viii ABSTRAK
PENGARUH JIWA BERWIRAUSAHA DAN LATIHAN BERWIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA
MAHASISWA
Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma
Mellisa Shandy Hartoyo Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh jiwa berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa; (2) pengaruh latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskripstif. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Juli-Oktober 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang masih aktif dan telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi dengan sampel angkatan 2008 yang berjumlah 127 mahasiswa yang terdri dari 73 mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan 54 mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi Product Moment dan Chi-Square dengan bantuan program SPSS 17.
ix ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURSHIP SPIRIT AND ANTREPRENEURSHIP TRAINING TOWARDS THE INTEREST OF
STUDENTS IN BEING ENTREPRENEURS
A Case Study at Students of Economics Department Faculty of Education, 2008 Batch Sanata Dharma University Yogyakarta
Mellisa Shandy Hartoyo Sanata Dharma University
2012
The research aims to determine whether: (1) influence of
entrepreneurship spirit on students’ interest in entrepreneurship, (2) influence of
entrepreneurship training towards students’ interest in entrepreneurship.
This research is a descriptive research. The research was conducted at Sanata Dharma Uniersity Yogyakarta in Juli-October 2011. The population of this research are 73 students from the Accounting Department and 54 students from the Economics Department of the Faculty of Education Sanata Dharma University 200 batch. Data collection technique was a questionare. Data analysis techniques were the Product Moment and Chi-Square with the help of SPSS 17.
The result show that (1) there is influence of entrepreneurship spirit on
the students’ interest in entrepreneurship (the value of the correlation coefficient
of 0,404 and the value Asym Sig. 0,000, and (2) there isn’t any influence on the
i
PENGARUH JIWA BERWIRAUSAHA DAN LATIHAN
BERWIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA
MAHASISWA
Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh :
MELLISA SHANDY HARTOYO NIM: 071334045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku berdoa dan berserah diri hanya kepada Allah SWT
Aku merasa berputus asa ketika menghadapi sesuatu, Tuhan menuntunku
melalui jalan-Nya
Aku lupa mengucap syukur, Tuhan yang menegurku dengan halus
Aku merasa kesepian dan sendiri, Tuhan memberikanku pekerjaan dan para
sahabat bagiku
Seseorang tidak akan mendapat “wusul” (mencapai kedudukan tinggi di
hadapan Allah SWT) kecuali dia mau mengagungkan. Sebaliknya, orang tidak
akan jatuh ke dalam kehinaan kecuali jika dia meninggalkan hormat dan
mengagungkannya
v
HALAMAN MOTTO
“Barang siapa mencari ilmu untuk kehidupan akhirat, maka Allah akan
menganugerahinya kebahagiaan atau keberuntungan”
(Kyai Ahmad bin Ibrahim bin Ismail bin Ansor)
“Ilmu yang paling utama adalah ilmu yang akan digunakan dan amal yang
utama adalah menjaga apa yang sudah dikerjakan”
“Dekatilah
dan jangan takut dengan kesalahan, maka disitulah kau akan
mendapatkan kebenaran dan keberhasilan
”
viii ABSTRAK
PENGARUH JIWA BERWIRAUSAHA DAN LATIHAN BERWIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA
MAHASISWA
Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma
Mellisa Shandy Hartoyo Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh jiwa berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa; (2) pengaruh latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskripstif. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Juli-Oktober 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang masih aktif dan telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi dengan sampel angkatan 2008 yang berjumlah 127 mahasiswa yang terdri dari 73 mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan 54 mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi Product Moment dan Chi-Square dengan bantuan program SPSS 17.
ix ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURSHIP SPIRIT AND ANTREPRENEURSHIP TRAINING TOWARDS THE INTEREST OF
STUDENTS IN BEING ENTREPRENEURS
A Case Study at Students of Economics Department Faculty of Education, 2008 Batch Sanata Dharma University Yogyakarta
Mellisa Shandy Hartoyo Sanata Dharma University
2012
The research aims to determine whether: (1) influence of
entrepreneurship spirit on students’ interest in entrepreneurship, (2) influence of entrepreneurship training towards students’ interest in entrepreneurship.
This research is a descriptive research. The research was conducted at Sanata Dharma Uniersity Yogyakarta in Juli-October 2011. The population of this research are 73 students from the Accounting Department and 54 students from the Economics Department of the Faculty of Education Sanata Dharma University 200 batch. Data collection technique was a questionare. Data analysis techniques were the Product Moment and Chi-Square with the help of SPSS 17.
The result show that (1) there is influence of entrepreneurship spirit on
the students’ interest in entrepreneurship (the value of the correlation coefficient
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik yang diberi judul “Pengaruh Jiwa Berwirausaha dan
Latihan Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa”. Studi Kasus
Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi
Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu memberikan berbagai bantuannya kepada
penulis terhadap penyusunan skripsi ini, yaitu:
1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Indra Darmawan, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. F.X. Muhadi, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah senantiasa
xi
bimbingannya serta memberikan kritik dan saran dan masukan-masukan
demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Cornelio Puurwantini, S.Pd., M.SA, dan Bapak Ignatius Bondan
Suratno, S.Pd., M.Si, selaku Dosen Penguji. Terima kasih telah
memberikan kelulusan kepada penulis.
6. Teman-teman kelompok bimbingan seminar penelitian yaitu: Cristina
Jayanti, Vera Devi Asditiur, Sunarto, Wenselinus Nong Kardinus,
Yustinus Purna Adi, yang telah bekerja sama dengan baik dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi
angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma yang telah bekerja sama
dengan baik dan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang
kami berikan.
8. Mamaku dan Papaku tercinta yang senantiasa memberikan dukungan baik
secara moril maupun materiil demi anaknya tercinta. I love you.
