• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari status sosial ekonomi : studi kasus Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari status sosial ekonomi : studi kasus Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul."

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

Studi Kasus : Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul

VERONICA DIANITA SISCA SAKTI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui : (1) Perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari golongan pekerjaan, (2) Perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari tingkat pendidikan, (3) Perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari tingkat pendapatan.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2008, Di Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang sedang di rawat inap di Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul pada bulan Juli-Oktober 2008. Jumlah sample sebanyak 80 responden diambil dengan teknik

Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

chi square dengan taraf signifikan 5%.

(2)

ix

AN ANALYSIS OF PATIENTS’ SATISFACTION TOWARDS

THE QUALITY OF HEALTH SERVICES PERCEIVED FROM

SOCIAL AND ECONOMIC STATUS

A Case Study at “ Panembahan Senopati” Local Hospital in Bantul, Yogyakarta

Veronica Dianita Sisca Sakti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aim of this study is to find out: (1) the differences of patients’ satisfaction towards the quality of health services perceived from kind of jobs; (2) the differences of patients’ satisfaction towards the quality of health services perceived from income level; (3) the differences of patients’ satisfaction toward the quality of health services perceived from educational degree.

The research is a case study conducted at “ Panembahan Senopati” Local Hospital in Bantul, Yogyakarta from July to October 2008.

The population in the research was all patients in “ Panembahan Senopati” Local Hospital in Bantul, Yogyakarta from July to October 2008. The samples were 80 respondents taken by using purposive sampling technique.

The data were gathered by using the technique of observasion, interviews, questionnaire, and documentation. The data were analyzed by applying chi-square

analysis with the significant level 5%.

(3)

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

Studi Kasus Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati

Kabupaten Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

VERONICA DIANITA SISCA SAKTI 021334017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

Studi Kasus Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati

Kabupaten Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

VERONICA DIANITA SISCA SAKTI 021334017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya

(Pengkotbah 3: 110)

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

Bapak & Ibu tercinta

Adik dan Kakak-kakakku

My son “ABEL”

(8)

v

“LIVE IS CHOISE”

Hidup Adalah Suatu Tantangan Yang Harus Dihadapi

Hidup Adalah Suatu Jalan Yang Harus Dilewati

(9)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 April 2009 Penulis

(10)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Veronica Dianita Sisca Sakti Nomor Mahasiswa : 021334017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul,

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistibusikan secara tebatas, dan mempublikasikanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis.

Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 11 Mei 2009

Yang menyatakan

(11)

viii

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

Studi Kasus : Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul

VERONICA DIANITA SISCA SAKTI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui : (1) Perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari golongan pekerjaan, (2) Perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari tingkat pendidikan, (3) Perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari tingkat pendapatan.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2008, Di Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang sedang di rawat inap di Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul pada bulan Juli-Oktober 2008. Jumlah sample sebanyak 80 responden diambil dengan teknik

Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

chi square dengan taraf signifikan 5%.

(12)

ix

AN ANALYSIS OF PATIENTS’ SATISFACTION TOWARDS

THE QUALITY OF HEALTH SERVICES PERCEIVED FROM

SOCIAL AND ECONOMIC STATUS

A Case Study at “ Panembahan Senopati” Local Hospital in Bantul, Yogyakarta

Veronica Dianita Sisca Sakti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aim of this study is to find out: (1) the differences of patients’ satisfaction towards the quality of health services perceived from kind of jobs; (2) the differences of patients’ satisfaction towards the quality of health services perceived from income level; (3) the differences of patients’ satisfaction toward the quality of health services perceived from educational degree.

The research is a case study conducted at “ Panembahan Senopati” Local Hospital in Bantul, Yogyakarta from July to October 2008.

The population in the research was all patients in “ Panembahan Senopati” Local Hospital in Bantul, Yogyakarta from July to October 2008. The samples were 80 respondents taken by using purposive sampling technique.

The data were gathered by using the technique of observasion, interviews, questionnaire, and documentation. The data were analyzed by applying chi-square

analysis with the significant level 5%.

(13)

x

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena Berkah dan Rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Terselesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, masukan dan dorongan dari berbagai pihak serta lembaga terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahua Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Bambang Purnama, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dengan kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. S. Widanarto P., S.Pd., M.Si., yang telah banyak membantu dan membimbing

dalam menyelesaikan skripsi ini.

(14)

xi Penelitian.

9. Ibunda Yasinta Sri Suyati atas dorongan, dukungan, motivasi dan doa.

10. Alexander Handrio Hutomo, makasih ya Pa’ atas dukungan moril dan materilnya,(tanpa doronganmu gak bakal mama selesai studi).

11. Si kecil Dominico Abel Hutama Sakti, yang bisa merubah mama tambah sabar lagi.

12. Adikku Fenti dan Ayos yang selalu sabar nganterin aku muter-muter dan pulang pergi.(meski kadanng suka uring-uringan hehehe…)

13. Teman-teman seperjuangan ku Dita, Ninuk, Lia, Heru, Bendot, Eko, Singgih, (ya biarpun kita ga bisa Wisuda bareng tapi akhirnya kita selesai juga).

14. Mas. Totok dan mas. Arko terima kasih atas doa dan dukungannya.

15. Teman-temanku valent, harso, emi, putri, vero, heri, candra, adi palasara… ayo semangat kalian pasti bisa.

16. Kereta Pramek yang selalu menghantarkanku pulang pergi. 17. pengetikan Pojok STM makasih buat mas Moko.

18. Semua pihak yag penulis tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Meskipun jauh dari sempurna, penulis berharap skripsi ini bisa digunakan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun menjadi masukan berharga bagi penulis.

(15)

xi

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vii

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

(16)

xii A. Jasa

1. Pengertian Jasa ... 7

2. Karakteristik Jasa ... 7

B. Kualitas Pelayanan Kesehatan 1. Pengertian Kualitas ... 8

2. Pengertian Pelayanan Kesehatan... 9

3. Rumah Sakit ... 9

4. Pasien ... 9

C. Kepuasan Konsumen atau Pelanggan 1. Pengertian Kepuasan Konsumen / Pelanggan... 10

2. Cara Mengukur Kepuasan... 10

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan ... 12

D. Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Dimensi Mutu ... 15

2. Mutu Pelayanan Kesehatan ... 16

3. Pelayanan Medis Yang Baik ... 17

E. Status Sosial Ekonomi 1. Golongan Pekerjaan ... 21

2. Tingkat Pendapatan... 22

3. Tingkat Pendidikan ... 23

F. Kajian Hasil Penelitian... 24

(17)

xiii

3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Kepuasan Layanan... 26

H. Hipotesis... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

D. Teknik dan Pengambilan Sampel... 29

E. Variabel Penelitian dan Cara Pengukuran... 30

F. Teknik Pengumpulan Data... 35

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 36

H. Teknik Analisis Data... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat RSD Panembahan Sinopati Bantul ... 46

B. Lokasi RSD Panembahan Sinopati Bantul... 47

C. Kedudukan, Filosofi, Visi, Misi, Motto, Fungsi, Tugas, Sarana dan Prasarana, Layanan Unggulan, Pelayanan Penunjang ... 47

D. Struktur Organisasi ... 53

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN A. Hasil Pengujian Deskriptif ... 61

