• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja : studi kasus guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja : studi kasus guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten."

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

viii   

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN

JABATAN DAN MASA KERJA

Studi Kasus: Guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Novy Anjarwati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:(1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari guru yang sudah dan yang belum mengikuti atau lulus program sertifikasi guru; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan; (4) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Populasi penelitian adalah seluruh guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten yang berjumlah 129 guru. Sampel penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 3 Klaten, SMA muhammadiyah 1 Klaten, dan SMA Islam Pandanaran Klaten yang berjumlah 98 guru. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian menggunakan uji T dan one way Anova.

▸ Baca selengkapnya: apakah guru tersebut sudah tepat dalam mengelompokan? mengapa?

(2)

ix   

ABSTRACT

THE PERCEPTIONS OF TEACHERS TOWARDS PORTOFOLIO ASSESSMENT COMPONENTS BASED ON WHO HAVE BEEN PASSED

AND WHO HAVEN’T BEEN PASSED CERTIFICATION PROGRAM PERCEIVED FROM THEIR LEVEL OF EDUCATION, RANK, AND

THEIR LENGTH OF SERVICES

A Case Study: Senior High School Teachers in Klaten North District Klaten Regency

Novy Anjarwati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This study aims to determine whether there are differences in: (1) teachers’ perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from teacher positions in certification program; (2) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from educational level; (3) teachers 'perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from their rank; (4) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from the length of services.

This study is a case study on state and private senior high school teachers and private in Klaten North District. The population is 129 teachers of state and private senior high schools in Klaten North District, Senior high school teachers from 3 State Senior High School in Klaten, Senior high school from Muhammadiyah 1 and Islamic Pandanaran Senior High School in Klaten. The samples are 98 teachers. The technique of gathering the data is proportional random sampling. The data collection techniques are questionnaires and documentation. Data analysis technique is T test and one way Anova.

The results of this study indicate that: (1) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from teachers position (t value of 1.160 is smaller than t 1.987, 0.249 with a probability is greater than 0.05); (2 ) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from educational level (probability of significance is greater than 0.05, 0.454 and 0.882 for F is smaller than F 2.70); (3) there is no difference in teacher perceptions of the portofolio assessment components of teachers perceived from the level of rank, (probability of significance is greater than 0.05, 0.541 and 0.377 for F is smaller than F 3.94); (4) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from the length of services ( significance probability of 0.864 is greater than 0.05 and 0.247 for F is smaller than F 2.70).  

(3)

i   

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN

PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI,

TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN DAN

MASA KERJA

Studi kasus: Guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

oleh: Novy Anjarwati NIM: 061334026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv   

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya 2. Bunda Maria

3. Bapak Ibu saya tercinta 4. Adik-adikku

5. Kekasihku

6. Sanak- saudara yang telah membantu perjuangan ini 7. Teman – temanku

 

               

(7)

v   

MOTTO

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan.

Tidak ada alasan untuk menyerah sebelum kita

mencoba.

     

TUHAN TIDAK AKAN DATANG TERLAMBAT

ATAUPUN LEBIH CEPAT, SEMUA TEPAT

PADA WAKTUNYA

           

 

 

 

(8)

vi   

   

             

                                     

(9)

vii   

 

(10)

viii   

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN

JABATAN DAN MASA KERJA

Studi Kasus: Guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Novy Anjarwati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:(1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari guru yang sudah dan yang belum mengikuti atau lulus program sertifikasi guru; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan; (4) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Populasi penelitian adalah seluruh guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten yang berjumlah 129 guru. Sampel penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 3 Klaten, SMA muhammadiyah 1 Klaten, dan SMA Islam Pandanaran Klaten yang berjumlah 98 guru. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian menggunakan uji T dan one way Anova.

(11)

ix   

ABSTRACT

THE PERCEPTIONS OF TEACHERS TOWARDS PORTOFOLIO ASSESSMENT COMPONENTS BASED ON WHO HAVE BEEN PASSED

AND WHO HAVEN’T BEEN PASSED CERTIFICATION PROGRAM PERCEIVED FROM THEIR LEVEL OF EDUCATION, RANK, AND

THEIR LENGTH OF SERVICES

A Case Study: Senior High School Teachers in Klaten North District Klaten Regency

Novy Anjarwati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This study aims to determine whether there are differences in: (1) teachers’ perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from teacher positions in certification program; (2) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from educational level; (3) teachers 'perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from their rank; (4) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from the length of services.

This study is a case study on state and private senior high school teachers and private in Klaten North District. The population is 129 teachers of state and private senior high schools in Klaten North District, Senior high school teachers from 3 State Senior High School in Klaten, Senior high school from Muhammadiyah 1 and Islamic Pandanaran Senior High School in Klaten. The samples are 98 teachers. The technique of gathering the data is proportional random sampling. The data collection techniques are questionnaires and documentation. Data analysis technique is T test and one way Anova.

The results of this study indicate that: (1) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from teachers position (t value of 1.160 is smaller than t 1.987, 0.249 with a probability is greater than 0.05); (2 ) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from educational level (probability of significance is greater than 0.05, 0.454 and 0.882 for F is smaller than F 2.70); (3) there is no difference in teacher perceptions of the portofolio assessment components of teachers perceived from the level of rank, (probability of significance is greater than 0.05, 0.541 and 0.377 for F is smaller than F 3.94); (4) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from the length of services ( significance probability of 0.864 is greater than 0.05 and 0.247 for F is smaller than F 2.70).  