9. Anugerah Computer, terima kasih telah bertahun-tahun senantiasa menjadi
langganan kontrak kios di tempat penulis. Tanpa kalian penulis akan
kesulitan membayar uang kuliah, nah kalau telat bayar uang kontrakan
maka penulis juga harus mengajukan dispensasi pembayaran uang kuliah.
10.Sahabatku Dwi Larasati, Theresia Irin Hariasih, yang senantiasa menjadi
sahabat penulis dalam suka dan duka selama menempuh pendidikan di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Don’t forget me.
xii
12.Keluarga besar Rumah Cerdas Indonesia (RCI) tempat peneliti bekerja,
Ibu Syarifah, M.Si, Miss Prinem, Miss Astrid, Mr. Budi, Miss Wanda dan
seluruh karyawan RCI, terima kasih atas kerja samanya serta doanya demi
terselesaikannya skripsi ini.
13.Bimbel “Roemah Belajar”, yang telah menjadi usaha penulis yang selalu
menjadi inspirasi untuk selalu berusaha menjadi lebih baik, dan tentunya
tidak lain adalah sebagai wujud kewirausahaan dari penulis untuk
terwujudnya usaha bimbingan belajar ini. Untuk para tentor Romeh
Belajar: Vincentia (tentor matematika), Dimitria (tentor fisika), Intan
(tentor biologi), Parinem (tentor jarimatika), Nadia (tentor baca tulis), dll. I
love you all.
14.Shandy Wedding Organizer, yang baru dirintis oleh penulis. Berharap
akan menjadi usaha yang sukses dan bisa diterima di masyarakat dengan
baik. Amin.
15.Semua anak didik peneliti yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah memberikan semangat baru untuk terselesaikannya skripsi ini,
walau terkadang harus marah yang dilampiaskan kepada anak didik.
Maafkan kakak yaaa. I miss you all.
16.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang dilakukan dalam
penulisan skripsi ini, baik dalam penulisan maupuan penyusunannya. Oleh
xiii
memberikan kritik dan sarannya demi kesempurnaan penulisan-penulisan
selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi yang membacanya.
Terima Kasih
Yogyakarta, 03 Juli 2012
Penulis,
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
xv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Batasan Masalah ... 5
3. Rumusan Masalah ... 6
4. Tujuan Penelitian ... 6
5. Manfaat Penelitian ... 6
BAN II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 8
A. Kajian Teoritik ... 8
1. Wirausaha ... 8
a. Pengertian Wirausaha ... 8
b. Karakter Wirausaha ... 12
c. Ciri-Ciri Wirausaha ... 17
d. Sikap Wirausaha ... 19
e. Unsur Wirausaha ... 20
2. Minat Berwirausaha ... 21
a. Pengertian Minat ... 21
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat ... 24
c. Macam-Macam Minat Berwirausaha ... 26
3. Jiwa Berwirausaha ... 27
a. Pengertian Jiwa ... 27
b. Cara Menumbuhkembangkan Jiwa Berwirausaha ... 30
xvi
d. Dimensi Jiwa Berwirausaha ... 33
4. Latihan Berwirausaha ... 34
a. Pengertian Latihan ... 34
b. Manfaat Latihan Berwirausaha ... 35
B. Kerangka Berpikir ... 37
C. Hipotesis Penelitian ... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 40
A. Jenis Penelitian ... 40
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 40
D. Populasi dan Sampel ... 41
E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya ... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ... 46
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 48
H. Teknik Analisis Data ... 55
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Deskripsi Data ... 60
1. Minat Berwirausaha ... 60
2. Jiwa Berwirausaha ... 61
3. Latihan berwirausaha ... 63
B. Pengujian Hipotesis ... 64
xvii
berwirausaha mahasiswa ... 64
a. Rumusan Hipotesis ... 64
b. Pengujian Hipotesis ... 65
2. Pengaruh latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa ... 66
a. Rumusan Hipotesis ... 66
b. Pengujian Hipotesis ... 66
C. Pembahasan ... 68
1. Pengaruh jiwa berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa ... 68
2. Pengaruh latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa ... 70
BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Keterbatasan Penelitian ... 72
C. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN ... 77
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Ciri dan Watak Wirausaha ... 34
Tabel 3.1. Rentang Minat Berwirausaha ... 43
Tabel 3.2. Rentang Jiwa Berwirausaha ... 45
Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel Minat dan Jiwa ... 46
Tabel 3.4. Item Total Statistic ... 49
Tabel 3.5. Hasil Pengujian Validitas Minat Berwirausaha ... 50
Tabel 3.6. Hasil Pengujian Validitas Jiwa Berwirausaha ... 50
Tabel 3.7. Reliability Statistic Minat Berwirausaha ... 54
Tabel 3.8. Reliability Statistic Jiwa Berwirausaha ... 54
Tabel 3.9. Interpretasi Nilai r ... 54
Tabel 4.1. Deskripsi Minat Berwirausaha ... 61
Tabel 4.2. Deskripsi Jiwa Berwirausaha ... 62
Tabel 4.3. Deskripsi Latihan Berwirausaha ... 63
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Korelasi ... 65
Tabel 4.5. Kriteria Nilai r ... 66
Tabel 4.6. Crosstebulation Latihan Berwirausaha ... 66
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 78
Lampiran 2. Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian ... 80
Lampiran 3. Pengisian Kuesioner ... 83
Lampiran 4. Data Induk Penelitian ... 89
Lampiran 5. Penilaian Acuan Patokan PAP II ... 117
Lampiran 6. Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas ... 119
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya mempunyai
sifat-sifat keteladanan, keutamaan dan keberanian dalam mengambil
resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian
wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda.
Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan
wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah
lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah
wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha.
Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata
entrepreneur.
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan
dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut dapat berupa ide
inovatif, peluang dan cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki
arti yang berbeda–beda antara para ahli atau sumber acuan dikarenakan adanya perbedaan titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775),
misalnya mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self–
employment). Seorang wirausaha membeli barang saat ini pada harga
tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak
menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan Cantillon,
menurut Penrose (1963), kegiatan kewirausahaan mencakup identifikasi
peluang–peluang di dalam sistem ekonomi. Sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979), kewirausahaan mecakup kegiatan yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat
semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau
komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Orang yang
melakukan kegiatan wirausaha disebut wirausahawan.
Kewirausahaan berasal dari kata “Wira” yang berarti peluang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan
berwatak agung. Sedangkan “Usaha” adalah perbuatan amal, bekerja dan
berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang
berbuat sesuatu.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh
Richard Castillon pada tahun 1775. Di luar negeri, istilah kewirausahaan
telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada
akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal
dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehme. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti
universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.
Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan
dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan–pelatihan di segala lapisan masyarakat agar kewirausahaan
semakin berkembang.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di
luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan
lingkungan. Faktor–faktor tersebut membentuk “locus of control” atau pengendalian yang mengarah pada kemampuan seorang individu dalam
mempengaruhi kejadian yang berhubungan dengan hidupnya, misalnya
saja kreativitas, keinovasian, implementasi dan pertumbuhan yang
kemudian dikembangkan menjadi wirausahawan yang besar. Secara
internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu,
secara locus of control, toleransi, nilai–nilai, pendidikan, pengalaman dan
pelatihan. Sedangkan faktor yang berasal dari eksternal antara lain model,
peran, aktivitas dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi
kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, keluarga,
yang dimiliki akan berpengaruh terhadap sebuah keyakinan yaitu
keyakinan untuk dapat mengatasi berbagai bentuk permasalahan baik yang
timbul dari permasalahan intern maupun eksternal.
Universitas Sanata Dharma (USD) sebagai salah satu institusi
pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang terampil, berkompetisi dan kreatif, turut campur tangan menyikapi
keadaan lapangan yang semakin terbatas. Realisasinya adalah melalui
pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship) bagi mahasiswa. Hal ini
termuat dalam rumusan visi dan misi universitas, yaitu bahwa
pengembangan kaum muda salah satunya dengan cara membantu
mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa dan berguna bagi
masyarakat. Pengembangan kewirausahaan ini dilakukan dengan
menawarkan mata kuliah kewirausahaan pada beberapa program studi.
Sebagai contohnya dalam penelitian ini hanya diambil dua dari beberapa
program studi yaitu Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Program
Studi Pendidikan Ekonomi. Di Universitas Sanata Dharma
mengembangkan ilmu kewirausahaan dengan berbagai cara seperti yang
telah diterapkan oleh Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Program
Studi Pendidikan Ekonomi, yaitu mahasiswa harus mempunyai modal
untuk melakukan kegiatan usaha seperti berjualan produk dagangan atau
Rumusan tujuan yang ada pada setiap program studi yang
menawarkan mata kuliah kewirausahaan berbeda-beda. Pada program
studi pendidikan akuntansi bertujuan menghasilkan tenaga kependidikan
baik guru maupun non guru yang profesional, serta memiliki prospek
lulusan yang bergerak dalam bidang usaha. Sama halnya dengan program
studi pendidikan ekonomi bertujuan menghasilkan tenaga kependidikan
baik dalam bidang koperasi maupun keuangan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud untuk menyelidiki
minat mahasiswa berwirausaha ditinjau dari variabel jiwa berwirausaha
mahasiswa dan latihan berwirausaha mahasiswa. Penelitian ini selanjutnya
dituangkan dalam judul “Pengaruh Jiwa Berwirausaha dan Latihan
Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa”. Studi
Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan
Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penentuan pengambilan studi kasus pada angkatan 2008 ini
berdasarkan mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan.
B. Batasan Masalah
Ada banyak faktor yang berhubungan dengan minat berwirausaha
mahasiswa. Mengingat banyaknya cakupan dalam suatu penelitian, maka
perlu adanya batasan masalah. Dalam penelitian ini ada dua faktor yang
berhubungan langsung dengan minat berwirausaha mahasiswa yaitu jiwa
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh jiwa berwirausaha terhadap minat
berwirausaha mahasiswa ?
2. Apakah ada pengaruh latihan berwirausaha terhadap minat
berwirausaha mahasiswa ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh jiwa berwirausaha
terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh latihan
berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, ada pun manfaat yang diperoleh
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk menumbuhkan minat mahasiswa yang ditinjau
dari jiwa berwirausaha dan latihan berwirausaha mahasiswa dengan
menerapkan mata kuliah kewirausahaan yang telah diperoleh di
Universitas guna menjalankan kegiatan wirausaha apabila nanti lulus
dari Perguruan Tinggi.
2. Manfaat Bagi Universitas
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
yang dapat memberikan tambahan kepustakaan bagi mahasiswa atau
pihak lain yang membaca atau yang membutuhkan yang sekaligus juga
bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan khususnya dalam meningkatkan minat
berwirausaha mahasiswa.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam penerapan
langsung mengenai ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku
kuliah yang berupa teori-teori dan praktik nyata dalam kehidupan
sehari-hari dan juga dapat menambah wawasan yang luas. Peneliti juga
sekaligus dapat mengembangkan kegiatan wirausahanya yang sudah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritik 1. Wirausaha
a. Pengertian Wirausaha
Pengertian wirausaha berasal dari kata enterpreneur yang
berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun
orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual.
Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat
keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil risiko yang
bersumber pada kemampuan sendiri. Wirausaha adalah orang yang
menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung
atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan
mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung
besar. Sehingga seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik
khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha seperti percaya
diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai
ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu,dll.
Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan
“entrepreneurship” yang dapat diartikan sebagai “the backbone of
economy”, yaitu sebagai “tailbone of economy”, yaitu pengendali
perekonomian satu bangsa (Soeharto Wirakusumo, 1997:2).
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki
kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan usahanya
atau bisnisnya atau hidupnya. Wirausaha bebas merancang,
menentukan, mengelola, dan mengendalikan semua kegiatan
usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah sesuatu sikap, jiwa
dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat
bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau krastif
berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam
rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.
Istilah wirausaha dan wiraswasta seringkali digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut: An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving provit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourse to capitlize on those opportinities.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35),
wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan
menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang
berusaha. Secara esensi pengertian wirausaha adalah suatu sikap
mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindakan
seseorang terhadap tugas – tugas yang menjadi tanggung jawabnya
Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda
(create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak
inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan
hidup.
Dari beberapa konsep yang ada, ada 6 hakikat penting
wirausaha sebagai berikut (Suryana, 2003:13), yaitu:
1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam
perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak,
tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi,
1994).
2) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda “ability to create the new and
different”.
3) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan
peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer,
1996).
4) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk
memulai suatu usaha (start – up phase) dan perkembangan
5) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan
sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda
(innovative) yang bermanfaat memberikan nilai lebih.
6) Kewirausahaan adalah suatu usaha menciptakan nilai tambah
dengan jalan mengkombinasikan sumber – sumber melalui cara baru dan berbeda untuk memenangkan suatu persaingan.
Dari enam konsep dan karakteristik perilaku diatas,
wirausaha adalah mereka yang mendirikan, mengelola,
mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri.
Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang
lain dengan berswadaya. Definisi ini mempunyai arti bahwa setiap
orang memiliki kemampuan normal, bisa menjadi seorang
wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk
berwirausaha.
Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999)
mendefinisikan: “Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan
kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap
peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan
selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan
lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih
keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta
kemampuan manajemen.”
b. Karakteristik Wirausaha
1. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat
berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif
berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan
Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi ialah
suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai
yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor
dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang
dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang
dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai
dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik
(physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security
needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan
akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs).
2. Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu
menatap masa dengan dengan lebih optimis, melihat ke depan
dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang
dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa
kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa
depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan
yang sudah ada. Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat
terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam
mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.
Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat
puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia
harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
3. Memiliki Kreativitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk
berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas
adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh
karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan
bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama
dengan cara-cara baru.
4. Meiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi
tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena setiap
orang belajar berwirausaha.
5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam
usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua
perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam
menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses
terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala
(semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak
setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko,
bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang
yang ada dipasar.
6. Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan
untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new
and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif
untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan
hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan
kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya
terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya,
dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa
harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus
dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya,
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan
jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.
7. Berani Menghadapi Resiko
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah
entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha
adalah seseorang yang menanggung risiko. Wirausaha dalam
mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi,
melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil
risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan.
8. Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap
peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan
atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan
masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai
tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang
positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha
yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta
wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola
organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat
kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin
tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu
menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih
cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar.
10.Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang
wirausaha adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang
sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki
kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha,
visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya
manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan
mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu
adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki
dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan
keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang
diperoleh.
11.Memiliki Keterampilan Personal
Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai
penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang
dilaksanakannya; b) mau dan mampu mencari dan menangkap
peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang
tersebut; c) mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk
menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien; d)
mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan
musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli;
e) menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana,
jujur, hemat, dan disiplin; f) mencintai kegiatan usahanya dan
perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes
dalam melindunginnya; g) mau dan mampu meningkatkan
kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan
memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/
managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan
usaha dengan resiko yang moderat.
c. Ciri – Ciri Wirausaha
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk
tindakan untuk melakukan seauatu yang lebih baik dan efisien
dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif
berprestasi pada umumnya memiliki ciri – ciri sebagai berikut (Suryana, 2003: 33-34):
1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan yang timbul
2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan.
3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.
Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha
akan merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari
tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.
Seorang wirausaha memiliki jiwa komitmen dalam
usahanya dan tekad yang bulat di dalam mencurahkan semua
perhatian pada usaha yang akan digelutinya, di dalam menjalankan
usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad
yang menggebu – gebu dan menyala – nyala dalam menjalankan
usahanya dan tidak setengah – setengah dalam menjalankan usahanya. Dalam sebuah buku wirausaha telah disampaikan
seorang wirausaha mulai dari nol antara lain: 1) digerakkan oleh
ide dan impian; 2) lebih mengandalkan kreativitas; 3) menunjukan
keberanian; 4) percaya pada hoki tapi lebih percaya pada usaha
nyata; 5) melihat masalah sebagai peluang; 6) memilih usaha
sesuai hobi dan minat; 7) memulai dengan modal seadanya; 8)
senang mencoba hal baru; 9) selalu bangkit dari kegagalan dan 10)
dasarnya sederhana dan tidak memerlukan orang – orang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai rendah dapat belajar
melakukannya.
d. Sikap Wirausaha
Dari daftar ciri wirausaha diatas dapat didefinisikan
seorang wirausaha mempunyai sikap sebagai berikut:
1) Disiplin
Dalam menjalankan kegiatan usahanya seorang wirausaha
harus mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata
disiplin sendiri adalah ketepatan kimitmen wirausahawan
terhadap tugas dan pekerjaannya.