(18)

xiv C. Hasil Pengujian Chi Square

1. Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 73

2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 75

3. Berdasarkan Tingkat Pendapatan... 77

D. Pembahasan... 78

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan ... 93

B. Keterbatasan Penelitian... 94

C. Saran... 95

(19)

xv

Tabel 1. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 31

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Penelitian... 39

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 62

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 63

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 65

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 67

Tabel 10.1 Harapan Pasien Terhadap Pelayanan ... 69

Tabel 10.2 Penilaian Kinerja Pelayanan ... 70

Tabel 11. Indek Kepuasan Pelanggan ... 72

(20)

xvi

Gambar 1. Histogram Jenis Pekerjaan ... 64

Gambar 2. Histogram Tingkat Pendapatan ... 66

Gambar 3. Histogram Tingkat Pendidikan... 67

Gambar 4. Garis Skala Per Dimensi ... 71

(21)

xvii

Lampiran 1. Kuesioner... 99

Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas... 104

Lampiran 3. Tabel r... 111

Lampiran 4. Tabel X2 ... 112

Lampiran 5. Data Induk Penelitian ... 113

Lampiran 6. Statistik Deskriptif... 139

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia dewasa ini terus mengalami kemajuan yang sangat

pesat di berbagai bidang, ditandai oleh revolusi teknologi komunikasi dan teknologi

informasi yang mengakibatkan perubahan yang luar biasa. Begitu pula yang terjadi di

Indonesia sebagai salah satu Negara yang berpenduduk sangat besar ikut dalam arus

kemajuan tersebut dengan menjalankan pembangunan nasional yang mencakup

berbagai bidang. Salah satu bidang dalam kehidupan masyarakat yang menunjukkan

penambahan dan perkembangan yang pesat adalah bidang kesehatan. Kesehatan yang

diusahakan adalah sebagai pelaksanaan cita-cita bangsa Indonesia, yakni tercapainya

derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini penting mengingat kesehatan

adalah salah satu modal dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan suatu bangsa.

Realita menunjukkan bahwa semakin tinggi pola kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan maka semakin tinggi pula umur harapan hidupnya. Dengan

perkataan lain manusia tidak dapat hidup layak jika kebutuhan akan kesehatannya

tidak terpenuhi dengan baik. Selama ini pemerintah juga telah berusaha untuk

menyediakan sarana dan prasarana kesehatan serta kebijakan-kebijakan yang telah

dibuat dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan masyarakat baik melalui

pemerintah maupun swasta. Kepedulian ini nampak dalam pendirian Puskesmas dan

Rumah Sakit. Sebagai wujud upaya Pemerintah untuk mencapai kesehatan yang

(23)

optimal. Rumah Sakit sendiri merupakan organisasi yang menyelenggarakan upaya

kesehatan terutama penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan bagi setiap

pasien yang datang dan berobat. Dalam upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan bagi setiap pasien, rumah sakit dituntut, untuk dapat menjalankan

pelayanan kesehatan. Semaksimal mungkin kepada pasien sehingga mereka akan

memperoleh kepuasan secara maksimal.

Sekarang ini perkembangan setiap rumah sakit menjadi perhatian masyarakat

sebagai konsumen, masyarakat semakin menyadari akan kualitas apalagi didorong

oleh semakin banyaknya bentuk pelayanan yang hampir sama atau bahkan dari

berbagai Rumah Sakit. Rumah Sakit juga dihadapkan pada keadaan masyarakat yang

semakin baik sosial ekonominya sehingga menuntut kualitas yang lebih agar dapat

bersaing. Kenyataan ini harus menjadi perhatian khusus bagi Rumah Sakit untuk

lebih mempertahankan dan meningkatkan pelayanannya.

Namun dalam kenyataannya Rumah Sakit di Indonesia sebagai salah satu

perusahaan jasa masih ada yang mengabaikan arti penting kepuasan konsumen/pasien

dengan memberikan pelayanan yang kurang baik. Sebagai contoh pelayanan

kesehatan terhadap pasien berbelit-belit, membosankan, kurang cekatan,

kamar-kamar perawatan pasien yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan lain-lain. Jika

hal ini tidak diatasi dapat berakibat pada penurunan kualitas pelayanan Rumah Sakit

itu sendiri.

Pada kesempatan ini penulis juga telah melakukan observasi terhadap para

(24)

BANTUL, mulai dari pasien yang dirawat di ruang rawat inap pada kelas VIP sampai

kelas Ekonomi. Dari beberapa pasien yang ditemui dan telah diobservasi dengan

tanya jawab secara langsung menyatakan bahwa mereka memilih RSUD

PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL sebagai sarana layanan

medis karena dilihat dari kualitas pelayanan medisnya, sarana dan prasarana yang

disediakan lengkap, kebersihan rumah sakit yang terjamin, luas Rumah Sakit yang

membuat para pasien merasa nyaman dan penataan ruang rawat inap yang tidak

membingungkan. Selain itu letak Rumah Sakit yang sangat strategis dari transportasi

sehingga memudahkan para pasien untuk datang ke Rumah Sakit. Dari segi harga

dibandingkan dengan Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit Umum memang lebih

murah, tetapi jika dibandingkan dengan kualitas serta pelayanan medis yang

diberikan cukup seimbang meskipun pada umumnya masih ada pasien yang masih

kurang merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan. Ada banyak alasan

kenapa para pasien memilih Rumah Sakit Umum, tidak hanya karena pelayanan

medisnya saja tapi juga ada alasan-alasan yang lain yang menjadi pertimbangan para

pasien datang ke Rumah Sakit tersebut, yaitu biaya yang lebih murah, adanya subsidi

dari pemerintah antara lain berupa Asuransi Kesehatan(ASKES), Kartu Asuransi

Kesehatan Masyarakat Miskin. Oleh karena itu kepuasan konsumen merupakan

gambaran sejauh mana pelayanan medis yang telah diberikan sudah atau belum

memenuhi kebutuhan pasien. Suatu organisasi kesehatan akan dapat bertahan dan

berkembang apabila mampu memberikan pelayanan medis sesuai atau melebihi

(25)

menggunakan jasa RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL

maka amat diperlukan informasi mengenai kepuasan pasiennya sebagai alat evaluasi

bagi pihak Rumah Sakit untuk melihat kembali mutu pelayanan yang telah diberikan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan

menganalisis kepuasan pasien sebagai pemakai jasa terutama dari segi kualitas

pelayanannya karena hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan para pasien.

Oleh karena itu penulis mengambil judul “ Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap

Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi “.

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

KABUPATEN BANTUL, Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Penulis memilih lokasi ini

karena di Rumah Sakit tersebut memiliki fasilitas ruang rawat inap dengan

kelas-kelas tertentu menurut kemampuan ekonomi para pasien. Dari adanya perbedaan

kelas-kelas ruang rawat tersebut maka penulis ingin mengetahui apakah ada

pembedaan pelayanan medis bagi pasien dilihat dari status sosial ekonominya.

Setelah memahami kebutuhan dan keinginan para pemakai jasa, pimpinan

Rumah Sakit harus mengetahui tentang perilaku para pemakai jasa setelah mendapat

pelayanan kesehatan. Pelayanan yang memuaskan bagi para pemakai jasa merupakan

informasi yang berguna bagi pihak Rumah Sakit sebagai bahan pertimbangan dalam

(26)

B. Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan yang ada maka penulis

membatasi penelitian ini yaitu pada :

1. Pasien yang diteliti adalah pasien yang sedang menjalani rawat inap di Rumah

Sakit minimal 3 hari.