(12)

x   

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI

GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM

SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN, DAN

MASA KERJA ”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(13)

xi   

4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., SIP., M.Pd. Selaku dosen Pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

6. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

7. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

8. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

9. Bapak Ibuku tercinta, dik Nita, dik Vincent yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian semua.

(14)

xii   

   

 

(15)

xiii   

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….. vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 6

1. Persepsi ... 6

(16)

xiv   

3. Pengertian Guru … ... 11

4. Tingkat Pendidikan ... 14

5. Golongan Jabatan ... 16

6. Masa Kerja ………... ... 17

B. Kerangka Teoritik ... 18

C. Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 22

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data ... 30

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. SMA Negeri 3 Klaten ... 41

B. SMA Muhammadiyah 1 Klaten ... 43

C. SMA Islam Pandanaran Klaten ... 45

BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 46

(17)

xv   

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan ... 71

C. Saran ... 72

(18)

xvi   

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel ... 24 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen

Penilaian Portofolio ... 26 Tabel 3.3 Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 29

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Validitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertikasi Guru Dalam

Jabatan ... 31 Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian ... 46

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sudah atau Belum

Sertifikasi ... 47 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasrkan Tingkat Pendidikan . 47

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanGolongan Jabatan .. 48 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 49 Tabel 5.6 Interpretasi Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian

Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabaatan ... 49 Tabel 5.7 Persepsi Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Sudah atau Belum

Sertifikasi ... 50 Tabel 5.8 Persepsi Guru Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan. 51 Tabel 5.9 Persepsi Guru Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan ... 53 Tabel 5.10 Persepsi Guru Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja ... 54 Tabel 5.11 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru

Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau Sudah atau Belum ... 56 Tabel 5.12 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru

Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

(19)

xvii   

Tabel 5.13 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasiguru Dalam Jabatan Ditinjau Golongan Jabatan ... 57

Tabel 5.14 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau Masa Kerja ... 58

Tabel 5.15 Hasil Pengujian Homogenitas ... 59

Tabel 5.16 Hasil Uji T Berdasarkan Sudah atau Belum Sertifikasi ... 61

Tabel 5.17 Hasil Uji Beda Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 62

Tabel 5.18 Hasil Uji Beda Berdasarkan Golongan Jabatan ... 63

(20)

xviii   

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 74

Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabilitas ... 83

Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 88

Lampiran 4 Analisis Data ... 94

Lampiran 5 Tabel T ... 104

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru dalam kedudukannya di dunia pendidikan memiliki peran yang

sangat penting sebab guru menjadi ujung tombak dari proses keberhasilan

pendidikan. Pendidikan harus mampu menghasilkan SDM yang berkualitas

dan profesional dalam bidangnya. SDM yang dimaksud yaitu tenaga pendidik

termasuk di dalamnya adalah kepala sekolah, guru, tenaga administrasi yang

ada di sekolah.

Guru merupakan sentral dalam sistem pendidikan yang akan senantiasa

menjadi sorotan. Meskipun guru adalah tokoh sentral dalam pendidikan, akan

tetapi keprofesionalan guru sekarang banyak dipertanyakan. Harapannya

apabila guru profesional maka akan menghasilkan manusia yang cerdas dan

kompetitif, sehingga perlu ditekankan tanggung jawab kepada para pendidik.

Apabila melihat pada kenyataannya seperti sekarang ini banyak tertuliskan

pendidikan yang cerdas dan terampil akan tetapi tidak memiliki tanggung

jawab dalam menjalankan tanggung jawab yang dimilikinya. Selanjutnya

berakibat pada timbulnya masalah dalam masyarakat. Dalam keadaan seperti

ini perlu ada sertifikat guru agar mempunyai guru profesional yang memenuhi

standar kebutuhan.

Menyadari kondisi tersebut di atas, pemerintah melakukan berbagai upaya

(22)

dengan mengesahkan undang-undang guru dan dosen yang ditindaklanjuti

dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah tentang guru dan

dosen, yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi

guru. Upaya tersebut telah banyak dilakukan tetapi masih banyak kendala

yang dihadapi, seperti ketidakseriusan Depdiknas untuk menangani masalah

pendidikan. Dalam peningkatan profesionalisme guru ini, perlu diadakan

sertifikasi dan uji kompetensi secara berkala agar kinerjanya terus meningkat

dan memenuhi syarat profesionalisme. Untuk kepentingan tersebut diperlukan

kebijakan pendidikan dalam pengembangan keprofesionalan guru dengan

segala sesuatu yang sudah terencana dengan baik. Sehubungan dengan hal

tersebut pemerintah sedang melakukan program baru dalam upaya

peningkatan kinerja guru yaitu melalui sertifikasi guru.

