viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN
JABATAN DAN MASA KERJA
Studi Kasus: Guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Novy Anjarwati
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:(1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari guru yang sudah dan yang belum mengikuti atau lulus program sertifikasi guru; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan; (4) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Populasi penelitian adalah seluruh guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten yang berjumlah 129 guru. Sampel penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 3 Klaten, SMA muhammadiyah 1 Klaten, dan SMA Islam Pandanaran Klaten yang berjumlah 98 guru. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian menggunakan uji T dan one way Anova.
▸ Baca selengkapnya: apakah guru tersebut sudah tepat dalam mengelompokan? mengapa?
(2)ix
ABSTRACT
THE PERCEPTIONS OF TEACHERS TOWARDS PORTOFOLIO ASSESSMENT COMPONENTS BASED ON WHO HAVE BEEN PASSED
AND WHO HAVEN’T BEEN PASSED CERTIFICATION PROGRAM PERCEIVED FROM THEIR LEVEL OF EDUCATION, RANK, AND
THEIR LENGTH OF SERVICES
A Case Study: Senior High School Teachers in Klaten North District Klaten Regency
Novy Anjarwati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This study aims to determine whether there are differences in: (1) teachers’ perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from teacher positions in certification program; (2) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from educational level; (3) teachers 'perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from their rank; (4) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from the length of services.
This study is a case study on state and private senior high school teachers and private in Klaten North District. The population is 129 teachers of state and private senior high schools in Klaten North District, Senior high school teachers from 3 State Senior High School in Klaten, Senior high school from Muhammadiyah 1 and Islamic Pandanaran Senior High School in Klaten. The samples are 98 teachers. The technique of gathering the data is proportional random sampling. The data collection techniques are questionnaires and documentation. Data analysis technique is T test and one way Anova.
The results of this study indicate that: (1) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from teachers position (t value of 1.160 is smaller than t 1.987, 0.249 with a probability is greater than 0.05); (2 ) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from educational level (probability of significance is greater than 0.05, 0.454 and 0.882 for F is smaller than F 2.70); (3) there is no difference in teacher perceptions of the portofolio assessment components of teachers perceived from the level of rank, (probability of significance is greater than 0.05, 0.541 and 0.377 for F is smaller than F 3.94); (4) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from the length of services ( significance probability of 0.864 is greater than 0.05 and 0.247 for F is smaller than F 2.70).
i
PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN
PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI,
TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN DAN
MASA KERJA
Studi kasus: Guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
oleh: Novy Anjarwati NIM: 061334026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya 2. Bunda Maria
3. Bapak Ibu saya tercinta 4. Adik-adikku
5. Kekasihku
6. Sanak- saudara yang telah membantu perjuangan ini 7. Teman – temanku
v
MOTTO
Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan.
Tidak ada alasan untuk menyerah sebelum kita
mencoba.
TUHAN TIDAK AKAN DATANG TERLAMBAT
ATAUPUN LEBIH CEPAT, SEMUA TEPAT
PADA WAKTUNYA
vi
vii
viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN
JABATAN DAN MASA KERJA
Studi Kasus: Guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Novy Anjarwati
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:(1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari guru yang sudah dan yang belum mengikuti atau lulus program sertifikasi guru; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan; (4) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Populasi penelitian adalah seluruh guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten yang berjumlah 129 guru. Sampel penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 3 Klaten, SMA muhammadiyah 1 Klaten, dan SMA Islam Pandanaran Klaten yang berjumlah 98 guru. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian menggunakan uji T dan one way Anova.
ix
ABSTRACT
THE PERCEPTIONS OF TEACHERS TOWARDS PORTOFOLIO ASSESSMENT COMPONENTS BASED ON WHO HAVE BEEN PASSED
AND WHO HAVEN’T BEEN PASSED CERTIFICATION PROGRAM PERCEIVED FROM THEIR LEVEL OF EDUCATION, RANK, AND
THEIR LENGTH OF SERVICES
A Case Study: Senior High School Teachers in Klaten North District Klaten Regency
Novy Anjarwati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This study aims to determine whether there are differences in: (1) teachers’ perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from teacher positions in certification program; (2) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from educational level; (3) teachers 'perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from their rank; (4) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from the length of services.
This study is a case study on state and private senior high school teachers and private in Klaten North District. The population is 129 teachers of state and private senior high schools in Klaten North District, Senior high school teachers from 3 State Senior High School in Klaten, Senior high school from Muhammadiyah 1 and Islamic Pandanaran Senior High School in Klaten. The samples are 98 teachers. The technique of gathering the data is proportional random sampling. The data collection techniques are questionnaires and documentation. Data analysis technique is T test and one way Anova.
The results of this study indicate that: (1) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from teachers position (t value of 1.160 is smaller than t 1.987, 0.249 with a probability is greater than 0.05); (2 ) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from educational level (probability of significance is greater than 0.05, 0.454 and 0.882 for F is smaller than F 2.70); (3) there is no difference in teacher perceptions of the portofolio assessment components of teachers perceived from the level of rank, (probability of significance is greater than 0.05, 0.541 and 0.377 for F is smaller than F 3.94); (4) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from the length of services ( significance probability of 0.864 is greater than 0.05 and 0.247 for F is smaller than F 2.70).