2. Status sosial ekonomi yang diteliti adalah golongan pekerjaan, tingkat

pendidikan dan tingkat pendapatan.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas

pelayanan kesehatan di RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN

BANTUL ditinjau dari golongan pekerjaan.

2. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas

pelayanan kesehatan di RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN

BANTUL ditinjau dari kualitas pendapatan.

3. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas

pelayanan kesehatan di RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN

BANTUL ditinjau dari tingkat pendidikan.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap

(27)

2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap

kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari tingkat pendapatan.

3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap

kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sarana mempraktekkan teori-teori

selama di bangku kuliah.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian yang

sejenis.

3. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan pertimbangan dalam

rangka menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai kinerja

pelayanan terhadap kepuasan pasien terutama pihak-pihak Rumah Sakit harus

memperhatikan hal-hal apa saja yang dianggap penting oleh pasien, yang pada

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jasa

1. Pengertian Jasa

Pembedaan antara barang dan jasa sering sukar dilakukan. Hal ini

dikarenakan pembelian suatu barang seringkali disertai dengan jasa-jasa

tetentu dan sebaliknya pembelian suatu jasa sering kali juga melibatkan

barang-barang yang melengkapinya. Jasa adalah setiap tindakan atau

perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lainnya yang pada dasarnya

intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

(Kotler,200:428).

2. Karakteristik Jasa

Jasa memiliki empat karakteristik pokok yang membedakannya

dengan barang (Fandy Tjiptono,1996:15) yaitu:

a. Intangibility

Jasa bersifat intangibility artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium

atau didengar sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa

sebelum ia menikmatinya sendiri.

(29)

b. Inseparability

Pada barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi

sedangkan jasa biasanya dijual terlabih dahulu, baru kemudian diproduksi

dan / dikonsumsi secara bersamaan.

c. Variabelity

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output

artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,

kapan dan di mana jasa tersebut dihasilkan.

d. Perishability

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan maka jasa tersebut akan

berlalu begitu saja.

B. Kualitas pelayanan kesehatan

1. Pengertian Kualitas

Kualitas pelayanan merupakan hal yang penting dan harus dikerjakan dengan

baik karena kualitas atau kinerja yang dihasilkan merupakan bagian utama

strategi perusahaan dalam memenangkan persaingan. Kualitas adalah tingkat

kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan

(30)

2. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Menurut Levey dan Loomba, pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang

diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,

kelompok ataupun masyarakat (Azwar,1995:35).

3. Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional

yang terorganisir serta saran kedokteran yang permanen menyelenggarakan

pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan bersinambung diagnosa serta

pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (Azwar,1996:82).

4. Pasien

Pasien adalah orang yang sakit. Dalam praktek sehari-hari, pasien

dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Pasien dalam atau opname

Pasien dalam atau opname adalah pasien yang memeperoleh pelayanan

tinggal atau dirawat pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu atau

disebut juga pasien dirawat di rumah sakit.

b. Pasien rawat jalan atau luar

Pasien jalan atau luar adalah pasien yang banyak memperoleh pelayanan

(31)

C. Kepuasan Konsumen/ Pelanggan

1. Pengertian Kepuasan Konsumen/pelanggan

Kotler (2000:53) mengatakan bahwa kepuasan konsumen (pelanggan) adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dia rasakan

dibandingkan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan

antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Pelanggan dapat mengalami

salah satu dari tingkat kepuasan yang mungkin terjadi antara lain apabila

kinerja di bawah harapan maka pelanggan akan kecewa, apabila kinerja sesuai

harapan maka pelanggan akan puas, dan apabila kinerja melebihi harapan

maka pelanggan akan sangat puas, senang atau gembira.

Rumah sakit harus meminimalkan ketidakpuasan pasien dengan memberikan

pelayanan yang baik juga memperhatikan pelanggan yang merasa tidak puas.

2. Cara Mengukur Kepuasan

Untuk mengukur hasil yang dirasakan oleh pelanggan melebihi atau kurang

dari harapan yang diinginkan Kotler, 1994 mengemukakan beberapa metode

yang dapat digunakan yaitu :

a. Sistem pengaduan

Sistem ini memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pelanggan untuk

memberikan saran, pendapat, keluhan dan bentuk ketidakpuasan lainnya.

Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan

(32)

pelanggan), menyediakan kartu komentar (yang bisa diisi langsung) atau

dikirimkan via pos kepada perusahaan.

b. Survey kepuasan pelanggan

Survey kepuasan pelanggan merupakan cara yang umum digunakan dalam

mengukur kepuasan pelanggan, dilakukan dengan menggunakan survey,

baik melalui pos, telepon maupun wawancara pribadi.

c. Ghost shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa

orang(ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai

pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost

shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan

dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman

mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.

d. Lost costumer analysis

Perusahaan menghubungi pelanggan yang telah berhenti membeli atau

yang telah beralih pemasok. Yang diharapkan adalah dapat diperolehnya

informasi penyebab terjadinya hal tersebut, informasi ini sangat

bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya

(33)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

a. Bukti fisik (tangible)

Bukti fisik adalah kemampuan perusahaan untuk menampilkan fasilitas

fisik, peralatan, personel dan media komunikasi. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap terhadap dimensi bukti fisik

meliputi :

1) Peralatan medis yang lengkap dan siap pakai

2) Kerapian dan kebersihan penampilan petugas (karyawan)

3) Kondisi ruangan perawatan yang sehat

4) Kebersihan, kerapian dan kenyamanan tempat tidur pasien

5) Kebersihan kamar mandi dan wc

b. Keandalan (reliability)

Keandalan adalah kemampuan untuk melakukan jasa yang dijanjikan

dengan tepat dan terpercaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

pasien :

1) Obat-obatan dan makanan sesuai petunjuk dokter dan tepat waktu

2) Pelayanan pemeriksaan secara benar dan teliti

3) Pencatatan tentang diri pasien secara benar dan teliti

c. Ketanggapan atau keresponsifan

Ketanggapan adalah kemauan untuk membantu pelanggan dan

memberikan jasa dengan cepat. Faktor-faktor yang mempengaruhi

(34)

1) Kemampuan dokter/bidan dan perawat untuk bersikap simpatik dan

sanggup menenangkan pasien setiap ada masalah.

2) Kemampuan dokter/bidan dan perawat untuk cepat tanggap

menyelesaikan keluhan yang disampaikan pasien.

3) Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan walaupun sibuk.

d. Keyakinan

Keyakinan adalah kemampuan untuk menimbulkan kepercayaan dan

keyakinan serta pengetahuan dan kesopanan karyawan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap :

1) Jaminan kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan

2) Jaminan keamanan

3) Pelayanan yang ramah dan sopan

4) Pengetahuan dan kemampuan paramedic dalam mendiagnosa penyakit

e. Empati

Empati adalah syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi

pelanggan. Faktor-faktor yang memperanguhi kepuasan pasien rawat inap:

1) Perhatian secara khusus kepada pasien

2) Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarga

D. Mutu Pelayanan Kesehatan

Unsur terpenting adalah dalam suatu kerangka penilaian mutu pelayanan

(35)

Ada beberapa ahli yang memberikan definisi mutu pelayanan medis. Payne

mendefinisikan mutu pelayanan medis sebagai berikut: (Lumenta Benyamin,

1989)

Mutu pelayanan medis adalah tingkat kecermelangan yang dihasilkan dan dicatat dalam proses pemeriksaan pasien sehingga memperoleh diagnosis dan pelaksanaan proses pengobatan.