Pandangan para guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi

guru dalam jabatan disebabkan oleh latar belakang guru yang berbeda-beda

seperti tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja. Tidak semua

guru mempunyai latar belakang yang sama. Perbedaan tingkat pendidikan

guru ini akan menimbulkan cara pandang yang berbeda pula. Guru dengan

tingkat pendidikan D4/S1 akan memiliki persepsi yang lebih positif

dibandingkan guru dengan tingkat pendidikan D3 atau lebih rendah. Selain

perbedaan latar belakang pendidikan, setiap guru memiliki golongan jabatan

yang berbeda-beda pula, sebagaimana diungkapkan dalam pedoman sertifikasi

guru dalam jabatan tahun 2007 bahwa guru yang lulus uji sertifikasi akan

(23)

mempengaruhi persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang memiliki golongan lebih tinggi

diduga akan memiliki persepsi positif karena dalam menerima tunjangan

profesi, tingkat kepuasan yang dimiliki lebih tinggi di banding dengan

golongan jabatan yang lebih rendah. Guru yang memiliki banyak pengalaman

karena sudah bertahun-tahun menjadi guru akan mempunyai peluang yang

lebih besar untuk lulus uji sertifikasi dibandingkan dengan guru yang baru saja

merintis karirnya. Mereka akan lebih mampu untuk memenuhi persyaratan

portofolio. Berdasarkan pedoman penetapan peserta dan pelaksanaan

sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2007, masa kerja termasuk dalam kriteria

penyusunan ranking yang menjadi dasar urutan prioritas peserta sertifikasi

guru dalam jabatan. Dengan demikian guru dengan masa kerja yang berbeda

dalam menjalani maka diduga akan berbeda pula persepsinya terhadap

komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.

Bertolak dari latar belakang tersebut penulis ingin meneliti tentang

persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam

jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan,

golongan jabatan dan masa kerja.

B. Batasan Masalah

Persepi guru tentang program sertifikasi guru dalam jabatan berbeda-beda

dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Agar penelitian ini lebih terarah maka

(24)

komponen penilaian portofolio sertifikasi guru yaitu sudah atau belum

mengikuti sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum

sertifikasi?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan?

4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi

2. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat jabatan.

3. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

(25)

4. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, antara lain:

a. Bagi Guru

Hasil penelitihan ini diharapkan dapat menjadi wahana sosialisasi

mengenai sertifikasi bagi guru yang belum mengetahui tentang sertifikasi.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah

dengan menyediakan tenaga pendidik yang profesional.

c. Bagi Penulis

Diharapkan penelitian dapat dijadikan bekal pada saat terjun di dunia

pendidikan yang sesuai dengan objek penelitian ini.

d. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Persepsi

Presepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan,

yaitu merupakan proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu

melalui alat reseptor (Walgito, 1994:53). Proses diterimanya rangsangan

(objek, kualitas hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai

rangsangan itu disadari dan dimengerti disebut persepsi (Irwanto,

1988:71).

Menurut Thoha (1983:138), persepsi adalah proses pemahaman

yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang

lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan,

penciuman. Kunci persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu

merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi.

Pendapat lain tentang persepsi dikemukakan oleh Davidoff

(1981:232) yang diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisir

dan menggabungkan data-data indera kita untuk dikembangkan

sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

pemahaman, menerima, pengorganisasian dan pengolahan ransangan dari

(27)

lingkungan melalui panca indera sehingga individu menyadari mengerti

tentang yang diinderakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Thoha

(1988:1945-1952) ada berbagai macam faktor yang berasal dari luar atau

dalam yang dapat mempengaruhi proses seleksi. Faktor dari luar yang

terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar antara lain:

a. Intensitas

Prinsip intensitas dari perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar

intensitas stimulus dari luar, semakin besar pula hal itu dipahami.

b. Ukuran

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar untuk objek semakin

mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.

c. Pengulangan

Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang

diulang-ulang akan memberi perhatian yang lebih besar dibanding dalam sekali

lihat.

d. Gerakan

Prinsip gerakan ini antara lain menyatakan bahwa orang akan memberi

banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam jangkauan

pandangannya dibanding objek yang diam.

e. Baru dan familiar

Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi ekternal yang baru maupun

(28)

Faktor dari dalam yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan

dalam antara lain :

a. Proses belajar

Semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada

suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan

dari kekomplekan kejiwaan, kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan

proses pemahaman/belajar dan motivasi yang dipunyai masing-masing.

b. Motivasi

Selain proses belajar dapat membentuk persepsi dari dalam yang juga

menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian.

Pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi

keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses

pemilihan persepsi.

c. Kepribadian

Dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat hubunganya dengan

proses belajar dan motivasi mempunyai akibat terhadap apa yang

diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.

2. Sertifikasi Guru

Pengertian sertifikasi secara umum mengacu pada National

Commision on Educatinal Services (NCES) disebutkan “Certification is a

procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher candidate’s

(29)

Dalam pedoman tanya jawab tentang sertifikasi (Depdiknas Dirjen

Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan, 2007), sertifikasi guru

adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat

pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional

guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan

sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna

menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat

harkat dan martabat guru. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan

tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang

terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

a. Tujuan Sertifikasi

Sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru yang

pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu

pendidikan.

b. Manfaat Sertifikasi

Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut:

1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,

yang dapat merusak citra profesi guru.

2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak

berkualitas dan profesional.

3) Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK, dan kontrol mutu

(30)

4) Menjaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan

tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang

berlaku.

5) Memperoleh tunjangan profesi bagi guru yang lulus ujian

sertifikasi.