2) Komitmen Tinggi
Komitmen adaah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang
dibuat oleh seseorang baik untuk dirinya sendiri maupun orang
lain. Contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain
adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
konsumen, kualitas produk yang ditawaran dan penyelesaian
masalah konsumen.
3) Jujur
Kejujuran penting dalam jiwa wirausaha sebagai landasan
moral yang kadang – kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.
4) Kratif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, seorang wirausaha harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi
5) Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat
melakukan keinginannya dengan baik tanpa adanya
ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau
bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa
adanya ketergantungan pihak lain.
6) Realistis
Seseorang dikatakan realistis apabila seseorang itu mampu
menggunakan fakta atau realita sebagai landasan berpikir yang
rasional dalam setiap pengambilan keputusan.
e. Unsur Wirausaha
Soesarsono Wijandi (1987:27-31) mengemukakan unsur-unsur
wirausaha adalah sebagai berikut:
a. Unsur Pengetahuan
Mencirikan tingkat penalaran (reasioning) yang dimiliki oleh
seseorang yaitu tingkat kemampuan berpikir seseorang yang
umumnya lebih banyak ditentukan pendidikannya, baik
b. Unsur Keterampilan
Lebih berasosiasi pada kerja fisik anggota badan. Unsur
keterampilan pada seseorang umumnya banyak diperoleh
melalui latihan dan pengalaman kerja nyata.
c. Unsur Sikap dan Mental
Lebih mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku
seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Sikap mental
lebih menggambarkan reaksi sikap dan mental jika dihadapkan
pada pekerjaan tertentu.
d. Unsur Kewaspadaan
Paduan unsur kognitif dan sikap mental terhadap sesuatu yang
akan datang. Kewaspadaan adalah rencana tindakan seseorang
terhadap sesuatu yang mungkin dialaminya.
2. Minat Berwirausaha a. Pengertian Minat
Untuk mencapai suatu prestasi dalam suatu wirausaha
selain kecerdasan yang harus dimiliki juga adanya minat, sebab
tanpa adanya minat segala kegiatan yang dilakukan kurang efektif
dan efisie. Dalam percakapan dan kegiatan sehari – hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian
seolah – olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam
apa yang menarik minat menyebabkan kita mencari perhatian akan
sesuatu (Dakir, 1971:81). Dan berikut akan dipaparkan beberapa
pengertian minat menurut para ahli. Secara umum, pengertian
minat (interest) adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan
pons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang
menyenangkan dan memberi kepuasan (satisfiers). Demikian juha
minat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat
bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Coby
Semiawan, 1982).
Menurut ensiklopedia pendidikan minat adalah kesediaan
jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar
(Soegarda Poerbatjaraka, 1982:214).
Slameto (1995:180) mengungkapkan minat adalah suatu
rasa lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada
yang menyuruh.
Winkel (1986:30) memberikan urutan dalam mencapai
minat seseorang, yaitu adanya perasaan yang diikuti sikap maka
akan menghasilkan dan menumbuhkan minat seseorang.
Menurut Tidjan (1976:71) minat adalah gejala psikologis
yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
Geoffery G. dalam Mudjiarto (2006 : 2 ) “ wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan
mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses”.
Menurut David E. dalam Abas sunarya dkk (2010: 35)
wirausaha adalah seorang yang mengorganisasikan dan
mengarahkan usaha baru, wirausaha berani mengambil resiko yang
terkait dengan proses pemulaian usaha. Dari definisi-definisi di atas
dapat disimpulkan wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan, keberanian, keutamaan, keperkasaan dalam mengambil
suatu resiko untuk mencapai kesuksesan.
Menurut Drs. Dyimiyati Mahmud (1982) minat adalah
sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang
menaruh perhatian pada orang, situasi atau aktivitas tertentu dan
bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman
efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu objek
karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
Berdasarkan definisi diatas, dapatlah penulis kemukakan
bahwa minat itu mengandung unsur – unsur sebagai berikut: 1) Minat adalah suatu gejala psikologis,
2) Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari suatu
3) Adanya perasaan senang terhadap objek yang menjadi sasaran.
4) Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subjek untuk
melakukan kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Kesimpulan dari beberapa definisi di atas tentang minat,
bahwa minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal
tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari
bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan
kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam
mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi
keinginannya
b. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Bewirausaha
Menurut Kir Haryana yang dikutip oleh Iin Hertiyamah
(1999:14-15), minat seseorang untuk terjun ke bidang wirausaha
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam
dirinya (intern) atau yang berasal dari luar dirinya (ekstern)
1. Faktor-faktor dari dalam meliputi:
a) Faktor bakat
Bakat adalah kecakapan khusus dalam bidang tertentu yang
diperoleh karena keturunan
b) Faktor keterampilan
Kepribadian adalah totalitas seseorang yang sifatnya
berpengaruh dalam pemilihan jenis pekerjaan, karena
pilihan pekerjaan yang baik yang berdasarkan dari
cocoknya kepribadian tersebut yang memungkinkan
diekspresikannya sifat-sifat kepribadian tersebut. Dalam hal
ini misalnya sifat mandiri seseorang
2. Faktor-faktor dari luar meliputi:
a) Adanya sarana atau fasilitas
Tersedianya modal material yang berupa fasilitas sarana
dan biaya untuk menimbulkan usaha, dengan sendirinya
akan mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha.
b) Faktor keluarga atau latar belakangnya
Adanya dorongan orang tua dan saudara-saudara
merupakan pengaruh bagi bidang kerja seseorang
c) Latar pendidikan seseorang
Seseorang yang mengambil jurusan dalam bidang dunia
usaha, manajemen, akunting, penjualan dan sebagainya.