Demi mempertahankan atau meningkatkan mutu pelayanan medis yang selalu

dipertimbangkan, ditinjau, ditaksir, dan dinilai. Semuanya perlu ditinjau dari

berbagai segi, baik dari segi pelaksanaan profesional, segi penerimaan atau

pemanfaatan pelayanan, segi organisasi pelayanan dan dari segi sosial budaya.

Menurut Donalbedein, pendekatan pelayanan mutu medis dapat

diidentifikasikan sebagai berikut: (Lumenta Benyamin, 1989)

a. Penilaian struktur, meliputi penaksiran terhadap lingkungan dan perlengkapan

yang dipakai dalam pelaksanaan pelayanan juga meliputi penilaian terhadap

pengorganisasian administrasi semua profesi kesehatan, termasuk pemilikan

lembaga pelayanan yang berkaitan dengan sumber daya dan dana.

b. Penilaian proses pelayanan, yaitu penaksiran terhadap kegiatan para dokter

dan para profesi kesehatan lainya ketika melayani pasien. Kriteria yang sering

digunakan ialah tingkat kesesuaian penanganan pasien dengan standar dan

harapan biasanya berasal dari praktik yang dianggap ideal dan dapat diterima

dan dirumuskan oleh para tokoh. Semuanya terletak pada pertimbangan dan

penilaian profesional sehingga dapat dijadikan standar, rata-rata atau contoh

(36)

c. Penilaian hasil akhir, yaitu berkaitan dengan status kesehatan semua

penduduk dan pemuasan semua pihak yang berkaitan dengan pelayanan

medis. Perkembangan dan penaksiran ini memberi bukti terahkir bahwa

pelayanan itu baik, buruk atau tidak dinilai.

Mutu pelayana suatu rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan

ketergantungan yang rumit antar berbagai komponen atau aspek rumah sakit

sebagai suatu sistem. Di rumah sakit upaya peningkatan mutu pelayanan adalah

kegiatan yang bertujuan memberikan asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya

kepada pasien. Secara khusus yaitu tercapai peningkatan mutu pelayanan yang

dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien dan

pemanfaatan tegnologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan

kesehatan

1. Dimesi Mutu

Delapan dimensi Mutu :

1) Penampilan (performance), suatu karakter utama hasil produk

2) Gambaran atau keistimewaan (features)

3) Ketahanan (reliability)

4) Kesesuaian (conformance)

5) Lama bertahan (durability)

6) Kemampuan pelayanan (serviceability)

7) Estetika (Asthetics)

(37)

2. Mutu Pelayanan Kesehatan

a. Pandangan Pasien terhadap Mutu

Pandangan pasien terhadap Mutu Klinik, yaitu :

1. Dokter terlatih dengan baik

2. Melihat dokter yang sama setiap visite

3. Perhatian pribadi dokter terhadap pasien

4. Privacy dalam diskusi penyakit

5. Ongkos klinik terbuka

6. Waktu tunggu dokter yang singkat

7. Informasi dari dokter

8. Ruang istirahat yang baik

9. Staf yang menyenangkan

10.Ruang tunggu yang nyaman

b. Pandangan Provider terhadap Mutu

Pandangan provider terhadap Mutu Klinik, yaitu :

1. Perilaku seseorang terhadap pasien, dokter dsb

2. Koordinasi antar peran masing-masing, interdepartemen

3. Jumlah kontak dengan pasien

4. Kepuasan pasien dan hal-hal yang menyenangkan

5. Keterampilan medis dan fisilitas

6. Fasilitas fisik

(38)

8. Follow-up, seperti janji pasien kembali

9. Penyukuhan pasien dan pemahamannya

10.Hubungan pasien staf

11.Sistem pencatatan

12.Penekanan riset

13.Hubungan antar staf

Beberapa Definisi Profesional tentang mutu Pelayanan Kesehatan, antara lain :

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui

aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan

dan yang telah mempunyai kemampua untuk menghasilkan dampat pada

kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Milton I Roemer

dan C Montoya Aguilar, WHO, 1988).

Mutu adalah suatu sifat yang dimiliki dan merupakan suatu keputusan terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa pelayanan dibagi ke dalam paling

sedikit dua bagian : teknik dan interpersonal (Avedis Donabedian, 1980).

3. Pelayanan Medis yang Baik:

1. Pelayanan medis yang baik adalah praktek kedokteran (pengobatan) yang

rasional yang berdasarkan ilmu pengetahuan.

2. Pelayanan medis yan baik, menekankan pencegahan

3. Pelayanan medis yang baik, memerlukan kerjasama yang cerdik

(39)

4. Pelayanan medis yang baik, memerlukan individu seutuhnya

5. Pelayanan medis yang baik, mempertahankan hubungan pribadi yang

akrab dan berkesinambungan antara dokter dan pasien

6. Pelayanan medis yang baik dikoordinasikan dengan pekerjaan

kesejahteraan sosial

7. Pelayanan kesehatan yang baik, mengkordinasikan semua jenis pelayanan

kesehatan

8. Pelayanan medis yang baik termasuk pelaksanaan semua pelayanan yang

diperlukan dari ilmu kedokteran modern sesuai dengan kebutuhan semua

orang.

E. Status Sosial Ekonomi

Soekanto (1982:23) membedakan istilah kedudukan (status) dan kedudukan

sosial (status sosial). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang

dalam suatu kelompok social sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di

dalam kelompok yang lebih besar lagi. Sedangkan kedudukan social adalah

tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan

orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya, dan hak-hak

kewajibannya.

Stratifikasi atau status adalah pembedaan penduduk dalam suatu masyarakat

ke dalam sejumlah tingkatan atau lapisan secara berjenjang-jenjang hierarkis dari

(40)

adalah tidak adanya pemerataan/keseimbangan dalam pembagian hak-hak,

kewajiban dan tanggung jawab diantara para anggota masyarakat, yang

selanjutnya mempunyai pengaruh pada pembagian kesejahteraan diantara para

warga masyarakat tersebut. Kedudukan atau status sosial bisa didefinisikan

sebagai tempat dalam hubungannya dengan orang-orang lain dalam masyarakat,

yang akan memberikan hak-hak serta kewajiban-kewajiban tertentu kepada

individu yang menempati kedudukan tersebut. Berdasarkan cara bagaimana status

diperoleh, status dapat dibedakan menjadi dua (Soerjono, 1982:234-235) :

a. Ascribed status (status yang “diharapkan”)

Kedudukan macam ini diterima oleh seseorang bukan karena usaha,

melainkan karena pengaruh adat dan kebudayaan yang berlaku, atau corak

masyarakat, dalam hal ini bisa dijumpai pada masyarakat feodal.

b. Achieved status (status yang dicapai dengan usaha)

Kedudukan macam ini dicapai oleh seseorang berkat jerih payah usahanya

sendiri. Kedudukan macam ini bersifat terbuka bagi siapa saja, asal

mampu memenuhi persyaratan yang dituntut oleh kedudukan tersebut.