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI
GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM
SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN, DAN
MASA KERJA ”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
xi
4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., SIP., M.Pd. Selaku dosen Pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.
5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.
6. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.
7. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.
8. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
9. Bapak Ibuku tercinta, dik Nita, dik Vincent yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian semua.
xii
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….. vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 6
1. Persepsi ... 6
xiv
3. Pengertian Guru … ... 11
4. Tingkat Pendidikan ... 14
5. Golongan Jabatan ... 16
6. Masa Kerja ………... ... 17
B. Kerangka Teoritik ... 18
C. Hipotesis Penelitian ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 22
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 25
F. Teknik Pengumpulan Data ... 30
G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 30
H. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. SMA Negeri 3 Klaten ... 41
B. SMA Muhammadiyah 1 Klaten ... 43
C. SMA Islam Pandanaran Klaten ... 45
BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 46
xv
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 70
B. Keterbatasan ... 71
C. Saran ... 72
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel ... 24 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen
Penilaian Portofolio ... 26 Tabel 3.3 Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 29
Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Validitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertikasi Guru Dalam
Jabatan ... 31 Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian ... 46
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sudah atau Belum
Sertifikasi ... 47 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasrkan Tingkat Pendidikan . 47
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanGolongan Jabatan .. 48 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 49 Tabel 5.6 Interpretasi Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian
Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabaatan ... 49 Tabel 5.7 Persepsi Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio
Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Sudah atau Belum
Sertifikasi ... 50 Tabel 5.8 Persepsi Guru Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio
Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan. 51 Tabel 5.9 Persepsi Guru Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio
Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan ... 53 Tabel 5.10 Persepsi Guru Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja ... 54 Tabel 5.11 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru
Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio
Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau Sudah atau Belum ... 56 Tabel 5.12 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru
Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio
xvii
Tabel 5.13 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio
Sertifikasiguru Dalam Jabatan Ditinjau Golongan Jabatan ... 57
Tabel 5.14 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau Masa Kerja ... 58
Tabel 5.15 Hasil Pengujian Homogenitas ... 59
Tabel 5.16 Hasil Uji T Berdasarkan Sudah atau Belum Sertifikasi ... 61
Tabel 5.17 Hasil Uji Beda Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 62
Tabel 5.18 Hasil Uji Beda Berdasarkan Golongan Jabatan ... 63
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 74
Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabilitas ... 83
Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 88
Lampiran 4 Analisis Data ... 94
Lampiran 5 Tabel T ... 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru dalam kedudukannya di dunia pendidikan memiliki peran yang
sangat penting sebab guru menjadi ujung tombak dari proses keberhasilan
pendidikan. Pendidikan harus mampu menghasilkan SDM yang berkualitas
dan profesional dalam bidangnya. SDM yang dimaksud yaitu tenaga pendidik
termasuk di dalamnya adalah kepala sekolah, guru, tenaga administrasi yang
ada di sekolah.
Guru merupakan sentral dalam sistem pendidikan yang akan senantiasa
menjadi sorotan. Meskipun guru adalah tokoh sentral dalam pendidikan, akan
tetapi keprofesionalan guru sekarang banyak dipertanyakan. Harapannya
apabila guru profesional maka akan menghasilkan manusia yang cerdas dan
kompetitif, sehingga perlu ditekankan tanggung jawab kepada para pendidik.
Apabila melihat pada kenyataannya seperti sekarang ini banyak tertuliskan
pendidikan yang cerdas dan terampil akan tetapi tidak memiliki tanggung
jawab dalam menjalankan tanggung jawab yang dimilikinya. Selanjutnya
berakibat pada timbulnya masalah dalam masyarakat. Dalam keadaan seperti
ini perlu ada sertifikat guru agar mempunyai guru profesional yang memenuhi
standar kebutuhan.
Menyadari kondisi tersebut di atas, pemerintah melakukan berbagai upaya
dengan mengesahkan undang-undang guru dan dosen yang ditindaklanjuti
dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah tentang guru dan
dosen, yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi
guru. Upaya tersebut telah banyak dilakukan tetapi masih banyak kendala
yang dihadapi, seperti ketidakseriusan Depdiknas untuk menangani masalah
pendidikan. Dalam peningkatan profesionalisme guru ini, perlu diadakan
sertifikasi dan uji kompetensi secara berkala agar kinerjanya terus meningkat
dan memenuhi syarat profesionalisme. Untuk kepentingan tersebut diperlukan
kebijakan pendidikan dalam pengembangan keprofesionalan guru dengan
segala sesuatu yang sudah terencana dengan baik. Sehubungan dengan hal
tersebut pemerintah sedang melakukan program baru dalam upaya
peningkatan kinerja guru yaitu melalui sertifikasi guru.
