan

Ilmu-ilmu Sosial Humaniora

pada Umumnya. Pustaka Pelajar. Jogyakarta.

____________. 2007. Teori, Metode,

dan Teknik Penelitian

Sastra. Pustaka Pelajar.

Jogyakarta

Puskurbuk (Pusat Kurikulum dan

Perbukuan), Badan

Penelitian dan

Pengembangan

Kementerian Pendidikan

Nasional. 2011. Pedoman

Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. Jakarta.

(17)

Samiaji Sarosa. 2012. Penelitian

Kualitatif: Dasar-dasar.

Penerbit Indeks. Jakarta Sri Wahyuningtyas dan Wijaya Heru

Santosa. 2011. Sastra: Teori

dan Implementasinya.

Yuma Pustaka. Surakarta. Sutarjo Adisusilo JR. 2012.

Pembelajaran

Nilai-karakter: Kontstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran

Afektif. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Suwardi Endraswara. 2003.

Metodologi Penelitian

Sastra. Pustaka Widyatama. Yogyakarta.

Ulil Amri Syafri. 2012. Pendidikan

Karakter Berbasis

Al-Qur’an. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Umar Tirtarahardja dan S.L La Sulo.

2005. Pengantar

Pendidikan (Edisi Revisi). Rineka Cipta. Jakarta. Undang-undang Republik Indonesia

No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

Wahyudi Siswanto. 2008. Pengantar Teori Sastra. Grafindo. Jakarta.

Zaenal Abidin. 2003. Media dan

Sumber-sumber Belajar

(Buku Pegangan Kuliah-Untuk Kalangan Sendiri). FAI UMS.

(Saran: jika hendak menjadikan penelitian ini sebagai referensi, disarankan untuk merujuk pada

Referensi

Dokumen terkait

Novel Habibie dan Ainun Karya Bacharuddin Jusuf Habibie : Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA” dapat.. diselesaikan dengan

Objek penelitian ini adalah pola motivasi dalam tokoh tinjauan psikologi sastra.. Data penelitian ini berupa paragraf, kalimat, dan kata yang berhubungan dengan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi positif terhadap ilmu pengetahuan di bidang sastra, khususnya pada interdisiplin ilmu sosiologi sastra dalam hal

Menegaskan kepada pembaca bahwa karya sastra tidak luput dari pengajaran tentang segala aspek kehidupan, di antaranya mengenai pesan moral dan motivasi yang terkandung dalam

Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.. Sastra dan

Di dalam pemindahan novel ke film Habibie dan Ainun terdapat juga perubahan bervariasi alur. Perubahan bervariasi alur tersebut terjadi pada saat Rudy berkunjung

Hasil penelitian menunjukkan delapan belas nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yakni nilai religius, nilai

Relevansi nilai pendidikan Islam dalam komunikasi keluarga pada Film Habibie dan Ainun dengan pendidikan agama Islam yang terkandung memiliki relevansi dengan materi pembelajaran PAI