Mengenai status sosial ekonomi Keeves (1972:67) mengatakan bahwa status

sosial ekonominya mencakup unsur pendidikan, pekerjaan, jabatan, penghasilan,

kepemilikan barang berharga seseorang di dalam suatu masyarakat atau

kelompoknya. Hopkins (1985:59) mengatakan bahwa status sosial ekonomi

dirumuskan sebagai kombinasi dari status sosial dan ekonomi dimana di

(41)

Kedudukan seseorang di masyarakat banyak ditentukan oleh apa yang dia miliki,

yang dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, dan

pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula status di masyarakat. Semakin

tinggi pendapatan yang diperoleh, dan kecenderungan memiliki banyak barang

berharga, maka mereka akan menempati posisi yang tinggi di masyarakat

Hopkins (1985:59) memberikan kesimpulan bahwa status sosial ekonomi

merupakan kedudukan seseorang dipandang dari sudut sosial ekonomi.

Tentang status Miller (1970:169) menyatakan sebagai berikut :

Social class or status in one of the most important variables in social research. The socioecomonic position of the person affect his chances for education, income, occupation, marriage, health, friends, and even life expetancy.

Kedudukan seseorang dalam masyarakat akan mempengaruhi kegiatan

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Status sosial ekonomi akan

mempengaruhi seseorang untuk menuntut ilmu dan mempersiapkan masa

depanya. Tentang hal ini Johnson (1986:131) berpendapat :

Kegiatan individu, apakah itu diharapkan untuk sekedar memperisapkan hidup biologisnya atau memenuhi pelbagai kebutuhan manusia yang lain, dibatasi oleh kedudukan sosial ekonomi itu yang kebetulan ia miliki dalam lingkungan sosial dan material ini. Juga cara individu melihat dunia dikondisikan oleh kedudukannya yang tertentu dalam lingkungan sosial dan materialnya.

Adanya perbedaan status sosial masyarakat akan memberikan kesempatan

atau fasilitas hidup yang berbeda pula, seperti keselamatan hidup, harta benda,

(42)

perbedaan dalam memperoleh kesempatan dalam menekuni jenjang pendidikan.

Hal tersebut berarti bahwa keluarga yang mendapatkan fasilitas lebih banyak akan

lebih berpeluang untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi pula. Dengan

adanya perbedaan dalam hal kemampuan, sebagai akibat perbedaan situasi sosial,

maka di sini sekolah dihargai bukan karena nilai pendidikannya saja tapi juga

sebagai simbol status masyarakat.

Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup status social ekonomi

pada jenis pekerjaan, tingkat pendapatan atau pengahasilan, tingkat pendidikan

dan fasilitas khusus yang dimiliki pasien rawat inap untuk memudahkan

pengumpulan data.

1. Golongan Pekerjaan

Pekerjaan merupakan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau

pencaharian. Menurut Biro Pengembangan Sosial Ekonomi (1973:12)

pekerjaan dibedakan menjadi :

a. Pekerjaan pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang

sebagai sumber utama dari penghasilan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

b. Pekerjaan sampingan atau sambilan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh

seseorang sebagai pekerjaan tambahan guna memenuhi kebutuhan

(43)

pekerjaan pokok yang ditekuni setiap harinya. Dalam hal ini penulis

menggolongkan jenis pekerjaan menurut Spillane(1982:14). Untuk

memepermudah dalam pengumpulan data penulis memodifikasi jenis

pekerjaan menjadi 8 golongan sebagai berikut:

2. Ibu Rumah Tangga

3. Pensiunan

4. Buruh Tani

5. Petani

6. Karyawan Perusahaan

7. PNS non Guru

8. Guru

9. Wiraswasta

2. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang

maupun barang baik dari pihak lain maupun hasil sendiri dengan jalan dinilai

sejumlah uang atau harga yang berlaku saat itu (Sumardi, 1982:323)

Biro Pusat Statistik (BPS) memerinci pendapatan dalam dua kategori yaitu:

a. Pendapatan berupa uang

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang maupun

barang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagian balas

(44)

b. Pendapatan Berupa Barang

Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler

dan biasa tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam

bentuk barang atau jasa.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

tinggi rendah martabat, pangkat derajat, taraf, kelas yang diperoleh dari proses

perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses

pembuatan, cara mendidik.

Philip H. Coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian yaitu

(Idris, 1986: 58-59) :

a. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari

pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang

lahir atau mati, didalam pekerjaan atau pergaulan sehari-hari. Proses

pendidikan seumur hidup dan secara paling wajar.

b. Pendidikan formal

Pendidikan formal yang kita kenal dengan pendidikan sekolah adalah

pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis,

bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai

(45)

c. Pendidikan non formal

Pendidkan non formal sering disebut pendidikan luar sekolah adalah

pendidikan yang diperoleh seseorang secara teratur, terarah, disengaja

tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat. Pendidikan non formal

bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan meningkatkan kemampuan

dan ketrampilan kerja peserta didik yang berguna bagi usaha perbaikan

taraf hidup mereka.

F. Kajian Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Layny Kusumawati

(2003:92) dengan judul “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayan

Kesehatan Ditinjau dari Golongan Umur, Tingkat Pendidikan, Dan Jenis

Pekerjaan dalam Menggunakan Jasa Pelayanan Kesehatan”, diperoleh kesimpulan

tidak ada perbedaan kepuasan pasien rawat inap antara golongan umur, tingkat

pendidikan dan jenis pekerjaan. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Marianan

Susana Sri Wuryandari (2000:72) dengan judul “Analisis Kepuasan Pasien Rawat

Inap Terhadap Kualitas Pelayan Kesehatan Menurut Golongan Pekerjaan”

diperoleh hasil yang sama yaitu tidak ada perbedaan kepuasan pasien rawat inap

antara golongan petani, pedagang, pegawai dan wiraswasta, selama pemeriksaan

(46)

G. Kerangka Berpikir

Berdasarkan deskrisi teoritik yang telah diuraikan diatas lebih lanjut akan

diajukan kerangka berpikir.

Jasa adalah setiap tindakan/kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak

kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berujud dan tidak mengakibatkan

kepemilikan Rumah sakit adalah salah satu usaha yang memberikan jasa berupa

pelayanan medis, konsumen yang membeli jasa pelayanan Rumah sakit biasanya

disebut pasien.

Konsumen atau pasien akan merasa puas setelah membandingkan kinerja

yang dirasakan dengan harapan pasien sebelumnya. Pasien akan merasa kecewa

jika kinerja yang dirasakan di bawah harapannya, selanjutnya konsumen akan

merasa sangat puas apabila kinerja melampaui harapannya, namun hal ini

kepuasan ini dapat berbeda menurut latar belakang pasien masing-masing.

Hubungan antara latar belakang pasien dengan kepuasan pelayanan kesehatan

yang diambil penulis dalam hal ini adalah golongan pekerjaan, tingkat

pendapatan, tingkat pendidikan.