Pandangan para guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatan disebabkan oleh latar belakang guru yang berbeda-beda
seperti tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja. Tidak semua
guru mempunyai latar belakang yang sama. Perbedaan tingkat pendidikan
guru ini akan menimbulkan cara pandang yang berbeda pula. Guru dengan
tingkat pendidikan D4/S1 akan memiliki persepsi yang lebih positif
dibandingkan guru dengan tingkat pendidikan D3 atau lebih rendah. Selain
perbedaan latar belakang pendidikan, setiap guru memiliki golongan jabatan
yang berbeda-beda pula, sebagaimana diungkapkan dalam pedoman sertifikasi
guru dalam jabatan tahun 2007 bahwa guru yang lulus uji sertifikasi akan
mempengaruhi persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang memiliki golongan lebih tinggi
diduga akan memiliki persepsi positif karena dalam menerima tunjangan
profesi, tingkat kepuasan yang dimiliki lebih tinggi di banding dengan
golongan jabatan yang lebih rendah. Guru yang memiliki banyak pengalaman
karena sudah bertahun-tahun menjadi guru akan mempunyai peluang yang
lebih besar untuk lulus uji sertifikasi dibandingkan dengan guru yang baru saja
merintis karirnya. Mereka akan lebih mampu untuk memenuhi persyaratan
portofolio. Berdasarkan pedoman penetapan peserta dan pelaksanaan
sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2007, masa kerja termasuk dalam kriteria
penyusunan ranking yang menjadi dasar urutan prioritas peserta sertifikasi
guru dalam jabatan. Dengan demikian guru dengan masa kerja yang berbeda
dalam menjalani maka diduga akan berbeda pula persepsinya terhadap
komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.
Bertolak dari latar belakang tersebut penulis ingin meneliti tentang
persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan,
golongan jabatan dan masa kerja.
B. Batasan Masalah
Persepi guru tentang program sertifikasi guru dalam jabatan berbeda-beda
dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Agar penelitian ini lebih terarah maka
komponen penilaian portofolio sertifikasi guru yaitu sudah atau belum
mengikuti sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum
sertifikasi?
2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan?
3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan?
4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi
2. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat jabatan.
3. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio
4. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, antara lain:
a. Bagi Guru
Hasil penelitihan ini diharapkan dapat menjadi wahana sosialisasi
mengenai sertifikasi bagi guru yang belum mengetahui tentang sertifikasi.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah
dengan menyediakan tenaga pendidik yang profesional.
c. Bagi Penulis
Diharapkan penelitian dapat dijadikan bekal pada saat terjun di dunia
pendidikan yang sesuai dengan objek penelitian ini.
d. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Persepsi
Presepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan,
yaitu merupakan proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat reseptor (Walgito, 1994:53). Proses diterimanya rangsangan
(objek, kualitas hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai
rangsangan itu disadari dan dimengerti disebut persepsi (Irwanto,
1988:71).
Menurut Thoha (1983:138), persepsi adalah proses pemahaman
yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang
lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan,
penciuman. Kunci persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi.
Pendapat lain tentang persepsi dikemukakan oleh Davidoff
(1981:232) yang diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisir
dan menggabungkan data-data indera kita untuk dikembangkan
sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
pemahaman, menerima, pengorganisasian dan pengolahan ransangan dari
lingkungan melalui panca indera sehingga individu menyadari mengerti
tentang yang diinderakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Thoha
(1988:1945-1952) ada berbagai macam faktor yang berasal dari luar atau
dalam yang dapat mempengaruhi proses seleksi. Faktor dari luar yang
terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar antara lain:
a. Intensitas
Prinsip intensitas dari perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar
intensitas stimulus dari luar, semakin besar pula hal itu dipahami.
b. Ukuran
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar untuk objek semakin
mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.
c. Pengulangan
Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang
diulang-ulang akan memberi perhatian yang lebih besar dibanding dalam sekali
lihat.
d. Gerakan
Prinsip gerakan ini antara lain menyatakan bahwa orang akan memberi
banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam jangkauan
pandangannya dibanding objek yang diam.
e. Baru dan familiar
Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi ekternal yang baru maupun
Faktor dari dalam yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan
dalam antara lain :
a. Proses belajar
Semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada
suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan
dari kekomplekan kejiwaan, kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan
proses pemahaman/belajar dan motivasi yang dipunyai masing-masing.
b. Motivasi
Selain proses belajar dapat membentuk persepsi dari dalam yang juga
menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian.
Pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi
keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses
pemilihan persepsi.
c. Kepribadian
Dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat hubunganya dengan
proses belajar dan motivasi mempunyai akibat terhadap apa yang
diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.
2. Sertifikasi Guru
Pengertian sertifikasi secara umum mengacu pada National
Commision on Educatinal Services (NCES) disebutkan “Certification is a
procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher candidate’s
Dalam pedoman tanya jawab tentang sertifikasi (Depdiknas Dirjen
Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan, 2007), sertifikasi guru
adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat
pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional
guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan
sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna
menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat
harkat dan martabat guru. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan
tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.
a. Tujuan Sertifikasi
Sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru yang
pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan.
b. Manfaat Sertifikasi
Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut:
1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
yang dapat merusak citra profesi guru.
2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan profesional.
3) Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK, dan kontrol mutu
4) Menjaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan
tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang
berlaku.