Menurut Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang sertifikasi

guru dalam jabatan, sertifikasi guru dilaksanakan melalui uji kompetensi

untuk memperoleh sertifikasi pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan

dalam bentuk penilaian portofolio dan setelah lulus barulah guru tersebut

mendapat sertifikat pendidik.

Di dalam portofolio tersebut harus dicantumkan 10 komponen,

yang terdiri dari:

a. Kualifikasi akademik

b. Pendidikan dan pelatihan

c. Pengalaman mengajar

d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

e. Penilaian dari atasan

f. Prestasi akademik

g. Karya pengembangan profesi

h. Keikutsertaan dalam forum ilmiah

i. Pengalaman berorganisasi

(31)

3. Pengertian Guru.

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini

jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun

2005 tentang guru dan dosen guru, guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan

yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi

standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah hanya dapat dilakukan

oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan

tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan

khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas

dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.

a. Hak dan Kewajiban Guru

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional guru sebagai

pendidik mempunyai hak untuk memperoleh:

1) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan

memadai

(32)

3) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas

4) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil

kekayaan intelektual

5) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional guru sebagai

pendidik mempunyai kewajiban untuk:

1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis dan dialogis.

2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan

mutu pendidikan.

3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

b. Peranan guru

Menurut (Sahertian, 1990:36), guru mempunyai peranan sebagai

berikut:

1) Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai

informasi disebut juga sebagai penceramah pada zaman itu.

2) Guru sebagai orang sumber (resourse person). Guru dianggap

sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan

(33)

3) Guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan

untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu

siswa untuk dapat belajar.

4) Guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat,

memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan

suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya

sendiri.

5) Guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan

sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang

menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok

belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi

bersama.

6) Guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan

bermacam cara.

7) Guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar

yang disediakan.

8) Guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai

pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen

dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh

siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan

(34)

4. Tingkat Pendidikan

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan

nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai

dan kemampuan yang dikembangkan.

Ada 3 jenis pendidikan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional Tahun 2003, yaitu :

a. Pendidikan formal

Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah

dan pendidikan tinggi. Misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi

(35)

Pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal

yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Misalnya

berbentuk kursus-kursus.

c. Pendidikan informal

Pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Menurut Winkel (1986:160), pendidikan informal adalah suatu jenis

pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas dan tidak

sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama dalam keluarga.

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mempunyai

empat macam program pendidikan guru (Sahertian, 1994:68) yaitu:

a. Program gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1) dengan lama studi

4-7 tahun.

b. Program Pasca Sarjana dengan lama studi 6-9 Semester (S2)

c. Program Doktor dengan lama studi 8-11 Semester (S3)

d. Program Non Gelar (program diploma) dengan rincian sebagai berikut :

1) Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun

2) Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun

3) Program Diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun

Selain itu juga ada program akta mengajar, yang diberikan kepada

mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh

kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Program akta

(36)

a. Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester.

b. Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah

memperoleh 60 Sks dalam bidang non kependidikan.

c. Akta III sebanyak 20 SKS yang dapat ditempuh selama dua semester

setelah memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan.

d. Akta IV dengan beban kredit 20 SKS ditempuh selama dua semester

setelah memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan.

e. Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki

160 SKS bidang studi di luar kependidikan

5. Golongan Jabatan

Poerwandarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

menyatakan bahwa golongan adalah kelompok, dan jabatan adalah

pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa

golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahaan

atau organisasi (Salim, 1991:482).

Jabatan atau pekerjaan adalah satu kelompok dari tugas-tugas atau

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai bagi organisasi untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penggolongan dari jabatan seorang guru

didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru.

Jenjang kepangkatan menurut golongan ruangnya adalah sebagai berikut :

a. I/a : Juru Muda

(37)

c. I/c : Juru

d. I/d : Juru Tingkat I

e. II/a : Pengatur Muda

f. II/b : Pengatur Muda Tingkat I

g. II/c : Pengatur

h. II/d : Pengatur Tingkat I

i. III/a : Penata Muda

j. III/b : Penata Muda Tingkat I

k. III/c : Penata

l. III/d : Penata Tingkat I

m.IV/a : Pembina

n. IV/b : Pembina Tingkat I

o. IV/c : Pembina Utama Muda

p. IV/d : Pembina Utama Madya

q. IV/e : Pembina Utama

6. Masa Kerja

Masa kerja adalah masa guru melaksanakan tugas sebagai pendidik

pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga

yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat

penyelenggara pendidikan). Sebagaimana dinyatakan dalam tanya jawab

tentang sertifikasi guru (2007:11), masa kerja dihitung selama seseorang

(38)

diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasarkan SK

CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar

yang dibuktikan dengan surat keputusan dari sekolah berdasarkan surat

pengangkatan dari yayasan.

B. Kerangka Teoritik

1. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Sudah atau Belum Sertifikasi.

Pandangan guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru

dalam jabatan diduga dipengaruhi oleh sudah atau belum guru menempuh

program sertifikasi. Mungkin guru yang sudah lulus uji sertifikasi

menganggap uji sertifikasi bernilai positif karena mereka pernah

menempuh ujian sertifikasi tersebut sehingga mereka sudah mempunyai

pengalaman sebelumnya, tetapi guru yang belum lulus atau belum

menempuh uji sertifikasi menganggap uji sertifikasi bernilai negatif karena

mereka belum mempunyai pengalaman sebelumnya. Melihat ada guru

yang sudah dan belum mengikuti atau lulus program sertifikasi, diduga

akan ada perbedaan persepsi antara guru yang sudah lulus dan guru yang

belum lulus program sertifikasi.

2. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan

Pandangan guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru

(39)

Pandangan guru diduga akan berbeda apabila memiliki latar belakang

pendidikan yang berbeda. Secara umum, pendidikan formal guru seperti

D2, D3, S1, S2, dan S3. Mungkin guru yang latar belakangnya lebih tinggi

menganggap uji sertifikasi bernilai positif karena mereka merasa lebih

berpengalaman tetapi guru yang latar belakangnya lebih rendah

menganggap uji sertifikasi bernilai negatif karena mereka merasa belum

berpengalaman. Menurut Niken (2009:21) guru yang berlatar pendidikan

dibawah D2, D2, atau D3 harus menempuh pendidikan lebih lanjut untuk

memperoleh gelar jenjang S1 apabila menginginkan dapat mengikuti

program sertifikasi. Sehingga mereka memiliki persepsi kurang positif.

Melihat tingkat pendidikan mereka berbeda-beda diduga akan memiliki

persepsi yang berbeda-beda mengenai komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan.

3. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Golongan Jabatan

Dalam Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan tahun 2007 dijelaskan

bahwa guru yang lulus uji sertifikasi akan mendapat tunjangan satu kali

gaji pokok. Pada kenyataannya setiap guru mempunyai golongan jabatan

yang beda-beda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi guru terhadap

program sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang golongan lebih rendah

diduga akan memiliki persepsi negatif karena menerima tunjangan profesi

lebih sedikit dibandingkan dengan guru yang golongannya lebih tinggi

(40)

golongan jabatan yang lebih tinggi. Sedangkan guru yang golongannya

lebih tinggi memiliki persepsi positif karena dengan adanya sertifikasi,

guru yang telah lulus akan menerima tunjangan profesi lebih banyak

daripada guru yang golongannya lebih rendah sehingga tingkat

kepuasannya lebih tinggi. Sedangkan menurut Niken (2009:22) guru yang

memiliki golongan jabatan lebih tinggi akan memiliki persepsi negatif

karena mereka menganggap sudah biasa karena kesejahteraan mereka

sudah terjamin sebelum mereka mengikuti program sertifikasi guru dalam

jabatan.

4. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Masa Kerja

Berdasarkan Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanan Sertifikasi Guru

dalam Jabatan (2007:12) tampak bahwa guru yang masa kerjanya banyak

akan lebih diprioritaskan dibandingkan guru yang memiliki masa kerja

sedikit. Jadi mengingat setiap guru memiliki masa kerja yang beda-beda

maka diduga mereka akan mempunyai perbedaan persepsi terhadap

komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan

penelitian yang diteliti. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, peneliti

(41)

1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi.

2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat jabatan.

3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

4. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian

mengenai unit sosial tertentu yang menghasilkan gambaran yang berlaku

untuk jangka waktu tertentu, hal ini pengumpulan dan analisis data dilakukan

pada waktu tertentu (Winarno, 1990:43). Dalam penelitian ini diterapkan

untuk meneliti persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan,

golongan jabatan, dan masa kerja.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SMA di Kecamatan Klaten Utara

Kabupaten Klaten.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara

Kabupaten Klaten.

(43)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi, ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat

pendidikan, golongan jabatan, dan masa kerja.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

1999:72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru

SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Menurut sumber dari

Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten jumlah guru SMA di Kecamatan

Klaten Utara Kabupaten Klaten adalah 129 guru.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 1999:73). Sampel penelitian ini dihitung dengan

rumus Slovin (Husein Umar, 2003:102):

2

1 Ne

N n

+ =

Keterangan:

n = ukuran sampel

(44)

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang dapat ditolerir.

Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/ batas

kesalahan (e) 5% dari populasi (N) tersebut adalah :

(

)

2

05 , 0 129 1

129

+ =

n

.= 97,54 atau sekitar 98 orang yang akan menjadi sampel.

3. Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional

random sampling yaitu cara pengambilan sampel dilakukan dengan

menyeleksi setiap unit sampel yang sesuai dengan ukuran unit sampel.

Peneliti menetapkan sampel penelitian ini adalah guru-guru di 1 SMA

negeri dan 2 swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Jawa

Tengah. Pertimbangan dipilihnya 3 sekolah tersebut karena hanya sekolah

tersebut yang ada di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

[image:44.612.72.536.204.686.2]

Berikut ini daftar SMA dimana penelitian akan dilakukan :

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

No SMA yang diteliti Jumlah Populasi Jumlah sampel

1 SMA Negeri 3 Klaten 60 43

2 SMA Muh 1 Klaten 56 45

3 SMA Islam Pandanaran 13 10

(45)

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Bebas

a. Variabel Tingkat Pendidikan Guru

Tingkat pendidikan guru adalah jenjang pendidikan formal terakhir

yang dicapai oleh guru. Pemberian skor dalam variabel ini adalah

sebagai berikut:

1) < D2 skor 1

2) D2 skor 2

3) D3 skor 3

4) D4/S1 skor 4

5) S2 skor 5

b. Variabel Golongan Jabatan

Golongan jabatan guru adalah kelompok atau jabatan pekerjaan guru

dalam suatu organisasi keguruan. Pemberian skor golongan jabatan

guru dalam penelitian ini tampak seperti berikut :

1) I/a-I/d skor 1

2) II/a-II/d skor 2

3) III/a-III/d skor 3

4) IV/a-IV/e skor 4

c. Variabel Masa Kerja

Masa kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masa guru

melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu

(46)

kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Pemberian skor

untuk variabel masa kerja adalah sebagai berikut:

1) < 2 tahun skor 1

2) 2-10 tahun skor 2

3) 11-20 tahun skor 3

4) > 20 tahun skor 4

2. Variabel Terikat

Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru

yang telah memenuhi standar kompetensi guru. Dalam Sertifikasi guru,

kompetensi guru mencakup 4 dimensi .

Berikut disajikan tabel operasional variabel persepsi guru terhadap

komponen penilaian portofolio sertifikasi, yang diadopsi dari skripsi

Natalia Niken Krisnawati dengan beberapa modifikasi:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Dimensi Indikator Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif 1. Kompetensi

Pedagogik

1. Menguasai karakteristik

peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2.Meguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

3.Kemampuan guru

9

1,15

[image:46.612.73.538.156.704.2]
(47)

2. Kompetensi Kepribadian

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran

4.Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik.

5.Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran.

6.Kurang memfasilitasi

pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki.

7.Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8.Menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9.Memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan

reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

1.Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia

2.Menampilkan diri sebagai pribadi jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3.Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4.Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5.Menjunjung tinggi kode

(48)

3. Kompetensi Profesional

4. Kompetensi Sosial

etik profesi guru.

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar

kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5. Kurang memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

6. Mengembangkan minat

belajar peserta didik.

7. Kurang membangkitkan

semangat belajar peserta didik.

1. Bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Kurang berkomunikasi

secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua

dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang

(49)

memiliki keragaman budaya.

4. Berkomunikasi dengan

komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

5. Kurang mengembangkan

model-model pembelajaran.

6. Mengembangkan teknologi (TIK) dalam proses pembelajaran.

7. Mengembangkan

metode-metode pembelajaran.

28

5

7

8

Pengukuran variabel persepsi guru terhadap uji sertifikasi

didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing-masing indikator

dijabarkan dalam bentuk pernyataan dengan alternatif jawaban

menggunakan skala Likert. Penskoran untuk masing-masing alternatif

[image:49.612.69.538.101.637.2]

jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skoring Berdasarkan Skala Likert

Kriteria Jawaban Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

(50)

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135). Kuesioner ini

digunakan untuk mengumpulkan data persepsi guru terhadap komponen

penilaian portofolio sertifikasi ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi,

tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti

untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau

dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden

bertempat tinggal/melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen ini digunakan

untuk mengumpulkan data sekunder yaitu tentang jumlah guru yang

berada di Kabupaten Klaten.

G. Pengujian Instrumen Penelitian(Kuesioner)

1. Pengujian Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukuran itu mengukur apa

yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan berdasarkan uji

korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus (Arikunto,

(51)

r =

(

) (

)

(

)

(

)

∑ ∑

− − − 2 2 2

2 X n Y Y

X n Y X XY n Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y = skor total seluruh item

X = skor masing-masing item

n = jumlah responden

Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi hitung (rhitung)

bernilai positif dan lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf

signifikansi 5%. Sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien

korelasi (rhitung) lebih kecil dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%.

Uji validitas terhadap item-item pertanyaan variabel persepsi guru

terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan

dilakukan pada guru-guru sekolah menengah atas di luar yang menjadi

sampel penelitian ini. Rangkuman uji validitas untuk variabel persepsi

guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam

[image:51.612.70.534.91.710.2]

jabatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rangkuman Uji Validitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Butir Nomor r hitung r tabel status

(52)

6 0,695 0,316 Valid 7 0,607 0,316 Valid 8 0,628 0,316 Valid 9 0,686 0,316 Valid 10 0,570 0,316 Valid 11 0,623 0,316 Valid 12 0,649 0,316 Valid 13 0,605 0,316 Valid 14 0,644 0,316 Valid 15 0,628 0,316 Valid 16 0,628 0,316 Valid 17 0,552 0,316 Valid 18 0,637 0,316 Valid 19 0,721 0,316 Valid 20 0,686 0,316 Valid 21 0,615 0,316 Valid 22 0,627 0,316 Valid 23 0,615 0,316 Valid 24 0,587 0,316 Valid 25 0,647 0,316 Valid 26 0,630 0,316 Valid 27 0,584 0,316 Valid 28 0,562 0,316 Valid 29 0,641 0,316 Valid 30 0,664 0,316 Valid 31 0,759 0,316 Valid 32 0,598 0,316 Valid 33 0,537 0,316 Valid 34 0,510 0,316 Valid 35 0,641 0,316 Valid 36 0,605 0,316 Valid 37 0,656 0,316 Valid 38 0,630 0,316 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada

variabel persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi

guru dalam jabatan menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh delapan butir

pertanyaan adalah sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan

membandingkan nilai-nilai koefisien r hitung masing-masing butir dengan

(53)

derajat keyakinan 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,316

(Hadi, 1998:359). Dari hasil pengujian diperoleh bahwa keseluruhan nilai

koefisien r hitung lebih besar dari pada r tabel (r hitung > r tabel = 0,316).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan

persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan

berulang kali (Husein Umar, 2003:72). Pengujian reliabilitas didasarkan

pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Husein Umar,

2003:90) yaitu sebagai berikut:

11

r =

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2 2 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2 t

σ = varian total

2 b

σ = jumlah varian butir

Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut (Husein

(54)

2 σ =

(

)

n n

X X

2

2

Keterangan :

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir

pertanyaan)

Menurut Nunnaly, dengan taraf signifikan ( α ) sebesar = 5%, jika nilai

koefisien alpha lebih besar dari 0,60, maka dikatakan reliabel. Sebaliknya

jika nilai koefisien alpha lebih kecil dari 0,60, maka dikatakan tidak

reliabel (Ghozali, 2001:42).

Uji Reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach dan dikerjakan menggunakan rumus SPSS 12.0 for

Windows Evaluation Version. Dari 38 butir pertanyaan pada variabel

persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru

dalam jabatan diperoleh nilai koefisien alpha sebesar 0,937. Pengambilan

kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien alpha

dengan 0,60. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien alpha

lebih besar daripada nilai 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

instrumen persepsi guru dalam jabatan dapat dikatakan reliabel.

H. Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu melakukan uji

(55)

Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis

untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini

digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu

tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi)

dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis

dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya

distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi

suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36).

Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada

penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga Fo (X) – Sn terbesar

dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji

Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

( )

X S

( )

X

F maksimum

D= on

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

(56)

- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih besar dari nilai probabilitas

(ρ = 0,05) maka H0 diterima.

- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih kecil dari nilai probabilitas

(ρ = 0,05) maka H0 ditolak.

b. Uji Homogenitas

Di samping pengujian terhadap penyebaran nilai yang dianalisis

jika peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitian harus terlebih

dahulu yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel

berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini antara lain

dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok

yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata tidak terdapat

perbedaan variansi diantara kelompok sampel, dan ini mengandung arti

bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan

bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang

sama.

Ada beberapa metode yang telah ditemukan untuk melakukan

pengujian ini seperti uji Bartlett (Arikunto, 2000:415). Beberapa

satuan yang diperlukan untuk mengerjakan pengujian tes adalah:

1) Disusun daftar seperti yang disajikan dalam tabel berikut:

Sampel ke-

Derajat kebebasan

1/dk Si2 Log Si2 (dk) Log Si2

1 2 K

n1 – 1 n2 – 1 nk – 1

1/(n1 – 1) 1/(n2 – 1) 1/(nk– 1)

S12 S22 Sk2

Log S 12 Log S22 Log Sk2

(n1-1)Log S12 (n1-1)Log S22 (n1-1)Log Sk2 Jumlah

(

1

)

1

n

⎜⎜⎛ 11⎟⎟

1

n

- -

(

)

2

1 i

i LogS

(57)

2) Mencari variansi gabungan dari semua sampel dengan rumus :

(

)

(

)

− − = n 1 /Si2 ni 1

S

3) Mencari satuan B dengan rumus:

(

)

(

)

= logS2 ni 1

B

4) Menghitung harga Chi-kuadrat ( X ) dengan rumus

(

)

{

}

= 2 2 log 1 10

1n B ni Si

χ

Dimana 1n10 = 2,3026 merupakan bilangan tetap yang disebut

logaritma asli daripada bilangan 10. Jadi rumus dapat ditulis:

(

)

{

}

= 2 2 log 1 3026 ,

2 B ni Si

χ

a) Jika χ2 < taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima atau

tidak ada perbedaan variansi antara sampel-sampel yang

diambil.

b) Jika χ2 > taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis ditolak atau

terdapat perbedaan variansi antar asampel-sampel yang

diambil.

2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis pertama dilakukan langkah-langkah:

a. Perumusan hipotesis

Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau

(58)

Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau

belum sertifikasi

b. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji T. Teknik ini

digunakan untuk menguji dua sampel yang independen. Rumus yang

digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut (Sugiyono,

1999:198): t S S r X X n n S n S n = − + − ⎛ ⎝ ⎜⎜ ⎞⎟⎟⎛⎜⎜ ⎞⎟⎟ 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2

c. Untuk menentukan tingkat signifikansi yaitu dengan membandingkan t

hitung dengan t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05 dengan db = n –

2. r n r thit − − = 1 2

d. Pengambilan keputusan

Sig < taraf nyata (0,05) maka Ho ditolak

Sig > taraf nyata (0,05) maka Ho diterima

Untuk menguji hipotesis kedua, ketiga dan keempat dilakukan

langkah-langkah:

(59)

Ho2: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat

jabatan.

Ha2: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat

jabatan.

Perumusan hipotesis ketiga

Ho3: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan

jabatan.

Ha3: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan

jabatan.