1. Hubungan antara golongan pekerjaan dan kepuasan layanan

Pada umumnya pekerjaan yang disandang setiap orang berbeda-beda

berdasarkan keahlian, cara kerja, lingkungan kerja dan fasilitas kerja yang

diperoleh yang berbeda sesuai dengan pekerjaanya. Ada kecenderungan

bahwa sesuatu yang dirasakan, dilihat, dan diperoleh dalam lingkungan

(47)

dalam menilai sesuatu hal, misalnya dalam menilai kinerja pelayanan

kesehatan dan kebutuhan akan sehat.

2. Hubungan antara tingkat pendapatan dan kepuasan layanan

Manusia mempunyai kebutuhan hidup yang beragam dan mereka

berusaha untuk memenuhinya. Bagi orang dengan tingkat pendapatan tinggi

cenderung menyeleksi kualitas pelayanan yang diberikan para medis dan

menyatakan puas jika yang diberikan dapat memenuhi harapannya. Lain

halnya dengan orang yang tingkat pendapatannya rendah pada umumnya

mereka cenderung cepat puas dengan kualitas kesehatan yang seadanya,

sedangkan orang yang tingkat pendapatannya sedang mereka melakukan

seleksi tetapi tidak terlalu ketat. Jadi semakin tinggi tingkat pendapatan

semakin tinggi pula tuntutan pelayanan kesehatan.

3. Hubungan antara tingkat pendidikan dan kepuasan layanan

Pendidikan dalam berbagai bentuknya disadari atau tidak cenderung

akan mempengaruhi seseorang dalam cara berpikir maupun bersikap. Hal ini

berarti bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan yang diperoleh seseorang

akan berpengaruh terhadap pola berpikir dan sikapnya dalam memandang

suatu masalah. Demikian pula tinggi rendahnya pendidikan akan

menyebabkan perbedaan dalam bersikap terhadap pelayanan jasa yang

(48)

H. Hipotesis

1. Ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas

pelayanan kesehatan ditinjau dari golongan pekerjaan.

2. Ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas

pelayanan kesehatan ditinjau dari tingkat pendapatan.

3. Ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah tentang kepuasan pasien rawat inap

terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Penelitian menggunakan metode studi

kasus untuk memperoleh gambaran dan menjabarkan permasalahan yang diangkat

khususnya kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penilitian adalah RSUD KABUPATEN BANTUL

2. Waktu Penelitian adalah bulan 2 Juli – 2 Oktober 2008

C. Populasi dan Sampel Penilitian

1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian ( Arikunto, 2002: 108 ). Dalam

penelitian ini populasinya adalah seluruh pasien yang sedang rawat inap di

Rumah Sakit pada bulan Juli-Oktober 2008

2. Sample penelitian

Menurut Arikunto ( 2002: 109 ), sample adalah sebagian atau wakil populasi

yang di teliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 80

responden karena penulis menggangap jumlah tersebut telah memenuhi

syarat. Responden yang dijadikan sample adalah pasien yang pernah dirawat

(50)

di Rumah Sakit minimal 3 hari karena pasien dianggap sudah dapat

merasakan pelayanan, suasana Rumah Sakit dan fasilitas yang di berikan oleh

pihak Rumah Sakit.

D. Teknik dan Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel yang digunakan adalah metode purposive

sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan atas ciri-ciri atau

sifat-sifat tertentu yang di pandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan

yang sudah diketahui sebelumnya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai

anggota sample adalah :

1. Mereka yang mempunyai usia ≥ 17 tahun karena penulis menggangap pada

usia tersebut responden sudah dianggap dewasa dan mampu memberikan

penilaian sendiri terhadap kualitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit.

2. Mereka yang berdasarkan keterangan dokter, si pasien dapat diikutsertakan

sebagai sample penilitian.

3. Mereka yang pernah dirawat inap minimal 3 hari karena pasien sudah dapat

merasakan pelayanan, suasana Rumah Sakit dan fasilitas yang diberikan oleh

(51)

E. Variabel Penilitain Dan Cara Pengukuran

1. Variabel Penelitian

Variabel Penilitian adalah objek penilitian atau apa yang menjadi titik

perhatian dalam suatu penelitian ( Arikunto, 2002 : 96 ). Dalam Penelitian

yang menjadi variable penelitian adalah :

a. Variabel bebas : Golongan pekerjaan, tingkat pendapatan dan tingkat

pendidikan

b. Variabel Terikat : Kepuasan pasien rawat inap terhadap kualita pelayanan

kesehatan

2. Cara pengukuran

Adapun cara pengukuran variable-variabel dalam penelitian ini antara lain:

a. Cara pengukuran variabel bebas yang meliputi jenis pekerjaan, tingkat

income, tingkat pendidikan, fasilitas khusus yang dimiliki adalah dengan

kuisioner dimana responden tinggal memilih jawaban yang telah tersedia.

Cara penelitian dalam mengukur variabel terikat yang meliputi

kepuasan pasien rawat inap adalah dengan melihat kinerja dari pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit. Responden tinggal memilih jawaban yang

tersedia dalam kuesioner yang berbentuk pernyataan kepuasan pelayanan

dan penskoran. Hasil kuesioner yang berupa data kualitatif diubah menjadi

data kuantitatif dengan memberi skor. Pernyataan-pernyataan yang

digunakan untuk mengukur tingat kepuasan adalah dengan penentuan skor

(52)

Untuk lebih jelasnya, penulis sajikan operasional variabel penelitian

kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit.

Tabel 1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No.

Item Jumlah Item Kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan

Bukti fisik Rumah sakit memiliki

pera-latan lengkap dan siap pakai.

Kondisi ruangan perawatan

pasien sehat (ditunjang

sir-kulasi udara dan penerangan

memadai).

Tempat tidur, almari, meja,

bantal, sprei, selimut bagi

pasien nyaman dan bersih.

Kamar mandi dan WC bersih

dan terawat.

Obat-obatan dan makanan

yang diberikan kepada

pasien sesuai petunjuk dokter

dan tepat waktu.

(53)

Keandalan

Ketanggapan

Keyakinan

Dokter, bidan dan perawat

memberikan pemeriksaan

kepada pasien dengan benar

dan teliti.

Bila pasien memiliki

masa-lah, dokter, bidan, dan

pera-wat bersikap simpatik dan

sanggup menenangkan

pasien.

Dokter, bidan, dan perawat

selalu bersedia membantu

pasien.

.

Rumah sakit menjamin

keamanan dan kenyamanan

pasien ketika dalam

perawatan.

Dokter, bidan dan perawat

berpengetahuan luas dan

berkemampuan mendiagnosa

penyakit sehingga dapat

menjelaskan dan menjawab

(54)

Empati

pertanyaan pasien tentang

penyakitnya beserta

solusinya.

Dokter, bidan, dan perawat

memperhatikan keluhan

pasien.

B.

15,22,

23,24

4

Tanggapan

konsumen

Tingkat kepentingan

(skor 8-9 berarti sangat puas, skor 6-7 berarti puas, skor 5-4

berarti kurang puas, skor 3-2 berarti tidak puas, skor 1 berarti

sangat tidak puas).

Tingkat kinerja

(sangat puas, puas, kurang puas, tidak puas, sangat tidak puas).

a. Variabel jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

penghasilan yang disandang responden setiap harinya.