Mereka akan terpengaruh dan memiliki minat untuk
berwirausaha, berdasarkan bekal ilmu dan keterampilan
yang diperoleh selam menempuh kuliah.
d) Latar belakang sosial masyarakat
Adanya pekerjaan yang mendominasi suatu daerah akan
sangat berpengaruh terhadap pilihan kerja. Apabila dalam
maka akan mempengaruhi minat berwirausaha bagi
seseorang.
c. Macam-Macam Minat Berwirausaha
Karena itu minat adalah merupakan suatu perasaan atau
sikap, maka keberadaannya dan kekuatannya hanya dapat diduga.
Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat:, yaitu :
1. Minat yang diekspresikan (ekspressed interest)
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya
dengan kata tertentu, misalnya seseorang mungkin mengetakan
bahwa ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat,
mengumpulkan perangko, dll.
2. Minat yang diwujudkan (manifest interest)
Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui
kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta
berpartisipasi aktif dalam sebuah kegiatan Misalnya: siswa
dapat ikut serta menjadi anggota sebuah organisasi.
3. Minat yang diinventarisasikan (inventory interest), (Carl
Safran, B.Sc.,M.Ed, Ed.D., th. 1985, hal.4).
Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan
menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan
pertanyaan semacam ini sering kali disebut inventori minat.
3. Jiwa Berwirausaha a. Pengertian Jiwa
Jiwa berwirausaha atau entrepreneur pada galibnya adalah
mencari uaya untuk menciptakan nilai tambah, dengan menangkap
peluang bisnis dan mengelola sumber daya untuk mewujudkannya.
Pengertian jiwa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1996:364) adalah suatu zat yang tidak dapat dilihat yang ada
dalam tubuh dan menyebabkan hidup, roh nyawa, jiwa. Jiwa
adalah sesuatu yang menjadi sumber tenaga dan semangat atau
suatu penggerak. Jiwa diartikan sebagai keseluruhan batin manusia
yang terjadi dari perasaan batin, pikiran dan angan – angan.
Seseorang yang mempunyai jiwa berwirausaha akan mempunyai
sikap mental yang berani mengambil resiko, berpikiran maju dan
berani berdiri sendiri dengan mendirikan sebuah usaha (Sutanto,
2002:12). Sikap mental ini akan membawa seseorang untuk
berkembang secara terus menerus dalam jangka panjang.
Jiwa kerirausahaan mendorong minat seseorang untuk
mendirikan dan mengelola usaha secara profesional dengan diikuti
juga dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya
saja dalam memilih dan menyeleksi bidang usaha yang akan
dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan usaha.
pertimbangan seperti minat, modal, kemampuan dan pelatihan
serta pengalaman dan keterampilan yang dimiliki. Jika seseorang
belum pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan ataupun
mempunyai keterampilan serta pengalaman dari orang lain, maka
seseorang itu harus mengetahui seberapa besar jiwa berwirausaha
yang ia miliki.
Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan, mempunyai
sikap mental yang berani mengambil resiko, berpikiran maju dan
berani berdiri sendiri dengan usahanya (Sutanto, 2002:12). Sikap
mental seperti ini akan membawa seseorang untuk berkembang
secara terus menerus dalam jangka panjang. Sejalan dengan hal
tersebut, Soesilo dan Soetarta (2004:18) menjelaskan bahwa
kualitas mental seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan
adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan mengorganisir
Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan mampu
mengorganisir potensi dalam dirinya, baik kekuatan maupun
kelemahan sehingga ia memiliki keyakinan yang mantap untuk
mencapai tujuan usahanaya dengan prestasi yang optimal.
2. Memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berprestasi
Memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengorganisir
seberapa besar kekuatan dan kemampuan untuk menjadi
3. Bertindak secara aktif
Bertindak dengan aktif merupakan tindakan positif yang
berproses dalam bidang wirausaha dengan pengorbana dan
perjuangan.
4. Mengembangkan sikap dan cara berpikir positif
Sikap ini akan mempunyai dampak positif dalam usaha yang
sedang dan sudah dijalankan.
5. Keterampilan kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan mengubah
potensi menjadi realita. Jiwa kewirausahaan yang tercermin
dalam kemampuan memimpin dapat membangun kerja sama
dengan beberapa pihak.
6. Memiliki wawasan yang luas dan pandangan ke depan
Berdasarkan analisis fakta bisnis yang aktual, seseorang yang
memiliki wawasan yang luas akan mampu meprediksi dan
mengantisipasi resiko masa depan.
7. Kemampuan membuat keputusan dan mengambil resiko
Seseorang yang mempunyai jiwa kewirausahaan akan mampu
membuat keputusan dan berani mengambil resiko.
8. Kemampuan menjalin kerja sama
Kemampuan menjalin kerja sama yang baik akan menghasilkan
9. Kemapuan untuk mandiri
Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan akan mampu
mendirikan usaha dengan berani dengan memperhitungkan
resiko yang mungkin terjadi.
10.Bersikap antusias
Seorang wirausahawan harus bisa dan mampu bersikap
antusias dalam menerima kritik dan saran dari orang lain.
11.Ulet, disiplin dan percaya diri
Wirausahawan harus bersikap ulet, disiplin dan percaya diri
guna untun menghadapi peerjaannya dan mencapai
kesuksesannya.