5) Memperoleh tunjangan profesi bagi guru yang lulus ujian
sertifikasi.
Menurut Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang sertifikasi
guru dalam jabatan, sertifikasi guru dilaksanakan melalui uji kompetensi
untuk memperoleh sertifikasi pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan
dalam bentuk penilaian portofolio dan setelah lulus barulah guru tersebut
mendapat sertifikat pendidik.
Di dalam portofolio tersebut harus dicantumkan 10 komponen,
yang terdiri dari:
a. Kualifikasi akademik
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Pengalaman mengajar
d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
e. Penilaian dari atasan
f. Prestasi akademik
g. Karya pengembangan profesi
h. Keikutsertaan dalam forum ilmiah
i. Pengalaman berorganisasi
3. Pengertian Guru.
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini
jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen guru, guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah hanya dapat dilakukan
oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan
tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan
khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas
dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.
a. Hak dan Kewajiban Guru
Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional guru sebagai
pendidik mempunyai hak untuk memperoleh:
1) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan
memadai
3) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas
4) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual
5) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional guru sebagai
pendidik mempunyai kewajiban untuk:
1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis.
2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
b. Peranan guru
Menurut (Sahertian, 1990:36), guru mempunyai peranan sebagai
berikut:
1) Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai
informasi disebut juga sebagai penceramah pada zaman itu.
2) Guru sebagai orang sumber (resourse person). Guru dianggap
sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan
3) Guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan
untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu
siswa untuk dapat belajar.
4) Guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat,
memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan
suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya
sendiri.
5) Guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan
sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang
menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok
belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi
bersama.
6) Guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan
bermacam cara.
7) Guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar
yang disediakan.
8) Guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai
pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen
dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh
siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan
4. Tingkat Pendidikan
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman.
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai
dan kemampuan yang dikembangkan.
Ada 3 jenis pendidikan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Tahun 2003, yaitu :
a. Pendidikan formal
Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi. Misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi
Pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Misalnya
berbentuk kursus-kursus.
c. Pendidikan informal
Pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Menurut Winkel (1986:160), pendidikan informal adalah suatu jenis
pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas dan tidak
sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama dalam keluarga.
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mempunyai
empat macam program pendidikan guru (Sahertian, 1994:68) yaitu:
a. Program gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1) dengan lama studi
4-7 tahun.
b. Program Pasca Sarjana dengan lama studi 6-9 Semester (S2)
c. Program Doktor dengan lama studi 8-11 Semester (S3)
d. Program Non Gelar (program diploma) dengan rincian sebagai berikut :
1) Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun
2) Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun
3) Program Diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun
Selain itu juga ada program akta mengajar, yang diberikan kepada
mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh
kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Program akta
a. Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester.
b. Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah
memperoleh 60 Sks dalam bidang non kependidikan.
c. Akta III sebanyak 20 SKS yang dapat ditempuh selama dua semester
setelah memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan.
d. Akta IV dengan beban kredit 20 SKS ditempuh selama dua semester
setelah memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan.
e. Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki
160 SKS bidang studi di luar kependidikan
5. Golongan Jabatan
Poerwandarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
menyatakan bahwa golongan adalah kelompok, dan jabatan adalah
pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa
golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahaan
atau organisasi (Salim, 1991:482).
Jabatan atau pekerjaan adalah satu kelompok dari tugas-tugas atau
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai bagi organisasi untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penggolongan dari jabatan seorang guru
didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru.
Jenjang kepangkatan menurut golongan ruangnya adalah sebagai berikut :
a. I/a : Juru Muda
c. I/c : Juru
d. I/d : Juru Tingkat I
e. II/a : Pengatur Muda
f. II/b : Pengatur Muda Tingkat I
g. II/c : Pengatur
h. II/d : Pengatur Tingkat I
i. III/a : Penata Muda
j. III/b : Penata Muda Tingkat I
k. III/c : Penata
l. III/d : Penata Tingkat I
m.IV/a : Pembina
n. IV/b : Pembina Tingkat I
o. IV/c : Pembina Utama Muda
p. IV/d : Pembina Utama Madya
q. IV/e : Pembina Utama
6. Masa Kerja
Masa kerja adalah masa guru melaksanakan tugas sebagai pendidik
pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga
yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat
penyelenggara pendidikan). Sebagaimana dinyatakan dalam tanya jawab
tentang sertifikasi guru (2007:11), masa kerja dihitung selama seseorang
diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasarkan SK
CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar
yang dibuktikan dengan surat keputusan dari sekolah berdasarkan surat
pengangkatan dari yayasan.
B. Kerangka Teoritik
1. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Sudah atau Belum Sertifikasi.
Pandangan guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan diduga dipengaruhi oleh sudah atau belum guru menempuh
program sertifikasi. Mungkin guru yang sudah lulus uji sertifikasi
menganggap uji sertifikasi bernilai positif karena mereka pernah
menempuh ujian sertifikasi tersebut sehingga mereka sudah mempunyai
pengalaman sebelumnya, tetapi guru yang belum lulus atau belum
menempuh uji sertifikasi menganggap uji sertifikasi bernilai negatif karena
mereka belum mempunyai pengalaman sebelumnya. Melihat ada guru
yang sudah dan belum mengikuti atau lulus program sertifikasi, diduga
akan ada perbedaan persepsi antara guru yang sudah lulus dan guru yang
belum lulus program sertifikasi.
2. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan
Pandangan guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru
Pandangan guru diduga akan berbeda apabila memiliki latar belakang
pendidikan yang berbeda. Secara umum, pendidikan formal guru seperti
D2, D3, S1, S2, dan S3. Mungkin guru yang latar belakangnya lebih tinggi
menganggap uji sertifikasi bernilai positif karena mereka merasa lebih
berpengalaman tetapi guru yang latar belakangnya lebih rendah
menganggap uji sertifikasi bernilai negatif karena mereka merasa belum
berpengalaman. Menurut Niken (2009:21) guru yang berlatar pendidikan
dibawah D2, D2, atau D3 harus menempuh pendidikan lebih lanjut untuk
memperoleh gelar jenjang S1 apabila menginginkan dapat mengikuti
program sertifikasi. Sehingga mereka memiliki persepsi kurang positif.
Melihat tingkat pendidikan mereka berbeda-beda diduga akan memiliki
persepsi yang berbeda-beda mengenai komponen penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan.
3. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Golongan Jabatan
Dalam Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan tahun 2007 dijelaskan
bahwa guru yang lulus uji sertifikasi akan mendapat tunjangan satu kali
gaji pokok. Pada kenyataannya setiap guru mempunyai golongan jabatan
yang beda-beda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi guru terhadap
program sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang golongan lebih rendah
diduga akan memiliki persepsi negatif karena menerima tunjangan profesi
lebih sedikit dibandingkan dengan guru yang golongannya lebih tinggi
golongan jabatan yang lebih tinggi. Sedangkan guru yang golongannya
lebih tinggi memiliki persepsi positif karena dengan adanya sertifikasi,
guru yang telah lulus akan menerima tunjangan profesi lebih banyak
daripada guru yang golongannya lebih rendah sehingga tingkat
kepuasannya lebih tinggi. Sedangkan menurut Niken (2009:22) guru yang
memiliki golongan jabatan lebih tinggi akan memiliki persepsi negatif
karena mereka menganggap sudah biasa karena kesejahteraan mereka
sudah terjamin sebelum mereka mengikuti program sertifikasi guru dalam
jabatan.
4. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Masa Kerja
Berdasarkan Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanan Sertifikasi Guru
dalam Jabatan (2007:12) tampak bahwa guru yang masa kerjanya banyak
akan lebih diprioritaskan dibandingkan guru yang memiliki masa kerja
sedikit. Jadi mengingat setiap guru memiliki masa kerja yang beda-beda
maka diduga mereka akan mempunyai perbedaan persepsi terhadap
komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan
penelitian yang diteliti. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, peneliti
1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi.
2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat jabatan.
3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.
4. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian
mengenai unit sosial tertentu yang menghasilkan gambaran yang berlaku
untuk jangka waktu tertentu, hal ini pengumpulan dan analisis data dilakukan
pada waktu tertentu (Winarno, 1990:43). Dalam penelitian ini diterapkan
untuk meneliti persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio
sertifikasi guru ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan,
golongan jabatan, dan masa kerja.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SMA di Kecamatan Klaten Utara
Kabupaten Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara
Kabupaten Klaten.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi, ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat
pendidikan, golongan jabatan, dan masa kerja.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
1999:72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru
SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Menurut sumber dari
Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten jumlah guru SMA di Kecamatan
Klaten Utara Kabupaten Klaten adalah 129 guru.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 1999:73). Sampel penelitian ini dihitung dengan
rumus Slovin (Husein Umar, 2003:102):
2
1 Ne
N n
+ =
Keterangan:
n = ukuran sampel
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir.
Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/ batas
kesalahan (e) 5% dari populasi (N) tersebut adalah :
(
)
205 , 0 129 1
129
+ =
n
.= 97,54 atau sekitar 98 orang yang akan menjadi sampel.
3. Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional
random sampling yaitu cara pengambilan sampel dilakukan dengan
menyeleksi setiap unit sampel yang sesuai dengan ukuran unit sampel.
Peneliti menetapkan sampel penelitian ini adalah guru-guru di 1 SMA
negeri dan 2 swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Jawa
Tengah. Pertimbangan dipilihnya 3 sekolah tersebut karena hanya sekolah
tersebut yang ada di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.