Dalam penelitian ini, penulis membedakan jenis pekerjaan menjadi 8

golongan dan memberikan penskoran sebagai berikut :

1. Ibu Rumah Tangga : skor 1

2. Pensiunan : skor 2

3. Buruh Tani : skor 3

4. Petani : skor 4

(55)

6. PNS non Guru : skor 6

7. Guru : skor 7

8. Wiraswasta : skor 8

b. Variabel tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa barang

maupun uang baik dari hasil sendiri maupun dari pihak lain. Dalam

penelitian ini penghasilan diukur dari tinggi rendahnya

penghasilan/pendapatan yang diberikan alternative awal tentang

pengeluaran dengan beberapa penghasilan pasien. Adapun pedoman untuk

memberikan alternative jawaban adalah :

1. Penghasilan Kurang dari Rp 500.000 : skor 1

2. Penghasilan antara Rp 500.000 s/d Rp 1.500.000 : skor 2

3. Penghasilan antara Rp 1.500.000 s/d Rp 2.000.000 : skor 3

4. Penghasilan antara Rp 2.000.000 s/d Rp 2.500.000 : skor 4

(56)

c. Variabel tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang

pernah diselesaikan oleh pelanggan/konsumen. Dalam penelitian ini,

penulis mengelompokkan tingkat pendidikan sebagai berikut :

1. Lulus SD : skor 1

2. Lulus SMP : skor 2

3. Lulus SMU/SMK : skor 3

4. Lulus Akademi : skor 4

5. Lulus Perguruan Tinggi : skor 5

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi/pengamatan langsung

Observasi adalah suatu metode dimana peneliti terjun langsung atau

melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan/obyek untuk

memperoleh data penelitian dengan cara observasi yaitu pengamatan terhadap

fasilitas-fasilitas fisik baik meliputi bangunan rumah sakit, fasilitas fisik yang

ditawarkan kepada pasien, interaksi karyawan (terutama dokter, bidan,

perawat) dengan pasien.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara langsung secara

lisan dan dijawab secara lisan pula oleh subjek penelitian yaitu pasien rawat

inap, penanggung jawab pengurus dan pengelola harian guna mengungkap

(57)

3. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan

sejumlah pertanyaan tertulis kepada pasien rawat inap mengenai masalah yang

diteliti yang kemudian akan dijawab responden. Kuesioner yang disebarkan

mencakup atribut-atribut jasa dalam melakukan pelayanan kepada pasien.

4. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara meneliti dan menyalin

catatan-catatan dalam rumah sakit secara langsung untuk memperoleh data yang

berhubungan dengan penelitian. Data yang diperoleh meliputi gambaran

umum rumah sakit dan pelayanan kesehatan rumah sakit.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian kuesioner dilakukan untuk mengetahui apakah butir/item

pertanyaan yang digunakan merupakan butir/item pertanyaan yang baik.

Butir/item pertanyaan yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu

valid dan reliabel.

Adapun teknik pengujian kuesioner antara lain :

1. Uji validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui seberapa

tepat/cermat suatu alat ukur dalam melakukan fungsi sebagai alat ukur.

(58)

mengukur apa yang akan diukur. Dalam uji validitas digunakan perhitungan

korelasi Product Moment (Suharsimi Arikunto 1998 : 162).

( )( )

( )

[

]

[

( )

]

=

2 2

2 2

y -x

-x -xy N rxy

y N x

N

y

Dimana :

∑xy : hasil kali skor butir dengan skor total

∑x : skor butir

∑y : skor total seluruh butir

rxy : koefisien korelasi antara x dan y

N : banyaknya sample yang diuji

Untuk mengetahui apakah butir/item pertanyan tersebut valid/tidak valid

maka ketentuanya adalah sebagai berikut :

- Jika r hitung ≥ r table dengan taraf keyakinan 95 % maka item pertanyaan

dikatakan valid.

- Jika r hitung < r table dengan taraf keyakinan 95% maka item pertanyaan

dikatakan tidak valid atau tidak diikutkan analisis selanjutnya.

2. Hasil Pengujian Validitas

1. Uji validitas variabel kepuasan pasien

Ada empat puluh lima (45) butir pertanyaan pada variabel

kepuasan pasien ini. Rangkuman uji validitas untuk persepsi mahasiwa

(59)

3.2 dan 3.3 yang tetera pada lampiran terlihat bahwa seluruh item

pertanyaan pada variabel harapan, kinerja dan derajat kepentingan

menunjukkan bahwa dari ke empat puluh lima item pertanyaan

tersebut adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan jumlah data

(n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05,

maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan

diperoleh bahwa tidak semua nilai r hitung semuanya menunjukkan

angka yang lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel

harapan konsumen adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrument tersebut telah baik. Rumus Alpha digunakan untuk

mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 atau 0, tetapi

dengan kuesioner atau angket.

Rumus alpha yaitu :

    

  

−    

=

2

1 2 1

1 -k

k

σ σb

(60)

Keterangan :

r

i = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

σ = jumlah varian butir

2 1

σ = Varians Total

Tingkat reliabilitas kuesioner diuji dengan menggunakan koefisien

alpha dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Sebaliknya suatu instrumen

penelitian dikatakan tidak reliabel jika r hitung lebih kecil dari r table

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 13.0. Hasil

pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status

Harapan

Kinerja

Derajat Kepentingan

0,239

0,239

0,239

0,945

0,990

0,945

Andal

Andal

Andal

Variabel Harapan, Kinerja, Derajat Kepentingan

Dari empat puluh lima item pertanyaan pada variabel harapan, kinerja dan

(61)

0.990, 0.945. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan

nilai rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan

derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar

0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel

masing-masing(0.945 > 0,239) (0.990 > 0,239) (0.945 > 0,239). Ini berarti

bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel kepuasan konsumen dapat

dikatakan andal.

H. Tekhnik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

a. Analisis persentase

Analisis persentase digunakan untuk mengetahui karakteristik para

responden ditinjau dari golongan pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat

pendidikan.

Rumus untuk mencari persentase adalah sebagai berikut

% 100 N n

x p=

Dimana :

P : persentase

n : jumlah responden yang akan dianalisis

(62)

b. Analisis kepuasan

Menurut Tjiptono (1997 :36-38), kepuasan pelanggan tercapai apabila

kinerja dapat memenuhi harapan dan pelanggan tidak puas apabila

harapan lebih besar daripada kualitas pelayanan yang diterimanya. Dalam

analisis ini dipakai rumus dari Fandy Tjiptono yaitu :

IKP = IM (PP-EP)

Dimana :

IKP : indeks kepuasan pelanggan

IM : derajad kepentingan (importance degree)

PP : kinerja (perceived expectation)

EP : harapan (expectation)

Langkah-langkah dalam menganalisis masalah ini adalah :

1. Membuat tabel dimana kolomnya terdiri atas

- kolom nomor kode

- kolom kinerja (PP)

- kolom harapan (EP)

- kolom derajat kepentingan (IM)

- kolom PP-EP

- kolom IM (PP-EP)

2. Masukkan skor harapan, kinerja dan derajat kebebasan ke dalam

masing-masing kolom.

(63)

4. Menghitung dan mengisi kolom IM (PP-EP)

5. Jika hasil langkah 4 adalah positif (+) maka pelanggan atau pasien

puas dengan sub-sub variable pelayanan medis yang ada. Jika hasilnya

nol maka pelanggan juga puas tetapi berada pada limit bawah karena

kinerjanya sama dengan harapan. Bila hasilnya negatif (-) maka

pelanggan tidak puas dengan sub-sub variable pelayanan medis yang

ada.