Perumusan hipotesis keempat

Ho4: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

Ha4: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

b. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji anova. Teknik ini

digunakan untuk menguji hipotesis lebih dari dua sampel independen

bila populasi yang akan diuji berdistribusi normal. Rumus yang

digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut (Sugiyono,

(60)

(

)

=

(

)

+ − + = k j j j N n R N N H 1 2 1 3 1 12 Keterangan :

H mendekati distribusi chi kuadrat (χ2) dengan db = k-1

n = banyaknya nilai pengamatan (ulangan) pada tiap-tiap sampel

(perlakuan)

k = banyaknya sampel (perlakuan) yang diuji

Rj = jumlah rangking tiap sampel

N = total pengamatan

c. Untuk menentukan tingkat signifikansi yaitu dengan membandingkan t

hitung dengan t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05 dengan db = n –

2. r n r thit − − = 1 2

d. Pengambilan keputusan

Sig < taraf nyata (0,05) maka Ho ditolak

(61)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

Penelitian ini dilakukan di 1 SMA Negeri dan 2 SMA Swasta di

Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

A. SMA Negeri 3 Klaten

SMA Negeri 3 Klaten terletak di Jln. Solo Km 2 Klaten Utara.

1. Visi Sekolah

Visi SMA Negeri 3 Klaten adalah:

a. Meningkatkan perolehan prestasi akademik / non akademik.

b. Meningkatkan peringkat sekolah baik tingkat Kabupaten atau

Propinsi.

c. Meningkatkan mutu kegiatan karya ilmiah remaja, olympiade,

IPTEK.

d. Meningkatkan aktifitas keagamaan sebagai upaya peningkatan

Spiritual Quotient (SQ) siswa.

2. Misi Sekolah

Misi SMA Negeri 3 Klaten adalah:

a. Mewujudkan sekolah yang sejuk dengan meningkatkan ketahanan

sekolah yang mantap dan maksimal dalam rangka mewujudkan

sekolah sebagai Wawasan Witya Mandala yang optimal.

(62)

b. Meningkatkan sumber daya manusia yang produksi , mandiri, maju

dengan berbagai in service training bagi guru menuju

keprofesionalan yang optimal.

c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam percaturan ilmiah (KIR,

olimpiade, dsb) baik tingkat regional maupun tingkat nasional.

d. Meningkatkan pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari

sebagai sumber kearifan.

3. Data Guru

Data Guru SMA Negeri 3 Klaten:

No Nama Guru

1. C. Rahayu Pujiastuti, S.Pd.

2. Siti Mursyidah, B.A.

3. Hartono , S.Pd.

4. Drs. Sumarsono

5. Usman Gumanti, S.Pd.

6. Drs. Supardi

7. Dra. Siswanti

8. Sumadi, S.Pd.

9. Mulyadi, S.Ag.

10. Suprapta, S.Pd.

11. Dra. Eny Saptiningardi

12. Drs. Sigit Raharjo 13. Ani Listiyah, S.Pd.

14. Dra. Hartati

15. Dra. Dwi Astuti Pratiwi

16. Suwarti, S.Pd.

17. Drs. Jayus Sulendro

18. Drs. Mulyadi

19. R. Triyani

20. Eko Susilowati

21. Drs. Suwardi

22. Bibit Supardi, S.Pd.

23. Drs. Ramli

24. Sri Purnomowati, S.Pd.

25. Triyono, S.Pd.

(63)

27. Pra Haryati

28. Robertus Susanto, S.Pd. 29. Ahmad Noor Fida, S.Pd.

30. Agus Santoso, S.Pd.

31. Kusnadi Pudjianto, S.SOS 32. Sunu Tri Widodo, S.Pd.

33. Sri Purnamawati, S.Pd.

34. Andy Rohmadi, S.Pd. 35. Dewi Rusmawati, S.Pd. 36. Surono

37. Dra. Lidya Hartini

38. Rusmanto, S.KOM

39. Salimah, S.Pd.

40. Darsono, S.Pd.

41. Sri Windarti, S.Pd. 42. Dra. Rubi Triyani

B. SMA Muhammadiyah 1 Klaten

SMA Muhammadiyah 1 Klaten terletak Jln. Sersan Sadikin 89 Klaten

Utara.

1. Visi Sekolah

Visi SMA Muhammadiyah 1 Klaten menghantarkan siswa menuju

manusia yang bertaqwa, tertib, cerdas dan terampil.

2. Misi Sekolah

Misi SMA Muhammadiyah 1 Klaten adalah mewujudkan harapan

sekolah untuk memiliki dan menghasilkan kader Muhammadiyah

yang bertaqwa, tertib, cerdas dan terampil.

a. Taat pada perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

(64)

c. Memiliki kemampuan dan kemauan untuk maju, kreatif,

berprestasi dalam dunia keilmuan.

d. Memiliki keterampilan hidup, dan dapat berprestasi dalam

olahraga, seni maupun budaya.

3. Data Guru

Data Guru SMA Muhammadiya

Gambar

Tabel 5.15 Hasil Pengujian Homogenitas .......................................................
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
  Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian
Tabel 3.3 Skoring Berdasarkan Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian dan (2) perbedaan persepsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan persepsi gur u terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja ( sign. value =0.979 &gt; a= 0,05);

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi bagi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi guru terhadap uji

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan persepsi gur u terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja ( sign. value =0.979 &gt; a= 0,05);

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian dan (2) perbedaan persepsi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi guru terhadap uji

18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4)