[image:44.612.72.536.204.686.2]Berikut ini daftar SMA dimana penelitian akan dilakukan :
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
No SMA yang diteliti Jumlah Populasi Jumlah sampel
1 SMA Negeri 3 Klaten 60 43
2 SMA Muh 1 Klaten 56 45
3 SMA Islam Pandanaran 13 10
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Bebas
a. Variabel Tingkat Pendidikan Guru
Tingkat pendidikan guru adalah jenjang pendidikan formal terakhir
yang dicapai oleh guru. Pemberian skor dalam variabel ini adalah
sebagai berikut:
1) < D2 skor 1
2) D2 skor 2
3) D3 skor 3
4) D4/S1 skor 4
5) S2 skor 5
b. Variabel Golongan Jabatan
Golongan jabatan guru adalah kelompok atau jabatan pekerjaan guru
dalam suatu organisasi keguruan. Pemberian skor golongan jabatan
guru dalam penelitian ini tampak seperti berikut :
1) I/a-I/d skor 1
2) II/a-II/d skor 2
3) III/a-III/d skor 3
4) IV/a-IV/e skor 4
c. Variabel Masa Kerja
Masa kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masa guru
melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu
kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Pemberian skor
untuk variabel masa kerja adalah sebagai berikut:
1) < 2 tahun skor 1
2) 2-10 tahun skor 2
3) 11-20 tahun skor 3
4) > 20 tahun skor 4
2. Variabel Terikat
Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio
Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru
yang telah memenuhi standar kompetensi guru. Dalam Sertifikasi guru,
kompetensi guru mencakup 4 dimensi .
Berikut disajikan tabel operasional variabel persepsi guru terhadap
komponen penilaian portofolio sertifikasi, yang diadopsi dari skripsi
Natalia Niken Krisnawati dengan beberapa modifikasi:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi
Dimensi Indikator Pernyataan
Positif
Pernyataan Negatif 1. Kompetensi
Pedagogik
1. Menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
2.Meguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik.
3.Kemampuan guru
9
1,15
[image:46.612.73.538.156.704.2]2. Kompetensi Kepribadian
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran
4.Menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik.
5.Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran.
6.Kurang memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki.
7.Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8.Menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9.Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10. Melakukan tindakan
reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
1.Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia
2.Menampilkan diri sebagai pribadi jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3.Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4.Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5.Menjunjung tinggi kode
3. Kompetensi Profesional
4. Kompetensi Sosial
etik profesi guru.
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar
kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3. Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
5. Kurang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
6. Mengembangkan minat
belajar peserta didik.
7. Kurang membangkitkan
semangat belajar peserta didik.
1. Bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Kurang berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua
dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman budaya.
4. Berkomunikasi dengan
komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
5. Kurang mengembangkan
model-model pembelajaran.
6. Mengembangkan teknologi (TIK) dalam proses pembelajaran.
7. Mengembangkan
metode-metode pembelajaran.
28
5
7
8
Pengukuran variabel persepsi guru terhadap uji sertifikasi
didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing-masing indikator
dijabarkan dalam bentuk pernyataan dengan alternatif jawaban
menggunakan skala Likert. Penskoran untuk masing-masing alternatif
[image:49.612.69.538.101.637.2]jawaban adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Skoring Berdasarkan Skala Likert
Kriteria Jawaban Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135). Kuesioner ini
digunakan untuk mengumpulkan data persepsi guru terhadap komponen
penilaian portofolio sertifikasi ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi,
tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti
untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden
bertempat tinggal/melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen ini digunakan
untuk mengumpulkan data sekunder yaitu tentang jumlah guru yang
berada di Kabupaten Klaten.
G. Pengujian Instrumen Penelitian(Kuesioner)
1. Pengujian Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukuran itu mengukur apa
yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan berdasarkan uji
korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus (Arikunto,
r =
(
) (
)
(
)
∑
(
∑
)
∑
∑
∑ ∑
∑
− − − 2 2 22 X n Y Y
X n Y X XY n Keterangan :
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Y = skor total seluruh item
X = skor masing-masing item
n = jumlah responden
Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi hitung (rhitung)
bernilai positif dan lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5%. Sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien
korelasi (rhitung) lebih kecil dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%.
Uji validitas terhadap item-item pertanyaan variabel persepsi guru
terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
dilakukan pada guru-guru sekolah menengah atas di luar yang menjadi
sampel penelitian ini. Rangkuman uji validitas untuk variabel persepsi
guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
[image:51.612.70.534.91.710.2]jabatan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Rangkuman Uji Validitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Butir Nomor r hitung r tabel status
6 0,695 0,316 Valid 7 0,607 0,316 Valid 8 0,628 0,316 Valid 9 0,686 0,316 Valid 10 0,570 0,316 Valid 11 0,623 0,316 Valid 12 0,649 0,316 Valid 13 0,605 0,316 Valid 14 0,644 0,316 Valid 15 0,628 0,316 Valid 16 0,628 0,316 Valid 17 0,552 0,316 Valid 18 0,637 0,316 Valid 19 0,721 0,316 Valid 20 0,686 0,316 Valid 21 0,615 0,316 Valid 22 0,627 0,316 Valid 23 0,615 0,316 Valid 24 0,587 0,316 Valid 25 0,647 0,316 Valid 26 0,630 0,316 Valid 27 0,584 0,316 Valid 28 0,562 0,316 Valid 29 0,641 0,316 Valid 30 0,664 0,316 Valid 31 0,759 0,316 Valid 32 0,598 0,316 Valid 33 0,537 0,316 Valid 34 0,510 0,316 Valid 35 0,641 0,316 Valid 36 0,605 0,316 Valid 37 0,656 0,316 Valid 38 0,630 0,316 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada
variabel persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatan menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh delapan butir
pertanyaan adalah sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan
membandingkan nilai-nilai koefisien r hitung masing-masing butir dengan
derajat keyakinan 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,316
(Hadi, 1998:359). Dari hasil pengujian diperoleh bahwa keseluruhan nilai
koefisien r hitung lebih besar dari pada r tabel (r hitung > r tabel = 0,316).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan
persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh
mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan
berulang kali (Husein Umar, 2003:72). Pengujian reliabilitas didasarkan
pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Husein Umar,
2003:90) yaitu sebagai berikut:
11
r = ⎟⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛
−
∑
2 2 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2 t
σ = varian total
2 b
σ = jumlah varian butir
Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut (Husein
2 σ =
(
)
n n
X X
∑
2∑
2Keterangan :
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir
pertanyaan)
Menurut Nunnaly, dengan taraf signifikan ( α ) sebesar = 5%, jika nilai
koefisien alpha lebih besar dari 0,60, maka dikatakan reliabel. Sebaliknya
jika nilai koefisien alpha lebih kecil dari 0,60, maka dikatakan tidak
reliabel (Ghozali, 2001:42).