3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan kesimpulan

a. Perumusan hipotesis

1. Ho : tidak ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau

dari golongan pekerjaan.

Ha : ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau dari

golongan pekerjaan.

2. Ho : tidak ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau

dari tingkat pendapatan.

Ha : ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau dari

tingkat pendapatan.

3. Ho : tidak ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau

dari tingkat pendidikan.

Ha : ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau dari

(64)

b. Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan) dengan rumus :

Fh = x jumlah kolom semua

jumlah

baris jumlah fh=

c. Menghitung nilai χ2

dengan rumus

(

)

=

fh fh fo

2

χ

Dimana :

2

χ = Chi square

Fo = frekuensi pengamatan

Fh = frekuensi harapan

Nilai Chi Square χ² dari perhitungan dibandingkan dengan nilai

Chi square dalam tabel.

- Jika χ2hitung > χ2tabel maka ada perbedaan antara fo dan

fh

- Jikaχ2

hitung <χ2

tabel maka tidak ada perbedaan antara fo

dan fh

d. Level kepercayaan

Level kepercayaan yang digunakan adalah 95%

e. Taraf signifikansi 5%, nilai kritis adalah d.f = (b-1)(k-1)

Dimana : b = baris

(65)

f. Penerimaan dan penolakan hipotesis nol

1. Terima Ho, jika χ2< nilai kritisχ2, yang berarti tidak ada

perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau dari

golongan pekerjaan.

Tolak Ho, jika χ2> nilai kritisχ2, yang berarti ada perbedaan

tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau dari golongan

pekerjaan.

2. Terima Ho, jika χ2< nilai kritisχ2, yang berarti tidak ada

perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau dari

tingkat pendapatan.

Tolak Ho, jika χ2> nilai kritisχ2, yang berarti ada perbedaan

tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau dari tingkat

pendapatan.

3. Terima Ho, jikaχ2 < nilai kritisχ2, yang berarti tidak ada

perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau dari

tingkat pendidikan.

Tolak Ho, jikaχ2

> nilai kritisχ2

, yang berarti ada perbedaan

tingkat kepuasan pasien rawat inap ditinjau dari tingkat

pendidikan.

g. Agar harga C itu dapat digunakan untuk menilai kuat tidaknya

(66)

perlu dibandingkan dengan harga C maksimumnya. Rumus untuk

Cmaks adalah :

Cmaks

m m−1

=

Keterangan :

m = banyaknya kategori yang paling kecil diantara kedua variable

yang diketahui.

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya hubungan

dalam membandingkan nilai koefisien kontingensi maksimumnya

digunakan kriteria sebagai berikut :

Antara 0,801 sampai dengan 1,00 = sangat kuat

Antara 0,601 sampai dengan 0,800 = kuat

Antara 0,401 sampai dengan 0,600 = cukup kuat

Antara 0,201 sampai dengan 0,400 = kurang kuat

(67)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat RSD Panembahan Senopati Bantul

RSD Panembahan Senopati Bantul berdiri sejak tahun 1953, pada

mulanya bernama RS Darurat yang khusus merawat penderita Hongerodeom

(HO). Tahun 1956 diresmikan sebagai rumah sakit kabupaten dengan

kapasitas 60 tempat tidur. Kemudian tahun 1967 kapasitas tempat tidur

bertambah menjadi 90 tempat tidur.

Pada tanggal 01 April 1982 kabupaten Bantul dengan nama RSD

Panembahan Senopati saat itu diresmikan oleh Menkes RI berdasar surat

keputusan Kakanwil Depkes Propinsi DIY No: 02028/Kanwil/Izin/1978

tanggal 13 september 1978.

Karena perkembangan tugas dan fungsi serta peningkatan pelayanan

yang dihadapi RSD Panembahan Senopati Bantul maka dengan persetujuan

menteri pendayagunaan aparatur negara No. 13-142/1.92 tanggal 09 Februari

1993, Menkes RI memutuskan bahwa RSD Panembahan Senopati Bantul

menjadi Rumah Sakit Umum kelas C, dengan SK No:

202/Menkes/SK/II/1993 tanggal 26 Februari 1993. Sebagai tindak lanjut

dikeluarkan keputusan Mendagri No: 22 tahun 1994 tentang pedoman

(68)

organisasi dan tata kerja RSD yang selanjutnya dikeluarkan surat Gubernur

Kepala Daerah Propinsi DIY No: 188.342/2121 tanggal 02 September 1994

tentang penjelasan dan pelaksanaan keputusan Mendagri No: 22 tahun 1994

yang antara lain mengharapkan agar Pemda tingkat II Bantul segera

membentuk peraturan daerah tentang organisasi dan tata kerja Rumah Sakit

Umum kelas C milik Kabupaten Dati II Bantul. Pada tanggal 01 Januari 2003

RSD Panembahan Senopati Bantul menjadi RSD Swadana dengan peraturan

daerah No. 8 Tanggal 08 Juni 2002 dan baru pada tanggal 29 Maret 2003

nama RSD Panembahan Senopati diresmikan.

B. Lokasi RSD Panembahan Senopati Bantul

RSD Panembahan Senopati Bantul terletak dijalan dari. Wahidin

Sudiro Husada No. 14 Bantul Yogyakarta.

C. Kedudukan, Filosofi, Visi, Misi, Motto, Fungsi, Tugas, Sarana dan

Prasarana, Layanan Unggulan, Pelayanan Penunjang

1. Kedudukan

a. RSD kelas C Kabupaten Dati II Bantul merupakan unit pelaksanaan

(69)

b. Direktur yang secara teknis bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

Kesehatan Dati II Bantul dan teknis operasional bertanggung jawab

kepada Kepala Daerah Tingkat II Bantul.

2. Filosofi

Kesembuhan, keselamatan jiwa dan kepuasan pelayanan merupakan

kebahagian kami.

3. Visi

Mewujudkan Rumah Sakit yang unggul dalam kualitas pelayanan, dengan

didukung SDM yang profesional dan sejahtera menuju Bantul sehat 2003.

4. Misi

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkaudan

paripurna, dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesejhteraan karyawan.

c. Membrikan pelayanan yang ditunjang dengan peralatan canggih

d.

Gambar

Gambar 3. Histogram Tingkat Pendidikan........................................................
Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Tabel  5 Table Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan di Rumah Sakit Hidayah Boyolali dan mengidentifikasi atribut

Mardaleta : Analisis Hubungan Kinerja Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap BPK RSUD dr... Mardaleta : Analisis Hubungan Kinerja Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSI

“Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Dr.Dradjat Prawiranegara Tahun 2017”.. Beserta perangkat yang ada (jika

dapat terlihat bahwa pasien hipertensi rawat inap untuk jenis terapi tunggal paling banyak menggunakan obat yang berasal dari golongan Diuretik Tiazid.. Diuretik thiazid

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan kehandalan terhadap kepuasan pasien rawat inap peserta BPJS di Rumah

Korelasi Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap .... Kepuasan Pasien Rawat

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis PLS untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa kesehatan terhadap kepuasan pasien rawat inap Rumah