12.Bersikap optimis
Seorang wirausahawan harus mempunyai sikap optimis dalam
menjalankan suatu usaha yang akan diikuti dengan
keberhasilan usahanya.
b. Cara Menumbuhkembangkan Jiwa Berwirausaha
Adapun cara untuk menumbuhkembangkan jiwa
kewirausahaan seseorang yaitu :
1. Seseorang harus sadar akan pentingnya berwirausaha.tak
selamanya bekerja pada sektor formal akan membawa
keberhasilan dan kemampanan hidup. Hal konkret yang
meningkatkan minat untuk berwirausaha dan selalu mengakses
2. Mengikuti berbagai seminar kewirausahaan pun dapat menjadi
salah satu cara menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship
dalam diri kita.
3. Peran keluarga. Rendahnya minat dan pertumbuhan
wirausahawan muda, terutama di sebabkan oleh minimnya
dorongan lingkungan keluarga sang anak .Orang tua lebih
banyak mengharapkan anaknya bekerja sebagai pegawai negeri
atau pegawai kantor. Pasalnya, pekerjaan seperti itu di nilai
memiliki resiko kecil dibandingkan menjadi pengusaha. Maka,
paradigma yang selalu melekat itu harus segara diganti dengan
paradigma yang baru di mana seseorang akan berhasil dalam
pekerjaannya bila memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi.
4. Peran sekolah. Peran sekolah pun penting dalam mengatasi
jumlah pengangguran intelek yang terus meningkat. Sekolah
mempunyai peran sangat penting sebagai institusi yang
mencetak kader intelektual atau mencerdaskan anak bangsa,
terutama siswa yang memiliki pandangan jauh kedapan yang
banyak di dambakan amal baktinya oleh masyarakat.
Pembelajaran untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di
setiap bidang pendidikan menjadi sangat penting. sekolah di
harapkan dapat menjadi satu alternative pertama untuk
menciptakan situasi kondusif bagi penumbuhkembangan jiwa
5. Peran pemerintah. Saat ini pemerintah telah mengupayakan
program-program untuk menumbuhkembangkan jiwa
kewirausahaan pada siswa dengan bekerja sama dengan
lembaga-lembaga lain.
c. Etika atau Norma Berwirausaha
Menurut kasmir (2009: 21) etika atau norma yang harus ada
dalam benak dan jiwa setiap wirausaha yaitu :
1. Kejujuran, seorang pengusaha harus selalu jujur baik dalam
berbicara maupun bertindak karena tanpa ejujuran usaha tidak
akan maju dan ditak dipercaya konsumen atau mitra kerja.
2. Bertanggung jawab, pengusaha harus bertanggung jawab
terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam bidang
usahanya, tanggung jawab tidak hanya terbatas pada pada
kewajiban, tetapi juga pada seluruh karyawan, masyarakat, dan
pemerintah.
3. Menepati janji ; sekali seorang pengusaha tidak menepati
janjinya maka akan hilang kepercayaan pelanggan terhadapnya.
Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah
disepakatinya.
4. Disiplin ; pengusaha dituntut untuk selalu displin dalam
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usahanya.
5. Taat hukum ; pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang
pengusaha arus selalu patuh dan menaati hokum yang berlaku
baik yang berkaitan dengan pemerintah maupun masyarakat.
6. Suka membantu ; pengusaha secara moral harus sanggup
membantu berbagai pihak yang memerlukan bantuan,
pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi oleh banyak
orang.
7. Kotmitmen dan menghormati ; pengusaha yang menjunjung
tinggi komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau
disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.
8. Mengejar prestasi ; pengusaha yang sukses harus selalu
berusaha menegjar prestasi setinggi mungkin tujuannya agar
perusahaan dapa terus bertahan dari watu ke waktu.
d. Dimensi Jiwa Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai
adanya perubahan kemajuan dan tantangan. Menurut Suryana
(2003:14), untuk dapat menjadi seorang wirausaha yang berhasil
maka seseorang harus mempunyai ciri-ciri dan watak berwirausaha
sebagai berikut :
Ciri-ciri utama kewirausahaan dapat dilihat dari watak dan
perilakunya, menurut Geoffrey G Meredith yang dikutip oleh
Suryana (2003:14) ciri dan watak dari kewirausahaan adalah
Tabel 2.1
Ciri dan Watak Wirausaha
Ciri-Ciri Watak
1. Percaya diri Keyakinan,ketidakraguan, individualistis dan optimisme; 2. Berorientasi pada
tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan yang kuat dan energik serta inisiatif;
3. Pengambilan risiko Kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar dan suka tantangan;
4. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, dan menanggapi saran dan kritik;
5. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel; 6. Berorientasi pada
masa depan
Pandangan ke depan dan perspektif.
4. Latihan Berwirausaha a. Pengertian Latihan
Secara sederhana latihan dapat dirumuskan yaitu segala
daya dan upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi
fisik dengan proses yang sistematis dan berulang – ulang dengan kian hari semakin bertambah jumlah beban, waktu dan
intensitasnya.
Di dalam Seokolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Universitas yang berbasis bisnis dan manajemen misalnya.
Tentunya mempunyai tujuan dengan mengikutsertakan mata kuliah
kewirausahaan, karena di dalamnya mengandung unsur
seseorang menjadi manusia yang siap kerja dan siap membuka
lapangan pekerjaan sendiri atau secara berkelompok. Dengan hal
ini diharapkan seseorang yang telah mempunyai pelatihan akan
dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran yang terjadi
pada saat ini.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah mencoba latihan
berwirausaha sebelum benar-benar masuk ke dunia nyata. Latihan
tersebut dapat dilakukan sesuai dengan kurikulum yang
disampaikan sebelumnya, melakukan studi ke tempat praktek
wirausaha yang telah sukses, atau dengan lomba-lomba yang
diadakan oleh kampus.