Uji Reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach dan dikerjakan menggunakan rumus SPSS 12.0 for
Windows Evaluation Version. Dari 38 butir pertanyaan pada variabel
persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan diperoleh nilai koefisien alpha sebesar 0,937. Pengambilan
kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien alpha
dengan 0,60. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien alpha
lebih besar daripada nilai 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
instrumen persepsi guru dalam jabatan dapat dikatakan reliabel.
H. Teknik Analisis Data
Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu melakukan uji
Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis
untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini
digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu
tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi)
dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis
dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya
distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi
suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36).
Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada
penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga Fo (X) – Sn terbesar
dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji
Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):
( )
X S( )
XF maksimum
D= o − n
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih besar dari nilai probabilitas
(ρ = 0,05) maka H0 diterima.
- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih kecil dari nilai probabilitas
(ρ = 0,05) maka H0 ditolak.
b. Uji Homogenitas
Di samping pengujian terhadap penyebaran nilai yang dianalisis
jika peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitian harus terlebih
dahulu yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel
berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini antara lain
dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok
yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata tidak terdapat
perbedaan variansi diantara kelompok sampel, dan ini mengandung arti
bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan
bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang
sama.
Ada beberapa metode yang telah ditemukan untuk melakukan
pengujian ini seperti uji Bartlett (Arikunto, 2000:415). Beberapa
satuan yang diperlukan untuk mengerjakan pengujian tes adalah:
1) Disusun daftar seperti yang disajikan dalam tabel berikut:
Sampel ke-
Derajat kebebasan
1/dk Si2 Log Si2 (dk) Log Si2
1 2 K
n1 – 1 n2 – 1 nk – 1
1/(n1 – 1) 1/(n2 – 1) 1/(nk– 1)
S12 S22 Sk2
Log S 12 Log S22 Log Sk2
(n1-1)Log S12 (n1-1)Log S22 (n1-1)Log Sk2 Jumlah
∑
(
−1)
1
n
∑
⎜⎜⎝⎛ 1−1⎟⎟⎠⎞1
n
- -
∑
(
−)
21 i
i LogS
2) Mencari variansi gabungan dari semua sampel dengan rumus :
(
)
(
)
∑
− − = n 1 /Si2 ni 1S
3) Mencari satuan B dengan rumus:
(
)
∑
(
−)
= logS2 ni 1
B
4) Menghitung harga Chi-kuadrat ( X ) dengan rumus
(
)
{
−∑
−}
= 2 2 log 1 101n B ni Si
χ
Dimana 1n10 = 2,3026 merupakan bilangan tetap yang disebut
logaritma asli daripada bilangan 10. Jadi rumus dapat ditulis:
(
)
{
−∑
−}
= 2 2 log 1 3026 ,2 B ni Si
χ
a) Jika χ2 < taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima atau
tidak ada perbedaan variansi antara sampel-sampel yang
diambil.
b) Jika χ2 > taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis ditolak atau
terdapat perbedaan variansi antar asampel-sampel yang
diambil.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pertama dilakukan langkah-langkah:
a. Perumusan hipotesis
Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau
Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau
belum sertifikasi
b. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji T. Teknik ini
digunakan untuk menguji dua sampel yang independen. Rumus yang
digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut (Sugiyono,
1999:198): t S S r X X n n S n S n = − + − ⎛ ⎝ ⎜⎜ ⎞⎠⎟⎟⎛⎝⎜⎜ ⎞⎠⎟⎟ 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2
c. Untuk menentukan tingkat signifikansi yaitu dengan membandingkan t
hitung dengan t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05 dengan db = n –
2. r n r thit − − = 1 2
d. Pengambilan keputusan
Sig < taraf nyata (0,05) maka Ho ditolak
Sig > taraf nyata (0,05) maka Ho diterima
Untuk menguji hipotesis kedua, ketiga dan keempat dilakukan
langkah-langkah:
Ho2: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat
jabatan.