Dengan begitu, mahasiswa Indonesia akan mendapat
pengalaman lebih awal dari 'latihan-latihan' yang telah mereka
geluti sebelumnya. Oleh karena itu pihak pendidikan bisa
menciptakan lapangan kerja sendiri walaupun statusnya masih
sebagai seorang pelajar dan mahasiswa.
b. Manfaat Latihan Wirausaha
Ada banyak hal yang bermanfaat dalam mengikuti
pelatihan berwirausaha. Mahasiswa merupakan fase dimana
seseorang berada pada masa persiapan menuju dunia kerja.
penting dan bijak sebagai upaya antisipasi kurangnya persediaan
lapangan kerja yang disiapkan oleh pemerintah.
Ada banyak manfaat konkrit yang diperoleh dengan giat
mengikuti pelatihan berwirausaha, diantaranya sebagai berikut:
1) Menanamkan dan menjaga motivasi semangat berwirausaha
Untuk menjaga semangat dan motivasi keinginan seseorang
untuk berwirausaha, salah satu cara yang cukup efektif yaitu
dengan rajin dan giat mengikuti berbagai pelatihan wirausaha
secara berkala.
2) Memberikan informasi strategi dan ilmu berwirausaha
Bila seorang mahasiswa cukup berniat menjadi seorang
wirausahawan, namun tidak mempunyai bekal dan ilmu yang
cukup untuk memulainya atau masih ragu-ragu dan takut gagal
dalam berwirausaha, maka cara yang tepat untuk mengatasi hal
inni adalah dengan rajin mengikuti pelatihan berwirausaha.
Dengan hal ini kita akan dididik untuk menjadi sosok mental
pewirausaha.
3) Menemukan orang-orang yang memiliki visi dan misi yang
sama untuk meningkatkan motivasi berwirausaha
Rajin mengikuti pelatihan berwirausaha akan mempertemukan
kita dengan orang-orang yang mempunyai mental dan
bertukar pengalaman dengan mereka yang telah lebih dahulu
menjadi wirausaha.
4) Menjadikan calon wirausaha siap action
Setelah motivasi terbangun dengan baik, maka tidak ada lagi hal
lain yang harus ditunggu melainkan langkah konkrit untuk
menjalankan suatu usaha. Motivasi hanya aan terbangun jika
rajin bertemu dengan orang-orang yang memiliki pemikiran
yang sama mengenai wirausahad dan lingkungan yang
mendukung untuk melakukan usaha.
B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Jiwa Berwirausaha Mahasiswa Terhadap Minat
Berwirausaha Mahasiswa
Jiwa berwirausaha adalah jiwa mencari upaya untuk menciptakan
nilai tambah dengan menangkap peluang bisnis dan mengelola sumber
daya untuk mewujudkannya.
Minat berwirausaha mencerminkan rasa labih suka dan tertarik
pada suatu hal atau aktivitas. Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu
saja merupakan hak azasi semua orang. Jika dihubungkan dengan
minat berwirausaha, maka jiwa berwirausaha menjadi salah satu faktor
penentu terciptanya minat berwirausaha. Sebagai contoh, meskipun
tidak ada keturunan seorang pengusaha bukan berarti menutup peluang
misalnya: melalui pendidikan formal dan bergaul dengan para
wirausahawan.
Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah maupun tinggi
menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah
kewirausahaan, melalui seminar-seminar kewirausahaan. Sehingga
melalui media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri
kita. keinginan yang kuat, motifasi yang tinggi, serta tidak tergantung
pada orang lain dapat timbulnya minat yang ada pada diri seseorang.
2. Pengaruh Latihan Berwirausaha Mahasiswa Terhadap Minat
Berwirausaha Mahasiswa
Latihan berwirausaha adalah segala daya dan upaya untuk
meningkatkan seluruh kondisi fisik dengan proses yang sistematis dan
berulang-ulang dengan kian hari semakin bertambah jumlah beban,
waktu dan intensitasnya.
Minat berwirausaha mencerminkan rasa labih suka dan tertarik
pada suatu hal atau aktivitas. Jika dihubungkan dengan minat
berwirausaha maka latihan berwirausaha menjadi salah satu faktor
keberhasilan berwirausaha. Hal ini dapat ditunjukan dengan adanya
kegiatan latihan berwirausaha yang telah dilaksanakan di Universitas
Sanata Dharma dalam mata kuliah kewirausahaan, mahasiswa dituntut
untuk menjalankan kegiatan wirausaha sebagai penerapan sekaligus
latihan sebagai wirausahawan baik masih atau nanti setelah lulus dari
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pendapat yang diberikan secara tentatif
(tentafive statement) untuk menjelaskan suatu fakta atau yang digunakan
sebagai dasar suatu penelitian. Hipotesis harus di uji berdasarkan data
empiris, yaitu data yang berdasarkan pada data penelitian suatu sampel.
Hipotesis seringkali digunakan untuk mengambil keputusan.
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
1. : Tidak ada pengaruh jiwa berwirausaha terhadap minat
berwirausaha mahasiswa
: Ada pengaruh jiwa berwirausaha terhadap minat
berwirausaha mahasiswa
2. : Tidak ada pengaruh latihan berwirausaha terhadap minat
berwirausaha mahasiswa
: Ada pengaruh latihan berwirausaha terhadap minat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian
deskriptif yang termasuk dalam kategori penelitian survey. Penelitian
survey yaitu tindakan mengukur atau memperkirakan sesuatu hal yang
diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Jl. Affandi
(Gejayan), Tromol Pos, Mrican Yogyakarta 55002 pada Program Studi
Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari bulan Juli 2011 sampai dengan bulan
Oktober 2011.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah mahasiswa yang masih aktif dan telah
menempuh mata kuliah kewirausahaan di Universitas Sanata Dharma