Ha2: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat
jabatan.
Perumusan hipotesis ketiga
Ho3: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan
jabatan.
Ha3: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan
jabatan.
Perumusan hipotesis keempat
Ho4: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.
Ha4: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.
b. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji anova. Teknik ini
digunakan untuk menguji hipotesis lebih dari dua sampel independen
bila populasi yang akan diuji berdistribusi normal. Rumus yang
digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut (Sugiyono,
(
)
∑
=(
)
+ − + = k j j j N n R N N H 1 2 1 3 1 12 Keterangan :H mendekati distribusi chi kuadrat (χ2) dengan db = k-1
n = banyaknya nilai pengamatan (ulangan) pada tiap-tiap sampel
(perlakuan)
k = banyaknya sampel (perlakuan) yang diuji
Rj = jumlah rangking tiap sampel
N = total pengamatan
c. Untuk menentukan tingkat signifikansi yaitu dengan membandingkan t
hitung dengan t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05 dengan db = n –
2. r n r thit − − = 1 2
d. Pengambilan keputusan
Sig < taraf nyata (0,05) maka Ho ditolak
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
Penelitian ini dilakukan di 1 SMA Negeri dan 2 SMA Swasta di
Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.
A. SMA Negeri 3 Klaten
SMA Negeri 3 Klaten terletak di Jln. Solo Km 2 Klaten Utara.
1. Visi Sekolah
Visi SMA Negeri 3 Klaten adalah:
a. Meningkatkan perolehan prestasi akademik / non akademik.
b. Meningkatkan peringkat sekolah baik tingkat Kabupaten atau
Propinsi.
c. Meningkatkan mutu kegiatan karya ilmiah remaja, olympiade,
IPTEK.
d. Meningkatkan aktifitas keagamaan sebagai upaya peningkatan
Spiritual Quotient (SQ) siswa.
2. Misi Sekolah
Misi SMA Negeri 3 Klaten adalah:
a. Mewujudkan sekolah yang sejuk dengan meningkatkan ketahanan
sekolah yang mantap dan maksimal dalam rangka mewujudkan
sekolah sebagai Wawasan Witya Mandala yang optimal.
b. Meningkatkan sumber daya manusia yang produksi , mandiri, maju
dengan berbagai in service training bagi guru menuju
keprofesionalan yang optimal.
c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam percaturan ilmiah (KIR,
olimpiade, dsb) baik tingkat regional maupun tingkat nasional.
d. Meningkatkan pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari
sebagai sumber kearifan.
3. Data Guru
Data Guru SMA Negeri 3 Klaten:
No Nama Guru
1. C. Rahayu Pujiastuti, S.Pd.
2. Siti Mursyidah, B.A.
3. Hartono , S.Pd.
4. Drs. Sumarsono
5. Usman Gumanti, S.Pd.
6. Drs. Supardi
7. Dra. Siswanti
8. Sumadi, S.Pd.
9. Mulyadi, S.Ag.
10. Suprapta, S.Pd.
11. Dra. Eny Saptiningardi
12. Drs. Sigit Raharjo 13. Ani Listiyah, S.Pd.
14. Dra. Hartati
15. Dra. Dwi Astuti Pratiwi
16. Suwarti, S.Pd.
17. Drs. Jayus Sulendro
18. Drs. Mulyadi
19. R. Triyani
20. Eko Susilowati
21. Drs. Suwardi
22. Bibit Supardi, S.Pd.
23. Drs. Ramli
24. Sri Purnomowati, S.Pd.
25. Triyono, S.Pd.
27. Pra Haryati
28. Robertus Susanto, S.Pd. 29. Ahmad Noor Fida, S.Pd.
30. Agus Santoso, S.Pd.
31. Kusnadi Pudjianto, S.SOS 32. Sunu Tri Widodo, S.Pd.
33. Sri Purnamawati, S.Pd.
34. Andy Rohmadi, S.Pd. 35. Dewi Rusmawati, S.Pd. 36. Surono
37. Dra. Lidya Hartini
38. Rusmanto, S.KOM
39. Salimah, S.Pd.
40. Darsono, S.Pd.
41. Sri Windarti, S.Pd. 42. Dra. Rubi Triyani
B. SMA Muhammadiyah 1 Klaten
SMA Muhammadiyah 1 Klaten terletak Jln. Sersan Sadikin 89 Klaten
Utara.
1. Visi Sekolah
Visi SMA Muhammadiyah 1 Klaten menghantarkan siswa menuju
manusia yang bertaqwa, tertib, cerdas dan terampil.
2. Misi Sekolah
Misi SMA Muhammadiyah 1 Klaten adalah mewujudkan harapan
sekolah untuk memiliki dan menghasilkan kader Muhammadiyah
yang bertaqwa, tertib, cerdas dan terampil.
a. Taat pada perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
c. Memiliki kemampuan dan kemauan untuk maju, kreatif,
berprestasi dalam dunia keilmuan.
d. Memiliki keterampilan hidup, dan dapat berprestasi dalam
olahraga, seni maupun budaya.
3. Data Guru
Data Guru SMA Muhammadiya